PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
BUDI IRAWAN
NIM. 1702130120
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Dan tidak lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
kehadiran junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderan. Adapun proposal skripsi yang
menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat di
harapkan guna penyempurnaan proposal skripsi ini dan sebagai bahan acuan
untuk kedepannya.
yakni, Ibu Hj. Tri Hidayati, M.H., dan juga tidak lupa kepada dosen
pembimbing proposal skripsi saya yakni, Bapak Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H.,
M.H. dan Ibu Hj,. Maimunah, M.H.I. atas ketersediaan menuntun penulis dalam
penulisan proposal skripsi ini. Serta saran-saran dari berbagai pihak sehingga
Wasaalamu’alaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 6
2. Kegunaan Praktis......................................................................................... 8
A. Penelitian Terdahulu..................................................................................... 10
5. Produsen .................................................................................................... 40
iii
iv
D. Pendekatan Penelitian................................................................................... 46
1. Wawancara ................................................................................................ 47
2. Observasi ................................................................................................... 48
3. Dokumentasi.............................................................................................. 49
G. Pengabsahan Data......................................................................................... 50
Buku .................................................................................................................. 54
Jurnal ................................................................................................................. 54
Undang-Undang ................................................................................................ 55
Internet .............................................................................................................. 55
BAB I
PENDAHULUAN
dan yang haram baik secara sengaja maupun tidak disengaja, sementara
produk yang terjamin kehalalannya.1 Oleh karena itu, berkaitan dengan produk
Jaminan Produk Halal, dan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 982 Tahun
1
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. “Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah”. Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 (Mei 2021), 391.
1
2
produk halal khususnya terhadap umat Islam untuk memberikan rasa tenang
muslim menurut hukum Islam, menjadi hukum materil dan hukum formil
dalam undang-undang sebagai sub sistem hukum nasional. Hal ini bisa dilihat
diharapkan meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha, hal ini senada
2
May Lim Charity, “Jaminan Produk Halal Indonesia, Direktorat Jendral Peraturan
Perundang-Undagan Kementrian Hukum dan HAM”, Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 14 No, 01
(Maret 2017), 101.
3
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. “Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah”. Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 (Mei 2021), 375.
3
kewenangan dari BPJPH yang terdapat pada Pasal 6 adalah mengeluarkan dan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada Pasal 4 ayat (1) ada tiga pihak
yang berperan dalam layanan sertifikasi halal, yakni BPJPH, Majelis Ulama
LPH. Dalam pasal 4 UUJPH telah diatur dengan jelas bahwa produk yang
sertifikat halal sesuai yang diatur dalam Pasal 25 huruf (a) UUJPH.5 Jika
sebenarnya sudah cukup untuk menjamin konsumen muslim dari produk yang
tidak halal dan menekankan kepada produsen terhadap sertifikasi halal yang
4
Undang-Undang No. 33 Tahun 2014, Pasal 1 ayat (6).
5
Undang-Undang No. 33 Tahun 2014, Pasal 25 huruf (a).
4
(Satgas LSH) dari seksi Bimas Islam atas perintah Kantor Wilayah
sertifikasi.6
Jika dilihat dari jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
masih banyak produsen belum mengajukan dan memiliki sertifikat halal. Dari
audit dan 11 UMKM terdiri dari 1 perusahaan dan 10 UMKM yang menunggu
6
Fahrudin. Wawancara, Kantor Kemenag Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya),
27 Desember 2020.
7
Dinas Koprasi dan UKM. dalam http://diskopukm.kalteng.go.id/Pertumbuhan UMKM
Provinsi Kalimantan Tengah per 30 September 2020, (25 Desember 2020).
8
M.Rifani, Wawancara. PPNP Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Prov.Kalteng.
(Palangka Raya, 24 Desember 2020).
5
berkisar antara Rp. 300.000. sampai Rp. 5.000.000, besar kecilnya biaya
jumlah bahan baku, dan jumlah pabrik atau outlet.10 Pada Pasal 9 Ayat (1)
(LPH).11
dan Menengah (UMKM), adalah minimnya dana yang dimiliki oleh para
9
Hosanna et al., “Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan
Produk Halal Terhadap Pendaftaran Sertifikat Halal Pada Produk Makanan”. Jurnal Hukum
Adigama, Vol. 1 No. 1 (2018), 511-534.
10
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. “Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah”. Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 (Mei 2021). 375.
11
Peraturan Menteri Keuangan No. 57/05/2021 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Pada Kementerian Agama. Pasal 9 ayat (1).
6
mendapatkan label halal. Namun bagi para produsen UMKM besarnya aspek
biaya yang harus dikeluarkan oleh para produsen UMKM per jenis produk
Produk Halal Pada Kementerian Agama. Pada Pasal 5 ayat (3) biaya layanan
pernyataan halal (self declare) pelaku usaha mikro dan kecil selain berasal dari
anggaran pendapatan dan belanja negara, dapat juga difasilitasi berasal dari
bantuan hibah pemerintah atau lembaga lain, dana bergulir atau sumber lain
yang sah dan tidak mengikat. Senada dengan pasal 44 UUJPH, bagi produsen
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) biaya sertifikasi halal dapat
difasilitasi dari sumber atau pihak lain yang sah, salah satunya lembaga
Dalam hal ini lembaga tersebut dapat didirikan baik oleh pemerintah
12
T. Maryati, R.Syarief, R.Hasbullah, Analisis Faktor Kendala dalam Pengajuan
Sertifikat Halal, Manajemen Bisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, Vol. 04 No.3 Oktober 2016, 366.
13
Undang-Undang No. 33 Tahun 2014, Pasal 44 ayat (2)
7
Dalam hal ini perlu dicermati aspek regulasi yang menjadi payung hukum
produk UMKM.
terkait peran dari ormas keagamaan terhadap fasilitasi sertifikasi halal yang
14
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah. Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 (Mei 2021). 388
8
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penelitian ini mempunyai
tujuan yang ingin dicapai agar penulisan ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun bagi keperluan ilmiah, adapun tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
Sertifikasi Halal.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
b. Sebagai acuan penelitian serupa di masa yang akan datang dan dapat
datang.
2. Kegunaan Praktis
E. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
sertifikasi halal, labelisasi halal, dalam hal biaya sertifikasi halal, dan ormas
penelitian, yaitu memuat waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, sumber
data dan hasil analisis Fasilitasi Sertifikasi Halal Produk UMKM Oleh Ormas
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
kepastian sertifikasi halal bagi produsen di kota Palangka Raya. Hal ini
1. Tri Hidayati dan Erry Fitrya Primadhany, 2021. Dalam jurnalnya yang
15
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. “Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah)”. (Jurnal Hukum Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 Mei 2021), dalam
https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/view/16927/11263 (20 Juni 2021).
11
12
Tengah. Perbedaan dalam penelitian ini dapat dilihat dari fokus penelitian,
Muhammadiyah.
16
Ibid.
13
penelitian ini terfokus pada Implikasi sertifikasi halal pada bisnis produk
harus menjadi alat yang bisa menjadi penggerak perubahan yang diiringi
dan pustaka yang relevan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
di Indonesia?
17
Warto dan Samsuri. “Sertifikasi Halal dan Implikasinya Bagi Bisnis Produk Halal di
Indonesia” (Journal of Islamic Economics and Banking. Vol. 2, No. 1 Juli 2020), dalam
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/jieb (03 Juli 2021).
14
Tengah.
18
Angga Reza Maulana, “Implementasi Labelisasi Halal MUI Pada Produk Pangan
Industri Rumah Tangga Di Kota Palangka Raya”, (Skripsi-IAIN Palangka Raya, Palangka Raya,
2019) dalam http://diglib.iain-palangkaraya.ac.id/1861/ (20 Juni 2021).
15
penelitian ini dapat dilihat dari fokus penelitian, yakni Angga Reza
produk pangan industri rumah tangga serta peran dari MUI terhadap
B. Kerangka Teoritik
dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan
dan logis. Jelas dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma
mencirikan hukum. Suatu hukum yang tidak pasti dan tidak adil bukanlah
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa
dengan adanya hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui
apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara kepada
individu.
sebuah jaminan bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan cara yang
produk yang dihasilkan oleh produsen sehingga ada kesimpulan dan akan
kepastian hukum yang didapat bagi pihak produsen yang tidak mampu
maka kita pertama-tama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum
itu ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya,
efektif, tetapi kita tetap masih dapat mempertanyakan lebih jauh derajat
dengan efektivitas hukum adalah segala upaya yang dilakukan agar hukum
yang ada dalam masyarakat benar-benar hidup dalam masyarakat, dan agar
seperti Indonesia.23
21
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence), Kencana, Jakarta,
2009, 375.
22
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Rajawali Pres, Bandung, 1996, 19.
23
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2016, ed. 1, cet. 7,
31.
18
b. Petugas/penegak hukum.
d. Kesadaran masyarakat.
24
Muhammad Sa‟id Ramadan al-Buti, Dawabit al-Maslahah Fi al-Syari’ah al-Islamiyah,
(Beirut; Mu‟assasah al-Risalah, 1977), h. 12. Lihat juga zakaria al-Barry, Masadir al-Ahkam Al-
Islamiyah, (Mesir, Dar al-Itthad al-Arabi, 1975), 129.
25
Abu Ishaq Ibrahim al-Syatibi, Al-muwafaqad Fi Usul al-Syari’ah, Juz II, (Bairut: Dar
Kutub al-„Ilmiyah,tt,), 5-8.
19
maṣlaḥaḥ dengan pengertian yang lebih umum dan yang dibutuhkan itu
ialah semua apa yang bermanfaat bagi manusia baik yang bermanfaat
pendaftaran sertifikat halal dan sosialisasi, edukasi, dan minat para pelaku
pihak semata.
26
Satria Effendi. M.Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2008, Ed. 1, Cet. 2, 152-153.
20
C. Deskripsi Teoritik
1. Sertifikat Halal
a. Definisi Halal
farmasi, jasa keuangan dan bahkan paket tur dapat memperoleh status
halal. Dalam industri manufaktur dan produksi, halal berarti bebas dari
umat Islam.
1) Hukum Islam
a) Al-Qur’an
27
Abdul Rohman, Pengembangan dan Analisis Produk Halal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), 1.
21
ۡ
ٱَّللِ إِن ُكنتُ ۡم إِ مَّيهُ تَ ۡعبُ ُدو َن
ت م
ِۡ َٰ فَ ُكلُواْ ِمما رَزقَ ُكم م
َ ٱَّللُ َحلَال طَيِبا َوٱش ُك ُرواْ نع َم ُ َ
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang
telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika
kamu hanya kepadaNya saja menyembah.” (QS.An-Nahl: 114).28
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah: 168).29
b) Al-Hadits
28
An-Nahl, 16: 114.
29
Al-Baqarah, 2: 168.
22
صلمى ِ ِ َ َان ب ِن ب ِش ٍْي ر ِضي هللا عْن هما ق ِ َعن أَِِب َعب ِد هللاِ الن
َ ت َر ُس ْوَل هللا ُ ال َْس ْع َ ُ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُّع َم ْ ْ ْ
ٌ ني َوبَْي نَ ُه َما أ ُُم ْوٌر ُم ْشتَبِ َه
ات ٌ َِ إِ من ا ْْلَالَ َل ب: هللاُ َعلَْي ِه َو َسلم َم يَ ُق ْو ُل
ٌ َِني َوإِ من ا ْْلََر َام ب
،استَ ْ َْبأَ لِ ِديْنِ ِه َوعِ ْر ِض ِه ِ
ْ فَ َم ِن اتم َقى الشُّبُ َهات فَ َق ْد،ماس ِ َلَ يَ ْعلَ ُم ُه من َكثِ ْْيٌ ِم َن الن
ك أَ ْنُ عى َح ْو َل ا ْْلِ َمى يُ ْو ِش ِ ِ ِ ِ
َ َكال مراعي يَ ْر،َوَم ْن َوقَ َع ِف الشُّبُ َهات َوقَ َع ِف ا ْْلََرام
ِ
ك ِِحًى أََلَ َوإِ من ِِحَى هللاِ ََمَا ِرُمهُ أََلَ َوإِ من ِِف ا ْْلَ َس ِد ٍ ِ أََلَ وإِ من لِ ُك ِل مل،ي رتَع فِي ِه
َ َ ْ َ َْ
ت فَ َس َد ا ْْلَ َس ُد ُكلُّهُ أََلَ َوِه َي ْ صلَ َح ا ْْلَ َس ُد ُكلُّهُ َوإِذَا فَ َس َد َ ت ْ صلَ َح َ ضغَةً إِذَا ْ ُم
()رواه البخاري ومسلم .الْ َقلْب
Artinya: “Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir r.a,”Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya yang halal
itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat
perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui
oleh orang banyak. Maka, barang siapa yang takut terhadap
syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara
syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan.
Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk
memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya.
Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah
adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini
terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh
30
Indra Sakti Wijayantao, dalam https://tafsirq.com/hadits/ibnu-majah/ 3358 (5 April
2021)
23
ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah
bahwa dia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).31
2) Hukum Positif
halal”32
31
Sahih al-Bukhari, kitab al-iman, No. 52, op.cit., 139.
32
UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal 4.
33
UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 4 huruf (a).
34
UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 67 ayat (1).
35
PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal,
Pasal 1 ayat (6).
24
d. Labelisasi Halal
36
Sofyan Hasan, Sertifikat Halal., 242.
37
Susilowati Suparto et al., “Harmonisasi & Sinkronisasi Pengaturan Kelembagaan
Sertifikasi Halal Terkait Perlindungan Konsumen Muslim Indonesia”, Mimbar Hukum Vol. 28
No, 3 Oktober 2016, 429.
38
Burhanuddin, “Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal”,
(Jakarta: t.p., 2011). 56.
25
bagian tertentu dari produk dan atau tempat tertentu pada produk.
Pencantuman label halal haruslah jelas mudah dilihat dan dibaca serta
Sertifikat Halal.
berakhir; dan
39
UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal, 38.
40
UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal, 25.
26
a) Logo; dan
usaha yang disertifikasi halal MUI tidak mencantumkan label halal dan
a) Teguran lisan;
41
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Bidang Jaminan
Produk Halal, Pasal 89, ayat (1) dan (2)
27
aktivitas:42
lppommui.org/new/.
BPJPH.
Jaminan Halal.
42
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), “Prosedur dan Cara Pengajuan
Sertifikasi Halal”, dalam https://halal.go.id/beritalengkap/234 (29 Juli 2021).
28
potensi bahaya dari proses dan secara akurat menilai proses tersebut
43
Aljabar, “Traning SJH (Sistem Jaminan Halal) dan Penyelia Halal”, dalam
https://aljabarselaras.com/food/taraining-sestem-manajemen-halal/ (29 Juni 2021).
29
audit.
yang berdiri sendiri. SJH sebagai sebuah sistem dalam suatu rangkaian
kualitas pada setiap lini.44 Diantaranya dalam hal kebijakan halal, tim
atau masa yang akan datang. Istilah biaya dalam akutansi dipertegas
44
LPPOM-MUI, “Kriteria Sistem Jaminan Halal dalam HAS23000” dalam
https://halalmui.org/mui14/main/page/kriteria-sistem-jaminan-halal-dalam-has23000, (29 Juli
2021).
45
Ibid.
30
berkisar antara Rp. 300.000 sampai Rp. 5.000.000 per item produk.48
46
Daljono. Akuntansi Biaya. (Semarang: t.p., 2011).
47
Ibid.
48
Peraturan Menteri Keuangan No. 57/05/2021 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada Kementerian Agama.
31
produk, jumlah bahan baku, dan jumlah pabrik atau outlet.51 Namun
kepala BPJPH.
49
Afroniyanti, L. “Analisis Ekonomi Politik Sertifikasi Halal Oleh Majelis Ulama
Indonesia”. Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik (JKAP) Vol. 18, No. 1 (2014), 37-52.
50
Peraturan Menteri Keuangan No. 57/05/2021 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada Kementerian Agama. Pasal 9.
51
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. “Perlindungan Hukum Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan” (Studi terhadap Praktek di
Kalimantan Tengah. Ius Quia Iustum. Vol. 28, No. 2 (Mei 2021), 375-376.
32
52
Peraturan Menteri Keuangan No. 57/05/2021 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada Kementerian Agama. 11.
33
organisasi sosial yang memiliki latar belakang dan atau ciri tertentu
53
Undang-Undang No. 16 Tahun 2017 Tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU No.
2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
Menjadi Undang-Undang. Pasal 1 ayat (1).
54
Eddy, Gatot, “Transformasi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Menjadi Kelompok
Kekerasan Studi Kekerasan Ormas di Jakarta)” Jurnal Keamanan Nasional, Vol. 1, No. 1
(Agustus 2015), 2.
55
Idrus Ruslan, Lembaga-lembaga keagamaan, (Bandar Lampung: Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islan Negeri Raden Intan Lampung), 14.
34
berikut:57
sangat tinggi.
3) Modal terbatas.
terbatas.
panjang.
57
Panji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, (Yogyakarta : Dwi Chandra
Wacana, 2010), 32.
36
sangat terbatas.
58
Ibid, 32.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Palangka Raya.
Tabel 3.1
Tahun 2021/Bulan
No.
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept
1. Pengajuan
Judul dan
Sidang
Judul
2. Penyusunan
Proposal
Bab I sd
37
38
Bab III
3. Konsultasi
Proposal
4. Seminar
Proposal
5. Revisi
Proposal
Hasil
Seminar
6. Penelitian
7. Ujian
Skripsi
2. Tempat Penelitian
Keagamaan Palangka Raya dan data yang memungkinkan untuk dapat digali
secara mendalam.
39
B. Jenis Penelitian
disebut dengan istilah lain penelitan hukum sosiologis (socio legal research)
hukum normatif secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang
dengan kajian ilmu lainnya, sebab hukum empiris ini benar-benar mempelajari
penelitian ini adalah mengenai Fasilitasi Sertifikasi Halal Produk UMKM oleh
C. Pendekatan Penelitian
Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong juga dikutip
yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
metode atau cara untuk mengadakan penelitian seperti halnya penelitian non
eksperimen yang dari segi tujuannya akan diperoleh jenis atau tipe yang
59
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004), 134.
60
Ibid.,52.
61
Sabian Utsman, Metodologi Penelitian Hukum Progresif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014), 105.
40
suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek bahkan suatu
sistem presepsi atau kelas peristiwa pada masa sekarang, bertujuan untuk
deskritif yaitu berusaha mengerti dan memahami suatu peristiwa dan kaitan-
dengan jelas dan rinci mengenai Fasilitasi Sertifikasi Halal Produk UMKM
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang berasal dari sumber data utama, yang
diperoleh langsung dari sumber data, jadi bukan hasil olahan orang lain.65
data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui
62
Suharsimi Arikunti, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta 1997). 43.
63
M. Nasir, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT, Rineka Cipta, 1999), 63.
64
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 70.
65
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004), 170.
41
yang kemudian diolah peneliti.66 Dalam penelitian ini yang merupakan data
primer yakni data yang di dapat melalui wawancara secara langsung kepada
pihak terkait yakni pihak UMKM dan pihak yang berkaitan langsung dengan
2. Data Sekunder
kajian data yang secara langsung mendukung data skunder.67 Menurut Ronny
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.68 Dimana data sekunder
Halal.
66
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, cet. 6, Jakarta: Sinar Grafika, 2015, 106.
67
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia,1986,
12.
68
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Cet 5, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003. 42-43
69
Ibid., 37.
42
Konsumen.
Adapun objek merupakan titik perhatian dari suatu penelitian, titik perhatian
Muhammadiyah.
1. Wawancara
70
Nasution,s, Metode Reserch Penelitian Ilmiah, Jakarta: PT. Bumi Askara 2007
71
Amirrudin, Pengantar Metodologi Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006,
82.
44
digunakan oleh peneliti sebagai alur yang harus diikuti, mulai dari awal
dalam hal fasilitasi sertifikasi halal di Palangka Raya dengan data yang digali
melalui teknik ini adalah peran dari Ormas Kegamaan Nahdatul Ulama dan
2. Observasi
penelitian melalui penggunaan panca indra. Metode inilah salah satu yang
72
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Kearah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 109.
73
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga University Press,
2003, 142.
74
Lexi J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Posadakarya,
2002, 125-126
45
layanan sertifikasi halal di Kanwil Kemenag dalam hal proses sertifikasi halal
di kota Palangka Raya dan data produk yang telah bersertifikat halal,
sebagai peneliti atau juga sebagai pembeli untuk memperoleh data-data yang
3. Dokumentasi
dokumen yang berbentuk gambar yaitu foto, gambar hidup, sketsa,dan lain-
lain. Contoh dokumen yang berbentuk karya yaitu gambar, patung, film dan
75
Ibid,, 66.
46
G. Pengabsahan Data
data yang satu dengan yang lain. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah triangulasi sumber yaitu membandingkan data dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
Moeleong tentang keabsahan data dapat dicapai dengan cara sebagai berikut :
pemerintahan;
berkaitan.78
76
Triangulasi adalah salah satu dari banyak teknik dalam pemeriksaan keabsahan bahan
dan data hukum yang sudah terkumpul. Lihat Sabian Utsman, Metodologi Penelitian Hukum
Progesif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, 110.
77
Lexi J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Posadakarya,
2002, 177.
78
Ibid., 178.
47
sebagai berikut :
tahapan, yakni :
79
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Alfabeta, 2015), 370.
48
Palangka Raya.
yang dianggap lemah dan tidak valid atau relevan dengan pembahasan
penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini yaitu data yang didapat dari
dipaparkan apa adanya, maka yang dianggap tidak pantas atau kurang
3. Data Display atau penyajian data ialah data yang dari kencah
menutupi kekurangannya.
80
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga University Press,
2003, 69.
81
Ibid., 70.
49
Panji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, (Yogyakarta : Dwi
Chandra Wacana, 2010
50
51
Jurnal
Amwaluna, “Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah”, Vol. 1 No, 1 Januari 2017,
150-165.
Konety, Neneng, Chandra Purnama, and Monita Hizma Adilla, 2018.
"Pemahaman Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Jatinangor
Terhadap Kewajiban Sertifikasi Halal Pada Produk Makanan." Kumawula:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1.1 : 31-49.
Sofyan, K. N. (2015). Formulasi Hukum dan Pentingnya Jaminan Kepastian
Hukum Produk Pangan Halal dalam Hukum Nasional. Nurani: Jurnal
Kajian Syari'ah dan Masyarakat, 15(2), 47-74.
Tri Hidayati dan Erry Fitrya P. (2021) “Perlindungan Hukum Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah Melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Produk Pangan
(Studi terhadap Praktek di Kalimantan Tengah”. Ius Quia Iustum, 28,(2),
391.
Peraturan Hukum
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Internet
http://www.halalmui.org/mui14/main/detail/kalimantan-tengah-siap-garap-wisata-
halal
52
https://tafsirq.com/hadits/ibnu-majah/3358
https://yancearizona.net/2008/04/13/apa-itu-kepastian-hukum
PERTANYAAN PENELITIAN
53