Anda di halaman 1dari 2

Tahun 2020 Visa Jemaah Haji Diproses Kanwil Kemenag Provinsi

YOGYAKARTA - Proses pengurusan visa jemaah haji 1441H/2020M akan dilakukan oleh Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi. Ini berbeda dengan proses pengurusan visa jemaah tahun-tahun
sebelumnya yang dilakukan terpusat di Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen
PHU) Kementerian Agama.
"Banyak inovasi penyelenggaraan haji yang akan kita lakukan. Pertama, pengurusan visa kita
desentralisasi ke Kanwil. Jadi, paspor jemaah haji tidak perlu dibawa ke Jakarta, cukup sampai Kanwil,"
kata Dirjen PHU Nizar Ali, di Yogyakarta.
Terobosan ini menurut Nizar, mengutip Kemenag.go.id, Sabtu (9/11/2019), dilakukan untuk memangkas
birokrasi sekaligus mempercepat proses pemvisaan jemaah haji. "Karena selama ini kita terhambat
karena harus menginput visa tersebut, sementara paspor belum datang dari kanwil. Jika input dilakukan
kanwil, akan lebih cepat," ujar Nizar.
Kedua, inovasi lain yang tengah diupayakan oleh Kemenag dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji
1441H/2020M adalah pemberian konsumsi secara penuh selama jemaah haji berada di Makkah. "Kalau
disetujui teman-teman DPR Komisi VIII, akan kita upayakan pemberian makan bagi jemaah di masa-masa
yang lima hari yang krusial. Yakni, tiga hari sebelum Arafah dan dua hari setelah nafar tsani," ungkap
Nizar.
Katering bagi jemaah haji selama di Makkah sejak tahun 2017 hingga 2019 diberikan sebanyak 40 kali
makan. Dalam tiga tahun terakhir tersebut, selama masa operasional, katering di Makkah akan
diberhentikan sementara pada tiga hari sebelum dan dua hari sesudah masa Armuzna (Arafah,
Muzdalifah, dan Mina).
Berdasarkan masukan dari jemaah yang terjaring dalam survei kepuasan jemaah haji Indonesia oleh
Badan Pusat Statistik (BPS), mereka berharap tidak ada penghentian katering di Makkah. Apalagi,
mendekati masa puncak. "Ini perlu kita pertimbangkan, apa lagi ini terkait dengan kemudahan jemaah
dalam beribadah," kata Nizar.
Ketiga, Nizar juga akan menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) berbasis digital, pada tiga
Daerah Kerja (Daker) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi. "Proses pelayanan
digitalisasi akan kita lakukan. Jadi semua urusan tidak perlu ada pakai paper semua berbasis Android
untuk mengurus semuanya," tutur Nizar. (wt)

Merapi Erupsi, Jarak Bahaya 3 Km dari Puncak

JAKARTA - Masyarakat tetap tenang meskipun Gunung Merapi yang berada di berbatasan DI Yogyakarta
dan Jawa Tengah mengalami erupsi hari ini, Sabtu (9/11/2019). Warga juga dilaporkan oleh BPBD
setempat beraktivitas seperti biasa.
Abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. Warga yang tinggal di Tlogo
Lele, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah melaporkan adanya abu tipis. Demikian juga warga di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah, seperti di Desa Babadan, Kecamatan Dukun dan Desa Wonolelo, Kecamatan
Sawangan. Sedangkan di tempat lain, warga di wilayah Turi, Pakem dan Kota Yogyakarta tidak melihat
adanya abu vulkanik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menurut Agus Wibowo,
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, melaporkan bahwa terjadi awan panas letusan Gunung
Merapi pada Sabtu (9/11/2019) pukul 06.21 WIB. Awan panas letusan tercatat di seismogram dengan
amplitudo maksimum 65 mm dan durasi ± 160 detik. Terpantau kolom letusan setinggi 1.500 meter dari
puncak condong ke barat.
PVMBG, lanjut Agus, masih merekomendasi jarak bahaya 3 km dari puncak. Di luar radius tersebut,
masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Terkait adanya hujan abu tipis, masyarakat diimbau untuk
mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik, seperti menggunakan masker saat di luar rumah.
Rekomendasi lain dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yaitu masyarakat dapat
beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. Masyakarat juga diminta
waspada terhadap bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak.
Seperti diketahui, sejak 21 Mei 2018, PVMBG - Badan Geologi masih menetapkan Gunung Merapi pada
status level II atau 'Waspada'. (wt)

Wakil Panglima TNI, Jokowi: Ini Soal Mengelola Manajemen Besar

Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut bahwa sebagai sebuah institusi besar, TNI membutuhkan
manajemen yang mampu mengelola hal tersebut dengan baik.
Melalui Peraturan Presiden 66/2019 tentang Susunan Organisasi TNI yang ditandatangani Presiden
beberapa waktu lalu, Jokowi hendak mengoptimalisasi pengelolaan TNI yang anggotanya tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
“Ini mengelola sebuah manajemen yang besar. Coba, berapa TNI kita yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote?” ucapnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
“Di Polri saja ada Kapolri dan ada Wakapolri. Kejaksaan ada Jaksa Agung dan ada Wakil Jaksa Agung. Di
BIN ada Kepala BIN ada Wakil Kepala BIN. Iya kan?” imbuhnya.
Jokowi menjelaskan, usulan terkait jabatan wakil panglima tersebut sebenarnya merupakan usulan yang
sudah ada sejak lama. Dia juga akan menerima usulan-usulan dari Panglima TNI mengenai perwira tinggi
yang akan menjabat posisi itu.
“Itu sudah usulan lama. Tetapi untuk pengisian memang belum. Bisa minggu depan, bisa bulan depan,
bisa tahun depan,” katanya. (wt)

Anda mungkin juga menyukai