Anda di halaman 1dari 92

Pembentukan Manajemen Krisis Kepariwisataan Tingkatkan Jaminan Keselamatan Bagi Wisatawan

Jakarta, 23 September 2019 - Pembentukan Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Daerah yang
diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dapat meningkatkan jaminan bagi keselamatan
wisatawan.

"Wisatawan yang datang ke sebuah destinasi tentu menginginkan agar keamanan dan kenyamanannya
terjamin. Demikian pula dengan wisatawan yang datang ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan adanya
pembentukan MKK di NTB, kualitas jaminan keselamatan bagi wisatawan diharapkan dapat meningkat,"
ujar Kadispar NTB, Lalu M. Faozal, usai Rapat Koordinasi (Rakor) Manajemen Krisis Kepariwisataan NTB di
Hotel Lombok Astoria, Kamis (19/9/2019).

Jaminan keselamatan, tambahnya, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh seluruh penyedia
jasa terkait pariwisata dan keamanan. Selain memerhatikan pengelolaan keamanan di tempat rekreasi
maupun akomodasi dan layanan keselamatan di sejumlah fasilitas umum juga harus dikelola dengan
baik.

Ia mengatakan pariwisata menjadi sektor unggulan di NTB dan dalam beberapa tahun terakhir,
pariwisata NTB semakin dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan.

“Dengan demikian, kebutuhan terhadap jaminan keselamatan wisatawan yang datang pun meningkat,
apalagi dalam lima tahun terakhir krisis kepariwisataan sedang banyak terjadi, mulai dari bencana alam,
bencana teknologi, hingga isu hoaks. Oleh karena itu, diperlukan manajemen khusus yang mengelola
krisis kepariwisataan. Maka, situasi buruk yang sedang terjadi tidak menghalangi kedatangan
wisatawan," ujar M. Faozal.

Dalam pelaksanaannya, MKK Daerah di NTB akan melibatkan sejumlah pihak, mulai dari pemerintah
daerah (pemda), akademisi, industri, komunitas pariwisata, hingga media. Peranan masing-masing pihak
akan dibagi sesuai dengan pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata NTB.

Setelah pembentukan MKK Daerah tingkat provinsi selesai, akan dilakukan pembentukan MKK Daerah
tingkat kabupaten. Dalam hal ini, MKK Pusat (Kemenpar) akan turut berperan dalam mengasistensi
pembentukan MKK tingkat provinsi. Demikian pula dengan MKK tingkat provinsi yang selanjutnya
bertugas membina dan membantu pembentukan MKK tingkat kabupaten.

"Saat ini, kami akan terus berkoordinasi dengan MKK Pusat mengenai langkah yang harus ditempuh
untuk membentuk dan mengaktivasi MKK tingkat provinsi. Harapan kami, koordinasi ini tetap terlaksana
setelah proses pembentukan MKK Daerah tingkat provinsi selesai karena hal tersebut akan memudahkan
kedua pihak untuk melakukan tindakan saat terjadi situasi darurat," ujar Faozal.

Plt. Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti, menjelaskan pihaknya berharap agar kerja sama
antara Kemenpar dan pemda dalam menciptakan kestabilan dalam iklim pariwisata sangat penting.
Pihaknya ingin agar MKK Daerah mampu memenuhi kebutuhan informasi akurat yang dibutuhkan oleh
Kemenpar saat menghadapi situasi krisis sehingga MKK Pusat dapat memetakan dan melakukan langkah-
langkah penanganan krisis yang diperlukan.
"MKK bekerja dengan membentuk sebuah sistem kesiapsiagaan untuk menghadapi situasi darurat
hingga caranya bagi masyarakat di lokasi terdampak agar mampu memulihkan diri," lanjutnya lagi.

Dalam upaya peningkatan layanan keamanan, saat ini Kemenpar sedang melakukan pemetaan
geospasial dengan mengintegrasikan data dukung dari BNPB, BMKG dan PVBMG. Data ini selanjutnya
akan menjadi salah satu sumber pemetaan langkah penanggulangan krisis kepariwisataan yang
diakibatkan bencana di seluruh Indonesia. Rencananya, peta geospasial akan selesai pada 2020.

"Bencana dapat terjadi kapan saja dan di mana saja di Indonesia yang terletak di ring of fire. Peta
geospasial ini akan membantu kita menemukan titik-titik bencana yang memerlukan penanganan," ujar
Guntur Sakti.

Guntur Sakti menambahkan, untuk dapat melakukan langkah penanganan dan pemulihan yang cepat,
diperlukan pelatihan khusus bagi personel yang terlibat. Dengan demikian, ketika situasi krisis terjadi,
penanganan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan segera pulih. Pemulihan yang dimaksud
tidak hanya sebatas pemulihan fisik tetapi termasuk juga pemulihan trauma yang dapat terjadi pada diri
pengelola, pekerja bidang pariwisata, maupun wisatawan.

Setelah pelaksanaan rapat koordinasi (rakor) di NTB, Kemenpar juga akan menggelar rakor di Jawa Barat.
Tujuannya sama, yakni menggandeng Pemprov Jawa Barat, dalam hal ini Kadispar dan seluruh pihak
terkait, untuk membentuk MKK tingkat provinsi dan kabupaten. Jawa Barat dipilih karena kesiapan
daerah dan komitmen kepala daerah yang kuat.

Selain itu, Sulawesi Utara dan Kalimantan Tengah melalui Kadispar Provinsi mereka juga telah
mengajukan kesiapannya untuk mendapat asistensi pembentukan MKK Daerah. “Melihat tanggapan
positif beberapa Kadispar Provinsi, diharapkan semakin banyak daerah yang memiliki perhatian khusus
dan melakukan langkah awal pembentukan MKK Daerah,” kata Guntur.

Guntur Sakti

Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik


Provinsi NTB Siap Terapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Kamis, 19 September 2019 4 211

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Provinsi NTB Siap Terapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Lombok, 19 September 2019 - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan kesiapannya
untuk menerapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Daerah di wilayahnya.

Kesiapan NTB tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu M. Faozal pada Rapat
Koordinasi Manajemen Krisis Kepariwisataan NTB di Hotel Lombok Astoria Mataram, Kamis (19/9/2019).

"Rakor ini merupakan langkah awal komitmen NTB untuk membentuk MKK Daerah. Rakor ini bertujuan
untuk memetakan peran stakeholder pariwisata dalam penanganan situasi krisis yang bisa terjadi kapan
saja dan di mana saja. Rakor ini mempertemukan pemangku kepentingan pariwisata di tingkat
kabupaten/kota NTB dengan berbagai pihak seperti Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kominfo, POLRI,
TNI, Angkasa Pura, akademisi, dan media," kata Lalu M. Faozal.

Lebih lanjut, Faozal mengatakan bahwa pembentukan MKK NTB memiliki dasar hukum Surat Keputusan
Gubernur dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis
Kepariwisataan (Permenpar MKK).

Beberapa langkah yang akan segera diambil oleh pemprov NTB adalah pemetaan personel,
pembentukan jejaring, inventarisasi potensi krisis, dan penyusunan dokumen rencana aksi.
"NTB memiliki kisah sukses penanganan bencana pada 2018. Berbekal pengalaman tersebut, Dinas
Pariwisata NTB bersama seluruh pihak terkait melakukan berbagai upaya untuk memberikan layanan
untuk sektor pariwisata. Dalam perjalanannya, kami mengenali langkah penanganan apa yang
dibutuhkan masyarakat, mulai dari kebutuhan evakuasi, penyediaan transportasi dan akomodasi, dan
yang paling utama adalah penyediaan informasi kepariwisataan secara cepat dan akurat. Di sinilah MKK
tingkat kabupaten/kota berperan vital," tambah Faozal.

Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Guntur Sakti mendorong Dinas Pariwisata NTB untuk merangkul para
pihak untuk bekerja sama dalam membentuk sebuah sistem penanganan krisis yang baik, mulai dari fase
kesiapsiagaan dan mitigasi, fase tanggap darurat, fase pemulihan, serta fase normalisasi.

"MKK tidak hanya bekerja saat terjadi krisis saja, tetapi jauh sebelum terjadi krisis yakni pada fase
Kesiapsiagaan dan Mitigasi, dengan melakukan pemetaan potensi krisis serta menyusun rencana langkah
penanganan. Pada fase Tanggap Darurat, MKK melakukan assessment dampak krisis pada sektor
pariwisata, melakukan koordinasi layanan wisatawan, dan menyusun strategi komunikasi krisis. Salah
satu tugas terberat MKK adalah memulihkan citra dan kepercayaan industri dan wisatawan pasca krisis,"
jelas Guntur.

Untuk itu, Guntur menambahkan, Kemenpar membutuhkan dukungan MKK Daerah dalam
penyelenggaraan stabilitas pariwisata serta sebagai pihak yang membantu Kemenpar dalam penanganan
situasi krisis yang terjadi di daerah. Dalam pelaksanaannya kinerja MKK Daerah juga akan didampingi
oleh MKK Kemenpar.

Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Lilik Kurniawan, menyampaikan bahwa BNPB siap
mendukung penyelenggaraan manajemen krisis kepariwisataan di NTB pada setiap fase. Lilik
menegaskan perlunya peningkatan pemahaman pengelola objek dan daya tarik wisata (ODTW) tentang
perencanaan dan pengelolaan ODTW dan industri pariwisata yang menjamin keselamatan wisatawan.
Lilik juga menekankan agar para penyedia jasa taman rekreasi menyiapkan SOP penanganan khusus.

"Contoh kasus, ada sebuah lokasi wisata yang berkeberatan jika lokasi wisatanya diberi tanda bahaya
sebagai peringatan waspada bagi para pengunjung. Papan pengumuman yang dipasang dianggap justru
mengurangi kunjungan wisatawan serta menakut-nakuti. Jika ditelusuri, papan pengumuman tersebut
bermaksud memberi pesan agar pengunjung berhati-hati saat melakukan kegiatan wisata" lanjutnya lagi.
Mengenai upaya mitigasi, Lilik meminta agar pihak pengelola rumah sakit memperhatikan penempatan
lokasi rumah sakit yang harus dipastikan berada di tempat aman. “Karena lokasi tersebut akan menjadi
pertolongan pertama yang didatangi warga setempat,” tambah Lilik.

Seluruh perwakilan akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media yang hadir dalam Rapat
Koordinasi ini memberikan apresiasi atas langkah Kemenpar dan Disparprov NTB dalam menginisiasi
terbentuknya MKK NTB dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung langkah-langkah selanjutnya.

Provinsi Jawa Barat Mulai Terapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Jumat, 4 Oktober 2019 1 94

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Provinsi Jawa Barat Mulai Terapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Bandung, 3 Oktober 2019 - Provinsi Jawa Barat mulai menerapkan konsep Manajemen Krisis
Kepariwisataan (MKK) daerah sebagai komitmen terhadap pengembangan sektor pariwisata yang
memiliki potensi krisis yang beragam.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik saat Rapat Koordinasi
Manajemen Krisis Kepariwisataan di Hotel Aryaduta Bandung, Kamis (3/10/2019) menjelaskan, Jawa
Barat (Jabar) memiliki potensi pariwisata yang luar biasa mulai dari gunung, pantai, hingga wisata buatan
tapi Jabar juga memiliki potensi bencana yang harus diwaspadai.

“Jawa Barat memiliki ragam etnik yang banyak, punya banyak destinasi wisata, namun di sisi lain juga
memiliki multikebencanaan. Mulai dari banjir, gempa, longsor, kebakaran hutan, potensi tsunami yang
membentang dari utara ke selatan. Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri di Sukabumi. Untuk itu, saya
mengapresiasi pemerintah pusat yang menjadikan Jawa Barat pilot project MKK,” kata Dedi Taufik.

Penerapan konsep MKK tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi kedua proyek percontohan atau pilot
project MKK Daerah setelah NTB.

Menurut Dedi, tidak hanya bencana alam saja, bencana non-alam juga entitasnya tinggi di Jawa Barat
seperti pergerakan massa dan lain-lain. “Semua ini yang harus kita waspadai agar kita tetap bersiaga
dengan baik,” kata Dedi.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan
seluruh stakeholder yang ada di daerah dan bersinergi dengan baik.

“Kita harus tetap berkolaborasi dengan unsur pentahelix. Potensi bencana sudah tergambar, kalau kita
tidak menjaga ekosistem alam yang kita punya secara bersama, nantinya bakal hancur, kita sendiri yang
akan rugi,” katanya.

Sementera itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Guntur Sakti menjelaskan Bandung
menjadi salah satu dari tiga pilot project MKK Daerah itu lantaran mempunyai destinasi pariwisata yang
berpotensi bencana alam cukup besar, khususnya gempa.

Ia juga menyadari banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk menjadi destinasi pariwisata.
Namun, bagaimana cara kita menangani situasi krisis sehingga destinasi wisata tersebut bisa segera pulih
setelah terdampak bencana, itulah yang perlu kita lakukan bersama.

“Jawa Barat penduduknya paling banyak di Pualu Jawa, dan juga memiliki red alert di setiap daerahnya.
Untuk itu, kita bersama, menyamakan persepsi tentang MKK. Komitmen kepala daerahnya juga sangat
tinggi untuk menghadapi darurat bencana di Jawa Barat. Sehinga membuat kita menjadi masyarakat
yang waspada terhadap bencana,” katanya.

Guntur yang juga Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata menjelaskan, setiap
bencana baik alam dan non-alam akan berdampak langsung terhadap devisa Indonesia. Sementara itu,
Presiden Joko Widodo menetapkan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan penghasil
devisa bagi negara.

“Pariwisata harus tumbuh di ekosistem yang aman, setelah aman, barulah kita mengawal devisa. Supaya
mitigasi bencana bisa lebih baik dan hebat di Indonesia. Seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat,
belajar langsung kepada Dinas Pariwisata Provinsi, baik secara regulasi, pemahaman, kelembagaan,
hingga manajemen krisis,” katanya.

Kemenpar dalam hal ini akan menegaskan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk membentuk
MKK Daerah dan melaksanakan kegiatan di tiap fase krisis sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam
Permenpar.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Lilik Kurniawan,
menyampaikan bahwa BNPB siap mendukung penyelenggaraan manajemen krisis kepariwisataan di Jawa
Barat pada setiap fase.

Lilik juga menjelaskan Jawa Barat yang penduduknya setiap tahun bertambah, juga memiliki potensi
pariwisata yang besar. Namun industri pariwisata di dalamnya selalu ‘dihantui’ oleh krisis dan bencana,
sangat sensitif dan rentan karena mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan maupun kejadian-
kejadian yang ada di sekelilingnya.

“Untuk itu, upaya mitigasi, evakuasi, penyelamatan, serta pemenuhan kebutuhan mencakup seluruh
komponen masyarakat sehingga memerlukan “unity of efforts” dari semua pihak terkait baik
penanganan wisatawan, delegasi, masyarakat yang berada di daerah tersebut,” katanya.

Guntur Sakti

Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik

Menpar Fokus Terapkan 3 Strategi Pariwisata Hadapi Era Industri 4.0

Kamis, 19 September 2019 0 244

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA
Menpar Fokus Terapkan 3 Strategi Pariwisata Hadapi Era Industri 4.0

Jakarta, 19 September 2019 - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya fokus menerapkan tiga strategi
dalam mengembangkan pariwisata di era industri 4.0.

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat kick off WIDI Champion di Gedung Sapta Pesona, Kamis (19/9/2019)
menjelaskan, tiga hal tersebut menurutnya hal yang tidak biasa dan harus dicapai dengan hasil yang
tidak biasa.

Tiga hal yang dimaksud yakni deregulasi, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

“Karena taget kita tidak biasa. Presiden Joko Widodo juga melakukan hal yang sama, deregulasi
peraturan dan pengembangan SDM, untuk itu, sentuhlah hal-hal strategis,” kata Menpar Arief.

Sebanyak 2.000 ASN dan unsur pentahelix di lingkungan Kementerian Pariwisata diajak bersama
mengikuti Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0 yang merupakan program
pembelajaran melalui kompetensi digital.

Menpar Arief mengungkapkan berdasarkan data, wisatawan Indonesia sebagian besar telah berbasis
digital untuk memesan segala hal yang dibutuhkan untuk liburan. Untuk itu, Program WIDI ini nantinya
terfokus pada tiga hal, Smart Destinasi, Big Data, dan Sosial Media.

“Nantinya saya akan bentuk Tim Khusus untuk full support di program tersebut. Karena sebanyak 70
persen wisatawan melakukan 'search and share' melalui digital. Dan 30 persen masih menggunakan
manual dan ini biasanya turis rombongan. Sebanyak 30 persen inilah nantinya yang kita upayakan
berhadapan dengan digital,” katanya.

Untuk langkah awal akan ada inkubasi bagi para peserta yang mendatangkan pelatih berkompeten di
bidangnya termasuk pelatih dari luar negeri dalam Training on Trainer (TOT).

Menpar Arief juga menyebut, saat ini digital adalah sebuah keniscayaan karena semua ekosistem juga
telah menggunakan aplikasi digital mulai dari hotel, transportasi, finansial, hingga bandara.
Sebagai langkah awal, ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan readiness mapping (Digital Mastery)
atau mengukur kemampuan SDM Kemenpar untuk merencanakan pengembangan dan penggunaan
teknologi digital di dalam tugasnya sehingga bisa menciptakan kinerja yang jauh lebih baik dalam
kapasitas sebagai pembina dan regulator di dunia pariwisata Indonesia.

“Kemenpar perlu mengukur posisi Digital Mastery mereka agar dapat mengetahui posisi mereka di
tengah disrupsi yang sedang terjadi dalam pariwisata Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Guntur Sakti

Tiga Provinsi Ditetapkan Sebagai Proyek Percontohan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Rabu, 18 September 2019 0 212

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Tiga Provinsi Ditetapkan Sebagai Proyek Percontohan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Jakarta, 18 September 2019 - Sebanyak tiga provinsi yakni Riau, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat
(NTB) ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai proyek percontohan Manajemen
Krisis Kepariwisataan (MKK) Daerah.

Tiga provinsi yakni Riau, Jawa Barat, dan NTB dinyatakan telah memiliki kesiapan untuk menjadi tiga
daerah awal untuk dilakukan pembentukan MKK Daerah.

Ketiga daerah tersebut dipilih karena memiliki komitmen besar terhadap sektor pariwisata dari mulai
kepala daerah yang masing-masing punya potensi krisis yang beragam serta secara geografis mewakili
tiga regional destinasi di Indonesia.
Jawa Barat dan Lombok misalnya, keduanya merupakan destinasi pariwisata yang memiliki potensi
bencana alam cukup besar, khususnya gempa. Sementara Riau dikenal memiliki karakteristik bencana
yang unik, yaitu kabut asap, yang tidak menimbulkan kerusakan fisik pada destinasi wisata tetapi
mengganggu penerbangan yang menyebabkan pembatalan grup wisatawan berkunjung ke Riau.

“Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) fokus pada upaya mitigasi (40%) dan strategi kehumasan
(60%),” ungkap Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti.

Lebih lanjut Guntur menjelaskan bahwa keberadaan MKK di daerah dapat menjadi perpanjangan tangan
Kementerian Pariwisata yang saat ini tidak memiliki struktur komando horizontal langsung dengan dinas
di daerah.

MKK Daerah diharapkan dapat menjadi tangan pertama bagi pemerintah pusat untuk menjangkau
keadaan krisis yang saat itu sedang terjadi di daerah.

“Kita menyadari bahwa banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk menjadi destinasi
pariwisata. Namun, bagaimana cara kita menangani situasi krisis sehingga destinasi wisata tersebut bisa
segera pulih setelah terdampak bencana, itulah yang perlu kita lakukan bersama,” tambahnya.

Pembentukan MKK Daerah perlu dukungan dari pemda setempat berupa ketersediaan personel yang
memiliki pengetahuan tentang penanganan krisis serta ketersediaan ruang dengan peralatan yang
memadai sebagai Command Centre. Selain itu, diperlukan anggaran khusus, seperti untuk membiayai
program mitigasi bencana dan kesekretariatan.

Untuk itu, Kementerian Pariwisata telah menerbitkan Permenpar Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Manajemen Krisis Kepariwisataan, Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan, Buku Saku
Manajemen Krisis Kepariwisataan, SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan, motion graphic, dan aplikasi
geospasial untuk dapat digunakan sebagai payung hukum, pedoman, dan alat dalam pelaksanaan MKK di
daerah.

“Tiap daerah mempunyai karakter bencana yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Kemenpar tidak akan
membatasi aspek regulasi dan standar peralatan, tetapi menekankan bahwa struktur organisasi
MKK/TCC (tourism crisis center) diketuai oleh Kepala Dinas Pariwisata,” lanjut Guntur.

Mengenai kesiapan NTB, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu M. Faozal, mengatakan bahwa pihaknya akan
memperkuat koordinasi dan pola kerja lintas pihak, khususnya dalam penanganan krisis kepariwisataan
yang berpotensi terjadi di NTB. Latar belakang NTB sebagai lokasi wisata yang pernah mengalami
bencana alam dan berusaha pulih pasca bencana dalam waktu yang relatif singkat menjadi catatan
penting.

"Pasca gempa bumi NTB pada 2018, pihak asing selalu menanyakan apakah NTB sudah punya disaster
management. TCC perlu mengadakan simulasi atau tactical floor game, terutama untuk melatih alur
koordinasi informasi krisis," ujar Faozal.

Setelah NTB, pembentukan MKK Daerah juga akan dilakukan di Riau dan Jawa Barat. Sama seperti
pelaksanaan di NTB, pelaksanaan (Forum Group Discussion) FGD yang akan dilakukan di Riau dan Jawa
barat juga akan menegaskan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk membentuk MKK Daerah
dan melaksanakan kegiatan di tiap fase krisis sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Permenpar.

Guntur Sakti

Pemerintah Pastikan Pembangunan Infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas Pariwisata Dipercepat

Rabu, 11 September 2019 0 228

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Pemerintah Pastikan Pembangunan Infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas Pariwisata Dipercepat

Jakarta, 11 Sepetember 2019 - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan infrastruktur di 5 destinasi super prioritas dipercepat dan
ditargetkan selesai pada 2020.

Kelima destinasi super prioritas yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo antara lain Mandalika di
Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo (NTT), Borobudur (Jateng-DIY), Likupang (Sulawesi Utara), dan Danau
Toba Sumatera Utara).
“Kita akan memperbanyak aksesibilitas. Karena, wisatawan itu harus punya banyak pilihan, baik dari
udara, laut, maupun darat,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rakornas III Pariwisata 2019
di Swissotel Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Selasa (10/9).

Kementerian PUPR mendukung pengembangan destinasi super prioritas terlihat dari pekerjaan yang
dilakukan. Anggaran yang dikucurkan sesuai rekapitulasi Anggaran Infrastruktur PUPR pengembangan
kawasan strategis pariwisata nasional diajukan total bantuan anggaran untuk 2019 sebesar Rp1,7 triliun,
dan untuk 2020 Rp7,1 triliun.

Anggaran ini dibagi untuk membangun aksesibilitas penunjang baik itu jalan, bandara, dan penunjang
lainnya.

"Untuk mendukung konektivitas jalan darat misalnya, seluruh destinasi tersebut disokong pembangunan
jalan yang mumpuni," kata Basuki.

Di Danau Toba, Kementerian PUPR memperbaiki jalan sepanjang 616,24 kilometer. Selain itu,
Kementerian PUPR juga membangun jalan baru, yaitu jalan elak Siantar, Silangit Muara, dan Balige.
Jembatan Tano Ponggol juga menjadi bagian dari lingkup peningkatan konektivitas darat di Danau Toba.

Setelah infrastuktur selesai, tugas Kemenpar adalah mempromosikan dan memberikan fasilitas
hospitality pelayanan kepada wisatawan yang datang. paling tidak hanya untuk senyum agar ramah
dengan para wisatawan,” kata Basuki.

Ia juga menjelaskan, dukungan Kementerian PUPR melakukan rekonstruksi jalan sepanjang 91,7
kilometer di lintas Kebumen-Purworejo-Karangnongko. Anggaran juga mencakup preservasi jalan di dua
lintas sepanjang 131,76 kilometer.

“Nanti kita bikin plasa dan jalan lingkar di sekitar Borobudur harus diperlebar. Untuk itu kami akan
segera berkoordinasi dengan Kemendikbud untuk berkomunikasi dengan UNESCO, Gambarnya sudah
ada, siap dieksekusi pada 2020,” katanya.

Sedangkan untuk mendukung ke KSPN Mandalika, Kementerian PUPR melakukan preservasi jalan di ruas
Bandara Internasional Lombok (BIL)-Kuta (Mandalika) sepanjang 60,3 kilometer. Kementerian PUPR juga
mengganti tiga jembatan masing-masing Jembatan Longken (100 meter), Jembatan Luk I (30 meter), dan
Jembatan Sokong (120 meter).
Pada destinasi super prioritas paling timur, Kementerian PUPR membangun jalan baru ruas Labuan Bajo-
Terang-Pelabuhan Bari sepanjang 9,14 kilometer. Selain itu dilakukan preservasi jalan Labuan Bajo-
Malwatar sepanjang 65,6 kilometer.

Di Likupang pun sama. Infrastruktur jalan sepanjang 31,5 kilometer dibangun menunjang jalan Bandara-
Likupang sebagai prioritas utama.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang membuka acara Rakornas Pariwisata tersebut menyambut baik
dukungan Kementerian PUPR. Karena jelas lima destinasi super prioritas merupakan bagian dari 10 Bali
Baru yang sedang dikembangkan oleh pemerintah guna menarik kunjungan turis asing.

Sektor pariwisata diharapkan menjadi andalan baru dalam mendatangkan devisa, membuka lapangan
kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini telah ditetapkan langsung oleh Presiden
Joko Widodo.

"Tujuan Rakornas ini berdasarkan instruksi Presiden Jokowi yang meminta infrastruktur pariwisata
haruslah tuntas pada 2020. Tidak hanya instruksi, anggarannya pun diberikan. Maka kita satukan langkah
dalam Rakornas Pariwisata ini," kata Menpar.

Selain Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono; Rakornas ini juga dihadiri oleh sejumlah Menteri dan Pejabat
Kementerian dan Lembaga, diantaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia,
Bambang Brodjonegoro; Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Wakil Menteri Keuangan,
Mardiasmo; dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Bekraf, Ahmad Rekotomo.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Pariwisata Diharapkan Dorong Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045

Selasa, 10 September 2019 0 347

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA
Pariwisata Diharapkan Dorong Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045

Jakarta, 10 September 2019 - Sektor pariwisata diharapkan mampu mendorong Indonesia naik kelas
menjadi negara maju pada 2045.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro saat Rapat Koordinasi
Nasional Pariwisata (Rakornaspar) III Tahun 2019 di Swissotel PIK Avenue, Jakarta pada Selasa
(10/9/2019), mengatakan visi lima tahunan agar indonesia bisa menjadi negara maju dan berkembang
adalah dengan menjadikan sektor pariwisata sebagai penumpu perekonomian bangsa.

“Pariwisata adalah harapan untuk perekonomian Indonesia naik kelas menjadi kategori negara maju
pada 2045. Fokus kita 5 tahun ke depan adalah memperkuat devisa melalui pariwisata, bukan hanya
jumlah wisatawannya. Wisata MICE harus digenjot karena sekalipun rentang tinggal mereka singkat tapi
para turis MICE ini big spender," katanya.

Bambang juga mengatakan target yang ditetapkan untuk pariwisata pada 2024 yaitu menyumbang
devisa mencapai 28 miliar dolar AS atau setara dengan 26 juta kunjungan wisman dan memberikan
kontribusi PDB mencapai 5,5 persen.

“Untuk wisnus targetnya mencapai 350-400 juta orang, serta mempekerjakan 15 juta orang pekerja dan
meningkatkan peringkat Travel and Tourism ke posisi 29 sampai 34," kata Bambang.

Kepala Bappenas juga menjelaskan, persaingan ekonomi global saat ini sangat berat. Komoditas ekspor
saat ini tidak bisa diandalkan untuk jadi penghasil devisa. Sektor pariwisata yang saat ini jadi harapan
besar.

“Salah satu item transaksi berjalan adalah travel, selisih antara berapa pengeluaran wisatawan asing di
Indonesia yang menjadi devisa dan berapa wisatawan Indonesia yang mengeluarkan. Alhamdulillah
masih surplus. tapi surplusnya menipis,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan pertumbuhan pariwisata Indonesia meraih
peringkat ke-9 tercepat di dunia, dengan pertumbuhan wisatawan mancanegara pada tahun 2014-2018
mencapai 67,6 persen.
"Maka dari itu bisa diproyeksikan kemungkinan pada 2019, target devisa mencapai 20 miliar dolar AS
dapat tercapai," kata Menpar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan destinasi


super prioritas agar dipercepat. Sehingga, bisa dipromosikan secara masif pada 2020. Untuk mencapai
target ini, pemerintah menganggarkan Rp6,5 triliun kepada 4 destinasi super prioritas dengan rincian
Danau Toba (Rp2,2 triliun). Kemudian Borobudur (Rp2,1 triliun), Labuan Bajo (Rp6,3 triliun), dan
Mandalika (Rp1,9 triliun).

Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian terkait agar memberikan dukungan penuh. Baik itu dalam
hal yang berkaitan dengan kepemilikan tanah, maupun penghijauan kembali kawasan wisata, terutama
di Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Rakornas ini dihadiri oleh sejumlah Menteri dan Pejabat Kementerian dan Lembaga, antara lain Menteri
PUPR, Basuki Hadimuljono; Menteri Perencaan Pembangunan Nasional Indonesia, Bambang
Brodojonegoro; Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo; dan
Kepala Biro Perencaan dan Keuangan Bekraf, Ahmad Rekotomo.

Guntur Sakti

3 Daerah Ditetapkan Jadi Pilot Project Penerapan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Senin, 9 September 2019 0 176

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

3 Daerah Ditetapkan Jadi Pilot Project Penerapan Manajemen Krisis Kepariwisataan

Jakarta, 9 September 2019-Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan tiga daerah sebagai proyek
percontohan (pilot project) dalam menerapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK). MKK yang
dikuatkan dengan payung hukum Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan, menjadi pedoman mitigasi dan penanganan bencana
krisis kepariwisataan yang bersumber dari faktor alam dan non-alam (krisis sosial).
Ketiga daerah tersebut, yakni; Riau mewakili regional barat, Jawa Barat mewakili regional tengah, dan
Nusa Tenggara Barat (NTB) mewakili regional timur

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan, penerapan MKK ini sebagai upaya untuk
mencegah dan menanggulangi krisis kepariwisataan yang menyebabkan turunnya citra kepariwisataan
Indonesia maupun jumlah wisatawan di daerah tujuan pariwisata, kawasan strategis pariwisata, dan
daerah wisata lainnya.

"Sampai saat ini krisis pariwisata berupa bencana alam yang terjadi di Bali, Lombok, Selat Sunda, Palu
dan daerah lain di Tanah Air berdampak pada pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) yang tahun ini targetnya sebesar 18 juta wisman, diprediksi hanya tercapai 16 juta atau
mengalami potential loss 2 juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya dalam acara Sosialisasi Manajemen
Krisis Kepariwisataan (MKK) Daerah di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta,
kantor Kemenpar, Senin pagi (9/9/2019).

Menpar Arief Yahya didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo
dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan,
pengalaman selama ini dalam menangani bencana alam di destinasi pariwisata memerlukan kehati-
hatian, khususnya ketika menetapkan status bencana dan daerah terdampak, karena hal itu berdampak
pada pemberlakuan travel warning bagi para wisman.

Menpar mencontohkan ketika terjadi erupsi Gunung Agung di Bali pada 27 November 2017 lalu.
Penetapan status ‘Awas’ (level IV) membawa dampak sejumlah negara sumber wisman termasuk
Tiongkok mengeluarkan travel warning.

“Kunjungan wisman dari Tiongkok ke Bali seketika itu drop. Kemudian pada 23-24 Desember 2017 ketika
status ‘Awas’ kita revisi hanya 10 km dari Gunung Agung dan di luar zona tersebut dinyatakan aman,
kunjungan wisman Tiongkok ke Bali berangsur-angsur pulih kembali,” kata Arief Yahya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan, untuk
meminimalisir dampak dari peristiwa bencana alam, pemerintah tengah mempersiapkan peraturan yang
mewajibkan daerah untuk membuat rencana kontijensi (contingency plan) bencana. Pada dasarnya
terjadinya bencana; antara lain; erupsi, tsunami, gempa bumi, likuifaksi, banjir, tanah longsor, maupun
angin puting beliung, menurutnya, merupakan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang sehingga
mitigasi dan kewaspadaan sangat diperlukan dalam upaya mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian
harta benda.
"Bila pemerintah daerahnya kuat, kemudian rakyatnya taat peristiwa bencana tidak banyak menelan
korban. Sebaliknya, jika peran pemerintah tidak kuat dan rakyatnya tidak taat, peristiwa bencana
misalnya banjir akan banyak menelan korban jiwa," kata Doni Monardo.

Wakil Direktur Pusat Studi Otonomi Daerah, IPDN, Kemendagri Khalilul Khairi menyatakan, di era
otonomi daerah peran Pemerintah Daerah (Pemprov/Pemkot/Pemkab) sangat besar atau otonom.
Dalam penanggulangan bencana alam maupun bencana non-alam (krisis sosial) yang berdampak pada
pariwisata, menurutnya, ada dua hal yang perlu dilakukan daerah. Yakni dengan membuat norma
standar prosedur serta peningkatan keterampilan atau keahlihan masyarakat dalam menanggulangi
bencana sebagai krisis kepariwisataan.

“Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) ini sebagai aturan yang dapat diikuti daerah dalam mengatasi
krisis kepariwisataan yang diakibatkan oleh faktor alam dan non-alam (krisis sosial),” katanya.

Sementara itu Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar Guntur Sakti yang juga Ketua Tim
Tourism Crisis Center (TCC) dalam pemaparannya menyatakan, MKK memiliki empat fase kerja yakni;
Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Fase Tanggap Darurat, Fase Pemulihan, dan Fase Normalisasi.

“Pada fase kesiapsiagaan dan mitigasi ini peran pemerintah daerah (Pemprov/Pemkot/Pemkab) sangat
besar. Fase ini juga melibatkan seluruh stakeholder pariwisata,” kata Guntur Sakti.

Dengan ditetapkannya tiga destinasi pariwisata (Riau, Jawa Barat, dan NTB) sebagai proyek percontohan
MKK, berbagai program di antaranya kegiatan Focus Group Discussion (FGD) akan dilaksanakan di sana.

Guntur Sakti

Kemenpar Gandeng Lembaga Keuangan SMF Dorong Pembiayaan Homestay di Mandalika NTB

Minggu, 25 Agustus 2019 0 247

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Kemenpar Gandeng Lembaga Keuangan SMF Dorong Pembiayaan Homestay di Mandalika NTB
Jakarta, 25 Agustus 2019 – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan lembaga keuangan PT Sarana
Multigriya Finansial (Persero) memberikan sosialisasi mengenai dukungan kredit kemitraan untuk
perbaikan/pengembangan Homestay/Pondok Wisata di Balai Desa Kuta, Lombok, Kamis (22/8/2019).

Kegiatan ini menjadi tindak lanjut ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama mengenai dukungan
pembiayaan Homestay di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas oleh kedua belah pihak di Kemenpar pada
bulan Juli lalu.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar, Anneke Prasyanti, mengatakan
Mandalika menjadi destinasi lanjutan setelah sebelumnya program kemitraan sudah mulai dimanfaatkan
di Desa Samiran, Boyolali, Jawa Tengah, dan Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta.

Pihaknya memberikan sosialisasi mengenai konsep dan regulasi yang melingkupi Homestay Desa Wisata.
Ia sekaligus menjelaskan tentang awal mula kerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait.

“Pada awalnya kami menjajaki regulasi di Kementerian Keuangan sampai pada tahap evaluasi. Lalu kami
berkoordinasi dengan PT SMF untuk melakukan pendampingan kepada lembaga penyalur yang
mendorong pada proses MoU, hingga kini pembiayaan telah dimanfaatkan di dua destinasi yaitu Desa
Wisata Samiran, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta”, ujar
Anneke.

Adapun pemberian kredit kemitraan yang dimaksud adalah pinjaman dengan bunga rendah bagi
pengembangan atau pembangunan Homestay.

Leo Khadafi, Kadiv Management Kredit PT SMF, menjelaskan syarat desa peminjam antara lain sudah
terbentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang telah berkarya aktif yang nantinya akan
mengkoordinir pemberian bantuan bersama BUMDes.
“Rekam jejak Pokdarwis sangat penting dan selama BUMDes meyakini bahwa masyarakat punya
kemampuan untuk mengembalikan maka hal ini bisa dilaksanakan. Semangatnya untuk membantu desa
wisata yang tidak terkait dengan bank karena bantuan ini tidak mengkonsiderasi bentuk dan material
bangunan,” ujar Leo.

Masyarakat menyambut baik sosialisasi pengembangan homestay dan adanya bantuan kredit kemitraan
ini.

“Banyak ilmu dan pengalaman yang belum kami dapat sebelumnya dari bimbingan ini. Terkait anggaran,
kami dari Desa Prabu tidak hanya akan menggunakannya untuk renovasi namun juga membangun
homestay. Tentunya kearifan lokal akan tetap kami pertahankam sebagai ciri khas kami di Lombok
khususnya Prabu. Semoga ke depan homestay semakin maju, tidak hanya di Lombok tapi di nusantara,”
ujar Zamron, Sekretaris Pokdarwis Desa Prabu.

Selaras dengan Zamron, Anom selaku BUMDes Desa Mertak sepakat untuk membuat Hometay yang
berkearifan lokal. “Kami sebagai pemuda sepakat akan hal itu (kearifan lokal). Janganlah kita ikut-ikut
gaya Barat karena kita punya gaya sendiri", ujar Anom.

Saat ini Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata koordinasi dengan Akademisi,
BUMN/Swasta, Pemerintah, dan Media sebagai Pentahelix Pariwisata untuk mengembangkan Homestay
Desa Wisata di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.

Homestay Desa Wisata adalah hunian yang dimiliki dan dikelola oleh warga lokal, dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akomodasi pariwisata dalam bentuk penginapan dan meningkatkan ekonomi
warga setempat.

Guntur Sakti

Perkuat Citra Mandalika Sebagai Destinasi Super Prioritas Lewat Pameran Pariwisata

Sabtu, 24 Agustus 2019 0 192

SIARAN PERS
KEMENTERIAN PARIWISATA

Perkuat Citra Mandalika Sebagai Destinasi Super Prioritas Lewat Pameran Pariwisata

Mandalika, 23 Agustus 2019 - Keberadaan Mandalika sebagai salah satu destinasi super prioritas penting
untuk terus dipromosikan agar ragam potensi yang ada di dalamnya dapat diketahui masyarakat luas,
baik lokal maupun mancanegara, termasuk industri serta pihak terkait lainnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi
dalam acara Pameran Pariwisata Mandalika : The Mandalika Tourismart, Jumat (23/8) mengatakan,
Mandalika merupakan kekuatan besar dalam pariwisata tanah air. Tidak hanya bagi Lombok Tengah
ataupun Nusa Tenggara Barat, tapi juga Indonesia pada umumnya.

"Di Mandalika nantinya juga akan digelar perhelatan kelas dunia balap motor Moto GP. Sehingga kita
mencoba untuk terus memperkenalkan, salah satunya melalui pameran wisata ini," kata Ricky Fauzi.

‘The Mandalika Tourismart’ mengambil tempat di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika selama dua
hari pada 23 hingga 24 Agustus 2019. Pameran diikuti puluhan peserta yang terdiri dari Asosiasi
Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA), Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Asosiasi Hotel
Mandalika, Desa Wisata Ende, Asosiasi Hotel Mataram, Asosiasi Homestay, pengelola atraksi wisata dan
lainnya.

Pameran bertujuan mempromosikan Mandalika sebagai destinasi pariwisata prioritas dan tuan rumah
MotoGP tahun 2021.

Ricky menjelaskan, pameran pariwisata yang mempertemukan para seller dan buyer di industri
pariwisata sangat efektif dalam memperkenalkan satu daerah atau kawasan wisata. Ia mencontohkan
saat Lombok diguncang gempa beberapa waktu lalu.

Saat memasuki masa pemulihan, Kemenpar dengan intensif melibatkan industri dan asosiasi pariwisata
di NTB menggelar pameran B2B di berbagai daerah tanah air dan juga negara mempromosikan kembali
NTB sebagai salah satu destinasi wisata terbaik tanah air.
"Hasilnya bisa kita lihat sekarang, Lombok bangkit wisatawan juga semakin terpesona menikmati
berbagai keindahan yang ada. Mulai dari alam, budaya hingga masyarakatnya," ujar Ricky.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Nursiah mewakili Bupati Lombok Tengah HM Suhaili Fadil
Tohir mengatakan, popularitas Mandalika sebagai destinasi wisata di NTB saat ini sudah mulai
mengalahkan Lombok. Sehingga penting untuk bisa terus mengembangkan produk pariwisata juga
kesiapan sumber daya manusia (SDM).

"Tapi poinnya adalah bagaimana kita menyiapkan SDM (sumber daya manusia) yang dibutuhkan ke
depan, bagaimana membina masyarakat untuk memiliki sikap ramah, bersih, rasa aman, itu yang akan
terus kita lakukan," ujar Nursiah.

"Sehingga dengan promosi yang gencar dilakukan pemeritah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata
nantinya tidak membuat masyarakat hanya sebagai penonton," kata Nursiah menambahkan.

Sementara Direktur Konstruksi & Operasi ITDC, Ngurah Wirawan

mengatakan, ITDC sebagai pengembang kawasan KEK Mandalika akan mendukung berbagai hal
perkembangan pariwisata di Mandalika. Termasuk pengembangan produk pariwisata.

"Kita destinasi terbuka bagi semua pelaku pariwisata, travel agent, hotel untuk bisa menciptakan produk
pariwisata yang menarik bagi wisatawan. Kita harapkan, bersama kita bisa bangun Mandalika lebih baik
ke depan," ujar Ngurah Wirawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan penyelenggaraan MotoGP di Mandalika pada 2021
mendatang akan memberi dampak yang besar bagi pariwisata di Mandalika dan Indonesia pada
umumnya. Sehingga sudah sepatutnya berbagai hal perlu untuk terus dipersiapkan. Mulai dari
pengembangan produk juga kesiapan SDM.
"Pembangunan kawasan pariwisata Mandalika dan penyelenggaraan MotoGP merupakan upaya untuk
menggerakkan perekonomian di wilayah sekitar dan berimbas pada peningkatan perekonomian
nasional," ujar Menpar Arief Yahya.

Guntur Sakti

Kualitas SDM Modal Utama di Era Ekonomi Digital

Senin, 19 Agustus 2019 1 218

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Kualitas SDM Modal Utama di Era Ekonomi Digital

Jakarta, 18 Agustus 2019 - Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi modal penting dan utama bagi
Indonesia untuk memasuki era ekonomi digital.

Oleh karena itu, Pemerintah mendorong berbagai pihak untuk terlibat mencetak lebih banyak SDM andal
agar daya saing ditingkat global meningkat.

Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT Ke-47
Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI di Jakarta, Jumat (16/08/2019),
mengatakan saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi Indonesia harus mampu tumbuh.

“Situasi krisis harus kita balik sebagai peluang, kita harus jeli. Kita manfaatkan kesulitan sebagai kekuatan
untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia maju,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara juga menjelaskan, salah satu kunci kesuksekan itu dapat diraih dengan terus
meningkatkan daya saing nasional dan dengan bertumpu pada kualitas SDM.
SDM yang berkualitas merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis digital. Berbagai
program pembangunan SDM harus disiapkan, untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus
lompatan kemajuan.

“Kita bangun generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perkembangan
teknologi,” kata Presiden Jokowi.

Indonesia memiliki modal awal untuk bersaing di tingkat global karena jumlah penduduknya nomor
empat terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia berusia muda dengan kelas menengah
tumbuh dengan pesat.

“Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya
menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah APBN untuk
akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan SDM di berbagai daerah,
sesuai tema perayaan 74 tahun Republik Indonesia, yaitu menciptakan “SDM Unggul Indonesia Maju”.

Fokus RAPBN 2020 akan diarahkan pada lima hal utama, yaitu pertama, penguatan kualitas SDM untuk
mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan
infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk
menjawab tantangan demografi dan antisipasi “aging population”.

Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Kelima,
antisipasi ketidakpastian global.

Dalam RAPBN tahun 2020, belanja negara direncanakan akan mencapai Rp2.528,8 triliun, atau sekitar
14,5 persen dari PDB. Belanja negara tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan
melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi.

Selain meningkatkan pembangunan SDM, Pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan


konektivitas antarwilayah, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Untuk infrastruktur
di luar kawasan 3T, Pemerintah menekankan perbaikan manajemen, tata kelola, dan kerangka regulasi,
agar makin mendukung transformasi ekonomi.

Infrastruktur terus dibangun ke seluruh pelosok dan difokuskan pada konektivitas di sepanjang rantai
pasok, menghubungkan pasar dengan sentra-sentra produksi rakyat, mulai dari pertanian, perikanan,
perkebunan, dan industri, termasuk UMKM.

Dukungan pembangunan infrastruktur juga dilakukan melalui skema pembiayaan kreatif, seperti Kerja
sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Partisipasi swasta dalam penyediaan infrastruktur publik
melalui skema pembiayaan kreatif semacam ini, dilakukan dengan memperhatikan value for money.

Di sektor pariwisata, pada 2020 Pemerintah memprioritaskan pembangunan empat destinasi wisata
secara lintas sektor dan terintegrasi. Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi
Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

“Target di 2020 basic infrastructure atau sarana dan prasarana menunjang Kawasan Pariwisata
sekitarnya terealiasi,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, dari sekotr SDM Pariwisata, sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi, Menpar Arief Yahya
menginginkan agar anak-anak di sekolah dan perguruan tinggi, dididik oleh para profesional terbaik
dengan harapan agar Indonesia memiliki lulusan yang memiliki keterampilan unggul dan banyak
dibutuhkan oleh Stakeholders Pariwisata.

“Oleh karena itu, saya mengeluarkan instruksi 3C, yakni; Curriculum, Certification dan Center of
Excellence,” kata Menpar Arief.

Untuk Curriculum peningkatan SDM pariwisata mengacu pada standar global baik dari sisi lulusan,
dosen, dan institusinya.

Untuk Certification, Para lulusan sekolah dan perguruan tinggi pariwisata harus 100% mendapatkan
sertifikasi MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement For Tourism Professional) agar mudah diterima di
pasar tenaga kerja regional tingkat ASEAN. Tahun 2014 SDM Pariwisata yang sudah tersertifikasi ada
sekitar 125 ribu dan pada tahun 2019 secara akumulatif akan meningkat menjadi 500 ribu orang.
Sementara di kalangan dosen, telah dilakukan sertifikasi sebagai CHE (Certified of Hospitality Educator).
Sertifikasi tidak hanya untuk lulusan dan dosen, tapi juga untuk institusinya. Untuk institusi pendidikan
pariwisata bisa menggunakan Center for World University Ranking (CWUR) untuk program Studi
Hospitality, Leisure, Sport and Tourism.

Sedangkan dalam hal Center of Excellence, Menpar menginginkan seluruh sekolah tinggi pariwisata
memiliki spesialisasi, seperti contohnya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung center of excellence Wisata
Halal dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali menjadi center of excellence Wisata Budaya.

SDM Andal Kunci Pembangunan Pariwisata 4.0

Kamis, 22 Agustus 2019 0 146

Halo #Sobat Wisata. Sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam fokusnya membangun
kualitas SDM yang unggul, Kemenpar menggelar acara Curriculum and Training Wonderful Indonesia
Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0. WIDI merupakan program pembelajaran kompetensi digital
bertajuk “Blended Learning” yang bertujuan untuk mensinergikan seluruh kekuatan kepariwisataan
nasional melalui peningkatan akselerasi SDM pariwisata agar dapat memenangkan kompetisi global di
era industri 4.0.

Blended Learning tersebut diimplementasikan melalui kolaborasi antara pengembangan start up


pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata, peningkatan digital literasi, serta pemantauan
akan kesiapan pelaku bisnis usaha kecil dan menengah di daerah-daerah wisata.

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #SDMUnggul #IndonesiaMaju #74thIndonesia

Kualitas SDM Modal Utama di Era Ekonomi Digital

Rabu, 21 Agustus 2019 0 45

#SobatWisata. Dalam Pidato Kenegaraan Presiden RI yang dilaksanakan saat Sidang Bersama DPD dan
DPR di Jakarta pada Jumat lalu (16/08/2019), Jokowi menyampaikan bahwa RAPBN 2020 akan bertumpu
pada pembangunan SDM sebagai upaya meningkatkan daya saing nasional maupun global. Menurutnya,
kualitas SDM merupakan modal penting di era ekonomi digital ini.

Selain penguatan kualitas SDM, pemerintah akan fokus pada penguatan program perlindungan sosial,
serta melanjutkan kerja dalam pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah, terutama di
daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Devisa Sektor Pariwisata Meningkat Mencapai 19,29 Miliar Dolar AS

Senin, 19 Agustus 2019 0 312

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Devisa Sektor Pariwisata Meningkat Mencapai 19,29 Miliar Dolar AS

Jakarta, 19 Agustus 2019 - Devisa dari sektor pariwisata pada tutup buku 2018 meningkat mencapai
angka 19,29 miliar dolar AS atau hampir menembus target tahun ini sebesar 20 miliar dolar AS.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Djunaedi di Jakarta, Senin (19/8/2019)
mengatakan sejak awal sudah memperkirakan peningkatan angka devisa pariwisata Indonesia.

“Greget dan antusiasme industri pariwisata nasional sudah terasa dalam 4 tahun ini. Semakin hidup dan
bergairah. Itu menunjukkan bahwa bisnis di sektor pariwisata semakin menemukan bentuknya, makin
merata makin menyejahterakan banyak pihak,” ungkap Didien Djunaedi.

Didin tidak merasa kaget, karena dia sudah malang melintang di industri pariwisata sejak lama. “Lebih
dari 50 tahun, saya bisnis di pariwisata, dan 4-5 tahun terakhir memang dahsyat,” papar Didien.
Didien mengatakan, perkembangan pariwisata ditunjukan oleh kontribusi dalam PDB, jumlah wisatawan
mancanegara, jumlah wisatawan nusantara, dan nilai penerimaan devisa.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB tahun 2018 mencapai 4,50 persen, dan tahun 2019 mencapai
4,80 persen.

“Peningkatan kontribusi ini utamanya didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman, wisnus
dan investasi, terutama di 10 destinasi prioritas,” ujar Didien.

Sebelumnya Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Jumat (16/8/2019), di Gedung DPR MPR RI,
Senayan, Jakarta, mengatakan, pariwisata mengalami peningkatan pada 2018 mencapai 19,29 miliar
dolar AS.

Jumlah devisa itu berasal dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan Badan
Pusat Statistik tahun 2018 yang ditutup dengan angka capaian 15,8 juta.

Jumlah devisa itu didapat dengan perhitungan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
berdasarkan Badan Pusat Statistik pada 2018 yang ditutup dengan angka capaian 15,8 juta. Sementara
tingkat spending atau belanja mereka selama berwisata dan berada di tanah air sebesar 1.220 dolar AS
perwisman per kunjungan atau istilahnya Average Spending Per Arrival (ASPA).

ASPA sebesar 1.220 dolar AS perkunjungan itu sudah termasuk perhitungan wisman dari 19 pintu utama
imigrasi, sejumlah 13,3 juta wisman, ditambah 2,71 juta wisman dari pintu lainnya sehingga jumlah
totalnya 15,81 juta wisman.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) belum memasukkan devisa dari pintu lain dan lebih fokus pada 19 pintu
utama yang spendingnya 1.440 dolar AS perkunjungan.

BI sendiri sampai saat ini belum memasukkan wisman dari pintu lain yang jumlahnya cukup signifikan
mencapai 2,7 juta, meskipun spending mereka yang sudah disurvei, hanya 150 dolar AS perkunjungan.
Hal itulah yang menjadi alasan ASPA dihitung 1.220 dolar AS perkunjungan.
Penghitungan terfokus pada ASPA di pintu utama juga tidak lain karena belum ada pasangan outbond
yang bisa diperhitungkan.

Meskipun asumsi ASPA dari pintu lain sebesar 150 dolar AS pernah disampaikan BPS sehingga ASPA pintu
utama yang dihitung BI menjadi 1.440 dolar AS perkunjungan.

Dengan penjelasan wisman dari pintu utama dikalikan dengan ASPA pintu utama, ditambah wisman dari
pintu lain dikalikan ASPA pintu lain.

Jika wisman pintu utama 13,1 juta, sementara wisman pintu lain 2,7 juta, ASPA pintu lain 150 dolar AS,
total wisman 15,8 juta dan total ASPA 1.220 dolar AS, maka ASPA pintu utama sebesar 1.440 dolar AS .

Dengan ASPA pintu utama sebesar 1.440 dolar AS perkunjungan, maka jika hanya ingin menghitung
devisa wisman 19 pintu utama saja, menjadi sebesar 18,87 miliar dolar AS.

Guntur Sakti

SDM Unggul Kunci Sukses Keberhasilan Pariwisata Indonesia

Sabtu, 17 Agustus 2019 0 402

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

SDM Unggul Kunci Sukses Keberhasilan Pariwisata Indonesia

Jakarta, 17 Agustus 2019 - Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul secara kualitas menjadi kunci
sukses berhasilnya pembangunan pariwisata di Indonesia.
Oleh karena itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menginginkan sinergi yang kuat untuk
melahirkan banyak SDM unggul demi membangun sektor pariwisata yang berhati Indonesia dan
berideologi Pancasila.

Menpar Arief Yahya saat Upacara Bendera HUT Ke-74 Republik Indonesia di Gedung Sapta Pesona,
Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta (17/8/2019) mengatakan, Indonesia butuh SDM yang bisa
bekerja keras dan berdedikasi tinggi yang kelak akan membawa kemajuan bangsa.

“Dengan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kegotongroyongan, kita harus bekerja keras untuk
memajukan SDM di segala bidang, termasuk pariwisata, agar dapat berkompetisi di era persaingan
global,” katanya.

Menpar Arief yang hadir saat upacara bendera menggunakan pakaian adat khas Palembang itu
mengatakan, dalam menghadapi persaingan Kementerian Pariwisata telah memiliki Wonderful Indonesia
(WIn-Way) sebagai budaya kerja dan cara untuk memenangkan persaingan dengan jurus jitunya yaitu 3S:
Solid, Speed, dan Smart.

Ia mengatakan Kemenpar memiliki strategi untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga bisa berdampak
memajukan sektor pariwisata Indonesia.

Seperti di kalangan dosen, telah dilakukan sertifikasi sebagai CHE (Certified of Hospitality Educator).
Sertifikasi tidak hanya untuk lulusan dan dosen, tapi juga untuk institusinya. Untuk institusi pendidikan
pariwisata bisa menggunakan Center for World University Ranking (CWUR) untuk program Studi
Hospitality, Leisure, Sport, and Tourism.

“Ada lima poin Visi Presiden Jokowi yaitu Pembangunan Infrastruktur, Pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM), Investasi, Reformasi Birokrasi dan Efektivitas serta Efisiensi Alokasi dan Penggunaan
APBN yang kesemuanya ini menjadi pedoman kita dalam mengembangkan sektor kepariwisataan,” kata
Menpar.

Presiden Jokowi menegaskan akan memberikan prioritas pembangunan SDM sehingga kualitas
pendidikan akan terus ditingkatkan. Pentingnya Vocational Training dan Vocational School, serta
membangun Lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Diaspora yang bertalenta tinggi harus diberikan
dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia.
Pembangunan SDM pariwisata harus menjadi perhatian semua, utamanya dalam menjadikan lulusan
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia menjadi SDM unggul yang memiliki daya saing dalam keahlian
dan keterampilan di bidang industri pariwisata di tingkat internasional.

“Selain itu, memunculkan talenta dan entrepreneurship utamanya untuk mengelola Destinasi Super
Prioritas yang banyak mendatangkan investor dari dalam dan luar negeri,” kata Menpar Arief.

Menpar Arief juga mengimbau para stakeholders pariwisata agar melihat kenyataan perilaku konsumen
yang sudah sangat digital dan semakin dominannya millennial travellers dalam komposisi wisman.

Sekitar 70 persen travellers melakukan search dan share melalui media digital. Lebih dari 50 persen
inbound travellers kita adalah milenial yang digital savvy.

“Mereka adalah segmen yang penting karena tak hanya ukuran pasarnya besar dan terus bertumbuh tapi
juga influencing power-nya luar biasa. Big and loud,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Menpar, agar menjadi lebih riil, Kemenpar mengaplikasikan dengan konsep
Tourism 4.0 yakni pariwisata untuk milenial (millennial tourism) yang memang seluruh aspeknya
hidupnya sudah tergantung pada digital. Intinya, milenial menuntut adanya pengalaman digital dari
setiap titik di dalam consumer journey.

“Karena itu mau tak mau kita harus membangun ekosistem pariwisata dimana digital ‘experience’ harus
hadir di setiap titik dalam ‘traveller journey’. Untuk mewujudkannya memang harus membangun
platform dan infrastruktur teknologi 4.0,” katanya.

Namun inisiatif ini membutuhkan biaya yang amat besar dan perencanaan jangka panjang yang matang
serta melakukannya dengan bertahap.

“Untuk mewujudkan Tourism 4.0, saya memulainya bukan dari membangun infrastruktur teknologinya
atau hard aspect karena memang investasinya mahal dan bersifat jangka panjang, tapi justru dari SDM
atau soft aspect. Itu sebabnya Rakornas I tahun 2019 sengaja mengambil tema pengembangan SDM
pariwisata untuk menyongsong era Tourism 4.0,” ujar Menpar Arief Yahya.

Guntur Sakti

Wujudkan SDM Unggul Pariwisata, Kemenpar Gelar Pelatihan Guru

Sabtu, 17 Agustus 2019 0 85

#SobatWisata dalam mewujudkan SDM kepariwisataan yang unggul, Kementerian Pariwisata melakukan
pelatihan di beberapa kota di Indonesia. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan
tentang kepariwisataan, khususnya melalui Sadar Wisata dan Sapta Pesona.

Pelatihan dasar bagi guru ini sejalan dengan fokus presiden dalam membangun SDM yang unggul. SDM
unggul berperan penting untuk pengembangan pariwisata, karena SDM pariwisata yang berkualitas
sangat menentukan kenyamanan dan kepuasan wisatawan. “Pemerintah akan mengidentifikasi,
memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta
Indonesia”.

- Joko Widodo-

Selengkapnya

3C Strategi Kemenpar Curriculum, Certification, dan Center of Excellence.

Rabu, 14 Agustus 2019 0 95

3C Strategi Kemenpar Curriculum, Certification, dan Center of Excellence.

Curriculum peningkatan SDM Pariwisata mengacu pada standar global baik dari sisi lulusan, dosen, dan
institusinya. Standar internasional kurikulum yang dimaksud mengacu pada TedQual Certification dari
UNWTO yang dikenal sangat bergengsi.
Certification yang di maksud adalah 100% lulusan SDM Pariwisata harus mendapatkan sertifikasi
berskala ASEAN yaitu MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional). Tahun 2014
SDM pariwisata yang sudah tersertifikasi ada sekitar 125 ribu, tahun 2019 akan meningkat menjadi 500
ribu orang.

Sedangkan Center of Excellence adalah keenam PTN-Pariwisata memiliki spesialisasi tertentu yang
mengacu pada resources dan advantages. STP Bali diarahkan jadi center of excellence cultural tourism.
STP NHI Bandung jadi center of excellence halal tourism, Poltekpar Lombok jadi center of excellence
culinary tourism, Poltekpar Makassar center of excellence wisata maritim, Poltekpar Palembang center
of excellence sports tourism, Poltekpar Medan center of excellence wisata geopark.

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #SDMUnggul #IndonesiaMaju #74thIndone

Selengkapnya

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #SDMUnggul #IndonesiaMaju #74thIndonesia

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #SDMUnggul #IndonesiaMaju #74thIndonesia

Kemenpar Berkomitmen Membangun SDM Pariwisata

Kamis, 15 Agustus 2019 0 105

Halo #SobatWisata. Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan SDM di bidang pariwisata,
Menpar Arief Yahya memberikan beasiswa kepada 22 mahasiswa terbaik sekolah pariwisata STP Nusa
Dua Bali yang berasal dari Kabupaten Toba Samosir.

Para mahasiswa penerima beasiswa ini telah menuntut ilmu di STP Bandung sejak 9 September hingga
22 Desember 2018 lalu, sebelum memulai pendidikannya di jurusan Divisi Kamar, STP Nusa Dua Bali
tersebut.

Menurut Menpar, untuk memajukan pariwisata suatu negara perlu ditekankan kualitas SDM-nya.
Sehingga perlu ditingkatkan akan kualitas pelatihan dan sertifikasi para SDM yang dimilikinya. Dengan
adanya program pemberian beasiswa diharapkan setiap penerima beasiswa ini setelah menyelesaikan
pendidikannya kelak akan kembali ke daerah asalnya, Toba Samosir, dan dapat terjun langsung ke
industri pariwisata di Kawasan Danau Toba.

Storynomic Tourism, Strategi Promosi Pariwisata di Destinasi Super Prioritas

Sabtu, 10 Agustus 2019 1 535

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Storynomic Tourism, Strategi Promosi Pariwisata di Destinasi Super Prioritas

Jakarta, 10 Agustus 2019 - Pemerintah akan menjadikan Storynomics Tourism sebagai strategi
pengembangan pariwisata Indonesia andalan, khususnya di lima kawasan wisata destinasi super
prioritas. Kelima destinasi itu adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, mengatakan, Presiden Joko
Widodo menginginkan wisatawan yang berkunjung ke destinasi nantinya dapat terkesan kemudian
menyampaikan kesan baik ini kepada banyak orang, atau yang disebut sebagai Storynomics Tourism.

“Formula ini merupakan sebuah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan
living culture serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi,” kata Luhut.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid telah ditunjuk sebagai koordinator
yang akan memimpin program quick win pengembangan potensi destinasi wisata ini.

Program ini melibatkan kolaborasi lintas kementerian/lembaga terkait, pemda sekitar kawasan destinasi
super prioritas, serta peran komunitas lokal dalam hal ini BUMDes dan Pokdarwis (Kelompok Sadar
Wisata) untuk mengelola destinasi wisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, penetapan strategi storynomics tourism berlandaskan pada
kekayaan budaya Indonesia. Sehingga nantinya promosi kawasan wisata akan dilakukan dengan narasi
story telling serta dikemas dalam konten menarik yang terkait dengan budaya setempat.

“Awareness berkaitan dengan marketing, sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas,
amenitas, dan atraksi (3A) yang melekat ke setiap destinasi-destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus
menjadi satu kesatuan yang padu,” katanya.

Sementara Irfan Wahid menambahkan, dalam program ini nantinya juga akan membuka peluang Public
Private Partnership (PPP) dalam membangun pusat-pusat hiburan seperti theme park yang akan
menyerap banyak wisatawan. Dengan peluang PPP, narasi dan pengembangan pariwisata bakal bisa
diakselerasi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Ia memberi contoh di kawasan
Danau Toba.

"Setelah mencoba melakukan pemetaan masalah dan potensi destinasi wisata, kami menemukan fakta
bahwa Toba sangat kaya akan destinasi-destinasi keren. Mulai dari kekayaan budaya, sejarah, sampai
alamnya sungguh membuat tempat ini cocok untuk menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super
prioritas," jelasnya.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Menpar Sebut Jumlah Kunjungan Wisman Semester Pertama 2019 Masih Bisa Dioptimalkan

Jumat, 2 Agustus 2019 2 303

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Menpar Sebut Jumlah Kunjungan Wisman Semester Pertama 2019 Masih Bisa Dioptimalkan
Jakarta, 2 Agustus 2019 - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut capaian jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) pada semester I bulan Januari-Juni 2019 sebesar 7,83 juta masih bisa
dioptimalkan agar pada periode berikutnya bisa mencapai angka yang diproyeksikan.

“Angka 7,83 juta itu masih kurang sedikit. Kemenpar memproyeksikan semester I mencapai 8 juta.
Wisman hanya bertumbuh 4,01 persen dari periode yang sama di tahun 2018. Tentu ini ada banyak
faktor,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Menpar menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan jumlah wisman di luar proyeksi pemerintah.
Salah satunya pariwisata di regional ASEAN juga sedang mengalami penurunan. Rata-rata
pertumbuhannya hanya 4,7 persen turun dari periode yang sama pada 2018 mencapai 8,5 persen.

Indonesia sendiri, masih di atas rata-rata pertumbuhan di negara ASEAN yang mencapai 9,8 persen.
Malaysia 5,9 persen, Singapura 3,1 persen, Vietnam 6,9 persen, dan Thailand hanya 1,5 persen.

“Dari 11 originasi atau negara asal wisatawan mancanegara di regional ASEAN yang menjadi
penyumbang terbesar berwisata ke ASEAN. Jadi situasi lesu ini terjadi di seluruh negara ASEAN,” kata
Menpar.

Ke-11 negara originasi yang sama-sama menjadi target market utama di ASEAN itu antara lain Tiongkok,
Singapura, Australia, Malaysia, India, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Korea Selatan, Prancis, dan
Filipina.

Sedangkan wisatawan Tiongkok yang marketnya besar juga mengalami penurunan ke negara-negara
ASEAN. Dari tahun lalu 24 juta, tahun ini hanya 12 juta. Dari jumlah itu yang ke Indonesia hanya 1 jutaan
wisman.

“Ada kemungkinan, wisman Tiongkok ini juga terdampak oleh perang dagang China dengan Amerika
Serikat, yang belakangan ini makin kencang,” kata Menpar.
Untuk strategi mengejar target di semester ke II, Kemenpar akan mengimplementasikan beberapa
strategi yang sebelumnya juga telah terbukti berhasil dilakukan seperti program Hotdeals, Tourism Hub,
hingga Border Tourism.

Hotdeals sendiri merupakan program membuat bundling package 3A (Akses, Amenitas, Atraksi) dengan
harga murah, untuk market di Singapura, baik warga Singapura, maupun ekspatriat yang tinggal di
Singapura ke Batam dan Bintan.

“Program ini sukses, pada 2017 dari September-Desember terjual 100 ribu paket. Tahun 2018 terjual 700
paket. Tahun 2019 ini diproyeksikan 1 juta paket,” ujar Menpar Arief.

Sementara untuk Tourism Hub adalah strategi untuk mengalirkan wisman yang semula tujuannya hanya
ke Singapura, diarahkan untuk berwisata ke Kepri, Batam-Bintan. “Istilahnya menjaring ikan di kolam
tetangga”, tambah Menpar.

Sedangkan Border Tourism adalah menggarap daerah perbatasan yang bisa overland, seperti Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Atambua di Belu, dan Papua. Tujuannya sekaligus menghidupkan ekonomi
masyarakat di daerah terdepan Republik Indonesia, bersamaan dengan Presiden Jokowi yang
menginstruksikan membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang bagus dan membangun rasa percaya
diri bagi masyarakat di sana.

Kemenpar menggelar banyak festival crossborder, atraksi di perbatasan untuk menjaring wisman dari
negara tetangga.

“Karena itu, tiga strategi itulah yang akan menjadi andalan untuk mencapai proyeksi wisman di 2019
Semester II ini,” ujar Menpar Arief Yahya.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik


Sejumlah Daerah dengan Keunggulan Pariwisata Dianugerahi Indonesia Attractiveness Award 2019

Rabu, 24 Juli 2019 0 358

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Sejumlah Daerah dengan Keunggulan Pariwisata Dianugerahi Indonesia Attractiveness Award 2019

Jakarta, 24 Juli 2019 - Sejumlah daerah dengan keunggulan pariwisata dianugerahi penghargaan dalam
ajang Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2019 yang berlangsung di Hotel Pullman Jakarta Pusat, Selasa
malam (23/7/2019).

Ajang IAA yang digelar oleh Frontier Group bekerja sama dengan PT Tempo Inti Media Tbk tersebut
memasuki tahun kelima dengan menempatkan sektor pariwisata, investasi, infrastruktur, dan pelayanan
publik sebagai indikator penilaiannya.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan IAA sebagai upaya mendorong kemajuan daerah di
tingkat provinsi, kota, dan kabupaten dengan menempatkan sektor pariwisata sebagai daya tarik dalam
memajukan ekonomi daerah.

“Kemajuan sektor pariwisata di daerah akan membawa dampak pada meningkatnya investasi,
pembangunan infrastruktur, dan pelayanan publik,” katanya.

Kemajuan tersebut telah dibuktikan oleh sejumlah daerah antara lain Banyuwangi, Kota Batu, dan
Denpasar.

Kemajuan pariwisata dan infrastruktur juga dibuktikan di 10 daerah yang ditetapkan oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi) sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dikembangkan sebagai “Bali Baru” atau
destinasi pariwisata kelas dunia.
Presiden Jokowi telah menetapkan 4 DPP yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo
sebagai destinasi pariwisata super prioritas.

Direktur Utama Tempo Inti Media Toriq Hadad mengharapkan penghargaan IAA 2019 dapat mendorong
semangat kepala daerah (provinsi, kota, dan kabupaten) dalam melakukan pembangunan di daerah.

Pada kesempatan itu Toriq Hadad dan CEO Frontier Group Handi Irawan memberikan apresiasi kepada
pemerintah daerah yang sudah beberapa kali maupun yang baru pertama kali memperoleh penghargaan
IAA.

CEO Frontier Group Handi Irawan menyatakan, daya tarik kemajuan di bidang pariwisata, investasi,
infrastruktur, dan pelayanan publik digunakan sebagai indikator dalam Indonesia Attractiveness Index
untuk mengukur kemajuan masing-masing daerah dengan kriteria berdasarkan dua indikator yakni PAD
(Pendapatan Asli Daerah) dan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). “Dengan begitu
perbandingan antar daerah bisa dilakukan setara berdasarkan kategori meliputi besar, sedang, dan kecil,”
katanya.

Menpar Arief Yahya pada kesempatan itu menyematkan penghargaan untuk kategori platinum kepada
masing-masing daerah terbaik dalam pariwisata, investasi, infrastruktur, dan pelayanan publik.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Eko Putro Sandjojo, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X , Gubernur Jawa Timur Hj.
Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar
Anas.

Dalam ajang IAA 2019 diserahkan sebanyak 45 penghargaan untuk kategori gold dan platinum. Provinsi,
kota, dan kabupaten yang menerima penghargaan untuk kategori platinum yakni, Provinsi Besar; Jawa
Timur (pelayanan publik dan pariwisata), Jawa Barat (investasi), DKI Jakarta (infrastruktur). Sedang;

Sumatera Barat (pelayanan publik), Daerah Istimewa Yogyakarta (pariwisata), Sulawesi Tengah
(investasi), dan Aceh (infrastruktur). Kecil; Bengkulu (pelayanan publik), Sulawesi Utara (investasi), dan
Kalimantan Utara (infrastruktur).
Kategori Kota Besar; Pekanbaru (Riau) untuk pelayanan publik; Surabaya (Jawa Timur) untuk pariwisata
dan infrastruktur, dan Denpasar (Bali) untuk pariwisata.

Kategori Sedang; Pontianak (Kalimantan Barat) untuk infrastruktur, Kota Jambi (Jambi) untuk pelayanan
publik. Kecil; Payakumbuh (Sumatera Barat) untuk pelayanan publik, dan Batu (Jawa Timur) untuk
pariwisata.

Sementara itu untuk kategori Kabupaten Besar; Banyuwangi (Jawa Timur) untuk pariwisata dan
infrastruktur. Sedang; Banggai (Sulawesi Tengah) untuk pelayanan publik, dan Kabupaten Morowali
(Sulawesi Tengah) untuk investasi. Kecil; Bantaeng (Sulawesi Selatan) untuk pelayanan publik, dan
Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara) untuk investasi.

Guntur Sakti

10 Negara ASEAN Sepakat Terapkan 6 Strategi Promosi Pariwisata Bersama

Senin, 15 Juli 2019 0 642

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

10 Negara ASEAN Sepakat Terapkan 6 Strategi Promosi Pariwisata Bersama

Jakarta, 14 Juli 2019 - Sebanyak 10 negara ASEAN yang tergabung dalam ASEAN National Tourism
Organizations/ASEAN NTOs) sepakat untuk menerapkan enam strategi promosi pariwisata bersama.

Dalam pertemuan The 50th ASEAN NTOs yang berlangsung di Borei Angkor Resort & Spa, Siem Reap,
Kamboja pada 8-12 Juli 2019, ASEAN NTOs menyepakati 6 strategi pemasaran pariwisata bersama dalam
rangka memajukan pariwisata di kawasan Asia Tenggara sebagai ASEAN single destination.
Kesepakatan 6 strategi pemasaran pariwisata bersama atau ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS)
2017-2020 ini tertuang dalam ATMS Projects in 2019 dan dibahas dalam forum The 6th ASEAN Tourism
Marketing Partnership Working Group (ATMP-WG) Meeting yang dipimpin Alex M. Macatuno dari
Filipina sebagai lead country dan dihadiri para delegasi NTOs dari 10 negara ASEAN.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan itu dipimpin Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Anang Sutono.

Dalam ATMS Projects in 2019 disebutkan 10 negara ASEAN sepakat untuk melakukan kampanye
pemasaran terpadu dengan mitra dan influencer dalam media online atau media sosial.

Kampanye melalui influencer trip tersebut menggunakan nama #WheninSEAsia (When in South East
Asia). Dan untuk menyukseskan kampanye tersebut, masing-masing negara anggota ASEAN mengusulkan
satu provinsi untuk dua opsi kegiatan influencer trip dengan kriteria yakni provinsi itu dekat dengan hub
utama (sekitar 2-3 jam dengan menggunakan mobil atau pesawat terbang), memiliki fasilitas hotel
berbintang maupun atraksi wisata antara lain ziplining, arung jeram, eksplorasi pasar malam, atau panjat
tebing.

Anang Sutono menyatakan untuk kegiatan kampanye #WheninSEAsia dalam kegiaan influencer trip,
Indonesia mengusulkan Provinsi Kepulauan Riau sebagai tempat pelaksanaannya dengan
mempertimbangkan Kepri memenuhi kriteria yang ditetapkan.

“Kami mengusulkan Kepri untuk kegiatan influencer trip dalam kampanye #WheninSEAsia,” kata Anang
Sutono.

Ia menjelaskan selain memenuhi kriteria Kepri merupakan destinasi andalan dalam mendukung program
border tourism dalam upaya menarik kunjungan wisman dari Singapura, Malaysia, dan negara ASEAN
lainnya.

Dalam ATMS Projects in 2019 tersebut juga disepakati untuk memanfaatkan Website Revamp. Media
online ini rencananya akan menggunakan desain baru, sedangkan nama yang diajukan adalah
SEAsia.travel atau visitSEAsia.travel.
Dalam strategi promosi itu juga diusulkan pembuatan ASEAN Tourism Digital Platforms. Terkait dengan
proyek ASEAN Tourism Digital Platform ini China mengajukan proposal untuk melakukan feasibility study.

Sementara itu sebagai implementasi dari ATMS Projects in 2019, sebanyak 4 negara ASEAN yakni
Malaysia, Myanmar, Kamboja, dan Thailand masing-masing siap menggelar event pariwisata.

Malaysia akan menggelar ASEAN Lifestyle Week pada 13-15 September 2019, Myanmar menggelar
ASEAN Food Festival 2019 (17-18 Agustus 2019) dan ASEAN FamTrip (3-9 Desember 2019), Kamboja
menggelar Cambodia Travel Mart (11-13 Oktober 2019), sedangkan Thailand menggelar dua event yakni
ASEAN Pop Culture (Mei-Juni 2019) dan ASEAN Together Run 2018-2019 (18 September 2018 – 8
Agustus 2019).

Dalam ATMS Projects in 2019 juga dilakukan kerja sama promosi bersama ASEAN dengan Rusia melalui
sosial media 2020.

ASEAN akan mengajukan kerja sama berupa dukungan untuk promosi di media sosial Rusia. Usulan kerja
sama ini akan disampaikan ke delegasi Rusia dalam forum ATF (ASEAN Tourism Forum) yang akan
berlangsung di Brunei Darussalam pada 2020.

Rangkaian kegiatan The 50th ASEAN NTOs selain menggelar pertemuan The 6th ASEAN Tourism
Marketing Partnership Working Group (ATMP-WG) juga pertemuan Special Meeting of ASEAN Tourism
Professional Monitoring Committee (ATPMC) yang dipimpin Myanmar selaku chairman dan Kamboja
sebagai vice chairman. Dalam pertemuan ATPMC tersebut membahas 2 agenda utama yakni
Amandemen ASEAN MRA-TP dan Penunjukan MRA-TP Officer.

ASEAN NTOs di Kamboja kali ini juga menggelar pertemuan dengan negara-negara mitra ASEAN yaitu
Jepang, Korea Selatan, China (Plus 3), India, dan Rusia. Pertemuan digelar dalam acara The 35th
ASEAN+3 NTOs Meeting dan The 22nd Meeting of ASEAN-India Tourism Working Group.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik


Industri Pariwisata Diminta Siapkan Diri Hadapi Tourism 4.0

Kamis, 4 Juli 2019 0 535

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Industri Pariwisata Diminta Siapkan Diri Hadapi Tourism 4.0

Jakarta, 4 Juli 2019 - Industri pariwisata termasuk di antaranya perusahaan perjalanan wisata (travel
agent) maupun akomodasi hotel (hoteiler) diminta mempersipakan diri dalam menghapi perubahaan
pasar di era tourism 4.0.

“Saya yakin pasar sudah siap karena didominasi wisatawan milenial yang sudah digital, sedangkan
industri masih perlu dipersiapkan,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam jumpa pers
seusai membuka sekaligus menjadi keynote speech dalam Rakornas Kementerian Pariwisata (Kemenpar)
II Tahun 2019 dengan mengangkat tema "Curriculum & Training Wonderful Indonesia Digital Tourism
(WIDI) Champion 4.0" di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenpar Jakarta,
Kamis (4/7/2019).

Arief Yahya menjelaskan, belum siapnya industri pariwisata menghadapi tourism 4.0 terlihat dari masih
banyaknya keluhan para pelaku usaha travel agent yang masih mempersoalkan online travel agent (OTA)
serta bagaimana seharusnya menyikapi hal tersebut.

Perubahan itu menurut Arief, merupakan suatu keniscayaan karena saat ini perilaku pasar sudah
berubah dan telah bergeser ke arah digital.
“Dalam industri pariwisata perubahan customer behavior terlihat ketika melakukan ‘search and share’
yang 70 persen sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan ‘walk in
service’ untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital,” kata Arief
Yahya.

Ia mengatakan, suka tidak suka industri pariwisata harus mengikuti perubahaan pasar yang bergeser ke
digital tersebut.

Dalam menghadapi perubahaan bisnis tersebut, kata Arief Yahya, hanya ada dua pilihan yakni
menghadapi persaingan (compete) atau bekerja sama (colaboration).

“Kalau yang pertama menjadi pilihan, industri pariwisata harus membuat platform berbasis online
sendiri. Misalnya, Asita membuat asita.co.id. dan PHRI membuat bookingina.com, sedangkan jika pilihan
kedua mau tidak mau harus berkerja sama dengan perusahaan online,” kata Arief Yahya.

Sementara itu dalam menghadapi tourism 4.0, Kemenpar telah menyiapkan 5 program besar (grand
strategy) yakni *Strategic Theme: Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0; Strategic Imperatives for
Transforming Tourism HR to Win Global Competition in Industry 4.0; 5 Technology Enabler; 9 Key
Initiatives for Discipline Executions; dan Pentahelix Collaboration Approach.*

Menpar Arief Yahya menyatakan grand strategy transformasi menuju tourism 4.0 tersebut sebagai upaya
pengembangan wisata di Indonesia dan dikenal di mata dunia.

“Kunci dalam grand strategy pariwisata era industri 4.0 adalah Sumber Daya Manusia atau SDM dan ini
sebagaimana program yang ditetapkan Presiden Jokowi tahun ini yakni fokus pada SDM,” katanya.

Penyelenggaraan Rakornas Pariwisata II Tahun 2019 dimaksudkan sebagai upaya mensinergikan seluruh
kekuatan kepariwisataan nasional melalui penguatan sumber daya manusia (SDM) pariwisata agar dapat
memenangkan kompetisi global di era industri 4.0.
Rakornas mengangkat tema besar "Curriculum & Training Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI)
Champion 4.0” dengan menghadirkan sejumlah nara sumber dari dalam negeri dan mancanegara antara
lain Yuswohady dan Priyantono Rudito, PhD (Advisor to MoT); Wawan Demanto (SBM ITB/Tim
Penyusunan Kurikulum Digital); Dr. Elidjen (Binus University/Knowledge Management & Innovation
Director); Indrawan Nugroho (Corporate Innovation Asia); dan Rukhsana (Expert/Deloitte Digital
Philipine).

Rakornas II sebagai kelanjutan dari Rakornas I Kemenpar Tahun 2019 yang berlangsung di Hotel Sultan
pada 28 Februari hingga 1 Maret 2019 dengan mengangkat tema ‘Wonderful Indonesia Digital Tourism
(WIDT) 4.0:Transforming Tourism HR to Win The Global Competition in The Industry 4.0 Era”.

Dalam Rakornas I tersebut dihasilkan 6 program inisiatif yakni program pemetaan digital maturity di
industri pariwisata di Indonesia; program pemetaan kompetensi, kurikulum, dan metode pembelajaran
dan sertifikasi WIDT 4.0; program kerjasama link & match antara Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata
(PTNP) dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital.

Di samping itu program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTNP, dan program
kerja sama pengembangan startup pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata, serta
program pengembangan dan pelatihan WIDI Champion.

Guntur Sakti

SDM Andal Jadi Kunci Sukses Pembangunan Pariwisata Di Era Revolusi Industri 4.0

Kamis, 4 Juli 2019 0 243

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

SDM Andal Jadi Kunci Sukses Pembangunan Pariwisata Di Era Revolusi Industri 4.0
Jakarta, 4 Juli 2019 - Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal menjadi kunci sukses pembangunan
pariwisata di era revolusi industri 4.0.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat Rakornas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) II Tahun
2019 dengan tema "Curriculum & Training Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0" di
Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kemenpar, Kamis (4/7/2019)
mengatakan, pengembangan SDM sedang menjadi fokus pemerintah Indonesia pada 2019.

“WIDI merupakan program pembelajaran kompetensi digital bertajuk ‘Blended Learning’ sehingga
diyakini akan meningkatkan akselerasi SDM pariwisata,” katanya.

Menpar Arief juga mengatakan, era digital merupakan suatu keniscayaan sehingga kerja sama
pengembangan start up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata sangat dibutuhkan.

Menpar menjelaskan, saat ini perlu dilakukan kerja sama seperti membuat gerakan nasional. Gerakan ini
berorientasi pada pengembangan start up di sektor industri pariwisata serta pengembangan kapasitas.

Kementerian juga dapat meningkatkan digital literasi dan memantau kesiapan pelaku bisnis usaha kecil
dan menengah di daerah-daerah wisata dan juga untuk karyawan dan perguruan tinggi di bawah
naungan Kemenpar.

“Langkah awalnya kita akan mulai bagi ASN Kemenpar dan mahasisawa Poltekpar yang jumlahnya 10
ribu,” kata Arief.

Penyelenggaraan Rakornas Pariwisata II Tahun 2019 dimaksudkan sebagai upaya menyinergikan seluruh
kekuatan kepariwisataan nasional melalui penguatan SDM pariwisata agar dapat memenangkan
kompetisi global di era industri 4.0. Rakornas mengangkat tema besar "Curriculum & Training Wonderful
Indonesia Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0”.
Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Pariwisata Indonesia Bisa Jadi Kunci Hadapi Dampak Perang Dagang AS-China

Jumat, 28 Juni 2019 0 375

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Pariwisata Indonesia Bisa Jadi Kunci Hadapi Dampak Perang Dagang AS-China

Jakarta, 27 Juni 2019 - Sektor pariwisata di Indonesia dianggap sangat potensial untuk menjadi kunci dan
solusi dalam menghadapi dampak ekonomi akibat perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat
dan China.

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar Widya dalam kegiatan
Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata pada Kamis (27/6/2019) di
Morissey, Jakarta Pusat, mengatakan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, sektor
pariwisata dapat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Sejak ditetapkan sebagai leading sector, pariwisata diharapkan dapat menjadi salahi satu sektor
unggulan penghasil devisa negara.

Apalagi ketika perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina mulai memberi dampak bagi
perekonomian global termasuk Indonesia.

Amelia menjelaskan kalau salah satu “jalan pintas” yang bisa digunakan untuk menyelamatkan devisa
negara adalah lewat sektor pariwisata.
“Analisis sementara menunjukkan industri pariwisata tidak terpengaruh oleh perang dagang. Meski
sedang terjadi perang dagang, orang-orang tetap berwisata,” papar Amelia.

Namun yang mesti mendapat perhatian pemerintah dan para stakeholder adalah, bukan tentang
seberapa banyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, tapi seberapa besar uang yang masuk
dari sektor ini.

“Yang penting seberapa besar dana yang dihabiskan oleh wisatawan yang datang ke Indonesia, dan ini
lah yang berdampak pada peningkatan produk domestik bruto (PDB),” jelasnya lagi.

Acara yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, pelaku bisnis, dan pejabat
lingkungan Kemenpar ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis berbagai faktor eksternal yang
mempengaruhi sektor pariwisata dengan pendekatan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan,
dan Hukum (PESTEL).

Frans Teguh, Asdep Manajemen Strategis Kemenpar menjelaskan bahwa hasil FGD ini nantinya akan
diformulasikan lagi bersama tim Litbang Kompas agar bisa menjadi rekomendasi analisis masalah terkait
sektor pariwisata dengan PESTEL.

Plt. Sekretaris Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri A. menjelaskan bahwa pariwisata bersifat kompleks
dan karena itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk memajukannya.

“Kemenpar tidak dapat melakukan semuanya sendiri, perlu sinergi berbagai sektor,” himbaunya kepada
para peserta dari berbagai kalangan yang hadir.

Lebih lanjut, Thamrin Bachri Tenaga Ahli Bidang Tourism juga menegaskan dampak langsung sektor
pariwisata terhadap lapangan pekerjaan.

Ia membeberkan hasil penelitian UNWTO dan The International Labour Organization (ILO), berjudul
Measuring Employment in the Tourism Industries tahun 2014, yang menunjukkan ketika ada 30 turis
yang berkunjung ke suatu tempat, maka akan tercipta satu pekerjaan baru.
Di sisi lain, menurut Sutrisno, Ketua Bidang Pembinaan Hotel PHRI, pemerintah juga mesti memelihara
iklim investasi.

Dari sudut pandangnya sebagai pebisnis, Sutrisno mengharapkan akan ada kebijakan yang
mempermudah perizinan, memberikan kepastian hukum, sistem perpajakan yang lebih jelas, dan
pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Menpar Usulkan Pengembangan KEK Pariwisata dan Destinasi Digital di Kabupaten Bandung

Sabtu, 18 Mei 2019 1 296

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Menpar Usulkan Pengembangan KEK Pariwisata dan Destinasi Digital di Kabupaten Bandung

Bandung, 17 Mei 2019 - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengusulkan pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Destinasi Digital di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Untuk mengarah kepada KEK, Menpar Arief mengatakan, Kabupaten Bandung perlu menyiapkan unsur
3A (atraksi, aksesibilitas dan amenitas). Untuk atraksi, keberadaan Ciwidey sebagai kawasan strategis
wisata nasional dianggapnya sebagai daya tarik tersendiri.
“Kelemahannya adalah akses, masih untung ada tol Soroja. Lalu akses diperbaiki jangan hanya jalan,
bandara ada Kertajati meski sekarang belum ramai,” ujar Menpar Arief Yahya saat melakukan kunjungan
kerja ke Kabupaten Bandung, Jumat (17/5/2019).

Untuk mengarah kepada KEK, ia mengatakan, Kemenpar akan melakukan program jangka pendek di
Kabupaten Bandung yaitu kegiatan Color Run dan Karnaval Kemerdekaan pada Agustus mendatang.

"Medium dan Long termnya, Kabupaten Bandung mengusulkan KEK. Kalau tidak punya tanah sendiri
boleh kerjasama dengan instansi lain. KEK harus dikembangkan terus," katanya.

Menpar Arief menambahkan, terdapat tujuh destinasi wisata di Jawa Barat diusulkan menjadi KEK. Dua
diantaranya yaitu di Cikidang, Sukabumi dan Pangandaran sudah masuk ke Menko Perekonomian dan
sudah berjalan.

"100 persen Cikidang berjalan, kalau Pangandaran tidak harus satu wisata tapi kemaritiman," katanya.

Menurut Menpar Arief, reaktivasi kereta api di beberapa ruas di Kabupaten Bandung sangat penting
dilakukan agar akses semakin bagus.

“Kemudian dengan sendirinya investor akan datang untuk menanamkan investasi,” katanya.

Selain itu, pihaknya mendorong agar lulusan program studi pariwisata memiliki sertifikasi dengan standar
ASEAN. Pihaknya juga akan mendorong agar anak muda di Kabupaten Bandung membuat destinasi
digital. Destinasi ini merupakan produk pariwisata yang kreatif dan dikemas secara kekinian (zaman now)
dan disukai kaum milenial.

“Keinginan generasi milenial maupun individu yang senang 'berbagi' di media sosial menjadi potensi baik
untuk meningkatkan pariwisata dunia digital ini. Kalau menurut bahasa anak muda adalah destinasi yang
instagramable,” kata Menpar Arief.
Menpar juga menugaskan jajarannya untuk membangun 5 Destinasi Pasar Digital di Kabupaten Bandung
sebagai bagian dari komitmen 10 Destinasi Pasar Digital dukungan Kemenpar untuk ‘Provinsi Pariwisata
Jawa Barat’ - yang digagas Gubernur Ridwan Kamil pada tahun 2019 ini.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Kemenpar Tingkatkan Kapasitas Usaha Pariwisata Masyarakat Sumbawa NTB

Senin, 13 Mei 2019 0 236

Kemenpar Tingkatkan Kapasitas Usaha Pariwisata Masyarakat Sumbawa NTB

Jakarta, 13 Mei 2019 - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berupaya untuk meningkatkan kapasitas
usaha pariwisata masyarakat di Kabupaten Sumbawa, NTB.

Kasubbid Kemitraan Usaha Masyarakat Kemenpar Rulyta Marsuri Rachmaesa di Jakarta, Senin (13 Mei
2019) mengatakan pihaknya berupaya mendorong masyarakat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara
Barat (NTB), agar semakin kompeten dalam mengembangkan usaha di bidang pariwisata.

“Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan untuk memberikan pemahaman dan pelatihan kepada
masyarakat agar bisa menemukenali potensi usaha di bidang pariwisata,” katanya.

Untuk kepentingan itu pihaknya mengundang masyarakat yang sebagian besar merupakan para pelaku
UMKM yang mulai merintis usaha di bidang pariwisata di wilayah Kabupaten Sumbawa.

“Sasaran kami tidak lain agar terwujud masyarakat yang berdaya usaha bidang pariwisata di Kabupaten
Sumbawa,” katanya.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada 9-10 Mei 2019 di Hotel Samawa Transit, Sumbawa, dan diikuti oleh
50 perwakilan yang datang dari berbagai wilayah di kabupaten tersebut.

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbawa Ir. H. Iskandar D. Mec. Dev yang
menekankan bahwa potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Sumbawa masih sangat luas.

Pemateri pelatihan pada acara itu yakni Prayitno Basuki (Dosen Universitas Mataram) yang menyajikan
tema Sadar Wisata, Sapta Pesona, dan Wisata Halal.

Selain itu juga Lia Afriza (Dosen STIEPAR Yapari Bandung) yang membawakan tema Identifikasi Potensi
Desa Wisata dalam Pengembangan Desa Wisata dan Cara Pengelolaan Homestay.

“Setelah pelatihan ini kami harapkan ada peningkatan kapasitas usaha masyarakat bidang pariwisata di
Kabupaten Sumbawa,” kata Ru

Kemenpar Susun Panduan Mitigasi bagi Destinasi Pariwisata Rawan Bencana

Selasa, 30 April 2019 1 458

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Kemenpar Susun Panduan Mitigasi bagi Destinasi Pariwisata Rawan Bencana

Simalungun, 29 April 2019 - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyusun Panduan Mitigasi Bencana di
Destinasi Pariwisata rawan bencana untuk meminimalisasi risiko yang mungkin timbul saat terjadi
bencana.
Pematangan rancangan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)
Perancangan Destinasi Pariwisata di Kawasan Rawan Bencana di Hotel Inna Parapat, Kabupaten
Simalungun,Sumatera Utara (Sumut), Senin (29/4).

Kegiatan itu merupakan rangkaian terakhir dari enam rangkaian Bimtek serupa yang sebelumnya telah
dilaksanakan di Banten, Makassar, Lombok, Yogyakarta, dan Banyuwangi. Adapun Bimtek
diselenggarakan dengan membagi tema sesuai dengan potensi bencana di wilayah tersebut.

“Bimtek di Kabupaten Simalungun, Sumut, mengambil topik bahasan tanah longsor sebagai pembahasan
utama. Pemilihan pembahasan tersebut bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan potensi dan
banyaknya jumlah bencana tanah longsor di Sumatera Utara,” kata

Drs. H. Muchlis, M.Si, Kepala Bidang Bina Pemasaran Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Sumatera Utara.

“Berdasarkan data BPBD yang terangkum dari data historis selama tiga tahun terakhir, tanah longsor
merupakan salah satu dari 14 bencana yang paling sering terjadi di Sumatera Utara, baik yang
disebabkan oleh alam maupun manusia,” ujarnya.

Saat membuka Bimtek ini, Abdu Rahman, Kepala Bidang Perancangan Destinasi Kemenpar menjelaskan
kegiatan ini merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya visi Indonesia sebagai negara tujuan
pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah
dan kesejahteraan rakyat.

“Salah satu misi pembangunan yang telah ditetapkan untuk mendukung terwujudnya visi tersebut ialah
misi yang terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata, yaitu destinasi pariwisata yang aman,
nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, serta meningkatkan pendapatan nasional,
daerah, dan masyarakat,” lanjutnya.

Oleh karena itulah penyelenggaraan rangkaian Bimtek Perancangan Destinasi Pariwisata di Kawasan
Rawan Bencana menjadi penting dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Terlebih bila mengingat
bahwa 8 dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata termasuk dalam kawasan rawan bencana alam.
Adapun tujuan Perancangan Destinasi Pariwisata di Kawasan Rawan Bencana ini ialah memberikan
materi kepada peserta terkait pengembangan destinasi pariwisata yang berbasis mitigasi bencana dan
menyinergikan arah kebijakan pengembangan kepariwisataan di kawasan atau destinasi rawan bencana.

Untuk memenuhi hal itu, Kemenpar mengundang narasumber dari satuan kerja teknis
Kementerian/Lembaga terkait bencana, yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.

Bimtek diikuti para peserta yang terdiri dari perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
pemangku kepentingan pariwisata di Sumatera Utara.

“Ini menandakan bahwa Sumatera Utara telah memiliki kesadaran pentingnya pengembangan destinasi
pariwisata yang berbasis mitigasi bencana,” katanya.

Sejumlah hal yang digarisbawahi dalam kegiatan itu meliputi lima hal, yakni bahwa pengembangan
kawasan pariwisata, khususnya destinasi wisata alam, tidak dapat dipisahkan dari mitigasi bencana.

Selain itu, mengembangkan kawasan pariwisata secara masif bila tanpa menyiapkan mitigasi bencana
dapat berkonsekuensi pada meningkatnya risiko atau potensi dampak kerugian dan korban akibat
bencana pada masa mendatang. Tata ruang merupakan instrumen untuk mengelola dan mengurangi
risiko bencana tersebut (living in harmony with disaster risk).

Hal ketiga yakni Indonesia rawan terhadap bencana dan sebagian besar destinasi pariwisata terletak di
kawasan rawan bencana sehingga perlu ada strategi dan kebijakan untuk mengurangi dampak dari
bencana.

Selanjutnya mitigasi struktural dan non-struktural untuk destinasi rawan bencana banjir dan tanah
longsor yang harus ditindaklanjuti oleh seluruh stakeholder di kabupaten/kota.

Mitigasi struktural meliputi pemetaan kawasan rawan bencana, penegakan pemanfaatan ruang
berdasarkan peta KRB, menyediakan penunjuk arah evakuasi dan titik kumpul di daerah-daerah rawan,
leaflet kebencanaan, membangun sistem peringatan dini, dan penggunaan teknologi (peta digital seperti
Cek Posisi dan InaRISK, MAGMA Indonesia-PVMBG, Slim Sumut, dan gistaru.atrbpn.go.id).

Sementara mitigasi non-struktural meliputi peningkatan kapasitas masyarakat, menggali kearifan lokal,
sertifikasi pemandu wisata, sertifikasi tim penyelamat, sertifikasi kesiapsiagaan bencana, penyediaan tim
manajemen darurat dengan SOP yang telah ditetapkan, update informasi berkala terkait aktivitas
kebencanaan, menjalin koordinasi dan komunikasi yang berkelanjutan antar kabupaten/kota di kawasan
sekitar.

Hal kelima yakni kesiapsiagaan (preparedness) harus dimiliki oleh pelaku pariwisata untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat guna.

“Bimtek juga menghasilkan stakeholder mapping dalam mitigasi bencana,” kata Abdu.

Selanjutnya, ia menambahkan, seluruh masukan dan paparan pada Bimtek ini akan dijadikan sebagai
bahan masukan untuk penyusunan buku Panduan Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Menpar Targetkan Pariwisata Hasilkan Devisa 17,6 miliar dolar AS

Senin, 29 April 2019 3 430

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Menpar Targetkan Pariwisata Hasilkan Devisa 17,6 miliar dolar AS


Jakarta, 29 April 2019 - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menargetkan sektor pariwisata
Indonesia mampu menghasilkan devisa 17,6 miliar dolar AS atau melampaui devisa dari sawit yang
selama ini terbesar.

Menpar Arief Yahya saat menjadi narasumber dalam acara Media Visit di Menara Kompas, Jakarta
(29/4/2019), menjelaskan, pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tumbuh sebesar 25,68
persen.

“Naik signifikan dari tahun 2018 yang tumbuh 13 persen. Artinya naik dua kali lipat, dan jauh lebih tinggi
dari pertumbuhan di ASEAN yang hanya 7 persen,” katanya.

Oleh karena itu, ia menargetkan sektor pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar dengan angka
proyeksi 17,6 miliar dolar AS. Angka tersebut mengalahkan devisa dari Crude Palm Oil (CPO) sebesar 16
miliar dolar AS.

“Kalau target pencapaian 20 juta wisman pada 2019 belum tercapai, dengan penghasilan devisa
pariwisata akan jadi nomor satu, melebihi CPO yang kini devisanya 16 miliar dolar," kata Menpar Arief
Yahya saat taping program acara talkshow ‘Zona Inspirasi’ di Studio 1 Menara Kompas yang dipandu oleh
Permata Sari Harahap sebagai host.

Menpar Arief juga menyampaikan untuk mencapai target tersebut Kementerian Pariwisata memiliki tiga
strategi pada 2019 yaitu pengembangan pemasaran, pengembangan destinasi, dan peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) sektor pariwisata.

“Di bidang pemasaran kami 70 persen menggunakan digital. Karena saat ini sudah era digital. Costumer
kita juga 70 persen sudah menggunakan digital. Tidak hanya itu, ada juga Crossborder tourism, Low Cost
Carrier Terminal, dan Tourism Hub,” ujar Menpar.

Untuk pengembangan destinasi sendiri, pemerintah Indonesia sudah menetapkan 10 destinasi prioritas.
Dari 10 destinasi itu 4 telah ditetapkan menjadi destinasi super prioritas yang akan dipercepat
pengembangannya, yaitu, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
“Untuk SDM, pada 2019 kami targetkan ada 500 ribu orang yang tersertifikasi level ASEAN,” ujarnya.

Terkait tantangan dari sektor pariwisata pada 2019, Menpar Arief mengatakan kebijakan tarif di industri
penerbangan sangat mempengaruhi sektor pariwisata. Dia berharap ada “price elasticity” atau harga
yang fleksibel.

Menurut dia, jika harga tiket untuk penerbangan domestik naik, secara otomatis akan berpengaruh pada
permintaan tiket. Turunnya jumlah permintaan tiket tersebut kemudian bisa berdampak pada sektor
pariwisata di Indonesia.

“Kalau ingin menaikan tarif jangan langsung besar dan mendadak. Sesuatu yang mendadak dan besar
dampaknya relatif tidak bagus apalagi kalau itu kenaikan harga suatu barang atau jasa. Jadi kalau mau
naik 100 persen proyeksikan saja naiknya secara bertahap,” ujarnya.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Pesona Wisata Halal NTB Hadir di Car Free Day Jakarta

Minggu, 14 April 2019 0 288

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Pesona Wisata Halal NTB Hadir di Car Free Day Jakarta

Jakarta, 14 April 2019 – Pesona Wisata Halal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang baru saja ditetapkan
sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia versi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019
dipromosikan dalam ajang Car Free Day (CFD) Jakarta.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani, saat
acara CFD Pesona NTB, Minggu (14/4/2019) menjelaskan, promosi destinasi wisata halal menjelang libur
Ramadan menjadi sarana yang diharapkan efektif untuk memobilisasi wisatawan.

Terlebih seiring dengan ditetapkannya Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 versi
Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. “Maka mendekati bulan Ramadhan, pada kesempatan ini kami
mempromosikan salah satu Calendar of Event (COE) di NTB yang merupakan salah satu dari 100 Top
Event National, yaitu Pesona Khazanah Ramadhan. Ini juga sebagai upaya untuk menegaskan branding
destinasi wisata halal di NTB,” ujar Rizki Handayani.

NTB sebelumnya ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia versi IMTI 2019. Oleh
karena itu, Rizki menganggap momentum ini sangat efektif dimanfaatkan Kementerian Pariwisata untuk
mempromosikan NTB di Car Free Day (CFD) Jakarta.

CFD Pesona NTB di Jakarta dimulai dengan olahraga pagi yakni senam zumba sejak pukul 06.00 WIB di
Park and Ride Thamrin 10 tepatnya di samping Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat. Ratusan orang pun
meramaikan senam zumba yang dipimpin instruktur senam berpengalaman sehingga suasana makin
meriah.

Olahraga pagi kemudian dirangkai dengan penampilan flashmob tari tradisional dari NTB yang menarik
perhatian sehingga banyak pengunjung yang tergerak ikut menari bersama.

Rizki menjelaskan, mempromosikan destinasi wisata ke CFD adalah langkah yang tepat. Menurutnya,
saat akhir pekan terdapat ribuan orang datang di sepanjang Jalan MH Thamrin. Hal ini menjadi sarana
yang tepat untuk mengenalkan lebih jauh pesona NTB dan Lombok khususnya dengan wisata halalnya
kepada masyarakat.
"Orang yang datang ke CFD kemungkinan besar hobi jalan-jalan atau piknik. Karena itu kita coba
perkenalkan Pesona NTB di CFD. Agar mereka bisa mengalokasikan waktu atau mempertimbangkan
datang ke NTB di bulan Ramadan nanti,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Kemenpar menyampaikan segala informasi terkait NTB sekaligus paket Pesona
Khazanah Ramadhan. Paket itu dikemas dalam acara talkshow interaktif dari travel dan fotografi
influencer.

"Kita sengaja menghadirkan travel dan fotografi influencer. Sehingga selain mengetahui lebih jauh
tentang apa yang menarik di NTB ini, pengunjung juga akan banyak mendapatkan tips-tips travelling,"
ujar Rizki.

Usai talkshow, Tim Kesenian Eschoda Management menyajikan rangkaian pertunjukkan tari tradisional.
Di antaranya Tari Lenggo Mbojo dan Tari Wura Bongi Monca. Dilanjutkan dengan panggung hiburan dan
berbagai games yang menyediakan ragam hadiah menarik.

Bagi yang suka mencicipi masakan, Festival Kuliner juga tersedia. Pengisinya komunitas food-truck yang
menjual aneka kuliner dari berbagai daerah.

Guntur Sakti

Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, Melihat Keunikan Desa Sade di Lombok Tengah

Sabtu, 13 April 2019 0 452

Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, Melihat Keunikan Desa Sade di Lombok Tengah

LOMBOK (13/04) - Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth Melanjutkan Kegiatan dengan
mengunjungi Desa Tradisional yang terkenal di Lombok, tepatnya di daerah Rembitan, Pujut, Lombok
Tengah yaitu Desa Sade
Desa yang masih menyimpan adat istiadat dan kebudayaan suku asli pulau Lombok ini, sering dikunjungi
oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk memahami tradisi dan kebiasaan unik mereka
yang masih sangat tradisional menggunakan metode interaksi langsung dengan penduduk setempat.

Desa yang memiliki luas sekitar 5,5 hektar ini bisa diakses sangat cukup mudah, karena terletak sekitar 8
km dari Bandara International Lombok atau sekitar 30 menit. Jumlah Penduduk di Desa Sade ini sekitar
700 orang yang dihuni suku Sasak dan semua penduduk nya masih satu garis keturunan. Setiap satu
keluarga menempati satu bangunan rumah dan hanya terdapat sekitar 150 rumah saja.

Ada beberapa hal yang unik di desa sade ini, Pertama Bangunan nya yang unik karena rumah yang ada di
desa ini masih sangat tradisional. Selain rumah, mesjid, lumbung padi serta tempat pertemuan juga
memiliki gaya arsitektur yang unik. Anyaman bambu digunakan sebagai tembok bangunan, kayu
digunakan sebagai tiang, serta alang-alang kering digunakan sebagai atapnya. Uniknya, bangunan
dengan ciri khas arsitektur suku Sasak ini akan terasa hangat saat musim dingin. Sebaliknya, ia akan
terasa dingin dimusim panas.

Kedua hasil kerajinan yang sangat unik, Di Desa Sade, wisatawan juga bisa belajar menenun kain kepada
masyarakat setempat. Menenun kain merupakan pekerjaan perempuan suku Sasak. Semua perempuan
di desa ini wajib bisa menenun kain. Jika tidak bisa menenun kain saat sudah cukup umur, maka belum
diperbolehkan menikah. Kain songket adalah produk kain tenun khas suku Sasak di Desa Sade ini.
Ketiga yaitu Tradisi Kawin Culik, Adat kawin culik ini dimaksudkan apabila seorang laki-laki menyukai
seorang perempuan suku Sasak dan diantara keduanya pihak saling mencintai serta bersedia untuk
menikah, maka laki-laki berhak membawa lari si perempuan tersebut dan dibawa ke tempat kerabat laki-
laki dan diinapkan di rumah kerabatnya. Kemudian pada esok harinya, Si laki-laki dan pihak keluarganya
akan melamar gadis yang dibawanya untuk dinikahi. Pada umumnya laki-laki di desa ini diharuskan untuk
menikahi perempuan dari suku Sasak juga.

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #GenPi #GenWi #Indonesia

Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, Menikmati Sunset Bukit Malimbu dan Keindahan Bawah
Laut di 3 Gili Lombok

Sabtu, 13 April 2019 0 338

Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, Menikmati Sunset Bukit Malimbu dan Keindahan Bawah
Laut di 3 Gili Lombok.

LOMBOK (12/04) - Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth Melanjutkan Kegiatan mengunjungi
beberapa destinasi yang ada di Lombok, diantaranya adalah mengunjungi Bukit Malimbu dan 3
Kepulauan yang merupakan destinasi wisata populer jika berlibur ke lombok. Destinasi itu adalah Bukit
Malimbu, Pulau Gili Air, Pulau Gili Meno dan Pulau Gili Trawangan

Bukit Malimbu merupakan daratan tinggi terusan area Pantai Senggigi, terletak di kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di sini wisatawan bisa menikmati hamparan pasir putih yang terbentang di hadapan bukit. Dari atas
bukit, wisatawan akan disuguhkab oleh pemandangan alam terbuka yang sangat mempesona. Indahnya
matahari terbenam akan menjadi pemandangan yang tak terlupakan. Selain itu, jika beruntung
wisatawan bisa menikmati pemandangan gunung Agung di Bali dan deretan gili-gili (pulau) di bagian
utara pulau Lombok.
Membahas tentang destinasi lainnya yaitu Gili Trawangan, pulau ini adalah pulau yang terbesar dari
ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satu gili yang
ketinggiannya di atas permukaan laut. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi
sekitar 800 jiwa. Di antara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling
beragam dan modern

untuk Gili Air merupakan pulau yang letaknya paling dekat dengan pulau Lombok. Gili Air cocok untuk
para pasangan Honeymoon yang membutuhkan suasana yang tenang dengan pemandangan yang
mampu menampilkan gambaran keindahan pantai-pantai yang berada di Lombok. untuk lokasinya Gili
Air tepatnya teletak di Desa Gili indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Sedangkan Gili Meno, adalah Salah satu destinasi yang paling menarik untuk snorkeling dan menyelam
karena berlimpahnya kehidupan laut dan formasi karang yang menarik. Salah satu spot yang paling
populer adalah Spot Patung Bawah laut, pada spot patung bawah laut ini terdapat 20 lebih patung hasil
karya pemahat bawah air Jason deCaires Taylor yang ditenggelamkan ke dalam laut. Bukan hanya untuk
spot area snorkeling, ternyata patung tersebut diciptakan untuk mengembangkan terumbu karang.
Wisatawan bisa snorkeling atau berenang sembari menikmati karang dan biodiversitasnya.

Setiap pulau memiliki beberapa sanggraloka kecil, biasanya terdiri dari kumpulan pondok untuk
wisatawan, kolam kecil, dan restoran. Sebagian masyarakat lokal tinggal di Pulau Gili Trawangan yang
membentang di sepanjang sisi timurnya dan pedalaman. Tidak ada lalu lintas kendaraan bermotor yang
boleh dilakukan di kepulauan ini karena semua diatur oleh peraturan setempat, semua penduduk atau
wisatawan bertransportasi dengan menggunakan metode transportasi yang disukai seperti berjalan kaki
dan bersepeda atau kereta yang ditarik kuda yang biasa disebut cidomo.

Gala Dinner Famtrip Australia Lombok Sumbawa, Pertemukan Travel Agent Australia dan Pelaku Industri
Pariwisata NTB.

Jumat, 12 April 2019 0 283

Gala Dinner Famtrip Australia Lombok Sumbawa, Pertemukan Travel Agent Australia dan Pelaku Industri
Pariwisata NTB.

LOMBOK (12/04) - Sebagai lanjutan kegiatan Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, Kementerian
Pariwisata mempertemukan Travel Agent Australia dengan Pelaku Industri Pariwisata NtB, pertemuan ini
terjadi pada acara Gala Dinner Famtrip Australia Lombok Sumbawa yang diadakan di Grand Legi Hotel
Mataram Lombok.

Gala Dinner ini adalah salah satu rangkaian kegiatan Familirization Trip 2019 Travel Agent of Perth, gala
dinner dihadiri oleh Ketua Badan Promosi Wisata Daerah NTB Anita Ahmad, dan Kepala Bidang
Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional IV Titik Wahyuni serta Pelaku Usaha
Pariwisata, Asosiasi Pariwisata, Travel Agent, Tour Operator serta Pemerintah dan Stakeholder Daerah
NTB.

Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional IV Titik Wahyuni
mengatakan, Kegiatan Famtrip ini dilatarbelakangi oleh moment penting yang akan terjadi pada bulan
Juni nanti yaitu pembukaan rute baru Direct Flight (penerbangan langsung) dari perth ke lombok oleh
maskapai Air Asia. Diharapkan dengan adanya penerbangan langsung ini, para Travel Agent dapat
membuat package yang menarik untuk dapat meningkatkan kunjungan Wisatawan ke NTB, khususnya
wisatawan mancanegara yang berasal dari australia.

"Selain Bali kita harus terus mempromosikan daerah lainnya, kita biasa menyebutnya "Beyond Bali"
contohnya seperti Lombok dan Pulau Komodo, apalagi nantinya dengan dibukanya rute baru Direct Flight
(penerbangan langsung) dari Perth ke Lombok oleh maskapai Air Asia, saya optimis wisatawan akan terus
berdatangan ke Lombok, saya harap output dari kegiatan akan ada sebuah paket wisata baru untuk pasar
Australia Barat, terutama pada paket wisata destinasi Lombok dan Labuan bajo" terangnya
Beliau juga mengatakan ini adalah rangkaian yang berkesinambungan dengan Sales Mission pada bulan
Maret lalu yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata di Perth, Australia.

"Famtrip ini dilaksanakan berdasarkan rangkaian kegiatan pada saat Indonesia Tourism Sales Mission
pada tanggal 28 Maret di Perth kemarin dan rangkaian kerjasama antara Kementerian Pariwisata dengan
Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat" jelasnya

selain dari Perwakilan Kementerian Pariwisata, sambutan juga di sampaikan oleh Ketua Badan Promosi
Wisata Daerah NTB Anita Ahmad, menurutnya sebagai pelaku industri pariwisata NTB harus saling
bersinergi dan berkerjasama satu sama lain.

"saya sangat bersyukur, dengan adanya pembukaan rute baru Direct Flight Air Asia membuka Optimisme
bagi Pariwisata NTB, saya harap kita sebagai Tuan Rumah yang diantaranya adalah Pelaku Industri
Pariwisata, Asosiasi Pariwisata, Travel Agent Pariwisata dan Travel Operator Pariwisata harus saling
bersinergi dan bekerja sama, tidak boleh ada yang saling bersaing dengan tidak baik, karena tujuan kita
sama yaitu meningkatkan Pariwisata di Indonesia khususnya NTB" tutupnya

#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia #GenPi #GenWi #Indonesia

16 Pemimpin Daerah Destinasi Wisata Unggulan Berkomitmen Kembangkan Wisata Halal

Rabu, 10 April 2019 0 569

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

16 Pemimpin Daerah Destinasi Wisata Unggulan Berkomitmen Kembangkan Wisata Halal


Jakarta, 10 April 2019 - Sebanyak 16 pemimpin daerah destinasi wisata unggulan di Tanah Air
menyatakan komitmennya untuk bersama-sama mengembangkan wisata halal terutama setelah
Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia yang meraih
peringkat terbaik dalam Global Muslim Travel Index 2019 mengalahkan 130 destinasi wisata dunia
lainnya. Ungkapan Menpar ini sekaligus menjadi kata pembuka dalam acara _Wonderful Indonesia Halal
Tourism Meeting and Conference 2019_ yang berlangsung di Bidakara Hotel Jakarta, Selasa siang
(9/4/2019).

Kabar baik ini dapat menjadi dorongan bagi para pelaku industri pariwisata termasuk wisata halal untuk
terus bergerak mencapai target sebagai sektor penghasil devisa terbesar di Tanah Air. "Pariwisata kini
berada pada posisi kedua penghasil devisa terbesar bagi Indonesia setelah industri sawit, jadi potensi
kita sangat besar" jelas Menpar.

Potensi wisata halal juga dinyatakan oleh _Global Muslim Travel Index_ (GMTI) yang memproyeksikan
dalam lima tahun ke depan atau pada 2023 _muslim traveller spending_ dunia mencapai US$ 274 miliar
atau tumbuh di atas 7,6%, dari US$ 177 miliar pada 2017.

Di sisi lain, Menpar menyampaikan pentingnya untuk membuat regulasi yang suportif dalam upaya
memajukan wisata halal. "Kita juga membutuhkan regulasi terkait _halal tourism_ dan ini akan dibuat
atas kerjasama Kemenpar dengan Majelis Ulama Indonesia," jelas Menpar. Ia juga berharap ke depan
ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) dapat digelar dengan penilaian yang lebih komprehensif,
serta dapat mendorong kerja sama lebih lanjut antara pemerintah pusat dengan instansi-instansi daerah
terkait.

Lebih lanjut, Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal, Anang Sutono, menjelaskan penerapan standar IMTI
kepada destinasi wisata halal di Indonesia bertujuan sebagai pemantik semangat daerah-daerah di
Indonesia untuk terus konsisten mengembangkan wisata halal. "Karena wisata halal adalah sebuah
keniscayaan, dan Indonesia punya potensi besar di bidang ini," tutur Anang.
Pada pertemuan ini, sebanyak 16 pemimpin daerah yang termasuk dalam destinasi wisata unggulan dan
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani
menandatangani Momorendum of Understanding (MoU). Langkah ini diambil sebagai bukti dari
komitmen para pemimpin daerah tersebut untuk mengembangkan wisata halal di daerah mereka
masing-masing.

Konsep wisata halal yang saat ini sedang dikampanyekan oleh Kementerian Pariwisata juga mendapat
sambutan hangat dari para kepala daerah di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan nilai
yang dicapai oleh sejumlah daerah pada ajang IMTI 2019.

Sebagai apresiasi bagi daerah-daerah yang telah berupaya mengembangkan wisata halal, Kementerian
Pariwisata memberikan penghargaan Indonesia IMTI 2019 kepada lima destinasi pariwisata halal terbaik.
Destinasi yang meraih peringkat terbaik tersebut adalah Lombok dengan skor tertinggi 70 poin, diikuti
Aceh 66 poin, Riau dan Kepulauan Riau 63 poin, DKI Jakarta 59 poin, dan Sumatera Barat 59 poin.

Sementara sebelas destinasi unggulan lainnya yakni Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Tengah, Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang), Sulawesi Selatan, Kota Tanjung
Pinang, Kota Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Cianjur.

Pada kesempatan itu digelar Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference 2019 yang
terdiri atas 2 sesi. Sesi pertama, menampilkan 2 keynote speaker yaitu Fazal Bahardeen, CEO
CrescentRating dan HalalTrip dengan topik ‘Global Muslim Travel Current Issues, Trends, and Global
Standard’; serta Dr. Ibrahim Alsini, Vice President for Hajj & Umrah Solutions at the Saudi Airlines
Catering Company dan Board of Director Dhyafat Albalad Alameen dengan topik ‘Winning International
Muslim Travellers Market Share’.

Sesi kedua, dalam bentuk talkshow dengan mengangkat tema ‘Halal Tourism Development and
Sustainability Strategy for the Future in Indonesia’. Dalam sesi talkshow menampilkan 4 pembicara yaitu
Ledia Hanifa Amaliah (DPR RI); Yono Haryono (Bank Indonesia, Departemen Ekonomi Keuangan Syariah);

M. Isnaini Iskandar (KADIN, Desk Timur Tengah); dan Riyanto Sofyan (Sofyan Corporation Chairman).

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik


Berbagi Artikel ini:

Indonesia Ditetapkan Sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019

Selasa, 9 April 2019 5 2393

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Indonesia Ditetapkan Sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019

Jakarta, 9 April 2019 - Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia
2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia.

Setelah lima tahun melakukan berbagai upaya, akhirnya Indonesia terpilih menjadi destinasi wisata halal
terbaik dunia tahun ini. Lembaga pemeringkat Mastercard-Crescent menempatkan Indonesia pada
peringkat pertama standar GMTI dengan skor 78 bersama dengan Malaysia yang sama-sama berada di
ranking teratas.

Sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia, Indonesia tercatat mengalami peningkatan secara
berjenjang dari ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun 2016, ranking 3 di tahun 2017, ranking 2 di
ranking 2018, akhirnya Indonesia menduduki peringkat 1 GMTI di tahun 2019.

“Indonesia satu-satunya negara yang paling progresif dalam mengembangkan destinasi halal tourism,”
kata Fazal Bahardeen CEO Crescent Rating didampingi Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih
ketika menyampaikan report GMTI 2019 di Pullman Hotel Jakarta, Selasa pagi (9/4/2019).

Hadir dalam acara release report GMTI 2019 Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Deputi Bidang
Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, Deputi Bidang
Pengembangan Pemasaran I Rizky Handayani, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata yang
juga sebagai Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Anang Sutono, Pengarah Tim Percepatan Wisata Halal
Riyanto Sofyan, dan sejumlah pejabat pariwisata dari Singapura dan Malaysia.

Fazal Bahardeen mengatakan, upaya Indonesia untuk mencapai posisi terbaik dilakukan secara serius di
antaranya dengan membuat Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) yang mengacu pada standar GMTI.
Laporan GMTI menganalisis berdasarkan 4 kriteria penilaian strategis, yaitu Akses, Komunikasi,
Lingkungan, dan Layanan. Maka IMTI juga mengadopsi hal serupa.

Indonesia juga kemudian gencar melakukan bimbingan teknis (bimtek) dan workshop 10 destinasi
pariwisata halal unggulan di Tanah Air.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi lembaga pemeringkat dunia Mastercard –Crescent Global Muslim
Travel Index yang memberikan penilaian tertinggi pada Indonesia. “Akhirnya, target yang kita impikan
sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia tercapai. Ini membuktikan untuk mencapai kemenangkan
harus direncanakan,” kata Menpar Arief Yahya.

Ia mengatakan, rencana itu telah dirancang sejak 2015 yang berlanjut dengan kerja sama Mastercard
CrescentRating untuk membuat IMTI dengan mengacu standar global GMTI. “Kami terus meningkatkan
performa 10 destinasi wisata halal unggulan pada IMTI 2018 dan 2019. Terbukti pengaruhnya sangat
besar saat berlangsungnya penilaian di GMTI 2019. Apa yang kita rencanakan akhirnya tercapai dengan
menjadi ranking teratas,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya berharap naiknya peringkat Indonesia pada posisi teratas sebagai destinasi halal
tourism terbaik dunia diharapkan akan semakin banyak mengundang minat wisatawan dunia berkunjung
ke Indonesia, yang tahun ini menargetkan kunjungan 20 juta wisman dengan sebanyak 5 juta atau 25
persennya adalah wisman halal tourism.

Sementara Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih menjelaskan, pasar wisata halal merupakan
salah satu segmen pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Diproyeksikan
pada 2016 kontribusi sektor pariwisata halal melonjak hingga 35 persen menjadi 300 miliar dolar AS
terhadap perekonomian global atau meningkat dari 220 miliar dolar AS pada 2020.

Tercatat 10 besar negara destinasi wisata halal terbaik dunia versi GMTI 2019 sebagai berikut:

1. Indonesia : 78
1. Malaysia : 78

3. Turki : 75

4. Arab Saudi : 72

5. Uni Emirat Arab : 71

6. Qatar : 68

7. Maroko : 67

8. Bahrain : 66

8. Oman : 66

10. Brunei Darussalam : 65.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Lombok Terpilih sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik di Indonesia

Senin, 8 April 2019 0 1147

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Lombok Terpilih sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik di Indonesia

Jakarta, 8 April 2019 - Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali terpilih sebagai destinasi wisata halal
(halal tourism) terbaik di Indonesia dengan nilai skor tertinggi mencapai 70 mengungguli 10 destinasi
lain di Tanah Air.
Muslim Travel Index (IMTI) 2019 dalam laporannya menyebutkan, 10 destinasi wisata halal unggulan
Indonesia (Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta,
Jawa Tengah, Jawa Timur (Malang) dan sekitarnya, Sulawesi Selatan dan sekitarnya mempunyai nilai rata-
rata sebesar 55, tertinggi skor 70 dicapai destinasi Lombok, sedangkan skor terendah 33 diperoleh
destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

“Hasil IMTI 2019 menunjukkan terjadinya peningkatan skor di 10 destinasi wisata unggulan Indonesia,”
kata Fazal Bahardeen CEO CrescentRating dan HalalTrip ketika menyampaikan report IMTI 2019 di Lobby
Lantai 2 Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin siang (8/4/2019).

Sementara itu pada IMTI 2018, 10 destinasi unggulan mencatatkan skor tertinggi 58 yang diperoleh
Lombok dan terendah destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya) sebesar 30.

Fazal Bahardeen saat mengumumkan hal itu didampingi Deputi Bidang Pengembangan Industri dan
Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata yang
juga sebagai Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Anang Sutono, Pengarah Tim Percepatan Wisata Halal
Riyanto Sofyan, dan Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih. Ia juga menjelaskan, IMTI 2019
mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI) yang mengadopsi 4 kriteria meliputi; Access,
Communication, Environment, dan Services (ACES).

“Masing-masing kriteria terdiri dari tiga komponen; untuk Access terdiri atas; visa requirements, air
connectivity, transport infrastructure; Communication (outreach, ease of communication, dan digital
presence); Environment (safety and culture, visitor arrivals, dan enabling climate). Sedangkan
komponen Services terdiri dari core needs (halal food and prayers); core services (hotels, airports), dan
unique experiences,” katanya.

Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Indonesia sebagai pemain global halal tourism harus menggunakan
standar global yang untuk wisata halal mengacu pada GMTI.
“Menteri Pariwisata menargetkan, Indonesia tahun ini menjadi ranking 1 sebagai destinasi pariwisata
halal terbaik dunia versi GMTI,” kata Ni Wayan Giri Adnyani.

Ia mengatakan, untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) halal tourism tahun ini ditargetkan
mencapai 5 juta wisman atau 25% dari target 20 juta wisman.

Pengarah Tim Percepatan Wisata Halal Riyanto Sofyan mengatakan, Kemenpar menggandeng
Mastercard dan CrescentRating untuk membuat standar penilaian kinerja wisata halal Indonesia atau
Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) dengan mengacu pada standar global GMTI dimulai pada 2015.

“Pembentukan IMTI dimulai pada 2018, sedangkan IMTI 2019 ini merupakan tahun kedua dalam
menerapkan standar global GMTI untuk menilai kinerja destinasi pariwisata halal unggulan di Indonesia,”
katanya.

Penghargaan akan diberikan kepada 10 destinasi wisata halal unggulan IMTI 2019 yang digelar dalam
acara Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference 2019 yang berlangsung di Bidakara
Hotel Jakarta, Selasa siang (9/4/2019).

IMTI 2018 telah ditetapkan 10 destinasi wisata halal unggulan sebagai ranking 1 dengan skor penilaian
tertinggi 58 diperoleh Lombok, kemudian disusul Aceh skor 57, Jakarta skor 56, Sumatara Barat skor 55,
Jawa Barat dan Yogyakarta masing-masing skor 51, Riau dan Kepulauan Riau skor 50, Jawa Timur (Malang
area) skor 48, dan ranking kesepuluh adalah Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya) dengan skor 30.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Kemenpar Terus Pantau dan Dukung Penanganan Dampak Banjir Sentani dan Gempa Lombok

Senin, 18 Maret 2019 0 157

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA
Kemenpar Terus Pantau dan Dukung Penanganan Dampak Banjir Sentani dan Gempa Lombok

Jakarta, 18 Maret 2019 - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sampai saat ini terus memantau dan
mendukung penuh penanganan dampak banjir bandang di Sentani, Papua dan gempa tektonik di
Lombok Timur, NTB.

Sesaat setelah kejadian dua bencana yang menelan korban meninggal itu, Menteri Pariwisata (Menpar)
Arief Yahya menginstruksikan bagian Managemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Kemenpar untuk terus
memantau kejadian bencana di Tanah Air dan jika skala kedua bencana berdampak berat terhadap
ekosistem pariwisata maka Tourism Crisis Center akan segera diaktifkan.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin
(18/3/2019), mengatakan pihaknya sedang terus memberikan perhatian penuh dan memantau secara
berkala dampak dari dua bencana yang menelan korban tewas tersebut.

"Bencana banjir Bandang di Sentani dan Gempa di Lombok Utara kemarin saat ini sedang menjadi atensi
penuh TCC kemenpar dan Menpar minta disiapkan laporan berkala," kata Guntur sakti yang juga Ketua
Tim Tourism Crisis Center Kemenpar itu.

Khusus untuk bencana gempa tektonik Lombok pada Minggu 17 Maret 2019, ia mengatakan, pihaknya
telah dan sedang memberikan layanan informasi kepada semua pihak khususnya media dan kedutaan
besar Malaysia terkait dengan penanganan korban meninggal yakni dua wisman asal Malaysia dan juga
seorang warga lokal asli Lombok.

"Hari ini kami akan mengeluarkan Holding Statement terkait gempa lombok dan membantu
memfasilitasi proses kepulangan dua jenazah wisatawan asal Malaysia dengan pihak maskapai yang
rencananya akan dipulangkan besok, Selasa, 19 Maret 2019," katanya.

Laporan terkini dari tempat kejadian, sampai saat ini seorang wisatawan asal Malaysia masih dalam
proses evakuasi dan satu orang lainnya sedang menjalani otopsi di rumah sakit. Guntur juga memastikan
bahwa pihak Kedutaan Malaysia untuk Indonesia saat ini juga sudah berada di Lombok.

Guntur mengapresiasi kerja keras dan cepat tanggapnya Pemerintah Provinsi NTB khususnya Gubernur
NTB dan jajarannya yang bergerak cepat hingga turun ke lokasi kejadian longsor akibat gempa di Air
Terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara untuk memantau dan membantu proses evakuasi korban
sampai ke layanan rumah sakit.
"Kami akan terus memantau dan berkoordinasi dengan pemda untuk kelancaran dan proses mitigasi di
sektor pariwisata," kata Guntur.

Infrastruktur Pariwisata Aman

Kemenpar juga memantau sampai saat ini aksesibilitas, amenitas, atraksi pariwisata di Lombok baik di
Lombok Utara maupun Lombok Timur yang berada di dekat pusat episentrum gempa secara umum tidak
terdampak nyata.

Hanya di Lombok Utara, Guntur Sakti mengatakan daerah tujuan wisata di kabupaten tersebut termasuk
Air terjun Desa Senaru Bayan yang terdampak dan longsor yakni Air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile.
Namun untuk aksesibilitas udara yakni Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok tidak
terdampak dan masih beroperasi normal.

"Aksesibilitas laut juga berjalan normal melalui Dermaga Pelabuhan Kayangan, Dermaga Gili Mas, dan
Dermaga Labuhan Haji," katanya.

Sementara aksesibilitas darat terutama di wilayah Lombok Utara sedikit terganggu akibat longsor di
wilayah itu karena muncul retakan pada jalan setapak menuju destinasi air terjun Tiu Kelep dan Sendang
Gile. Tetapi Guntur memastikan bahwa untuk akomodasi dan penginapan di wilayah itu sama sekali tidak
terdampak.

Sementara di daerah tujuan wisata di Kabupaten Lombok Timur yakni Montong Gading, Sambeli,
Sambamun, Aikmel, dan beberapa wilayahnya juga terdampak dan saat ini masih dalam proses
pendataan.

Namun aksesibilitas di wilayah itu tidak terdampak dan masih berjalan dengan normal karena tidak
terjadi longsor. Hal yang sama juga untuk akomodasi dan penginapan yang tidak terdampak bencana
gempa sehingga masih beroperasi secara normal sebagaimana hari-hari biasa.

Guntur Sakti mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang
tidak bertanggung jawab yang mengundang keresahan.
"Kami segenap jajaran Kemenpar menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban
meninggal atas bencana yang terjadi," katanya.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Jalur pendakian Gunung Rinjani Resmi Dibuka, Bangkitkan Ekosistem Pariwisata di NTB

Rabu, 21 November 2018 2 104

SIARAN PERS

KOMBLIK/21/11/2018

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Resmi Dibuka, Bangkitkan Ekosistem Pariwisata di NTB

Lombok Tengah 20 November 2018 — Jalur pendakian ke Gunung Rinjani melewati Desa Aik Berik,
Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah (Loteng) secara resmi dibuka. Salah satu dari empat jalur
pendakian resmi tersebut dibuka untuk membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan
taman nasional yang sempat lumpuh akibat gempa bumi Agustus 2018 silam.

Pembukaan jalur pendakian sekaligus dirangkai dengan peluncuran program e-Rinjani itu dilakukan oleh
Bupati Lombok Tengah H. Suhaili FT, bersama dengan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
(BTNGR) Sudiyono, di Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Senin (19/11).

“Atas ijin Pemerintah pusat jalur pendakian Gunung Rinjani wilayah Lombok Tengah ini resmi dibuka,”
ujar Bupati Loteng, H Moh Suhaili FT saat acara launcing tersebut di area Parkir Taman wisata air terjun
Benang Stokel Desa Aik Berik.

Pembukaan jalur pendakian Aik Berik merupakan satu dari empat jalur pendakian resmi. Tiga lainnya
yakni jalur pendakian Timbanuh, dan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, serta jalur pendakian di
Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Jalur pendakian di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara,
masih ditutup karena kondisinya rusak berat akibat gempa bumi sehingga membahayakan keselamatan
jiwa.
Bupati Loteng H Moh Suhaili FT mengatakan dibukanya jalur pendakian Gunung Rinjani melalui wilayah
Lombok Tengah ini, untuk ke depan pihaknya akan melakukan penataan sehingga bisa membawa
manfaat bagi masyarakat khususnya di wilayah Utara Lombok Tengah. Karena itu, sangat diharapkan
dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama agar apa yang diikhtiarkan bisa terwujud.

“Peluang ini bisa menciptakan lapangan kerja masyarakat, sehingga bisa dijadikan tempat untuk mencari
rizki,” jelas Suhaili.

Untuk ke depannya, jalur pendakian di wilayah Lombok Tengah akan ada 5 titik yaitu Desa Karangsidmen,
Desa Lantan, Desa Seteling, dan Desa Aik Bual. Jalur tersebut nantinya akan bertemu di satu titik batas
wilayah Gunung Rinjani yang dikelola oleh TNGR.

“Jalur pendakian ini nanti yang terindah, ternyaman, dan termodern sedunia. “Ini juga bisa jadi
penyeimbang antara pengembangan pariwisata di selatan dengan di utara,” pungkas Suhaili.

Ketua Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti menyambut baik Pembukaan jalur
pendakian Aik Berik Gunung Rinjani itu. Menurut Guntur, dengan dibukanya pendakian itu akan
membuka kembali arus masuk wisatawan ke NTB karena Gunung Rinjani merupakan salah satu atraksi
untuk membangkitkan pariwisata di NTB.

“Saat ini proses pemulihan untuk NTB sudah berjalan baik dan saat ini lombok sudah mulai ramai di
kunjungi wisatawan. Menteri Pariwisata Arief Yahya pada World Travel Market (WTM) 2018 di London
awal bulan November silam juga mempromosikan jika NTB sudah bangkit. Lombok sudah aman untuk di
kunjungi," ujar Guntur Sakti yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi Publik di
Kementerian Pariwisata.

Sementara itu Kepala TNGR Provinsi NTB, Sudiyono mengatakan, pembukaan jalur ini sudah melalui
persyaratan dan melibatkan semua pihak, karena hanya jalur ini yang layak, baik dari segi keamanan dan
kebutuhan air bagi para pendaki.

"Jalur pendakian di Aik Berik dibuka resmi hari ini dalam rangka menghilangkan dahaga pendaki pecinta
Rinjani," kata Sudiyono.
Disamping itu, melalui jalur pendakian ini, para pendaki dapat menikmati obyek wisata seperti air terjun,
padang sapan, dan keindahan alam lainya. Sehingga para pendaki bisa lebih nyaman.

Saat ini pihaknya juga sudah melengkapi fasilitas pendukung lainya seperti penunjuk arah, serta para
petugas porter atau guide. Sementara Jalur Senaru dan Sembalun masih ditutup, karena kondisi belum
aman pasca gempa.

Guntur Sakti

08127024856 / 081299097620

guntur.sakti@kemenpar.go.id

Kepala Biro Komunikasi Publik

Kementerian Pariwisata

Lakukan Kunjungan Kerja, Menpar Arief akan Pastikan Program Lombok Bangkit Berjalan

Kamis, 30 Agustus 2018 0 74

Lakukan Kunjungan Kerja, Menpar Arief akan Pastikan Program Lombok Bangkit Berjalan

JAKARTA – Penanganan bencana gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat, terus dipantau Kementerian
Pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan akan terjun langsung untuk memastikan program
recovery Lombok Bangkit berjalan sesuai rencana. Menpar juga berencana mengunjungi sejumlah Gili
untuk memastikan pariwisata tetap aman.

Presiden Joko Widodo sendiri telah menerbitkan Inpres No. 5 Tahun 2018 tentang Percepatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara,
Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram, dan Wilayah Terdampak di Provinsi NTB lainnya.

Menyikapi Inpres itu, menyusun program Lombok Bangkit. Tujuannya, agar recovery berjalan cepat dan
tepat sasaran.
“Kemenpar telah menyusun program Lombok Bangkit yang merupakan strategi pemulihan destinasi
wisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak pasca-gempa Lombok,” ujar Menteri
Pariwisata Arief Yahya, Kamis (30/8).

Menpar Arief sendiri telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata tentang Tim Kerja
Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata Pasca Gempa Lombok. Termasuk dukungan program dan
anggaran Kemenpar untuk mengakomodir dan mendukung usulan program Lombok Bangkit dari Pemda
NTB dan industri Pariwisata Lombok.

“Diharapkan dapat memacu semangat Pemda NTB dan industri pariwisata Lombok. Serta mempercepat
program recovery destinasi pariwisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak di Lombok,”
ujarnya.

Kemenpar sendiri telah melakukan standart Mitigasi Bencana. Mulai dari Tahapan Tanggap Darurat,
Tahapan Rehabilitasi dan Tahapan Normalisasi. Untuk tahapan tanggap bencana, Kemenpar telah
melakukan Aktivasi Tim Crisis Center.

Tim ini dipimpin Kepala Biro Komunikasi Publik Guntur Sakti. Selain itu, Kemenpar juga melakukan
koordinasi dengan tim tanggap darurat, memberikan layanan informasi dan layanan wisatawan,
Menunda Promosi, destinasi terdampak. Mengembalikan kepercayaan Industri pariwisata dan
melakukan upaya recovery.

Ditahapan rehabilitasi, Kemenpar melakukan Identifikasi dampak pariwisata, mendorong


penyelenggaraan event pariwisata dan aktivitas seni budaya. Melakukan publikasi/promosi pariwisata
destinasi yang tidak terdampak. Di tahapan Recovery, nantinya akan dilakukan penghitungan dampak
krisis. Menyelenggarakan event internasional dan nasional serta Publikasi dan Promosi Pariwisata.

“Potensial kehilangan wisatawan asing sekitar 100.000 orang. Dihitung melalui perbandingan antara
jumlah wisman Bali dan Lombok 5:1, serta perbandingan masa bencana di Bali lebih lama dari Lombok
2:1. Jika di Bali pada 2017 berdampak 1 juta kunjungan wisman, maka gempa bumi Lombok berdampak
10% sebesar 100.000 orang. Dampak Ekonomi yang terjadi sebesar USD 100 juta dengan asumsi 1
wisatawan asing mengeluarkan USD 1000 per kunjungan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Lalu Faozal, mengucap terima kasih atas
kepedulian Kementerian Pariwisata.
“Karena dengan kehadiran Menteri, membuat pariwisata optimis bangkit. Pak Menteri adalah endorser
bagi kami, dan bagi pariwisata Indonesia,” paparnya. (*)

ISTA 2018: Membangun Pariwisata Berkelanjutan Sampai Timur Indonesia

Jumat, 24 Agustus 2018 0 118

SIARAN PERS

KOMBLIK/23/VIII/2018

ISTA 2018: Membangun Pariwisata Berkelanjutan Sampai Timur Indonesia

Raja Ampat 24 Agustus 2018 — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan sosialisasi Indonesia
Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2018 di Raja Ampat, Papua Barat, Kamis dan Jumat ini (23-24/08).
Sosialisasi ISTA 2018 ini diselenggarakan dalam rangka penyelenggaran kembali penghargaan Indonesia
Sustainable Tourism Award (ISTA) 2018. Menurut Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel Desa Arborek di Raja Ampat dipilih sebagai lokasi sosialisasi
karena Desa Arborek merupakan salah satu desa wisata yang telah mengembangkan peraturan
mengenai konservasi laut.

“Sebagai salah satu kampung wisata di Papua Barat, desa wisata Arborek sudah mulai mengembangkan
peraturan lokal mengenai konservasi laut berbasis kemasyarakatan. Dan pada penyelenggaraan ISTA
2017 mendapatkan penghargaan Green Award dalam bidang “Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat
Lokal”, kata Valerina.

Pada tahun ini tema yang dipilih untuk ISTA 2018 ini adalah “Kearifan Lokal untuk Pariwisata
Berkelanjutan” untuk mendukung tercapainya praktik pariwisata yang memanfaatkan sebesar-besarnya
potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pariwisata berkelanjutan sendiri
dapat diartikan sebagai kegiatan pariwisata yang memperhatikan prinsip 3P (People, Planet, Prosperity).

Valerina menjelaskan maksud dari aspek “people” adalah kewajiban untuk memperhatikan apa
keinginan wisatawan dengan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas
lokal. Lalu aspek planet adalah kewajiban untuk merawat dan menjaga lingkungan atau tempat-tempat
wisata. Terakhir “prosperity” yaitu kewajiban untuk memperhatikan nilai-nilai ekonomis dari sebuah
tempat wisata dan dampaknya terhadap penduduk lokal destinasi pariwisata tersebut.
“Raja Ampat sebagai destinasi wisata yang sedang berkembang di wilayah timur Indonesia saat ini,
diharapkan mampu menjadi surga pariwisata yang mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam
mempromosikan sekaligus menjaga laut sebagai potensi wisata lokal terbesarnya,” kata Valerina.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sangat concern terhadap sustainable tourism, tidak hanya untuk
kelestarian ekosistem tapi juga meningkatkan daya saing pariwisata. “Nature maupun culture harus
lestari dan berkelanjutan agar dapat menjadi sumber devisa yang tak berhenti. Program pariwisata
berkelanjutan juga terbukti meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI), World Economic Forum (WEF), pada 2017
daya saing pariwisata Indonesia naik ke peringkat 42 dari peringkat 50 pada 2015.

Raja Ampat merupakan destinasi wisata eksotis yang dikenal sebagai surga tersembunyi di wilayah timur
Indonesia. Pada tahun 2015, Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat mencatat kunjungan sebanyak
14.137 wisatawan mancanegara dan domestik. Pada tahun 2021, diperkirakan 92 ribu wisatawan
berkunjung ke Raja Ampat. Kenaikan angka pengunjung yang kebanyakan dari luar negeri ini diharapkan
mampu mendongkrak perekonomian lokal.

Selain destinasi eksotis Piaynemo, salah satu destinasi wisata di Raja Ampat yang sudah menerapkan
prinsip Pariwisata Berkelanjutan adalah Desa Wisata Arborek. Terletak di Pulau Arborek, Distrik
Meomansar, Papua Barat, desa ini berpopulasikan 197 orang dan terkenal akan keindahan bawah
lautnya serta kerajinan tangan topi dan noken.

Guntur Sakti

08127024856 / 081299097620

Wisatawan Yakin Recovery Lombok Cepat

Selasa, 14 Agustus 2018 0 31

Presiden Jokowi ke Lombok, Wisatawan Yakin Recovery Lombok Cepat

LOMBOK - Menpar Arief Yahya semakin yakin, recovery pariwisata akan semakin cepat begitu Presiden
Jokowi mengunjungi korban gempa di Lombok, Senin 13 Agustus 2018. Bahkan presiden melalui akun
Facebook nya menyebut malam ini tidur di pengungsian bersama masyarakat yang sedang dirundung
duka.
Bagi wisatawan nusantara, mereka semakin confidence atau percaya diri bahwa Lombok akan cepat
pulih. Bagi wisatawan mancanegara, akan memberi dampak menaikkan confidence level untuk segera ke
Lombok. “Dampak aktivitas Pak Jokowi di Lombok itu luar biasa buat wisatawan,” ujar Menpar Arief
Yahya.

Tidak bisa dibayangkan, seorang presiden berempati dengan tidur di tenda, bersama korban bencana
gempa berkekuatan 7.0 SR itu. Luar biasa! “Ini memberi message ke semua orang, bahwa Lombok oke-
oke saja. Tanpa harus bicara, presiden sudah membuktikan, aman,” jelas Menpar Arief Yahya.

Salah satu buktinya, saat Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional Australia, Oceania, Adelia Raung
soal permintaan wisman Australia. Mereka meminta agar Kemenpar memberi kepastian, kapan Lombok
siap menerima kunjungan wisman lagi.

“Betul, wisatawan Australia mendesak untuk terbang ke Lombok. Cukup ngotot, agar ada percepatan
recovery dan bisa dibuka lagi buat wisman,” sebut Arief Yahya, yang merasakan sedih juha gembira.
Sedih karena, belum berani membuka karena masih proses recovery, senang karena publik dunia
meyakini bahwa proses recovery bisa cepat.

“Dan, dunia berisimpati dengan Lombok, cinta dengan Lombok dan memilih berwisata ke Lombok,” kata
Arief Yahya.

Seperti diketahui, usai peninjauan kondisi lapangan di Lombok Utara yang porak poranda, Presiden Joko
Widodo memutuskan untuk menggelar rapat terbatas bersama dengan jajaran terkait. Rapat terbatas
tersebut digelar di halaman RSUD Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Sejumlah arahan disampaikan Presiden dalam rapat terbatas tersebut agar penanganan pascagempa
dapat berjalan dengan baik dan segera memulihkan perekonomian wilayah setempat. "Pertama,
pastikan betul jumlah rumah rusak berat maupun rusak sedang dan rusak ringan," ujar Presiden Jokowi.

Data-data terkait kerusakan rumah milik warga saat ini amat dibutuhkan untuk memudahkan
pemerintah pusat mendistribusikan bantuan yang akan diberikan kepada tiap kepala keluarga. Bagi
warga yang rumahnya mengalami rusak berat, pemerintah telah menetapkan akan memberikan bantuan
sebesar Rp50 juta.
Kedua, Presiden Jokowi memerintahkan agar bantuan bagi warga yang tempat tinggalnya mengalami
kerusakan berat untuk dapat diserahkan mulai esok. Dirinya menargetkan sebanyak seribu kepala
keluarga telah mendapatkan bantuan pada esok harinya.

"Dimulai besok pagi akan segera kita serahkan bantuan untuk rumah yang rusak berat. Saya harapkan
besok paling tidak minimal bisa seribu diserahkan. Kemudian setelah itu penyerahan bantuan untuk
perbaikan rumah lainnya segera dilaksanakan terus," ucapnya.

Presiden juga menginginkan agar aktivitas perekonomian di daerah terdampak gempa dapat sesegera
mungkin dipulihkan. Oleh karenanya, dalam instruksinya yang ketiga, Kepala Negara meminta jajarannya
untuk turut memprioritaskan perbaikan fasilitas-fasilitas penunjang perekonomian.

"Untuk fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan ekonomi misalnya pasar agar ini didahulukan.
Terutama pasar-pasar yang rusaknya ringan agar segera diperbaiki dan masyarakat didorong untuk
beraktivitas ekonomi kembali," tuturnya.

Keempat, Presiden ingin agar warga setempat diberikan edukasi mengenai pembangunan rumah yang
tahan gempa untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi jika bencana tersebut kembali melanda di
kemudian hari.

"Harus kita mulai sejak saat ini pembangunan rumah harus dengan konstruksi RISHA (Rumah Instan
Sederhana Sehat). Konstruksi RISHA ini nanti akan dikawal oleh Kementerian PU sehingga betul-betul
rumah yang ada sebanyak yang tadi sudah disebutkan betul-betul rumah yang tahan gempa," kata
Presiden.

Kepala Negara juga menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut
membenahi fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak maupun hancur karena gempa.

"Kelima, saya minta Kementerian PU untuk fasilitas umum yang berkaitan dengan kesehatan dan
pendidikan satu per satu dimulai. Jangan sampai terlalu lama tidak disentuh sehingga anak-anak kita
nanti tidak bisa belajar dan kegiatan belajar mengajar di sekolah juga kita harapkan bisa pulih kembali,"
tandasnya.

Rapat terbatas dilakukan di sekitar tenda pengungsian tersebut dihadiri oleh di antaranya Gubernur
Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimuljono, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya M. Syaugi, dan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.(*)

ASITA Optimistis Recovery Pariwisata NTB Cepat

Selasa, 7 Agustus 2018 0 39

ASITA Optimistis Recovery Pariwisata NTB Cepat

LOMBOK - Seluruh stakeholders pariwisata akan bergandengan tangan memulihkan pariwisata di Nusa
Tenggara Barat (NTB), khususnya Lombok Utara. Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies
(ASITA) bahkan optimis kondisi akan normal kembali dalam waktu seminggu.

Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Joka mengatakan, memang terjadi pembatalan kunjungan dari
wisatawan untuk 4-5 hari ke depan. Namun setelah itu, dia berharap tidak ada lagi pembatalan
pemesanan.

"Kita bisa memaklumi bila ada pembatalan saat ini. Namanya juga bencana alam. Namun pemesanan
untuk dua minggu sesudahnya semoga tidak ada pembatalan. Kita juga terus proaktif menyampaikan
informasi valid kepada calon wisatawan," ujar Dewantoro, Senin (6/8).

Sebab itu, lanjut Dewantoro, pihaknya terus berkoordinasi dengan lembaga Pemerintah untuk
mendapatkan informasi terbaru. Hal ini juga untuk menangkal hoax dari orang yang tidak bertanggung
jawab yang beredar.

"Setiap hari kita tongkrongin crisis center Kementerian Pariwisata yang ada di Dinas Pariwisata NTB dan
kita pantau terus informasi-informasi dari BMKG dan kepolisian," ungkapnya.

Dewantoro melanjutkan, keoptimisan pihaknya dilandasi dari informasi valid tersebut. Ditambah,
infrastruktur yang ada di objek-objek wisata hanya mengalami kerusakan ringan.

"Kita sudah mendapatkan informasi bahwa infrastruktur di objek wisata tidak begitu parah. Baik itu
aksesnya maupun fasilitasnya," ujar Dewantoro.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan terus mempromosikan wisata yang ada di NTB. Untuk agenda-
agenda atraksi yang akan digelar di NTB, sampai saat ini juga belum mengalami perubahan jadwal dan
lokasi.

"Nanti kita akan lanjut berpromosi dan jualan paket ke calon wisatawan. Dengan terus berkoordinasi
bersama crisis center tentunya. Memang ada sejumlah agenda MICE yang dialihkan ke Makassar saat ini.
Namun untuk agenda atraksi wisata belum ada perubahan," pungkasnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga merespon cepat bencana gempa di Lombok dengan mengaktivasi
Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Crisis Center ini bertugas memantau Akses,
Amenitas dan Atraksi (3A) yang terkait langsung dengan para wisatawan di Lombok dan Bali.

"Kami akan terus memberikan informasi terkini tentang segala situasi yang terjadi di Lombok dan Bali.
Kami meminta agar masyarakat tetap tenang," ujar Menpar Arief Yahya.(*)

Kemenpar dan Asosiasi Pariwisata Siagakan Bantuan Bagi Wisman

Selasa, 7 Agustus 2018 0 41

SIARAN PERS

KOMBLIK/4/VIII/2018

Kemenpar dan Asosiasi Pariwisata Siagakan Bantuan Bagi Wisman

Lombok, 6 Agustus 2018— Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya tanpa henti terus memantau
perkembangan kondisi pelayanan dan pengantaran wisatawan mancanegara (wisman) keluar dari Pulau
Lombok. Untuk itu, Menpar telah menunjuk Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata agar sigap
menerima dan melaporkan informasi terkait dampak gempa Lombok bagi sektor pariwisata.

"Kami akan terus memberikan informasi terkini tentang segala situasi yang terjadi di Lombok dan Bali.
Kami meminta agar masyarakat tetap tenang," ujar Menpar Arief Yahya, Senin (6/8/2018).

Menpar Arief juga menyebut, PIC atau kontak person Tim Crisis Center (TCC) Kemenpar : Dessy Ruhati.
Lalu, PIC TCC Lombok : Guntur Sakti. TCC Bali Tourism Hospitality : Byomantara. “Silakan langsung
berkomunikasi dengan mereka untuk menyampaikan dan mendapatkan info-info terbaru,” tegas Menpar.
Di bandara Lombok International Airport (LIA) terlihat masih ada wisman yg tertahan dan mencari
penerbangan ke Jakarta, Bali dan Surabaya. “Kami sedang upayakan dan izin otoritas bandara agar
malam ini dapat disajikan hiburan, karena banyak wisman yg tidur tiduran di bandara Lombok. Minimal
mereka bisa terhibur,” ujar Guntur Sakti, Ketua Tim Crisis Center (TCC) di Lombok.

LIA akan membuka layanan operasional bandara 24 jam hingga H + 3 (tanggal 6-8 Agustus 2018) dan
masih mengharapkan dukungan extra flights untuk menerbangkan wisatawan yang tertahan di bandara.
“Info dari AP1, hari ini sudah ada 1 extra flight dari Garuda dan 3 extra flight dari Lion Air ke Lombok,”
kata Guntur Sakti.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi juga menyampaikan bahwa hingga pukul 11.00 WIB pihaknya
mendapatkan laporan, tidak ada korban Warna Negara Asing di bencana gempa Lombok. “Kami sudah
cek ke BNPB dan kondisinya Alhamdulillah aman,” jelasnya.

Kemenlu juga membuat Hotline khusus Lombok dengan nomor +62-87864124151. Namanya, Foreign
Visitor Help Desk for Lombok Earthquake, sebagai call center buat orang asing yang sedang berada di
Lombok.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa pihaknya juga sudah meminta Imigrasi

untuk memberi kemudahan layanan bagi wisatawan dan warga negara asing yang kehilangan passport.
Saat proses pemindahan wisman, tentu sangat mungkin terjadi kepanikan dan kehilangan dokumen
penting itu.

Asosiasi Pariwisata Kerja Sama Bantu Wisatawan

Proses evakuasi wisatawan di tiga Gili yakni Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno di Lombok Utara terus
dilakukan. Diperkirakan lebih dari 2.000 wisatawan berada di tiga Gili tersebut, stakeholders pariwisata
pun bergerak cepat menyiapkan tenda transit untuk wisatawan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faishal menjelaskan,
selain menyiapkan tenda, PHRI juga menyediakan makanan, selimut, peralatan mandi dan kebutuhan
lainnya.

“Untuk saat ini yang menetap belum bisa dipindah ke hotel, sebab kerusakan hotel dan restoran cukup
banyak”, ungkap Hadi.
Dari sisi usaha restoran, lanjut Hadi, juga telah menyiapkan dapur umum untuk melayani wisatawan dan
masyarakat terdampak gempa. "Pengusaha restoran juga sudah gerak membuat dapur-dapur umum.
Semuanya berlokasi dekat tenda-tenda yang disediakan," ujarnya menambahkan.

Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB juga memberikan bantuan informasi
terkini bagi para wisatawan yang terjebak di Lombok pasca-gempa. Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu
Joka mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Lembaga/ Pemerintah terkait untuk
mendapatkan informasi terbaru. Hal ini juga untuk menangkal hoax dari orang yang tidak bertanggung
jawab yang beredar.

Dampak gempa diakui Dewantoro membuat wisman yang akan berkunjung ke Lombok dan sekitarnya
membatalkan niatnya. Telah terjadi pembatalan kunjungan dari wisatawan untuk 4-5 hari ke depan.
"Kami bisa memaklumi bila ada pembatalan saat ini. Namanya juga bencana alam. Namun pemesanan
untuk dua minggu sesudahnya semoga tidak ada pembatalan. Kita juga terus proaktif menyampaikan
informasi valid kepada calon wisatawan," ujarnya.

Dewantoro melanjutkan, keoptimisan pihaknya dilandasi dari informasi valid tersebut. Ditambah,
infrastruktur yang ada di objek-objek wisata hanya mengalami kerusakan ringan.

"Kita sudah mendapatkan informasi bahwa infrastruktur di objek wisata tidak begitu parah. Baik itu
aksesnya maupun fasilitasnya," ujar Dewantoro.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan terus mempromosikan wisata yang ada di NTB. Untuk agenda-
agenda atraksi yang akan digelar di NTB, sampai saat ini juga belum mengalami perubahan jadwal dan
lokasi.

PIC TCC Lombok

Guntur Sakti

08127024856

BANYUWANGI
Menpar Pastikan Pariwisata Banyuwangi Sudah On The Track

Senin, 24 Juni 2019 2 276

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Menpar Pastikan Pariwisata Banyuwangi Sudah On The Track

Jakarta, 24 Juni 2019 - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan pengembangan pariwisata
di Kabupaten Banyuwangi sudah sesuai rencana atau on the track sebagai sektor unggulan dan sumber
penghasilan daerah.

Menpar Arief Yahya saat menghadiri Gebyar Seni Budaya Banyuwangi dan Halal Bihalal Ikawangi Pusat
Jakarta 2019 di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (23/6/2019)
mengatakan, Banyuwangi sudah pada track yang benar dengan mengedepankan sektor pariwisata
sebagai unggulan daerah terlebih pariwisata adalah masa depan bangsa.

Pariwisata sedang berproses menjadi peringkat pertama penyumbang devisa terbesar buat keluarga.

“Saya tidak khawatir dengan atraksi Banyuwangi karena budaya dan alam Banyuwangi memiliki modal
besar untuk menjadi yang terbaik dalam hal pariwisata. Banyuwangi sudah ditetapkan sebagai Kota
Festival Terbaik di Indonesia. Karena, memiliki jumlah festival yang sangat banyak. Banyuwangi juga
memiliki Ijen dengan Blue Fire-nya. Destinasi yang tidak dimiliki daerah lain,” katanya.

Namun, Menpar Arief menilai Banyuwangi masih harus melakukan pembenahan karena masih ada
beberapa kelemahan yang harus ditutupi.

“Salah satu kelemahan Banyuwangi adalah akses. Untuk akses darat, jalan tol direncanakan akan
beroperasi pada 2021. Untuk Bandara Banyuwangi, sudah memiliki status bandara internasional.
Namun, secara fisik masih harus ditingkatkan kualitasnya. Apalagi, jika Banyuwangi ingin mendatangkan
lebih banyak wisatawan,” paparnya.

Sebagai akses udara, pembangunan Bandara Banyuwangi masih terus dilakukan. Pelebaran apron sudah
rampung sebelum acara IMF-World Bank Meeting. Dari sebelumnya 3 parking stand narrow body,
sekarang Bandara Banyuwangi mempunyai 9 narrow body.

Tidak hanya itu, pelebaran runway juga telah dilakukan. Lebar runway yang sebelumnya 30 meter,
diperluas menjadi 45 meter, progressnya 70 persen dengan target selesai Juli 2019. Perpanjangan
Runway juga dilakukan dari 2250 meter menjadi 2500 meter, target selesai Desember 2019.

“Mungkin masih ada kendala di pembebasan lahan. Namun, Pemkab Banyuwangi harus ikut membantu
menyelesaikan masalah lahan agar bandara benar-benar siap dan tidak ada kendala,” ujarnya.

Untuk amenitas, Menpar Arief Yahya menyatakan siap hadir pada Ground breaking Hotel Bandara
Internasional Banyuwangi dan Ground breaking Food Court Warung Ijen atau ketika pelaksanaan
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pada 27 Juli 2019.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Kemenpar Susun Pedoman Jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi

Jumat, 28 Juni 2019 0 402

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Kemenpar Susun Pedoman Jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi


Jakarta, 27 Juni 2019 - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyusun pedoman jalur Geowisata
Geopark di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai usaha pengembangan Geopark Nasional
Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark.

Kepala Bidang Ekowisata Gunawan Wimbawa Kemenpar saat acara Forum Group Discussion (FGD)
Penyusunan Pedoman Jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi di El Royal Hotel & Resort Selasa
(25/6/2019) mengatakan, penyusunan jalur geowisata untuk memadukan keragaman geologi dengan
keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya di kawasan Geopark Nasional Banyuwangi.

“Ini sekaligus merumuskan langkah bersama lintas sektor dalam mewujudkan jalur geowisata untuk
mendukung pengembangan Geopark Nasional Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark dan
destinasi pariwisata dunia,” katanya.

Nantinya akan ada beberapa jalur geowisata, pertama Jejak Pembentukan Kaldera Gendeng/Ijen Tua,
Kedua Komplek Batuan Vulkanik Pegunungan Meru, Ketiga Mengungkap Pembentukan Kars dan Aluvium
Alas Purwo, dan keempat Lanskap/Bentang Budaya Banyuwangi.

Lebih lanjut, Gunawan Wimbawa menjelaskan, dalam kegiatan pembahasan jalur Geowisata Geopark
Banyuwangi dengan mengundang berbagai pihak itu, ia menyebutkan ada tiga faktor yang menentukan
pengembangan Geopark yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya.

Tiga faktor itu harus dikaitkan agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Geopark menjadi objek
wisata," katanya.

Gunawan menjelaskan, pengembangan Geopark Banyuwangi menjadi objek wisata membutuhkan


berbagai penanganan mulai penentuan objek wisata yang akan dikembangkan, pembangunan
infrastruktur, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Di Indonesia, pemerintah perlu turun tangan memberikan pemahaman dan pendidikan pentingnya
pengembangan Geopark kepada berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah," katanya.

Guntur Sakti

Kepala Biro Komunikasi Publik

Berbagi Artikel ini:

Beragam Atraksi Wisata di Banyuwangi Diharapkan Tarik Lebih Banyak Investor

Senin, 29 Juli 2019 0 121

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Beragam Atraksi Wisata di Banyuwangi Diharapkan Tarik Lebih Banyak Investor

Banyuwangi, 27 Juli 2019 - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan beragam atraksi wisata
dan event menarik di Banyuwangi diharapkan mampu menarik lebih banyak investor ke kabupaten
berjuluk “Sunrise of Java” itu.

Menpar Arief Yahya saat membuka Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang berlangsung di Taman
Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur Sabtu (27/7/2019) mengatakan Banyuwangi merupakan Kota
Festival Terbaik Tahun 2018, serta memiliki 99 events pada 2019. Sedangan BEC menjadi salah satu event
yang masuk ke Top 10 Calender of Event Nasional.
“BEC 2019 berturut-turut masuk menjadi Top 10 CoE Nasional. Lalu terdapat dua event yang masuk
sebagai Top 100 CoE Nasional yaitu Gandrung Sewu dan Tour de Ijen,” kata Menpar Arief.

Menpar juga mengapresiasi pada Kabupaten Banyuwangi yang menjadi satu-satunya kabupaten yang
mendapat ‘Double Platinum Awards’ untuk kategori infrastruktur dan pariwisata dengan skala ekonomi
besar dalam Indonesia's Attractiveness Award 2019.

Aksesibilitas terus didorong, hal ini terbukti dengan akan dibukanya penerbangan Citilink rute Denpasar-
Banyuwangi pada Agustus 2019, yang sekaligus merupakan pengadaan mini-hub maskapai Citilink di
Banyuwangi.

“Sehingga hal tersebut akan semakin membuka akses wisatawan, perdagangan, dan investasi. Mari
menyaksikan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2019 The Kingdom of Blambangan,” kata Menpar Arief
Yahya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengatakan BEC memiliki makna
tersendiri bagi masyarakat. Dan ia menyebut pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival berbeda dengan
event-event carnival lain di Indonesia.

“Yang membuat beda Banyuwangi Ethno Carnival, kegiatan ini diinisiasi dari bawah. Dari masyarakat.
Dan banyak event di Banyuwangi tidak menggunakan EO. Termasuk BEC. Semua dikerjakan langsung
masyarakat. Dan merupakan hasil swadaya,” tutur Azwar Anas.

Anas menjelaskan dalam pelaksanaan BEC yang dinilai bukanlah bagus atau megahnya kostum yang
ditampilkan para peserta karnaval.

“Tapi bagaimana dan sejauh apa keterlibatan masyarakat dalam event ini. Itu jauh lebih penting. Oleh
karena itu, BEC bukan hanya event pariwisata. Tapi event yang menggerakkan dan mengumpulkan
masyarakat Banyuwangi. Di event inilah masyarakat guyub. Kumpul bersama-sama,” ujarnya.

Azwar Anas menambahkan, untuk menyaksikan BEC mereka rela datang dari kampung. Mereka
menggelar tikar sehingga event ini menjadi perekat masyarakat Banyuwangi sehingga tidak ada sekat
antara mereka.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat. Terima kasih kepada
semua. Juga buat budayawan yang sering merumuskan tema-tema kegiatan termasuk untuk BEC,”
katanya.

Guntur Sakti

Banyuwangi Jadi Proyek Percontohan Pengembangan “General Aviation for Tourism”

Senin, 29 Juli 2019 0 109

SIARAN PERS

KEMENTERIAN PARIWISATA

Banyuwangi Jadi Proyek Percontohan Pengembangan “General Aviation for Tourism”

Banyuwangi, 26 Juli 2019 - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dijadikan sebagai proyek percontohan
untuk daerah yang mengembangkan “general aviation for tourism”.

General aviation menjadi salah satu atraksi wisata yang memadukan kenyamanan berbagai jenis
penerbangan sipil dengan daya tarik wisata alam dan keberadaannya dalam membantu remote akses ke
destinasi pariwisata serta melahirkan taksi udara atau gojek udara.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menilai penerapan general aviation for tourism sebagai suatu
pembaharuan dalam mendukung kemajuan kepariwisataan nasional.

“General aviation for tourism ini sebagai terobosan bagi aksesibilitas udara di Indonesia dan menjadi
sangat penting karena Indonesia adalah negara kepulauan di mana akses udara sangat vital,” kata Arief
Yahya dalam Seminar General Aviation for Tourism di Ruang Blambangan Hotel El Royale Banyuwangi,
Jumat (26/7).
Seminar yang mengangkat tema ‘Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia’ dihadiri
antara lain Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Dirut PT Angkasa Pura II M Awaluddin, Staf Khusus
Menpar Bidang Infrastruktur Judi Rifajantoro, dan Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi
Don Kardono.

Arief Yahya menyatakan pembaruan adalah sebuah keniscayaan sehingga bila tidak melakukannya maka
orang lain akan yang melakukan.

“Perubahan dan pembaruan adalah sebuah keniscayaan. Kita yang tidak mengikuti pembaruan berarti
melawan keniscayaan itu. Prinsipnya, jika tidak melakukannya, maka orang lain yang akan melakukan
pembaruan itu,” katanya.

Dirut PT Angkasa Pura II M. Awaluddin mengatakan, dalam diskusi akan diusulkan agar Banyuwangi
menjadi pilot project untuk general aviation. “Dari diskusi ini kita harapkan ada aksinya. Apakah benar
general aviation mendukung sektor pariwisata dan kita harapkan Banyuwangi mendukung hal itu,”
katanya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai pemilihan The Sun Rise of Java sebagai tuan rumah dan
pilot projet general aviation tidak keliru. “Saya berterima kasih Banyuwangi dipercaya menjadi tuan
rumah pada seminar ini. Banyuwangi punya banyak keindahan seperti G Land yang akan lebih bagus bila
dilihat dari atas,” kata Abdullah Azwar Anas.

Rangkaian kegiatan seminar bertemakan ‘Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia’
menghasilkan komitmen bersama antara lain untuk mendukung general aviation di Indonesia sebagai
salah satu potensi dalam mendorong pertumbuhan pariwisata nasional serta membangun pemahaman
bersama dan sinergitas antar-stakeholder dalam mendukung pariwisata Indonesia.

Selain itu juga diharapkan berkontribusi dalam menyusun strategi, kebijakan, dan regulasi untuk
merealisasikan dukungan aviasi untuk pariwisata.

Guntur Sakti
Kepala Biro Komunikasi Publik

Anda mungkin juga menyukai