Disusun oleh :
Irfan Ar Rafi
331910175
Disusun oleh :
Irfan Ar Rafi
331910175
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Irfan Ar Rafi
331910175
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Irfan Ar Rafi
331910175
Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Irfan Ar Rafi
331910175
……………………… …..……....................
NIDN : NIDN :
Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini yang berjudul “
“Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Pada PLTA Waduk Jatiluhur (WJL)”. Penulis menyadari bahwa penyusunan
laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan semangat dan motivasi
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
v
Penulis telah berusaha menyelesaikan laporan kerja praktek ini semaksimal
mungkin, namun penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak untuk perbaikan di kemudian hari nanti. Semoga laporan kerja
praktek ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Irfan Ar Rafi
331910175
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
vii
2.3.4 Indikator Kerja ...................................................................................... 10
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda dan para
pimpinan dapat ditahan apabila ternyata bertanggungjawab atas kecelakaan fatal.
Selain alasan moral dan hukum terdapat alasan ekonomi yaitu kerugian besar tidak
hanya dialami oleh karyawan jika terjadi kecelakaan kerja akan tetapi perusahaan
juga akan mengalami kerugian besar melalui ganti rugi sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) memiliki tujuan dan sasaran untuk menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Semua permasalahan
yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab setiap individu. Setiap karyawan sudah sepantasnya berpartisipasi
dalam setiap kegiatan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya
pada masing-masing lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan pada masing-masing
lingkungan kerjanya karyawan sering berhubungan dengan berbagai peralatan teknis
seperti mesin-mesin produksi perusahaan.
Semakin berkembangnya teknologi dalam proses produksi, maka akan
memberikan kemungkinan yang besar timbulnya pengaruh terhadap tenaga kerja.
Adanya teknologi yang disertai peralatan modern disamping membawa kemudahan
dalam berproduksi juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan yang tinggi, tidak
hanya peralatan modern yang mempunyai resiko kecelakaan tinggi, perlatan lama
atau mesin-mesin lama pun jika tidak diperhatikan secara khusus juga akan
menyebabkan kecelakaan kerja Oleh karena itu diperlukan ketelitian serta
kewaspadaan yang tinggi dalam mengoperasikannya. Meskipun demikian secara
keseluruhan beban tanggung jawab atas berlangsungnya operasional keselamatan dan
kesehatan kerja akan berada pada manajemen perusahaan itu sendiri. Salah satu jenis
kegiatan operasional perusahaan yang sangat rawan terhadap terjadinya kecelakaan
kerja adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkit listrik. Sebagai
2
perusahaan penghasil energi listrik dengan kapasitas tinggi dan teknologi yang
canggih serta investasi yang tinggi, tentunya perusahaan juga tidak bisa lepas dari
resiko kecelakaan kerja selama waktu proses operasi.
Menurut survei yang dilakukan dilokasi, jenis bahaya yang ada pada bidang
pemeliharaan PLTA antara lain bahaya mekanik seperti pengoperasian dan
pemeliharaan mesin-mesin maupun alat-alat pengendali air (emergensi desel,
generator, turbin, main tranformer, dll). Bahaya fisik seperti (kebisingan peralatan
mesin, suhu panas, cahaya atau penerangan, dll). Bahaya elektrik seperti alat-alat
yang memiliki tegangan tinggi dan berhubungan langsung dengan penggunaan listrik.
Bahaya kimia seperti menggunakan oli pada saat pemeliharaan mesin. Jenis bahaya
tersebut. Jenis bahaya tersebut dapat menimbulkan resiko keselamatan dan kesehatan
kerja seperti terpeleset, terjatuh, terbentur, kebakaran, ledakan, tersengat listrik,
gangguan fungsi pendengaran, dll. Jika tidak dilakukan manajemen resiko yang tepat
maka dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau cidera pada tenaga kerja (Agus,
2022).
PLTA Waduk Jatiluhur memiliki lingkungan kerja yang berdekatan dengan
daerah saluran listrik bertegangan tinggi, oleh karena itu PLTA Waduk Jatiluhur
harus bisa mengantisipasi bahaya yang mungkin akan mengancam keselamatan dan
kesehatan kerja karyawannya ketika berada di lingkungan kerja yang memiliki
tingkat resiko kecelakaan kerja tinggi dengan selalu mengawasi proses pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Dengan memaksimalkan SMK3 PLTA Waduk Jatiluhur
akan dapat mencegah kerugian yang bisa saja terjadi dari adanya kecelakaan kerja.
Selain itu diharapkan baik secara sistem maupun operasionalnya maka pada saatnya
nanti karyawan akan memiliki perasaan aman dan nyaman dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Dengan kondisi ini diharapkan kepuasan kerja karyawan pada masing-
masing pekerjaannya akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan
yang akan dibahas adalah
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Masih terdapat resiko kecelakaan kerja pada PLTA Waduk Jatiluhur.
2. Masih terdapat pekerja yang acuh dengan Alat Pelindung Diri yang beresiko
mengalami kecelakaan kerja di PLTA Waduk Jatiluhur.
4
1.6.1 Bagi Mahasiswa
1. Sarana pengenalan dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahlian dan
keilmuan mahasiswa.
2. Mendapat pengalaman, pengetahuan, dan gambaran nyata mengenai aplikasi
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3
pada PLTA Waduk Jatiluhur.
3. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama
masa kerja praktek.
4. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
untuk tidakan perbaikan terus-menerus dalam evaluasi program. plan, do, check and
act cycle (sering disebut siklus PDCA) adalah prototipe untuk siklus paling sering
digunakan dalam bisnis, gambar 2.1 menggambarkan siklus PDCA untuk evaluasi
program :
7
3. Terdokumentasi dan terpelihara dengan baik, bersifat dinamik dan ditinjau ulang
secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih sesuai dengan
perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan perundangundangan.
2.3 Perencanaan K3
Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi Pemenuhan terhadap Kebijakan
yang ditetapkan yang memuat Tujuan, Sasaran dan indikator kinerja penerapan K3
dengan mempertimbangkan pemeriksaan awal sebagai bagian dalam mengidentifikasi
potensi sumber bahaya dan pengendalian resiko atas permasalahan K3 yang ada
dalam perusahaan atau di proyek atau tempat kegiatan kerja konstruksi berlangsung.
Dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang ada serta tantangan yang
dihadapi, akan sangat mempengaruhi dalam menentukan kondisi perencanaan K3
perusahaan. Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh isu pokok dalam perusahaan
dalam identifikasi bahaya :
1. Frekuensi dan tingkat keparahan kecelakaan kerja
2. Kecelakaan lalu lintas
3. Kebakaran dan peledakan
4. Keselamatan produk (Product safety)
5. Keselamatan kontraktor
6. Emisi dan pencemaran udara
7. Limbah industry (Ramli, 2009)
8
5. Pemberdayaan, pertumbuhan dalam penerapan K3.
Organisasi harus menyusun planning Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
meliputi :
a. Identifikasi bahaya (Hazard identification), penilaian dan pengendalian resiko
(Risk assessment and risk control) yang dapat diukur.
b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya, penentuan
tujuan dan sasaran
c. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus.
d. Indikator kinerja sebagai dasar peniiaian kinerja K3 (Ramli, 2009)
9
memelihara ketersediaan dokumen-dokumen ini, mensosialisasikan kepada karyawan
maupun kepada pihak luar terkait. Organisasi harus memastikan dapat mengendalikan
tinjauan peraturan dan perundang-undangan, standar atau acuan terkini sebagai akibat
perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan, peralatan dan teknologi yang
terjadi diluar organisasi.
10
jawaban dalam pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan fungsi dan tujuan dari
tingkatan manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b. Elemen Keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing perusahaan berdasarkan hasil peninjauan awal dan penetapan tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai perusahaan termasuk dalam menetapkan sarana dan
jangka waktu untuk pencapaian tujuan dan sasaran tersebut (Margaretha, 2012).
11
BAB III
METODE KERJA PRAKTEK
12
pengumpulan data objek kerja dengan melakukan studi literature secara bertahap
terhadap obyek kerja praktek, penyusunan proposal, pengajuan proposal, perizinan
kerja praktek. Kemudian masuk ke tahap kedua yaitu pelaksanaan kerja praktek
dengan melakukan pengamatan pada objek kerja praktek dan observasi serta
wawancara dengan pembimbing kerja praktek. Data yang diperoleh lalu diolah
berdasarkan referensi yang ada. Selanjutnya masuk ke tahap ketiga yaitu penyusunan
data dalam bentuk laporan hasil kerja praktek.
13
3.6 Objek dan Ruang Lingkup Kerja Praktek
Objek dan ruang lingkup Kerja Praktek yaitu berupa pelaksanaan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada PLTA Waduk Jatiluhur
14
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Sukapto, P., & Djojosubroto, H. (2012). Implementasi keselamatan kerja dalam
pengelolaan waduk di Pusat Listrik Tenaga Air Cirata.
[2]. Estiawan, F. S., Novadjaja, L. H., & SE, M. (2012). Analisis Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan, Studi pada PT PJB. UP Brantas (Perusahaan yang Bergerak pada
Bidang Pemeliharaan dan Pembangkitan Listrik). Jurnal Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, 1-17.
[3]. ULFAH, N. (2021). PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PT. PLN
Persero Sumbagsel Unit Pelaksanaan Pengendalian Pembangkitan Bandar
Lampung Unit Pelaksana Pembangkitan Listrik Tenaga Air Way Besai)
(Doctoral dissertation, Universitas Teknokrat Indonesia).
15