Anda di halaman 1dari 5

Mengenal metode analisis adalah proses dasar dalam menyusun penelitian ilmiah.

Sedari
awal ketika kalean mulai menyusun penelitian, metode ilmiah selalu digunakan sebagai
kaidah atau aturan penelitian. Data yang kaelan dapat dari berbagai sumber diolah,
diinterpretasikan dengan memahami isi atau makna yang terkandung di dalamnya.
Mencari permasalahan empiris, membaca beberapa buku atau berita terkini juga
merupakan bagian dari metode analisis, dimana kaidah-kaidah ilmiah ada di setiap
tindakan analitik yang kalean lakukan.

Berawal dari sebuah ide, atau rasa penasaran terhadap suatu objek atau subjek, kalean
memulai memikirkan langkah-langkah ilmiah apa yang harus diambil. Dari jenis, bentuk
dan sifatnya secara umum metode analisis terbagi atas tiga bagian utama, yakni metode
kualitatif, kuantitatif, dan gabungan dari keduanya. Kualitatif lebih mencirikan metode
dengan jenis dan bentuk data naratif, gambar visual, audio atau suara, serta dokumen-
dokumen yang mungkin penting untuk ditelaah. Karakteristik ini membuat peneliti
kualitatif seolah menjadi seorang pendulang makna dari setiap konten data,
menghubungkannya dengan data lain, mengartikannya lalu menyimpulkannya. Berbeda
dengan metode kuantitatif, jenis satu ini lebih mencirikan bentuk data angka, pengukuran
statistik dengan rumus, menginterpretasikan hasil matematis kemudian penyimpulan.
Narasi lebih sederhana, namun dengan proses yang seolah menjadikan peneliti kuantitatif
seperti mesin kasir. Metode campuran atau dikenal dengan istilah mix method adalah
gabungan kedua jenis metode sebelumnya. Yah... jika kalean pernah nonton film atau
anime Dragon Ball, pasti pernah ngeliat scene adegan dimana Goku dan Bezita melakukan
fusion dan berubah menjadi sosok lain dari gabungan keduanya. Singkat dan
sederhananya Mix method adalah fusion dari kualitatif dan kuantitatif.

Kalean pasti pernah mendengar nama Miles, Huberman, atau Saldana, Mcnabb, Creswell,
Bryman, Bogdan dan kakek-nenek lainnya bukan ? Yak... beliau adalah para ahli yang
sering banget jadi rujukan dalam mempelajari metode analisis ilmiah. Tentunya masih
banyak lagi ahli yang sudah malang-melintang – tengkurep – jungkir-balik di dunia metode
analisis, tak jarang itu jadi rujukan dan tak jarang pula munculin rasa penasaran para
dosen yang gak familiar sama nama mereka. Ya iya... kan bukan keluarga juga... Tapi
penting untuk kalean mengetahui nama-nama tersebut. Bukan untuk ngajak kenalan, tapi
paling enggak kalean bisa sedikit menyelami dan memahami maksud yang ingin
disampaikan dalam setiap tulisan para ahli tersebut. seluruh metode analisis ada dan
bertumpu pada proses (bagaimana penelitian dilakukan) dan data yang diperoleh.

Oke, bahasan dari ketiga jenis atau genre metode ini akan dibahas sedikit lebih dalam.

1. Analisis Kualitatif.
Analisis kualitatif adalah jenis atau genre analisis yang menekankan kenaturalan
data dan proses interaktif dengan sumber data utama di lapangan. Di dalam
bukunya, Miles, Huberman, & Saldana (2014) bahwa ada lebih dari 20 pendekatan
analisis yang menggunakan metode kualitatif sebagai metode
penyelidikan/penelusuran data. Peneliti kualitatif percaya bahwa semua data,
dalam bentuk angka sekalipun mempunyai makna dan esensi yang dapat
dijelaskan secara kualitatif. Posisi metode kualitatif dianggap telah melampaui
atau suatu metode post-positivism dan lebih natural daripada metode kuantitatif
yang positivism. Hal ini lebih bersifat filosofistik dan mendasar. Penggunaan
metode kualitatif dipercaya menjadi jamu mujarab dalam proses pengumpulan
data yang lebih kaya dan beragam, serta proses pemadatan lebih intens, kontak
langsung secara natural, dan holistik.
Sifat data kualitatif menurut kakek Miles, Huberman, & Saldana (2014) berfokus
pada kata-kata (bahasa dalam bentuk teks panjang), gambar bergerak atau tidak
bergerak, suara (penjelasan naratif), dan dokumen tertulis. Hal ini tergantung
bentuk atau jenis data yang dibutuhkan. Tapi umumnya sifat data kualitatif itu
adalah kata-kata, tulisan, dan gambar. Singkatnya tiga bentuk data kualitatif
dengan sifat dan karakteristik di atas pada akhirnya akan disajikan dalam bentuk
narasi atau deskripsi panjang x lebar. Sehingga, data sajian akan terkesan tebal
seperti telenan dapur.
Karakteristik tersebut mengakibatkan timbul kecurigaan, apakah data tersebut
sah atau kuat secara ilmiah sebagai sumber data ? atau tidak. Terutama dari
rivalnya si kuantitatif yang dianggap lebih sistematis, terukur dengan rumus dan
angka-angka matematis yang pasti. Tenang aja, jika kalean mengikuti aturan dan
alur kualitatif secara metodik itu berarti data tersebut sah – kuat – terpercaya
(Miles, Hubersman, & Saldana, 2014). Singkatnya, data tersebut valid dan reliabel.
Data kualitatif valid dan reliabel ketika data itu diambil dari sumber utama
langsung dari realitas atau fakta lapangan, interaksi kedekatan dalam proses
pengumpulan, dan data benar-benar terjadi atau melekat pada subjek penelitian.
Analisis kualitatif mempunyai alur atau mekanisme proses utama, yakni
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, interpretasi dan verifikasi
kesimpulan (Miles, Huberman, & Saldana, 2014). Kakek Miles & Huberman (1994)
menggambarkan proses analisis tersebut sebagai model interaktif yang
dimunculkan kembali pada buku Qualitative Data Analysis (A Methods
Sourcebook) ed.3 hasil kolaborasi beliau dengan Saldana di tahun 2014. Begini nih
gambarnya...
Gambar
Liat gambarnya aja udah jelimet, panahnya banyak banget. Jadi sampe sini aja
dulu belajarnya.

2. Metode kuantitatif
Nah...metode satu ini kebalikan dari analisis kualitatif. Data sumber analisis
dicirikan berupa angka dari proses pengukuran, dan pengumpulan data yang
sistematis dengan instrumen survey, angket, atau pilihan instrumen lain. Kakeh
Creswell & Creswell (2018) cerita kalau analisis kuantitatif adalah “...suatu
metode untuk menguji teori secara objektif dengan memeriksa hubungan antar
variabel. Variabel-variabel ini, pada gilirannya, dapat diukur, biasanya dengan
instrumen, hingga data berangka dapat dianalisis dengan prosedur statistik”.
Namanya kembar,, tenang beliau adalah dua orang berbeda dengan nama
belakang yang sama. Cukup jelas bukan penjelasan dari kakek Creswell & Creswell
tersebut ?
Sumber data ? tenang, sumber data kuantitatif seperti yang dijelaskan di atas
mempunyai karakteristik berupa angka yang dihitung, bersumber dari data yang
dikumpulkan dengan instrumen tertentu (instrumen survey atau angket) dari
variabel yang sedang diteliti. Sifat metode ini macem-macem, tergantung
tujuannya. Sifatnya bisa prediktif, peramalan, atau penegasan atas suatu
fenomena, atau menjadi antitesis dari suatu teori. Ya, dijelaskan bahwa kegunaan
metode ini untuk menguji suatu teori, membuktikan kebenaran teori, pendapat,
gagasan, ide, dst... dengan angka dan perhitungan statistik. Hasil berupa angka
yang menghubungkan keterkaitan antar variabel juga menjadi ciri dari metode
analisis kuantitatif. Tidak hanya variabel yang dihitung, jumlah responden atau
sampel juga dihitung, pokoknya semua dihitung dan terperinci. Ini lebih
menjelaskan hubungan kausalitas atau sebab-akibat dari pengaruh antar variabel,
biasanya disimbolkan dengan variabel X, Y, Z.
Beda dengan metode kualitatif, kekuatan analisis ini ada pada hasil uji statistik
yang dilakukan terhadap independensi dan dependensi variabel, akurasi jumlah
sampel, keragaman dan kenormalan data. Baru dah data kuantitatif bisa
dikatakan valid dan reliabel. Pendekatan analisis pengaruh antar variabel juga
macem-macem, tergantung maksud dan tujuan penelitian yang kalean inginkan.
Kalean bisa menggunakan teknik atau pendekatan jalur (path), regresi liner atau
berganda, faktorial, dst....
Sepengalaman DIALOKIN sih, dari kedua metode ini ada plus minusnya. Tapi
semuanya sama-sama cocok menjadi pegangan ketika kalean melakukan
penelitian ilmiah. Kaedah dan etika penelitian ilmiah itu penting, agar kalean tidak
salah langkah dalam menjalani proses penelitian, terutama ketika menyusun
proposal, penelitian lapangan, dan pembahasan. Pahami kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode analisis, pahami tujuan dan maksud
penelitian yang kalean akan lakukan, patuhi kaedah ilmiahnya. Baik kualitatif dan
kuantitatif akan terasa mudah dan sederhana. Dinamika proses dari kedua
metode analisis tersebut adalah hal menarik yang memberikan pembelajaran
tersendiri.
Etss... ampe lupa, kurang satu lagi.
3. Mix method atau metode campuran
Seperti namanya, metode satu ini adalah gabungan dari kedua metode
sebelumnya. Beberapa ahli analisis menyebutnya sebagai bentuk yang lebih
dinamis dari peleburan kedua teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Kakek
Miles, Huberman, & Saldana (2014), kakek Creswell & Creswell (2018) kurang
lebih bilang demikian. Ketika kalean memilih untuk menggunakan mix method ini
sebagai teknis analisis penelitian ilmiah, perlu ditekankan, mana yang menjadi
pendukung dan mana yang utama. Atau kalean lebih memilih komposisi konsep
analitis secara seimbang (balance). Ini penting dilakukan bagi kalean yang akan
menyusun proposal dan melakukan penelitian ilmiah. Kekuatannya ada pada
konsep analitis, instrumen pengukuran dan pengumpulan data, pendekatan
teknis yang kalean pilih untuk masing-masing data. Kakek Creswell (2014) jelasin,
kalau mix method dipercaya dapat memberikan pemahaman yang lebih kuat
tentang masalah atau pertanyaan penelitian daripada menggunakan salah satu
metode secara terpisah. Ini lebih kepada pertimbangan manfaat serta
keuntungan yang lebih baik, win win solution yang menutupi kekurangan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Para ahli yang berpihak pada teknis campuran ini lebih
suka ngawinin kedua metode daripada misahin mereka, kyknya sesayang itu
mereka sama kualitatif dan kuantitatif, biar mereka gak berantem mulu.

Referensi

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Thousand Oaks: SAGE
Publications, Inc.
Creswell, J. W. (2014). Research Design (Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches), ed.4. Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.
Miles, B.W., Huberman, A.M., Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis (A Methods
Sourcebook), ed.3. Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.

Anda mungkin juga menyukai