Anda di halaman 1dari 4

COURSEWORK 1

“INTERCULTURAL COMMUNICATION”

Short Summary 3rd Session


“Language and Intercultural Communication ”
Lecturer: Yuli Mumpuni Widarso

Made by:
Name : Erin Marcella
NIM : 21110250042
Class : MKTC25-2SP

ODD SEMESTER 2022 - 2023


1. Bahasa dan Budaya / Language and Culture
Bahasa dan budaya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan karena budaya disebarluaskan melalui bahasa dan bahasa
merupakan aspek utama yang mendeskripsikan ciri khas identitas budaya
masing-masing kelompok individu. Oleh karena itu, hubungan antara bahasa
dan budaya sangat penting untuk memudahkan masyarakat mengetahui serta
memahami konsep, adat-istiadat, dan tradisi-tradisi yang merupakan kultur
dari masyarakat tertentu. Misalnya, village dalam bahasa Inggris mempunyai
makna yang berbeda dari desa dalam bahasa Indonesia sehingga ungkapan
“Jakarta is a big village” akan menimbulkan makna yang ambigu.
Bahasa termasuk ke dalam salah satu warisan budaya yang tak
berwujud (intangible cultural heritage). Kosakata dan bunyi setiap budaya
tentu berbeda. Tak hanya itu, tata bahasa dan intonasi turut berperan lebih
mencerminkan ciri khas setiap bahasa. Meskipun dunia mengeklaim bahwa
terdapat sekitar 10.000 bahasa di dunia, namun sekarang hanya sebesar
6.000 bahasa yang masih aktif digunakan, disebarluaskan, dan diturun-
temurunkan oleh masyarakat. Dengan begitu, lambat laun kuantitas dan
kualitas bahasa akan menurun karena banyak bahasa yang sudah diabaikan
oleh masyarakat.

2. Tradisi Lisan / Oral Tradition


Tradisi lisan adalah salah satu bentuk tradisi warisan oleh nenek
moyang yang disampaikan secara lisan/verbal oleh sekelompok masyarakat
tertentu guna memberikan nasihat atau pesan kepada masyarakat secara
turun-temurun. Biasanya, tradisi lisan berbentuk cerita rakyat legenda, mitos,
peribahasa, teka-teki, sajak kanak-kanak, lagu dan puisi kepahlawanan, doa,
nyanyian, pertunjukan, dan lain sebagainya.
Fungsi tradisi lisan bukan hanya sebagai warisan tradisi, melainkan
juga untuk membedakan kebudayaan setiap kelompok masyarakat. Alhasil,
tradisi lisan menjadi salah satu faktor signifikan dalam menjaga dan
melestarikan ilmu budaya dan nilai sosial budaya dari generasi ke generasi.
Eksistensi bahasa merupakan syarat utama digelarnya tradisi lisan karena
identitas budaya atau kultur masyarakat hanya dapat disampaikan melalui
bahasa yang ditemani oleh dialek setiap individu atau kelompok.
3. Ragam Bahasa / Linguistic Varieties
Di dalam linguistik, bahasa tidak sekadar tanda tetapi juga sebagai
sistem sosial dan komunikasi yang berlaku di dalam lingkup masyarakat
tertentu. Ragam bahasa merupakan penggunaan bahasa yang baik dan
sesuai oleh komunikator kepada jenis komunikannya. Hal ini bertujuan
membangun hubungan antara pembicara dan pendengar melalui kaidah
penggunaan tata bahasa yang sesuai dengan jenis sosialnya. Ragam bahasa
terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1. Variasi Geografis
Variasi geografis merupakan ragam bahasa yang digunakan di tempat
atau wilayah tertentu yang ditempati oleh sekelompok masyarakat. Dialek
regional menjadi wujud atau varietas dari variasi ini. Contohnya, kalimat
“kamu mau kemana Na?” disampaikan sedikit berbeda antara dialek
Banyumas “Ko garep meng ngendi Na?” dan dialek standar “Kowe meh
nangendi Na?”

Contoh dialek regional di nusantara adalah dialek Jawa yang terdiri


dari dialek Tegal, dialek Banyumas, dialek standar, dan lain-lain. Variasi
geografis tidak hanya dipakai oleh sebuah negara, seperti bahasa Prancis
yang digunakan oleh Prancis, Swiss, Belgia, dan Kanada.

2. Variasi Sosial
Variasi sosial digunakan oleh masyarakat berdasarkan kelompok
sosialnya. Umur, jenis kelamin, dan pekerjaan merupakan faktor-faktor
pembeda di lingkup variasi sosial. Misalnya, kelompok pemuda yang berusia
kurang lebih sama umumnya memakai kata gue (saya), elu (kamu), nyokap
(ibu), bokap (ayah), dan lain sebagainya. Lain halnya dengan penggunaan
bahasa oleh perkumpulan wanita yang lebih memilih menggunakan tutur kata
yang lembut, sopan, dan tidak mengandung makna anarkis atau agresif
seperti pria pada umumnya.

3. Variasi Fungsional
Variasi fungsional adalah ragam bahasa yang digunakan berdasarkan
situasi dan kondisi, seperti ketika berada di lokasi perkantoran, kampus,
pasar, acara, dan lain sebagainya. Ciri utama variasi fungsional adalah
adanya pemakaian kosakata disertai intonasi yang sesuai dan sinkron dalam
situasi tertentu.

Contohnya adalah anak sastra akan menggunakan istilah plot cerita


daripada jalan cerita sehingga hasil kalimatnya adalah “Plot cerita bangsawan
itu mengasyikkan” bukan “Jalan cerita bangsawan itu mengasyikkan.” Selain
itu, ragam bahasa bidang kedokteran juga memakai kata ‘kifosis’ sebagai
bahasa ilmiah penyakit dari bongkok atau tulang belakang bagian atas yang
melengkung.

4. Kosakata untuk Tujuan Khusus / Vocabulary for Special Purposes


Slang, argot, dan jargon merupakan 3 jenis kosakata yang kerap
digunakan untuk situasi dan tempat tertentu, di mana maknanya akan
berbeda jika diterjemahkan di luar jangkauan tersebut. Terdapat sedikit
perbedaan antara slang, jargon, dan argot.
Slang adalah bahasa informal yang bersifat khusus, rahasia, dan
temporer di mana hanya digunakan secara lisan oleh masyarakat tertentu dan
terbatas. misalnya, ‘Nuts’ mempunyai arti gila dalam bahasa Inggris
sedangkan arti bahasa Indonesianya adalah kacang-kacangan.
Jargon adalah istilah bahasa yang digunakan secara lisan maupun
tulisan oleh kelompok sosial tertentu sehingga akan sulit dimengerti oleh
masyarakat umum. Misalnya, para tukang ojek pangkalan memakai kata
‘narik’ yang artinya mereka sedang mengantarkan penumpangnya dan para
sopir angkutan ‘ngetem’ yang berarti kendaraannya sedang berhenti bukan di
tempatnya untuk menunggu ‘sewa’ alias penumpang.
Argot adalah istilah bahasa yang digunakan secara terbatas di dalam
lingkup profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para
pencuri menggunakan istilah ‘barang’ alias mangsa, ‘daun’ alias uang, dan
‘kacamata’ alias polisi.

Anda mungkin juga menyukai