Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fatkhurokman

NIRM : 03.06.19.0080
Teknologi Benih 1
Semester 2
Matkul : Pengelolaan Tanah dan Air
Dosen : Agus Wartapa, SP., MP Dr. Ir.
Rajiman, SP., MP
Budi Wijayanto, S.TP., M.Sc
Sutiman, S.ST

1. Tolong dibuatkan analisis kesesuaian lahan salah satu komoditas di bawah ini jika
diketahui kondisi lahan sperti slide selanjutnya. Bawang Merah.

Data wilayah. Suatu wilayah dengan suhu 25 oC, kelembaban 86 %, curah hujan
1380 mm/tahun (jan = 300, peb = 190, maret 150, Apr = 120, Mei 70, Juni-Okt = 0,
Nop = 250, Des = 300), tekstur lempung berspasir (CS), tanah halus bebas batuan,
kedalaman tanah lebih 100 cm, KTK = 15 cmol, ph air = 6,5, C-organic = 0,8 %,
kelerengan 0-3 %, erosi rendah, banjir jarang terjadi, batuan permukaan tidak
ditemukan.

Parameter

Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Bawang Merah

Kondisi Lahan Data Kondisi Optimum Kesesuaian

Suhu 25◦C 24-25◦C S1

Kelembaban 86% Baik S1

Curah hujan 1380 mm/tahun 800-1600 S3


mm/tahun

Tekstur Tekstur Lempung Halus Agak Halus, Sedang S1


Berpasir, Halus Bebas
Batuan

Kedalam Tanah > 100 cm >50 S1

KTK (cmol) 15 cmol <16 S2

Ph air 6,5 6,0-7,8 S1

C-organik 0,8% 0,8-1,5 S2

Kelerengan (%) 0-3 % <8 S1


Erosi Erosi Rendah Rendah - Sedang S2

Banjir Banjir Jarang Terjadi F0 S1

Batuan Permukaan Batuan Permukaan <5 S1


Tidak di Temukan

 Dari Hasil Kesesuaian dari Data di suatu wilayah dan kondisi optimum didapatkan
keseuaian yakni:
- S1 sebanyak 8 kesesuaian
- S2 sebanyak 3 kesesuaian
- dan S3 sebanyak 1 kesesuaian

Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan


tanaman bawang merah di suatu wilayah tergolong kelas S1 (jan = 300, peb = 190,
maret 150, Apr = 120, Mei 70, Juni-Okt = 0, Nop = 250, Des = 300) dan N (periode
tanam Desember-Januari). Kelas kesesuaian S1 dengan faktor pembatas iklim (c)
dimana curah hujan yang terlalu tinggi selama periode tanam dan lama penyinaran
rendah; lereng (t) sangat terjal; dan kesuburan tanah (f) rendah, yaitu c-organik rendah
dan pH masam. Sedang kelas kesesuaian N dengan faktor pembatas iklim (c) dimana
curah hujan yang terlalu tinggi selama periode tanam dan lama penyinaran rendah.
Solusi yang bisa diambil pada S3 untuk curah hujan mm/tahun yakni pengaturan
drainase yang baik agar air hujan tidak tergenang pada tanaman. S1 lebih dominan
yakni memiliki 8 kesesuaian, sehingga wilayah tersebut cocok untuk ditanami
Bawang merah.
Lahan yang Sesuai untuk Penanaman Bawang Merah

Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 800 m di


atas permukaan pertumbuhan optimalnya terjadi di daerah 1 – 250 m dpl. Untuk
menghasilkan umbi lapis, suhu yang cocok 25,0 – 30,0°C, kelembapan nisbi udara
antara 80 – 90%, curah hujan 2.300 – 2.500 mm/tahun atau 100 – 200 mm/bulan,
tanah gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, cukup menyediakan air,
aerasinya baik, tidak becek, dan pH berkisar 6,0 – 6,8. Lahan pertanaman bawang
merah di 3 daerah sentra produksi yaitu Bantul, Brebes, dan Nganjuk terletak pada
ketinggian tempat 0 – 100 m dpl. Lahan tersebut umumnya berupa lahan sawah.
Namun demikian, pada 5 tahun terakhir penanaman bawang merah mulai banyak
dilaksanakan di lahan pasir, seperti yang dilakukan para petani di daerah pesisir
selatan Kabupaten Bantul.

Penanaman bawang merah di lahan pasir dapat berhasil dilakukan, namun


memerlukan pupuk organik dan anorganik yang lebih banyak, pemulsaan, penyiraman
yang lebih sering terutama pada musim kemarau, serta pemeliharaan yang intensif.
Hal tersebut dikarenakan lahan pasir miskin hara dan bahan organik, sangat porus,
suhu permukaan tanah tinggi, serta adanya tiupan angin kencang yang membawa
partikel-partikel garam dapat berpengaruh kurang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Lahan sawah untuk pertanaman bawang merah di beberapa daerah, berbeda


jenis tanahnya, lahan sawah di Kabupaten Bantul memiliki jenis tanah Regosol, di
Kabupaten Brebes berjenis Aluvial, dan di Kabupaten Nganjuk berjenis Vertisol.
Jenis tanah Regosol umumnya mengandung 71 bahan yang belum atau masih baru
mengalami pelapukan, dengan tekstur kasar atau pasiran, struktur kersai atau remah,
dengan pH 6,0-7,0, porositasnya tinggi, dan belum membentuk agregat. Tanah
Aluvial meliputi lahan yang sering atau baru saja mengalami banjir, sifat
bahanbahannya tergantung pada kekuatan banjir dan macam bahan yang diangkut
dengan pH 7,7 – 8,1. Jenis tanah Vertisol merupakan tanah lempung berwarna kelam
yang bersifat fisik berat, struktur lapisan atas granuler, terdiri atas bahan-bahan yang
sudah mengalami pelapukan, serta mengandung kapur, dengan pH 6,0-8,2.

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Jenis tanah yang digunakan
dalam penanaman bawang merah harus pas dan sesuai dengan karakteristik tanaman
tersebut dan harus bagus yaitu tanah berjenis lempung berpasir atau lempung berdebu.
Selanjutnya tekstur tanah, yang merupakan salah satu syarat agar tanaman bawang
merah dapat tumbuh dengan maksimal, contohnya tanah sawah dan tegalan yang
sangat cocok untuk pertumbuhan bawang merah.

Anda mungkin juga menyukai