Anda di halaman 1dari 6

Volume 4 . No.

1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

PEMILIHAN SUPPLIER PADA RETAIL TRADISIONAL


UNTUK MENINGKATKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Kiki Roidelindho1* dan Dian Puspita Novrianti2

1
Program Studi Teknik Industri Universitas Putera Batam.
2
Program Studi Manajemen Universitas Putera Batam
*Email : kikiroidelindhomsc@gmail.com

Abstract

The supplier selection exercise is a critical factor towards the success of a bussines. This research
discusses the selection of the best suppliers in traditional retail using Analytcal Hierarchy Process
(AHP), where the supplier selection criteria using Quantity, Quality, Cost, Delivery model to
calculate the dominant factor. The purpose of this study is To facilitate the selection of the right
supplier of staples for the Traditional Retail Store. This research uses 3 suppliers as a supplier of
goods for traditional retail. The results obtained from the selection of 3 suppliers obtained one
supplier with the best results where the value of Quantity of 0.59, Quality of 2.01, Delevery of 1.40
and cost of 2.75 and total value obtained 6.8.

Keywords: Retail, Supplier Evaluation, Analytcal Hierarchy Process (AHP)

1. Pendahuluan Ritel merupakan kegiatan bisnis yang menjual


produk dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai
Pangan merupakan kebutuhan pokok dimana
tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi,
ketersediaannya sangat penting bagi masyarakat.
keluarga, kelompok atau pengguna akhir dalam
Ketersediaan pangan yang baik akan mencukupi
jumlah eceran, ritel juga menjadi mata rantai yang
kebutuhan konsumsi energi yang diperlukan oleh
penting dalam proses distribusi barang dan
masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-
merupakan mata rantai terkahir dalam suatu
hari. Menurut UU No.18 Tahun 2012 Pangan
proses distribusi yang menghubungkan produsen
merupakan segala sesuatu yang berasal dari
dengan konsumen (Utami, 2010) dalam
sumber hayati, produk pertanian, perkebunan,
(Hikmawati dan Chaikal,2017:195).
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan
Persaingan antar retail tradisional tidak dapat
air baik yang diolah maupun tidak diolah
dihindari, hal ini dikarenakan setiap retail akan
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
menarik konsumen sebanyak-banyaknya untuk
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
Salah satu toko retail tradisional yang ada
lainnya yang digunakan dalam proses
pada Pulau Bulang Lintang Kota Batam adalah
penyimpanan, pengolahan, dan atau pembuatan
Toko Retail Noer. Toko Retail ini dikelola oleh
makanan dan minuman.
ibu Nurhayati beserta keluarga dengan sistem
Ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat
yang masih tradisional, dimana pemesanan
antara satu daerah dengan daerah lainnya akan
barang dilakukan dengan cara memesan langsung
berbeda baik dari segi jumlah ketersediaan serta
dari supplier-suplier yang ada di Kota Batam.
cara distribusinya. Masyarakat pada daerah pulau
Pemesanan barang pada toko retail tradisional
akan mendatangkan bahan pokok dari kota-kota
Bu Noer, dimana Ibu Nurhayati sebagai pemilik
terdekat. Kebutuhan bahan pokok terutama
dan pengelola melakukan pemesanan dari
Sembako yang tersedia pada setiap pulau
beberapa supplier sembako yang ada di Kota
merupakan hasil usaha dari retail tradisional
Batam, harga yang ditawarkan berbeda-beda
untuk memasok barang-barang tersebut menuju
antara satu supplier dengan supplier lainnya
ketempat mereka.
terhadap jenis barang yang akan dipesan.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 26


Volume 4 . No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Barang-barang yang telah dipesan biasanya konsumen akhir dalam jumlah kecil sesuai
akan diantarkan menuju pelabuhan terdekat untuk dengan kebutuhannya (Utami,2010)
dikirimkan dari Kota Batam menuju Toko Noer. Penggolongan bisnis ritel di Indonesia dapat
Proses pengiriman barang yang terlambat dari dikategorikan berdasarkan sifatnya, yaitu ritel
supplier menuju pelabuhan akan berdampak pada yang bersifat tradisional (konvensional) dan yang
tertundanya pengiriman, hal ini disebabkan bersifat modern. Ciri utama dari ritel radisional
karena jadwal keberangkatan kapal yang terbatas. adalah manajemen belum professional, skala
Keterlambatan ini berakibat pada rusaknya kecil, modal kecil, harga tawar-menawar,
barang-barang yang telah dipesan. Selain itu juga transaksi tunai, jarang ada program promosi,
menurut Ibu Nurhayati terdapat barang-barang dikelola Pemerintah, tersebar di kota dan desa,
dengan kualitas yang kurang baik ikut dikirimkan kondisi bangunan umumnya kurang terawat, dan
oleh supplier. konsumen menengah bawah. Sedangkan ciri
Pemilihan supplier terbaik dari segi barang utama ritel modern adalah manajemen modern,
dan harga untuk memasok barang pada toko retail teknologi modern, bermodal kuat, harga sudah
tradisional merupakan salah satu strategi yang pasti, fasilitas canggih, pembayaran dapat
efektif yang dapat dilakukan oleh retail menggunakan kartu kredit, kartu debit, atau
tradisional Bu Noer. Mendapatkan supplier yang e-money, prinsip swalayan, banyak kegiatan
tepat akan mendapatkan produk dengan harga promosi, diskon, dan hadiah, umumnya dikelola
yang ekonomis serta kualitas yang baik sehingga pihak swasta, kebanyakan ada di daerah
keuntungan yang didapat oleh retail Bu Noer bisa perkotaan, kondisi bangunan umumnya bersih
ditingkatkan tanpa menaikan harga jual kepada dan terawat dengan baik, dan konsumen
konsumen menengah atas (Purnomo et al., 2013) dalam
Pengambilan keputusan pemilihan supplier (Hikmawati dan Chaikal, 2017:196)
pada retail Bu Noer merupakan proses untuk
memilih pilihan terbaik serta cara bertindak 2.2. Pemilihan Pemasok (Supplier)
dengan cara-cara yang efisien sesuai situasi. Pemasok merupakan suatu perusahaan atau
Untuk menghasilkan sebuah keputusan terbaik individu yang mampu untuk menyediakan sumber
dibutuhkan orang-orang yang secara langsung daya, baik dalam bentuk barang atau jasa yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibutuhkan oleh perusahaan lain. Penilaian
diselesaikan. supplier oleh perusahaan dilakukan berdasarkan
Pada persoalan retail tradisional Bu Noer ini tujuan yang ingin dicapai, penilaian ini biasanya
dibutuhkannya sebuah metode yang dapat terfokus hanya pada harga barang, kualitas barang
memberikan alternatif-alternatif penyelesaian dan ketepatan waktu pengiriman (Pujawan,2005).
masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah metode Analytical Hierarchy Process 2.3. Analytcal Hierarchy Process (AHP)
(AHP). Metode AHP merupakan model yang
AHP (Analitycal Hierarchy Process)
mudah digunakan dan dimengerti untuk beragam
merupakan prosedur yang dapat dipakai untuk
permasalahan yang tidak terstruktur, sehingga
memecahkan masalah yang kompleks, dengan
dapat dipilih alternative yang tersedia (Saaty,
aspek atau kriteria yang dipertimbangkan cukup
2008:85).
banyak. Metode AHP mampu memecahkan
Penelitian ini bertujuan untuk pemilihan
masalah yang multi obyektif dan multi kriteria
supplier pada toko Bu Noer sehingga diharapkan
yang didasarkan pada perbandingan preferensi
retail tradisional Ibu Noer mendapatkan
dari setiap elemen dalam hirarki, sehingga dapat
peningkatan keuntungan.
dikatakan model ini merupakan suatu model
2. Landasan Teori pengambilan keputusan yang komprehensif
2.1. Pengertian Retail Menurut Saaty (2008:84).
Ritel secara akitivitas menggambarkan Menurut Saaty (2008:85) Pengambilan
kegiatan untuk memecah barang atau produk keputusan dengan model AHP didasarkan pada
yang dihasilkan dan didistribusikan dalam jumlah langkah-langkah berikut :
besar dan massal untuk dapat dikonsumsi oleh 1. Mendefinisikan permasalahan dan
menentukan tujuan. Bila AHP digunakan

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 27


Volume 4 . No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

untuk memilih alternatif dan menyusun 7 Sangat salah satu elemen sangat
prioritas, maka pada tahap ini dilakukan Penting berpengaruh dan
pengembangan alternatif. dominasinya tampak secara
nyata
2. Menyusun masalah ke dalam suatu struktur
9 Mutlak lebih bukti bahwa satu elemen
hirarki sehingga permasalah yang kompleks
penting lebih penting daripada
dapat ditinjau dari sisi yang rinci dan pasangannya pada tingkat
terukur. Penyusunan hirarki yang memenuhi keyakinan tertinggi
kebutuhan harus melibatkan pihak-pihak 2,4, nilai tengah Nilai ini diberikan jika
ahli dalam permasalahan. 6,8 diantara terdapat keraguan diantara
3. Menyusun prioritas untuk setiap elemen judgement dua penilaian yang
masalah pada setiap tingkat hirarki. Proses diatas berdekatan
ini akan menghasilkan bobot/kontribusi
- Kebalikan Aij = 1/aij (jika untuk
elemen terhadap pecapaian tujuan. Bobot ini aktivitas I mendapat satu
diperoleh dari suatu matriks perbandingan angka bila dibandingkan
berpasangan antar dua elemen dari seluruh dengan aktivitas j maka j
elemen pada tingkat hirarki yang sama. mempunyai nilai
4. Melakukan pengujian konsistensi terhadap kebalikannya disbanding i)
matriks perbandingan berpasangan antara Sumber : Saaty (2008:86)
elemen elemen yang didapatkan pada tiap
tingkat hirarki dan keseluruhan 3. Metode Penelitian
hirarki.Pengujian konsistensi bertujuan 3.1. Analisis Data
untuk memastikan Bahwa hasil urutan Metode penelitian yang digunakan dalam
prioritas yang didapatkan dari suatu penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
rangkaian perbandingan masih ada dalam metode deskriptif merupakan sebuah metode
batas-batas referensi yang logis. yang meneliti status, objek, kondisi tertentu
Menurut Saaty (2008:85) Langkah awal yang ataupun kilas peristiwa masa sekarang, dimana
harus dilakukan dalam menentukan susunan tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran
prioritas elemen adalah menyusun perbandingan atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
berpasangan (pairwise comparison), yaitu mengenai fakta, sifat hubungan antara fenomena
membandingkan dalam bentuk berpasangan yang diselidiki.
seluruh elemen untuk setiap subsistem hirarki.
3.2. Variabel Penelitian
Tabel 1 Skala Perbandingan Menentukan Bobot
Dalam penelitian ini variabel penelitian adalah
Kriteria Supplier kriteria pemilihan supplier dengan subvariabel
Tingkat antara lain: Quantity,Quality, Cost, Delivery.
Definisi Keterangan
Kepen-
tingan 3.3. Analytcal Hierarchy Process (AHP)
1 Sama Kedua elemen mempunyai 1. Fase Penelitian Awal
Pentingnya pengaruh yang sama
Fase ini merupakan tahap awal dari penelitian,
2 sedikit lebih Penilaian lebih sedikit dan terdiri dari beberapa bagian. Bagian dari fase
penting memihak pada salah satu ini akan menjelaskan tentang latar belakang
elemen dibandingkan permasalahan, tujuan dari penelitian, dan tinjauan
pasangannya pustaka. Dan data yang berhubungan dengan
penelitian.
5 Lebih Penilaian sangat memihak
Penting salah satu elemen 2. Tahap Pemilihan Supplier
dibandingkan pasangannya Tahap ini merupakan tahapan yang penting
dalam membangun suatu pengukran kinerja yang
terdiri dari beberapa bagian yang merupakan
langkah-langkah dari pemilihan supplier dengan
menggunakan Analisis Hirarki Proses (AHP).

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 28


Volume 4 . No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

3. Tahap pengklasifikasian Supplier pemesanan barang ini dilakukan sendiri oleh


Klasifikasi supplier bertujuan untuk pemilik retail tradisional yaitu Ibu Nurhayati.
menentukan kriteria penilaian pada setiap Data yang dikumpulkan berupa kuesioner
kelompok supplier. Tingkat kepentingan dilihat
berupa prioritas pilihan dari kriteria-kriteria yang
berdasarkan nilai barang yang diperoleh melalui
hasil perkalian harga dengan jumlah pemakaian akan dipilih. Adapun pengolahan data sebagai
barang tersebut. berikut :
4. Menentukan Bobot Kriteria Supplier a. Penentuan Faktor Dominan
Penentukan kriteria yang paling Proses pemilihan kriteria dan seleksi supplier
mempengaruhi kinerja masing-masing kelompok menggunakan multi kriteria dan mengacu pada
supplier, dapat dilihat dari bobot masing- model QQCD (Quality,Quantity,Cost, Delivery).
masingnya. Bobot setiap kriteria ditentukan oleh Adapun data pemilihan alternatif kriteria supplier
hasil perbandingan berpasangan setiap kriteria. sebagai berikut :
Untuk mengisi matriks perbandingan
berpasangan, kita menggunakan nilai numeric Tabel 2. Matriks Kriteria Pemilihan Supplier
yang diperoleh dari skala perbandingan yang Kriteria Pengiri Kuan- Kuali- Biaya
dibuat oleh Saaty. man titas Tas
5. Perhitungan Konsistensi Penilaian Pengiriman 1 0,33 0,33 0,2
Kuantitas 3 1 1 0,33
Penilaian AHP dilakukan berdasarkan Kualitas 3 1 1 1
pengalaman dan pemahaman yang bersifat Biaya 5 3 1 1
kuantitatif dan subyektif. Sehingga Jumlah 12 5,33 3,33 2,53
memungkinkan adanya penilaian yang Sumber : Pengolahan Data
menyimpang dari konsistensi logis. Pada matriks Tabel 2 menjelaskan hasil pembobotan dari
yang konsisten secara praktis λmaks= n, sedang kuesioner yang diberikan kepada pemilik toko
pada matriks yang tidak konsisten maka harus retail terhadap tiga supplier yang digunakan
dihitung CI (Consistency Index). ,supplier tersebut adalah toko asen, toko pelangi
6. Perhitungan Nilai Performa dan toko titi.
Perhitungan nilai performa dimula dari hirarki Hasil Matriks Kriteria pemilihan supplier
tingkat terbawah sampai dengan hirarki teratas. tersebut akan dilakukan kembali pembobotan
Nilai performa ini didapat dari hasil mengalikan dengan menghitung tiap kolom dari matriks nilai
hasil pengukuran (disebut dengan nilai indeks berpasangan dengan membuat matriks baru. Hasil
yang didapatkan dari perbandingan antara data dari matriks baru ini yang nantinya akan
dengan data terbaik). Nilai performa dihitung menghasilkan prioritas (bobot) yang diharapkan.
dengan rumus : Perhitungan untuk pembobotan matrik
∑ (1) berpasangan sebagai berikut :
Keterangan : Pengiriman dibandingkan dengan pengiriman
adalah 1/12 = 0.08. hasil perhitungan alternatif
Qi = Bobot masing-masing elemen
kriteria supplier dapat dilihat pada tabel 3.
(Q1,Q2,……..Qn)
Yi = Nilai pengukuran untuk elemen/kriteria
dalam suatu sub sistem hirarki adalah Tabel 3. Matriks Alternatif Kriteria Supplier
(Y1,Y2,……….,Yn). Krite Pengiri Kuan- Kuali- Biaya
4. Hasil dan Pembahasan Ria man titas Tas
4.1. Hasil Penelitian Pengi 0,08 0,06 0,10 0,08
Riman
Toko retail tradisional Noer merupakan toko Kuan 0,25 0,19 0,30 0,13
retail yang kegiatan utamanya jual-beli barang- Titas
barang Sembako. Sembako yang dibeli berasal Kuali 0,25 0,19 0,30 0,40
dari beberapa supplier sembako yang ada di Kota Tas
Biaya 0,42 0,56 0,30 0,40
Batam.
Jumlah 1 1 1 1
Pengumpulan data dilakukan pada ahli atau Sumber : Pengolahan Data
orang yang langsung terlibat dalam proses Setelah didapatkan hasil alternatif kriteria
pemesanan barang untuk toko Bu Noer. Pada supplier maka dilakukan jumlah bobot dan

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 29


Volume 4 . No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

prioritas. Untuk perhitungan jumlah bobot dan item barang yang telah dipersenkan dijumlahkan
prioritas sebagai berikut : kemudian dibagi dengan jumlah bulan pemesanan
Jumlah Bobot : agar didapatkan nilai kinerja.
1. Pengiriman= 0.08 + 0.06 + 0.10 + 0.08 Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil
= 0,32 dari perhitungan kuantitas kinerja untuk ketiga
2. Kuantitas = 0.25 + 0.19 + 0.30 + 0.13 supplier didapatkan nilai terbaik adalah 75,76 %
= 0.87 yaitu supplier pelangi.
3. Kualitas = 0.25 + 0.19 + 0.30 + 0.40 Untuk mendapatkan penilaian kualitas,
= 1,14 pengiriman dan harga dari ketiga supplier
4. Biaya = 0.42 + 0.56 + 0.30 + 0.40 dilakukan tahapan yang sama seperti tahapan
= 1,68 untuk menghitung penilaian kuantitas, namun
Perhitungan prioritas indikator yang digunakan berbeda. Indikator
1. Pengiriman = 0,32/4 = 0,08 untuk penilaian kuantitas adalah kondisi barang
2. Kuantitas = 0,87/4 = 0,22 yang diterima, sedangkan indikator untuk
3. Kualitas = 1,34/4 = 0,29 penilaian pengiriman adalah waktu dari
4. Biaya = 1,68/4 = 0,42 pengiriman sampai dengan diterimanya barang,
Dari hasil pengolahan data maka yang paling dan untuk menghitung penilaian harga digunakan
dominan pengaruhnya terhadap retail tradisional harga total dari keseluruhan barang yang dipesan.
Noer adalah biaya sebesar 0,42 atau 42% Hasil pengolahan data untuk penilaian kualitas,
b. Penetapan Indikator Kinerja Supplier Tiap pengiriman dan biaya dapat dilihat pada tabel
Kriteria menggunakan multi kriteria berikut :

Penetapan indikator kinerja supplier Tabel 5. Kinerja Supplier untuk Penilaian


dilakukan untuk mendapatkan hasil yang Kualitas
maksimal dari tiap-tiap supplier, pada penelitian Sembako
ini supplier yang digunakan sebanyak 3 supplier. N Dite Kondi- Kondisi Kiner
Toko
Pemilihan ketiga supplier tersebut dilakukan o rima si Baik Rusak ja
setelah melihat data-data dari pemilik retail (pcs) (pcs) (pcs)
tradisional terhadap pembelian barang per- 1 Asen 1088 1082 6,81 90,6%
bulannya. Hasil penilaian kinerja supplier dapat 2 Pelangi 952 950 2,11 94,9%
dilihat pada tabel berikut : 3 Titi 1071 1069 1,61 91,5%
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4. Kinerja Supplier untuk Penilaian
Kuantitas Untuk kriteria quality atau jumlah barang
Jumlah Sembako yang diterima Toko Pelangi memiliki nilai kinerja
untuk 6 bulan maksimal sebesar 94,93%.
No Kinerja
Supplier Diorder Diterima
(pcs ) (pcs )
Tabel 6. Matrik Kinerja Supplier Penilaian
1 Asen 1512 1088 73,50%
Pengiriman
2 Pelangi 1512 952 75,76% Sembako
3 Titi 1512 1071 74,02 % NO Toko Target Diterima Kinerja
Sumber : Pengolahan Data (jam) (jam)
1 Asen 2 4 50%
Kinerja supplier untuk penilaian kuantitas 50%
2 Pelangi 2 4
didapatkan dari hasil pemesanan barang serta
barang yang diterima. Data yang dipakai adalah 3 Titi 2 4 50%
data pemesanan barang selama 6 bulan.
Perhitungan dilakukan dengan cara Sumber : Pengolahan Data
membandingkan tiap-tiap barang yang diterima Untuk kriteria delivery atau pengiriman ketiga
dengan barang yang diorder oleh toko Bu Noer supplier atau pemasok memiliki nilai yang sama
perbulannya kemudian hasilnya dipersenkan. yaitu 50%.
Kemudian perbandingan yang dilakukan tiap-tiap

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 30


Volume 4 . No.1 November 2018 ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Tabel 7. Kinerja Supplier untuk Penilaian Biaya didapatkan nilai total. Berikut merupakan
Sembako diagram yang menunjukkan bobot yang paling
NO Toko Harga total satuan Kinerja tertinggi.
sembako
1 Asen Rp 323.800,00 66,91% 5. Kesimpulan dan Saran
2 Pelangi Rp 316.250,00 67,64% 5.1. Kesimpulan
3 Titi Rp. 325.500,00 65,45% Pemilihan Supplier menggunakan AHP
Sumber : Pengolahan Data QQCD (Quality,Quantity,Cost Delivery), pada
retail tradisional didapatkan bahwa faktor
Untuk kriteria cost ketiga supplier atau dominan dalam pemilihan supplier adalah faktor
pemasok memiliki nilai yang sama yaitu 67,64% harga (cost) sedangkan untuk kinerja dari 3
supplier didapatkan nilai tertinggi atau terbaik
Dari hasil kinerja supplier diatas secara
adalah toko pelangi dengan nilai 6,9
keselurahan dapat dilihat pada tabel 8, dari hasil
pengolahan data keselurahan supplier dengan 5.2. Saran
kinerja paling baik dan bisa dijadikan referensi
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan
untuk mempersiapkan kebutuhan sembako
bahwa untuk pemilihan supplier pada toko retail
adalah:
tradisional noer direkomendasikan dapat memilih
Tabel 8 Penilaian Kinerja Supplier supplier pelangi sebagai pemasok bahan-bahan ke
toko karena menghasilkan keuntungan yang
Hasil Total
No. Supplier Penilaian maksimal
Nilai Nilai
Quantity 0,59
6,79 Daftar Referensi
1 Quality 1,99
Asen Saaty, T. L. (2008). Decision making with the
Delivery 1,40
analytic hierarchy process. International
Cost 2,81
Journal of Services Sciences, 1(1), 83–98.
Quantity 0,61
Quality 2,09 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Pelangi 6,94 Tahun 2012 Tentang Pangan
2 Delivery 1,40
Cost 2,84 Pujawan.I. Nyoman (2005), Supply Chain
Quantity 0,59 Management. Surabaya:Guna Widya
Quality 2,01
6,75 Hikmawati. D, Chaikal Nuryakin (2017)
3 Titi Delivery 1,40
Keberadaan Ritel Modern Dan
Cost 2,75
Dampaknya Terhadap Pasar Tradisional
Di DKI Jakarta, Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Indonesia 17(2), 195-208

Total Nilai
6,94
6,95
6,90
6,85
6,79
6,80 6,75
6,75
6,70
6,65
Acen Pelangi Titi
Gambar 1. Diagram Penilaian Kinerja
Untuk mendaptakan nilai kinerja keseluruhan
dari faktor QQCD didapatkan dari penilaian
kriteria tiap-tiap penilaian uyang dikalikan
dengan nilai kinerja tiap-tiap penilaian sehingga

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 31

Anda mungkin juga menyukai