Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lisa Trimurti Candra Dewi

NIM : 132111133156

Fakultas : Keperawatan

Kelas : D-2.4

RESUME TM 2

Berlogika dan Berfikir Kritis

Secara ilmiah berlogika adalah proses berfikir atau menalar (reasoning) menggunakan
syarat atau aturan tertentu yang mengantar pada penyimpulan yang valid atau benar. Secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “logikos” yang berasal dari kata “logos” yang artinya
sesuatu yang diutarakan, dipertimbangkakan akal dan fikiran atau sebuah ungkapan lewat
bahasa (ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa berlogika adalah suatu bentuk praktik dan
mempelajari elemen, aturan, dan pola berfikir, menalar, dan menyimpulkan sehingga
mencapai sesuatu yang benar atau valid. Sedangakan logika adalah suatu pertimbangan akal
atau pikiran yang dinyatakan dalam bahasa juga dapat disebut logike episteme atau dalam
bahasa latin logica scientia yang berarti ilmu logika.

Pada era 4.0 seperti saat ini kemampuan berlogika dan berfikir kritis sangat
diperlukan dalam menunjang seseorang untuk hidup lebih maju. Logika sendiri memiliki dua
makna yakni sebagai ilmu pengetahuan dimana objek materialnya adalah berfikir dan objek
formalnya adalah ketepatan bernalar, yang kedua sebagai cabang filsafat praktis dimana
logika digunakan sebagai ilmu pembuktian atau sistematisasi pikiran.

Logika pertama kali diperkenalalkan leh Thales yang menyakatakan bahwa air adalah
arkhe yang berarti prinsip utama alam semesta, kemudian dikembangkan oleh Aristoteles
yang menyakatakan bahwa logika adalah ilmu dan menyimpulkan bahwa ilmu sebagai batu
fondasi yang penting bagi semua jenis pengetahuan, logika dan matematika merupakan
disiplin yang bertalian erat, logika dibangun diatas prisip-prinsip umum, hanya
berkonsentrasi pada bentuk, dan tidak memperhatikan terhadap suatu premis benar atau salah.
Kemudian pada tahun 1646-1716 muncul logika simbolik yang dikenalakan oleh Gottfriend
Leibniz, dimana dijelaskan bahwa tidak ada sesuatu di alam semesta yang sama persis, tidak
ada dua hal yang benar-benar sama, dan segala sesuatu yang berbeda secara numerik
memiliki perbedaan-perbedaan yang dapat dicermati. Berawal dari tradisi filsafat Stoa
kemudian lahir logika modern atau logika simbolik ini. Kemudian juga muncul logika
metafisik oleh Georg W.F.Hegel dan logika Materill Kant oleh Immanuel Kant.

Secara umum logika berfungsi untuk menghindari sesat berfikir, membangun


argumen artau alasan dan berfikir secara ilmiah. Jan Henrik Rapar (1996) menjelaskan
berfikir secara logika harus koheren, objektif, rasinal, dan kritis. Berfikir kritis adalahproses
pengambilan keputusan yang cermat dan berhati-hati yang tidak dipengaruhi oleh sikap
emosional dan tidak hanya mempertimbangkan satu aspek saja. Sehingga logika dan berfikir
kritis adalah kemampuan melakukan analisis, penyimpulan dan pemutusan.

Anda mungkin juga menyukai