Anda di halaman 1dari 79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN KULIAH PUSDOKINFO

LAYANAN STORYTELLING (BERCERITA) SEBAGAI STRATEGI

PENANAMAN NILAI-NILAI MINAT BACA DI KANTOR ARSIP DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH (ARPUSDA) KABUPATEN WONOGIRI

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Perpustakaan

Oleh
ADITYA TRISNA SARI
D1809001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertanda tangan
dibawah ini,
NAMA : Aditya Trisna Sari
NIM : D1809001
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir

JUDUL : LAYANAN STORYTELLING (BERCERITA)


SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN NILAI-NILAI
MINAT BACA DI KANTOR ARSIP DAN
PERPUSTAKAAN DAERAH (ARPUSDA)
KABUPATEN WONOGIRI

PEMBIMBING : Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si


TANGGAL DIUJI :

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) yang saya susun adalah benar-benar
karya saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas
termasuk pencabutan gelar vokasi yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta,

Aditya Trisna Sari


commit to user NIM. D1809001

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Sivitas Akademik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Saya yang


bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : Aditya Trisna Sari


NIM : D1809001
Program Studi : Perpustakaan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
ekslusive Royalty Free Right) atas Tugas Akhir saya yang berjudul:

LAYANAN STORYTELLING (BERCERITA) SEBAGAI STRATEGI


PENANAMAN NILAI-NILAI MINAT BACA DI KANTOR ARSIP
DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (ARPUSDA) KABUPATEN
WONOGIRI

beserta instrument / desain / perangkat ( jika ada ). Berhak menyimpan, mengalih


bentuk, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base),
merawat serta mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis (Author) dan Pembimbing sebagai co Author atau
pencipta dan juga sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya secara sadar tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Dibuat di : Surakarta
Pada Tanggal : 2012

Yang membuat pernyataan

Aditya Trisna Sari


NIM. D1809001
commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Jangan pernah menyerah, kamu lebih berani dari apa yang kamu percaya, lebih
kuat dari apa yang kamu pikirkan.

Pencapaian menjadi mudah ketika kita bekerja keras dan menjadi sulit ketika kita
bekerja dengan malas.

Hidup itu tak seburuk yang kita bayangkan ketika kita mau mengubah cara
pandang dari sisi baiknya.

Seorang pemenang adalah seorang yang mempunyai tujuan pasti dalam hidupnya.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

v Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan do’a,

dorongan, serta pengorbanan yang sangat luar biasa. Aku

takkan berharga tanpa tuntunan, Do’a serta kasih sayang

beliau.

v Kakak dan adik-adikku yang selalu menyemangatiku.

v sSahabat-sahabatku yang selalu membuat tersenyum dan

membantuku untuk bangkit dari keterpurukan, terimakasih

buat persahabatan hebat yang kalian berikan.

v Teman-teman D3 Perpustakaan angkatan 2009.

v Almamaterku tercinta.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “LAYANAN STORYTELLING

(BERCERITA) SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN NILAI-NILAI MINAT

BACA DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (ARPUSDA)

KABUPATEN WONOGIRI”

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh sebutan vokasi Ahli Madya Program Perpustakaan, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama proses penyusunan tugas ahkir ini penulis menyadari sepenuhnya

bahwa laporan ini tidak akan selesai tanpa partisipasi dari berbagai pihak. Untuk

itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si selaku pembimbing dalam

penulisan tugas akhir.

2. Bapak dan Ibu Dosen DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak H. Suradi, S.pd, M.Pd, selaku Pimpinan Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Daerah

Kabupaten Wonogiri.

4. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri


commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Semua pihak yang telah membantu dan memudahkan penulisan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kata sempurna, Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, 2012

Penulis

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan................................................................................................... 3

D. Pelaksanaan ......................................................................................... 4

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Perpustakaan ......................................................................... 6

B. Definisi Perpustakaan Daerah .............................................................. 7

C. Minat Baca ........................................................................................... 8

1. Pengertian Minat Baca .................................................................. 8

2. Aspek-Aspek Minat Baca ............................................................. 9


commit to user
3. Strategi Pengembangan Minat Baca ............................................. 11

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Storytelling ........................................................................................... 13

1. Pengertian Storytelling ................................................................. 13

2. Jenis-Jenis Storytelling ................................................................. 15

3. Manfaat Storytelling ..................................................................... 16

4. Storytelling sebagai Layanan di Perpustakaan ............................. 18

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN


DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
A. Sejarah Singkat ................................................................................... 19

B. Struktur Organisasi ............................................................................. 22

C. Sumber Daya Manusia ....................................................................... 28

D. Gedung / Ruang .................................................................................. 29

E. Sumber Dana ...................................................................................... 30

F. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 33

G. Koleksi ................................................................................................ 36

H. Layanan .............................................................................................. 38

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH


A. Analisa Masalah ................................................................................ 48

B. Penerapan Layanan Storytelling di ARPUSDA

kabupaten Wonogiri .......................................................................... 49

1. Storytelling Pendidikan .............................................................. 49

2. Fabel .......................................................................................... 50

C. Kegiatan-kegiatan dalam Pelaksanaan Storytelling. ......................... 51

1. Persiapan Sebelum Storytelling ................................................. 51


commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Saat storytelling berlangsung ..................................................... 53

3. Sesudah Kegiatan Storytelling ................................................... 56

D. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Storytelling. ............................ 56

1. Hambatan Teknis ....................................................................... 57

2. Hambatan Non teknis ................................................................ 57

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................... 89

B. Saran ................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94

LAMPIRAN

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis Sarana dan Prasarana Layanan Perpustakaan ........................... 34

Tabel 2 Fasilitas Umum Perpustakaan ............................................................ 35

Tabel 3 Peralatan Kantor Perpustakaan .......................................................... 35

Tabel 4 Jenis Koleksi Karya Cetak ................................................................. 36

Tabel 5 Jenis Koleksi Multimedia Perpustakaan ............................................ 37

Tabel 6 Jenis Koleksi Serial Perpustakaan ..................................................... 38

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kabupaten Wonogiri ............................................................ 22

Bagan 2 Alur Peminjaman Koleksi Bahan Pustaka ........................................ 39

Bagan 3 Alur Layanan Pengembalian Koleksi ............................................... 40

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan KKM

Lampiran 2 Surat Tugas KKM

Lampiran 3 Form Penilaian KKM

Lampiran 4 Laporan Periodik

Lampiran 5 Daftar Hadir Pengunjung Perpustakaan

Lampiran 6 Form Pendaftaran Anggota Perpustakaan

Lampiran 7 Kartu Anggota Perpustakaan

Lampiran 8 Kartu Pinjam Perpustakaan

Lampiran 10 Cap Perpustakaan

Lampiran 11 Label Buku dan Barcode Buku

Lampiran 12 Kelengkapan Buku

Lampiran 13 Rekapitulasi Pengunjung Perpustakaan

Lampiran 14 Daftar Perkembangan Buku

Lampiran !5 Daftar Wawancara

Lampiran 16 Dokumentasi

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah

dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan,

penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan

layanan jasa lainnya. Dalam kehidupan yang serba modern dan serba cepat

dewasa ini semua orang membutuhkan informasi sebagai suatu yang sangat

penting dan strategis. Dengan itu seseorang tersebut dapat memperoleh

informasi dengan cara membaca, akan tetapi pada kenyataannya minat baca

pada masyarakat sekarang ini masih sangatlah lemah. Minat, kebiasaan, dan

budaya membaca itu merupakan kata-kata yang mengandung pengertian yang

saling berhubungan. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan

hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu.

Apabila seseorang tidak memiliki minat untuk membaca maka hal ini juga

akan mempengaruhi terhadap minat seseorang untuk berfikir. Hal ini akan

berpengaruh juga terhadap kemajuan suatu bangsa yang masyarakatnya

memiliki minat baca yang sangat rendah maka akan menyebabkan

masyarakatnya tersisih dan terbelakang.

Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung menjadi tugas suatu

perpustakaan untuk mengembangkan minat, kebiasaan, serta budaya baca


commit to user
pada masyarakat. Perpustakaan harus dapat menyediakan suasana yang

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

kondusif sehingga dapat menjadi tempat alternatif bagi sebagian orang yang

memerlukan informasi, ilmu pengetahuan maupun meningkatkan

pengembangan diri. Dengan kegemaran membaca buku bacaan

diperpustakaan, maka pada diri manusia akan tertanam untuk memiliki minat

baca yang tinggi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca adalah dengan adanya

story telling atau bercerita. Dengan adanya story telling, mau tidak mau

seseorang harus dituntut untuk membaca demi mengetahui suatu informasi

agar dapat menyampaikannya kembali kepada orang lain. Bercerita dapat

diartikan sebagai kegiatan mengalihkan informasi dari bentuk tertulis ke

bentuk cerita yang dilakukan secara lisan. Upaya peningkatan minat baca ini

lebih menekankan pada anak-anak sebab minat baca yang mulai

dikembangkan sejak usia dini dan berlangsung secara teratur maka akan

tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Sementara itu kebiasaan membaca

selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi berkembangnya budaya baca.

Oleh karena itu dengan mengetahui adanya latar belakang masalah

tersebut diatas maka penulis mengambil tema tentang “LAYANAN

STORYTELLING (BERCERITA) SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN

NILAI-NILAI MINAT BACA DI KANTOR ARSIP DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH (ARPUSDA) KABUPATEN WONOGIRI”.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah dalam penulisan Tugas akhir ini

antara lain sebagai berikut.

1. Penerapan Layanan Storytelling di ARPUSDA Wonogiri, strategi

perpustakaan dalam menanamkan nilai-nilai minat baca anak sejak

dini ?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada Layanan Storytelling guna

menanamkan nilai-nilai minat baca di ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri ?

3. Kendala-Kendala Apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan

Layanan Storytelling di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri

C. Tujuan Masalah

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan

Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan diantaranya sebagai berikut :

1. Mengetahui alasan mengapa diadakannya layanan storytelling di

ARPUSDA Kabupaten Wonogiri.

2. Mengetahui kegiatan layanan storytelling untuk menanamkan

nilai-nilai minat baca di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui kendala apa saja yang di hadapi pada layanan

storytelling di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

D. Pelaksanaan

1. Lokasi

Adapun lokasi yang dijadikan objek guna menunjang tugas akhir

penyusunan karya tulis ini dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

ARPUSDA kabupaten Wonogiri.

2. Waktu

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dalam rangka untuk

mengumpulkan data-data gunnna pengerjaan Tugas Akhir Diploma III

Peerpustakaan ini di mulai tanggal 13 Februari 2012 dan berakhir sampai

dengan tanggal 12 April 2012.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah :

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan langsung pada suatu obyek yang

akan diteliti. (Arikunto, 1996:27)

Dalam melakukan pengamatan (observasi) bukan hanya

mengunjungi, melihat atau menonton saja, tetapi disertai keaktifan

jiwa atau perhatian khusus dan melakukan pencatatan-pencatatan.

2. Metode Wawancara

Menurut Suratno dan Lincolin Arsyad (1998), “wawancara adalah

suatu metode pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung

(berkomunikasi langsung) pada responden.”

3. Metode Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu cara mengumpulkan bahan-bahan

referensi melalui literatur yang terdapat di ruang perpustakaan, yaitu

berupa buku, naskah, kisah sejarah, dokumen, serta catatan. (Kartono,

1990:33)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Perpustakaan

Kata perpustakaan dari kata pustaka, yang berarti : (1) kitab, buku-buku,

(2) kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran

an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: (1) Kumpulan

buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusasteraan (Kamus

Besar Bahasa Indonesia-KBBI). Selanjutnya ada pula istilah pustaka loka

yang berarti tempat atau ruangan perpustakaan. Pengertian yang lebih umum

dan luas tentang perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan. Bagian dari

gedung / bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi,

yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan

dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan koleh pembaca.

Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, seperti ruang

baca, rak buku, rak majalah, meja-kursi baca kartu-kartu katalog, sistem

pengelolaan tertentu, dan ditempatkan karyawan atau petugas yang

melaksanakan kegiatan perpustakaan agar semuanya dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

Dengan begitu, sebuah perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan

tertentu, seperti : tersedianya ruangan / gedung yang dipergunakan khusus

untuk perpustakaan, adanya koleksi bahan pustaka / bacaan dan sumber

informasi lainnya, adanya petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan


commit to user
melayani pemakai, adanya komunitas masyarakat pemakai, adanya sarana

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

dan prasarana yang diperlukan, diterapkannya suatu sistem atau mekanisme

tertentu yang merupakan tata cara, prosedur dan aturan-atturan agar segala

sesuatunya berjalan lancar. Selanjutnya masih berhubungan dengan

perpustakaan, kita sering mendengar istilah pustakawan. Pustakawan adalah

orang yang bergerak, berkarya dibidang perpustakaan, ahli perpustakaan.

Dalam pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pustakawan adalah orang

yang bekerja, memiliki kemampuan, pengalaman, dan keahlian untuk

mengelola dan menyelenggarakan pekerjaan perpustakaan. ( Sutarno NS,

2006:11-12)

B. Definisi Perpustakaan Umum Daerah

Perpustakaan umum daerah/Kabupatem merupakan perpustakaan yang

seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas

Masyarakat. Yang maksudnya bahwa perpustakaan umum merupakan

lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai

informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan

masyarakat. Atau perpustakaan umum dapat disimpulkan sebagai

perpustakaan yang memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak,

remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia

lanjut, laki-laki maupun perempuan tanpa membedakan satu sama lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Perpustakaan umum merupakan satu-satunya perpustakaan yang masih

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, adapun perpustakaan yang termasuk

dalam kategori perpustakaan umum yaitu :

1. Perpustakaan umum kabupaten / kota

2. Perpustakaan umum tingkat kecamatan

3. Perpustakaan umum desa / kelurahan

4. Perpustakaan cabang

5. Taman bacaan masyarakat / taman bacaan rakyat

6. Perpustakaan keliling

(Sutarno NS, 2006;42-43)

C. Minat Baca

Untuk dapat memperoleh informasi maka salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan membaca. Sebelum membaca

maka diperlukan adanya minat, bisa dikatakan bahwa minat merupakan syarat

awal yang seharusnya ada sebelum adanya kegiatan membaca.

1. Pengertian Minat Baca

Aktivitas membaca akan dilakukan oleh seseorang atau tidak sangat

ditentukan oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Di sini tampak

bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan sebuah

aktivitas. Selain itu aspek dari minat membaca itu sendiri meliputi

kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi


commit yang
membaca, dan jumlah buku bacaan to user
pernah dibaca. Menurut Sinambela
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

(1993) menyebutakan bahwa minat meembaca merupakan sikap yang positif

dan adanya rasa keterkaitan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan

ketertarikan terhadap buku bacaan.

Jadi sebuah Minat bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri

seseorang melainkan minat membaca harus dipupuk dan dibina sejak masih

dini. Sehubungan dengan hal tersebut, ppemupukan minat membaca haruslah

diterapkan sejak ana usia dini sehingga seseorang dapat dengan mudah akrab

dengan buku. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan sangat sulit

memupuknya ketika sudah menginjak dewasa. Kalaupun bisa akan semakin

banyak hambatan yang dihadapi.

2. Aspek-Aspek Minat Baca

Berdasarkan dari pengertian minat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

dalam minat terdapat beberapa aspek yang dapat berpengaruh dan saling

berhubungan satu sama lain, yaitu :

a. Kesadaran

Seseorang disebut berminat terhadap suatu obyek apabila orang itu

memiliki kesadaran. Begitu pula pada individu yang belajar, mereka

belajar dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kemampuan yang

dimilikinya. Dengan kesadaran tersebut maka dapat menumbuhkan minat

individu tersebut untuk membaca. Tumbuhnya minat baca pada diri

seseorang yang dilandasi dengan penuh kesadaran bagi keberhasilan

belajarnya akan menjadikan aktifitas membaca sebagai kegiatan yang


commitsehari-hari.Begitu
tak terpisahkan dari kesibukan to user pula dengan minat baca
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

yang ada pada pengunjung perpustakaan, minat baca tumbuh sebagai

akibat dari kesadaran untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing

b. Perhatian

Perhatian erat kaitannya dengan minat seseorang. Orang yang

berminat terhadap terhadap sesuatu karena ada perhatian terhadap obyek

tersebut. Perhatian menurut Bimo Walgito (1997) adalah :

“Perhatian itu erat hubungannya dengan minat individu, bila


individu telah mempunyai minat terhadap obyek itu biasanya
timbul perhatian yang spontan, secara, otomatis perhatian itu
akan timbul”

Dengan demikian minat yang ada pada individu menimbulkan

perhatian untuk melakukan kegiatan yang dapat mendukung minatnya

tersebut seperti halnya dengan pengunjung perpustakaan yang

mempunyai minat baca sangat besar akan menjadikan kegiatan membaca

sebagai objek kegiatan yang menjadi perhatiannya.

c. Kemauan

Kemauan dimaksudkan sebagai dorongan atau kehendak yang

terarah pada suatu tujuan serta dikendalikan oleh akal pikiran. Dengan

adanya kemauan atau dorongan kehendak dalam diri seseorang akan

menimbulkan perhatian, keinginan, konsentrasi, diri terhadap suatu obyek

sehingga muncul minat. Kemauan menurut Kartini Kartono dalam

Kustiyah (2009: 28) adalah “Dorongan kehendak yang terarah pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

tujuan-tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal

budi”.

d. Perasaan senang

Perasaan senang merupakan aspek psikis yang tidak boleh

diabaikan pada diri seseorang. Aspek psikis ini besar pengaruhnya

terhadap minat seseorang. Perasaan senang, gembira merupakan aspek

psikis yang positif, karena mendorong untuk melakukan aktifitas-aktifitas

yang bermanfaat. Begitu pula seseorang yang melakukan aktivitas tersebut

berada dalam keadaan senang, gembira dan tidak sakit. Sebaliknya jika

seseorang berada dalam keadaan sedih, sakit, maka tidak akan ada minat

baca pada diri orang tersebut.

Jika seseorang mempunyai perasaan senang maka memiliki minat

untuk mempelajari sesuatu (membaca) begitu sebaliknya jika perasaan

tidak senang maka tidak ada semangat untuk membaca.

3. Strategi pengembangan Minat Baca

Sekurang-kurangnya terdapat tiga dimensi pengembangan minat baca

yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut.

a. Dimensi edukatif pedagogik

Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang

dilakukan seseorang yang akhirnya membuat orang lain pada akhirnya

memiliki ketertarikan untuk melakukan kegiatan membaca untuk


commit to user
tujuan apa saja. paradigma pengajaran saat ini adalah berpusat pada
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

anak didik, maka pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari

aktivitas belajar sehari-hari.

b. Dimensi sosio kultural

Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca anak dapat

digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan

anak sebagai anggota masyarakat. Misalnya dalam masyarakat

paternalistik, orang tua atau pemimpin selalu menjadi panutan. Dalam

hal ini jika yang dijadikan panutan memiliki minat baca maka dapat

diprediksi bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi

tersebut, artinya anak akan memiliki sikap dan kegemaran membaca.

c. Dimensi perkembangan psikologis

Anak usia sekolah pada jenjang SLTP (usia 13-15 tahun)

merupakan usia anak menjelang remaja (praadolesen). Tahap akhir

masa anak-anak didominasi oleh fungsi pengamatan, sementara pada

masa praadolesen didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual.

Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam

upaya memotivasi kegemaran membaca anak. Pengamatan membaca

yang jitu biasanya melalui ilustrasi gambar. Penalaran intelektual

mudah dirangsang melalui diskripsi yang dikotomis, argumentasi yang

menggugah. (Darmono, 2001:186)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

D. Storytelling

1. Pengertian Storytelling

Mendongeng adalah seni yang paling tua yang diwariskan nenek

moyang yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai gsarana yang

positif yang dapat digunakan sebagai penunjang kepentingan sosial secara

luas. Jauh sebelum munculnya peninggalan tertulis dan buku, manusia

berkomunikasi dan merekam peristiwa yang terjadi di kehidupan mereka

dengan cara bertutur yang dilakukan secara turun temurun. Tradisi lisan

dahulu kala sempat menjadi primadona dalam mengantar tidur anak oleh

orang tuanya terutama ibu dan nenek. (Agustina, 2008:1)

Storytelling bisa dibilang sebagai ilmu dalam sastra yang tertua

akan tetapi juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang terbaru. Meskipun

tujuan dan syarat storytelling dari abad ke abad dapat berganti, akan tetapi

storytelling tetap berkelanjutan untuk memenuhi dasar yang sama dari

kebutuhan-kabutuhan sosial maupun individu. Perilaku manusia sepertinya

memiliki impuls yang sangat kuat yang di bawa sejak lahir untuk

menceritakan pengalaman-pengalaman yang di alami melaluli bercerita.

Cerita tersebut di lesankan agar tercipta dan memiliki kesan di dunia.

Mereka mengekspresikan kepercayaan-kepercayaan, keinginan-keinginan,

harapan-harapan dalam cerita sebagai usaha untuk menjelaskan kepada

orang lain agar saling mengerti satu sama lain. Dalam The Completed

Gesture, tentang buku yang menceritakan tentang pentingnya bercerita

dalam kehidupan kita, Jhon Rouse mennyampaikan, “Cerita dituturkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

sebagaimana ejaan-ejaan untuk mengikat ejaan bersama.” (Greene,

1996:1)

Storytelling dapat pula dikatakan sebagai kegiatan seni yang

melukiskan kejadian yang sebenarnya maupun sebuah fiksi yang

disampaikan dengan menggunakan gambar atau suara, sedangkan sumber

lain mengatakan bahwa storytelling merupakan penggambaran tentang

suatu kehidupan yang dapat berupa suatu pengalaman pribadi, gagasan,

kepercayaan, pembelajaran tentang hidup melalui sebuah cerita. (Serrat,

2008: 2)

Storytelling dapat menjadi motivasi untuk mengembangkan daya

kesadaran pada seorang anak, memperluas daya imajinasi pada anak,

orang tua, atau menggiatkan kegiatan storytelling pada berbagai kegiatan.

Yang dimaksud kegiatan disini misalnya pada anak-anak yang sedang

bermain, ketika menjelang tidur, atau pada guru yang menjelaskan

pelajaran kepada siswanya dikelas dapat menggunakan metode

storytelling. (Loban, 1972: 521)

Kegiatan storytelling ini sangat perlu dilakukan terutama pada

masa tumbuh kembang anak atau pada saat usia dini. Mendongeng sangat

bermanfaat tidak hanya pada anak yang didongengkan akan tetapi juga

pada orang yang mendongengkan. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh seorang pakar Smoklin, Conlon, dan Yaden pada tahun

1988 serta Strickland, Morrow, Feitelson dan Iraqi pada tahun 1990

menyebutkan bahwa kegiatan mendongen yang dilakukan dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

menggunakna media buku memiliki hubungan yang kuat dengan prestasi

anak sekolah. Sedangkan penelitian Anderson, Hiebert, Scott, dan

Wilkinson pada tahun1995 mengemukakan bahwa salah satu kegiatan

yang terpenting dalam membangun pengetahuan anak adalah dengan

mendongeng dengan buku kepada anak-anak, hal ini juga dilakukan agar

ketrampilan anak dalam membaca dapat berkembang. Tidaka jauh berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya, mendongeng dengan buku dapat

keuntungan yang lebih dalam menciptakan kecintaan anak terhadap buku,

menurut penelitian dari Trealease tahun 1995. (Howe, 2004 :5)

2. Jenis-Jenis Storytelling

Dalam storytelling terdapat beberapa macam jenis cerita yang

dapat dipilih untuk didongengkan. Sebelum acara storytelling dimulai

biasanya pendongeng mempersiapkan jenis cerita yang akan disampaikan

agar pada saat bercerita nanti dapat berjalan lancar. Menurut (Asyfandiyar,

2007 : 85-87), berdasarkan isinya storytelling dapat digolongkan dalam

berbagai jenis. Namun, dalam hal ini penulis membatasi jenis tersebut

dalam :

a. Storytelling Pendidikan

Dongeng ini adalah dongeng yang berisi tentang

pendidikan yang diciptakan untuk suatu misi pendidikan bagi dunia

anak-anak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

b. Fabel

Merupakan dongeng yanga bercerita tentang kehiidupan

hewan yang digambarkan seperti manusia yang dapat berbicara.

Cerita-cerita fabel sangat luwes dilakukan untuk menyindir

perilaku-perilaku manusia tanpa membuat tersinggung. Hal ini juga

bertujuan untuk menanamkan morala yang baik terhadap anak

dengan mencontohkan pada cerita fabel ini.

3. Manfaat Storytelling

Storytelling dapat melatih kemampuan anak artinya dengan

bercerita atau mendengarkan cerita, storytelling dapat bermanfaat untuk

mengembangkan bahasa dan menambah pembendaharaan kosakatanya.

Storytelling juga dapat mengarahkan anak pada hal-hal yang positif yang

sesuai dengan budaya kita, hal ini tentang pengembangan pribadi pada

seorang anak. Mereka harus mencintai budaya miliknya sendiri, kemudian

mencintai budaya yang baik yang berasal dari budaya lain.

Manfaat storytelling tidak hanya unutuk anak-anak melainkan juga untuk

orang yang mendongengkannya. Menurut Jossete Frank yang dikutip oleh

(Asyfandiyar, 2007 : 98), seperti halnya orang dewasa, anak-anak

mengalami pelepasan emosional yang diperoleh dari pengalaman fiktif

yang tidak pernah dialami didunia nyata. Storytelling ternyata merupakan

salah satu cara efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

(pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan)

anak-anak. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bercerita atau

storytelling antara lain :

a. Penanaman Nilai-Nilai

Storytelling merupakan sarana untuk “mengatakan tanpa

mengatakan” yang berarti storytelling merupakan sarana pendidik

tanpa harus menggurui. Pada saat anak mendengarkan dongeng secara

tidak langsung anak juga akan mengetahui nilai-nilai dan pesan yang

terkandung didalamnya tanpa harus menjelaskannya secara detail.

Pendongeng tidak harus menekankan atau mendikte tersendiri

mengenai nilai-nilai yang terkandung didalam dongeng tersebut.

b. Mampu Melatih Konsentrasi

Storytelling dapat melatih konsentrasi anak karena storytelling

merupakan media informasi dan komunikasi yang sangat digemari

oleh anak-anak. Hal ini dapat melatih konsentrasi anak dalam

menangkap suatu ilmu. Storytelling juga melatih kemampuan anak

dalam memusatkan perhatian untuk beberapa saat terhadap objek

tertentu. Ketika seorang anak sedang asyik mendengarkan cerita

biasanya anak tersebut tidak ingin diganggu dan memusatkan

konsentrasinya terhadap cerita tersebut.

c. Mendorong anak mencintai buku dan merangsang minat baca anak

Tanpa adanya kegiatan membaca, proses pendidikan tidak akan

berlangsung oleh karena itu storytelling dengan media buku atau


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

membacakan cerita akan mampu menumbuhkan rasa cinta anak

terhadap buku. Seorang anak dapat berbicara dan mendengar sebelum

ia belajar membaca. Tulisan merupakan sistem sekunder bahasa, yang

pada awalnya membaca harus dihubungkan dengan bahasa lisan. Oleh

karena itu, pengembangan sistem bahasa yang baik sangat penting

untuk mempersiapkan anak belajar membaca. Storytelling dapat

menjadi contoh yang efektif bagi anak mengenai cara membaca.

Storytelling dengan media buku menjadi stimulasi yang efektif karena

saat itu minat anak mulai tumbuh. (Asyfandiyar, 2007: 99;

MacDonald, 1995: 23; Musfiroh, 2008: 21)

4. Storytelling Sebagai Layanan di Perpustakaan

Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi informasi

dewasa ini, perpustakaan tidak hanya digunakan sebagai tempat membaca

dan memperoleh informasi yang berupa media cetak saja akan tetapi

perpustakaan kini berkembang fungsinya. Hal ini dibuktikan dengan

adanya layanan perrpustakaan yang semakin beragam, sebagai contoh

konkretnya adalah adanya layanan Storytelling/bercerita. Kini pada

perpustakaan-perpustakaan daerah misalnya mulai menggiatkan layanan

ini untuk meningkatkan minat baca terutama anak usia dini, usia taman

kanak-kanak, maupun usia sekolah dasar.

Kegiatan layanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan kepada

anak-anak melalui bercerita akan tetapi juga memberikan pelatihan kepada


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

guru agar dapat menyampaikan sebuah cerita dengan baik dan benara agar

lebih mudah diterima oleh anak-anak. Perpustakaan memberikan pelatihan

sebelumnya kepada para guru unutk melakukan kegiatan storytelling.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

KABUPATEN WONOGIRI

A. Sejarah Singkat

Sejak Tahun 1983 Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Wonogiri

menginduk pada Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Pemerintah

Kabupaten Wonogiri, dan berlokasi di Bagian Hukum dan Organisasi. Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perpustakaan Umum Kabupaten Wonogiri

didirikan pada Tahun 1984 berlokasi di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan

Wonogiri, Kabupaten Wonogiri (Komplek GOR Giri Mandala).

Kedudukan Perpustakaan Umum merupakan Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Kabupaten Wonogiri berdasarkan SK. Bupati Nomor 86. A.

Tahun 1986, Tanggal 1 Mei 1986 Tentang Susunan dan Tata Kerja

Perpustakaan Umum Kabupaten Wonogiri, UPTD. Perpustakaan Umum

Kabupaten Wonogiri merupakan Unit Pelaksana Dinas Pendidikan yang

bertugas membantu Dinas Pendidikan dalam menyelenggarakan

Perpustakaan. Secara Organisasi UPTD. Perpustakaan Umum Kabupaten

Wonogiri bertanggung jawab terhadap Departemen Dalam Negeri melalui

Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Wonogiri.

Setelah berlakunya SOTK (Susunan Organisasi Dan Tatalaksana Kerja)


commit
berdasarkan Perda Nomor 11 Tahunto 2008
user UPTD Perpustakaan bergabung

19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

dengan Kantor Arsip Daerah mulai Tahun 2009 beralih Status Kelembagaan

menjadi “Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri”

(ARPUSDA) dengan Lokasi Kantor Induk atau Kantor Arsip di Jalan

Yudistiro XIV No 7 Wonokarto, sedangkan Tempat Layanan Perpustakaan

berlokasi di Komplek GOR Giri Mandala Wonogiri, Desa Donoharjo,

Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Nomor Telepon (0273) 321 642 /

(0273) 321 303.

Untuk kelancaran dalam melaksanakan kegiatan dan tugas maka Kantor

Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonogiri mempunyai Visi dan

Misi sebagai berikut :

1. Visi :

“Arsip Dan Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi, Gerbang Inspirasi

Dan Warisan Budaya.”

2. Misi

a. Meningkatkan Pemberdayaan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

b. Meningkatkan sistem pengelolaan arsip dan perpustakaan secara

terencana dan tertib.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)

dibidang Kearsipan dan Kepustakaan.

Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan minat baca masyarakat dalam rangka meningkatkan

Sumber Daya Mausia (SDM) yang cerdas dan berfikir kreatif.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

2. Meningkatkan minat baca untuk menambah ilmu pengetahuan dan

kecerdasan.

3. Meningkatkan tradisi gemar membaca di kalangan masyarakat.

4. Meningkatkan manajemen pelayanan dan Sumber Daya Manusia

(SDM) pengelola perpustakaan.

Berikut ini adalah tugas pokok dan fungsi dari kantor ARPUSDA

Kabupaten Wonogiri :

1. Tugas pokok

a. Seksi pelayanan perpustakaan mempunyai tugas melakukan

akuisisi, pengelolaan, pelayanan referensi seta pembinaan

perpustakaan yang ada di daerah.

b. Seksi pelayanan perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala

yang berada dibawah dan tanggungjawab kepada kepala badan

perpustakaan, arsip daerah dan data elektronik.

2. Fungsi

a. Perumusan kebijakan teknis di seksi pelayanan perpustakaan.

b. Pengadaan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,

perawatan, dan penyajian bahan pustaka karya cetak dan karya

rekam daerah.

c. Penyelenggaraan kerja sama perpustakaan dengan instansi lain

di lingkungan pemerintah daerah.

d. Penyelenggaraan kerja sama antar perpustakaan daerah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

e. Pelayanan umum dan pembinaan pengembangan perpustakaan

yang ada di daerah.

f. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA).

B. Struktur Organisasi

ARPUSDA Kabupaten Wonogiri mempunyai dua kantor yaitu Kantor

Arsip sebagai Kantor Induk dan Tempat Pelayanan Perpustakaan, namun

demikian struktur organisasi bergabung menjadi satu struktur organisasi.

Struktur organisasi kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri, adalah sebagai

berikut :

Bagan 1
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KAB. WONOGIRI

KEPALA
KANTOR

KASUB
KELOMPOK
FUNGSIONAL BAG.

TU

KA. SEKSI KA. SEKSI KA. SEKSI

AKUISI PENGEMBANGAN PELAYANAN UMUM

KEARSIPAN Gambar 3.1


PERPUSTAKAAN DAN
DAN MINAT BACA PERPUSTAKAAN

Sumber : ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Dalam struktur organisasi tersebut setiap jabatan mempunyai tugas

masing – masing, antara lain sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

Kepala kantor bertugas sebagai pemimpin tertinggi di lingkungan

ARPUSDA, memimpin seluruh kegiatan yang ada dan dilaksanakan oleh

anggota ARPUSDA dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal

kepada pengguna sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menyusun rencana /

program kerja Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Umum.

2. Kelompok Fungsional (Arsiparis dan Pustakawan)

a. Arsiparis bertugas :

1. Melakukan penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman

dan atau petunjuk teknis akuisisi dan pengolahan arsip, pembinaan

kearsipan.

2. Koordinasi instansi dan atau unit kerja yang terkait dengan

kearsipan.

3. Melakukan pembinaan, penyuluhan, dan pembimbingan terhadap

penyelenggaraan sistem dan teknis penanganan arsip dinamis

aktif.

b. Pustakawan bertugas :

1) Melakukan penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman

dan atau petunjuk teknis akuisisi dan pengolahan bahan pustaka

dan pelayanan umum perpustakaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

2) Koordinasi instansi dan atau unit kerja yang terkait dengan

perpustakaan.

3) Melakukan pembinaan, penyuluhan, dan pembimbingan terhadap

penyelenggaraan perpustakaan.

3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, bertugas :

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyiapan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan

di bidang umum dan kepegawaian, perencanaan, dan pelaporan serta

keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud Sub Bagian Tata Usaha melaksanakan :

a. Koordinasi penyusunan program kerja

b. Koordinasi penyusunan Daftar Usulan Proyek

c. Koordinasi penyusunan Daftar Usulan Kegiatan.

d. Pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian.

e. Pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan.

f. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum.

g. Pengelolaan administrasi dan pemeliharaan barang inventaris.

h. Pengadaan barang habis pakai.

i. Pengelolaan urusan rumah tangga.

j. Koordinasi terhadap kegiatan lain yang berkaitan dengan

ketatausahaan yang dilaksanakan oleh seksi – seksi di lingkungan

Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

l. Bertugas memberikan pelayanan administrasi baik bagi staf maupun

bagi civitas akademi yang meliputi :

1) Surat Menyurat

2) Keuangan

3) Perlengkapan Dan Rumah Tangga.

4) Pengelolaan Data

4. Kepala Seksi Akuisasi Kearsipan

Kepala Seksi Akuisisi Kearsiapan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan

pelaksanaandibidang akuisis dan pengelolaan arsip di ARPUSDA

Kabupaten Wonogiri. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana

dimaksud, Seksi Akuisisi dan Pengolahan Arsip Melaksanakan Fungsi

Akuisisi dan pengolahan arsip meliputi keseluruhan aktivitas mengenai

akuisisi dan pengolahan arsip yang diserahkan dan menjadi

tanggungjawab pada seksi akuisisi dan pengolahan arsip. Dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, maka seksi

akuisisi dan pengolahan arsip melaksanakan :

a. Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman, dan atau petunjuk

teknis akuisisi dan pengolahan arsip.

b. Koordinasi instansi dan atau unit kerja yang terkait dengan akuisisi

dan pengolahan arsip.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

c. Penyusunan rencana/program kerja seksi akuisisi dan pengolahan

arsip.

d. Pengumpulan dan penanganan arsip dinamis in-aktif dan warkat non

arsip dari setiap unit kearsipan instansi.

e. Pemeliharaan dan perawatan serta pengamanan arsip dinamis in-aktif

yang terkumpul dari setiap unit kearsipan instansi.

f. Penyeleksian arsip statis dan arsip dinamis in-aktif untuk dikirim ke

arsip nasional republik indonesia penyelamatan dan pelestariannya

lebih lanjut.

g. Pemusnahan warkat non arsip yang telah terkumpul.

h. Pengevaluasian dan penyusunan laporan mengenai penyelenggaraan

kegiatan dibidang akuisisi arsip.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

5. Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca

Kepala seksi pengembangan perpustakaan dan minat baca

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan

teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan pustaka dan

minat baca. Untuk tugas yang lebih optimal maka seksi pengembangan

perpustakaan dan minat baca melaksanakan :

a. Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis,

pengembangan dan peningkatan minat baca.

b. Koordinasi instansi dan atau unit kerja yang terkait dengan

pengembangan dan peningkatan minat baca.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

c. Penyusunan rencana dan atau program kerja seksi pengembangan dan

peningkatan minat baca.

d. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan

dan pelaksanaan dibidang pengembangan pustaka dan minat baca.

e. Pengevaluasian dan penyusunan laporan mengenai penyelenggaraan

kegiatan dibidang pengembangan dan peningkatan minat baca.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

6. Kepala Seksi Pelayanan Umum dan Perpustakaan

Kepala Seksi Pelayanan Umum dan Perpustakaan mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan

dan pelaksanaan dibidang pelayanan perpustakaan. Dalam

menyelenggarakan tugas seksi pelayanan perpustakaan melaksanakan

fungsi pelayanan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pelayanan yang

diserahkan dan menjadi tanggung jawab. Pada seksi pelayanan

perpustakaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, seksi

pelayanan umum melaksanakan :

a. Penghimpunan dan perumusan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis

pelayanan perpustakaan.

b. Koordinasi instansi dan atau unit kerja dengan pelayanan

perpustakaan.

c. Penyusunan rencana dan atau program kerja seksi pelayanan

perpustakaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

d. Penyiapan peraturan sistem dan pedoman pelayanan perpustakaan

kepada masyarakat.

e. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan.

f. Peningkatan sumber daya manusia di bidang perpustakaan.

g. Pembinaan penyelenggaraan perpustakaan.

h. Pengevaluasian dan penyusunan laporan mengenai penyelenggaraan

kegiatan di bidang pelayanan umum perpustakaan.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

j. Bertugas memanagemen pelayanan perpustakaan untuk dilaksanakan

oleh bidang pelayanan perpustakaan.

C. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah unsur penunjang yang sangat penting

dalam melaksanakan tugas – tugas kepustakaan. Jumlah Sumber Daya

Manusia disesuaikan dengan formasi yang tersedia dan volume pekerjaan

yang ada. Penempatan dan pengisian tenaga perpustakaan tersebut harus

mengutamakan orang – orang yang memenuhi persyaratan seperti pendidikan,

pengalaman, kemampuan serta kepribadian. Sehingga dengan adanya

kesesuaian antar keduanya akan menghasilkan optimalisasi fungsi

perpustakaan dan kerja para stafnya.

Untuk meningkatkan profesionalisme kerja di bidang perpustakaan,

pihak perpustakaan (Pimpinan Perpustakaan) mengambil suatu kebijaksanaan

yang tepat, yaitu dengan memberikan kesempatan bagi staf pengelola

perpustakaan untuk menambah ilmu dibidang perpustakaan dengan mengikuti


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Kebijakan dari pimpinan tersebut sangat membantu perkembangan

perpustakaan, sehingga perpustakaan tersebut dapat melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya dengan sebaik – baiknya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kantor ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri didukung oleh Karyawan yang berjumlah 24 Orang, terdiri dari :

1. Kepala Kantor : 1 Orang

2. Kasubag TU : 1 Orang

3. Kepala Seksi : 3 Orang

4. Pustakawan : 2 Orang

5. Arsiparis : 4 Orang

6. Staf : 12 Orang

7. Sopir : 1 Orang

Sumber : ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

D. Gedung / Ruang

Kantor Induk atau Kantor Arsip berlokasi di Jalan Yudistiro XIV No 7

Wonokarto.

Sedangkan tempat Pelayanan Perpustakaan atau Perpustakaan Daerah

Kabupaten Wonogiri berlokasi di Komplek GOR Giri Mandala Wonogiri,

dengan tanah seluas + 820 m2, luas bangunan 30X12m2, yang terdiri dari

beberapa ruangan, yaitu :

1. Ruang kepala sub bagian perpustakaan.

2. Ruang koleksi, terdiri dari :

a. Ruang koleksi umum


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

b. Ruang koleksi referensi

c. Ruang koleksi anak - anak

3. Ruang baca

4. Ruang layanan

5. Ruang kerja teknis administrasi/ruang pengolahan koleksi

6. Ruang tambahan, terdiri dari :

a. Gudang

b. Kamar mandi

c. Ruang Garasi Untuk Tempat Mobil Perpustakaan Keliling

E. Sumber Dana

Perpustakaan sebagai unit kerja yang harus melakukan pembinaan dan

pengembangan koleksi dan layanan yang mutlak memerlukan anggaran setiap

tahunnya. Ketersediaan anggaran dengan sumber yang pasti, jumlah yang

memadai dan kontinyu, serta diusahakan selalu meningkat setiap tahunnya,

merupakan salah satu faktor utama untuk mendukung penyelenggaraan

perpustakaan. Artinya tanpa ketersediaan sumber anggaran itu mustahil

perpustakaan dapat menjalankan tugas – tugas dan fungsinya dengan sebaik –

baiknya. Perkembangan jumlah anggaran merupakan salah satu barometer

perkembangan perpustakaan.

Problem yang kadang dihadapi adalah terbatasnya anggaran yang

disediakan. Sehingga perpustakaan mengalami kesulitan dalam memperkaya

koleksi perpustakaan. Oleh karena itu, dalam penggunaan anggaran sangat

diperhitungkan secermat – cermatnya sehingga anggaran yang dikeluarkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

benar – benar menunjang kegiatan perpustakaan. Hal yang tidak kalah

pentingnya adalah menggunakan anggaran secara transparan, terbuka, dan

dapat dipertanggungjawabkan menurut kaidah dan aturan yang berlaku.

Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri hanya memperoleh sumber

dana dari APBD Kabupaten Wonogiri. Tetapi untuk Tahun anggaran

2009/2010 dipangkas karena sebagian dana atau anggaran dipergunakan untuk

keperluan Pemerintah dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah

Kabupaten Wonogiri, sehingga untuk tahun ini pembinaan dan pengembangan

koleksi perpustakaan juga berkurang. Selain itu, ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri juga bekerjasama dengan BKK Kabupaten Wonogiri dan

Perusahaan Daerah Kabupaten Wonogiri dalam hal penambahan jumlah

koleksi.

Kantor ARPUSDA Wonogiri melakukan penambahan koleksi bahan

pustaka untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Pengadaan yang

merupakan kegiatan teknis yang memerlukan pendekatan secara sistematis dan

dengan sumber dana dan anggaran yang tersedia. Dalam hal ini, arpusda

kabupaten wonogiri mengadakan koleksi bahan pustaka dengan cara :

1. Pembelian

Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri membeli koleksi bahan pustaka

setiap tahun, namun pada tahun 2010, tidak membeli koleksi karena dana

digunakan dalam kegiatan PILKADA. Pembelian koleksi berkaitan dengan

seleksi bahan pustaka, karena sebelum melakukan pembelian, bahan

pustaka terlebih dahulu harus diseleksi agar bahan pustaka yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

dijadikan koleksi mampu memenuhi kebutuhan pemakainya. Adapun

prosedur pembelian bahan pustaka meliputi :

a. Proses Seleksi Koleksi

Seleksi koleksi disesuaikan berdasarkan koleksi yang lebih diminati

oleh pengguna perpustakaan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna dalam memanfaatkan koleksi.

b. Pembuatan Laporan Pembelian Bahan Pustaka

Pembuatan laporan pembelian bahan pustaka dimaksudkan untuk

mengetahui jenis atau judul bahan pustaka apa saja yang akan dibeli.

c. Pengajuan Bahan Pustaka

Setelah melakukan proses seleksi dan pembuatan laporan pembelian

bahan pustaka, kemudian laporan tersebut duajukan kepada pemerintah

atau kantor pusat dan kepada pihak ketiga sebagai mitra kerjasama,

untuk memperoleh tambahan dana dalam pembelian koleksi. Apabila

laporan telah disetujui, kemudian segera dilakukan pembelian bahan

pustaka.

d. Penerimaan Pembelian Koleksi Bahan Pustaka Oleh Perpustakaan

Apabila semua prosedur diatas sudah terlaksana, maka arpusda

menerima pembelian koleksi bahan pustaka.

2. Hadiah

Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri menerima pemberian hadiah dari

berbagai pihak untuk dijadikan koleksi di perpustakaan, baik dari

pemerintah maupun dari pihak lain.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana Perpustakaan adalah semua benda dan barang

fasilitas yang ada di perpustakaan dan digunakan untuk mendukung

terselenggaranya kegiatan perpustakaan. Sarana dan prasarana yang lengkap,

baik, mudah, dan enak dipergunakan, menarik bentuk, warna, dan ukurannya,

secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan perhatian citra dan

kesan yang baik bagi masyarakat/pengguna perpustakaan. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan mutu dan kualitas arpusda kabupaten wonogiri

mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :

1. Sarana Layanan

Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan

motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengalamannya. Oleh karena itu di

butuhkan sarana dan prasarana yang mendukung, berikut sarana dan prasarana

layanan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten

Wonogiri:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Tabel 1

JENIS SARANA DAN PRASARAN LAYANAN PERPUSTAKAAN

No Jenis Sarana Layanan Jumlah Kondisi

Meja Corel 6 Baik


1

2 Kursi Baca 48 Baik

Rak Buku 23 Baik


3
Meja Sirkulasi 1 Baik
4

5 Lemari 1 Baik

Karpet 5 Baik
6
Laci Katalog 1 Baik
7

8 Meja Kerja 7 Baik

Meja Referensi 2 Baik


9
Rak Penitipan Barang 1 Baik
10

11 Rak Display Majalah 1 Baik

Kipas Angin 5 Baik


12
Televisi 2 Baik
13

14 VCD/DVD 1 Baik

LCD 1 Baik
15
Komputer 10 Baik
16

17 Meja Komputer 1 Baik

Jam Dinding 2 Baik


18
Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

2. Fasilitas Umum

Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten

Wonogiri terdapat fasilitas umum yang dapat di manfaatkan pengunjung,

yakni

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Tabel 2

FASILITAS UMUM PERPUSTAKAAN

No Fasilitas Jumlah Ruang Kondisi

1 Kamar mandi 1 Baik

2 Sarana ibadah - Baik

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

3. Alat Kantor

Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan

mengembangkan komunikasi antara penyelenggara perpustakaan dengan

masyarakat yang dilayani, semakin baik sarana yang ada maka layanan yang di

berikan pada masyarakat akan semakin maksimal dan tidak mengecewakan. Di

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten Wonogiri

terdapat berbagai alat kantor sebagai penunjang kegiatan pelayanan.

Tabel 3

Peralatan Kantor Perpustakaan

No Jenis Alat Jumlah Kondisi

1 Komputer 3 Baik

2 Scanner 1 Baik

3 Printer 2 Baik

4 Mesin ketik 2 Baik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Lanjutan: Tabel 3

5 Filing kabinet 2 Baik

6 Otomasi perpustakaan 1 Baik

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

G. Koleksi

Jumlah koleksi keseluruhan yang dimilki oleh ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri Tahun 2010 adalah 6.714 judul 13.636 eksemplar, terdiri dari :

1. Koleksi Karya Cetak

Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan bahan

pustaka agar tetap dalam keadaan baik, salah satunya adalah koleksi karya

cetak di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten

Wonogiri sebagai berikut:

Tabel 4

Jenis Koleksi Karya Cetak

No Jenis Bahan Pustaka Jumlah Judul Eksemplar

1 000 Karya Umum 253 550

2 100 Filsafat 231 541

3 200 Agama 340 741

4 300 Ilmu Sosial 921 1897

5 400 bahasa 980 1306

6 500 Ilmu Murni 209 518

7 600 Ilmu – Ilmu Terapan 1206 2388

8 700 Kesenian 248 502

9 800 Sastra 478 1031


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Lanjutan : Tabel 4

10 900 Geografi Dan Sejarah 155 307

11 Fiksi 1455 3380

12 Referensi 238 475

Jumlah 6714 13636

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

2. Koleksi Multimedia

Perpustakaan merupakan agen perubahan, pembangunan dan

kebudayaan umat manusia. Berbagai penemuan, sejarah, pemikiran dan ilmu

pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam

bentuk multimedia dan disimpan di perpustakaan yang kemudian dapat

dipelajari, diteliti, dikaji dan dikembangkan oleh generasi sekarang sebagai

sumber informasi. Jenis koleksi multimedia di Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten Wonogiri sebagai berikut:

Tabel 5

Jenis Koleksi Multimedia Perpustakaan

No Jenis Bahan Multimedia Jumlah Judul Eksemplar

1 Kaset Tape 0 0

2 CD/VCD 58 58

3 Micro Film 0 0

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

3. Koleksi Serial

Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten

Wonogiri terdapat berbagai jenis koleksi serial yang berisi pendidikan,

informasi dan rekreasi yang sehat dan positif serta dijiwai dan dipahami oleh

pembacanya mampu menggugah aspirasi, inspirasi, ide dan gagasan dalam

mengembangkan minat bakat.

Tabel 6

Jenis Koleksi Serial Perpustakaan

No Jenis Bahan Multimedia Jumlah Judul Eksemplar

1 Koran 5 1745

2 Majalah 5 939

3 Tabloid 1 204

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

H. Layanan

Layanan perpustakaan kepada masyarakat adalah semua kegiatan yang

berhubungan langsung/tidak langsung dengan pengguna perpustakaan.

Adapun hal – hal mengenai layanan Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri

antara lain sebagai berikut ini :

1. Sistem pelayanan

Sistem pelayanan di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri menggunakan

sistem terbuka, yaitu pengguna langsung mendatangi koleksi perpustakaan

yang ditempatkan pada rak – rak koleksi, mereka diperbolehkan mengambil

sendiri buku atau koleksi yang diinginkan. Apabila pengguna belum

commit
menemukan atau mendapatkan bukutoyang
userdiinginkan, maka pengguna dapat
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

bertanya kepada petugas pelayanan dan meminta bantuan petugas secara

langsung untuk membantu mencarikan buku yang diinginkan pengguna

tersebut.

Berikut ini gambar alur peminjaman koleksi bahan pustaka di Kantor

ARPUSDA Kabupaten Wonogiri :

Bagan 2
Alur Peminjaman Koleksi Bahan Pustaka
Di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri
PENGUNJUNG PENGUNJUNG
MENGISI BUKU MENGADAKAN
PENGUNJUNG PENELUSURAN
MELALUI KATALOG

PENGUNJUNG
MENGAMBIL
BUKU DI RAK

PENGUNJUNG MENYERAHKAN
BUKU DAN KARTU ANGGOTA KE
PETUGAS SIRKULASI

PETUGAS SIRKULASI MENERIMA BUKU


DAN KARTU ANGGOTA KEMUDIAN
PROSES ADMINISTRASI (MENCATAT NO
ANGGOTA, TGL PINJAM DAN KEMBALI)

PETUGAS SIRKULASI PETUGAS SIRKULASI


MENYERAHKAN BUKU MENYIMPAN KARTU
KARTU ANGGOTA PADA BUKU
PEMINJAM

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Bagan 3
Alur Layanan Pengembalian Koleksi

PEMINJAM PETUGAS
MENYERAHKAN SIRKULASI
BUKU DAN MENERIMA BUKU
KARTU ANGGOTA DAN KARTU
ANGGOTA

MEMERIKSA MEMERIKSA TGL KEMBALI


KEUTUHAN BUKU DAN NOMOR ANGGOTA

MENCARI KARTU BUKU


ADA TIDAK ADA DAN MENGEMBALIKAN
KERUSAKAN KERUSAKAN PADA KANTONG BUKU

TINDAK
LANJUT
SESUAI
PERATURAN
PETUGAS
MENYERAHKAN MENGEMBAL
KARTU ANGGOTA IKAN BUKU
PADA PEMINJAM KE RAK

Sumber : Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

2. Jenis Kegiatan Layanan

Jenis kegiatan layanan yang diberikan oleh ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri, adalah :

a. Layanan Sirkulasi

Dalam layanan ini dimaksudkan adanya kegiatan

peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Sebenarnya

tidak hanya peminjaman saja melainkan mencakup semua

bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan

peminjaman, pengembalian bahan pustaka dan keanggotaan.

Di ARPUSDA Kabupaten Wonogiri ini menggunakan

sistem layanan sirkulasi secara terbuka.

b. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah pelayanan dalam

menggunakan buku – buku referensi. Buku – buku referensi

sifatnya sebagai buku petunjuk dapat dimanfaatkan oleh

pengguna peroustakaan. Pada layanan referensi ini buku –

buku koleksi tidak boleh dipinjam dengan cara dibawa

pulang tetapi hanya boleh dibaca diperpustakaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Koleksi buku – buku referensi yang terdapat di arpusda kabupaten

wonogiri meliputi :

Kamus, ensiklopedi, buku tahunan, sumber – sumber

biografi, bibliografi, indeks, sumber – sumber geografi,

terbitan pemerintah.

c. Layanan Ruang Baca

Layanan membaca di perpustakaan merupakan salah

satu jenis layanan, di mana pengunjung membaca dan

memakai bahan pustaka di ruang baca yang tersedia di

perpustakaan. Dalam layanan ini perpustakaan harus

menyediakan ruang baca secukupnya, agar tercipta suasana

membaca yang tenang, kondusif ,nyaman dan tidak merasa

terganggu

Dengan layanan sirkulasi yang biasanya dibatasi

dengan aturan jumlah dan lama peminjaman, kadang –

kadang kurang memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

memanfaatkan sumber informasi. Oleh karena itu arpusda

kabupaten wonogiri menyediakan layanan ruang baca, di

mana pemakai dapat membaca sumber – sumber informasi

yang disediakan selama jam buka perpustakaan khususnya

di ruang baca.
commit to user
d. Layanan Berkala
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Layanan berkala yang ada di ARPUSDA Kabupaten

Wonogiri yaitu dengan berlangganan surat kabar yang

meliputi : solopos, jawa pos, suara merdeka, dan kompas.

Selain itu juga berlangganan majalah atau tabloid femina,

aneka, trubus, intisari, dan bobo untuk majalah anak – anak.

e. Layanan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang

bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka

seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya

untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain

yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum

yang menetap, perpustakaan keliling merupakan perluasan

layanan dari perpustakaan Kabupaten/ kota.

Perpustakaan keliling tidak saja bermanfaat bagi

masyarakat yang tidak dapat menikmati layanan kantor

perpustakaan, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat yang

belum mengenal sama sekali fungsi dan makna

perpustakaan secara umum. Layanan perpustakaan keliling

di arpusda kabupaten wonogiri biasanya dilakukan

seminggu 2 kali. Tempat – tempat yang dituju seperti

sekolahan, kantor – kantor di setiap desa kelurahan,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

kecamatan, lembaga pemasyarakatan dan ke daerah – daerah

yang sangat membutuhakan informasi.

f. Layanan Acces Internet Free

Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri memiliki

layanan internet gratis diperuntukkan bagi semua

pengunjung perpustakaan. Dengan komputer sejumlah 5

buah, pengunjung bebas melakukan browsing tanpa

dipungut biaya, tetapi dalam penggunaanya pengunjung

dibatasi waktu maksimal 1 jam.

g. Layanan Audio Visual

Layanan audio visual adalah layanan yang meliputi

peminjaman dan pemutaran film, video, slide. Untuk

melayani bahan – bahan seperti ini diperlukan ruangan

khusus yang lengkap dengan sarana dan prasarana untuk

pemutaran film, seperti video player, televisi, tape dan sound

sistem. Layanan visual ini tidak dilakukan setiap hari, tetapi

hanya dilakukan pada saat tertentu misalnya pada saat ada

kunjungandari sekolah – sekolah.

h. Layanan Bercerita ( Story Telling)

Layanan bercerita ( story telling) adalah layanan yang

diberikan tidak bersifat


commit to userperseorangan saja. Tujuan utama
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

layanan ini adalah meningkatkan minat baca anak – anak

terutama anak – anak pra sekolah. Layanan ini juga tidak

bersifat tetap, akan tetapi akan dilakukan secara terjadwal

seperti halnya pada layanan audio visual. Cerita yang

biasanya digemari oleh anak – anak seperti cerita rakyat,

legenda, cerita kartun.

3. Jam Buka Layanan Perpustakaan

a. Hari Senin s/d Kamis : Pukul 07.00 – 16.00 WIB

b. Hari Jum’at : Pukul 07.00 – 11.00 WIB

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

c. Hari Sabtu : Pukul 07.00 – 12.00 WIB

4. Keanggotaan

Persyaratan menjadi anggota perpustakaan :

a. Penduduk kabupaten wonogiri

b. Mengisi formulir yang telah disediakan

c. Mendapat pengesahan dari tempat di mana calon anggota tersebut

berasal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Misalnya jika seorang pelajar, maka mendapat pengesahan dari kepala

sekolah, jika seorang mahasiswa maka harus mendapat pengesahan

dari kantor administrasi dsb.

d. Membayar administrasi pendaftaran anggota sebesar Rp 3.000,00

e. Menyerahkan pas foto berukuran 2x3 sebanyak 2 lembar

f. Sebagai bukti anggota perpustakaan daerah yang bersangkutan

mendapat kartu anggota/peminjam.

g. Kartu anggota perpustakaan tidak boleh dipergunakan oleh orang lain.

5. Tata tertib anggota perpustakaan

a. Tata tertib hal peminjaman

1) Semua buku koleksi perpustakaan boleh dibaca di tempat

2) Yang boleh meminjam (dibawa pulang) harus sudah

tercatat sebagai anggota perpustakaan.

3) Setiap anggota berhak meminjam koleksi dibawa pulang,

apa saja buku koleksi yang dibutuhkan yang tersedia di

perpustakaan, kecuali buku – buku referensi, majalah, dan

surat kabar.

4) Batas waktu peminjaman buku yang dibawa pulang

maksimal 3 (tiga) eksemplar satu kali pinjam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

5) Apabila anggota meminjam buku – buku tetapi belum

dikembalikan, maka anggota perpustakaan tersebut tidak

boleh meminjam buku – buku yang lain.

6) Jangka waktu peminjaman ditetapkan 1 minggu (7 hari)

sejak tanggal peminjaman.

7) Buku – buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat –

lambatnya pada tanggal yang telah ditetapkan sebagai

tanggal habis waktu pinjam (date due)

8) Para peminjam yang melalaikan kewajiban mengembalikan

buku lebih satu bulan diberi peringatan tertulis. Jika pelajar

dialamatkan yang bersangkutan dan tembusannya ke

kelurahan dan kepala sekolah setempat.

b. Sanksi atas kerusakan/hilangnya buku yang dipinjam

Apabila buku yang dipinjam hilang/rusak, peminjam harus

segera melaporkan kepada petugas perpustakaan kemudian :

1) Peminjam mengganti buku yang dipinjam sesuai

judulnya

2) Peminjam bisa mengganti uang/biaya sebesar harga buku

yang dipinjam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

A. Analisa Masalah

Perpustakaan umum mempunyai tugas di bidang layanan informasi,

pendidikan, rekreasi, preservasi dalam rangka ikut serta mencerdaskan

kehidupan masyarakat secara luas. Tugas pokok perpustakaan umum salah

satunya adalah meningkatkan minat baca bagi pengguna dan masyarakat di

wilayah yang bersangkutan.

Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan berbagai

informasi serta merupakan jantung dari pendidikan. Di perpustakan kita dapat

memperoleh banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi dewasa ini terjadi

penurunan minat baca, khususnya pada masyarakat Wonogiri oleh karena itu

perpustakaan perlu menyediakan layanan yang dapat membantu

meningkatkan minat baca, salah satunya yakni menyediakan layanan

storytelling yang khusus diberikan pada anak usia dini sehingga minat baca

dapat ditumbuhkan sejak anak berusia dini. Mengenalkan buku sejak kecil

sangatlah penting, semakin kecil anak dikenalkan pada buku, semakin besar

kemungkinan kecintaan anak pada media ini.

Storytelling merupakan salah satu cara yang paling efektif yang

dilakukan seseorang dalam menanamkan nilai-nilai minat baca pada anak.

Storytelling juga merupakan cara belajar yang menarik dan menyenangkan

yang dapat dilakukan olehcommit to user


seorang guru terhadap muridnya. Banyak

48
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

diantaranya tidak menyadari bahwa cara mengajar kepada anak dapat

menimbulkan kesan tidak menyenangkan pada saat mengenal buku. Namun

dengan storytelling pengalaman berbeda akan dirasakan oleh seorang anak.

Dengan storytelling anak akan belajar membaca tanpa harus dipaksa untuk

melakukannya.

Berikut paparan tentang penerapan layanan storytelling di ARPUSDA

Kabupaten Wonogiri, sebagai strategi penanaman nilai-nilai minat baca anak

sejak dini.

B. Penerapan Layanan Storytelling di ARPUSDA kabupaten Wonogiri.

Penerapan Layanan Storytelling di ARPUSDA kabupaten Wonogiri

dilaksanakan setiap 3 (tiga) minggu sekali pada hari kamis jam 09.00 WIB.

Program ini dilaksanakan sejak tahun 2009, dengan mengundang anak-anak

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-Kanak), serta siswa

SD (Sekolah Dasar).

Dalam kegiatan tersebut siswa-siswi dibimbing oleh pustakawan yang

bertugas untuk mendongeng. Adapun materi storytelling yang sering

disampaikan oleh pendongeng meliputi :

1. Storytelling Pendidikan

Dongen ini adalah dongeng yang berisi tentang pendidikan yang

diciptakan untuk suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

2. Fabel

Merupakan dongeng yanga bercerita tentang kehiidupan hewan

yang digambarkan seperti manusia yang dapat berbicara. Cerita-cerita

fabel sangat luwes dilakukan untuk menyindir perilaku-perilaku

manusia tanpa membuat tersinggung. Hal ini juga bertujuan untuk

menanamkan morala yang baik terhadap anak dengan mencontohkan

pada cerita fabel ini.

Penerapan storytelling pada ARPUSDA Wonogiri dikarenakan

banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bercerita atau storytelling

antara lain :

a. Penanaman Nilai-Nilai

b. Mampu Melatih Konsentrasi

c. Mendorong anak mencintai buku dan merangsang minat baca anak.

(Asyfandiyar, 2007: 99; MacDonald, 1995: 23; Musfiroh, 2008:21)

Menurut seorang periset Amerika Jeanne S. Chall dalam Stages Of

Reading Development membaca, sesuai tingkat usia dan pengalaman

pendidikannya, di golongkan dalam enam tingkatan ideal, yakni :

a. Tingkat 0: pre-reading dan pseudo-reading, 6 tahun kebawah

b. Tingkat 1: membaca awal dan decoding, 6-7 tahun

c. Tingkat 2: konfirmasi dan kelancaran, 7-8 tahun

d. Tingkat 3: membaca untuk belajar, 9-14 tahun

commit
e. Tingkat 4: kerumitan to user
dan kompleksitas, 14-17 tahun
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

f. Tingkat 5: konstruksi dan rekonstruksi, 18 tahun keatas

Dengan mengenal tingkatan-tingkatan tersebut, paling sedikit

pendongeng akan mendapat petunjuk bagaimana sebenarnya kemampuan

membaca anak dan sampai sejauh mana kemampuan tersebut bisa

dikembangkan. Selain itu, penggolongan tersebut juga memudahkan

pendongeng dalam memilihkan buku bacaan yang sesuai untuk anak.

C. Kegiatan-kegiatan dalam Pelaksanaan Storytelling.

Kegitan stroryttelling di ARPUSDA Wonogiri dilakukan oleh seorang

pustakawan yang dilakukan secara bergantian sesuai yang dijadwalkan.

Menurut (Bunanta, 2005: 37) menyebuttkan ada tiga tahapan dalam

storytelling yaitu persiapan sebelum acara storytelling dimulai, saat proses

storytelling, sampai kegiatan storytelling selesai. Maka untuk mengetahui

lebih lanjut, berikut uraian-urainnya :

1. Persiapan Sebelum Storytelling

Sebelum dilaksanakan kegiatan storytelling agar berjalan dengan

lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebaiknya pendongeng

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Tempat storytelling

Kegiatan storytelling sebaiknya dilaksanakan diruangan yang

tenang dan memiliki fasilitas yang mendukung proses storytelling.

Di ARPUSDA sudah disediakan ruangan dengan ukuran 6 x 4 m,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

dan memiliki fasilitas televisi, karpet, dvd player, speaker aktif,

mikrofon, keyboard.

b. Posisi Duduk

Pendongeng memposisikan anak-anak dengan posisi yang baik

yaitu sebaiknya pendongeng diposisikan didepan atau ditengah-

tengah anak agar anak dapat melihat jelas pendongeng.

c. Bahasa Dongeng

Bahasa storytelling menggunakan gaya bahasa yang lebih tinggi

dari gaya bahasa anak-anak sehari-hari tetapi lebih ringan

dibandingkan gaya bahasa dongeng dalam buku, namun tetap

dipahami oleh anak.

d. Intonasi pendongeng

Dalam mendongeng mencakup pengantar, rangkaian peristiwa,

konflik yang muncul dalam cerita, dan klimaks.

e. Pemunculan Tokoh-tokoh

Pendongeng menggambarkan setiap tokoh dengan gambaran

yang sesungguhnya, dan memperlihatkan karakternya seperti dalam

dongeng.

f. Penampakan Emosi

Pendongeng menampakkan keadaan jiwa dan emosi para

tokohnya dengan memberi gambaran kepada audience bahwa

seolah-olah hal itu adalah emosi pendongeng sendiri.

g. Peniruan Suara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Pada saat bercerita, pendongeng hendaknya dapat menirukan

suara tokoh yang diperankan seperti misalnya menirukan suara

ayam berkokok dan kambing mengembik. Peniruan suara dapat

membantu siswa untuk menghayati setiap tokoh yang dimainkan

oleh pencerita.

h. Penguasaan terhadap Anak yang Tidak Serius

Penyebutan nama atau memandang anak dengan tajam saat

mendongeng, cukup untuk memperlihatkan kepada anak bahwa

pendongeng memperhatikan dan mengetahui kenakalannya.

i. Menghindari Ucapan Spontan

Kebiasaan ini tidak baik karena dapat memutuskan rangkaian

peristiwa dalam cerita.

2. Saat storytelling berlangsung

Saat akan memasuki sesi acara storytelling, pendongeng harus

menunggu kondisi hingga audience siap untuk menyimak dongeng yang

akan disampaikan. Jangan memulai storytelling jika audience masih

belum siap. Acara storytelling dapat dimulai dengan menyapa audience

terlebih dahulu, ataupun membuat sesuatu yang dapat menarik perhatian

audience. Kemudian secara perlahan pendongeng dapat membawa

audience memasuki cerita dongeng. Pada saat mendongeng ada beberapa

faktor yang dapat menunjang berlangsungnya proses storytelling agar

menjadi menarik untuk disimak (Asfandiyar, 2007: 25; MacDonald,

1995: 17; Musfiroh, 2008: 36) antara lain:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

a. Kontak mata

Saat storytellling berlangsung sebaiknya pendongeng

melakukan kontak mata dengan audince agar terjadi interaksi.

Pandanglah audience dan diam sejenak, dengan melakukan

kontak mata maka audince akan merasa dirinya diperhatikan.

Selain itu pendongeng dapat melihat apakah audience

menyimak jalannya cerita yang didongengkan. Dengan begitu

pendongeng dapat mengetahui reaksi audiece.

b. Mimik Wajah

Mimik wajah pendongeng dapat menunjang berjalannya

storytelling. Kesan hidup atau tidaknya sebuah cerita dapat

dilihat dari mimik wajah pendongeng. Pendongeng harus dapat

mengekspresikan wajahnya secara maksimal sesuai dengan

situasi cerita yang disampaikannya.

c. Gerak Tubuh

Gerak tubuh juga dapat berperan dalam kegiatan

storytelling agar menggambarkanjalan cerita yang lebih

menarik. Cerita yang didongengkan akan terasa berbeda jika

pendongeng melakukan gerakan-gerakan yang merefleksikan

apa yang dilakukan tokoh-tokoh yang didongengkan agar tidak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

merasa membosankan dan audience antusias dalam

mendengarkan cerita.

d. Suara

Tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat

digunakan pendongeng untuk membawa audience merasakan

situasi dari cerita yang didongengkan. Pendongeng biasanya

akan meninggikan intonasi suaranya untuk merefleksikan cerita

yang mulai memasuki tahap yang menegangkan. Kemudian

kembali menurunkan ke posisi datar saat cerita kembali pada

situasi semula. Selain itu, pendongeng profesional biasanya

mampu menirukan suara-suara dari karakter tokoh yang

didongengkan. Misalnya suara ayam, suara pintu yang terbuka.

e. Kecepatan

Pendongeng harus dapat menjaga kecepatan atau tempo

pada saat storytelling. Jaga agar kecepatan dalam berbicara

selalu ada dalam tempo yang sama atau ajeg. Jangan terlalu

cepat yang dapat membuat anak-anak menjadi bingung ataupun

terlalu lambat sehingga menyebabkan anak-anak menjadi

bosan.

f. Alat Peraga

Untuk menarik minat anak-anak dalam proses storytelling,

perlu adanya alat peraga seperti misalnya boneka kecil yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

dipakai di tangan untuk mewakili tokoh yang sedang menjadi

materi dongeng. Selain boneka, dapat juga dengan cara

memakai kostum-kostum hewan yang lucu, intinya membuat

anak merasa ingin tahu dengan materi dongeng yang akan

disajikan.

3. Sesudah Kegiatan Storytelling

Setelah pendongeng selesai mendongeng, anak-anak

sebaiknya diminta menceritakan kembali inti cerita agar dapat

mengetahui sejauh mana tingkat konsentrasi anak terhadap

dongeng yang disampaikan. Bagi anak yang dapat menceritakan

kembali inti cerita secara tepat maka dapat diberikan hadiah agar

dapat memotivasi anak-anak lain yang kurang memperhatikan.

Pesan moral dan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam dongeng

sebaiknya disampaikan kembali oleh pendongeng pada anak agar

anak-anak dapat mengambil nilai positif dan diharapkan dapat

diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

D. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Storytelling.

Dalam pelaksanaan storytelling di ARPUSDA kabupaten Wonogiri

mengalami berbagai kendala teknis maupun non teknis sehingga

mengakibatkan jalannya kegiatan storytelling sedikit terhambat, adapun

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan storytelling di ARPUSDA Wonogiri

adalah sebagai berikut :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

1. Hambatan Teknis

a. Tenaga Storytelling

Tidak semua pustakawan mempunyai ketrampilan untuk

bercerita. Sehingga hal tersebut perlu perhatian khusus dari

pihak ARPUSDA Wonogiri dengan melakukan pelatihan

storytelling bagi pustakawan.

b. Materi yang disampaikan

Materi yang disampaikan oleh pendongeng kurang

bervariasi karena terbatasnya koleksi yang sesuai dengan umur

anak.

c. Kondisi ruangan yang kurang mendukung

Kondisi ruangan yang terlalu sempit mengakibatkan ruang

gerak anak terbatas, juga tidak adanya penyejuk ruangan yang

membuat anak merasa tidak nyaman berada di dalam ruangan

tersebut.

2. Hambatan Non teknis

a. Anak menangis

Kendala ini disebabkan anak bertengkar dengan teman

sebelahnya, sering di ejek sehingga menyebabkan kondisi yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

tidak kondusif. Faktor lainnya dapat juga disebabkan oleh cara

penyampaian pendongeng terlalu keras.

b. Minder

Penyebab ini biasanya dikarenakan anak baru pertama kali

mengikuti program storytelling sehingga merasa asing dan sulit

beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

c. Ramai

Anak bertingkah ramai sendiri biasanya dikarenakan cerita

yang disampaikan pendongeng kurang menarik perhatian si

anak ddan pendongeng kurang ekspresif dalam menyampaikan

dongeng

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan masalah yang telah

diuraikan pada bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Penerapan storytelling pada ARPUSDA Wonogiri dikarenakan banyak

sekali manfaat yang dapat diperoleh dari bercerita atau storytelling

antara lain :

a. Penanaman Nilai-Nilai

b. Mampu Melatih Konsentrasi

c. Mendorong anak mencintai buku dan merangsang minat baca anak

2. Kegiatan-kegiatan dalam Pelaksanaan Storytelling.

a. Persiapan Sebelum Storytelling


1) Tempat storytelling

2) Posisi duduk

3) Bahasa dongeng

4) Intonasi pendongeng

5) Pemunculan tokoh-tokoh

6) Penampakan emosi

7) Peniruan suara

8) Penguasaan terhadap anak yang tidak serius


commit to user
9) Menghindari ucapan spontan

59
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

b. Saat storytelling berlangsung

1) Kontak mata

2) Mimik wajah

3) Gerak tubuh

4) Suara

5) Kecepatan

6) Alat peraga

c. Sesudah storytelling

Setelah pendongeng selesai mendongeng, anak-anak

sebaiknya diminta menceritakan kembali inti cerita agar dapat

mengetahui sejauh mana tingkat konsentrasi anak terhadap

dongeng yang disampaikan.Pesan moral dan nilai-nilai sosial yang

terkandung dalam dongeng sebaiknya disampaikan kembali oleh

pendongeng pada anak agar anak-anak dapat mengambil nilai

positif dan diharapkan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-

hari.

3. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Storytelling.

a. Kendala teknis

1) Tenaga storytelling

2) Materi yang disampaikan

3) Kondisi ruangan yang kurang mendukung

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

b. Kendala non teknis

1) Anak menangis

2) Minder

3) Ramai

B. Saran

1. Sebaiknya kegiatan bercerita atau storytelling di ARPUSDA Wonogiri

diadakan setiap hari, untuk lebih menumbuhkan minat dan

kemampuan anak dalam membaca.

2. Menambah koleksi bahan pustaka yang lebih lengkap, terutama buku

cerita agar anak mempunyai lebih banyak alternatif bahan bacaan.

3. Menampilkan cerita melalui media yang beraneka ragam (menambah

variasi teknik dalam bercerita) agar anak tidak cepat merasa bosan

dalam mengikuti kegiatan bercerita.

4. Lebih memperhatikan perkembangan anak setelah mengikuti kegiatan

bercerita, yaitu pustakawan mengevaluasi setelah kegiatan bercerita

selesai, yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menceritakan kembali isi atau cerita yang telah di simak, jadi dapat

diketahui apakah anak mengerti jalan cerita yang diceritakan atau

tidak. Selain itu juga menawarkan buku cerita kepada anak, apakah

anak tertarik untuk membaca lanjutan ceritanya atau memberikan

alternatif buku cerita lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

5. Kegiatan bercerita kualitas profesional pustakawan, teknik, dan

metodenya ditingkatkan dari tahun ke tahun agar minat baca anak di

ARPUSDA Wonogiri meningkat.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai