Anda di halaman 1dari 6

TEORI LEGITIMASI NEGARA

ILMU NEGARA

APRILIANITA KHUSNUL A’IN, S.H.I.,M.H.

TEORI

Pengertian teori menurut KBBI yaitu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi. Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung
beberapa pengertian sebagai berikut:

1.) Teori adalah abstraksi dari realitas.

2.) Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual
mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.

3.) Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris.

Suppes mengemukakan fungsi umum teori , diantaranya yaitu:

1.) Berguna sebagi kerangka kerja untuk melakukan penelitian.

2.) Memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.

3.) Identifikasi kejadian yang komplek. Reorganisasi pengalaman-pengalaman sebelumnya.

LEGITIMASI

Pengertian legitimasi, menurut beberapa para ahli, diantaranya yaitu:

1.) Miriam Budiardjo Legitimasi merupakan keyakinan anggota-anggota masyarakat bahwa


wewenang yang ada pada seseorang, kelompok, atau penguasa adalah wajar dan patut
dihormati. Kewajaran itu berdasarkan persepsi bahwa pelaksanaan wewenang itu sesuai
dengan asas-asas dan prosedur yang sudah diterima secara luas dalam masyarakat dan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang sah;

2.) David Easton Legitimasi merupakan keyakinan dari pihak anggota masyarakat bahwa sudah
wajar baginya untuk menerima baik dan menaati penguasa dan memenuhi tuntutan-tuntutan
dari rezim itu.
3.) A.M. Lipset Legitimasi mencakup kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan
kepercayaan bahwa lembaga-lembaga atau bentuk-bentuk politik yg ada adalah yg paling wajar
untuk masyarakat itu.

Beberapa tingkatan legitimasi dalam implementasinya , yaitu:

1.) Pra Legitimasi, diterapkan dalam negara yang baru terbentuk, memiliki keyakinan bahwa
sudah memiliki kewenangan tetapi sebagian besar masyarakat belum mengakuinya.

2.) Berlegitimasi yaitu terjadi ketika pemerintah bisa meyakinkan seluruh masyarakatnya dan
masyarakat mau menerima dan mengakuinya.

3.) Tak Berlegitimasi, dimana suatu keadaan pemerintah tidak mendapatkan pengakuan dari
masyarakat tetapi tetap ingin memimpin sehingga disebut tak berlegitimasi. Dilakukan usaha
– usaha kekerasan selama memimpin.

4.) Pasca Legitimasi merupakan masa pergantian dasar legitimasi menjadi baru.

Berikut cara mendapatkan legitimasi agar terlaksana dalam suatu negara, yaitu:

1.) Simbolis merupakan kecendrungan menggunakan manipulasi moral, emosional, tradisi,


dan kepercayaan sehingga masyarakat luas akan terpengaruh dan memandang sebagai simbol
utama untuk diberikan kewenangan.

2.) Materiil atau instumental, yaitu menjanjikan dan memberikan kebutuhan dasar ( basic
needs ) kepada masyarakat yang membutuhkan seperti sembako, pendidikan, dan kesehatan
sehingga timbul rasa percaya dan akan senantiasa memberikan wewenang padanya.

3.) Pemilu (pemilihan umum) yaitu kebebasan dari masyarakat yang menentukan, tanpa ada
paksaan untuk memberikan wewenang.

Macam-macam legitimasi negara , diantaranya yaitu:

1.) Legitimasi Teologis

2.) Legitimasi Sosiologis

3.) Legitimasi Yuridis

4.) Legitimasi Etis


LEGITIMASI TEOLOGIS

Legitimasi teologis merupakan cara bernegara dg orientasi keoada Tuhan atau dg kata lain,
berdirinya suatu negara akibat dr kepanjangan Tuhan (kekuasaan Tuhan).

Dengan berpandangan legitimasi teologis maka menyebabkan suatu negara mempercayai


adanya agama, meskipun bukan dijadikan agama resmi namun tetap memberikan pengaruh
secara moral kepada pemangku negara dalam setiap kebijakan yg diambil.

Hal ini tampak pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi " Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. "

LEGITIMASI SOSIOLOGIS

Pemberian legitimasi sosiologis dr masyarakat kepada penguasa lebih menitikberatkan kepada


unsur kepercayaan bahwa penguasa akan melindungi hak-hak rakyat dan melaksanakan
kewajibannya sebagai penguasa. Hal ini sesuai dg teori kontrak sosial dimana rakyat
menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada penguasa krn rakyat ingin hidup damai dan
terarur.

Dalam legitimasi sosiologis mempertanyakan mekanisme motivatif yg membuat masyarakat


mau menerima wewenang penguasa.

LEGITIMASI YURIDIS

Dalam legitimasi yuridis terdapat adanya pembenaran hukum atas keberadaan suatu negara,
artinya dalam suatu negara terdapat adanya dasar hukum yg jelas (legalitas) atas eksistensi
suatu negara.
LEGITIMASI ETIS

Legitimasi etis mempersoalkan pada keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi norma²
moral.

Legitimasi muncul dalam dua konteks, yaitu:

1.) Setiap tindakan negara harus menuju pada segi norma² moral dalam pengarahan kekuasaan
dg tuntutan kemanusiaan yg adil dan beradab

2.) Legitimasi etis yanag menjadi pokok bahasan etika politik berdasar pada kekuasaan politis
itu sendiri, artinya sistem hukum sebagai tata tertib penataan normatif kehidupan masyarakat.
De jure merupakan ungkapan yang berarti " berdasarkan hukum ", artinya negara dengan
legitimasi de jure maka negara tersebut berdasarkan atas legitimasi yuridis.

Berkaitan dg permasalahan keberadaan unsur² negara menjadi dasar legitimasi de jure bagi
negara RI. Maka dapat dilihat dr unsur² suatu negara baik secara de facto maupun de jure,
diantaranya yaitu:

1.) Wilayah

2.) Pemerintahan yg berdaulat

3.) Rakyat

4.) Pengakuan dr negara lain

Krisis legitimasi mengacu pada turunnya kepercayaan dari fungsi-fungsi administratif,


lembaga, atau kepemimpinan dalam suatu negara. Misalnya dalam legitimasi sosilogis yg
berkaitan dg teori kontrak sosial dimana negara sebagai institusi yg mempunyai wewenang
penuh dlm pemerintahan telah gagal dalam memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Legitimasi Etis keabsahannya dipandang pada segi norma-norma moral artinya dalam
legitimasi etis ditanyakan hukum macam apa yg secara moral, dilihat dari segi prinsip moral
berhak untuk menuntut ketaatan dalam upaya kemanusian yang adil dana beradab.

Dalam legitimasi teologis dikemukakan bahwa bernegara merupakan bentuk manifestasi


maupum perwujudan pengabdian hamba kepada penciptanya, artinya bernegara berorientasi
kpd Tuhan ( TEOSENTRIS ) sebagai wujud bangsa yg religius bukan ateis.

Kesejahteraan rakyat merupakan ukuran utama dalam legitimasi karena negara terbentuk
bukan hanya untuk kepentingan perseorangan, melainkan kepentingan yanag sifatnya majemuk
oleh karena harus mencangkup secara keseluruhan. Perlu diingat bahwa, unsur-unsur negara
selain adanya wilayah, pemerintahan, maupun pengakuan dr negara lain, juga diperlukan
adanya rakyat. Negara tanpa adanya rakyat, maka bukanlah suatu negara krn tidak memenuhi
unsur-unsur negara secara de facto.

Berkaitan dengan legitimasi apa yg akan digunakan dalam suatu negara, maka diperluakan
suatu kesepakan terlebih dahulu, apakah negara tersebut menggukan legitimasi teologis,
sosiologi, yuridis, etis ataupun yang lainnya.
Ketika suatu negara telah dituntukan legitimasinya maka kemudian diterapkan dengan jenis
legitimasi yg telah disepakati, namun tetap mengacu pada tujuan dari negara itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai