Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika model TIMSS yang valid dan
praktis untuk siswa SMP berdasarkan Kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian pengembangan. Proses pendesainan soal sebagai instrumen penilaian dilakukan dengan
prototyping. Prototyping meliputi dua tahap. Prototipe I merupakan hasil desain dan penyusunan soal-soal
oleh peneliti sendiri, sedang prototipe II revisi dari prototipe I berdasarkan masukan dari pakar, teman
sejawat, dan guru matematika, yang berupa catatan validator dan notulensi diskusi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa buku soal yang disusun dengan pengelompokan bab mengikuti ranah materi seperti
dalam TIMSS, yakni bilangan, geometri, aljabar, data dan peluang. Buku soal untuk siswa tidak perlu
ada tulisan mengenai ranah materi, topik pokok, dan ranah kognitif. Masukan untuk perbaikan dari FGD
adalah soal sebaiknya diawali dari yang mudah, sedang, baru yang sulit. Penulisan soal pilihan ganda lebih
baik tidak menggunakan kalimat tanya, melainkan dengan membuat pernyataan yang memuat titik-titik,
baik di tengah atau di akhir kalimat. Soal sebaiknya tidak memuat pernyataan implikasi.
Abstract: This study was aimed to produce a valid and practical TIMMS math problem model for junior
high school students using the 2013 curriculum. The study used the research and development design.
The design process of the problems as assessment instruments was carried out through prototyping
involving two stages. Prototype I was the design product and the problem development done by the
researchers themselves, while Prototype II was the revision of Prototype I based on the feedback provided
by experts, colleagues, and Mathematics teachers in the form of validators’ notes and the minutes taken
from discussions. The findings showed that the book of math problems was written by grouping the
chapters following the materials domains as those in TIMSS, that is, numbers, geometry, algebra, data,
and probability. For the student book, it was not nsecessary to write the materials domain, the essential
topics, and the cognitive domain. The feedback from the FGD was that the problems should be arranged
from the easiest ones to the most difficult ones. The multiple choice items should not be written in the
form of questions, but in the form of incomplete sentences with the blanks in the middle or the end of
the sentences. The items should not ask about implication.
Keywords: Development of problems, junior high school mathematics, TIMSS, Curriculum 2013
88
89
mendikbud, 2013a) menghendaki agar penilaian mereka berhadapan dengan domain matematika
berbasis kompetensi mencakup penilaian sikap, yang tercakup dalam dimensi materi. Dalam di-
pengetahuan, keterampilan yang pelaksanaannya mensi kognitif, pemecahan masalah merupakan
terintegrasi dengan proses pembelajaran dan men- fokus utama dan muncul dalam soal-soal tes yang
jadikan portofolio sebagi instrumen utama. Bila terkait dengan hampir semua topik dalam tiap
dicermati tujuan mata pelajaran matematika SMP/ domain materi. Keempat domain dalam dimensi
MTs (Kemendikbud, 2013a) maka pada intinya kognitif merupakan perilaku yang diharapkan dari
adalah setelah belajar matematika siswa dapat siswa ketika mereka berhadapan dengan domain
berkembang sikap, pemahaman dan keterampilan- matematika yang tercakup dalam dimensi materi.
nya yang sesuai dengan karakteristik matematika. Soal-soal tersebut dirancang sedemikian rupa se-
Dalam hal berkembangnya (tumbuhnya) sikap, hingga kedua dimensi penilaian, yaitu materi dan
siswa diharapkan dapat berpikir kritis, logis, anali- kognitif dapat teramati. Soal-soal matematika da-
tik dan kreatif, menghargai kegunaan matema- lam studi TIMSS mengukur tingkatan kemampuan
tika dalam kehidupan yang ditunjukkan dengan siswa dari sekedar mengetahui fakta, prosedur
tumbuhnya rasa ingin tahu, perhatian, dan minat atau konsep, lalu menerapkan fakta, prosedur atau
dalam mempelajari matematika, ulet dan percaya konsep tersebut hingga menggunakannya untuk
diri dalam memecahkan masalah kehidupannya memecahkan masalah yang sederhana sampai
sehari-hari. Dalam hal berkembangnya penge- masalah yang memerlukan penalaran tinggi.
tahuan, siswa diharapkan agar dapat memahami Hasil penilaian kemampuan matematika
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan siswa Indonesia dalam studi TIMSS (Puspendik,
antar konsep dan mengaplikasikannya dalam 2006) pada intinya merekomendasikan agar:
kegiatan pemecahan masalah. Dalam hal berkem- i) memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
bangnya keterampilan, siswa diharapkan dapat dengan meningkatkan porsi bernalar, memecah-
memecahkan masalah, dan mengkomunikasikan kan masalah, berargumentasi dan berkomunikasi,
gagasan serta budaya bermatematika, menggu- ii) memperbaiki standar dan praktek penilaian
nakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan hasil belajar siswa secara nasional dan sehari-hari
manipulasi matematika dalam membuat general- di kelas dengan mengukur keterampilan teknis
isasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan baku, kemampuan bernalar, pemecahan masalah
dan pernyataan matematika. dan berkomunikasi secara seimbang, iii) mem-
Dalam TIMSS kerangka penilaian kemam- pelajari budaya dan menginternalisasi konteks
puan bidang matematika yang diuji menggunakan budaya dalam pembelajaran agar wawasan siswa
istilah dimensi dan domain (ranah). TIMSS untuk semakin luas.
siswa SMP terbagi atas dua ranah, yaitu dimensi Hasil TIMSS yang rendah tersebut tentu-
materi dan dimensi kognitif dengan memperha- nya disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu
tikan kurikulum yang berlaku di negara bersang- faktor penyebabnya antara lain buku ajar yang
kutan. Dalam TIMSS 2011 Assessment framework digunakannya. Jika kita mencermati buku ajar
(Mullis, I., et.al, 2009) disebutkan bahwa dimensi untuk siswa yang digunakan di sekolah-sekolah,
materi terdiri atas empat domain, yaitu: bilangan, termasuk buku-buku yang sudah disiapkan
aljabar, geometri, data dan peluang. Tiap domain untuk mendukung Kurikulum 2013, seperti
materi diperinci lebih lanjut dalam beberapa topik, Buku Matematika Kelas VII Kurikulum 2013
misalnya domain materi bilangan meliputi topik (Kemendikbud, 2013b), tidak mudah untuk me-
bilangan cacah, pecahan dan desimal, bilangan nemukan soal-soal latihan yang karakteristiknya
bulat, perbandingan, proporsi, dan presentase. seperti soal-soal di TIMSS. Padahal, buku-buku
Dimensi kognitif terdiri atas tiga domain yaitu tersebutlah yang banyak digeluti siswa dalam
mengetahui fakta dan prosedur (pengetahuan), pembelajaran sehari-hari. Silabus yang disusun
menggunakan konsep dan memecahkan masalah pada umumnya menyajikan instrumen penilaian
rutin (penerapan) dan memecahkan masalah non- hasil belajar yang substansinya kurang dikaitkan
rutin (penalaran). Dimensi kognitif dimaknai se- dengan konteks kehidupan yang dihadapi siswa
bagai perilaku yang diharapkan dari siswa ketika dan kurang memfasilitasi siswa dalam me-
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013
90
ngungkapkan proses berpikir dan berargumentasi. jektif yang memiliki enam level kesulitan dalam
Keadaan itu tidak sejalan dengan karakteristik PISA yang valid dan praktis, dan perangkat soal
dari soal-soal pada TIMSS yang substansinya tipe PISA mempunyai efek potensial yaitu dapat
kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi memicu siswa untuk mengeksplor kemampuan-
dan kreativitas dalam menyelesaikannya. Untuk matematis siswa.
itu perlu diupayakan berbagai alternatif dan Sebagai langkah awal pengembangan
inovasi dalam rangka meningkatkan kemampuan soal-soal ini telah dilakukan analis kompetensi
matematika siswa kita. Salah satunya dengan dasar dan materi yang ada di Kurikulum 2013
mengembangkan soal matematika model TIMSS dan TIMSS. Penelitian menunjukkan bahwa ada
untuk sekolah menengah berdasarkan Kurikulum beberapa kompetensi dasar dan materi pokok
2013. dalam Kurikulum 2013 Matematika Kelas VII
Penelitian pengembangan soal model tetapi tidak dituntut dalam TIMSS Eighth-Grade
TIMSS untuk sekolah menengah pertama, khusus- 2011, di antaranya adalah materi pokok himpunan
nya untuk soal penalaran telah dilakukan Rizta, dan aritmatika sosial. Beberapa materi yang ada
dkk (2013). Penelitian tersebut menggunakan di Kurikulum 2013 juga pengelompokannya tidak
metode research and development, dan kevalid- sesuai dengan di TIMSS Eighth-Grade 2011, di
an diketahui dari hasil penilaian validator pada antaranya materi pola bilangan. Materi yang ada
lembar validasi yang menyatakan soal-soal yang di kedua dokumen secara umum lebih lengkap dan
dikembangkan telah baik berdasarkan content mendalam yang ada di TIMSS Eighth-Grade 2011.
(sesuai dengan kurikulum dan materi), construct Materi Patern Patterns dan Algebraic Expression-
(sesuai dengan karakteristik penalaran siswa), dalam TIMSS yang mestinya merupakan materi
dan bahasa (sesuai dengan kaidah bahasa yang dasar dalam aljabar, justru baru ada di kelas VIII
berlaku). Sejenis dengan pengembangan soal dalam Kurikulum 2013.Sebagai langkah lebih
model TIMSS juga telah dikembangkan soal dalam pengembangan soal-soal ini, akan dikem-
model PISA (Program for International Student bangkan soal-soal model TIMSS yang dapat digu-
Assessment). Beberapa di antaranya dalam peneli- nakan dalam pembelajarannya di kelas. Penelitian
tian Anisah dkk (2011), Johar (2012), dan Aisyah ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika
(2013). Anisah dkk (2011) melakukan pengem- model TIMSS yang valid dan praktis, untuk siswa
bangan soal matematika model PISA pada konten SMP, berdasarkan Kurikulum 2013.
quantity untuk mengukur kemampuan penalaran
matematis siswa sekolah menengah pertama. METODE
Penelitian tersebut berfokus pada kebutuhan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
untuk kuantifikasi, yang meliputi pemahaman Juli sampai dengan November 2015. Metode
ukuran relatif, pengakuan pola numerik, dan ke- penelitian yang digunakan adalah penelitian
mampuan untuk menggunakan angka untuk me- pengembangan atau development research tipe
wakili atribut kuantitatif objek dunia nyata. Soal formative evaluation (Tessmer, 1993). Penelitian
didesain berdasarkan framework soal PISA dan ini mengembangkan soal-soal matematika SMP
diadaptasikan dengan kurikulum KTSP seperti model TIMSS yang valid untuk mendukung pelak-
yang berlaku saat itu. Johar (2012) membahas sanaan pembelajaran matematika SMP Kurikulum
kaitanantara literasi matematika, domain PISA, 2013. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu
level kemampuan matematika pada soal PISA preliminary dan tahap formatif evaluation yang
dan upaya meningkatkan skor PISA untuk siswa meliputi self evaluation dan expert reviews.
di Indonesia. Penelitian Aisyah (2013) bertujuan
menghasilkan soal tipe PISA yang valid dan prak- Tahap Penelitian
tis pada siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Tahap Preliminary
metode penelitiannya penelitian pengembangan Persiapan: Pada tahap ini dilakukan anali-
(development research). Dalam penelitian tersebut sis terhadap Kurikulum, Buku BSE Matematika
ini telah menghasilkan perangkat soal tipe PISA Kelas VII dan Buku-buku TIMSS yang terkait.
sejumlah 14 butir soal berbentuk uraian non ob- Perancangan dan Penyusunan: Pada tahap ini-
dilakukan perancangan dan penyusunan kisi-kisi guru matematika untuk memberikan penilaian dan
dan soal-soal oleh peneliti dengan mengacu pada saran atau masukan tentang content, construct dan
soal-soal TIMSS. Perancangan dan penyusunan bahasa. Penilaian diberikan dengan memberikan
dengan memperhatikan materi pokok Kuriku- skor dengan kategori seperti dalam Tabel 1.
lum 2013 Bidang Studi Matematika Sekolah
Menengah Pertama Kelas VII dan domaian pada Tabel 1. Skor Penilaian Validasi dan Kate-
TIMSS, yang meliputi ranah materi dan ranah gorinya
kognitif. Ranah materi meliputi: Bilangan, Al-
jabar, Geometri, Data dan Peluang, sedangkan
ranah kognitif meliputi: pengetahuan, penerapan
dan penalaran.
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013
92
& Olson 2013). Soal-soal yang sesuai diadaptasi gan soal-soal dan petunjuk pengerjaannya, baik
dan dikelompokkan berdasarkan materi pokok yang berupa pilihan ganda ataupun essay (uraian).
yang ada di Buku Matematika Kurikulum 2013 Sedangkan keterangan mengenai ranah-ranah di
(Kemendikbud, 2013b). Dari adaptasi dan penye- atas hanya perlu diketahui guru, yang nantinya
suaian ini disusun soal dengan pembagian bab akan disajikan dalam buku soal untuk guru. Untuk
mengikuti materi pokok seperti dalam kurikulum itu soal yang telah disusun peneliti sendiri, sebe-
maupun dalam buku paket BSE. Pembagian bab lum divalidasi oleh pakar (dosen) maupun guru
tersebut meliputi bab Himpunan, Bilangan, Garis matematika sebagai stakeholders, direvisi terlebih
dan Sudut, Perbandingan dan Skala, Persamaan dahulu. Revisi meliputi pembagian pengelompok-
dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Arit- kan soal menjadi bab-bab yang mengikuti ranah
matika Sosial, Transformasi, Statistika, Peluang. materi dalam soal TIMSS yang diadaptasi, yaitu
Berikut berturut-turut diberikan salah satu contoh Bilangan, Geometri, Aljabar, Data dan Peluang.
soal dari Bab II Bilangan dalam bentuk soal pili- Hal ini mengingat agar materi soal yang akan di-
han ganda dan uraian. latihkan dibatasi pada topik pokok dalam TIMSS.
Dari proses ini dihasilkan prototipe I untuk buku
Self Evaluation (Prototipe I) soal. Jumlah soal yang disusun dan pembagiannya
Dari proses adaptasi di atas, mengingat dalam ranah materi dan ranah kognitif diberikan
luaran penelitian ini adalah Buku Suplemen dalam Tabel 2.
Pelajaran Matematika Kelas VII Kurikulum 2013 Berikut diberikan contoh bentuk revisi soal
yang berisi soal-soal matematika model TIMSS, seperti Contoh 1 di atas setelah self evaluation.
maka penulisan soal-soal dengan format seperti
di atas dirasa kurang tepat. Untuk buku soal yang Revisi Prototipe I berdasar Validasi dan FGD
dihadapi siswa tidak perlu ada bagian-bagian yang (Prototipe II)
menuliskan tentang ranah materi, topik pokok dan Dari prototipe I di atas selanjutnya divali-
ranah kognitif. Siswa langsung berhadapan den- dasi oleh pakar dan guru matematika. Ada dua
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013
94
soal TIMSS. Soal dalam dokumen TIMSS tidak kedua hal ini. Menurut guru soal sebaiknya tidak
selalu urut diawali dari yang relatif mudah dulu, memuat pernyataan “jika ... maka ... “. Hal ini
sedang, baru yang sulit. Hal ini mungkin karena dikarenakan dapat memancing diskusi mengenai
ada perbedaan sudut pandang mengenai soal yang nilai kebenaran dalam logika untuk kalimat den-
sulit atau tidak dari versi guru maupun dari versi gan bentuk implikasi.
TIMSS. Dalam dokumen TIMSS penulisan soal Mengenai pilihan jawaban hendaknya
pilihan ganda banyak yang menggunakan kalimat dibuat setipe dan perlu dipertimbangkan penge-
tanya, sementara menurut guru dari hasil mereka coh jawaban yang baik, nampaknya hal ini agak
mengikuti diklat, sebaiknya tidak menggunkan berbeda dengan yang ada di dokumen TIMSS.
kalimat tanya, melainkan dengan membuat Nampaknya dokumen TIMSS lebih mengantisi-
pernyataan yang memuat titik-titik (...), baik di pasi terhadap jalan pikiran siswa yang mungkin
tengah atau diakhir kalimat. Hal ini juga belum bervariasi, tanpa pemikiran dalam trik-trik men-
diketahui alasan dengan jelas mengenai perbedaan jawab soal pilihan ganda. Sementara pandangan
guru, dalam hal ini guru sudah tahu jawabannya, siswa, sehingga ini dipandang pengecoh yang
pilihan-pilhan yang jelas nggak relevan perlu kurang baik. Mengenai posisi tabel yang kemun-
diganti. Demikian juga mengenai jawaban yang culannya sebaiknya disesuaikan dengan kemun-
tidak setipe, dipandang pasti tidak akan dipilih culannya dalam kalimat pertanyaannya, memang
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013
96
Anisah, Zulkardi dan Darmawijoyo. 2011. Madrasah Tsanawiyah pada Kelas VII.
“Pengembangan Soal Matematika Model Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
PISA Pada Konten Quantity untuk Me- Kurikulum dan Perbukuan Tahun 2013.
ngukur Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Mullis, I., Martin, M.O., Ruddock, G.J.,
Pendidikan Matematika, Volume 5, Nomor O’Sullivan, C.Y. and Preuschoff, C. 2009.
1. pp. 1 – 5. TIMSS 2011 Assessment Framework. Ches-
nut Hills: Boston College.
Ina, V.S., Mullis, I., Martin, M.O., Ruddock, G.J.,
O’Sullivan, C.Y. and Preuschoff, C. 2009. Foy, P. and Olson, J.F., (editor). 2009. TIMSS
TIMSS 2011 Assessment Frameworks. 2007 User Guide for International Data-
TIMSS & PIRLS International Study base: Released Items Mathematics-Eighth
Center Lynch School of Education, Boston Grade. TIMSS & PIRLS International
College. Study Center Lynch School of Education,
Boston College.
Johar, R. 2012. “Domain Soal PISA untuk Literasi
Matematika”. Jurnal Peluang. Volume 1, Foy, P. & Olson, J.F., (editor). 2013. TIMSS
Nomor 1. pp. 30 – 41. 2011 User Guide for International Data-
base: Released Items Mathematics-Eighth
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke- Grade. TIMSS & PIRLS International
mendikbud). 2013a. Materi Pelatihan Guru Study CenterLynch School of Education,
Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Boston College.
MATEMATIKA. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Puspendik. 2006. Laporan Hasil TIMSS 2003-
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pen- Matematika. Jakarta: Puspendik, Balitbang
didikan. Depdiknas.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke- Rizta, A., Zulkardi dan Hartono, Y. 2013.
mendikbud). 2013b. Matematika SMP/ “Pengembangan Soal Penalaran Model
MTS Kelas VII. Jakarta: Kementerian TIMSS Matematika SMP”. Jurnal Pene-
Pendidikan dan Kebudayaan. litian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17,
Nomor 2. pp. 230 – 240.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-
mendikbud). 2013c. Lampiran Peraturan Tessmer, Martin. 1993. Planning and Conducting
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Re- Formative Evaluations. London. Kogan
publik Indonesia Nomor Tahun 2013 Ten- page.
tang Silabus Sekolah Menengah Pertama/
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013