LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mengenai Indikat
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mengenai Indikat
NAMA KELOMPOK:
I KADEK NATA WICAKSANA. (04)
I PUTU REKA DARMAYASA. (09)
MUHAMMAD ZORA SOBBAH (16)
NI KADEK MEI PURNAMA DEWI. (22)
NI PUTU GADIS NUSANTARI. (28)
LABORATORIUM KIMIA
SMA NEGERI 1 PEKUTATAN
2023
I. JUDUL
Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus
Menguji larutan asam dan basa menggunakan indikator alami
Penetralan asam dan basa
II. TUJUAN
Menguji dan mengelompokan sifat asam atau basa suatu zat
dengan menggunakan indikator warna
Menguji berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan
sebagai indikator asam dan basa
Menentukan sifat asam dan basa berdasarkan perubahan warna
pada indikator alami
Mengetahui dan memahami reaksi penetralan asam basa
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak
sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa
berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.enzim-enzim dan protein
dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi
tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan
dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda
hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa
lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang
mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam
dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun,
namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Berdasarkan pengertian asam basa menurut ARRHENIUS,
suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. adapun
suatu senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+
atau ion H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas
lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam
larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah
menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun
adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus
(lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap
berwarna biru).
Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli
kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa
Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton
donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor)
disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas
proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian
pula dengan basa,setelah menerima proton akan membentukasam
konjugasi dri basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi
basa adalah zat yang memilikisatu atau lebih satu pasangan elektron
babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima
pasangan elektron tersebut.
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang
berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa
masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun
dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai
penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa,
jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat
asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa
tersebut bersifat basa. ( Yayan sunarya, 2003 )(Windarti,T.,2008)
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang
berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa
masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun
dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai
penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa,
jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat
asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa
tersebut bersifat basa.
A. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu
basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam
memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan
dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan
logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan
cairan elektrolit.
Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasi
dalam larutan. Tidak banyak asam kuat di dunia. Beberapa
contoh asam kuat adalah asam sulfat, asam klorida, asam
bromida dan asam nitrat.
Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara
signifikan dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam
dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih
terdapat sejumlah besar HA yang belum
terdisosiasi/terionisasi.
B. Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam.
Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang
larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan
ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal
ini basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa
di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion
hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan
ke dalam air. Secara umum, basa memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi
biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat
mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam-
basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah
hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti
NaOH dan Ca(OH)2.
Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah
seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia
adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia
bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan
ion hidroksida.
Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak
semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa.
Kita juga sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam
lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu
senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut
dalam air. Asam atau basa juga bersifat elektrolit, daya hantar larutan
elektrolit bergantung pada konsentrasi ion-ion dalam larutan.
Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara sempurna sehingga
konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya sebagian kecil
saja yang dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit.
Alat: gelas beker 100 ml, pipet tetes, pinset, lakmus merah,
lakmus biru, indikator universal, mortar dan alu, plat tetes,
tabung reaksi(2buah) dan rak
Bahan: air sabun, air keran, air kolam, air cuka, air got, air
mineral (pH=8), air sabun, air pompa, bunga kempang sepatu,
kunyit, kol ungu, wortel, daun miyana, etanol, HCl 0,1 M,
NaOH 0,1 M, KOH 0,1M, Asam sulfat 0,1M, indikator PP.
V. CARA KERJA
i. Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus
Indikator universal
Sampel
1. Sampel air ( air keran, air kolam, air cuka, air
got, air mineral, air sabun, air pompa )
dimasukkan ke dalam gelas beker
2. Semua sampel lalu diuji. lakmus merah dan
lakmus biru dicelupkan ke dalam gelas beker,
lalu pengamatannya dicatat.
3. Semua sampel diuji dengan indikator
universal yang dicelupkan ke dalam gelas
beker, lalu nilai pH-nya dicocokkan lalu
dicatat pengamatannya.
Tabung Reaksi A
larutan NaOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warna
Tabung Reaksi B
Larutan KOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warma
Asam Sulfat 0,1 M (1cm) + satu tetes indikator PP
Sam Warna indikator Warna indikator Warna indikator Warna indikator Warna indik
ple bunga sepatu kunyit wortel daun miyana kol ungu
sebelu sesuda sebelu sesuda sebelu sesuda sebelu sebelu se
sesudah
m h m h m h m m
Merah Kunin
Ungu Kuning M
Cuka maroo g Oren Oren Hitam Hitam Ungu
tua tua m
n muda
Coklat
Ca(O Ungu Hijau Kuning H
- Oren Oren Hitam Hitam Ungu
H)2 tua lumut tua m
merah
ii. Pembahasan
VII. KESIMPULAN
Jika suatu larutan bersifat asam maka akan mengubah lakmus biru
menjadi merah, dan jika suatu larutan bersifat basa makan akan
mengubah lakmus merah menjadi biru.
Kol ungu, bunga sepatu, dan kunyit layak menjadi indikator alami
karena mengalami perubahan warna yang jelas dan berbeda pada
larutan asam dan basa, sementara wortel dan daun miyana tidak layak
menjadi indikator alami karena tidak terjadi perubahan warna.
Volume basa yang dibutuhkan untuk terjadinya penetralan asam basa
bergantung pada ion asamnya seperti HCl yang lebih membutuhkan
sedikit basa dibanding H2SO4.
DAFTAR PUSAKA
INTERNET