Anda di halaman 1dari 18

Resume Sejarah Turun Dan Perkembangan Agama

Islam
Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Agama
Dosen Pengampu : Rahman S,M.H., M. Si

Nama Kelompok 1:
1. Annisa Aulia Mandasari (201014401220110
2. Auzia Fatimatul Mardliyah (20101440122017)
3. Aulia Rahmawati (20101440122015)
4. Adinda Ramadhani (20101440122004)
5. Alya Maulida Azzahra (20101440122006)
6. Atsna Ats Tsaqofy (20101440122013)
7. Avip Nur Maulana (20101440122018)
8. Anita Malya Ningsig (20101440122009)
9. Bayu Putra Iswanto ( 20101440122020)
10. Nur Annisa Bella F (20101440122002)
Sejarah Turun Dan Perkembangan Agama Islam
1. Sejarah Turun dan Perkembangan Agama Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw
Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar Makkah yang
masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan, dikenal dengan istilah
paganisme. Selain penyembahan berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang
menyembah agama Masehi (Nasrani). agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran,
dan Syam.di samping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran
di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi yaitu agama orang-orang Persia.Seperti itulah
keadaan bangsa arab saat menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. yang membawa
Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliyah, yaitu
masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi
dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa arab mengalami perkembangan
yang sangat pesat.

Di lingkungan inilah Nabi Muhammad saw. dilahirkan, dan di sinilah ia memulai


untuk menegakan tonggak ajaran agama Islam. di tengah-tengah lingkungan yang sudah
bobrok dan penuh kemaksiatan. Meskipun diwarnai dengan berbagai rintangan yang terus
mendera. Namun, ia tetap teguh dalam menyebarkan agama baru, yakni agama Islam
kepada masyarakat arab ketika itu.Pada saat periode mekah, Nabi Muhammad saw.
Menyebarkan agama Islam yang baru diterimanya itu dengan dua cara, yakni secara
sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.Dakwah secara sembunyi-sembunyi ditempuh
karena Nabi Muhammad saw. Begitu yakin bahwa masyarakat Arab jahiliyah masih sangat
kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur, yakni menyembah berhala.
Mereka bersedia berperang dan rela mati demi menjaga tradisi leluhur tersebut.

Setelah Nabi Muhammad saw. Menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun,
mulailah ia mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat
Makkah jahiliyah. Ajaran dakwah beliau yang paling pokok adalah keyakinan kepada
Allah Yang Maha Esa. Dia-lah yang memberi kehidupan dan tempat kembali setelah
kematian. Bahkan, tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Maka, masyarakat Makah
harus meninggalkan penyembahan berhala. Selain itu ada pula banyak orang yang masuk
Islam dengan perantaraan Abu Bakar, yang terkenal dengan julukan  assabiqunal
awwalun  (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam). Mereka bertemu Nabi
Muhammad saw. Secara rahasia, apabila salah seorang di antara mereka ingin
melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Makah seraya bersembunyi dari
pandangan orang-orang Quraisy. Pengikut Rasulllah saw. semakin bertambah
jumlahnya.dalam waktu kurang lebih 3 tahun, tercatat pengikut besudah berjumlah 40
orang.
Dalam dakwah secara  terang-terangan, Nabi Muhammad saw. Menggunakan strategi
dengan mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk  menghadiri jamuan
makan dan mengajak mereka masuk Islam.Mengumpulkan para penduduk Makkah,
terutama yang bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Shafa.

A. Geografis dan Sejarah Masyarakat Arab

Geografis dan Sejarah Masyarakat Arab 7, yang terletak di Jazirah Arab merupakan
sebuah semenanjung, luasnya hampir mencapai 3000 Km yang terletak di Barat Daya
Asia. Semenanjung ini berbatasan dengan Teluk Oman dan Teluk Persi (Teluk Arab) di
sebelah Timur, Laut Merah di sebelah Barat, Lautan India di sebelah Selatan, Irak dan
Syiria di sebelah Utara. Meskipun daerah ini bisa dihitung sebagai daerah yang dikelilingi
laut, namun daerahnya hampir 5/6 merupakan padang pasir atau sahara yang tandus dan
luas seakan tak terbatas serta tidak tampak ada tumbuh-tumbuhan yang rindang di
kebanyakan daerah ini. Di tempat ini juga sangat jarang mendapatkan curah hujan yang
mengakibatkan iklimnya menjadi salah satu negeri terkering dan terpanas di dunia.
Bahkan, sungai-sungai yang berada di daerah ini sering mengalami kekeringan dan hanya
tanpak digenangi air ketika musim hujan. Dalam kondisi geografis yang seperti itu,
masyarakat daerah ini tanpak miskin dan sering terjadi saling merampas harta, bahkan
mereka membunuh anaknya sendiri karena takut miskin. Hal ini nantinya yang direformasi
al-Qur'an dengan memberikan peraturan larangan perampasan terhadap harta orang dengan
jalan yang tidak benar dan larangan membunuh anak karena merasa hawatir akan
kemiskinan. Kondisi masyarakat arab sebelum kedatangan Islam secara umum ditandai
dengan beberapa kondisi antara lain kondisi sosial budaya, kondisi sosial politik dan
kondisi religius.

 Kondisi Sosial Budaya Kondisi kehidupan masyarakat Arab pra Islam secara
umum dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah (zaman kebodohan). Hal ini
dikarenakan dalam waktu yang lama, masyarakat Arab tidak memiliki kitab suci,
ideologi agama dan tokoh besar yang membimbing mereka. Mereka tidak
mempunyai sistem pemerintahan yang ideal dan tidak mengindahkan nilai-nilai
moral sehingga masyarakatnya memiliki akhlak yang sangat rendah (krisis moral),
Dapat disimpulkan bahwa keaadaan sosial budaya masyarakat arab Arab pra islam
di antaranya:
a. Orang-orang Arab sebelum kedatangan Islam adalah orang-orang yang
menyekutukan Allah (musyrikin), yaitu mereka menyembah patung-patung
(berhala) karena dianggap suci.
b. Mereka menguburkan anak-anak perempuan mereka hidup-hidup karena takut
malu dan celaan (mereka menganggap perempuan membawa kemiskinan dan
kesengsaraan) c. Budak diperlakukan majikannya secara tidak manusiawi,
memperlakukannya seperti binatang dan barang dagangan, dijual atau dibunuh.
Para budak tidak mendapatkan kebebasan untuk hidup layaknya manusia merdeka.
d. Mereka orang-orang yang suka berselisihan, yang suka bertengkar, lantaran
sebab-sebab kecil yakni suka meminum khamr, segolongan dari mereka
memerangi akan segolongannya.

B. Latar Belakang Dan Tujuan Turunnya Agama Islam Kepada Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad SAW telah dimuliakan oleh Allah SWT dengan kitab yang amat
sakral(suci) yaitu Al-Qur’an yang mengandung mukjizat di setiap zaman. Dengan Al-
Qur’an itulah Nabi SAW mampu menundukkan seluruh manusia dan jin, serta
membungkam manusia yang senang menyimpang dan melakukan kerusakan di dunia.
Allah SWT menjadikan AlQur’an sebagai musim semi bagi hati orang-orang yang
mengerti, yang diciptakan demikian mudah untuk dibaca dan tetap aktual sepanjang masa,
gampang untuk dihafal sekalipun oleh orang-orang yang belum tau dan faham isi
kandungannya.Al-Qur’an adalah kitab yang terjaga dari pemalsuan berkat keagungan
Allah, meskipun ujian datang silih berganti.

 Betapapun banyak sekali musuh-musuh Allah SWT yang ingin mengubah,


menambah, mengurangi isi kandungan yang ada didalam Al-Qur’an,
bahkan ingin memusnahakannya dari muka bumi. Al-Qur’an ialah Kalam
Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Rasul
dan Nabi, melalui perantara Malaikat Jibril, yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW secara bertahap atau mutawatir, dihitung sebagai ibadah
apabila membacanya dan tidak akan tertolak kebenaran isi kandungannya.
Kebenaran Al-Qur’an dan keterawatannya sampai sekarang ini malah
semakin terbukti.Di dalam beberapa ayat AlQur’an Allah SWT telah
memberikan penegasan terhadap keshohihannya dan keterpeliharaannya.
 Sehingga siapapun tidak akan bisa dan tidak akan mampu untuk
mengubahnya, bahkan meskipun hanya satu, satu surat sampaisampai satu
juz apalagi seluruhnya.

Allah berfirman :

ٍ ‫﴾ِإنَّهُ لَقَوْ ُل َرس‬


١٩  ﴿ ‫ُول َك ِر ٍيم‬
innahu laqawlu rasuulin kariimin
[81:19] sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan
yang mulia (Jibril),

ِ ْ‫﴾ ِذي قُ َّو ٍة ِع ْن َد ِذي ْال َعر‬


٢٠  ﴿ ‫ش َم ِكي ٍن‬
dzii quwwatin 'inda dzii al'arsyi makiinin
[81:20] yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang
mempunyai ´Arsy,
٢١  ﴿ ‫اع ثَ َّم َأ ِمي ٍن‬
ٍ َ‫﴾ ُمط‬
muthaa'in tsamma amiinin
[81:21] yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.

C. Proses Turunnya Agama Islam Kepada Nabi Muhammad saw.


Dikatakan bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu pertama tersebut saat berusia 40
tahun. Ketika itu, tiba-tiba malaikat Jibril datang, memeluk dan melepaskan Rasulullah
SAW, sambil membawa wahyu yang dititipkan oleh Allah.Wahyu pertama kali turun
kepada Rasulullah dalam bentuk mimpi yang benar tatkala tidur. Dan tidaklah Rasulullah
bermimpi kecuali mimpi tersebut datang seperti cahaya subuh (sangat jelas). Kemudian,
Nabi dijadikan Allah menyukai berkhalwat. Beliau pergi ke Gua Hira dan beribadah di
sana beberapa malam sebelum kembali ke istrinya (Khadijah). Ia membawa bekal untuk
berkhalwat, kemudian beliau kembali lagi ke Khadijah, lalu menyiapkan bekal seperti itu
lagi. Sampai datangnya Malaikat Jibril dan beliau berada di dalam Gua Hira".Maka
malaikat datang kepada beliau dan berujar; 'bacalah! ' Nabi berkata kepadanya; 'Saya tidak
bisa membaca! ' Lalu dia mendekapku dan menutupiku hingga aku kepayahan. Kemudian
melepasku dan berkata; 'Bacalah! ' aku menjawab; 'Saya tidak bisa membaca! ' Ia
mendekapku lagi dan menutupiku untuk kedua kalinya hingga aku kepayahan, kemudian
melepasku lagi seraya mengatakan; 'Bacalah!' saya menjawab; 'Saya tidak bisa membaca'.
Maka ia mendekapku dan menutupiku untuk kali ketiganya hingga aku kepayahan,
kemudian melepasku lagi dan mengatakan; 'IQRO' BISMI ROBBIKAL LADZII
KHOLAQO (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan) sampai
ayat 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM (Dia mengajarkan manusia apa yang
tidak manusia ketahui) (HR Bukhari).

D. Hubungan agama islam dengan agama para nabi sebelumnya


Menurut Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy, dakwah para Nabi didasarkan
pada dua asas. Pertama, akidah. Kedua, syariat dan akhlak. Akidah mereka sama; dari Nabi
Adam as sampai kepada penutup para Nabi, Muhammad saw. Esensi akidah mereka, lanjut
al-Buthy, adalah iman kepada wahdaniyah Allah. Menyucikan Allah dari segala perbuatan
dan sifat yang tidak layak bagi-Nya. Beriman kepada hari akhir, hisab, neraka dan surga.
Setiap Nabi mengajak kaumnya untuk mengimani perkara tersebut. Masing-masing mereka
datang sebagai pembenaran atas dakwah sebelumnya sebagai kabar gembira akan diutusnya
Nabi sesudahnya. Semuanya, masih menurut al-Buthy, membawa hakikat yang diperintahkan
untuk menyampaikan kepada manusia, yaitu dainunah lillahi wahdah (tunduk patuh kepada
Allah semata). Inilah yang dijelaskan Allah swt dengan firman-Nya,

‫ص ْينَا بِ ِه ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰى ۖ َأ ْن َأقِي ُموا ال ِّدينَ َواَل‬ َ ‫ِّين َما َوص َّٰى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬ ِ ‫َش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الد‬
١٣  ﴿  ُ‫﴾تَتَفَ َّرقُوا فِي ِه ۚ َكبُ َر َعلَى ْال ُم ْش ِر ِكينَ َما تَ ْدعُوهُ ْم ِإلَ ْي ِه ۚ هَّللا ُ يَجْ تَبِي ِإلَ ْي ِه َم ْن يَ َشا ُء َويَ ْه ِدي ِإلَ ْي ِه َم ْن يُنِيب‬

syara'a lakum mina alddiini maa washshaa bihi nuuhan waalladzii awhaynaa ilayka


wamaa  washshaynaa bihi ibraahiima wamuusaa  wa'iisaa an aqiimuu alddiina
walaa  tatafarraquu fiihi kabura 'alaa almusyrikiina maa tad'uuhum ilayhi allaahu yajtabii
ilayhi man yasyaau wayahdii ilayhi man yuniibu

“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura [42]:
13)

E. Metode dakwah nabi Muhammad saw

Setiap periode dakwah nabi Muhammad tersebut mempunyai karakteristik tersendiri sesuai
dengan kondisi sosial masyarakat yang berbeda. Untuk mewujudkan keberhasilan dakwah,
maka dapat digunakan beragam metode dan media sebagai penunjang dakwah. Q.S Al-
Nahl: 125.

َ ‫ك ه َُو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬


‫ض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه ۖ َوه َُو‬ َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب‬
َ ِّ‫ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ا ْد‬
١٢٥  ﴿  َ‫﴾َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬

ud'u ilaa sabiili rabbika bialhikmati waalmaw'izhati alhasanati wajaadilhum biallatii


hiya ahsanu inna rabbaka huwa a'lamu biman dhalla 'an sabiilihi wahuwa a'lamu
bialmuhtadiina

"serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk."

Surat An-Nahl ayat 125 itu menjelaskan 3 metode dakwah yang terkenal, yaitu dengan
“Hikmah”, “Mau‟idzah Hasanah”, dan “Mujadalah”. Semua metode tersebut pada
dasarnya ialah sebagai upaya transformasi Islam.

Secara terminologis, para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara
terminologis dengan definisi yang variatif seperti:

a. Ibnu Taimiyah : “Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman kepada Allah
dan kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan
kepada rukun iman dan rukun Islam.
b. Abu Bakar Dzikri : “Dakwah ialah bangkitnya para ulama Islam untuk mengajarkan
Islam kepada umat Islam, agar mereka paham tentang agamanya dan tentang
kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama.
c. A. Hasyimi mendefinisikan bahwa dakwah yaitu mengajak orang lain untuk menyakini dan
mengamalkan Aqidah dan syariah Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh
pendakwah (da‟i) sendiri.

Adapun unsur-unsur teresbut adalah da‟i (subjek dakwah), mad‟u (objek dakwah),
maddah (materi dakwah), thariqoh (metode dakwah).

 Da‟i(subjek dakwah)
Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik melalui lisan, tulisan maupun
perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, ataupun melalui organisasi
atau lembaga.
 Mad‟u (objek dakwah)
Objek dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima
dakwah, baik sebagi individu maupun sebagai kelompok, naik manusia yang beragama
Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Dakwah kepada
manusia yang belum beragama Islam adalah dengan maksud untuk mengajak mereka
kepada tauhid dan beriman kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang
telah mendapat cahaya hidayah Islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, Islam
dan ihsan.
 Metode dakwah
Secara etimologi, istilah metode dakwah berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata
metodos yang berarti cara atau jalan. Dengan demikian metode berarti imu
pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Tidak semua metode cocok
untuk setiap sasaran dakwah untuk setiap sasaran yang akan dipengaruhi. Begitu pula
dalam hal dakwah
 Materi Dakwah
Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh
subyek kepada objek dakwah, keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam kitabullah
maupun Sunnah Rasul-nya yang pada pokoknya mengandung tiga prinsip yaitu:
1) Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan/kepercayaan terhadap Allah SWT.
2) Syari‟at, yaitu rangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas manusia muslim di
dalam semua aspek hidup dan kehidupanya, mana yang boleh dilakukan dan
mana yang tidak boleh, mana yang halal dan haram.
3) Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertical dengan
Allah. Maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-
makhluk Allah.

F. Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh umat manusia.


١٠٧ ﴿ َ‫﴾ َو َما َأرْ َس ْلنَاكَ ِإاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬

wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil'aalamiina

Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta
alam." (QS Al Anbiya ayat 107).

27HR Tirmidzi meriwayatkan, “Sesungguhnya Rosullullah bersabda, aku dilebihkan atas para
Nabi dengan enam hal, yakni aku diberi jawani al kalim (perkataan yang sedikit tapi bermakna
dalam dan luas), aku ditolong dengan rasa takut di hati para musuhku, dihalalkan bagiku
ghimah (rampasan perang), dijadikan untukku bumi dalam keadaan suci dan tempat sholat, aku
diutus untuk seluruh manusia, dan syirah kenabian ditutup oleh aku”.

Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat alam semesta, karena sesungguhnya beliau
datang dengan yang membahagiakan bagi yang mengikutinya. Dan siapa yang menyelisihi dan
tidak mengikutinya, maka hal itu datang dari nafsunya yang menyempitkan bagiannya dari
rahmat. Bahkan sebagian ulama berpendapat akan keumuman hadist di atas yang menyatakan
Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia. Qs Ali Imron ayat 81 bermakna, “Ketika
Allah mengambil janji para nabi terhadap apa yang Aku datangkan, baik dari kitab maupun
hikmah, kemudian datang seorang rosul (Nabi Muhammad SAW) yang membenarkan apa
yang kalian bawa, kalian beriman kepadanya serta menolongnya”.
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah paling mulia sebab memiliki keutamaan yang tidak
bisa dicapai seluruh makhluk. Qs At Taubah ayat 128 menjelaskan :
ٌ ‫َزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال ُمْؤ ِمنِينَ َر ُء‬
١٢٨ ﴿ ‫وف َر ِحي ٌم‬ ِ ‫﴾لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم ع‬

laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alayhi maa 'anittum hariishun
'alaykum bialmu/miniina rauufun rahiimun

“Sungguh telah datang pada kalian seorang Rasul dari kaum kalian, berat terasa olehnya
penderitaan kalian, sangat menginginkan (kebaikan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin”.

Nabi Muhammad adalah rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama
Islam. Beliau dinobatkan sebagai Nabi yang paling mulia di antara seluruh nabi, Nabi
Muhammad disebut sebagai rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT jadi Ketika ada Isu
atau kabar bahwa ada nadi di belakang Nabi Muhammad adalah Nabi Hoax,Katanya Tegas
di awal sambutanya. Sehingga di Dalam kalender Hijriah, Rabiul awal merupakan salah
satu bulan teristimewa berharap dari pemerintah khususnya Kementerian Agama ada yang
mengajak untuk berkumpul dengan tujuan untuk menanamkan kembali rasa cinta kita
kepada Nabi Muhammad SAW dengan harapan kegiatan ini dapat meningkatkan rasa cinta
kita kepada Rasul Kembali Kuat,Imbuh Masykur

Lanjut dikatakan Kegiatan ini juga untuk mengikat kembali sejarah perjalanan Nabi
Muhammad pun disebut sebagai utusan Allah yang menjadi teladan seluruh umat di dunia,
baik dari zaman kenabian hingga zaman modern saat ini.Nabi Muhammad merupakan nabi
paling akhir yang diutus Allah untuk menuntun umat di dunia. Di mana, Allah menjadikan
Nabi Muhammad sebagai nabi penutup dan tidak ada lagi nabi setelahnya yang menjadi
utusanNya.

Hal inilah yang menyebabkan Nabi Muhammad mempunyai sebutan sebagai Khataman
Nabiyyin, atau nabi paling akhir.Sebagai utusan Allah paling akhir, Nabi Muhammad
menyempurnakan ajaran Allah yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Seperti
yang disebutkan bahwa sebagai nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad tidak lepas dari
upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah dan menunjukkan
mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat.katanya. Sama seperti nabi-
nabi sebelumnya, Nabi Muhammad pun mendapatkan wahyu yang luar biasa dari Allah
SWT, Allah memberikan wahyu berupa petunjuk bagi Nabi Muhammad untuk membaca
kitab suci Al-Qur'an agar terang dalam menjalani kehidupan sehari hari,Dengan adanya
Kegitatan ini kita berharap apa yang di gaungkan pemerintah tentang moderasi dan
toleransi agar kita mendapat harapan baru. Maksud nabi muhammad diutus sebagai rahmat
bagi semesta alam adalah Allah mengutus nabi muhammad sebagai berkah atau
bermanfaat bagi seluruh alam.
2. Sejarah Masuk Dan Perkembangan Agama Islam Di Indonesia.

Ada banyak teori yang menegaskan awal mula masuknya agama Islam ke masyarakat
Nusantara kala itu. Teori-teori ini diperkuat oleh sejumlah bukti yang mendukung adanya jejak
sekaligus proses masuknya Islam ke tanah air.
I. Teori Makkah
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-7 Masehi. Salah satu
buktinya dari naskah China kuno menyebut ada sekelompok orang Arab yang
bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada 625 Masehi. Saat itu sebenarnya
pesisir barat Pulau Sumatera merupakan kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
yang beraliran agama Buddha. Namun, ada penemuan batu nisan yang bertuliskan
Syekh Rukunuddin wafat pada 672 Masehi di daerah tersebut. Sumber lain
menerangkan bahwa para pedagang Arab melakukan aktivitas perdagangan di
Nusantara, kemudian menikah dengan penduduk sekitar. Tak hanya membangun
keluarga, mereka juga berdakwah di dalam negeri.
II. Teori Gujarat
Beberapa sumber lain meyakini sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi saat
para pedagang Gujarat atau India datang pada abad ke-13. Mulanya, para pedagang
menjejakkan kaki di Malaka, kemudian berekspansi ke Indonesia. Khususnya di
pesisir barat Sumatera. Menurut teori ini, kedatangan pedagang muslim India ke
Indonesia yang membawa ajaran Islam melahirkan Kerajaan Samudera Pasai.
Salah satu buktinya yaitu ditemukannya makam Malik As-Saleh yang merupakan
salah satu pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Corak nisan makam Malik As-Saleh
disebut mirip dengan nisan yang ada di India.
Corak nisan ini juga disebut mirip dengan nisan makam Maulana Malik Ibrahim,
salah satu anggota Wali Songo yang terkenal berperan dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
III. Teori Persia
Menurut teori ini, sejarah masuknya Islam ke Indonesia juga terjadi pada abad ke-
13 namun melalui para pedagang Persia atau kini dikenal sebagai Iran. Hal ini tak
lepas dari munculnya beberapa kesamaan budaya Islam di Indonesia dengan Timur
Tengah. Salah satu contohnya adalah kaligrafi di batu nisan yang ada di Indonesia.
Selain itu, juga karena ada kesamaan ritual tabok di Bengkulu dan tabuik di
Sumatera Barat yang hampir persis dengan bangsa Persia. Para sejarawan juga
meyakini Islam masuk ke Indonesia karena para pedagang Persia lantaran banyak
kata-kata bangsa Persia dalam hikayat Melayu, Aceh, hingga Jawa. Namun
beberapa pihak menyebut aliran Islam bangsa Persia adalah Syiah. Sementara
aliran Islam yang berkembang pesat di dalam negeri adalah Sunni.
IV. Teori China
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia disebut berasal dari China pada masa Dinasti
Tang sekitar 618-905 Masehi. Panglima muslim China bernama Saad bin Waqash
yang aslinya berasal dari Madinah dipercaya sebagai pembawa ajaran Islam ke
Nusantara. Sumber lain menyatakan Islam masuk ke Indonesia melalui penduduk
China yang bermigrasi ke Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Mereka
kemudian bermukim di Sumatera Selatan pada 879 Masehi.
V. Berdasarkan Catatan
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia juga ada menurut beberapa catatan yang
terkuak ke publik. Salah satunya mengenai penyebaran Islam di Pulau Sulawesi.
Sejarawan meyakini bahwa Islam masuk ke Sulawesi melalui hubungan kerajaan
setempat dengan para ulama Makkah dan Madinah. Selain itu, ada pengaruh dari
ulama Minang di Sulawesi Selatan yang kemudian mengantarkan Kesultanan
Gowa dan Kesultanan Bone untuk memeluk Islam. Sementara di Sulawesi Tengah
dan Sulawesi Utara, Islam menyebar karena peran penting dari Kesultanan Ternate
dan Kesultanan Gorontalo. Sedangkan di Papua karena ada peran dari Kesultanan
Tidore. Catatan lain menyebutkan bahwa Islam masuk ke Pulau Jawa pada 672
Masehi, setelah Raja Jay Sima dari Kerajaan Kalingga masuk Islam. Bukti lain
keberadaan Islam di Jawa adalah ditemukannya nisan Fatimah binti Maimum di
Gresik pada 1082 Masehi.
a) Asal mula islam masuk ke Indonesia

Asal mula islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang arab dan
Persia.  Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat mereka berlabuh di
seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7 atau
8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka. Selain
pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa yang di lakukan
oleh para walisongo.  Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan islam
dengan cara pendekatan sosial budaya.

Di jawa islam masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan  di temukannya makam Fatimah
binti Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam islam
kuno.  Di perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di kalimantan,
islam masuk melalui pontianak pada abad 18.  Di hulu sungai Pawan, kalimantan barat di
temukan pemakaman islam kuno.  Di kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan Kutai, di
kalimantan selatan melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di temukannya masjid
gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di sulawesi islam masuk melalui
raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit penjelasan tentang sejarah islam masuk ke
indonesia.  Kita harus bangga dengan para ulama yang telah menyebarkan agama islam di
indonesia tanpa adanya perang.  Dengan peran para ulama yang bijaksana, agama islam
dengan mudah di terima di seluruh nusantara.

b) Kegiatan dakwah di Indonesia

Aktivitas dakwah yang merupakan operasionalisasi dari dakwah yang dilakukan para
pelaku dakwah dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori :
1) Dakwah bil -lisan
Dakwah bil-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah
melalui lisan, dapat berupa ceramah, diskusi, khutbah, dan lain sebagainya.
2) Dakwah dengan tulisan
Dakwah dengan tulisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah
melalui tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk,
pamplet, lukisan, buletin dakwah, dan lain sebagainya.
3) Dakwah bil haal
Dakwah bil haal adalah dakwah melalui perbuatan nyata seperti perilaku
yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari
nafkah dengan tekun, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama
manusia. Dakwah ini dapat berupa pendirian panti dan pemeliharaan anak
yatim piatu, pendirian lembaga pendidikan, kesenian dan lain
sebagainya.48
Dari uraian di atas menimbulkan beberapa prinsip yang menjadikan
subtansi aktivitas dakwah sebagai berikut :
1) Dakwah merupakan proses penyegaran suatu aktivitas yang di lakukan
dengan sadar dan sengaja.
2) Usaha yang di selenggarakan itu berupa, mengajak seseorang untuk
beramar ma‟ruf nahi munkar agar memeluk agama Islam.
3) Proses penyegaran tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu untuk mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c) Dakwah Islam Di Indonesia Dari Zaman Kerajaan Sampai Zaman


Penjajahan.

Dakwah Islam Di Indonesia Pada Zaman Kerajaan

Islam untuk pertama kali masuk di Jawa pada abad 14 M. (tahun 1399 M.) di
bawa oleh Maulana Malik Ibrahim dengan keponakannya bernama Mahdum Ishaq
yang menetap di Gresik.Beliau adalah orang Arab dan pernah tinggal di Gujarat.Pada
zaman itu yang berkuasa di Jawa adalah kerajaan Majapahit.Salah seorang raja
Majapahit bernama Sri Kertabumi mempunyai isteri yang beragama Islam bernama
puteri Cempa.Kejadian tersebut sangat berfaedah bagi dakwah Islam karena pada
akhirnya puteri Cempa melahirkan putera bernama Raden Fatah yang menjadi raja
Islam yang dipertama di Jawa yaitu kerajaan Demak.

Dakwah di Jawa makin memperoleh bentuknya yang lebih mantap dengan adanya
pimpinan yang disebut Walisongo ((Sembilan wali) yang merupakan Sembilan
pemimpin dakwah Islam di Jawa. Kesembilan wali tersebut adalah Maulana Malik
Ibrahim ( Maulana Sekh Maghribi), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang
(Maulana Ibrahim), Sunan Derajat (Raden Qasim), Sunan Giri (Raden Paku/Raden
Ainul Yaqin), Sunan Kudus (Raden Amin Haji/Jakfar Shadiq), Sunan Muria (Raden
Prawoto/Raden Said), Sunan Kalijogo (Raden Syahid), Sunan Gunung Jati ( Raden
Abd, Qadir/Syarif Hidayatullah/Faletehan/Fatahillah).
Jadi Walisongo adalah orang-orang saleh yang tingkat takwanya kepada Allah sangat
tinggi.Pejuang dakwah Islam dengan keahlian yang berbeda.Ada yang ahli dalam ilmu
Tasawuf, seni budaya, bidang pemerintahan, bidang militer dan sebagainya yang
semuanya diabdikan untuk pendidikan dakwah Islam
Dakwah di Indonesia pada zaman penjajahan

Kondisi Pendidikan Pada Masa Penjajahan belanda

Dalam menyebarkan misi-misinya, Belanda mendirikan sekolahsekolah Kristen.


Misalnya di Ambon yang jumlah sekolahnya mencapai 16 sekolah dan 18 sekolah di
sekitar pulau-pulau Ambon, di Batavia sekitar 20 sekolah, padahal sebelumnya sudah
ada sekitar 30 sekolah. Di samping itu, sekolah-sekolah ini pada perkembangannya
dibuka secara luas untuk rakyat umum dengan biaya yang murah.Dengan demikian,
melalui sekolah-sekolah inilah Belanda menanamkan pengaruhnya di daerah
jajahannya.

Pendidikan islam pada masa penjajahan Belanda ada tiga macam,yaitu:

 Pertama; Sistem pendidikan peralihan Hindu Islam.Sistem ini merupakan sistem


pendidikan yang masih menggabungkan antara sistem pendidikan Hindu dengan
Islam. Pada garis besarnya, pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan dua
sistem, Yakni:
(1) sistem Keraton dan

(2) sistem Pertapa.Sistem pendidikan keraton ini dilaksanakan dengan cara, guru
mendatangi murid-muridnya, yang menjadi murid-muridnya adalah anak-anak para
bangsawan dan kalangan keraton. Sebaliknya, sistem pertapa, para murid
mendatangi guru ke tempat pertapaanya. adapun muridmuridnya tidak lagi terbatas
pada golongan bangsawan dan kalangan keraton, tetapi juga termasuk rakyat jelata.

 Kedua; Sistem pendidikan surau (langgar). Surau merupakan istilah yang banyak
digunakan di asia tenggara, seperti Sumatera Selatan, Semenanjung Malaya, Patani
(Thailand). Namun yang paling banyak dipergunakan di Minangkabau.Secara
bahasa kata surau berarti “tempat” atau “tempat penyembahan”.Menurut
pengertian asalnya, surau adalah bangunan kecil yang dibangun untuk menyambah
arwah nenek moyang.Beberapa ahli mengatakan bahwa surau berasal dari India
yang merupakan tempat yang digunakan sebagai pusat pembelajaran dan
pendidikan Hindu-Budha.
 Ketiga; Sistem pendidikan pesantren.Secara garis besarnya, dijumpai dua macam
pendapat yang mengutamakan tentang pandanganya tentang asal usul pesantren,
sebagai institusi pendidikan Islam.
- Pertama pesantren adalah institusi pendidikan Islam, yang memang berasal
dari tradisi Islam.Mereka berkesimpulan, bahwa pesantren lahir dari pola
kehidupan tasawwuf, yang kemudian berkembang diwilayah Islam, seperti
Timur Tengah dan Afrika utara yang dikenal dengan sebutan zawiyat.
- Kedua, pesantren merupakan kelanjutan dari tradisi Hindu-Budha yang sudah
mengalami proses islamisasi. mereka melihat adanya hubungan antara
perkataan pesantren dengan kata Shastri dari bahasa sanskerta. Pesantern
merupakan lembaga pendidikan tertua di indonesia. Pesantren sudah menjadi
milik umat Islam setelah melalui proses Islamisasi dalam sejarah
perkembangannya.

Kondisi Pendidikan pada Masa Penjajahan Jepang

Adapun karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:

(1) Dihapusnya Dualisme Pendidikan. Pada masa Belanda terdapat dua jenis
pengajaran, yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran bumi putera, oleh
jepang diganti diganti sisitem seperti itu di hilangkan. Hanya satu jenis
sekolah rendah yang diadakan bagi semua lapisan masyarakat, yaitu:
sekolah rakyat selama 6 tahun , yang ketika itu dipopulerkan dengan nama
“Kokumin Gakko” atau disebut juga sebagai Sekolah Nippon Indonesia
(SNI).
(2) BerubahnyanTujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk
menyedian tenaga cuma-cuma (romusha) dan prajuritprajurit untuk
membantu peperangan bagi kepentingan Jepang.Oleh karena itu, murid-
murid diharuskan latihan fisik, latihan kemiliteran dan indroktrinasi
ketat.Pada akhir zaman Jepang terdapat tanda-tanda tujuan menjepangkan
anak-anak Indonesia.
(3) Proses Pembelajaran Diganti Kegiatan Yang Tidak Ada Kaitan dengan
Pendidikan.
(4) Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang. Seorang pendidik
sebelum mengajar diwajibkan terlebih dahulu mengikuti didikan dan
latihan (diklat) dalam rangka penanaman ideologi dan semangat perang,
yang pelaksanaannya dipusatkan di Jakarta selama tiga bulan.
(5) Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan. Kondisi pendidikan
pada masa pemerintahan jepang bahkan lebih buruk dari pada pendidikan
pada masa penjajahan belanda.
(6) Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Meskipun bahasa
Indonesia resmi menjadi bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah,
akan tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk
memperkenalkan budaya jepang kepada rakyat.

Walaupun kondisi pendidikan jepang sedemikian parahnya, namun bagi agama Islam ada
sedikit nilai positifnya pada masa awal masuknya jepang ke Indonesia, umat Islam penuh
harapan bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat terwujud, dengan masuknya jepang
ke Indonesia dan terusirnya belanda.
d) Dakwah di era kemerdekaan

Dinamika penyebaran Islam melalui organisasi Massa baik Pada masa orde lama maupun
pada masa orde baru merupakan cara baru dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Muhammad Nasir melalui Dewan Dakwah Islam memunculkan perlawanan atas arus
sekularisasi dan keristenisasi. Selanjutnya Muhammad Nasir melalui Masyumi sebagai
organisasi Politik yang beridiologi Islam, kembali berhadapan dengan corak pemikiran
Nasionalis yang berimplikasi dengan pergantian dasar negara.

Pada masa orde baru, pola penyebaran penyiaran Islam dilakukan melalui mimbar di
samping kegiatan organisasi keagamaan. Peroses peniaran Islam acap kali berbenturan
dengan kepentingan Negara yang acap kali tidak bisa dielakkan terjadinya benturan antara
penyebar dakwah (muballigh dengan aparat sepertti dengan terjadinya peristiwa tanjung
Priok pada tahun 1984 yang menewaskan seorang muballigh sekaligus pengusaha yaitu
Amir Biki. Mulai pada saat itu maka penyebar agama, harus memiliki izin, sebab ceramah
tanpa izin, langsung ditangkap. Melihat kenyataan tersebut, maka tokoh-tokoh agama yang
tergabung dalam Korps Muballigh Indonesia (KMI), memberi tanggapan dengan membuat
petisi yang disebut Ikrar Umat Islam Jakarta (Jakarta Muslims Pledge).

Pada masa reformasi, dinamika dan problema penyebaran Islam tidak lagi sama dengan
problema pada orde lama dengan orde baru. Penyebaran ajaran Islam memulai babak baru
dengan lepasnya ikatan yang menakutkan yang disebut era kebebasan. Semua problema
sosial kemasyarakatan teransparan. Dalam konteks ini muncul kembali atribut-atribut
gerakan Islam seperti : Forum Pembela Islam (FFI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI),
Laskar Jihad, Forum Komunikasi Ahli Sunnah Waljamaah (FKSW), dan Hizbut Tahrir.

Dinamika kemunculan berbagai atribut gerakan Islam memunculkan problema baru di


kalangan umat Islam, dengan berbagai tuduhan yang ditujukan kepada gerakan Islam,
Seperti Radikal, Teroris, Eksklussin, Reaksioner. Problema lainnya terjadinya komplik
horizontal di tengah-tengah masyarakat di berbagai daerah, seperti di Ambon, di Poso, dan
berbagai daerah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mahadalyjakarta.com/perkembangan-islam-pada-masa-nabi-
muhammad-saw-2/

https://sg.docworkspace.com/d/sIJb2va21AaqrpJoG

https://sg.docworkspace.com/d/sIEH2va21AfirpJoG

http://e-theses.iaincurup.ac.id/532/1/METODE%20DAKWAH%20RASULULLAH
%20PERIODE%20MADINAH.pdf

https://muslim.or.id/6353-agama-islam-untuk-seluruh-manusia.html

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/3559

Anda mungkin juga menyukai