Indah Rahmadona
Student of International Relations, Universitas Riau, 1901111910
Indah.rahmadona1910@student.unri.ac.id
Ilyasa Chairul Nurahman
Student of International Relations, Universitas Riau, 1901156153
Yusril Ihza Mahendra
Student of International Relations, Universitas Riau, 1901156456
Abstract
This paper discusses the violation of Human Rights received by the Uighur Muslim as
ethnic minority by the Chinese government. The state is basically a protector for its
people, but it is not felt by Uighur Muslims. Policies made by the Chinese government
trigger conflict between the Chinese government and the Uighurs. In addition, the
policy of hegemony makes the Chinese government try to fuse the Uighur ethnicity
which causes the loss of human rights for Uighur Muslims. This study will describe
the conflicts that occur between the Chinese government and Uighur Muslims. In
addition, it also explains the human rights violations committed by the Chinese
government to the Uighurs. This study argues that the Chinese government has
committed gross human rights violations against Uighur Muslims as contained in the
Rome Statute, namely violations of genocide and crimes against humanity.
Keywords: Human Rights Violation, Ethnic Minority, Uyghur muslim
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia yang diterima oleh
etnis minoritas muslim uighur oleh pemerintah Tiongkok. Negara pada dasarnya
merupakan pelindung bagi rakyatnya, akan tetapi itu tidak dirasakan oleh muslim
Uighur. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Tiongkok memicu terjadinya konflik
antara pemerintah Tiongkok dan etnis Uighur. Selain itu, kebijakan hegemon
membuat pemerintah Tiongkok berupaya untuk meleburkan etnis Uighur yang
menyebabkan hilang Hak Asasi Manusia muslim Uighur. Penelitian ini akan
memaparkan konflik yang terjadi antara pemerintah Tiongkok dan muslim Uighur.
Selain itu juga menjelaskan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
pemerintah Tiongkok kepada Etnis Uighur. Penelitian ini berpendapat bahwa
Pemerintah Tiongkok telah melakukan pelanggaran HAM berat kepada muslim
Uighur seperti yang terdapat dalam Statuta Roma, yaitu pelanggaran genosida dan
kejahatan kemanusiaan.
Kata kunci : Pelanggaran HAM, Etnis Minoritas, Muslim Uighur
PENDAHULUAN
Isu hak asasi manusia adalah hal yang akan terus dibahas dan dipelajari karena
menyangkut kemaslahatan hidup orang banyak. Dalam dunia internasional, isu hak
asasi manusia bahkan menjadi suatu hal yang menyita banyak perhatian. Sehingga
dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 10 Desember 1948 dihasilkan
suatu Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (UDHR) yang memuat 30 pasal berisikan
penegakkan hak asasi manusia.
Hal ini dikarenakan setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa hak yang
harus dihormati, dilindungi, dan tidak boleh diabaikan oleh manusia lainnya. Hak
tersebut adalah sesuatu yang absolut dan dimiliki tiap individu di manapun dan
kapanpun tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Karena manusia dilahirkan dalam
keadaan setara dengan martabat dan hak yang sama. Hal ini seperti yang tertuang
dalam salah satu isi Universal Declaration of Human Right (UDHR), yaitu Pasal 2
UDHR bahwa :
Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this
Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex,
language, religion, political or other opinion, national or social origin,
property, birth or other status. Furthermore, no distinction shall be made on
the basis of the political, jurisdictional or international status of the country
or territory to which a person belongs, whether it be independent, trust, non-
selfgoverning or under any other limitation of sovereignty.
Oleh karena itu, penegakkan hak asasi manusia sudah sepantasnya tidak boleh
memilih-milih atau membeda-bedakan. Semua manusia itu sama dan harus
diperlakukan dengan selayaknya sebagai seorang insan. Akan tetapi, masih banyak
ditemukan pelanggaran-pelanggaran terhadap penegakkan hak asasi manusia pada
saat ini. Salah satu contoh pelanggaran HAM adalah penindasan yang dilakukan oleh
pemerintahan suatu negara.
Padahal negara adalah aktor utama yang dapat menjadi pelindung dan penjaga
rakyatnya. Negara berkewajiban untuk melindungi, menjamin, dan memenuhi hak
asasi manusia (HAM) (Arianta, et al, 2020). Tanggung jawab negara juga terdapat
dalam instrumen hukum internasional seperti dalam pembukaan UDHR, International
Convenant on Civil and Political Rights (ICCPR), dan International Convenant on
Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR) (Muhtaj, 2008 dalam Setiyani,
2020).
Salah satu negara yang mendapat banyak sorotan dari masyarakat dunia dan
organisasi internasional mengenai isu pelanggaran hak asasi manusia adalah
Tiongkok. Hal ini dikarenakan terdapat isu pelanggaran HAM yang dilakukan
pemerintah Tiongkok terhadap salah satu etnis minoritas yang ada di sana yaitu etnis
minoritas muslim Uighur. Sebagai otoritas negara, sudah sepatutnya pemerintah
Tiongkok melindungi dan memenuhi HAM seluruh warga negaranya. Tetapi, di
Tiongkok hal tersebut tidak dilakukan kepada kelompok minoritas etnis Uighur.
Sehingga pada tulisan kali ini, penulis akan membahas bentuk-bentuk pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap etnis minoritas Uighur.
Terminologi Kelompok Minoritas
Pengertian minoritas menurut Lincoln adalah kelompok yang dianggap oleh
elit-elit sebagai kelompok yang berbeda dan/atau inferior atas dasar karakteristik
tertentu dan sebagai konsekuensi diperlakukan secara negatif (Hussein, 1992 dalam
Chairul dan Juniarti, 2019:234). Selain itu, seorang UN Special Rapporteur, Fransesco
Capotorti dikutip dari Budiman (2005) mendefinisikan kelompok minoritas sebagai:
A group, numerically inferior to the rest population of a state, in a non-
dominant position, whose members-being national of the state posses ethnic,
religious or linguistic characteristic differing from those of the rest of
population and show, if only implicity, a sense of solidarity, directes towards
preserving their culture, traditions, religion, and language.
Berdasarkan dua penjelasan tersebut, maka kelompok minoritas biasanya
adalah kelompok yang secara jumlah lebih sedikit yang dibedakan karena perbedaan
etnis, agama, dan bahasa mereka. Dan kelompok minoritas seringkali menjadi korban
diskriminasi karena dianggap inferior oleh kelompok-kelompok elit. Sehingga
kelompok minoritas seringkali menerima perlakuan yang melanggar HAM, seperti
yang terjadi pada etnis uighur di Tiongkok
Daftar Pustaka
Arianta, K., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Perlindungan Hukum
Bagi Kaum Etnis Rohingya Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
Internasional. Jurnal Komunitas Yustisia, 3(2), 166-176.
Armiwulan, H. (2017). Pelanggaran HAM dan Mekanisme Penanganannya.
Yogyakarta: RUAS Media
Asmanidar. (2015). Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu: Mulai Dari Masa
Dinasti Tang Hingga Republik China. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 14, 195
Chairul, Z., & Juniarti, V. (2019). KEADILAN BAGI KELOMPOK MINORITAS
DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA MENURUT FILSAFAT
HUKUM (Contoh Kasus Meliana di Medan Dituduh Melakukan Penodaan
Agama). Law Review, 18(2), 227-242.
Çaksu, A. (2020). Islamophobia, Chinese Style: Total Internment of Uyghur Muslims
by the People's Republic of China. Islamophobia Studies Journal, 5(2), 175-
198.
Dewi, N. S., & Masrur, D. R. (2020). Kejahatan Kemanusiaan (Crimes Against
Humanity) di Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap Muslim
Etnis Uihur. JCA of Law, 1(2), 198-206
Firnanda, M. (2020). PEMENUHAN HAK-HAK KORBAN PELANGGARAN HAK
ASASI MANUSIA BERAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39
TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Kalimantan MAB).
Saragih, Muhammad F., et al. (2016). Tinjauan Yuridis Pelanggaran Ham Terhadap
Muslim Uighur Di China Ditinjau Dari Hukum Humaniter." Sumatra Journal
of International Law, 4(2), 1-28.
Setiyani, S., & Setiyono, J. (2020). Penerapan Prinsip Pertanggungjawaban Negara
Terhadap Kasus Pelanggaran HAM Etnis Rohingya Di Myanmar. Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia, 2(2), 261-274
Thomas, B. (1995). International Human Rights. St. Paul, Minniwest Publishing Co.
Tindaon, S., Rahman, A., & Bariah, C. (2013). Perlindungan atas Imigran Rohingya
dalam Pelanggaran HAM Berat di Myanmar dari Aspek Hukum Internasional
dan Hukum Nasional. Sumatra Journal of International Law, 1(2),1-22.
United Nation. (n.d.). Universal Declaration of Human Rights. Diakses pada 31
Oktober 2021 melalui https://www.un.org/en/about-us/universal-declaration-
of-human-rights
5 Pillars. (2020). Former Ughur Detainees Say They Were Forced to Eat Pork.
Diakses pada 1 November 2021 melalui https://5pillarsuk.com/2020/12/08/
former-uyghur-detainees-say-they-were-forced-to-eat-pork/
BBC Newsnight. (2020). What is happening to the Uighur? Exiled Uighur push for
‘genocide’ investigation. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui
https://youtu.be/ lZejLYkCZ3c