i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga makalah Manajemen Bencana dan Kejadian Luar Biasa dengan
judul Analisa Format Pelaporan KLB ini selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana dan Kejadian Luar Biasa
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Atas perhatian pembaca, kami mengucapakan terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................iii
Daftar Grafik ......................................................................................................................iv
Daftar Gambar ....................................................................................................................v
Daftar Tabel ...................................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Campak ............................................................................................................... 3
2.2 Epidemiologi Campak ........................................................................................ 5
2.3 Kejadian Luar Biasa Campak ............................................................................. 5
2.4 Sistem kewaspadaan Dini pada Campak ............................................................ 7
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................... 8
3.1 Studi Kasus ......................................................................................................... 8
3.2 Penulisan Format Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Campak .................. 11
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
Lampiran.......................................................................................................................... 16
iii
DAFTAR GRAFIK
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Distribusi Kasus Campak pada KLB Campak Kecamatan Balong Uki Kabupaten
Bolmong Selatan tahun 2016 ........................................................................................... 10
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Attack Rate KLB Campak di PKM Molibagu Kabupaten Bolsel Provinsi Sulawesi Utara
tahun 2016............................................................................................................................. 11
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB perlu dibuat untuk
mengetahui gambaran hasil Penyelidikan Epidemiologi dan rekomendasi pencegahan
serta penanggulangan KLB. Selain itu, laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB juga
sangat berperan dalam mempermudah penanggulangan KLB bila terjadi lagi kasus serupa
pada saat yang akan datang. Sehingga diperlukanlah format laporan hasil penyelidikan
KLB yang mampu memuat informasi secara terinci dan mudah dipahami oleh
pembacanya.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui format penulisan laporan hasil penyelidikan KLB yang benar.
2. Mengetahui kesesuaian laporan hasil penyelidikan KLB yang sudah ada dengan teori
penulisan laporan KLB.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Dapat dijadikan sebagai rujukan atau kajian mengenai format penulisan laporan haasil
penyelidikan KLB yang sesuai.
2. Menambah wawasan pembaca bahwa format penulisan laporan hasil penyelidikan
KLB bisa dijadikan sebagai acuan untuk kejadian yanga akan datang.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Campak
2.1.1 Definisi Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala bercak kemerahan
berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya didahului
panas badan 38 ˚ C atau lebih juga disertai dengan salah satu gejala batuk pilek atau
mata merah ( WHO ).
Definisi Operasional untuk surveilans penyakit campak di Indonesia adalah
adanya demam (panas), bercak kemerahan (rash), dan ditambah satu atau lebih
gejala: batuk pilek dan mata merah ( conjungtivitis ).
2.1.2 Gambaran Klinis Campak
Campak mempunyai gejala klinis demam > 38 ˚ C selama tiga hari atau lebih
disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah (conjungtivitis) atau
mata berarir. Gejala khas atau phatogenik pada penyakit ini adalah Koplik’s spot
atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa
buccal). Bercak kemerahan / rash dimulai dari belakang telinga menyebar ke
seluruh tubuh. Setelah 1 minggu atau 1 bulan bercak kemerahan akan berubah
menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.
Sebagian besar penderita akan sembuh, kompliksi akan sering terjadi pada
anak < 5 tahun dan penderita dewasa > 20 tahun. Komplikasi yang sering terjadi
adalah diare dan bronchopneumonia. Penyakit campak akan lebih berat pada
penderita malnutrisi, devisiensi vitamin A dan Imun Defisiensi ( HIV ) serta
penanganan yang terlambat.
2.1.3 Klasifikasi kasus Campak
1. Pasti secara Laboratorium
Kasus campak klinis yang telah dilakukan konfirmasi laboratorium dengan
hasil positif terinveksi virus campak (igM positif).
2. Pasti Secara Epidemiologi
3
Semua kasus klinis yang mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus
yang pasti secara laboratorium atau dengan kasus pasti secara epidemiologi
yang lain (biasanya dalam kasus KLB )
3. Bukan Kasus Campak ( Discarded)
Kasus tersangka campak tetapi setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium
hasilnya negative atau kasus tersangka campak yang mempunyai hubungan
epidemiologis dengan rubella.
4. Kematian Campak
Kematian dari seorang penderita campak pasti (klinis, laboratorium maupun
epidemiologi) yang terjadi dalam 30 hari setelah timbul rash, bukan disebabkan
oleh hal-hal lain seperti : trauma / penyakit kronik yang tidak berhubungan
dengan komplikasi campak.
2.1.4 Etiologi
Penyakit ini disebabkan virus golongan Paramyxoviridae ( RNA ) jenis
Morbilivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya.
2.1.5 Masa Inkubasi
Masa inkubasi antara 7 18 hari. Rata – rata 10 hari
2.1.6 Sumber dan cara penularan
Sumber penularan adalah manusia sebagai penderita. Penularan dari orang ke
orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk,
bersin atau sekresi hidung. Masa penularan 4 hari sebelum timbul rash. Puncak
penularan pada saat gejala awal (fase prodromal) yaitu pada 1 – 3 hari pertama
sakit.
2.1.7 Pengobatan
Pengobatan terhadap campak sesuai dengan gejala yang muncul. Penderita
tanpa komplikasi cukup diberikan antipireptik dan pemberian vitamin A dosis
tinggi sesuai usia. Jika ada komplikasi anjurkan penderita dirawat di puskesmas
atau rumah sakit, pengobatan komplikasi di sarana kesehatan dengan pemberian
antibiotic tergantung berat ringannya komplikasi. Bila keadaan penderita cukup
berat maka rujuk ke Rumah Sakit Kasus yang terkena campak diisolasi untuk
memutuskan rantai penularan terhadap orang lain.
Pemberian kapsul vitamin A diberikan sebanyak 2 kapsul (kapsul pertama
diberikan pada saat penderita ditemukan kapsul kedua diberikan keesokan harinya
4
dosis sesuai umur penderita). Pemberian vitamin A diberikan diutamakan untuk
penderita campak, jika persediaan vitamin A mencukupi, sebaiknya juga diberikan
pada yang tidak terkena kasus campak.
1. Umur 0 – 6 bulan , bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI, diberika vitamin A
1 Kapsul 50.000 IU pada saat penderita ditemukan , dan kapsul kedua diberikan
keesokan harinya.
2. Umur 6 – 11 bulan, pada saat penderita ditemukan, diberikan vitamin A
sebanyak 100.000 IU, dan kapsul kedua diberikan pada hari kedua.
3. Umur 12 – 59 bulan, saat penderita ditemukan, diberikan vitamin A sebanyak 1
kapsul 200.000 IU, dan kapsul kedua diberikan pada hari ke dua.
5
3. KLB MIXED (Campuran) : ditemukan adanya igM rubella positive dan igM Campak
positive dalam 1 KLB
6
2. Imunisasi campak masal yaitu memberikan imunisasi campak secara maasal
kepada anak pada golongan umur tertentu tanpa melihat status imunisasi anak
tersebut. Hal yang terjadi dipertimbangkan adalah cakupan imunisasinya rendah
mobilitas tinggi, rawan gizi dan pengungsi daerah padat dan kumuh. Pelaksanaan
imunisasi masal ini harus dilaksanakan sesegera mungkin sebaiknya pada saat
daerah tersebut diperkirakan belum terjadi penularan secara luas. Selanjutnya
cakupan imunisasi rutin tetap dipertahankan tinggi dan merata.
Pengelolaan dan analisa data rutin kasus dan faktor risiko. Analisa kasus KLB
Campak :
1) Distribusi kasus menurut waktu (time), tempat (place), dan orang (person)
2) Kurva epidemik kasus, mapping kasus, grafik kasus menurut kelompok umur
dan status imunisasi
3) Attack Rate menurut kelompok umur, Case Fatality rate
4) Menghitung vaksin efikasi dan populasi rentan
5) Analisa pelaksanaan program imunisasi ( manajemen, logistic, cakupan)
7
BAB 3
PEMBAHASAN
3 8
9 3
1 1
1
7 5 8
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Mingg
u
40
30
20
10
0
45 42
40
35 30
30 27
24
25
20 18
15
15 13
10
10 7
5 5
3 22 2
1
0
Grafik 3. Distribusi kasus campak berdasarkan kelompok umur dan Jenis kelamin
di Puskesmas Molibagu Kecamatan Bolang Uki, Kabupaten Bolmong
Selatan, Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016
4
45 4
40 3
35 3 5 3
30 1 0
25 2
1 3
20 9
15
10 6 6
5 3 4
0
L P L P L P L P L P
0-5 6 - 12 Tahun13 - 15 Tahun 16 - 18 Tahun≥ 19 Tahun 9
tahun
Grafik 4. Distribusi kasus campak berdasarkan kelompok umur dan Desa di
Puskesmas Molibagu Kecamatan Bolang Uki, Kabupaten Bolmong
Selatan. Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016
25
20
15
10
10
Kabupaten Bolmong Selatan tahun 2016
11
Dalam pendahuluan sudah menjelaskan tentang tanggal pemeriksaan specimen dan
desa yang diambil spesimennya dan ternyata hasilnya semua positif dari 5 desa tersebut.
Selanjutnya tim yang bersangkutan melakukan koordinasi untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi diantara timnya adalah Tim Surveilans Provinsi, Tim Penanggulangan
Penyakit Dinkes Provinsi Sulawesi Utara (program Imunisasi) dan Tim Surveilans
Kabupaten Bolmong Selatan. Dalam pendahuluan bisa ditambahin latar belakang dan peta
kabupaten Bolmang Selatan.
Tujuan dari PE sendiri adalah untuk mengetahui besaran masalah yang
sesungguhnya, mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, mendapatkan gambaran
kasus menurut variabel Epidemiologi, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko
(lingkungan, vektor, perilaku, dan lain-lain) dan etiologi. Dari ke empat tujuan di tersebut
dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari
penyakit itu termasuk rekomendasi penanggulangan juga. Dan lebih baik lagi apabila
diberikan tujuan umum dan khusus dalam laporan tersebut.
Definisi operasional dalam laporan PE KLB campak di Kabupaten Bolmong
Selatan menjelaskan tentang definisi dari gejala klinis campak dan batasan kasus KLB
campak. Bisa ditambahkan lagi tentang klasifikasi kasus campak, masa inkubasi, cara
penularan dan etiologi tentang campak.
Hasil PE KLB Campak di Kabupaten Bolmong Selatan menjelaskan tentang tim
yang melakukan PE KLB campak, tanggal dilakukannya PE KLB campak, jumlah kasus
yang terjadi, distribusi dari orang tempat waktu dan attack rate campak. Dari AR KLB
campak angka tertinggi berada pada anak usia 0-5 tahun di 4 desa yaitu desa Tolondadu I,
Tolondadu II, Salongo, Salongo Barat jumlah total 14,56%. Populasi rentan di Puskesmas
Molibagu Kabupaten Bolmong Selatan adalah usia balita yang tidak melakukan imunisasi.
Identifikasi faktor resiko PE KLB campak di Puskesmas Molibagu Kabupaten
Bolmong Selatan, penyebabnya dari sarana dan prasarana kesehatan yang tidak memadai
diantaranya listrik yang sering padam, cold chain yang tidak memiliki thermometer, peran
serta dari masyarakat yang masih rendah, cakupan imunisasi yang tidak merata. Perlu
ditambahi tentang bagaimana transportasi di desa tersebut.
Dari identifikasi faktor resiko maka dapat diambil perumusan masalah PE KLB
campak di Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolmong Selatan. Setelah mengetahui
perumusan masalah juga sangat perlu dilakukan identifikasi sumber dan cara penularan
dari KLB campak di daerah tersebut. Selanjutnya tindakan yang pernah dilakukan di
12
Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolmong Selatan diantaranya adalah Pemberian Vitamin
A dosis tinggi kepada penderita sesuai dosis umur, surveilans ketat, Advokasi kepada
pemerintah (Kepala Desa) setempat terkait rekomendasi ORI (Outbreak Response
Imunitation) yang akan dilakukan diwilayah yang tinggi kasus pada KLB Campak
terssbut dan lain-lain.
Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk permasalah yang telah ditemukan
dilapangan dan bekerjasama dengan sektor lain untuk mendapatkan hasil yang optimal
dan mencegah terjadinya kasus KLB campak lagi.
13
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Format penulisan hasil penyelidikan epidemiologi yang disusun oleh puskesmas
Molibagu kecamatan Bolang Uki Kabupaten Bolang Mongondow Selatan (Bolmong
Selatan), telah sesuai dengan format penulisan yang benar dengan adanya Pendahuluan,
Tujuan, Definisi Operasional, Hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Campak,
Identifikasi Faktor Resiko, Perumusan Masalah, Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan
Yang Telah Dilakukan, Rekomendasi, dan Tim yang melakukan PE.
Selain itu, dalam laporan tersebut juga telah dijelaskan siapa saja yang menjadi
korbannya secara terperinci dengan menggunakan grafik dan tabel, sehingga lebih
memudahkan dalam menganalisan kasus dan kejadian. Penggambaran wilayah yang
mengalami KLB juga sudah digambarkan, sehingga mempermudah dalam penanganan
selanjutnya.
4.2 Saran
Format penulisan yang ada, sudah baik sehingga bisa dipertahankan dan bisa dijadikan
acuan olah PKM lain dalam penyusunan pelaporan hasil KLB. Pemberian usulan
rekomendasi juga sudah jelas, bagi tenaga penyelidik epidemiologi selanjutnya laporan ini
bisa dimanfaatkan dengan mudah apabila terjadi kasus serupa lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral PP dan PL. 2012. Petunjuk Teknis Surveilans Campak. Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracunan Makanan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Wilopo, S.A. 2008. Estimasi Pengaruh Vaksin DPT pada Kematian Anak Analisi Deskriptif
Data Srvailance Demografi dan Kematian di Kabupaten Purworejo. Berita
Kedokteran Masyarakat. Vol 24 (3) : 129 – 150.
15
LAMPIRAN 1
LAPORAN
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE) KLB CAMPAK
DI WILAYAH PUSKESMAS MOLIBAGU KECAMATAN BOLANG UKI KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW SELATAN (BOLMONG SELATAN)
(UPDATE TANGGAL 31 AGUSTUS 2016)
16
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan spesimen suspek Campak yang dikirim ke BBLK Surabaya
tanggal 15 Agustus 2016, dimana specimen suspek campak ini berasal dari 5 (lima) desa
di wilayah Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolmong
Selatan) yaitu:
a. Desa Tolondadu I
b. Desa Tolondadu II
c. Desa Salongo
d. Desa Popodu
e. Desa Toluaya
Kondisi diatas menunjukkan terjadi KLB Suspek Campak di Wilayah Puskesmas
Molibagu Kabupaten Bolmong Selatan. Pada kondisi tersebut monitoring terus dilakukan
oleh Tim Surveilans Provinsi ke wilayah kasus melalui komunikasi telepon dengan Tim
Surveilans Kabupaten Bolmong Selatan untuk mengetahui perkembangan tambahan
suspek campak.
Tanggal 22 Agustus 2016, PKP PD3I Dinkes Provinsi Sulawesi Utara menerima
laporan dari BBLK Surabaya melalui WA bahwa hasil laboratorium terhadap 8 (delapan)
specimen suspek KLB Campak dari Kabupaten Bolmong Selatan adalah semua POSITIF
Campak.
Berdasarkan informasi dari BBLK Surabaya tersebut Tim Surveilans Provinsi
segera berkoordinasi dengan Tim Penanggulangan Penyakit Dinkes Provinsi Sulawesi
Utara (program Imunisasi) serta memberi informasi kepada Tim Surveilans Kabupaten
Bolmong Selatan.
Setelah melakukan koordinasi, Kepala Seksi Surveilans dan Litbangkes Dinkes
17
Provinsi Sulawesi Utara memutuskan bahwa Tim Surveilans Dinkes Provinsi
Sulawesi Utara harus segera melakukan PE ke lokasi KLB Campak di Kabupaten
Bolmong Selatan.
Anggota TGC dari program lain seperti Program Imunisasi, Program Promkes dan
program Gizi belum bergabung untuk turun PE karena banyaknya kegiatan.
Persiapan logistik seperti Vitamin A, masker, disposable dan lain-lain dipersiapkan
melalui permintaan ke bagian Farmasi Dinkes Provinsi Sulawesi Utara.
II. TUJUAN
• Mengetahui gambaran epidemiologi KLB Campak
• Mengetahui sumber dan cara penularan
• Mengidentifikasi faktor risiko penyebab KLB Campak
• Melakukan respon cepat terhadap KLB Campak dan populasi yang berisiko
• Merumuskan rekomendasi penanggulangan
18
Distribusi kasus campak berdasarkan Time:
Distribusi kasus campak di KecamatanBolang Uki Kabupaten Bolmon Selatan dapat
dilihat pada time lines berikut:
2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6
Mingg
u
45 4
2
40
35
3
30 0 2
25 7 2
4
20 1
15 8 1
1 5
10 1 3
0 7
5 5
3 22 1 2
19
0
25
20
15
10
20
5
21
Molibagu 4 102 3.9 1 187 0.5 0 243 0.0
Popodu 10 91 11.0 2 178 1.1 0 215 0.0
JUMLAH 75 515 14.56 65 1154 5.63 42 1507 2.79
22
h. Adanya budaya setempat yaitu anak yang belum dibuatkan acara turun rumah tidak
boleh disuntik.
VIII. REKOMENDASI
Beberapa usulan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk permasalah yang ditemukan
dilapangan diatas antara lain:
a. Pengadaan Gen Set oleh Puskesmas
b. Pemeriksaan efikasi vaksin oleh BPOM.
c. Meningkatkan cakupan imunisasi rutin anak usia 9 – 11 bulan dan imunisasi usia 24
– 36 bulan > 90% secara merata di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas
Molibagu KecamatanBolang Uki Kabupaten Bolmong Selatan.
d. Melakukan ORI (Outbreak Response Imunitation) di wilayah Tolondadu I karena
AR tinggi pada setiap golongan umur dan cakupan imunisasi campak rendah;
e. Melakukan imunisasi selektif di Desa Tolondadu II pada kelompok umur 0-5 tahun
dan Desa Salongo Barat serta kelompok umur 6 -14 tahun di Desa Solongo Barat.
f. Pengadaan thermometer untuk Cold chain di Puskesmas Molibagu dan mencatat
suhu cold chain per hari pada matriks suhu di atas cold chain.
g. Peningkatan kapasitas semua SDM di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten
23
(bukan hanya pengelola surveilans) untuk melakukan PE KLB Campak melalui
Pelatihan PE Penyakit Menular Potensial KLB.
h. Meningkatkan akurasi data cakupan imunisasi secara kumulatif maupun per desa di
Puskesmas Molibagu dengan melakukan validasi data secara bulanan dan triwulan.
i. Peningkatan peran kader dan masyarakat melalui KIE tentang Imunisasi dan
koordinasi dengan lintas sektor yaitu Kepala Desa dan Camat.
j. Meningkatkan koordinasi dengan Toga dan Toma terkait pentingnya imunisasi bagi
bayi / balita.
Tim yang Melakukan PE:
1. Tim Surveilans Direktorat SKK Ditjen P2P Kemenkes RI
2. Tim Surveilans Dinkes Provinsi Sulawesi Utara :
a. Mery B. Pasorong, SKM,M.Kes
b. Nova E. Ratu, SKM,MSc
c. Fitria C, Sukari, SKM
d. Luky Pantow
e. Pratama
f. Steve K
3. TGC Dinkes Kabupaten Bolmong Selatan (Integrasi program) dibawa pimpinan
Kepala Bidang P2 PL Dinkes Kabupaten Bolmong Selatan
4. TGC Puskesmas Molibagu (Integrasi program) dibawa pimpinan Ka.PKM
Molibagu
Manado, 31 Agustus
24
25
Lampiran 2
Contoh Format C1
LAPORAN KASUS CAMPAK
Bulan: Tahun :
Puskesmas : Kabupaten :
Kecamatan : Provinsi :
Vaksinasi
Umur/ Tanggal Ambil
Alamat Lengkap Campak Tanggal Timbul Diberi Keadaan Klassifikasi Final
No. Epid Nama Nama Seks Spesimen
Sebelum Sakit Vit A Akhir
Kasus/KLB Anak Ortu
Dusun, RW/ Brp Tdk/Tdk Y/T (H/M) Campak
L P Demam Rash Darah Urine Rubella
Desa/Kel RT Kali Tahu Lab Epid Klinis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
25
Lampiran 3
Format C2
Standar Informasi Minimal Faktor Resiko
Pada Penyelidikan KLB Campak
Populasi Teresiko di daerah KLB dan sekitarnya
Umur Desa………. Desa………. Desa………. Desa……….
< 1 th
1-4 th
4 - 9th
10 - 14 th
> 15 th
Cakupan Imunisasi Campak di Desa KLB dan sekitarnya 3 - 5 th terakhir ( % )
Tahun Desa………. Desa………. Desa………. Desa……….
Cakupan Imunisasi di Puskesmas KLB 3 - 5 Tahun terakhir (%)
Tahun………….. Tahun………….. Tahun………….. Tahun………….. Tahun…………..
Apakah ada WM ( vaksin vial monitor ) vaksin campak pada Ya, Berapa vial ?
kondisi C atau D? Lakukan observasi dan lihat buku catatan stok Tidak
dan kondisi vaksin ?
26