Anda di halaman 1dari 9

DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal.

22-30

TEKNOLOGI INFORMASI DAN PEDAGOGY : PENERAPAN TEORI


PEMBELAJARAN MULTIMEDIA DALAM PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS PROGRAM MICROSOFT

Francisca H. Chandra
Dosen Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Surabaya
e-mail: fhc@stts.edu

ABSTRAK

Kehadiran Teknologi Informasi membawa perubahan signifikan pada proses pembelajaran.


Salah satu diantaranya adalah pembelajaran multimedia. Pada pembelajaran multimedia terjadi
situasi dimana tulisan, suara, gambar dan animasi hadir secara bersamaan. Hal ini dapat
menyebabkan pebelajar mengalami kelebihan beban kognitif dalam upaya mencernakan
informasi yang disajikan. Dengan banyaknya perangkat lunak yang memberikan kemudahan
dalam penggunaannya, maka pengajar perlu mengetahui cara merancang konten multimedia
yang mudah dipahami oleh pebelajar. Perangkat lunak PowerPoint merupakan hasil dari
kemajuan teknologi informasi yang membawa perubahan dalam pembelajaran. Dilihat dari
medianya maka PowerPoint termasuk pembelajaran multimedia. Jika tidak didesaindengan
semestinya maka multimedia akan menyebabkan kelebihan beban kognitif. PowerPoint
menyediakan elemen-elemen tulisan, suaram gambar dan animasi yang pemakaiannya sangat
mudah. Dengan kemudahan tersebut, maka pengajar cenderung menggunakan elemen-elemen
dari PowerPoint tanpa memeprhatikan beban kognitif dari pebelajar. Pembelajaran yang bagus
adalah pembelajaran yang terpusat pada pebelajar, bukan pada teknologinya. Tulisan ini akan
membahas cara merancang pembelajaran multimedia dengan menggunakan PowerPoint
berdasarkan teori pembelajaran multimedia yaitu dual channel, limited capacity dan active
processing, Juga dibahas tentang implementasi lima prinsip dalam merancang pembelajaran
multimedia.

Kata kunci: Teknologi Informasi, Pembelajaran Multimedia, PowerPoint

ABSTRACT

Advances in information technology have brought significant changes in the way we learn. Multimedia
learning is one of the result. Multimedia learning create situations where written words, sounds, pictures
and animations are presented simulateously, creating cognitive overload on the part of learners.
Creating multimedia content is easy due to the increased availability of powerful content software,
however it remains a challenge to design learning content as easily digestible. PowerPoint is a software
as one of the major technological advances that have changed the world of education. From the
perspective of the transmission medium, PowerPoint belongs to the category of multimedia learning.
When poorly designed, multimedia can cause cognitive overload. The PowerPoint software makes it easy
to use multimedia elements as pictures, animations and sounds in a presentation. These ease of use can
lead educators to use multimedia elements without considering the cognitive abilities of the learners. A
good learning process should centered on the learners (learner-centered), not on the technology
(technology-centered). This paper will discuss about PowerPoint as multimedia learning and how to
design multimedia learning based on PowerPoint using the theory of multimedia learning such as dual
channel, limited capacity, active processing. Also discuss and implement the Five Principles in designing
multimedia learning.

Keywords: Information Technology, Multimedia Learning, PowerPoint.

Dinamika Teknologi
22
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

PENDAHULUAN Selanjutnya dibahas tentang implementasi dari


prinsip-prinsip tesebut dalam merancang
Kemajuan Teknologi Informasi menjadikan peran pembelajaran menggunakan PowerPoint. Dibahas
pengajar dan pebelajar berubah dengan drastis. juga penelitian-penelitian mengenai pemakaian
Terjadi perubahan yang mendasar dalam proses PowerPoint dalam pembelajaran.
pembelajaran. Dalam pembelajaran media
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan TEKNOLOGI INFORMASI DAN
pembelajaran. Teknologi Informasi memungkinkan PEMBELAJARAN
penggabungan dari berbagai karakteristik media
menjadi satu yang diwakili oleh komputer. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
Pada pembelajaran multimedia terjadi situasi meningkatkan efektifitas pembelajaran. Usaha-
dimana tulisan, suara, gambar dan animasi usaha yang dilakukan agar tujuan dari
hadir secara bersamaan. Hal ini dapat pembelajaran tersebut dapat tercapai adalah
menyebabkan pebelajar mengalami kelebihan dengan mengembangkan berbagai teori dan model
beban kognitif dalam upaya mencernakan pembelajaran dan juga dengan memanfaatkan
informasi yang disajikan. Dengan banyaknya teknologi. Berkaitan dengan usaha-usaha untuk
peningkatan kualitas pembelajaran tersebut,
perangkat lunak yang memberikan kemudahan
berkembanglah ilmu pembelajaran (learning
dalam penggunaannya, maka pengajar perlu theory) yang mengacu pada usaha pengembangan
mengetahui cara merancang konten dan teori dan model pembelajaran dan teknologi
multimedia yang mudah dipahami oleh pendidikan (educational technology) dan/atau
pebelajar. Perangkat lunak PowerPoint teknologi pembelajaran (instructional technology),
merupakan hasil dari kemajuan teknologi yang merujuk pada kemajuan teknologi.
informasi yang membawa perubahan dalam
pembelajaran. Dilihat dari medianya maka Teknologi sendiri memiliki beberapa definisi, salah
PowerPoint termasuk pembelajaran satu diantaranya adalah “segala upaya
multimedia. Jika tidak didesain dengan pengembangan aplikasi dari alat, mesin, material,
semestinya maka multimedia akan dan proses dengan tujuan agar dapat membantu
manusia untuk menyelesaikan masalahnya”.
menyebabkan kelebihan beban kognitif.
Dalam konteks pembelajaran maka teknologi
PowerPoint menyediakan elemen-elemen dipakai oleh manusia sebagai alat dengan tujuan
tulisan, suaram gambar dan animasi yang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
pemakaiannya sangat mudah. Dengan
kemudahan tersebut, maka pengajar cenderung Dari hasil riset dan investigasi mengenai efektifitas
menggunakan elemen-elemen dari PowerPoint pembelajaran ditemukan beberapa kondisi yang
tanpa memperhatikan beban kognitif dari dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran
pebelajar. Pembelajaran yang bagus adalah tersebut, yaitu kapabilitas dan kualitas dari
pembelajaran yang terpusat pada pebelajar, pebelajar sebagai manusia seperti misalnya
bukan pada teknologinya. kemampuan visual dan auditorial, kemampuan
berbicara dan menulis secara komprehensif dan
Penerapan multimedia dalam pembelajaran kemampuan lainnya. Kondisi lainnya yang dapat
melahirkan teori pembelajaran multimedia meningkatkan efektifitas pembelajaran adalah
(multimedia learning) (Mayer, 2001). Menurut kondisi dari media (media- based conditions),
Atkinson (2003) dan Mayer (2001) dalam yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan jenis
merancang pembelajaran multimedia ada tiga presentasi yang disajikan kepada pebelajar, waktu,
elemen yang harus diperhatikan dalam kaitannya sekuens dan organisasi (Gagne, 1987).
dengan proses kognitif. Tiga elemen tersebut
adalah: (1) dual channel, (2) limited capacity dan Kehadiran teknologi terutama teknologi informasi
(3) active processing. Selanjutnya ada lima prinsip khususnya Internet menjadikan peran pengajar dan
dalam merancang pembelajaran multimedia yaitu: pebelajar (siswa) berubah dengan drastis, pengajar
1) The Signaling Principle, 2) The Segmenting dan buku sudah tidak merupakan satu-satunya
Principle, 3) The Modality Principle, 4) The sumber belajar/pengetahuan. Peran pengajar
Multimedia Principle, 5) The Coherence Principle. berubah menjadi fasilitator dalam memperoleh
atau mengakusisi pengetahuan. Hanya dengan
beberapa klik saja para pengajar dan pelajar dapat

Dinamika Teknologi
23
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

memperoleh informasi, mengeksplorasi dunia, menyenangkan akan sangat membantu, karena


akses ke perpustakaan, pengajar lain, pebelajar pebelajar seolah tidak merasa sedang belajar.
lain, dan infomasi apapun yang ingin mereka Selanjutnya aspek penting lainnya dari
peroleh (Oblinger & Oblinger, 2005). penggunaan media adalah membantu memperjelas
pesan pembelajaran.
Teknologi informasi membawa banyak sekali
perubahan dan kemudahan dalam pelaksanaan Salah satu hasil dari kemajuan media dan teknologi
pembelajaran. Namun tidak semua pengajar pada yang kemudian paling banyak dipakai oleh
awalnya menikmati kemudahan yang disediakan pengajar untuk pembelajaran adalah software
oleh teknologi informasi. Bahkan sebagian besar Microsoft PowerPoint untuk selanjutnya disebut
pengajar harus berjuang bagimana menggunakan PowerPoint. PowerPoint adalah software yang
komputer dan software sebaik mungkin agar dikembangkan oleh Microsoft yang tujuan
fungsinya tidak hanya sebatas alat presentasi, utamanya untuk melakukan presentasi dengan
pengolah kata maupun pengolah angka,maupun menggunakan komputer. Software PowerPoint
pengolah informasi, namun lebih pada suatu sendiri merupakan bagian dari software Microsoft
media agar pebelajar dapat mengkonstruksi Office Suite.
pengetahuan mereka secara mandiri, Pengajar
sangat diharapkan mampu untuk mengintegrasikan PEMBELAJARAN MULTIMEDIA
teknologi didalam kelas. Pengajar diharapkan tidak
hanya menggunakan teknologi hanya untuk Menurut Atkinson dan Mayer dalam merancang
pengolahan data manajemen, namun juga untuk pemebelajaran multimedia ada tiga elemen dari
memfasilitasi dan mendukung kurikulum dan proses kognitif manusia yang harus diperhatikan.
pembelajaran (Newby & Lewandowski,2009). Elemen inti dari proses kognitif manusia adalah:
1) dual channel, 2) limited capacity, 3) active
MEDIA PEMBELAJARAN processing

Tren utama pada perkembangan media dan Dual Channel


teknologi adalah penggabungan beberapa media.
Pada tahun 50an terjadi penggabungan beberapa Dual Channel merupakan konsep bahwa manusia
media dalam pembelajaran yang disebut memiliki dua saluran terpisah untuk memproses
multimedia, seperti misalnya buku teks yang informasi, yaitu saluran verbal dan saluran visual.
dilengkapi dengan rekaman, kit untuk percobaan Saluran Visual memproses informasi yang
yang dilengkapi dengan berbagai media, foto, ditangkap melalui mata seperti misalnya gambar,
manual (cara pemakaian), yang semuanya ini ilustrasi, video, teks pada layar. Sedangkan saluran
disebut multimedia. Selanjutnya pemakaian verbal memproses informasi yang masuk ke otak
multimedia dalam pembelajaran melahirkan apa manusia melalui telinga seperti misalnya suara,
yang disebut dengan pembelajaran multimedia musik, percakapan. Telinga dan mata disebut
(multimedia learning)(Mayer,2001). Kehadiran sebagai sensory memory, selanjutnya informasi
komputer mengubah konsep penggabungan yang ditangkap oleh telinga dan mata dislurkan
tersebut, jika sebelumnya adalah penggabungan melalui dual channel, untuk diteruskan ke Working
antara 2- 3 media yang umumnya yang melibatkan Memory, untuk selanjutnya diteruskan ke Long
visual dan audio, maka dengan komputer, semua Term Memory. Mengingat kemampuan Working
karakteristik media digabungkan menjadi satu Memory yang terbatas maka dalam mendesain
yang diwakili oleh komputer. materi pembelajaran multimedia, maka pengajar
harus memperhatikan kapasitas dari Working
Media merupakan salah satu faktor penentu Memory berkaitan dengan dual channel.
keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses
pembelajaran bisa lebih menarik dan Pada PowerPoint kemudahan untuk menempelkan
menyenangkan. Dengan mempergunakan media gambar, melakukan animasi, dan menambahkan
yang tepat dan sesuai, pebelajar akan dapat lebih suara, menimbulkan kecenderungan bagi pengajar
mudah mengerti materi yang diajarkan. Proses yang menggunakan pembelajaran multi media
pembelajaran sangat memerlukan media agar dapat dalam hal ini PowerPoint, untuk menambahkan
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. suara , gambar dan animasi yang tidak perlu dan
Program permainan (games) yang berisi materi tidak berkaitan dengan isi pembelajaran. Hal ini
pembelajaran yang dikemas dengan sangat menyebabkan pebelajar menerima informasi dalam

Dinamika Teknologi
24
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

dua bentuk yang menyebabkan working memory mengenai PowerPoint sebagai alat bantu dalam
menjadi penuh atau dengan kata lain meningkatkan pembelajaran dan bagaimana memanfaatkan
extraneous load. PowerPoint sebagai media pembelajaran sesuai
dengan teori pembelajaran multimedia.
Limited Capacity
PowerPoint adalah program untuk presentasi yang
Manusia hanya dapat menerima informasi dalam dikembangkan oleh Microsoft. PowerPoint
jumlah terbatas pada satu saat tertentu (Miller, merupakan bagian dari sistem Office Suite.
1956). Jika pebelajar menerima informasi dalam Software ini digunakan secara luas oleh kalangan
bentuk gambar dan kemudian ada tulisan mengenai bisinis, pengajar, pelajar. Pada mulanya
gambar selanjutnya ditambah narasi mengenai PowerPoint dikembangkan oleh Bob Gaskin dan
gambar tersebut, maka pebelajar tersebut harus Dennis Austen yang dinamakan Presenter dari
mencerna informasi visual berupa gambar dan perusahaan software house Forethought.
tulisan, dan pada saat bersamaan juga harus Forethought merilis PowerPoint 1.0 pada bulan
memproses informasi verbal berupa narasi, April 1987 untuk Apple Macintosh. Saat itu masih
tentunya ini sangat membebani Working Memory . dalam warna hitam putih, mampu menghasilkan
Beban ini disebut sebagai Extraneous Load (Clark, lembaran teks dan grafis untuk membuat
Nguyen and Sweller, 2006), yang termasuk dalam transparansi overhead. PowerPoint berwarna terbit
kategori redundan. setahun setelah Macintosh berwarna muncul. Pada
bulan July 1987 dibeli oleh Microsoft seharga 14
Learning by Acting juta USD, selanjutnya versi PowerPoint untuk
Windows 3.0 terbit pada tahun 1990. Sejak tahun
Active Processing merupakan konsep dimana itu juga PowerPoint termasuk didalam Microsoft
pebelajar mampu mengerti materi yang diajarkan Office Suite.
jika mereka memberikan perhatian pada materi
yang diajarkan, materi tersebut relevan, PowerPoint, seperti program presentasi lainnya
selanjutnya informasi tersbut di-organize kedalam menampilkan objek sebagai slide, selanjutnya
coherent mental structure dan di integrasikan slide dapat dicetak, ditampilkan sesuai dengan
dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah keinginan presenter. PowerPoint menyediakan tiga
mereka miliki. Dalam konteks penyajian dengan jenis gerakan animasi yaitu 1) entrance, 2)
prosesor, apakah presentasi tersebut dapat emphasis dan 3) exit untuk tiap tiap elemen dari
mengaktifkan proses kognitif dengan memandu slide yang dikontrol oleh custom animations,
proses pemilihan, pengorganisasian dan sedangkan gerakan atau perpindahan dari tiap
pengintegrasian informasi? slide, diatur oleh transition. Selain itu PowerPoint
menyediakan kemudahan-kemudahan lainnya
Selanjutnya menurut Atkinson dan Mayer ada lima seperti template, AutoWizard Content, bullet dan
prinsip yang digunakan dalam mendesain semua fitur untuk pengolahan kata dari software
pembelajaran multimedia yaitu: 1) The Signaling Microsoft lainnya yaitu Word. Namun selayaknya
Principle, 2) The Segmenting Principle, 3) The sebagai suatu teknologi maka kemudahan-
Modality Principle, 4) The Multimedia Principle, kemudahan ini juga yang nantinya menimbulkan
5) The Coherence Principle. beberapa permasalahan.

MICROSOFT POWERPOINT Pada awalnya sasaran dari software PowerPoint ini


adalah untuk kalangan bisnis yaitu untuk untuk
Microsoft Office disebut juga Microsoft Office membantu para pekerja didunia bisnis untuk
Suite merupakan software paket aplikasi melakukan presentasi terutama dibidang penjualan.
perkantoran yang didesain untuk keperluan Namun karena kemudahannya baik dalam hal
perkantoran, sesuai dengan namanya Microsoft perolehan maupun penggunaannya, ternyata
Office, yang untuk selanjutnya dalam tulisan ini PowerPoint banyak dipakai oleh pengajar,
disebut Office. Ada empat aplikasi dasar dari pengajar, dosen dalam proses pembelajaran.
Office yaitu 1) Word, 2) Excel, 3) Outlook dan 4) PowerPoint menyediakan banyak kemudahan dan
PowerPoint. Dalam proses pembelajaran bagian variasi dalam pembuatan suatu presentasi,
dari software Office Suite yang paling banyak diantaranya adalah template dan bullet. Dengan
dipakai adalah Word, Excel dan PowerPoint. adanya template dan bullet, pemakai merasakan
Dalam tulisan ini paparan utamanya adalah kemudahnnya dan cenderung menyusun presentasi

Dinamika Teknologi
25
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

dalam bentuk yang standar, apalagi didukung Pro dan kontra mengenai PowerPoint masih
dengan disediakannya “Auto Content Wizard”, berlangsung hingga saat ini. Namun dari beberapa
yang menyebabkan pengajar memanfaatkan penelitian yang penulis amati, hasil penelitian pada
fasilitas ini dalam menyusun materi pembelajaran. tahun 1990 hingga 1994 menunjukkan bahwa bagi
Ditinjau dari sudut perancangan pembelajaran pebelajar PowerPoint masih dianggap sebagai
multimedia, PowerPoint termasuk “technology media pembelajaran yang menyenangkan, yang
centered design approach” yaitu pendekatan mampu meningkatakan self efficacy, motivasi dan
pembelajaran yang berpusat pada teknologi attitude. Namun dari segi behaviour dan performen
(Mayer, 2001) pemakaian PowerPoint tidak menimbulkan efek
positif (Bartsch & Cobern, 2003; Frey &
Beberapa penelitian mengenai pemakaian Birnbaum, 2002; Suskind, 2004, Susskind, 2006)
PowerPoint dalam pembelajaran menunjukkan
bahwa PowerPoint dapat meningkatkan self- Penelitian yang dilakukan Susskind( 2004)
effifacy dan attitudes namun tidak meningkatkan mempelajari efek dari non interaktif CAI pada
hasil belajar (Susskind,2007). Sifat dari performen pebelajar, self efficacy, motivasi dan
PowerPoint adalah presenter centered, bukannya attitude. Eksperimen dilakukan pada mata kuliah
learner centered (Atkinson,2004, Atkinson,2008, Introduction to Psychology, eksperimen dilakukan
Clark & Feldon, 2005). Pengajar yang pada dua kelompok mahasiswa yang
menggunakan PowerPoint cenderung untuk perkuliahannya diberikan dalam dua bentuk
menyajikan materi berdasarkan keinginan atau media, pada paruh semester awal diberikan
target dari mata ajaran yang disajikan, tanpa perkuliahan dengan menggunakan format
mempertimbangkan kemampuan mencerna pembelajaran tradisional, selanjutnya setelah
informasi dari pebelajar. tengah semester perkuliahan dilakukan dengan
menggunakan PowerPoint. Sedangkan kelompok
Klemm, W.R. (2007) mengatakan bahwa dengan yang lainnya pada paruh semester awal
kemudahan yang dimiliki oleh PowerPoint akan mendapatkan perkuliahan dengan menggunakan
menjebak pemakainya dalam hal ini pengajar PowerPoint selanjutnya setelah tengah semester
kedalam proses pembelajaran yang buruk (a trap berikutnya menggunakan media tradisional.
for bad teaching). PowerPoint memudahkan Hasilnya menunjukkan bahwa performen pebelajar
pemakainya untuk meyusun content, dapat melihat tidak terpengaruh oleh media perkuliahan, namun
semua slide pada saat yang bersamaan, PowerPoint mempengaruhi self efficacy dan attitude. Pada
juga menyediakan gambar, clip art, template, kelas yang mendapatkan PowerPoint kemudian
suara, animasi dan segala kemudahan lainnya yang pindah ke media tradisional, motivasinya menurun,
nantinya dengan kemudahan itu pengajar terjebak namun tidak sebaliknya.
untuk menggunakan PowerPoint sebagai media
pembelajaran. Padahal PowerPoint memiliki Clark (2008) melakukan penelitian pada pebelajar
keterbatasan yaitu data dan informasi yang dapat mengenai persepsi mereka terhadap pemakain
ditampilkan pada suatu saat sangat terbatas, yaitu PowerPoint pada perkuliahan. Hasilnya
hanya seluas layar komputer. menurut Klemm menunjukkan bahwa sebagian besar pebelajar
dengan menggunakan PowerPoint pengajar dapat mnenyukai PowerPoint terutama dengan adanya
terjebak pada empat kondisi yaitu: 1) kondisi warna, animasi, dan ganbar. Menurut mereka
entertain-me mode, 2) penurunan interaksi konten, kuliah dengan menggunakan PowerPoint yang
3) penurunan interaksi antara pengajar-pebelajar, dipersiapkan dengan baik memang menyenangkan
4) sebagai handout . namun yang lebih penting bagi mereka adalah
penegajarnya yang mampu mengajar dengan baik,
Klemm mengusulkan suatu model untuk dan mampu mempersiapkan presentasi dengan
menghasilkan slide show yang lebih efektif yaitu baik, sebab menurut pebelajar jika tanpa persiapan
model yang memliki karakteristik: 1) maka presentasi akan membosankan dan sifatnya
Menggunakan slide hanya untuk gambar yang hanya mengulang-ulang.
kompleks dan sesuatu yang memerlukan animasi,
2) Penyajian slide dalam jumlah terbatas dan Lain halnya dengan Edward Tufte (2006), dalam
dalam suatu blok, sehingga memungkinkan bukunya setebal 32 halaman ‘The Cognitive Style
pengajar berinteraksi dengan pebelajar, 3) tidak of PowerPoint: Pitching Out Corrupts Within”,
mendistribusikan printout dari slideshow kecuali Tufte mengkritik PowerPoint habis-habisan. Tufte
untuk beberapa gambar yang kompleks. menyebut PowerPoint sebagai PowerPointPhfluff.

Dinamika Teknologi
26
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

Menurut Tufte, informasi yang disajikan oleh mengumpulkan dan me-restruktur data agar supaya
PowerPoint sangat terbatas jika dibandingkan data tersebut bermanfaat. Cara manusia me-
dengan media lainnya seperti buku atau internet. restruktur data dapat bersifat subjektif, dapat juga
Tufte menggunakan satuan karakter per halaman dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, keadaan
dan kepadatan karakter per inci kuadrat untuk masa sekarang, kebutuhan, tingkah laku, konteks
penyajian informasi. Tufte mengatakan bahwa dan lainnya (Tan et al,2003,pg.241).
dengan resolusi yang sangat rendah yaitu 40 kata
per slide, yang hanya memerlukan waktu baca PEMBELAJARAN MULTIMEDIA
selama 8 detik, maka PowerPoint berpotensi untuk MENGGUNAKAN POWERPOINT
menyebabkan pemakainya melakukan mutilasi
data. Berikut akan dijelaskan implementasi lima prinsip
yang digunakan dalam mendesain pembelajaran
Pada bulan Agustus 2003 Columbia Accident dengan menggunakan PowerPoint yaitu: 1) The
Investigation Board (CAI Board) melakukan Signaling Principle, 2) The Segmenting Principle,
investigasi di NASA mengenai penyebab 3) The Modality Principle, 4) The Multimedia
kecelakaan pesawat ulang alik. Seperti yang telah Principle, 5) The Coherence Principle.
diketahui maka penyebab kecelakaan tesebut
adalah kesalahan pada busa isolasi pesawat. The Signaling Principle
Namun Badan tersebut juga menunjuk penyebab pada umumnya dalam membuat presentasi dengan
lain yaitu Powerpoint. NASA menurut CAI Board PowerPoint, presenter menggunakan Title,
sudah sangat mempercayai PowerPoint untuk misalnya Latar Belakang. Penelitian membuktikan
melakukan presentasi yang mengandung informasi bahwa manusia lebih tertarik jika materi yang
yang cukup kompleks dibandingkan menggunakan disajikan dalam bentuk Outline atau Heading.
laporan tradisional dalam bentuk kertas
(traditional ink-and-paper technical reports). Pada The Segmentation Principle
saat para engineer dari NASA menilai bahwa ada Dengan kemudahan dalam menggunakan
kemungkinan kerusakan sayap selama misi PowerPoint ada kecenderungan untuk mengisi satu
berlangsung, mereka mempresentasikan penemuan slide dengan informasi yang padat. Sedangkan
tersebut dengan menggunakan tampilan dengan menggunakan Normal View, secara tidak
PowerPoint yang membingungkan, yang penuh terasa presenter menbuat slide dalam jumlah
dengan bullet dan bentuk-bentuk yang tidak teratur banyak dan tidak runut. Sebaiknya dibuat sajian
yang sulit untuk diuraikan. The New York Times yang menganut bite size segment, selanjutnya
melaporkan hal tersebut dengan headline: gunakan slide sorter untuk melihat seberapa
“PowerPoint makes You Dumb” (Clive Thomson, banyak slide yang sudah dibuat dan aliran
2003) informasi yang disajikan

Dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat The Modality Principle


pada teknologi maka aspek kognitif menjadi Jika pendekatan pada PowerPoint Slides adalah
terabaikan. Pada “technology centered design pendekatan pengolah kata, maka presenter
approach” perhatian dipusatkan pada kecanggihan cenderung menyajikan sejumlah besar kata-kata
teknologi, dan hal ini banyak terjadi pada (teks) dilayar. Hal ini akan membebani working
pembelajaran multimedia. Disini isu nya adalah memory. hasil penelitian membuktikan bahwa
bagaimana menggunakan teknologi terkini dalam manusia lebih menyukai peresntasi dalam bentuk
merancang pembelajaran multimedia (Mayer, gambar dengan penjelasan secara narasi, bukan
2001). Padahal menurut Mayer seyogyanya desain nya tercetak dilayar
pembelajaran multimedia yang efisien adalah
desain pembelajaran yang berpusat pada pebelajar The Multimedia Principle
(learner centered design approach). Seringkali ditemui presentasi PowerPoint tanpa
adanya gambar atau citra, namun isinya hanya
Yang menjadi masalah adalah dengan kata-kata dan bullet. Penelitian membuktikan
memanfaatkan kemudahan dari software bahwan manusia lebih mudah belajar melalui
PowerPoint, pengajar melupakan aspek kognitif gambar dan kata-kata daripada hanya kata-kata
dari pembelajaran. Seperti yang telah diketahui saja.
dalam belajar manusia tidak hanya menyimpan
data, melainkan manusia secara aktif

Dinamika Teknologi
27
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

The Coherence Principle dan huruf kecil, 4) template, 5) bullet, 6)


Jika seseorang berharap bahwa dengan background, 7) warna, 8) grafik dan chart, 9)
memasukkan semua yang diketahui kedalam animasi, 10) suara, 11) citra (gambar, foto, clip
presentasi, dengan harapan akan memudahkan art).
pebelajar, maka hal ini sangat berlawanan, karena
dengan beban yang berlebihan pembelajarn Layar komputer itu terbatas ukurannya, sehingga
menjadi tidak berhasil. Jadi sebaiknya hanya agar gambar dan teks dapat tampil dengan baik,
memasukkan yang perlu saja dalam presentasi sebaiknya informasi yang disajikan tidak
PowerPoint. menempati lebih dari 95% area slide.

Dalam merancang pembelajaran dengan


PowerPoint ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain adalah kemampuan teknis
dari PowerPoint dan beban kognitif dari penyajian.
PowerPoint adalah presentasi dari sekumpulan
slide (atau ada juga yang menyebut deck) yang
bidang tampilannya terbatas sesuai dengan bidang
layar komputer, dan PowerPoint juga menyediakan
berbagai media mulai dari media visual, suara,
filem/movie. Dengan demikian dalam menyajikan
pembelajaran PowerPoint sangat berbeda dengan
buku. Materi yang akan disajikan melalui
PowerPoint harus singkat, menarik, pada
umumnya hanya terdiri dari beberapa baris, dapat
dilengkapi dengan visual, suara dan media lainnya.
Dalam cetak-mencetak (typography) dikenal istilah
Namun kemudahan tersebut dapat menyebabkan
font, atau huruf atau "Typeface" , adalah salah satu
penyaji lupa bahwa kemampuan menyerap
elemen terpenting dalam desain grafis. Huruf
informasi pebelajar tentu ada batasnya, apalagi jika
(Tipo/Typeface/Type/Font) adalah bentuk visual
PowerPoint dipakai untuk keperluan presentasi,
yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi
pebelajar hanya melihat slide PowerPoint dalam
verbal. Font memiliki karakterisik, stye, dan
hitungan detik saja. Dengan demikian prinsip
ukuran. Font memegang peranan penting dalam
utama dalam penyajian pembelajaran dengan
penyajian slide PowerPoint baik ditinjau dari segi
PowerPoint adalah sederhana, menarik, dan
style maupun ukuran. Jika PowerPoint dipakai
mengikat.
sebagai media untuk presentasi atau mengajar,
tentunya letak layar dan audience sangat
Ada beberapa perbedaan dalam penyajian
mempengaruhi kemampuan audience untuk
PowerPoint untuk mengajar dan untuk belajar
membaca slide yang ditayangkan. Ada berbagai
sendiri (self-learning). Untuk mengajar maka peran
versi panduan untuk ukuran font, berkisar antara
PowerPoint adalah untuk membantu pebelajar agar
30 – 40 point, tergantung pada jarak audience
lebih memahami penjelasan dari pengajar, jadi
dengan layar dan materi yang disajikan, sebaiknya
disini peran pengajar lebih utama, presentasi
tidak lebih kecil dari 32 point. Perlu diperhatikan
PowerPoint hanya sebagai alat bantu. Sedangkan
slide PowerPoint adalah alat bantu, bukan
jika penggunaan PowerPoint ditujukan untuk
pengganti buku. Jadi dalam hal ini peran pengajar
keperluan pebelajar belajar mandiri, maka
lebih penting dibandingkan slide PowerPoint yang
desainnya akan sedikit berbeda dibandingkan jika
disajikan. Sedangkan jika PowerPoint didesain
PowerPoint dipakai untuk mengajar. Namun
untuk belajar mandiri, ukuran 18-24 masih bisa
keduanya merujuk pada hal yang sama yaitu
diterima karena masih terbaca. Dalam
sederhana, tidak terlalu banyak tulisan, gambar
menggunakan huruf besar dan huruf kecil,
maupun suara, yang tujuannya agar tidak
sebaiknya gunakan kombinasi huruf besar dan
meningkatkan beban kognitif dari pebelajar.
huruf kecil, dan jangan menggunakan huruf besar
semuanya. Hal ini berlaku baik PowerPoint untuk
Secara umum dalam mendesain pembelajaran
mengajar maupun untuk belajar mandiri.
dengan menggunakan PowerPoint yang perlu
diperhatikan adalah faktor-faktor : 1) keterbatasan
layar komputer, 2) pemilihan font, 3) huruf besar

Dinamika Teknologi
28
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

PowerPoint menyediakan berbagai macam PowerPoint untuk menampilkan animasi. Dengan


template, mulai dari template untuk latar belakang, adanya animasi atau gerakan, tentunya suasana
tema, desain, dan lainnya. Dengan demikian akan akan lebih hidup dan segar. Namun animasi hanya
sangat memudahkan bagi pengajar untuk diperlukan untuk menarik perhatian disaat-saat
menyiapkan media pembelajaran. Tersedia juga tertentu dan jika materi yang diajarkan memang
berbagai gambar (clip-art, shape, smart art, grafik memerlukan animasi sebagai bantuan untuk
dan chart), yang kadang-kadang karena demikian menjelaskan materi tersebut. PowerPoint
banyaknya pemakai cenderung menggunakan meyediakan berbagai animasi seperti misalnya
semua fitur tersebut, sehingga alih-alih media yang Entrance, Emphasis, Exit, Motion Path dan
ditampilkan membantu pebelajar untuk menyerap Custom Animation, semuanya disediakan dengan
lebih baik, tapi malah membebani kognitif dari tujuan untuk menghasilkan media pemebelajaran
pebelajar. yang menarik dan mengikat. Namun tentunya
pernacang harus tetap memperhatikan prinsip-
Sebaiknya dalam mendesain PowerPoint, gunakan prinsip desain pembelajaran multimedia.
latar belakang dan tema yang sama untuk satu
presentasi. Bisa saja dimasukkan satu atau dua KESIMPULAN
slide dengan tema yang berbeda dengan tujuan
untuk menarik perhatian audience. Namun secara Pemakaian teknologi dalam pembelajaran dalam
keseluruhan harus ada kesatuan. Baik dalam tema, hal ini adalah software PowerPoint tujuannya
latar belakang dan juga warna. Pemakaian warna adalah untuk membantu pengajar dan pebelajar
sangat penting, harus diingat banwa apa yang dalam proses pembelajaran, agar terjadi proses
tampil dilayar komputer tidak seindah pembelajaran yang menarik, mengikat dan indah.
dibandingkan dengan yang tampil di layar. Hindari Peran PowerPoint hanya sebagai pembantu
kombinasi warna hijau diatas biru, Kuning tua pengajar, bukan pengganti pengajar. Harus diingat
dengan latar belakang hijau, ungu dengan latar bahwa dalam menggunakan PowerPoint fokus
belakang biru, oranye diatas hijau, merah diatas utman masih terletak pada pengajar sebagai
hijau. Mengingat warna putih itu menyilaukan penyaji, bukan pada slide PowerPoint. Media
sebaiknya jangan menggunakan putih sebagai latar bukanlah pesan yang akan disampaikan, tapi
belakang. Lebih baik menggunakan latar belakang informasinya yang perlu disampaikan.
gelap dan hurufnya terang.
Dalam penyajian pembelajaran sebagai titik utama
Keunggulan lain dari PowerPoint adalah dapat yang harus diperhatikan adalah pebelajar, semua
menjajikan citra, dalam berbagai bentuk, antara media dan metode harus mengacu kepada
lain grafik, foto, filem. Namun harus diperhatikan kebutuhan dan kemampuan pebelajar untuk
dalam penjajian grafik, seringkali pemakai hanya menerima pesan. Harus diperhatikan jangan
mengcopy paste grafik keluaran dari media lain, sampai kemampuan teknologi dalam hal ini
misalnya dari Word, Excel, atau mungkin keluaran PowerPoint malah membebani pebelajar dan juga
dari software lainnya, langsung di copy paste dan pengajar.
disajikan menjadi slide. Tentunya jika
dipresentasikan akan tidak terlihat dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Selanjutnya hal yang sangat menonjol dari
PowerPoint adalah bullet. Banyak pro kontra 1. Atkinson, Cliff. 2003. How to Addict Your
tentang pemakaian bullet, namun dalam Audience to Your PowerPoint.
kesempatan ini saya tidak akan mengikuti http://www.sociablemedia.com/artichles_addi
perdebatan tersebut, melainkan membahas ct.htm.
bagaimana sebaiknya bullet digunakan. Bullet 2. Atkinson, Cliff. 2004. The Cognitive Load of
dipakai untuk mengutarakan elemen-elemen dari PowerPoint: Q&A with Richard E. Mayer.
suatu ide. Usahakan tidak terlalu banyak bullet http://www.sociablemedia.com.
didalam satu slide, karena akan meningkatkan 3. Atkinson, Cliff. 2008. Beyond Bullet Points.
beban kognitif dari pebelajar untuk dapat Microsoft Press.
menerimanya. 4. Atkinson, Cliff., & Mayer, Richard E. 2008.
Five ways to reduce PowerPoint overload.
Animasi. Salah satu keunggulan dari PowerPoint http://www.sociablemedia.com/pdf/atkinson_
dibandingkan media lainnya adalah kemampuan mayer_powerpoint_4_23_04.pdf

Dinamika Teknologi
29
DINAMIKA TEKNOLOGI April 2012 Vol. 5; No. 1; Hal. 22-30

5. Bartsch, Robert A., & Cobern, Kristi M. 2004. Learning:Implications for Design Principles.
Effectiveness of PowerPoint presentations in http://www.unm.edu/~moreno/pdfs/chi.pdf
lectures. Computer in Education (04/05). Mc 22. Mayer, Richard. 2008. Learning and
Graw Hill. Instruction. Person Merril Prentice Hall. 2nd
6. Clark & Mayer. 2003. e-Learning and the Edition.
Science of Instruction. Pfeiffer. 23. Microsoft Corporation. 2004. Microsoft Office
7. Clark, Jennifer. PowerPoint and Pedagogy: Specialist (Study Guide). Online Training
Maintaining Student Interest in University Solution.
Lectures. 24. Microsoft, 2004. Microsoft Office Specialist
http://www.redorbit.com/modules/news/tools. Study Guide-Office 2003 Edition.
php?tool=print&id=1290295. Washington: Microsoft Press.
8. Clark, Ruth., Nguyen, Frank., & Pfeiffer, John 25. Moreno, R. & Mayer R.E. 1999. Cognitive
S. 2006. Efficiency in Learning: Applying principles of multimedia learning: The role of
Cognitive Load Theory. Clark Training & modality and contiguity. Journal of
Consulting. Educational Psychology. 91, 358-368.
9. Clark, Ruth., Nguyen, Frank., & Sweller, 26. Moreno, R. dan Mayer, R.E. 2000. A learner-
John. 2006. Efficiency in Learning. Pfeiffer. centered approach to multimedia
10. Fewell, Patricia J., Gibbs, William J., 2006. explanations: Deriving instructional design
Microsoft Office for Teachers. Pearson Merrill principles from cognitive theory. Interactive
Prentice Hall. Multimedia Electronic Journal of Computer
11. Gagne, Robert M. 1987. Instructional Enchanced Learning.
Technology : Foundation. Lawrence Erlbaum http://www.imej.wfu.edu/articles/2000/2/05/in
Associates, Inc. dex.asp.
12. Gagne, Robert M., Wager, Walter W., Golas, 27. Newby, Timothy J. & Stepich, Donald A., et
Katharine. Et al. 2005. Principles of al. 2000. Instructional Technology for
Instructional Design (5th Edition). Teaching and Learning (2nd Edition).
Wadsworth. Prentice-Hall, Inc.
13. Klemm, W.R. 2003. Collage Teaching. 28. Newby, Timothy J. & Lewandowski, Judith
Computer Slide Shows: A trap for bad O. 2009. Teaching and Learning with
teaching. 55(3), 121-124. Microsoft Office 2007 and Expression Web
14. Mayer, R.E. 2001. Multimedia Learning. (2nd Edition). Prentice-Hall, Inc.
Cambridge: University Press. 29. Oblinger, Diana G., & Oblinger, James L.
15. Mayer, R.E. 2002. Multimedia Learning. In 2005. Educating the Net Generation.
D.L. Medin (Ed.). The Psychology of Educause.
Learning and Motivation (pp. 85-139). San 30. Seng, Tan Oon. & Parsons, Richard D., et al.
Diego, CA: Academic Press. 2003. Educational Psychology A Practitioner-
16. Mayer, R.E. and Moreno, R. 2002. Animation Research Approach an Asian Edition.
as an aid to multimedia learning. Educational Thomson Learning, a Division of Thomson
Psychology Review, 14, 87-99. Asia Pte Ltd.
17. Mayer, R.E., & Gallini, J. 1990. When is an 31. Susskind, Joshua E. 2005. PowerPoint’s
illustration worth ten thousand words? power in the classroom: enhancing students’
Journal of Educational Psychology. 82, 715- self-efficacy and attitudes. Journal Computers
726. & Education. (45), 203-215.
18. Mayer, R.E., Bove, W., & Bryman, A. 1996. 32. Tufte, Edward R. 1990. Envisioning
When less is more: Meaningfull learning from Information. Graphic Press LLC.
visual and verbal summaries of science 33. Tufte, Edward R. 2001. The Visual Display of
textbook lessons. Journal of Educational Quantitative Information (Second Edtion).
Psychology. 88, 64-73. Graphich Press LLC.
19. Mayer, Richard E. 2005. The Cambridge 34. Tufte, Edward R. 2003. The Cognitive Style of
Handbook of Multimedia Learning. PowerPoint. Graphic Press LLC.
Cambridge University Press. 35. Tufte, Edward R. 2006. The Cognitive Style of
20. Mayer, Richard E. 2006. Multimedia PowerPoint: Pitching Out Corrupts Within
Learning. Cambridge University Press. (Second Edition). Graphich Press LLC
21. Mayer, Richard E., & Moreno, Roxana. 2008.
A Cognitive Theory of Multimedia

Dinamika Teknologi
30

Anda mungkin juga menyukai