Anda di halaman 1dari 7

Tugas Tutorial 3

Strategi Pembelajaran

Nama : Nurul Fatmawati


NIM : 857741259

1. 6 fungsi kegiatan remedial menurut Warkiti adalah :


a. Fungsi korektif yaitu jika ada siswa yang mengikuti remidi karena nilainya
dibawah KKM maka guru memperbaiki cara mengajar, dan siswa memperbaiki
cara belajar. Perbaikan yang dilakukan oleh guru dan murid yang mengikuti
remidi bertujuan untuk membantu siswa yang kesulitan memahami suatu materi.
b. Fungsi pemahaman yaitu guru memahami keunggulan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan, siswa memahami kelebihan dan
kekurangan cara belajar yang sudah dia lakukan. Dari kegiatan memahami
kelebihan dan kekurangan masing-masing, guru dan siswa akan melakukan
perbaikan terhadap cara mengajar, pemilihan metode mengajar, media yang
digunakan. Murid juga melakukan perbaikan terhadap metode belajar, waktu
dan durasi belajar.
c. Fungsi penyesuaian yaitu kegiatan remidi disesuaikan dengan kesulitan yang
dialami siswa dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remidi. Karena
pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis kesulitan dan karakter siswa maka
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, bukan lagi beban bagi siswa dan
motivasi siswa lebih meningkat.
d. Fungsi pengayaan yaitu melalui kegiatan remidi guru memanfaatkan berbagai
sumber belajar atau media yang lebih bervariasi dari kegiatan pembelajaran
sebelumnya.
e. Fungsi akselerasi yaitu guru dapat melakukan percepatan penguasaan materi
oleh siswa, yaitu dengan penambahan waktu dan frekuensi belajar terhadap
suatu konsep materi.
f. Fungsi terapeutik yaitu melalui kegiatana remedial guru membantu
menyelesaikan masalah belajar siswa yang berhubungan dengan aspek sosial
pribadi. Siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah biasanya rendah diri
dan merasa minder untuk bergaul dengan teman sebayanya, namun melalui
kegiatan remidi yaitu meningkatkan kemampuan belajar sehingga kepercayaan
diri siswa tersebut juga meningkat. Sedikit demi sedikit mereka akan membuka
diri untuk bergaul dengan teman sebayanya.
2. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan
pengayaan adalah :
a. Faktor siswa berkaitan dengan bakat minat dan perkembangan psikologis siswa.
Ada siswa yang senang belajar dengan melihat, dengan mendengar, dengan
mempraktekkan atau dengan menulis. Hal ini perlu dipertimbangkan guru dalam
memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan agar kegiatan pengayaan
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mampu melejitkan prestasi
siswa. Kegiatan pengayaan sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan
psikologis siswa, yaitu kegiatan pengayaan dilakukan di luar ruang kelas,
menfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, membaca literasi atau mengerjakan soal saja,
menfasilitasi siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui kegiatan
tertentu, dll.
b. Faktor manfaat edukatif yaitu kegiatan pengayaan memberikan manfaat untuk
mengoptimalkan perkembangan kemampuan akademis siswa dalam aspek
kognitif, psikomotor dan afektif. Dengan demikian kegiatan pengayaan
hendaknya berupa kegiatan yang dapat menfasilitasi ketiga aspek tersebut.
c. Faktor waktu yaitu kegiatan pengayaan adalah kegiatan untuk mengoptimalkan
kemampuan siswa dengan menggunakan waktu yang berlebih pada suatu
kompetensi/bahan ajar. Kelebihan waktu tersebut oleh murid yang
kemampuannya rendah dipakai untuk remidial, sedangkan oleh murid yang
kemampuannya tinggi untuk pengayaan. Waktu yang dipakai untuk pengayaan
mengikuti waktu yang dipakai untuk remedial. Semisal remedial sudah selesai,
tapi pengayaan belum selesai, maka mau tidak mau kegiatan pengayaan juga
harus selesai. Oleh karena itu guru hendaknya mampu merancang kegiatan
pengayaan dengan rancangan waktu menyesuaikan kegiatan remidi dan sampai
tuntas. Sehingga tujuan kegiatan pengayaan tercapai dan siswa yang mengikuti
pengayaan memperoleh kepuasan karena tambahan kemampuan dari kegiatan
pengayaan mereka peroleh.
3. Prinsip penataan lingkungan fisik kelas yaitu :
a. Keluasan pandangan (visibility)
Yaitu penataan barang di ruang kelas (penataan meja, kursi, media atau alat
peraga) hendaknya tidak mengganggu pandangan siswa dan guru. Siswa dapat
melihat dengan jelas saat guru menjelaskan, siswa dapat melihat media atau
alat peraga yang sedang dipakai, guru dapat mengamati aktivitas siswa selama
kegiatan belajar berlangsung. Misalnya kursi siswa tidak menghadap pintu
masuk karena bisa mengganggu konsentrasi siswa, kursi siswa tidak
menghadap ke jendela karena akan silau oleh cahaya matahari, jarak antara
papan tulis dengan meja kursi siswa tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh.
b. Mudah dicapai (accesibility)
Yaitu meletakkan barang-barang yang dipakai untuk pembelajaran pada tempat
yang bisa dicapai oleh siswa tanpa bantuan guru. Misal diletakkan di loker
khusus bukan di atas lemari yang tinggi, jarak antar tempat duduk siswa tidak
terlalu dekat sehingga mobilitas siswa dan guru tidak terganggu.
c. Keluwesan (flexibility)
Yaitu penataan barang-barang di kelas menyesuaikan dengan kebutuhan,
mudah untuk ditata, mudah untuk dipindahkan oleh guru dan siswa. Penataan
tempat duduk menyesuaikan dengan jenis kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Misal penataan tempat duduk saat berdiskusi berbeda saat guru
melakukan demonstrasi ataupun praktikum. Saat diskusi tempat duduk siswa
dibuat berkelompok, saat demontrasi tempat duduk siswa menghadap ke depan
dan disediakan meja yang agak luas untuk meletakkan media /alat peraga yang
akan dipakai untuk demontrasi.
d. Kenyamanan
Yaitu penataan barang-barang di kelas tidak hanya berdasarkan tujuan dan
jenis kegiatan pembelajaran, tetapi juga mempertimbangkan kenyamanan siswa
dan guru. Kenyamanan berkaitan dengan temperatur ruang kelas, sirkulasi
udara, pencahayaan, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Yaitu menata barang-barang di kelas dengan rapi dan indah sehingga kegaiatan
pembelajaran menyenangkan dan mendukung kegiatan pembelajaran.
4. Karakteristik guru yang dapat menunjang hubungan sosial emosional dengan siswa
yaitu :
a. Disukai oleh siswa
Agar dapat disukai oleh siswa hendaknya guru memiliki beberapa sifat berikut :
ramah, periang, sabar, humoris, tulus, percaya diri dan mau mendengarkan
siswa. Jika guru sudah disukai siswa maka mudah bagi guru untuk menamkan
akhlak, meteri atau pelajaran, dll.
b. Memiliki persepsi realistic tentang siswa dan dirinya
Persepsi pandangan realistik adalah kemampuan guru untuk mengetahui dan
memahami kondisi, karakter, sikap, watak, kebiasaan, kelebihan atau
kelemahan yang dimiliki oleh guru maupun siswa secara nyata. Guru yang
memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki akan mampu
mengoptimalkan kemampuannya, memperbaiki kelemahannya sehingga dapat
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang maksimal. Guru
yang memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa akan merancang
kegiatan pembelajaran untuk mengasah kelebihan siswa dan memperbaiki
kekurangan siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan
pembiasaan adap, bimbingan khusus dll.
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan siswa – guru
Guru menyediakan waktu untuk mengenal siswa secara personal, misalnya
dengan mengobrol. Siswa akan lebih terbuka kepada guru, guru lebih mengenal
karakter, kelebihan dan kekurangan siswa, latar belakang keluarga. Adakalanya
guru menempatkan diri sebagai teman namun harus dalam batasan yang sesuai
supaya siswa tetap hormat dan patuh kepada guru.
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/ respon siswa
Bersikap positif terhadap pertanyaan/respon siswa membuat siswa merasa
dihargai, sehingga siswa semakin termotivasi dalam belajar. Pertanyaan/respon
dari siswa tidak boleh dianggap sebagai ujian untuk mengetahui konsep yang
dikuasai guru, jika dirasa guru belum bisa menjawab pertanyaan dari siswa,
maka guru bisa meminta waktu untuk mencari referensi terkait dengan
pertanyaan siswa. Bila disampaikan dengan baik dan jujur, siswa tidak akan
memandang rendah, karena guru pun juga manusia yang kadang lupa atau
tertinggal informasi tentang suatu hal. Guru tidak boleh memberi jawaban yang
mengada-ada karena bisa menyesatkan atau memberi informasi yang salah.
Namun ada baiknya jika pertanyaan dari siswa bisa langsung dijawab, hal ini
menunjukkan kemampuan guru yang bagus oleh karena itu guru wajib
menguasai materi pembelajaran secara keseluruhan dan update dengan
informasi.
Sikap positif juga bisa ditunjukkan dengan mengapresiasi pertanyaan/respon
siswa, misalnya dengan guru mengucapkan “pertanyaan yang bagus”,
“pendapatnya keren, berarti sudah memahami materi secara keseluruhan ya.
Keren”. Guru tidak boleh bersikap acuh, seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan siswa, atau mengejek pertanyaan siswa.
Dengan pertanyaan/respon siswa, guru bisa menghidupkan kelas dengan
memberikan pertanyaan/respon tersebut kepada teman-teman.
e. Sabar, teguh dan tegas
Setiap siswa memiliki kemampuan memahami pelajaran yang berbeda-beda.
Tentunya tidak semua siswa pandai, ada yang sangat pandai, cukup pandai
ataupun kurang pandai. Ketika siswa belum memahami materi guru harus
bersabar, tidak boleh marah-marah. Ketika murid tidak paham dan guru marah
maka murid menjadi tertutup untuk menyampaikan ketidakpahamannya, yang
terjadi ketika guru bertanya murid hanya diam saja yang membuat guru menjadi
bingung. Murid juga menjadi pasif ketika guru mengajukan pertanyaan “siapa
yang belum paham?”. Guru juga harus teguh dan tegas dalam membiasakan
akhlak baik dan melaksanakan peraturan di kelas. Sebelumnya guru dan siswa
membuat aturan bersama, siswa memahami fungsi aturan atau akhlak tersebut.
Ketika ada siswa yang melanggar atau belum melaksanakan pembiasaan
akhlak maka guru bersifat tegas dan teguh, dengan mengingatkan atau
memberikan sanksi. Karena akhlak baik dan pelaksanaan peraturan adalah
suatu pembiasaan yang memerlukan proses, guru tidak boleh bosan untuk terus
mengingatkan, jangan dibiarkan saja saat ada murid yang melanggar, dengan
alasan misal karena guru sudah capek, dll.
5. Alasan disiplin kelas harus dilaksanakan adalah :
a. Disiplin adalah sesuatu yang harus diajarkan, dipelajari, dilatih dan dihayati oleh
siswa. Bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan, tetapi melalui proses
yang berlangsung secara terus-menerus sehingga harus dilaksanakan di
sekolah sejak dini.
b. Disiplin adalah titik pusat berputarnya kehidupan sekolah. Sekolah yang berhasil
dan unggul adalah sekolah yang dapat menanamkan kedisiplinan pada semua
warganya. Jika warga sekolah disiplin, taat pada peraturan yang berlaku maka
sekolah dapat menjalakan program-program yang sudah dibuat dan mendapat
hasil yang maksimal. Misalnya guru disiplin dalam membuat rancangan
pembelajaran dan melaksanakannya, guru disiplin menanamkan akhlak kepada
muridnya, murid disiplin mengikuti pelajaran, disiplin dengan aturan sekolah
untuk masuk tepat waktu, security disiplin menjaga keamanan lingkungan
sekolah, dengan demikian sekolah menjadi sekolah yang berhasil dan unggul.
c. Tingkat kedisiplinan yang tinggi menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Suasana belajar yang kondusif adalah suasana belajar yang tenang, yang
mendukung terlaksananya pembelajaran dengan baik sehingga materi yang
diajarkan oleh guru dapat dikuasai oleh siswa. Gaya belajar siswa beragam, ada
yang memiliki gaya belajar kinestetik (belajar sambil bergerak), audio (belajar
melalui mendengarkan), visual (belajar memalui penglihatan dan menulis).
Meskipun gaya belajar siswa di kelas beragam, jika siswa disiplin untuk fokus
memperhatikan penjelasan materi atau arahan kegiatan dari guru maka
terciptalah suasana belajar yang kondusif.
d. Tingkat kedisiplinan yang rendah menciptakan suasana belajar yang tidak
menyenangkan. Sebaliknya, ketika siswa dengan gaya belajar yang beragam
tidak disiplin dengan peraturan untuk menjaga ketenangan saat guru
menjelaskan, maka suasana ruang kelas akan riuh. Siswa kinestetik bergerak
sesuka hati atau berlarian di kelas, siswa audio membaca materi dengan suara
lantang. Dengan kondisi seperti ini siswa tidak dapat mendengar penjelasan dari
guru dan tidak memahami materi.
e. Disiplin kelas akan memunculkan kondisi belajar yang nyaman meskipun untuk
kelas gemuk. Dengan penanaman disiplin kelas maka murid akan patuh dengan
peraturan, meskipun kelas gemuk dengan jumlah siswa yang banyak akan tetap
menciptakan suasana belajar yang kondusif.
f. Kebiasaan disiplin kelas akan memberi manfaat bagi siswa ketika mereka di luar
lingkungan kelas atau sekolah. Siswa yang biasa mematuhi peraturan di kelas
biasanya juga mematuhi peraturan yang berlaku di masyarakat. Mematuhi
peraturan adalah sesuatu keharusan bagi siswa yang sudah memiliki kebiasaan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai