net/publication/340845370
CITATIONS READS
0 892
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Rifqi Hariri on 22 April 2020.
EDITOR
Ahmad Apriyono
Agustina Melanie
Erik Erfinanto
Fadjriah Nurdiasih
Harun Mahbub
Maria Dominique
Ramdania el Hida
PENYUNTING AKHIR
Arief Hamidi
Fransisca Noni Tirtaningtyas
Yanuar Ishaq Dwi Cahyo
DESAIN
Deisy Rika Yanti
Ditulis oleh anak bangsa dalam rangka Hari Pohon Sedunia
KATA PENGANTAR
v Arief Hamidi
The Global Tree Campaign – Indonesia
DAFTAR ISI
Asam pangi si pohon mangga raksasa ................................................... 2
Rina Septu Ningsih
Kahui .......................................................................................................... 58
Mario Tedja Saputra, Farah Fitriah, dan Fitri Nur’aeni
Kelestarian damar mata kucing adalah kunci
kehidupan masyarakat lokal krui, lampung ......................................... 63
Debi Masthura Putri dan Razi Wahyuni
ix
BAGIAN 1
ASAM PANGI SI POHON
MANGGA RAKSASA
RINA SEPTU NINGSIH
SUMBER PUSTAKA
04
05
Batang Dipterocarpus retusus yang lurus
dan berwarna kelabu (Foto : Peniwidyanti)
CASSINE KOORDESII,
TUMBUHAN LANGKA
YANG TERLUPAKAN
ANGGA YUDA PUTRA,
IAN ROBYANSYAH, AKBAR NUGROHO
“Ahaa...!”
Kayu besi itu apa ya? Pernah dengar kah? Mungkin itu kayu
yang biasa dibuat jadi pedang atau baju Iron Man? Tentu,
bukan. Kayu besi ini merupakan sebutan untuk kayu Ulin
yang berasal dari Kalimantan yang sering digunakan untuk
bahan bangunan seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang
listrik, bahkan kapal.
Ciri kayu ulin ini, keras, kuat, warnanya gelap, dan tahan
terhadap air laut. Tinggi pohon ulin bisa mencapai 50 meter
dengan diameter 120 cm. Di Indonesia terdapat Pohon Ulin
terbesar, bahkan di dunia. Lokasinya ada di Taman Nasional
Kutai Kalimantan Timur, pohon ini diperkirakan punya
umur lebih dari satu abad. Ulin raksasa ini berdiameter 2,47
meter sehingga butuh 6-7 orang untuk memeluknya.
Jenis kayu dari pohon ulin tidak mudah lapuk, baik di air
maupun daratan. Itulah sebabnya kayu ini banyak dipakai
sebagai bahan bangunan, khususnya untuk rumah yang
didirikan di atas tanah berawa. Di daerah saya, rumah-rumah
bangunan zaman dulu rata-rata hampir semua terbuat dari
ulin, termasuk rumah nenek saya yang ada sampai sekarang.
Ada juga cerita, bila ada anak keturunan pendiri betang ini
jatuh, ia tidak akan merasakan sakit sama sekali.
Saya sangat berharap pohon kayu besi ini tidak akan punah
khususnya di habitatnya di Kalimantan karena kayu ulin
ini sangat istimewa dan juga sangat bermanfaat sehingga
perlu dilestarikan dan dijaga. Begitu istimewanya sampai
Raja Salman main ke Indonesia saja menyempatkan buat
menanam pohon ulin di Istana Negara. n
SUMBER:
18
19
Buah burung (Durio graveolens) yang
belum matang (Foto : Panji Gusti Akbar)
DURIAN BURUNG:
PESTA KULINER PENGHUNI
HUTAN SUMATRA
PANJI GUSTI AKBAR
“Eh, Pak, ada durian di sini?” tanya saya pada Pak Agus,
pemandu kami yang juga bekerja sebagai ranger di HLG
Sungai Buluh.
“Iya, itu banyak kulitnya yang jatuh,” jawab Pak Agus sambil
menunjuk ke lantai hutan. Terlihat hamparan kulit durian
yang sudah terbelah di lantai hutan—kemungkinan sisa
pesta para kangkareng dari beberapa hari yang lalu. Tidak
seperti durian yang biasa dikonsumsi, durian ini terlihat
jauh kecil, dengan diameter hanya sekitar 12 cm saja. Duri di
kulitnya pun terlihat lebih padat dan panjang, dengan daging
bawah berwarna hampir oranye terang.
REFERENSI:
McGree, Harold. 2004. On Food and Cooking (Revised Edition). New York:
Scribner.
25
O’Gara, E., Guest, D. I., Hassan, N. M. 2004. Occurence, Distribution and
Uyilisation of Durian Germplasm. Australian Center for International
Agricultural Research (ACIAR): 187-193.
DURIO KUTEJENSIS,
DURIAN UNIK DARI
TANAH BORNEO
YANG RAWAN PUNAH
ARIESKA PUTRI ABMI
1 Keanekaragaman hayati
Masyarakat setempat biasa menyebut Durio kutejensis dengan
nama durian lai. Sama seperti durian montong, durian merah,
dan jenis-jenis durian yang lain, pohon durian lai juga berasal
dari genus Durio, famili Malvaceae (sebelumnya Bombacaceae),
ordo Malvales, dan kelas Magnoliophyta. Hanya spesies mereka
yang berbeda, pohon durian lai termasuk ke dalam spesies
D. kutejensis, sedangkan spesies durian montong dan merah
masing-masing adalah D. zibethinus dan D. graveolens.
2 Selaput biji yang berdaging, terbentuk dari ovum, bukan dari ovarium
Manfaat yang banyak dari hampir seluruh bagian D.
kutejensis membuat pohon ini sangat berpotensi menjadi
komoditas unggulan dari Indonesia, khususnya Kalimantan.
Belum lagi, pohon ini juga memiliki rasa toleransi yang
tinggi dengan berbagai tipe tanah. Ia bisa tumbuh dengan
baik di hampir semua tipe tanah, terlebih di dataran rendah
dengan ketinggian 50—300 mdpl. Namun tetap saja, jumlah
pohon durian lai di Kalimantan jauh lebih banyak, terlebih
di hutan lereng perbukitan yang mana menjadi habitat asli
tanaman ini (Rinaldi, 2014).
30
DAFTAR PUSTAKA
KANDUNGAN SENYAWA
BIO-AKTIF DAN MANFAAT
37
Sampai saat ini belum dilaporkan apa kandungan bio-aktif
yang ada di dalam Eurycoma apiculata, tetapi kami menduga
tidak jauh berbeda dengan kandungan senyawa bioaktif dari
Eurycoma longifolia.
DAFTAR PUSTAKA
STRATEGI PELESTARIAN
DAFTAR RUJUKAN
Apanah, S. 1998. A review of Dipterocarps: Taxonomy,
Ecology and Silviculture.
Center for International Forestty Research, Bogor:1-4.
47
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2017.
Pandeglang dalam Angka. BPS
Kabupaten Pandeglang: Pandeglang-Banten.
Bawa. K.S 1998. Dipterocarp org/search.
Biologi As Window to the
Understanding of Tropical Junaidi, E., E. P. Sagala & Joko.
2010. Kelimpahan Populasi Dan
Forest Structure. Annual Review
Pola Distribusi
of Ecology and Systematics 1 (9):
347-370. Remis (Corbicula Sp) di Sungai
Begon, M., Townsend C.R., dan Borang Kabupaten Banyuasin.
Herper, J.L. 2006. Ecology from Jurnal Penelitian Sains 1 (3):
Individual to 50-54.
Ecosystem. Forth Edition. Purwaningsih. 2004.
Malden. Blawell Publising. Sebaran Ekologi Jenis-Jenis
Bada LingkunGan Hidup Dipterocarpaceae di Indonesia.
Daerah. 2014. Konservasi dan Jurnal Biodiversitas, 5 (2): 89-95.
Rehabilitasi Kerusakan SDA.
Rahayu, E. M. D. 2009.
Diakses pada http://blhd. Upaya Konservasi Ex Situ
bantenprov.go.id/ (Minggu 2
Dipterocarpaceae di Kebun Raya
September 2018)
Campbell, N. A., J. B. Reece & L. Bogor. Buletin Kebun Raya Bogor
G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Indonesia, 12 (2): 69-78.
Kelima Jilid II Terj
Sudiyanti, S., Rusbana, T.B.,
dari Biology. 5th oleh Safitri, dan Susiyanti. 2017. Inisiasi
Amelia. Erlangga, Bandung: Tunas Kokoleceran (Vatica
xxi+436 hlm.
bantamensis) pada berbagai Jenis
Dodo., Sopian., & Suherman. Media Tanam dan Konsentrasi
2014. Laporan Kegiatan BAP (Benzyl Amino Purine)
Penanaman Vatica secara In Vitro. Jurnal Agro 4
Bantamensis, Heritiera (1): 1-14.
parcariacea, dan Diospyros
macrophylla di Taman Nasional Odum, E.P. 1971. Fundamentals
Ujung Kulon Banten, PKT Kebun Of Ecology. W.B. Sounders,
Raya-LIPI, Bogor. Philadelphia, London and
Toronto: 574 pp.
Dodo. 2015. Keanekaragaman
dan Konservasi Tumbuhan Buah Peraturan Pemerintah RI No.108
Langka Indonesia. Tahun 2015 Tentang Pengelolaan
Warta Kebun Raya, 13 (2): 37-42. Kawasan Suaka
57
KAHUI
MARIO TEDJA SAPUTRA, FARAH FITRIAH
DAN FITRI NUR’AENI
Pohon Kahui ini sangat minim cacat mata kayu. Hal itu dise
babkan karena memiliki kemampuan pruning, yaitu pembe
basan cabang pohon alami secara swadaya dan mandiri.
63
KELESTARIAN
DAMAR MATA KUCING
DI MASYARAKAT KRUI
LAMPUNG
DEBI MASTHURA PUTRI, RAZI WAHYUNI
70
71
Penampakan tajuk pohon Singkawang
(Shorea singkawang) (Foto : Mira Ermawati)
KETIKA KAPUR BARUS
DARI SUMATRA JADI
PRIMADONA SAUDAGAR
EROPA DAN ASIA
FITRIANTI DAN NELDA FITRI
77
KOKOLECERAN,
FLORA ENDEMIK
DI TANAH JAWARA
GALANG BAGJA ANANDA
REFERENSI
Ashton P.S. 1983. Flora Malesiana Series 1: Volume 9, Part 2. Editor: C.G.G.J
Steenis. Publisher: National Herbarium of the Netherlands.
Ly, V., Nanthavong, K., Pooma, R., Luu, H.T., Nguyen, H.N., Vu, V.D.,
Hoang, V.S., Khou, E. & Newman, M. 2017. Dipterocarpus retusus. The
IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T32400A2817693. http://
dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.T32400A2817693.en
REFERENSI:
Martawijaya A. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor.
Tuyen PT, Khang DT, Minh LT, Minh TN, Ha PTT, Elzaawely AA, dan
Xuan TD. 2016. Phenolic compounds and antioxidant activity of Castanopsis
phuthoensis and Castanopsis grandicicatricata. International Letters of
Natural Sciences, 55:77-87.
Youn UY, Kim RH, Kim GN, dan Lee SC. 2017. Antioxidant and anti-
adipogenic activities of the nuts of Castanopsis cuspidata var. thunbergii.
Food Science and Biotechnology, 26(5):1407-1414.
96
97
Bunga dari meranti endemik sumatera
Shorea sumatrana (Foto : Zaki Jamil)
KONSERVASI PLAHLAR
(DIPTEROCARPUS LITTORALIS
BLUME) SEBAGAI IDENTITAS
FLORA NUSAKAMBANGAN
UNTUK WARISAN
BIODIVERSITY DUNIA
ENGGAL PRIMANANDA
112
LAMPIRAN
Bunga, Buah dan Biji Kuncup bunga hijau, bunga putih. Buah muda
hijau, buah tua merah kuning atau warna sawo.
ANCAMAN KEPUNAHAN
DAN UPAYA PENYELAMATANNYA
SUMBER REFERENSI
120
Heriyanto NM, Sawitri R, Subandinata D. 2007. Kajian ekologi permudaan
saninten (Castanopsis argentea (Bl.) A.DC) di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango. Buletin Plasma Nutfah 13(1): 34-42.
Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta: Balitbang
Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Van Steenis CGGJ. 1972. The Mountain Flora of Java. Leiden, The
Netherlands: Koninklijke Brill NV.
Surya MI, dkk. 2017. Perbanyakan Castanopsis argentea secara in vitro. Pros
SemNas MBI 3(1): 10-15.
121
MEMOAR DI REPONG DAMAR:
HARMONI ASPEK EKOLOGI,
EKONOMI, DAN BUDAYA
ICHVAN SOFYAN
DAFTAR PUSTAKA
de Foresta H., Kusworo, A., Michon, G., Djatmiko, W.A. 2000. Ketika Kebun
Berupa Hutan, Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat.
SMT Grafika Desa Putra. Jakarta. 249 hlm.
128 Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R., Jamnadass, R., Anthony, S. 2009.
Agroforestree Database: a tree reference and selection guide version 4.0.
http://www.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Shorea_javanica.PDF.
Diakeses tanggal 15 Oktober 2018.
129
Daun, bunga dan buah dari
Dipterocarpus retusus (Foto : Peniwidyanti)
MENCARI PLAHLAR,
MERANTI JAWA
YANG HAMPIR PUNAH
AGUS KUSMAWANTO, FAHMI IDRIS,
PURNA YULIA NURLAILI
133 Ini temuan spesial bagi kami, termasuk Mba Helmi yang
baru pertama kali melihat langsung pohon plahlar, pohon
yang menjadi objek penelitian tesisnya. Dari situ, satu per
satu plahlar mulai ditemukan. Mulai dari tingkat semai,
sapihan, tiang, dan pohon. Kami langsung mendatanya
dengan hati yang bahagia.
141
MENJAGA GAHARU
AGAR TETAP LESTARI
YOPI KURNIADI
Kayu kalapi memiliki kelas kuat I dan kelas awet II. Kayu
kalapi sangat tahan dari serangan rayap dalam waktu
cukup lama sesuai penggunaannya dengan kategori sangat
tahan atau kelas awet I (Ankhar., 2016). Sedangkan apabila
ditinjau dari serangan jamur pelapuk kayu (Ganoderma
lucidum) dilaporkan bahwa rata-rata persentase bobot yang
didapatkan menunjukkan bahwa kayu kalapi termasuk
kedalam kelas ketahanan III (5.0-9.9) terhadap serangan
jamur (Ganoderma lucidum).
153
MERANTI SUMATERA YANG
KAYA MANFAAT DAN UPAYA
KONSERVASI EX SITU DI
KEBUN RAYA INDONESIA
Perbanyakan S. sumatrana
DAFTAR REFERENSI
Newman, M.F., P.F. Burgess, dan T.C. Whitmore. 1999. Pedoman Identifikasi
Pohon-pohon Dipterocarpaceae Sumatera. Diterjemahkan oleh N. Wulijarni-
Soetjipto, E.N., Penyunting Sutarno, H., S. Riswan, dan A. Kartikasari.
PROSEA Indonesia, Bogor.
Pooma, R. and M. Newman. 2017. Shorea sumatrana. The IUCN Red List
of Threatened Species. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.
T33481A2837487.en. Diakses tanggal 10 September 2018.
The IUCN Red List of Threatened Species. 2018. Shorea sumatrana. http://
161 www.iucnredlist.org/search. Diakses tanggal 10 September 2018.
The Plant List A Working List of All Plant Species. 2018. Shorea sumatrana
(Slooten) Desch. http://www.theplantlist.org/tpl1.1/record/kew-2592597.
Diakses tanggal 28 Agustus 2018.
PELAHLAR
MUTIARA DARI JAWA
YANG TERANCAM PUNAH
WULAN SUKMAWATI
Jika itu semua tidak terpenuhi maka biji akan rusak dan
viabilitasnya menurun. Pemencaran biji ini juga berkaitan
pada pola pembungaan.
165
Pola pembungaan pada jenis pelahlar ini tidak terjadi setiap
tahun, tetapi memiliki interval waktu yang berubah-ubah
dan intensitas yang beragam. Pada proses pembungaan,
pelahlar membutuhkan sinar matahari yang cukup.
Coba kita bayangkan jika sudah tidak ada lagi hutan dan
pohon, sudah dipastikan dua sumber kehidupan bagi
manusia dan seluruh makhluk hidup di Bumi akan hilang,
yaitu oksigen dan air. Jika sudah punah suatu jenis pohon,
tidak akan lagi dapat dilihat bentuk rupanya oleh keturunan
anak cucu kita selain melalui gambar foto.
DAFTAR PUSATAKA
Ashton, P.S. 1982. Dipterocarpaceae. Flora Malesiana Series
I-Spermatophyta Flowering Plants 9 (2): 237-55.
Irwan. Z.D. 2015. Prinsip-Prinsi Ekologi Ekosistem,
Lingkungan dan Pelestariannya. Bumi Aksara: Jakarta.
IUCN. 2009. Red List of Endangered Species. International
Union for the Conservation of Nature and Natural Resources,
Gland. Switzerland. Available from URL: http://www.
iucnredlist.org/
Newman, M.F., P.F. Burgess, and T.C. Whitmore. 1999.
Pedoman identifikasi pohon-pohon Dipterocarpaceae: Jawa
sampai Niugini. PROSEA Indonesia. Bogor.
Robiansyah, I dan Davy, A.J. 2015. Population Status and
Habitat Preferences of Critically Endengered Dipterocarpus
littoratis in West Nusakambangan, Indonesia. Makara
Jorunal of Science 19 (4): 150-160.
183 Yulita, K, S dan Partomihardjo, K. 2011. Keragaman Genetika
Populasi Pelahlar (Dipterocarpus ittoralis (Bl.) Kurz) di Pulau
Nusakambangan berdasarkan Profil Enhanced Random
Amplified Polymorphic DNA. Berita Biologi 10(4): 541-548.
PESONA EBONI,
‘EMAS HIJAU’
KEBANGGAAN
SULAWESI
ASADIA DIAJENG REFORMANTI AKIL,
DIKI SETIADI PERMANA
Eboni tidak seperti kayu Jabon atau pun Sengon yang dapat
dipanen ketika usianya sudah sepantaran dengan anak usia
Taman Kanak-Kanak. Eboni termasuk kayu yang “Slow
Growing Spesies”, butuh 100 tahun agar kayu eboni dapat
menghitam agar dapat mengambil predikat dirinya sebagai
si kayu hitam dengan kualitas yang maksimal.
Bukan satu atau dua kali, bahkan sudah ratusan kali Polda
Sulteng menangani masalah penyulundupan kayu eboni.
Pernah dengar istilah pohon ulin atau bulin? Pada saat jalan-
jalan ke toko bangunan atau ke tukang kayu pasti familiar
dengan yang namanya kayu ulin. Mengapa demikian?
REFERENSI :
http://www.iucnredlist.org/details/31316/0
Irawan, B.dkk (2016). Linkning indigenous knowledge, plant morphology,
and molecular differentiation: the case of ironwood ( Eusideroxylon zwageri
Teijm. Et Binn. ). Springer (63) :1297—1306.
199
Kurokawa, H. dkk. 2003. The age of tropical rain-forest canopy species,
Borneo Ironwood (Eusideroxylon zwageri), determined by 14C dating.
Cambridge University Press (19) : 1—7.
RAKSASA BERBANI
DI BUKIT TIGA PULUH
INDRA PERDANA
MENJAGA SANINTEN
DAFTAR PUSTAKA
Duke, N., Kathiresan, K., Salmo III, S.G., Fernando,
E.S., Peras, J.R., Sukardjo, S., Miyagi, T., Ellison, J.,
Koedam, N.E., Wang, Y., Primavera, J., Jin Eong, O.,
Wan-Hong Yong, J. & Ngoc Nam, V. 2010. Bruguiera
hainesii. The IUCN Red List of Threatened Species 2010:
e.T178834A7621565. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.
UK.2010-2.RLTS.T178834A7621565.en.
Denni Nurdwiansyah dkk.2017. Buku Hutan Desa
Bentang pesisir Padang Tikar “MEGA BIODIVERSITY
MANGROVE DI INDONESIA”.
SAMPAN.2016. Analisis Spasial Data. Pontianak,
Kalimantan Barat
225
TAXUS SUMATRANA
(MIQ) DE LAUB
RIPIN
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. 2002. Strategi Konservasi In-situ Eboni Bergaris/Kayu Hitam
Makassar (Diospyros celebica Bakh.) Di Sulawesi. Berita Biologi 6 (2): 337-
351: Edisi Khusus Manajemen Eboni. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bogor.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia No. 33/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Inventarisasi
Hutan Menyeluruh Berkala Pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada
Hutan Produksi. Jakarta : Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Kuhon A, Pattiradjawane RL dan Badil R. 1987. Kayu Hitam yang Semakin
Hitam. Kompas. 1 Nov. 1987, 2.
Lekitoo K, Matani OPM, Remetwa H, Heatubun CD. 2010. Buah-Buah
Yang Dapat Dimakan di Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja Papua
Barat. Papua: Balai Penelitian Kehutanan Manokwari.
Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K. dan Prawira, SA. 1981. Atlas Kayu
Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Purba, C. P. ., Nanggara, S. ., Ratriyono, M., Apriani, I., Rosalina, L., Sari,
243 N. ., & Meridian, A. . (2014). Potret keadaan hutan indonesia 2009 - 2013.
Forest Watch Indonesia. Bogor
Soerianegara I, Indrawan A. 1976. Ekologi Hutan Indonesia. Lembaga Kerja
Sama Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
USAHA PELESTARIAN
POHON DAMAR
(AGATHIS LABILLARDIERI WARB.)
DENGAN CARA
PERBANYAKAN VEGETATIF
APRILILA DWI JAYANTI DAN SITI MAIMUNAH
STEK PUCUK
1 Faktor genetik
Faktor genetik yang meliputi kandungan cadangan
makanan, ketersediaan air, umur tanaman, hormon
endogen dan jenis tanaman
2 Faktor lingkungan
246 Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan
stek yaitu media perakaran, kelembaban, suhu, intensitas
cahaya dan teknik penyetekan.
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi keberhasilan
bahan stek untuk tumbuh adalah
suhu dan kelembaban udara.
4. Penyungkupan
KULTUR JARINGAN
250 1. Inisiasi
Inisiasi ialah proses pengambilan eksplan dari bagian
tanaman induk yang akan dikulturkan. eksplan yang baik
adalah bagian jaringan yang mempunyai sifat meristematik.
Namun, eksplan pohon Damar yang paling baik adalah
dari biji dan disimpan pada suhu 4 ºC untuk meminimalisir
kerusakan pada biji.
2. Formulasi Media
Media merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan
eksplan menjadi tunas. Media yang digunakan untuk
inisiasi pohon damar yaitu varian media LP, kemudian
ditambahkan dengan kasein 0,05 g/L dan glutamat 1,0 g/L,
sebagai suplemen untuk menyediakan pasokan nitrogen
organik. Komposisi media inisiasi memiliki pengaruh
terhadap jumlah tunas yang dihasilkan (Gough et al, 2012).
3. Sterilisasi
Sterilisasi menggunakan larutan klorida merkuri sangat
efektif, tetapi kerusakan kimia pada eksplan sering terjadi.
Eksplan direndam dalam air semalam, kemudian direndam
dalam larutan chlorodux 50% selama 20 menit, selanjutnya
dibilas dan dikeringkan.
4. Multiplikasi
Multiplikasi merupakan kegiatan menanam eksplan yang
251 telah dipilih ke media. Langkah multiplikasi yaitu dengan
mengangkat embrio zigotik dengan secara aseptik dan
ditempatkan pada media inisiasi tunas dalam cawan petri.
Setiap cawan berisi lima embrio dan ditempatkan dalam
inkubator yang diterangi oleh foton fotosintetik 80 µE
ms-1 dengan periode 16 jam terang pada 24 ºC dan 8 jam
gelap pada 18 ºC. Untuk mengurangi intensitas cahaya
pada dua minggu pertama dapat menggunakan kain
warna (Gough et al, 2012). Proses multiplikasi dilakukan
pada laminar flow untuk meminimalisir kontaminasi.
5. Pengakaran
Perakaran merupakan sebuah indikasi keberhasilan
kultur jaringan. Setelah radikula keluarkan dari embrio
dan hipokotil dengan kotiledon dan epikotil, kemudian
kecambah ditransfer ke gelas kaca yang mengandung 30
mL media inisiasi yang sesuai. Setelah elongasi, tunas
dapat dibagi menjadi segmen batang, daun dan tunas
berkembang kemudian dipindahkan ke media segar
setiap 8-12 minggu (Gough et al, 2012).
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi dilakukan secara bertahap, yaitu dengan
cara memberikan sungkup. Bibit vitro tumbuh dilakukan
dengan menutupi mereka dengan kantong plastik selama
1 minggu, kemudian kantong plastik dilubangi untuk
mengurangi kelembaban. Pot ditempatkan di green house
dengan 1 menit per jam semprotan air (ISHII et al, 1994).
Hal tersebut dilakukan supaya tanaman beradaptasi
dengan lingkungan.
STATUS GAHARU
255
Permintaan akan gaharu yang semakin tinggi menyebabkan
tanaman ini makin langka. Dengan menurunnya populasi
Pemanfaatan kayu gaharu
sebagian besar dijadikan sebagai
perlengkapan ritual adat istiadat
serta keagamaan, seperti
pembakaran kayu gaharu yang
berfungsi semacam dupa, tasbih.
PEMANFAATAN GAHARU
258