Anda di halaman 1dari 2

kisi-kisi UAS Filsafat Ilmu

1. metodologi : Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metodologi bisa diartikan ilmu
yang membicarakan tentang metode-metode. Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos,
sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti,) dan kata benda hodos (jalan,
perjalanan, cara, arah) kata methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah, hipotesis
ilmiah, uraian ilmiah. Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
 Metode ilmiah : Metode ilmiah sendiri diartikan sebagai proses berpikir untuk
memecahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis, berarti
metode ilmiah dilakukan secara bertahap, tidak zig-zag.

2. Unsur-unsur Metodologi
 Interpretasi
 Induksi dan Deduks
 Koherensi Intern
 Holistis
 Kesinambungan Historis
 Idealisasi
 Komparasi
3. prinsip metodologi Keilmuan tiga tokoh
 Rene Descartes mengusulkan suatu metode umum yang memiliki kebenaran yang pasti.
Dalam karyanya termasyhur Discourse on Method, risalah tentang metode, diajukan enam
bagian penting (Dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) sebagai berikut:
a) Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat
b) Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah
c) Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode
 Alfred Jules Ayer Ajaran terpenting yang terkait dengan masalah metodologis adalah prinsip
verifikasi Ajaran terpenting yang terkait dengan masalah metodologis adalah prinsip
verifikasi
 Karl Raimund Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip
verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. Popper
mengajukan beberapa prinsip sebagai berikut:\
a) Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi oleh kaum posititivistik
b) Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (obeservasi) secara
teliti gejala yang sedang diselidiki.
c) Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip falsi-fiabilitas, yaitu bahwa
sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.
4. Paradigma Ilmu : Paradigma merupakan suatu pandangan yang mendasar dari ilmuan tentang
apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dijawab oleh suatu cabang ilmu pengetahuan
Perkembangan suatu ilmu pengetahuan disadari atau tidak merupakan paradigmatisasi yangselalu
muncul seiring dengan semakin beragamnya spesialisasi fokus kajian dan metodologiyang
digunakan oleh suatu ilmu. Eksistensi suatu paradigma dalam ilmu pengetahuandipahami dalam
dua pandangan yang berbeda, berdasarkan proses terbentuknya
5. landasan pengembangan Ilmu:
 ontologis: (penjelasan ilmu) Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan
prinsip falsi-fiabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.,
 epistemologis : (proses suatu ilmu) Popper menawarkan pemecahan baru dengan
mengajukan prinsip falsi-fiabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan
kesalahannya.
 , aksiologis (tujuan ilmu) Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip
falsi-fiabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.
6. Pengertian dari :
 Value free : yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara
otonom tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua
kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri
 dan value Bond :  memandang bahwa ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan harus
dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak lepas dari
dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.
7. Integrasi keislaman menurut pemikiran Abid Al Jabiri :  perubahan struktur nalar dengan
menggantinya dengan nalar lain, tidak akan tercapai tanpa adanya sebuah praksis, yaitu “ praksis
rasionalisme“ dalam persoalan pemikiran dan kehidupan, terutama praksis rasionalisme kritis yang
ditunjukan terhadap tradisi yang mewarisi segenap otoritas berfikir dalam bentuk bangunan yang
tidak sadar, yaitu otoritas teks , otoritas masa lalu, dan otoritas qiyas

Anda mungkin juga menyukai