Anda di halaman 1dari 123

KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER

DENGAN GELOMBANG RADIO

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh :

BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042

PROGRAM STUDY TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

i
DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO
COMPUTERS BY RADIO WAVE

A Final Project

Submitted For The Partial Fulfillment Of The Requirements


For The Degree Of Electrical Engineering Of
Electrical Engineering Study Program

By :

BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042

ELECTICRAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007

ii
TUGAS AKHIR

KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER


DENGAN GELOMBANG RADIO

(DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO COMPUTERS

BY RADIO WAVE)

Disusun oleh :

BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Martanto, S.T, M.T Tanggal:___________________

Pembimbing II

B.Wuri Harini , S.T, M.T Tanggal :___________________

iii
TUGAS AKHIR

KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER

DENGAN GELOMBANG RADIO


(DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO COMPUTERS
BY RADIO WAVE)

Disusun Oleh:

BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal : 16 Mei 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji


Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : B. Wuri Harini, S.T, M.T …………………....


Sekretaris : Martanto, S.T, M.T ……………………
Anggota : Ir. Iswanjono, M.T …………………....
Anggota : Damar Widjaja, S.T, M.T ……………………

Yogyakarta, Juni 2007


Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
Dekan Fakultas Teknik

Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., BST., M.A., M.Sc.

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, Juni 2007

BERLIN S SILALAHI

v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga (Pkh 9 : 10).
Kamu tahu, bahwa dari TUHANLAH kamu akan menerima bagian yang telah ditentukan bagimu (Kol 3 : 24). Karena
masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Ams 23: 18). “

Persembahan
Ku persembahkan tulisan ini untuk Kemuliaan Tuhanku Yesus Kristus,
Ayahanda P.H. Silalahi dan Ibunda tercinta D. br Gultom,
Adik, kakak dan abang-abangku yang terkasih,
Punguan Sondi Raja Silahi Sabungan,
dan semua sahabat-sahabatku .

vi
Intisari

Sistem komunikasi data ini merupakan sistem yang dapat menghubungkan


dan mengirim data antara dua komputer tanpa menggunakan kabel. Data yang
dikirim berupa pesan tulisan (chatting). Sistem bersifat half-duplex sehingga
sistem ini dapat berkomunikasi dua arah. Hal ini dikarenakan komunikasi
menggunakan dua saluran frekuensi yang kosong pada spektrum radio FM.
Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat
keras menggunakan RS232 sebagai antarmuka antara RS232 dengan TTL, modem
sebagai pengubah sinyal-sinyal biner menjadi frekuensi-frekuensi tertentu dan
sebaliknya, pemancar FM untuk mengirimkan data, dan penerima FM mono untuk
menerima data. Modem yang dipakai adalah IC TCM3105. Modem tersebut akan
menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk logika 1 dan 2100 Hz untuk logika 0
dengan baudrate 1200 bps. Program aplikasi chatting menggunakan perangkat
lunak Visual Basic 2005 dengan memakai komponen SerialPort sebagai
penghubung antar dua komputer.
Pengamatan terhadap hasil akhir menunjukkan bahwa sistem komunikasi
bekerja dengan baik karena piranti-piranti ini bisa mengirim dan menerima data
dengan baik pada baudrate 300 bps dan 600 bps.

Kata kunci : Komunikasi data, FM

vii
Abstract

Data communication system is a system that can connect and send data
between two computers wirelessly. The transmitted data is a written message
(chatting). This system is half-duplex so this system can communicate in two
direction because of this system uses two unused-frequency channels in the
spectrum FM radio.
This system is consist of hardware and software parts. The hardware is
using RS232 as an interface between RS232 and TTL, modem as converting the
binary signal to the certain frequency and otherwise, FM transmitter to send the
data, mono FM receiver as data receiver. The modem is using IC TCM3105. This
modem has 1300 Hz frequency output for logic 1 and 2100 Hz frequency output
for logic 0. Chatting application software is using Visual Basic 2005 with
SerialPort component to connect COM port between two computers.
The result indicates that this communication system can work well
because this devices can send and receive data at 300 bps and 600 bps.

Key word : Data communication, FM

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang karena

kasih dan anugerahNya yang besar penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas

akhir ini.

Dengan selesainya tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC selaku Dekan

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ir. Bayu Primawan, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Martanto, S.T, M.T selaku pembimbing I atas segala pemikiran

dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir.

4. Ibu B. Wuri Harini, S.T, M.T selaku pembimbing II atas segala saran,

ide, dukungan dan semangatnya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat, kesabaran,

senyuman kesukaan, air mata pengharapan dan doa yang tak

terucapkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Adikku Mei, Bang Tumbur, Bang Monang, Kak Asi, Bang Lindung

dan Kak Anggun serta ibu, Opung-ku, Keponakanku : De’Rafael dan

De’Tasya yang telah memberikan semangat, perhatian baik materiil

maupun spiritual dan juga semua keluarga yang telah memberikan

nasehat dan doa.

ix
7. Saudara-saudaraku di PMK Apostolos : Pak Edi Joko S.Si dan

Ci’santi, Mbak Wilma, Mbak Feny, Mas Ony, Pade Nanto, Agus ‘sin-

chan’, Pinto, Yusak TM, K’rikad, Jefri ‘cupang’, Yusak ‘Ganteng

sekali’, Mhelin, Nova, steven, dan saudara-saudara serta adik-adikku

yang lain yang telah menopangku di dalam Tuhan. Terima kasih atas

petunjuk, M-150-nya dan sharing yang menguatkan sehingga

semangatku tetap menyala.

8. Saudara-saudraku di KPM GKI Ngupasan : Franky, EriK S, Eric

Gunawan, Ella, Peppy, Kecik, Ningrum dan saudara-saudara lain atas

persahabatan dan komunitas yang sejati yang telah kutemukan.

9. Sahabat-sahabatku dipelayanan Seksi Persekutuan dan Pembinaan :

Mbak Ajeng dan ABK GD Crew (Amin, Kittie, Gerson dan Dissa) atas

motivasi, pemuridan, kesaksian hidup, pembelajarannya dan 3M-nya.

Anak-anak KTB-ku ( Jack, san2, shin2, Elos), para PKTB terima kasih

atas sharing dan pelayanannya. Dengan Apakah aku memuliakan

Tuhan? Ya dengan menyelesaikan pekerjaanNya.

10. Teman-teman Teknik Elekro yang sudah membantu : Adi omes,

Briatma, Ratna, Butet, Nendi, Galuh, Andrie, Mas Nomo, Arie ndut,

Antin, Bocil, dan teman-teman seperjuangan baik angkatan 2002

maupun teman-teman di Ruangan Tugas Akhir atas segala saran,

guyonan, persahabatan dan petunjuk untuk dapat menyelesaikan tugas

akhir ini.

11. Teman-teman kost Wisma DMP : Nendar, Komang, Alex, Wahyu dan

teman-teman lain atas kebersamaan dan sikap saling tolong-menolong

x
dan rasa kepedulian serta Ipank (Simon asmara) atas penginapan,

pelayanan, doa, sharing, bantuan lainnya baik materiil dan spiritual.

12. Hillsong buat lagu For you’ve done dan With All I am, Bang Franky S

dengan lagu-lagu Healing Worship, serta lagu-lagu Praise and

Worship lain yang telah memberikan kekuatan, motivasi dan harapan

baru.

13. Laboran Teknik Elektro : Mas Hardi, Mas Suryono, Mas Mardi, Mas

Broto dan Mas Yusuf.

14. Teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Elekro dan semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas setiap bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari

penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca semuanya.

Yogyakarta, Juni 2007

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA................. i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ....................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

INTISARI ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2

1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian .............................................................. 3

1.5 Metodelogi Penelitian ............................................................................ 3

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 4

xii
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................... 6

2.1 Pendahuluan…………………………………………………………... 6

2.2 Visual Basic ........................................................................................... 6

2.2.1 Perkenalan Bahasa Visual Basic .................................................. 6

2.2.2 Visual Basic 2005 ....................................................................... 7

2.2.3 Penjelasan IDE............................................................................ 9

2.2.4 Form dan kontrol ........................................................................ 10

2.2.5 Pemrograman dengan Visual Basic 2005 ................................... 12

2.3 Komunikasi Data Serial ....................................................................... 15

2.4 Aplikasi Kabel Serial RS232C untuk Komunikasi Data ..................... 16

2.5 Modem ................................................................................................. 20

2.5.1 Pengantar FSK ............................................................................ 20

2.5.2 Modulator-Demodulator FSK ..................................................... 20

2.6 Pemancar dan Penerima FM ................................................................ 25

BAB III. PERANCANGAN..................................................................... 27

3.1 Perangkat Keras (hardware) ................................................................ 28

3.1.1 Modulator ................................................................................... 28

3.1.2 Demodulator............................................................................... 32

3.1.3 Driver / Receiver RS232 ............................................................ 33

3.1.4 Pemancar dan Penerima FM ...................................................... 34

3.1.4.1 Pemancar FM ................................................................. 34

3.1.4.2 Penerima FM.................................................................. 35

xiii
3.2 Perangkat Lunak (Software) ................................................................ 35

3.2.1 Diagram Alir Program Aplikasi Chatting……………………. 37

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.......... 39

4.1 Pengamatan Kerja Aplikasi Chatting dengan Visual Basic....................... 39

4.2 Pengamatan pada Hardware ...................................................................... 50

4.2.1 Pengamatan pada Driver / Receiver RS232.............................. 50

4.2.2 MODEM TCM3105 ................................................................. 55

4.2.2.1 Pengamatan pada Modulator........................................ 55

4.2.2.2 Pengamatan pada Demodulator.................................... 59

4.2.3 Pengamatan pada Pemancar dan Penerima FM Mono............... 60

4.3 Pengamatan pada Unjuk Kerja Sistem....................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 68

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 68

5.2 Saran .................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Properti Komponen SerialPort pada Visual Basic 2005 ...... 14

2. Tabel 2.2 Komponen Event SerialPort................................................. 14

3. Tabel 2.3 Fungsi dan Pembagian pin RS232C .................................... 18

4. Tabel 2.4 Keterangan Pin TCM 3105 .................................................. 22

5. Tabel 4.1 Perbedaan waktu pengisyaratan data dan jumlah siklus

per bit dengan baudrate yang berbeda................................. 57

6. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Sistem dengan Perubahan

baudrate ................................................................................ 26

xv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Form New Project ............................................................ 13
2. Gambar 2.2 Form editor proyek utama................................................ 14
3. Gambar 2.3 Format pengiriman data serial asinkron........................... 15
4. Gambar 2.4 Konektor DB9 .................................................................. 16
5. Gambar 2.5 Hubungan DTE dan DCE ................................................ 17
6. Gambar 2.6 Level tegangan RS232 .................................................... 19
7. Gambar 2.7 Level tegangan TTL (setelah diubah) .............................. 19
8. Gambar 2.8 Sistem modulasi FSK....................................................... 20
9. Gambar 2.9 Bentuk fisik dan Diagram blok TCM3105 ..................... 22
10. Gambar 2.10 Pembagi tegangan .......................................................... 24
11. Gambar 2.11 High-Pass Filter TCM 3105 .......................................... 24
12. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Komunikasi Dua Komputer
dengan Gelombang Radio................................................ 27
13. Gambar 3.2 Rangkaian Modulator....................................................... 30
14. Gambar 3.3 Tegangan Demodulator TCM 3105 ................................. 33
15. Gambar 3.4 Rangkaian Konfigurasi MAX232 .................................... 34
16. Gambar 3.6 Form Aplikasi chatting ................................................... 36
17. Gambar 3.7 Diagram alir aplikasi chatting.......................................... 38
18. Gambar 4.1 Form utama....................................................................... 40
19. Gambar 4.2 Pesan peringantan tanpa Alamat Port............................... 41
20. Gambar 4.3 Form tanpa Nama............................................................. 42
21. Gambar 4.4 Pesan terhubung................................................................ 42
22. Gambar 4.5 Indikator COM terhubung................................................ 43
23. Gambar 4.6 Pesan terhubung pada penerima....................................... 44
24. Gambar 4.7 Contoh-contoh pesan dengan menggunakan aplikasi
Chatting........................................................................... 45
25. Gambar 4.8 Pesan Komunikasi terputus............................................... 47

xvi
26. Gambar 4.9 Pesan terputus pada komputer user.................................... 48
27. Gambar 4.10 Pesan keluar..................................................................... 49
28. Gambar 4.11 Hasil pengamatan ketika salah satu modem dimatikan... 49
29. Gambar 4.12 Sinyal hasil konversi Driver RS232............................... . 51
30. Gambar 4.13 Bentuk sinyal karakter huruf A........................................ 52
31. Gambar 4.14 Sinyal pentransmisisan karakter huruf A......................... 53
32. Gambar 4.15 Sinyal hasil konversi Receiver RS232.............................. 54
33. Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima ...................................... 55
34. Gambar 4.17 Keluaran modulator TCM 3105....................................... 56
35. Gambar 4.18 Hasil pengubahan modulator dengan input dari AFG.... 57
36. Gambar 4.19 Bentuk sinyal yang dikirim dengan baudrate 600 bps..... 60
37. Gambar 4.20 Sinyal Hasil demodulasi oleh demodulator………….... 59
38. Gambar 4.21 Bentuk sinyal masukan Pemancar dan sinyal keluaran
penerima FM mono ............................................................ 62
39. Gambar 4.22 Form utama pada baudrate 300 bps dan 600 bps ........... 65
40. Gambar 4.23 Form utama pada baudrate 1200 bps............................... 66
42. Gambar 4.24 Form utama pada baudrate 2400 bps............................... 67

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

manusia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Dengan adanya

perkembangan itu diharapkan manusia akan semakin mudah mengerjakan pekerjaan

yang diinginkan. Adapun salah satu dari perkembangan teknologi tersebut adalah

aplikasi chatting. Aplikasi chatting sudah biasa terdapat di komputer pribadi maupun

di warung internet (warnet) yang biasa digunakan untuk berkomunikasi maupun

forum diskusi dan juga fungsi lainnya seperti Mirc, MSN Massenger dan Yahoo

Massenger.

Permasalahan yang timbul adalah ketika membangun suatu jaringan akan

membutuhkan biaya yang besar dan konstruksi yang rumit. Bagi orang awam yang

hanya ingin menggunakan aplikasi chatting juga harus menggunakan jasa pemilik

warnet dengan biaya tertentu tiap jamnya. Melihat kenyataan tersebut maka

dibutuhkan suatu alat yang dapat mengkomunikasikan dua komputer tanpa konstruksi

yang rumit dan murah. Peralatan ini juga harus dapat bekerja tanpa dibatasin oleh

jarak dan ruang. Oleh karena itu, penulis membuat alat Komunikasi Data Dua

Komputer dengan Gelombang Radio. Peralatan ini dapat mengkomunikasikan data

dua komputer dengan memanfaatkan saluran frekuensi yang kosong pada radio FM.

Data berupa chatting (tulisan) yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak
2

(software) Visual Basic. Sehingga peralatan yang akan dibuat ini dapat mendukung

pekerjaan manusia baik itu berkomunikasi, diskusi maupun transaksi on-line.

1.2 Perumusan Masalah

Sistem komunikasi data dua komputer yang akan dibuat ini pada dasarnya

memanfaatkan dua saluran frekuensi yang kosong pada radio FM. Komunikasi terjadi

secara half-duplex sehingga sistem ini dapat berkomunikasi dua arah secara

bergantian. Hal ini didukung oleh perangkat lunak (software) yang dipakai. Dalam

hal ini digunakan aplikasi Visual Basic untuk berkomunikasi antar dua komputer

melalui serial port atau COM pada PC (personal computer). Data berupa chatting

atau bahasa tulisan. Masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mengimplementasikan teknik FSK (Frequency Shift Keying)

sebagai modem.

b. Bagaimana memanfaatkan saluran frekuensi kosong pada radio FM.

c. Bagaimana membuat perangkat lunak untuk aplikasi chat dengan

menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2005.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah tentang sistem yang akan dirancang dan diteliti adalah :

1. Menggunakan teknik FSK untuk modem.

2. Kedua komputer sama-sama menggunakan Windows XP dan Visual Basic

2005.
3

3. Bagian penerima dan pemancar FM tidak dibahas secara lengkap dan juga

tidak termasuk dalam perancangan alat.

4. Terdiri dari dua transceiver (transmitter dan receiver).

5. Untuk pemancar FM, dianggap bahwa orang lain tidak sedang memakai

pemancar FM yang lain disekitarnya.

6. Komunikasi data berupa pesan chatting (tulisan).

7. Jumlah karakter tidak diperhitungkan.

1.4. Manfaat dan Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini :

a. Membuat program untuk aplikasi chatting dengan Visual Basic 2005. Dengan

Visual Basic 2005 memungkinkan program Chat dapat dibuat melalui

teknologi yang diperkenalkan Microsoft, yaitu komponen SerialPort.

b. Membuat perangkat keras untuk komunikasi dua komputer

Manfaat dari penelitian ini adalah :


a. Mempermudah pengguna dalam berkomunikasi dengan biaya yang murah dan

praktis.

b. Menjadi acuan untuk dikembangkan menjadi LAN (Local Area Network).

Sehingga bisa dimanfaatkan oleh suatu instansi tertentu tanpa menggunakan

jasa pelayanan internet.


4

1.5. Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini digunakan beberapa metodologi

penelitian sebagai berikut :

a. Perumusan masalah

b. Studi pustaka; yaitu mengumpulkan data dan mempelajari berbagai informasi

yang relevan dengan penelitian yang berasal dari buku pustaka, makalah dan

internet.

c. Perancangan dan pembuatan alat yang terkonsep meliputi perancangan perangkat

keras elektronik dan perangkat lunak.

d. Melakukan pengujian dan pengamatan

e. Penyusunan laporan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan

masalah, pembatasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, beserta

sistematika penulisan.

Bab II Dasar Teori

Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung penelitian yaitu tentang

Visual Basic 2005, modem TCM3105, RS232, Pemancar dan Penerima FM

mono.
5

Bab III Perancangan Perangkat keras dan Perangkat Lunak

Bab ini membahas tentang perancangan perangkat keras berupa Rangkaian

modulator-demodulator dan konfigurasi RS232. Perangkat lunak berupa

pemrograman Aplikasi chatting dengan Visual Basic 2005.

Bab IV Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil akhir dari pengamatan unjuk kerja sistem

beserta pembahasannya.

Bab V Kesimpulan dan saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.


6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pendahuluan

Komunikasi data menjadi suatu kebutuhan yang mendasar di bidang

komputer. Pada masa ini, seluruh bidang kehidupan sangat memerlukan pertukaran

data yang cepat dan akurat. Contohnya adalah komunikasi data dua komputer dengan

gelombang radio yang akan dibuat ini. Dengan piranti ini diharapkan komunikasi

dapat dilakukan dengan praktis dalam jarak jauh sekalipun sehingga memudahkan

pengguna untuk berkomunikasi maupun melakukan transaksi secara on-line.

2.2. Visual Basic

2.2.1 Perkenalan Bahasa Visual Basic

Microsoft Visual Basic merupakan suatu bahasa pemrograman komputer

yang mendukung pemrograman berorientasi obyek (Objek Oriented Programming /

OOP). Pemrograman ini merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman

BASIC. BASIC (Beginner’s All purpose Symbol Instruction Code) adalah salah satu

bahasa pemrograman dasar atau yang paling mudah yang pertama kali diperkenalkan

pada tahun 1960 oleh Dartmouth College. Seiring dengan waktu, Visual Basic

semakin dikembangkan. Salah satu versi yang sudah muncul adalah Visual Basic 6.0

(VB 6) yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Kelebihan itu antara lain compiler yang sangat cepat, dapat mendukung database
7

yang terintegrasi dengan variasi aplikasi yang sangat luas, perancangan data laporan

yang lebih baru, serta adanya tambahan dukungan terhadap internet.

2.2.2 Visual Basic 2005

Visual Basic 2005 merupakan bahasa pemrograman terbaru keluaran

Microsoft dan merupakan kelanjutan dari Visual Basic 6.0. Seperti halnya pada

Visual Basic 6.0, aplikasi yang dapat dikembangkan oleh Visual Basic 2005 adalah

sama. Walaupun hampir sama, Visual Basic 2005 memiliki perbedaan dengan Visual

Basic 6.0 antara lain:

1. Bagian IDE (Integrated Development Environment).

IDE dari Visual Basic 2005 dapat digunakan sebagai editor untuk berbagai bahasa

pemrograman lain seperti C#, C++, J++, sehingga hal tersebut akan lebih

memudahkan seorang programmer dalam beradaptasi dengan bahasa yang lain

karena kebiasaan editor yang digunakan.

2. Perubahan tampilan.

Pada Visual Basic 6.0, standar tampilan adalah layout MDI (Multiple Document

Interface). Sedangkan pada Visual Basic 2005, tampilan defalut adalah layout

Tabbed Document yang menampilkan tampilan sheet yang ada pada Microsoft

Excel.

3. Perubahan Menu.

Pada saat membuka Visual Basic 6.0, semua menu akan ditampilkan dan berubah

warna menjadi abu-abu karena menu tersebut tidak dapat digunakan. Sedangkan
8

pada Visual basic 2005, tidak semua menu ditampilkan karena menu akan

otomatis ditampilkan sesuai dengan keperluan. Apabila project tidak dibuka,

maka menu debug tidak akan ditampilkan. Tetapi ketika project dibuka, maka

menu debug akan ditampilkan.

4. Perubahan Project.

Pada Visual Basic 6.0, project berdasarkan referensi, maksudnya adalah project

menyimpan path / folder dari item yang ada dalam project. Ketika compile, maka

Visual Basic 6.0. akan mencari lokasi dari item dan menambahkan item tersebut

ke project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, semua project item diletakkan

dalam satu folder. File akan digandakan ke folder project jika item tersebut

berada terpisah. Ketika pertama kali membuat aplikasi, akan diminta menentukan

nama project dan folder tempat project. Dalam folder tempat project tersebut

akan dibuatkan folder baru yang diperlukan oleh Visual basic 2005, dan biasanya

adalah folder Bin dan Obj.

5. Membuat Form dari Project.

Visual Basic 6.0 dapat membuat form dari project dengan klik kanan dan pilih

Remove dari Window Project Explorer. Visual Basic 6.0 akan menghilangkan

form tersebut dari tampilan Project Explorer. Pada Visual Basic 2005, Project

Explorer akan diganti dengan Solution Explorer. Pada Visual Basic 2005,

Remove akan diganti dengan Delete dan file tersebut akan dihilangkan. Jika ingin

dihilangkan dari tampilan tanpa melakukan delete, dapat digunakan perintah

Exclude From Project.


9

6. Penggabungan Project.

Visual Basic 6.0 dapat menggabungkan beberapa project, yang disebut dengan

Group Project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, Group Project dikenal dengan

nama Solution. Jika pada Visual Basic 2005 hanya bisa menggabungkan project

yang dibuat dengan bahasa Visual Basic, sedangkan pada Solution bisa

menggabungkan beberapa project dari bahasa-bahasa lain seperti C#, C++ dan

J++.

7. Ekstensi Project file

Visual Basic 6.0, project file mempunyai ekstensi (.vbp) dan Group Project

(.Vbg) sehingga teks dapat diperbaiki pada text editor. Sedangkan Pada Visual

Basic 2005, project dan solution dalam format XML, jadi sebaiknya tidak perlu

diperbaiki pada text editor.

2.2.3 Penjelasan IDE

Ada beberapa bagian dari IDE pada Visual Basic 2005 yaitu :

a. Menu Bar

Menu Bar adalah bagian dari IDE yang terdiri dari berbagai perintah-perintah

untuk mengatur dan mengeksekusi program yang dibuat. Menu Bar terdiri atas

Menu File, Edit, View, Project, Build, Debug, Tools, Windows dan Menu Help.

b. ToolBar

Fungsi ToolBar sebenarnya sama dengan perintah-perintah yang ada pada menu

tapi pada ToolBar ini dilambangkan dengan bentuk icon. Pada ToolBar juga
10

terdapat beberapa tombol untuk membuat dan memanipulasi Window dari IDE

Visual Basic 2005 yaitu Toolbox, Solution, Explorer dan Properties.

c. ToolBox.

ToolBox adalah tempat peletakkan kontrol dan komponen. Program aplikasi dapat

dibuat dengan mengambil kontrol dan komponen yang ada pada ToolBox.

d. Solution Explorer.

Solution Explorer memuat tampilan daftar file-file dari proyek yang sedang dibuat.

2.2.4 Form dan Kontrol

Interaksi antara Form dan konrol menyebabkan aplikasi yang dibuat akan

menjadi mudah dan user-friendly.

a. Form Windows

Form Windows adalah tempat meletakkan kontrol. Form Windows dapat

mengenali interface / antarmuka dari aplikasi yang dibuat nantinya. Adanya Form

Windows ini akan semakin mempermudah untuk lebih memfokuskan pada kode

program dibandingkan dengan desain tampilan program.

b. Label

Label merupakan kontrol yang biasanya digunakan untuk menampilkan teks pada

form.

c. Button.

Button adalah kontrol yang digunakan sebagai tombol untuk menjalankan sebuah

proses.
11

d. TextBox

TextBox merupakan salah satu kontrol yang digunakan untuk mengisi ataupun

menampilkan data.

e. CheckBox

CheckBox merupakan kontrol yang berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan.

Obyek kontrol ini dapat memilih lebih dari satu pilihan.

f. Radio Button.

Obyek Radio Button memilki fungsi yang sama dengan CheckBox, yaitu untuk

menampilkan pilihan. Tetapi pada obyek kontrol ini hanya bisa memilih satu

pilihan saja.

g. GroupBox.

GroupBox berfungsi untuk mengelompokkan kontrol-kontrol yang ada di form.

Dengan adanya obyek ini, maka obyek kontrol yang ada dapat diatur dengan baik

dalam satu tempat.

h. ListBox

ListBox merupakan obyek kontrol yang berfungsi untuk menampilkan beberapa

daftar pilihan.

i. ComboBox

ComboBox berfungsi untuk menampilkan daftar pilihan

j. PictureBox

PictureBox berfungsi untuk menampilkan gambar pada form.


12

k. Tab Control

Tab Control berfungsi untuk membuat Tab window. Dalam satu form bisa

terdapat beberapa window dengan ukuran yang sama. Untuk berpindah ke window

yang lain, bisa dengan menekan Tab yang diinginkan. Obyek kontrol lain dapat

diletakkan di dalam setiap window tersebut.

l. ToolBar

ToolBar merupakan kontrol yang digunakan untuk meletakkan tombol. Perintah-

perintah dapat dilakukan dengan menekan tombol-tombol yang terdapat pada

ToolBar. Oleh karena itu, Obyek ToolBar lebih praktis dibandingkan dengan

Menu Bar.

2.2.5 Pemrograman dengan Visual Basic 2005

Untuk membuat aplikasi pada Visual Basic 2005, hal yang pertama dilakukan

adalah membuat New Project, sehingga akan muncul layar seperti pada gambar 2.1.

Pada gambar 2.1 akan muncul beberapa tipe project yang diinginkan. Program

dimulai dengan memilih project type Visual Basic Project dan templates Window

Application. Setelah itu akan muncul form editor proyek pertama seperti gambar 2.2.

Pada gambar 2.2 juga akan memunculkan form utama dan beberapa tools

yang disediakan seperti yang diuraikan di atas. Pada tools tersebut terdapat beberapa

tools yang direkomendasikan yakni Common Controls, Containers, Menu &

Toolbars, Data, Components, Printing, Dialog dan General. Aplikasi Chatting dengan

menggunakan komponen SerialPort terdapat pada components tools. Penulisan


13

program dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa control pada form untuk

menulis kode program.

Gambar 2.1 Form New Project

Gambar 2.2 Form Editor proyek utama


14

Komponen SerialPort memiliki properties yang disediakan oleh Visual Basic 2005.

Properties tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Properti Komponen SerialPort pada Visual Basic 2005.

PROPERTI KETERANGAN

ReadBufferSize Menyatakan ukuran bit yang dibaca oleh buffer

WriteBufferSize Menyatakan ukuran bit yang ditulis oleh buffer

Baudrate Menyatakan kecepatan data

DataBits Menyatakan jumlah bit data.

Parity Menyatakan jenis bit paritas

PortName Menyatakan nama atau alamat Port komputer lokal

StopBit Menyatakan bit Stop

ReceivedByteThreshold Menyatakan batas jumlah byte yang diterima

Sedangkan Event yang terdapat di komponen SerialPort dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Komponen Event SerialPort.

EVENT KETERANGAN

Close Terjadi ketika computer remote menutup koneksi yang telah dibangun

Open Terjadi ketika koneksi dengan computer remote telah berhasil dibangun.

Write Terjadi ketika user menerima data atau pesan

Read Terjadi ketika data baru tiba.

Dispose Terjadi ketika dalam penentuan data yang tidak dipakai lagi
15

2.3 Komunikasi Data Serial

Komunikasi serial ada dua jenis yaitu komunikasi serial secara sinkron dan

komunikasi secara asinkron. Komunikasi serial secara sinkron adalah pengiriman

data serial dengan sinyal detaknya secara bersamaan. Sedangkan komunikasi serial

secara asinkron adalah sinyal detak tidak dikirm secara bersamaan dengan

komunikasi serial melainkan sinyal detaknya harus dibangkitkan oleh rangkaian

penerima datanya.

Berdasarkan arahnya komunikasi serial dibagi menjadi :

a. Simplex; Komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja

b. Half-Duplex; Komunikasi terjadi dua arah tapi secara bergantian.

c. Full-Duplex; Komunikasi dapat dilakukan dua arah secara bersamaan.

Transmisi asinkron sangat sederhana dan murah namun memerlukan

tambahan dua sampai tiga bit per karakter. Sebagai contoh, untuk karakter 8 bit tanpa

bit paritas menggunakan elemen akhir sepanjang 1 bit, dua dari setiap sepuluh bit

tidak membawa informasi, namun mereka hanya untuk sinkronisasi saja.

Format pengiriman data serial asinkron adalah 1 start bit (selalu rendah), 5-8

bit data, 1 bit paritas dan 1 sampai 2 bit stop (selalu tinggi). Pada saat tidak ada data

(idle) yang dikirim, kondisi saluran transmisi selalu tinggi (high). Format tersebut

dapat dilihat seperti pada gambar 2.3.


16

Selalu nol

Start D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 Parity Stop

1 Karakter

Gambar 2.3 Format pengiriman data serial asinkron

Hal lain yang mempengaruhi transfer data serial adalah kecepatan pengiriman.

Besaran kecepatan data serial adalah bps (bit per second) atau baudrate.

Kecepatan pengisyaratan data = (log2 n) / T bit/detik …………………(2.1)

dengan n adalah cacah kondisi pengisyaratan dan T adalah durasi bit.

Jika hanya terdapat dua kondisi pengisyaratan, 1 dan 0 saja, maka n = 2

sehingga kecepatan data adalah 1/T bit/detik. Kecepatan modulasi adalah kecepatan

perubahan status logika pada untai dan berbanding terbalik dengan durasi waktu.

Satuannya adalah baud.

Kecepatan modulasi = 1/T baud ……………………………………….(2.2)

Jadi jika n = 2, maka kecepatan pengisyaratan data sama dengan kecepatan modulasi.

2.4 Aplikasi Kabel Serial RS232C Untuk Komunikasi Data

RS232C merupakan kabel serial yang dapat digunakan untuk komunikasi data

antara dua komputer maupun komputer dan peralatan lainnya. Ada dua jenis RS-

232C, yaitu 25 pin dan 9 pin. Serial port bersifat asinkron dan dapat mengirimkan

data sebanyak 1 bit dalam tiap satu waktu. Port yang digunakan biasanya
17

menggunakan konektor DB9. Konektor DB9 mempunyai 9 pin seperti yang

ditunjukkan oleh gambar 2.4.

Gambar 2.4 Konektor DB 9

Standar RS232 ini hanya menyangkut komunikasi data antar komputer (Data

Terminal Equipment – DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Circuit-

Terminating Equipment –DCE). Biasanya alat pelengkap komputer adalah modem.

Hubungan antara DTE dan DCE dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Hubungan DTE dan DCE


18

Untuk fungsi dan pembagian pin dari RS 232C ditunjukkan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Fungsi dan pembagian pin RS-232C

I = Input; O = Output

Pin-pin tersebut (tabel 2.3) masih dapat dibagi menjadi 3 kelompok yakni :

1. Data signal

a) Transmitted Data, digunakan DTE mengirim data ke DCE.

b) Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE

2. Control signal

a) Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.

b) Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh

memulai mengirim data.

c) DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah

siap.
19

d) Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan

terminal.

e) Ring Indikator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah

stasiun menghendaki hubungan dengannya.

f) Received Line Signal Detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke

DTE bahwa pada terminal masukan ada data masuk.

3. Ground.

Antara komputer (DTE) dan modem (DCE) terdapat suatu converter.

Converter yang dimaksud adalah IC MAX 232. Fungsi IC MAX 232 ini sebagai

converter level tegangan RS-232 ke level tegangan TTL. Standar sinyal serial RS232

ditujukkan pada gambar 2.6 dan 2.7.

+25 V
Biner 0 (space)
+3 V
0V Tak terdefinisi (Invalid)
-3 V

Biner 1 (mark)
-25 V

Gambar 2.6 Level Tegangan RS232

+5 V Biner 1 (mark)

0V Biner 0 (space)

Gambar 2.7 Level tegangan TTL (Setelah diubah)


20

2.5 MODEM

2.5.1. Pengantar FSK

Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif

sederhana dalam penyandian. FSK adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan

envelope konstan yang mirip dengan FM konvensional. FSK merupakan sistem

modulasi yang menghasilkan dua buah frekuensi yang berbeda-beda jika masukannya

dikenai sinyal-sinyal biner. Frekuensi berbeda tersebut adalah frekuensi gelombang

pembawa sinus, dan merupakan frekuensi yang akan dimodulasi oleh gelombang data

masukan yang berupa gelombang data digital. Sinyal termodulasi dapat dilihat pada

gambar 2.8. Frekuensi mark (fmark) adalah untuk menyatakan logika 1 dan frekuensi

space (fspace) menyatakan logika 0. Biasanya salah satu frekuensi adalah setengah dari

frekuensi lainnya.

Gambar 2.8 Sistem modulasi FSK

2.5.2 Modulator-Demodulator FSK

Modulator-Demodulator (Modem) digunakan untuk mengubah bit-bit digital

menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai tertentu supaya dapat dimodulasikan dengan


21

gelombang radio sehingga dapat ditransmisikan melalui gelombang radio. Adapun

nilai frekuensi tersebut harus berbeda sehingga dapat dikenali untuk bit logika 1

(fmark) dan bit logika 0 (fspace).

Komponen utama dari modem ini akan dibuat dari rangkain terintegrasi

TCM3105. TCM3105 memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Sebagai modem Single-Chip Frequency-Shift-Keying (FSK).

b. Mengikuti spesifikasi berdasarkan BELL 202 dan CCITT V23.

c. Transmit Modulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.

d. Receive Demodulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud juga.

e. Beroperasi secara Half-duplex hingga 1200 baud baik di pengirim maupun

di penerima.

f. Beroperasi secara Full-duplex hingga 1200 baud pada pengirim dan 150

baud pada penerima.

g. Single power supply = 5V.

h. Mengkonsumsi daya rendah.

i. On Chip group delay equalization dan Filter transmit / receive.

Bentuk fisik dan diagram blok IC TCM3105 dapat dilihat pada gambar 2.9.

Pada Gambar 2.9 (b) terlihat bahwa TCM3105 terdiri atas 4 blok yakni : Reciever,

Carrier detector, Timing and control, Transmitter. Di dalam TCM3105, juga terdapat

modulator yang terdiri dari FSK modulator, penguat dan filter. Pada modulator,

frekuensi osilator 4,4336 MHz yang berasal dari kristal akan dibagi berdasarkan nilai
22

frekuensi yang telah diprogram berdasarkan standar BEL 202 atau CCITT V23.

Perbandingan pembagi diatur berdasarkan pin TRS, TXR, TXD. Tingkat keluaran

dari modem tergantung dari tegangan catu. Fungsi dan keterangan pin dari IC

TCM3105 ditunjukkan pada tabel 2.4.

7 8

4 3
10

13,12,15
2

14 11

(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Bentuk fisik TCM3105,
(b) Diagram blok TCM3105

Tabel 2.4 Keterangan pin TCM3105

PIN KETERANGAN

NO NAMA

1 VDD Tegangan positif

2 CLK Output untuk sinyal clock kontiniu saat 16 kali bit rate yang terseleksi

(transmit / receive)

3 CDT Carier-Detected Output

4. RXA Masukan penerima (analog)

5 TRS Transmit/Receive Standard Select input. Untuk mengatur standar kecepatan


23

Lanjutan tabel 2.4 Keterangan pin TCM3105


data.

6 NC No internal Connected

7 RXB Receive Bias Adjust untuk external guna meminimalkan bias distorsi

8 RXD Keluaran digital penerima

9 VSS Tegangan negatif (biasanya ground)

10 CDL Carrier detect level Adjust

11 TXA Output pemancar (analog)

12 TXR2 Bit rate select 2 input

13 TXR1 Bit rate select 1 input

14 TXD Masukan pemancar (digital)

15 OSC1 Koneksi Oscilator (4.4336 MHz)

16 OSC2

Sedangkan pada demodulator terdiri atas LPF (Low Pass-Filter) yang

dipergunakan sebagai filter yang diikuti dengan sebuah penguat yang dilengkapi

dengan Automatic Gain Control (AGC). Pada bagian ini dilengkapi oleh Bandwidth-

limiter guna menghindari interferensi out of band. Demodulator ini merupakan edge-

triggered multivibrator positif dan negatif. Sehingga hasilnya adalah data yang

diperoleh dari transisi sinyal analog yang diterima. Komponen DC dari sinyal yang

diperoleh sebanding dengan frekuensi yang diterima lalu diumpankan ke switched-

capacitor filter , LPF, dan post-demodulator filter.

Variabel level tegangan DC terhadap frekuensi diatur oleh pin RXB. Prasikap

tegangan pada pin ini tergantung pada bit rate dari data yang diterima serta internal
24

offset. Bagian carrier-detect terdiri dari sebuah detektor energi dan digital-delay.

Detektor energi membandingkan level sinyal pada keluaran filter penerima terhadap

level yang telah diatur pada pin CDL.

Pembagi tegangan RXB dan CDL dapat menggunakan gambar 2.10 dan

persamaan 2.3.

VCC 5 V

R1

Vo

R2

Gambar 2.10 Pembagi tegangan

R2
Vo = xVcc ……………………………………………... (2.3)
R1 + R2

dengan Vo adalah tegangan keluaran dan Vcc adalah catu daya.

Untuk pin TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti gambar 2.11.

C3
TXA
Vo

Gambar 2.11 High-Pass Filter TCM 3105

Sehingga frekuensi cut-off ditentukan dengan persamaan 2.4.


25

1
fc = ............................................................................................ (2.4)
2πRC

2.6 Pemancar dan Penerima FM

Tujuan dari pemancar adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal masukan

yang berupa Frekuensi Audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF

(Frekuensi Radio). Frekuensi radio yang dimaksudkan adalah sebagai keluaran dan

kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Pada pemancar radio

dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring

perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif

tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang

yang telah tercampur tadi dipancarkan melalui antena. Beberapa keuntungan FM

adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita) yang lebih besar,

dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki

beberapa keunggulan, diantaranya :

a. Lebih tahan noise; Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada di antara

88 – 108 MHz. Spektrum frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik

atmosfer maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem

modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem modulasi AM yang

mempunyai panjang gelombang lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan

oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS

(Line Of Sight).
26

b. Bandwidth yang lebih lebar; Saluran siar FM standar menduduki lebih dari

sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh

struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya efek-efek

(deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding distribusi

linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM

terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi dengan

bandwidth yang tersedia lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium

(MW) pada band siar AM.

c. Fidelitas tinggi; Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak

pada interval 50 Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi)

dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon

transient yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian

saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio dan

menyediakan hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain

hanyalah ditentukan oleh masalah rancangan perangkatnya saja.


27

BAB III

PERANCANGAN

Sistem komunikasi data dua komputer dengan gelombang radio yang akan

dibuat ini terdiri atas dua bagian, yakni perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software). Perangkat keras terdiri atas RS-232C sebagai interface (antar muka)

antara komputer dan modem, modem serta rangkaian pemancar dan penerima radio

FM. Perangkat keras terdiri dari dua sub-sistem, yakni sub-sistem 1 untuk komputer

yang berfungsi sebagai server dan sub-sistem 2 untuk komputer yang berfungsi

sebagai client. Misalkan komputer A (PC-A) sebagai user dan komputer B (PC-B)

sebagai client. Diagram blok sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.

f1 PC-B
PC-A

DRIVER /
DRIVER / f2 RECEIVER
RECEIVER RS-232C
RS-232C

PENERIMA FM
PEMANCAR (RX A)
MODEM
MODEM FM (TX A)

PEMANCAR
PENERIMA FM
FM (TX-B)
(RX B)

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Komunikasi Data Dua Komputer dengan
Gelombang Radio.
28

Komputer A (PC-A) mengirim data berupa sinyal biner. Sinyal biner tersebut

diubah menjadi frekuensi-frekuensi tertentu oleh suatu modulator sehingga dapat

dimodulasikan dengan gelombang radio melalui pemancar FM. Pada penerima FM,

sinyal yang ditransmisikan ditangkap dan diubah kembali ke sinyal aslinya oleh

demodulator. Kemudian sinyal informasi tersebut dapat diterima oleh komputer B

(PC-B). Perangkat lunak yang dipergunakan sebagai aplikasi chatting berupa

pemrograman Visual Basic 2005.

3.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras terdiri atas RS-232C, modem dan transceiver (Transmitter-

Receiver) FM. Masing-masing sub-sistem harus memiliki semua perangkat keras ini.

3.1.1 Modulator

Karena sistem ini mengirim data secara serial dan asinkron, maka terlebih

dahulu menentukan kecepatan datanya. Kecepatan data pada pengirim dan penerima

harus sinkron. Maka diambil kecepatan data sebesar 1200 bps dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1200 bps artinya adalah 1200 bit per detik.

Berdasarkan persamaan 2.1 bahwa baudrate = (log2 n) / T dengan n = 2 dan T adalah

1
durasi bit, sehingga 1200 = maka:
T
29

1
T= = 0,8333 ms
1200

Berdasarkan persamaan 2.2 juga diketahui :

1
Kecepatan modulasi = =1200,04 baud
0,8333ms

Karena sistem ini menggunakan komunikasi serial asinkron, maka waktu yang

dibutuhkan untuk memodulasikan 1 karakter (huruf, angka dan tanda baca) adalah :

1 karakter = 10 bit sehingga waktu pemodulasi adalah :

10 x 0,8333 ms = 8,333 ms

Sedangkan jumlah karakter yang dapat dimodulasikan adalah :

1200
= 120 karakter
10

Untuk waktu yang dibutuhkan dalam memodulasikan seluruh karakter adalah :

120 x 0,8333 ms = 0,0999 s

Jika waktu yang dibutuhkan untuk memodulasikan seluruh bit (1200 bit) adalah :

1200 x 0,8333 ms = 0,999 s, maka dapat diketahui bahwa dalam kasus ini, baudrate

hampir sama dengan baud.

Kemudian diatur mode pada IC TCM3105 sesuai pada datasheet. Standar

komunikasi yang dipakai adalah CCITT V.23 dengan kecepatan 1200 bps. Sehingga

pin TRS, TXR1 dan TXR2 harus dihubungkan ke ground (Low level). Catu daya

yang dipakai sebesar 5 V (Vcc = 5 V ). Sehingga rangkaian modulator dapat dilihat

pada gambar 3.2.


30

C1 C2
30pf 30pf
X1

4.43361MHz
TCM3105
1 16
VCC VCC OSC2
2 15
3 CLK OSC1 14
CDT TXD INPUT (DIGITAL)
4 13
5 RXA TXR1 12
6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
8 RXB CDL 9 C3
RXD GND

3
100nf
Rpot
20K C4
2
OUTPUT (ANALOG)

2
1 3
VCC
100nf
Rpot

1
100K

Gambar 3.2 Rangkaian Modulator TCM3105

Pada datasheet, frequency clock (fclock ) yang dipakai adalah sekitar 16 kali dari

baudrate. Sehingga fclock = 16 x 1200

= 19200 Hz

Sedangkan pada datasheet terlihat bahwa fclock dengan kecepatan 1200 bps adalah

19,11 KHz menggunakan crystal external 4,4336 MHz (16 kali baudrate). Crystal

external ini dihubungkan ke pin OSC1 dan OSC2. Kapasitor yang diparalel berfungsi

untuk menstabilkan fclock.

Untuk menghasilkan bentuk gelombang sinus dengan nilai frekuensi tertentu,

maka TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti pada gambar 2.11. Pada

filter ini akan melewatkan frekuensi tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Untuk

menentukan nilai komponennya digunakan rumus dari persamaan 2.4. Dengan

menentukan fc = 100 Hz dan C = 100 nF diperoleh :


31

1
100 =
2π .R.100nF

R = 15,91 KΩ

Untuk nilai R digunakan R potensio (variabel) sebesar 20 KΩ. R potensio ini

juga digunakan untuk mengatur keluaran supaya berada pada level 1,4 Vpp – 2,3Vpp.

Pada datasheet tepatnya berada di 1,9 Vpp. Dengan Frekuensi cut-off (fc) 100 Hz,

maka filter ini akan melewatkan frekuensi 1300 Hz dan 2100 Hz. Kedua frekuensi ini

berada di atas frekuensi cut-off. Kapasitor C4 adalah kapasitor coupling yang

digunakan untuk menolak level tegangan DC dan hanya melewatkan level tegangan

AC saja.

CDL dipakai untuk mengatur / menyesuaikan level deteksi sinyal carrier.

Dalam datasheet, CDL bernilai 2,8 V -3,9 V. Nilai tersebut diperoleh dari gambar

2.10 dan persamaan 2.3. Dari datasheet diperoleh Vo = 3,3 V dan dengan

menentukan R1 = 30 KΩ, maka:

R2
3,3 V = x5
30.10 3 + R2

99000 + 3,3R2 = 5R2

99000
R2 = = 58.235,29 Ω.
5 − 3,3

Karena nilai R2 sebesar 58.235,29 Ω tidak dijual di pasaran, maka nilai R1 dan R2

diganti dengan mengatur Rpot 100 KΩ.


32

Pin 14 berupa data masukan sinyal biner. Sinyal sinusoida (pin 11) merupakan

sinyal keluaran. Jika masukan dikenai bit ‘1’ maka keluaran berupa sinyal sinus

dengan frekuensi 1300 Hz, sebaliknya jika masukan dikenai bit ‘0’ maka keluaran

berupa sinyal sinus dengan frekuensi 2100 HZ. Sehingga hasil keluaran sinyal sinus

tersebut dapat dimodulasikan ke sinyal radio untuk ditransmisikan.

3.1.3 Demodulator.

Fungsi demodulator ini adalah untuk memperoleh kembali data asli yang telah

dimodulasikan di pemancar. Rangkaian crystal external sama dengan modulator dan

memiliki fungsi yang sama. Level tegangan CDL diatur sedemikian rupa oleh R

potensio menjadi 3,3 V. Pengaturan dengan menggunakan rumus dari persamaan 2.3.

Karena rangkaian ini berada pada penerima, maka prasikap tegangan diatur

berdasarkan bit-rate data yang diterima. Pin RXB membutuhkan tegangan masukan

sebesar 2,7 V (datasheet). Untuk memperoleh level tegangan tersebut, diperoleh

dengan persamaan 2.3 dengan Vcc = 5 V dan R1 = 30 KΩ, maka :

R2
2.7 V = x5
30.10 3 + R2

81000 + 2,7R2 = 5R2

81000
R2 = = 35.217,39 Ω.
5 − 2,7

Karena nilai R2 sebesar 35.217,39 Ω tidak dijual di pasaran, maka nilai R1 dan R2

diganti dengan mengatur Rpot 100 KΩ.


33

Rangkaian demodulator sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.3. Pada

gambar 3.3 ini, kapasitor C3 digunakan untuk coupling sehingga kapasitor ini

berfungsi untuk melewatkan level AC saja. Masukan merupakan sinyal yang berasal

dari radio FM (mono) sedangkan keluaran datanya akan berbentuk sinyal biner

dengan frekuensi-frekuensi yang telah ditentukan dengan mode CCITT V.23 1200

bps tadi. Dalam hal ini TRS, TXR1, TXR2 dihubungkan ke ground (low-level)

C1 C2
33pf 33pf
X1
INPUT (ANANLOG)
TCM3105
1 16 4.43361MHz
VCC VCC OSC2
C3 2 15
470n 3 CLK OSC1 14
4 CDT TXD 13
5 RXA TXR1 12
6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
8 RXB CDL 9
RXD GND
2

VCC 2
1 3 1 3
VCC
Rpot 100K Rpot
100K

OUTPUT (DIGITAL)

Gambar 3.3 Rangkaian demodulator TCM3105

3.1.3 Driver / Receiver RS232

Konverter disini berfungsi untuk mengubah level tegangan RS232 menjadi

level tegangan TTL. Konverter yang dipakai menggunakan IC MAX232. Konfigurasi

yang dipakai berdasarkan datasheet seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.4.
34

VCC 5v

C4
C MAX 232
C1 1 16
2 C1+ VCC 15
1u 3 V+ GND 14
C2 4 C1- T1out 13
1u 5 C2+ R1in 12
1 6 C2- R1out 11
V- T1in
CONNECTOR DB9

6 7 10
T2out T2in FROM MODEM (RX)
2 8 9
R2in R2out TO MODEM (TX)
7
3
8 C3
4
9 1u
5

P1

Gambar 3.4 Rangkaian konfigurasi MAX232

Masukan tegangan RS232 berasal dari port serial komputer (sebagai DTE)

sedangkan keluarannya ke modem TCM 3105 (sebagai DCE). Kapasitor pada pin 1,

pin 3, pin 4, dan 5 adalah untuk mengatur impedansi masukan. Jika nilai kapasitor

pada pin-pin ini semakin tinggi maka impedansi masukan akan semakin turun.

Sedangkan pada pin 2, dan 6 berfungsi untuk mengatur riak catu daya. Jika kapasitor

pada pin-pin ini semakin tinggi maka riak catu dayanya akan berkurang.

3.1.4 Pemancar dan Penerima FM

3.1.4.1 Pemancar FM

Komunikasi alat ini adalah bersifat half-duplex. Maka untuk memenuhi

komunikasi half-duplex tersebut dibutuhkan 2 radio pemancar. Radio pemancar

pertama berada di sub-sistem 1 (user) dengan frekuensi f1 yakni 93 MHz. Radio


35

pemancar kedua berada di sub-sitem 2 (client) dengan frekuensi f2 yakni 103 MHz.

Masing-masing radio pemancar menggunakan satu antena yang berfungsi hanya

untuk memancarkan saja.

Radio pemancar yang dipakai adalah radio pemancar yang biasa dijual di

pasaran. Daya yang dipakai sekitar 5 W sehingga dapat menjangkau lebih dari radius

100 m. Radio pemancar yang digunakan adalah Pemancar mini FM 88-108 MHz,

Ronica, dengan type SC-199

3.1.4.2 Penerima FM.

Hampir sama dengan radio pemancar tadi yang menggunakan 2 antena

sebagai penerima baik di sub-sistem 1 (user) maupun di sub-sistem 2 (client). Radio

penerima akan menangkap sinyal pada frekuensi 93 MHz dan 103 MHz. Radio

penerima yang digunakan adalah radio penerima FM mono karena hanya menerima

isyarat bidang dasar saja dan tidak isyarat audio stereo. Radio penerima mono ini

bekerja pada rentang 88-104 MHz. Radio ini banyak dijual di pasaran dan radio

Penerima yang dipakai adalah FM Tunner, Saturn, dengan type RF-207.

3.2 Perangkat Lunak (Software)

Pemrograman dibuat untuk aplikasi chatting. Aplikasi ini memakai teknologi

yang diperkenalkan Microsoft yaitu SerialPort yang fungsinya menghubungkan

komputer yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat saling bertukar data satu

sama lain dengan COM Port yang digunakan oleh komputer.


36

Berdasarkan gambar 2.3, maka untuk format akhir data serial dapat ditentukan

oleh pemrograman Visual Basic 2005. Sehingga format data untuk satu karakter

terdiri dari 10 bit yaitu 1 bit start, 8 bit data, 1 bit stop dan tanpa bit paritas dengan

baudrate 1200 bps. Penentuan format data ini dapat dilakukan pada properties

komponen SerialPort.

Kedua komputer harus sama-sama hidup dan pada perangkat lunak tidak ada

pesan off-line. Artinya adalah ketika salah satu komputer mati, pada masing-masing

form tidak ada pesan bahwa komputer tersebut sedang mati atau tidak dijalankan.

Untuk melakukan komunikasi, terlebih dahulu membuat form aplikasi dari

Visual Basic tadi. Di form ini nama kedua user, pesan terkirim, indikator koneksi

pesan error dan pesan yang akan dikirim akan ditampilkan pada form aplikasi

tersebut. Form aplikasi untuk keduanya (user dan client) adalah sama. Form tersebut

dapat dilihat pada gambar 3.5.

:APLIKASI CHAT

Alamat port
1
6

2
Nama
5

4
HUBUNG

PUTUS
3
KIRIM

Gambar 3.5 Form aplikasi Chatting


37

Keterangan :

1. Form untuk pesan indikator terhubung atau tidak dalam melakukan koneksi.

2. Form untuk layar pesan yang akan diterima dengan pesan yang akan terkirim

beserta nama kedua user (nama user dan client).

3. Form untuk penulisan pesan (pesan yang akan dikirim)

4. Tombol ‘Hubung’ untuk melakukan koneksi satu sama lain.

5. Form untuk penulisan ‘Nama anda’. Form ini diharapkan akan ditampilkan

beserta pesan pada layar pesan.

6. Form untuk tujuan COM port yang digunakan dalam berkomunikasi.

3.2.1 Diagram Alir Program Aplikasi Chatting

Diagram alir komputer dapat dilihat pada gambar 3.6. Awalnya kedua

komputer sama-sama aktif dan harus menuliskan alamat tujuan port yang dipakai dan

menulis Nama sebelum melakukan koneksi. Jika salah satu alamat port dan nama

tidak ditulis, maka akan muncul pesan yang menyatakan bahwa kedua-duanya harus

tetap diisi sebelum komunikasi terhubung. Jika alamat port sendiri tidak diisikan,

maka komputer tidak akan bisa melakukan koneksi karena tidak tersedianya alamat

tujuan untuk melakukan koneksi, sehingga komputer tidak dapat mengirim dan

menerima pesan.

Setelah semuanya terisi, maka koneksi dapat dilakukan. Jika koneksi sudah

terhubung, maka pengiriman pesan dan penerimaan pesan dapat dilakukan dan kedua

pesan tersebut akan ditampilkan pada layar. Tidak hanya itu saja, layar juga akan
38

menampilkan nama kedua user komputer. Jika salah satu user melakukan pemutusan

atau keluar dari form utama, maka akan muncul pesan pada komputer client yang

menyatakan bahwa user sudah memutuskan pesan atau keluar.

A
Mulai

C Tidak
Pilih alamat
Tujuan Terkirim ?

Tulis nama Ya

Tampilkan
Lakukan di layar
koneksi

Ya
Tidak
B Lanjut ?
Tampilkan
indikator Terhubung ?

Tidak
Ya
Tidak
Tampilkan
indikator B PUTUS ?
koneksi

B Ya
Tulis pesan
Tidak

C KELUAR ?
Kirim

Ya
A
Selesai

Gambar 3.6 Diagram alir Aplikasi Chatting


39

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas pengamatan cara kerja sistem komunikasi dua

komputer dengan gelombang FM beserta program Visual Basic yang digunakan.

Pengamatan ini akan disesuaikan dengan perancangan dan dasar teori yang sudah

diuraikan pada Bab II dan III.

Pengamatan dilakukan pada modulator, demodulator, pemancar dan penerima

FM mono. Pengujian dilakukan dengan data masukan dari level tegangan RS232

komputer yang merupakan sinyal digital dari kode ASCII karakter yang ditulis pada

keyboard. Pengamatan ini juga akan dicocokkan dengan program aplikasi Chatting

dengan baudrate 300 bps yang sudah diatur pada pemrograman Visual Basic 2005.

4.1. Pengamatan Kerja Aplikasi Chatting dengan Visual Basic

Pengamatan pada program aplikasi chatting ini adalah berupa pengamatan

proses kerja program untuk mengetahui pesan yang diterima dan yang dikirim

melalui suatu tampilan utama seperti gambar 4.1. Pengamatan ini juga sekaligus

sebagai indikator bahwa sistem alat ini bekerja dengan baik. Pengamatan dilakukan

dengan menghubungkan kedua komputer dengan modem melalui port COM yang

disediakan oleh kedua komputer tersebut.


40

Indikator koneksi

Pesan yang diterima


dan dikirim

Pesan yang dikirim

Gambar 4.1 Form utama

Pada tampilan form utama terdapat Alamat Port dan Nama yang akan diisi.

Jika Alamat Port belum diisi, maka akan muncul pesan seperti gambar 4.2 karena

tidak ada tujuan Alamat Port atau COM yang terdapat di komputer untuk digunakan

sebagai alamat berkomunikasi. Perintah yang disediakan oleh komponen SerialPort

yakni :

Dim WitheventsSerialport As New IO.Ports.SerialPort

Pada Alamat Port juga akan menyediakan pilihan COM mana yang akan

dituju oleh komputer. Jumlah pilihan tergantung pada port kosong yang disediakan

oleh komputer yang dipakai. Perintah untuk mengidentifikasi hal tersebut adalah :

Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles MyBase.Load


41

For i As Integer = 0 To _
My.Computer.Ports.SerialPortNames.Count - 1
ComPorts.Items.Add( _
My.Computer.Ports.SerialPortNames(i))

My.Computer.Ports.SerialPortNames adalah fungsi yang disediakan oleh Visual

Basic 2005 untuk mengidentifikasi sistem pada komputer termasuk Port / COM yang

disediakan oleh sistem komputer termasuk SerialPortNames, sedangkan Count-1

adalah untuk menghitung mundur dari COM terbesar ke COM yang terkecil.

Jika Nama belum diisi, maka akan muncul pesan peringatan seperti gambar

4.3. Walaupun Nama tidak diisi, pesan masih dapat dikirim tetapi nama user dan

client tidak akan muncul di layar baik di layar pengirim maupun di layar penerima.

Ketika kedua Alamat Port dan Nama sudah diisi, tombol HUBUNG ditekan untuk

memulai suatu komunikasi sehingga akan tampil pesan seperti gambar 4.4.

Gambar 4.2 Pesan Peringatan tanpa Alamat Port


42

(a) (b)
Gambar 4.3 Form tanpa Nama
(a) Pesan peringatan
(b) Pampilan pesan tanpa Nama

Gambar 4.4 Pesan Terhubung

Ketika Message ditekan OK, indikator koneksi PERINGATAN ! akan berubah

menjadi COM1 <TERHUBUNG> seperti pada gambar 4.5.


43

Gambar 4.5 Indikator COM terhubung

Hal ini disebabkan adanya perintah ketika COM dibuka / tersambung sehingga

muncul pesan pada gambar 4.5. Perintah tersebut adalah :

SerialPort.Open()
LblMessage.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERHUBUNG" & ">"

Saat COM1 terhubung juga, akan muncul suatu pesan di client seperti pada

gambar 4.6. Ini menandakan bahwa antara komputer user dan komputer client sudah

terjadi koneksi. Oleh karena itu pengiriman pesan diperbolehkan. Selama pesan itu

belum muncul, pengiriman pesan tidak akan terjadi. Perintah pesan ini adalah :

SerialPort.Open()
SerialPort.Write("***PESAN : " & txtnama.Text & " SUDAH TERHUBUNG !!!***"

SerialPort.Write adalah fungsi untuk menampilkan pesan tertentu pada layar

komputer client yang bukan pada layar komputer user. Ketika komputer user sudah

tersambung, pesan bahwa user telah tersambung akan muncul di komputer client.
44

Gambar 4.6 Pesan terhubung pada penerima

Gambar 4.7 adalah contoh dua komputer yang sedang chatting. Pada gambar

dapat memunculkan karakter tulisan baik angka, tanda baca, maupun huruf (huruf

capital maupun huruf kecil). Identifikasi oleh form utama dilakukan oleh penyandian

demodulator dari pesan asli yang dikirim oleh modulator. Pada gambar tersebut juga

dijelaskan bahwa BERLIN berfungsi sebagai user sedangkan RAFAEL berfungsi

sebagai client. Baik user maupun client dapat mengirim dan menerima pesan yang

ditulis melalui keyboard komputer dengan baik.


45

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.7 Contoh-contoh pesan dengan menggunakan aplikasi Chatting


(a) Contoh pesan pada komputer user.
(b) Contoh pesan pada computer client.
(c) Contoh pesan dengan berbagai karakter pada komputer user.
(d) Contoh pesan dengan berbagai karakter pada computer client.
46

Untuk menampilkan nama user dan client beserta pesan yang dikirim maupun

diterima adalah dengan menggunakan perintah dari:

Private Sub btnKirim_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles btnKirim.Click
Try
SerialPort.Write("<" & txtnama.Text & "> " & PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
With pesanDiterima
.SelectionColor = Color.Black
.AppendText("<" & txtnama.Text & "> " & PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
.ScrollToCaret()
End With
PesanTerkirim.Text = String.Empty

Private Sub DataReceived(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.IO.Ports.SerialDataReceivedEventArgs) Handles SerialPort.DataReceived
pesanDiterima.Invoke(New _
mydelegate(AddressOf updateTextBox), _
New Object() {})
End Sub

Public Delegate Sub mydelegate()


Public Sub updateTextBox()
With PesanDiterima
.Font = New Font("Garamond", 12.0!, FontStyle.Bold)
.SelectionColor = Color.Red
.AppendText(SerialPort.ReadExisting)
.ScrollToCaret()
End With

Perintah vbCrlf berfungsi untuk memulai baris baru, sehingga pesan yang

dikirim oleh user dan client tidak bercampur menjadi satu baris. Pesan akan terpisah

antara baris yang satu dengan yang lain. PesanTerkirim.Text = String.Empty adalah
47

perintah untuk membersihkan kotak pada pesan yang akan dikirm. Ketika tombol

KIRIM ditekan, pesan pada pesan yang dikirim akan dibersihkan dan kembali ke

kotak kosong semula.

Pada pengamatan kali ini, jika client yang terlebih dahulu memutuskan

komunikasi, maka ketika komunikasinya terputus akan muncul pesan pada gambar

4.8. Ketika Tombol OK ditekan, pesan bahwa komunikasi sudah terputus akan tampil

juga di komputer user seperti pada gambar 4.9.

Gambar 4.8 Pesan komunikasi terputus


48

Gambar 4.9 Pesan terputus pada komputer user

Untuk memunculkan pesan tersebut adalah dengan menggunakan perintah dari :

Private Sub btnPutus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles btnPutus.Click
Try
SerialPort.Write("********PESAN : " & txtnama.Text & " TERPUTUS
!!!********" & vbCrLf)
SerialPort.Close()
lblMessage.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERPUTUS" & ">"
MsgBox(" KOMUNIKASI TERPUTUS !")

SerialPort.Close() berfungsi untuk memutuskan komponen SerialPort sehingga

komunikasi antara dua komputer tersebut tidak akan terjadi lagi. Ketika terputus,

indikator pesan akan berubah menjadi ‘SerialPort.PortName’ <TERPUTUS>

Karena pesan client terputus, maka user bisa untuk berkomunikasi lagi

dengan memilih kembali alamat Port yang disediakan oleh komputer kemudian tekan
49

tombol HUBUNG lagi. Jika tidak ingin berkomunikasi lagi, maka user cukup

menekan tombol KELUAR seperti pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pesan Keluar

Pada kenyataannya, pengamatan aplikasi program ini memiliki kekurangan

ketika bekerja melalui modem yang telah dirancang. Hasil pengamatannya dapat

dilihat pada gambar 4.11.

Sinyal yang tidak


teridentifikasikan

Gambar 4.11 Hasil pengamatan ketika salah satu


modem dimatikan
50

Gambar 4.11 memunculkan pesan–pesan yang tidak teridentifikasi oleh

Visual Basic 2005 karena salah satu modem atau pemancar dimatikan. Pesan ini

muncul karena modem yang sedang ON akan tetap menerima sinyal dari penerima

FM mono yang sedang ON juga walaupun pemancarnya sedang OFF. Hal ini

dikarenakan penerima FM mono masih membaca dan menerima sinyal dari udara

bebas yang ada, apakah itu dari stasiun pemancar radio swasta yang lain, dari

pemancar lain atau dari sinyal-sinyal liar yang ada di udara bebas.

4.2. Pengamatan pada Hardware

Pengamatan pada hardware dilakukan untuk mengetahui proses transmisi

sinyal informasi beserta bentuk perubahan sinyal per blok sistem.

4.2.1 Pengamatan pada Driver / Receiver RS232.

Driver / Receiver RS232 adalah pengubah tegangan RS232 ke level tegangan

TTL. Sinyal hasil konversi dari Driver RS232 dapat dilihat pada gambar 4.12. Sinyal

pada Driver RS232 adalah sinyal hasil konversi dari level tegangan RS232 ke level

tegangan TTL, yakni sinyal yang merupakan masukan modulator IC TCM3105. Pada

gambar 4.12, trace-1 merupakan sinyal RS232 dengan level tegangan -25 V s/d +25

V seperti pada gambar 2.6. Pada pengamatan terlihat bahwa RS232 berada pada level

tegangan (Vamp) -10,5 V untuk logika 1 dan +10,5 V untuk logika 0. Sedangkan

trace-2 merupakan hasil konversi tegangan RS232 ke level tegangan TTL melalui IC
51

MAX232. Pada trace-2 ini level tegangan (Vamp) berada pada 0 V untuk logika 0

dan 4,92 V untuk logika 1. Trace-1 dan trace-2 adalah sinyal yang berkebalikan satu

sama lain dengan level tegangan yang berbeda.

Gambar 4.12 Sinyal hasil konversi Driver RS232

Adapun sinyal pada gambar 4.12 merupakan sinyal ASCII dari karakter huruf

‘A’. Pada lampiran karakter huruf A adalah 1000001. Format pengiriman data serial

asinkronnya terdiri atas start bit, 8 bit data, stop bit dan tanpa bit paritas. Format

pengiriman data diatur pada pemrograman Visual Basic 2005 yang sudah dibahas

tadi. Format pengiriman huruf A dapat dilihat pada gambar 4.13. Dalam pengujian

penulis mengetik huruf A berulang kali sehingga dalam pengamatan hanya

mengambil sample satu format data serial asinkron saja seperti pada gambar 4.13.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa start bit adalah 0, data huruf A terdiri atas

1000001, bit tambahan adalah 0 dan bit stop sama dengan 1. Format data serial
52

asinkron untuk satu karakter huruf ditunjukkan oleh a, b, c, d pada gambar 4.13 yang

terdiri atas 10 bit per satu karakter. Kode ASCII terdiri atas 7 bit tetapi pada program,

data terdiri atas 8 bit. Hal ini dilakukan karena pada pengiriman data serial asinkron

sering terjadi framing error. Framming-error terjadi bila beberapa keadaan derau

menyebabkan munculnya bit awal yang salah sepanjang status idle, sehingga

memerlukan tambahan sampai tiga bit per karakter. Bit tambahan ini tidak membawa

informasi, tetapi hanya sebagai bit sinkronisasi saja termasuk bit kedelapan pada

setiap data informasi.

a b c d e f

0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
Keterangan :
a. Bit Start.
b. Data satu karakter huruf A (1000001).
c. Bit sinkronisasi (bit tambahan)
d. Bit stop.
e-f : Pensinyalan untuk karakter huruf selanjutnya (sama-sama huruf A
juga). (e) Bit start selanjutnya. (f) Data karakter huruf selanjutnya.

Gambar 4.13 Bentuk sinyal karakter huruf A


53

1 karakter

8 bit data
LSB MSB

1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1

D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Stop bit
idle Start bit
Bit
sinkronisasi

Gambar 4.14 Sinyal pentransmisian karakter huruf A.

Gambar 4.14 adalah sinyal pentransmisian karakter huruf A yang akan

dimodulasikan oleh modulator. Bit start akan pertama kali dikirim kemudian diikuti

oleh bit D0 sebagai LSB, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7 (bit tambahan) sebagai MSB

dan selanjutnya Stop bit.

Sinyal pada Receiver RS232 terlihat pada gambar 4.15. Sinyal pada receiver

RS232 ini adalah sinyal hasil pengubahan dari sinyal keluaran demodulator (level

tegangan TTL) ke level tegangan RS232. Pada gambar 4.15, trace-2 merupakan

sinyal keluaran demodulator dengan level tegangan (Vamp) 5,36 V untuk logika 1

dan 0 V untuk logika 0, sedangkan trace-1 adalah sinyal hasil pengubahan Receiver

RS232 pada IC MAX232 dengan level tegangan –9 V untul logika 1 dan +9 V untuk

logika 0. Kedua sinyal merupakan sinyal yang berkebalikan satu sama lain.
54

Gambar 4.15 Sinyal hasil pengubahan Receiver RS232

Perbandingan hasil pengiriman dan penerimaan data dapat dilihat pada

gambar 4.16. Gambar 4.16 (a) adalah data yang dikirim berupa kode ASCII huruf A

dengan level tegangan RS232, sedangkan gambar 4.16 (b) adalah hasil pengubahan

dalam level tegangan TTL. Gambar 4.16 (d) adalah data yang diterima oleh

demodulator dengan level tegangan TTL juga, sedangkan pada gambar 4.16 (c)

adalah data yang diterima oleh Receiver RS232.

Dari gambar 4.16 dapat dilihat bahwa walaupun bentuk sinyal dan level

tegangan antara data yang dikirim dan data yang diterima tidak begitu sama dan

berbetuk sinyal yang tidak sempurna, namun sinyal digital tersebut masih dapat

dibaca oleh demodulator dengan baik. Bahkan pada pengirim terlihat jelas

pensinyalan digital atau penyandian sinyal informasi aslinya dibandingkan dengan

data yang dikirim. Hal ini disebabkan level tegangan sinyal tersebut masih dalam
55

interval yang direkomendasikan oleh RS232 yakni -3 V s/d -25V untuk logika 1, +3V

s/d +25V untuk logika 0, dan -3V s/d +3V adalah sinyal yang tidak terdefinisikan

(invalid signal).

0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 01 0
(a) (b)

01 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
(c)
(d)
Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima. (a) Sinyal masukan Driver RS232. (b) Hasil
konversi Driver RS232. (c). Hasil konversi Receiver RS232 (d) Sinyal
yang diterima oleh demodulator.

4.2.2 MODEM TCM 3105

4.2.2.1 Pengamatan pada Modulator

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, modem berfungsi untuk

mengubah sinyal dari level tegangan ke dalam bentuk frekuensi-frekuensi tertentu.

Konfigurasi MODEM TCM3105 menggunakan baudrate 1200 bps yang akan


56

menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk logika 1 dan 2100 Hz untuk logika 0. Adapun

hasil pengamatan pada bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Keluaran modulator TCM 3105

Gambar 4.17 menunjukkan bahwa keluaran modulator adalah hasil modulasi

dengan teknik FSK (frequency-Shift Keying) dengan menghasilkan dua frekuensi

yang berbeda. Pada gambar 4.17, frekuensi-frekuensi yang rendah (merenggang)

adalah frekeuensi yang menyatakan logika 1 dan frekuensi-frekuensi yang tinggi

(menyempit) menyatakan logika 0. Trace-2 adalah sinyal biner dalam bentuk level

tegangan, sedangkan trace-1 adalah sinyal pemodulasian dalam bentuk dua frekuensi

yang berbeda. Sinyal trace-1 merupakan keluaran pin TXA dari IC TCM 3105

dengan level tegangan 740 mVpp. Nilai ini didapat dengan mengatur trimpot pada

TXA dan CDL sebesar 3,3 V. Nilai frekuensi untuk biner 1 dan biner 0 tidak begitu
57

jelas pada gambar tersebut karena keterbatasan osiloskop digital untuk menangkap

gambar dengan skala kecil seperti pada gambar 4.17.

Untuk membuktikan nilai besaran tersebut, penulis menggunakan AFG

sebagai input RS232 dengan amplitude 17 V dengan baudrate 600 bps. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada gambar 4.18.

1 1

2 2

(a) (b)

Gambar 4.18 Hasil pengubahan modulator TCM 3105 dengan masukan dari AFG
(a) Untuk logika 0
(b) Untuk logika 1

Trace 1 merupakan hasil pengubahan RS232, sedangkan trace 2 adalah hasil keluaran

dari modulator IC TCM 3105. Pada datasheet dapat dilihat bahwa dengan baudrate

modem 1200 bps akan menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk biner 1 dan frekuensi

2100 Hz untuk biner 0. Sedangkan pada AFG diatur dengan baudrate 600 bps. Oleh

karena itu didapat sinyal yang merenggang untuk biner 1 dan sinyal yang menyempit
58

untuk logika 0. Perbedaan kedua sinyal tersebut diperoleh dari perhitungan waktu

pentransmisian yaitu :

Berdasarkan persamaan 2.1 bahwa baudrate = (log2 n) / T

1
Dengan n = 2 dan T = durasi bit sehingga 600 = maka:
T

1
T= = 1,666 ms
600

dengan T1 adalah durasi bit untuk logika 1, f1 adalah frekuensi untuk logika 1, T0

adalah durasi untuk logika 0 dan f0 adalah frekuensi untuk logika 0, maka:

1 1
T1 = dan T0 =
f1 f0

1
T1 = = 0,76 ms
1300 Hz

1
T0 = = 0,47 ms
2100 Hz

Dari persamaan diatas dapat diperoleh jumlah perioda per satu siklus bit, yaitu:

1,66.10 −3
P1 = = 2,166
0,76.10 −3.

1,66.10 −3
P0 = = 3,5
0,47.10 −3.

P1 (jumlah siklus untuk sinyal logika 1) adalah 2,166 kali siklus per bit dan P0

(jumlah siklus untuk sinyal logika 0) adalah 3,5 kali siklus per bitnya. Oleh karena itu

bentuk sinyal yang terkirim dapat disimpulkan seperti pada gambar 4.19. Selisih dua
59

sinyal dengan perioda yang berbeda untuk menyatakan sinyal logika 1 dan logika 0

menjadi 1,344 kali siklus per bit.

0
T s
+A

0 s

-A
T1 T0

P1 P0

Gambar 4.19 Bentuk sinyal yang terkirim dengan baudrate 600 bps

4.2.2.2 Pengamatan pada Demodulator.

Demodulator akan mengidentifikasikan kembali sinyal asli yang dikirim

dalam bentuk level tegangan seperti yang terlihat pada gambar 4.20. Pada gambar

4.20 (a), sinyal dari penerima FM yang merupakan masukan dari demodulator

TCM3105 (trace-1) tidak begitu jelas. Walaupun sinyal terlihat tidak begitu jelas

tetapi masih terlihat perbedaan antara frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan

level tegangan 720 mVpp. Trace-2 adalah sinyal yang sudah didemodulasikan dari

bentuk frekuensi-frekuensi ke dalam bentuk level tegangan yaitu level tegangan 5,44

V menyatakan biner 1 dan level tagangan 0 V menyatakan biner 0. Gambar 4.20 (b)

adalah sinyal dengan skala Time / Div yang sudah diperbesar supaya lebih jelas
60

antara bentuk pemodulasian dengan teknik FSK (trace-1) dengan sinyal hasil

pemodulasian (trace-2). Sinyal-sinyal pada gambar 4.20 merupakan bentuk sinyal

yang sudah disandikan dari sinyal asli karekter huruf A yang dikirim oleh modulator.

Dari data ini diketahui bahwa demodulator dapat menerima pesan asli yang diterima

dari Penerima FM mono dengan baik. Sinyal hasil demodulasi akan diteruskan ke

Penerima RS232 untuk diubah menjadi level tegangan RS232 supaya sinyal yang

didemodulasi bisa diterima dan dikenal oleh komputer dengan baik

(a) (b)

Gambar 4.20 Sinyal hasil demodulasi oleh demodulator


(a) dengan skala Time / Div yang diperkecil
(b) dengan skala Time / Div yang diperbesar

4.2.3 Pengamatan pada Pemancar dan Penerima FM mono.

Pengamatan dilakukan pada keluaran modulator sebagai masukan pemancar,

keluaran pemancar sebagai sinyal yang ditransmisikan pada penerima FM mono dan

keluaran dari penerima FM Mono sebagai masukan dari demodulator. Saluran

frekuensi pemancar menggunakan dua saluran kosong yang tidak dipakai oleh stasiun
61

radio swasta yakni 93,3 MHz untuk TX-1 dan 103,4 MHz untuk TX-2, sedangkan

untuk jarak transmisi adalah 30 meter untuk TX-1 dan 50 meter untuk TX-2.

Perbedaan jarak transmisi terjadi karena kedua pemancar menggunakan transistor

penguat daya yang berbeda. TX-1 menggunakan transistor 2SC2053 dengan daya

0,15 W yang dikuatkan dua kali, sedangkan TX-2 menggunakan transistor penguat

daya 2SC1971 yang menghasilkan daya sebesar 4-5W. Walaupun berbeda transistor,

tapi perbedaan tersebut tidak mengganggu dalam pentrasmisian secara bersamaan.

Pada perancangan tegangan keluaran modulator (pin RXB) adalah 1,9 Vpp

sesuai dengan datasheet. Sinyal modulator tersebut akan diteruskan ke pemancar FM

untuk ditumpangkan pada sinyal carrier FM, sehingga sinyal informasi dapat

ditransmisikan melalui gelombang radio. Oleh karena itu, dilakukan pengujian pada

pemancar dan penerima FM Mono. Pada pengujian didapat bahwa pada pemancar

memiliki batasan amplitude-input. Batasan masukan tersebut adalah 400 mVpp –

840mVpp untuk TX-1 dan TX-2 berada pada amplidtude-input 420 mVpp – 820

mVpp, sedangkan pada keluaran penerima FM Mono, amplitudo yang diterima

sebesar 1,12 Vpp – 2,12 Vpp untuk Rx-1 dan 760 mVpp – 1,72 Vpp untuk RX-2.

Dari pengujian tersebut dilakukan pengaturan trimpot pada pin RXB sebesar

740 mVpp supaya sinyal tersebut dapat dikirim dan diterima dalam bentuk

gelombang radio seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.21. Trace-1 adalah

masukan Pemancar FM atau keluaran FSK (frequency Shift-Keying) dan trace-2

adalah keluaran pada penerima FM mono. Dari gambar ini terlihat perbedaan level

tegangan kedua sinyal yakni trace-2 lebih besar dibandingkan dengan trace-1. Pada
62

gambar 4.21 juga terlihat sinyal-sinyal yang menyatakan biner 0 dengan frekuensi

yang tinggi (sinyal yang menyempit) dan biner 1 untuk frekuensi yang rendah (sinyal

yang merenggang).

1 1

2
2

(a) (b)

Gambar 4.21 Bentuk sinyal masukan pemancar dan sinyal keluaran penerima FM mono.
(a) Untuk logika 1
(b) Untuk logika 0

4.3 Pengamatan pada Unjuk Kerja Sistem.

Pada sub-bab ini akan dijelaskan perbandingan unjuk kerja sistem dengan

perubahan baudrate yang berbeda dan mengamati efek dari perubahan baudrate

tersebut. Pengamatan juga dilakukan tidak hanya pada pentransmisian data secara

wireless tetapi juga pada pentransmisian data dengan menggunakan kabel yang

menghubungkan antara kedua modem secara langsung. Perbandingan dari perubahan

baudrate dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada tabel 4.1 akan diketahui waktu
63

pengisyaratan data dan jumlah siklus per bit. Pada pengamatan diperoleh kesimpulan

bahwa waktu pentransmisian data dengan baudrate yang tinggi akan lebih cepat

dalam pengisyaratan data dibandingkan dengan baudrate yang rendah. Sebaliknya

jika pentransmisian data dengan baudrate yang tinggi akan menghasilkan sinyal

dengan selisih jumlah perioda dalam satu siklu bit yang lebih sedikit dibandingkan

dengan hasil pengubahan sinyal dengan baudrate yang rendah. Hal ini akan

mempengaruhi kinerja modem TCM 3105 yang bekerja pada konfigurasi baudrate

1200 bps dan sinyal informasi yang akan ditumpangkan pada sinyal carrier pemancar

FM.

Tabel 4.1 Perbedaan waktu pengisyaratan data dan jumlah siklus per bit

dengan baudrate yang berbeda.

Baudrate Frekuensi yang Jumlah Waktu Keterangan


(bps) dihasilkan IC TCM 3105 siklus per pengisyaratan data
(Hz) bit (T)
(P) T = 1 / baudrate
1300 untuk logika 1 1,083 0,833 ms P = f / baudrate

1200 2100 untuk logika 0 1,75

1300 untuk logika 1 2,166 1,666 ms f ; frekuensi yang

dihasilkan oleh IC
600 2100 untuk logika 0 3,5
TCM 3105
1300 untuk logika 1 4,33 3,333 ms

300 2100 untuk logika 0 7,0


64

Pengaruh kinerja sistem dengan perubahan baudrate dapat dilihat pada tabel

4.2. Pada tabel ini merupakan hasil pengamatan kinerja sistem dan berlaku pada

komunikasi tanpa kabel (wireless) dan dengan kabel.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Sistem dengan Perubahan Baudrate

Jenis Baudrate Error Jenis Komunikasi yang


Pentransmisian terjadi
Wire / Wireless 300 Tidak ada Half-dupplex

Wire / Wireless 600 Tidak ada Half-dupplex

Wire / Wireless 1200 Ada Simplex

Wire / Wireless 2400 Ada Tidak terjadi komunikasi

Pada tabel 4.2 menyatakan bahwa komunikasi data terjadi secara half-duplex

pada baudrate 300 bps dan 600 bps baik itu pada jenis pentransmisisan secara

wireless maupun dengan kabel. Pada baudrate ini kedua komputer baik user maupun

client dapat mengirim dan menerima data dengan baik (tanpa error) secara

bergantian. Hasil pengamatan kinerja sistem pada baudrate 300 bps dan 600 bps

ditunjukkan pada gambar 4.22.

Pada Gambar 4.22 adalah form utama pada user dan client dapat saling

mengirim dan menerima data dengan baik tanpa ada error. Gambar 4.22 (a) adalah

tampilan data yang dikirim dan diterima pada komputer user, sedangkan pada gambar

4.22 (b) adalah tampilan data yang dikirim dan diterima pada komputer client. Kedua
65

form pada gambar 4.22 menyatakan bahwa kedua data (data yang terkirim dan

diterima) adalah sama dan tidak ada data yang dikurangi, rusak maupun data yang

tidak dikenal / teridentifikasi oleh kedua komputer.

(a) (b)
Gambar 4.22 Form utama pada baudrate 300 bps dan 600 bps
(a) Tampilan pada komputer user
(b) Tampilan pada komputer client

Pada baudrate 1200 bps justru yang terjadi adalah komunikasi secara simplex.

Simplex berarti komunikasi terjadi hanya searah saja. Hasil pengamatan menunjukkan

bahwa komputer user bisa mengirim dan menerima data dengan baik tetapi pada

komputer client, data hanya bisa dibaca / diterima dan tidak bisa mengirim data ke

komputer user. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.23.

Pada gambar 4.23 (a), data dari komputer user masih dapat mengirim dengan

baik tetapi data tidak bisa diterima dengan baik oleh komputer client seperti yang
66

terlihat pada gambar 4.23 (b). Pada komputer client, justru yang muncul adalah

sinyal-sinyal yang tidak teridentifikasikan oleh komputer tetapi masih terus dibaca

oleh demodulator sehingga menampilkan kode / karakter lain selain karakter dari

sinyal informasi yang dikirim.

Sinyal yang tidak


teridentifikasikan

(a) (b)
Gambar 4.23 Form utama pada baudrate 1200 bps
(a) Tampilan pada komputer user
(b) Tampilan pada komputer client

Pada baudrate 2400 bps, komunikasi tidak dapat terjadi sehingga

menyebabkan data yang dikirim tidak diterima oleh penerima sama sekali. Hasil

pengamatan pada form utama pada baudrate 2400 bps dapat dilihat pada gambar

4.24. Pada form utama, data sama sekali tidak bisa dikirim dan diterima / dibaca oleh

kedua komputer baik komputer user maupun komputer client. Pada kedua komputer
67

justru yang muncul adalah sinyal-sinyal yang tidak teridentifikasi oleh komputer atau

modem. Hal ini terjadi karena pemakaian baudrate melebihi dari baudrate yang ada

pada konfigurasi IC Modem TCM3105. Baudrate 2400 bukan merupakan baudrate

dari standar yang ada pada datasheet IC Modem TCM3105.

Sinyal yang tidak


Sinyal yang tidak teridentifikasikan
teridentifikasikan

(a) (b)
Gambar 4.24 Form utama pada baudrate 2400 bps
(a) Tampilan pada User.
(b) Tampilan pada Client.
68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari perancangan, pengamatan dan pembahasan dari Bab

sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Komunikasi data antara dua komputer dengan gelombang FM terjadi secara

half-dupplex pada baudrate 300 bps dan 600 bps, sedangkan pada baudrate

1200, komunikasi data antara dua komputer terjadi secara simplex. Hal ini

dikarenakan keterbatasan kinerja Pemancar dan MODEM.

2. MODEM dapat bekerja baik untuk mengirim maupun menerima sinyal

informasi yang ditulis melalui keyboard komputer dan penyandian sinyal dari

modulator dapat didefinisikan / dikenal oleh demodulator sesuai dengan

perancangan yang telah dilakukan. MODEM bekerja secara half-duplex pada

baudrate 300 bps dan 600 bps, sedangkan pada baudrate 1200 bps, MODEM

bekerja secara simplex.

3. Berdasarkan perancangan dan data, diperoleh bahwa Sistem Komunikasi Data

Dua Komputer Dengan Gelombang Radio ini dapat dirakit dengan mudah dan

praktis tanpa konstruksi yang rumit seperti yang terdapat pada modem yang

ada sekarang ini.


69

5.2 Saran

Hasil perancangan Komunikasi Data Dua Komputer Dengan Gelombang Radio

ini masih memiliki keterbatasan pada alat maupun software. Berdasarkan dari

perancangan dan pengamatan kedua hal tersebut maka penulis mencoba memberi

masukan saran dalam pengembangan penelitian lebih lanjut dengan lebih baik.

Adapun saran tersebut antara lain :

1. Perlunya pengidentifikasian oleh program Visual Basic 2005 untuk sinyal-

sinyal yang tidak teridentifikasikan oleh penerim FM mono supaya sinyal-

sinyal yang tidak teridentifikasikan tadi tidak muncul pada layar form utama

aplikasi chatting. Sehingga form utama hanya menampilkan sinyal–sinyal

yang diidentifikasi atau yang dikenal oleh demodulator atau sinyal informasi

aslinya saja.

2. Dalam pengembangan sistem ini data tidak hanya berupa tulisan saja tapi bisa

dikembangkan untuk komunikasi data lain yakni berupa gambar, suara dan

lain-lain dengan spesifikasi modem yang memiliki baudrate yang tinggi.

3. Sebaiknya digunakan transistor penguat daya yang besar pada rangkaian

pemancar FM untuk dapat mentransmisikan informasi lebih jauh lagi

sehingga informasi dapat dikirim dalam jangkauan luas.


DAFTAR PUSTAKA

Robert L Shrader, 1989, Elektronika Komunikasi jilid 1, Erlangga, Jakarta

Warren Hioki, 1998, Telecommunication Third Edition, Prentice Hall International,

Inc, USA

William stallings, 2001, Komunikasi Data dan Komputer, Salemba Teknika, Jakarta.

Eko Priyo Utomo, ST, 2006, Membuat Aplikasi Database dengan Visual Basic.Net,

Yrama Widya, Bandung.

-----, RS232 data interface, http://www.arcelect.com, diakses bulan Maret 2006.

-----, RS232 standard, http://www.camiresearch.com, diakses bulan Maret 2006.

-----, Datasheet, http://www.ti.com, Texas Instrument, diakses bulan April 2006.

-----, Pemancar FM, http://www.elektroindonesia.com, diakses bulan Mei 2006.

-----, Visual basic code, http://www.pages.drexel.edu, diakses bulan Mei 2006.


LAMPIRAN
BENTUK FISIK SISTEM KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER
DENGAN GELOMBANG RADIO

MODEM-1 (KOMPUTER USER)

MODEM-2 (KOMPUTER CLIENT)


RANGKAIAN DRIVER / RECEIVER RS232 J1

2
1
VCC 5V
C4
C MAX 232
C1 1 16
2 C1+ VCC 15
1u 3 V+ GND 14
C2 4 C1- T1out 13
1u 5 C2+ R1in 12 J3
1 6 C2- R1out 11
V- T1in 1

CONNECTOR DB9
6 7 10
2 8 T2out T2in 9 2
7 R2in R2out FROM MODEM (RX)
3
8 C3 J2

2
1
4
9 1u TO MODEM (TX)
5

P1

1
2
J3 J4
1
2

C1 33p
VCC 5V INPUT DIGITAL

TCM3105 Y1
C2
1 16 33p
2 VCC OSC2 15 CRY STAL
3 CLK OSC1 14
4 CDT TXD 13
2 5 RXA TXR1 12
1 J5 6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
RXB CDL
RX FM (INPUT)

8 9
RXD GND C3
100n
1

R1
2

100K R2 2 C4
1 3 1 3 20K
100K
POT
2
1

100n
2
1

J1
OUTPUT DIGITAL out FSK
J2

Title
RANGKAIAN DRIVER / RECEIVER RS232 DAN MODUL MODEM

Size Document Number Rev


RANGKAIAN MODEM A BERLIN S SILALAHI (025114042)

Date: Thursday , May 10, 2007 Sheet 1 of 1


PEMANCAR MINI FM 88-108 MHZ
VCC 12V
C7

L3

R2 C5 C1 C2 L2
L1 R5
15K
47K

3
R5 C8 C9
C10 3 47K
R1 2 Q3
input
2 Q1

3
C3 C6
TO RF POWER AMPLIFIER
2 Q2

1
1

C1,3,4……10Pf R3

1
C2………..33pF 5K6 R4 C4
1K
C5………..1nF
C6………..68pF
C7………..100 nF
C8,9………VC 5-60 pF
C10……...47 uF / 25V
Q-1……..FCS 9018
Q-2……..C930
Q-3……...C2053
L1………3lilitan,diameter 0,2,
koker 4mm
L2,3…….5lilitan,diameter

RF POWER AMPLIFIER
PENGUAT DAYA 44-5
- 5WWATT
ANT
10D,2T,3P C4
3

C1 10D, 0.5T
2 Q1
2SC1971 / 2SC2053

Zin to 50pF
to 30pF 10D,1T,5P C3
1

to 45pF
RFC C5
10D,1T,5P +VCC to 50pF

C2
to 45pF C6 C7
0.05uF 0.05uF

D: Inner diameter of Coil 0


T: Turn number of Coil
P: Pitch of Coil

RANGKAIAN PEMANCAR FM
Karakter Kontrol ASCII

Kontrol
BS (Backspace) : menunjukkan gerakan mekanisme VT (Vertical Tab): Menunjukkan gerakan mekanisme
penulisan atau menampilkan kursor satu posisi ke penulisan / menampilkan kursor menuju rangkaian
belakang. baris berikutnya.
HOT (Horizontal Tab): Menunjukkan gerakan FF ( Form Feed): Menunjukkan gerakan mekanisme
mekanisme penulisan / menampilkan kursor ke penulisan / menampilkan kursor menuju posisi awal
depan menuju ’tab’ berikutnya atau menghentikan halaman, form, atau layar berikutnya.
posisi. CR (Carriage Return): Menunjukkan gerakan
LF (Line Feed): Menunjukkan gerakan mekanisme mekanisme penulisan / menam[ilkan kursor menuju
penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi posisi awal pada baris yang sama.
karakter yang sesuai di baris berikutnya.

Kontrol Terminal
ACK (Ackowledgement): Ditransmisikan oleh receiver
sebagai respons persetujuan kepada pengirim serta
SOH (Start of Heading): Digunakan untuk
dipergunakan respons positif untuk menyelidiki
menunjukkan bagian awal heading, yang berisikan
pesan.
alamat atau arah informasi.
NAK (Negative Acknowledgement): Ditransmisikan
ETX (End of Text): Digunakan untuk menunjukkan
oleh receiver sebagai respons negative kepada
awal teks serta menunjukkan bagian akhir heading.
pengirim serta dipergunakan juga sebagi respons
EOT (End of Transmission): Mennujukkan selesainya
negative untuk menyelidiki pesan.
transmisi, serta kemungkinan mencakup satu teks /
SYN (Synchronous/idle) : Dipergunakan oleh system
lebih berikut headingnya.
transmisi synchronous untuk mencapai sinkronisasi.
ENQ (Enquiry): Permintaan respons dari station yang
Bila tidak ada data yang dikirim, maka sistem
berjauhan. Bisa dimaksudkan sebagai permintaan
transmisi synchronous akan terus-menerus mengirim
WHO ARE YOU untuk sebuah station supaya
karakter SYN.
menunjukkan identitasnya.
ETB (End of Transmission Block): Menunjukkan
bagian akhir blok data untuk keperluan komunikasi
serta dipergunakan juga untuk memblok data dimana
struktur blok tersebut tidak perlu dihubungkan
dengan format pengolahan.

Pemisah Informasi

IS4 (File Separator) Pemisah informasi dipergunakan untuk hal-hal yang


IS3 (Group Separator) bersifat opsional (pilihan) kecuali bila hierarki IS4
IS2 (Record Separator) (yang paling inklusif) menunjukkan IS1 (yang paling
IS1 (Unit Separator) tidak inklusif).

Lain-lain

NUL (Null): Tanpa karakter. Dipergunakan untuk DLE (Data Link Escape) : Mengubah arti satu /
mengisi waktu atau menempati spasi pada media lebuih karakter yang berdekatan serta melengkapi
bila tidak ada data. dengan kontrol-kontrol tambahan atau
Bel (Bell): Dipergunakan bila ingin menarik memungkinkan pengiriman karakter data yang
perhatian manusia. Bisa berupa alarm kontrol memiliki kombinasi bit apa saja.
untuk perangkat atensi. DC1, DC2, DC3, DC4 (Device Control) : Karakter –
SO (Shift-Out): Menunjukkan bahwa kombinasi karakter untuk mengontrol perangkat-perangkat
kode yang mengikuti harus diterjemahkan diluar tambahan atau bentuk-bentuk terminal khusus.
urutan karakter standar sampai karakter SI CAN (Cancel): Menunjukkan bahwa data yang
diperoleh. mendahului didalam satu pesan atau blok harus
SI (Shift-In) : Menunjukkan bahwa kombinasi kode diabaikan (biasanya disebabkan karena error yang
yang mengikuti harus diterjemahkan sesuai telah terdeteksi).
karakter standar. EM (End of Medium): Menunjukkan ujung fisik
DEL (Delete): Dipergunakan untuk menghapus sebuah pita atau media lain, atau bagian paling
karakter yang tidak diinginkan; misalnya ujung dari media yang diperlukan atau
kesalahan pada penulisan. dipergunakan.
SP (Space): Karakter nonpenulisan yang SUB (Substitute): Dimaksudkan menggatikan
dipergunakan untuk memisahkan kata-kata, atau karakter yang salah atau keliru.
untuk memindahkan mekanisme penulisan atau ESC (Escape) : Menyajikan perluasan kode yang
menampilkan kursor kedepan sati posisi. menyediakan sejumlah karakter tertentu yang
mengikutinya terus-menerus dalam arti yang
berganti-ganti.
0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1

d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
NULL DLE SP 0 @ P ` p
0 0 0 0
SOH DC1 ! 1 A Q a q
0 0 0 1
STX DC2 “ 2 B R b r
0 0 1 0
ETX DC3 # 3 C S c s
0 0 1 1
EOT DC4 $ 4 D T d T
0 1 0 0
ENQ NAK % 5 E U e u
0 1 0 1
ACK SYN & 6 F V f v
0 1 1 0
BEL ETB ‘ 7 G W g w
0 1 1 1
BS CAN ( 8 H X h x
1 0 0 0
HT EM ) 9 I Y i y
1 0 0 1
LF SUB * : J Z j z
1 0 1 0
VT ESC + ; K [ K {
1 0 1 1
FF IS4 , < L \ l |
1 1 0 0
CR IS3 - = M ] m }
1 1 0 1
SO IS2 . > N ^ n ~
1 1 1 0
SI IS1 / ? O _ o DEL
1 1 1 1
'List Program Aplikasi Chatting dengan Visual Basic 2005
'Nama : Berlin S Silalahi
'NIM : 025114042
'Judul : KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER DENGAN GELOMBANG FM
‘===================================================================’==
=================================================================

Public Class Form1


Dim WitheventsSerialport As New IO.Ports.SerialPort

Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.EventArgs) Handles MyBase.Load
For i As Integer = 0 To _
My.Computer.Ports.SerialPortNames.Count - 1
ComPorts.Items.Add( _
My.Computer.Ports.SerialPortNames(i))
Next
BtnPutus.Enabled = False
End Sub

Private Sub btnHubung_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles BtnHubung.Click
If SerialPort.IsOpen Then
SerialPort.Close()
End If

Try
With SerialPort
.PortName = ComPorts.Text
.BaudRate = 300
.Parity = IO.Ports.Parity.None
.DataBits = 8
.StopBits = IO.Ports.StopBits.One

End With
SerialPort.Open()
MsgBox(" KOMUNIKASI SUDAH TERHUBUNG")
lBLmESSAGE.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERHUBUNG" &
">"
SerialPort.Write("***PESAN : " & TxtNama.Text & " SUDAH
TERHUBUNG !!!***" & vbCrLf)
BtnPutus.Enabled = True
BtnHubung.Enabled = False

Catch ex As Exception
MsgBox(ex.ToString)
End Try

PesanDiTerima.Text = ""
If TxtNama.Text = "" Then

MsgBox("Anda belum Memasukkan Nama !")


TxtNama.Enabled = True
BtnPutus.Enabled = True
BtnHubung.Enabled = False
TxtNama.SendToBack()

Exit Sub
End If
End Sub

Private Sub btnPutus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles BtnPutus.Click
Try
SerialPort.Write("********PESAN : " & TxtNama.Text & "
TERPUTUS !!!********" & vbCrLf)
SerialPort.Close()
lBLmESSAGE.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERPUTUS" &
">"
MsgBox(" KOMUNIKASI TERPUTUS !")
BtnHubung.Enabled = True
BtnPutus.Enabled = True
With PesanDiTerima
.SelectionColor = Color.Black
.AppendText("******KOMUNIKASI SUDAH TERPUTUS******")
.ScrollToCaret()
End With
PesanTerkirim.Text = String.Empty
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.ToString)

End Try

End Sub

Private Sub btnKirim_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles BtnKirim.Click
Try
SerialPort.Write("<" & TxtNama.Text & "> " &
PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
With PesanDiTerima
.SelectionColor = Color.Black
.AppendText("<" & TxtNama.Text & "> " &
PesanTerkirim.Text & vbCrLf)
.ScrollToCaret()
End With
PesanTerkirim.Text = String.Empty
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.ToString)
End Try

End Sub

Private Sub DataReceived(ByVal sender As System.Object, ByVal e As


System.IO.Ports.SerialDataReceivedEventArgs) Handles
SerialPort.DataReceived
PesanDiTerima.Invoke(New _
mydelegate(AddressOf updateTextBox), _
New Object() {})
End Sub

Public Delegate Sub mydelegate()


Public Sub updateTextBox()
With PesanDiTerima
.Font = New Font("Garamond", 12.0!, FontStyle.Bold)
.SelectionColor = Color.Red
.AppendText(SerialPort.ReadExisting)
.ScrollToCaret()
End With
End Sub

Private Sub BtnKeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e


As System.EventArgs) Handles BtnKeluar.Click
Dim response As MsgBoxResult
response = MsgBox("KELUAR PROGRAM ?", vbYesNo)
If response = vbYes Then

End
End If

End Sub

End Class
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

• Single-Chip Frequency-Shift-Keying (FSK) J OR N PACKAGE


Modem (TOP VIEW)

• Meet Both Bell 202 and CCITT V23


VDD 1 16 OSC2
Specifications

CLK 2 15 OSC1
Transmit Modulation at 75, 150, 600, and
CDT 3 14 TXD
1200 Baud
RXA 4 13 TXR1
• Receive Demodulation at 5, 75, 150, 600, TRS 5 12 TXR2
and 1200 Baud NC 6 11 TXA
• Half-Duplex Operation Up to 1200 Baud RXB 7 10 CDL
Transmit and Receive RXD 8 9 VCC
• Full-Duplex Operation Up to 1200 Baud
Transmit and 150 Baud Receive DW PACKAGE
• On-Chip Group Equalization and (TOP VIEW)
Transmit/Receive Filtering
• Carrier-Detect-Level Adjustment and VDD 1 24 OSC2
Carrier-Fail Output CLK 2 23 OSC1
• Single 5-V Power Supply CDT 3 22 TXD


NC 4 21 NC
Low Power Consumption
RXA 5 20 TXR1
• Reliable CMOS Silicon-Gate Technology NC 6 19 NC
TRS 7 18 NC
description NC 8 17 TXR2
The TCM3105 is a single-chip asynchronous RXT 9 16 TXA
frequency-shift-keying (FSK) voice-band modem NC 10 15 NC
that uses silicon-gate CMOS technology to RXB 11 14 CDL
implement a switched-capacitor architecture. It is RXD 12 13 VSS
pin selectable (TXR1, TXR2, and TRS) for a wide
range of transmit /receive baud rates and is NC – No internal connection
compatible with the applicable BELL 202 or
D package are available taped and reeled. Add the R suffix to
CCITT V23 standards. Operation is fully device type (e.g., YCM3105DWLR).
reversible, thereby allowing both forward and
backward channels to be used simultaneously.
The transmitter is a programmable frequency synthesizer that provides two output frequencies (on TXA),
representing the marks and spaces of the digital signal present on TXD.
The receive section is responsible for the demodulation of the analog signal appearing at the RXA input and
is based on the principle of frequency-to-voltage conversion. This section contains a group delay equalizer (to
correct phase distortion), automatic gain control, carrier-detect-level adjustment, and bias-distortion
adjustment, thereby optimizing performance and giving the lowest possible bit error rate.
Carrier-detect information is given to the system by means of the carrier-detect circuits, which set a flag on the
CDT output if the level of received in-band energy falls below a value set on the CDL input for a specified
minimum duration.
The TCM3105JE and TCM3105NE are characterized for operation from – 40°C to 85°C.The TCM3105DWL,
TCM3105JL, and TCM3105NL are characterized for operation from 0°C to 70°C.

Caution. These devices have limited built-in protection. The leads should be shorted together or the device placed in conductive foam
during storage or handling to prevent electrostatic damage to the MOS gates.

PRODUCTION DATA information is current as of publication date. Copyright  1994, Texas Instruments Incorporated
Products conform to specifications per the terms of Texas Instruments
standard warranty. Production processing does not necessarily include
testing of all parameters.

POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265 1


POST OFFICE BOX 1443 • HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

Terminal Functions
TERMINAL
NO. DESCRIPTION
NAME
DW J OR N
CDL 14 10 Carrier-detect-level adjust for external adjustment of carrier-detect threshold
CDT 3 3 Carrier-detect output. A low-level output indicates carrier failure
CLK 2 2 Output for a continuous clock signal at 16 times the highest selected (transmit or receive) bit rate
NC 4, 6, 8, 10, 6 No internal connection
15, 18, 19, 21
OSC1, 23, 15, Oscillator connections. The crystal (typically 4.4336 MHz) is connected to OSC1 AND OSC2. If an external
OSC2 24 16 clock is used, OSC2 is left open and the clock is connected to OSC1.
RXA 5 4 Receive analog input to which the received line signal must be ac coupled
RXB 11 7 Receive bias adjust for external adjustment of the decision threshold of the comparator to minimize bias
distortion
RXD 12 8 Receiver digital output for the demodulated received data in positive logic. The high logic level is a mark
and the low logic level is a space.
RXT 9 – Receive test access. Output of limiter is available on RXT. (DW only)
TRS 7 5 Transmit /receive standard select input, which with TXR1 and TXR2, sets the standard bit rates and
mark/space frequencies
TXA 16 11 Transmit analog output for the modulation signal, which must be ac coupled
TXD 22 14 Transmit digital input for data to the transmitter in positive logic. The high logic level is a mark, and the low
logic level is a space. The data can be accepted at any speed from zero to the selected speed and may
be totally asynchronous.
TXR1 20 13 Bit-rate select 1 input which along with TXR2 and TRS, sets the bit rates and mark/space frequencies
TXR2 17 12 Bit rate select 2 input, which along with TXR1 and TRS, sets the bit rates and mark/space frequencies
VDD 1 1 Positive supply voltage
VSS 13 9 Most negative supply voltage (normally ground); connected to substrate

2 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

functional block diagram


Transmit Digital- Transmit
Digital FSK XMT Low-Pass
TXD Modulator
to-Analog
Filter Filter TXA Analog
Input Converter Output

Receive Bias Receive


Adjust RXB
Comparator RXD Digital
Receive Low-Pass Receive FSK Output
Analog RXA Comparator
Filter Filter Demodulator
Input and
Automatic Group Receive
Gain Delay Offset RXT Test
Control Equalizer Compensation DW Package Only Access

Carrier-
Carrier-
Carrier
Detect Delay CDT Detect
Detector Output
Carrier-Detect CDL
Level Adjust

Oscillator OSC1 4.4336-MHz


Connection Oscillator
OSC2
Timing
Bit-Rate TXE1 and CLK Clock
Select TXE2 Control

Transmit/Receive TRS
Standard Select

timing diagram
RXA
Input
(amplitude of received signal)

Off/On Threshold

On/Off Threshold

CDT td(on-off)
Output
td(off-on)


POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 3

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)
Supply voltage range, VDD (see Note 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 0.3 V to 10 V
Input voltage range, VI (any input) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 0.3 V to VDD
Operating free-air temperature range, TA: TCM3105DWL, TCM3105JL,TCM3105NL . . . . . . – 10°C to 70°C
TCM3105JE, TCM3105NE . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 55°C to 85°C
Storage temperature range: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 55°C to 150°C
Lead temperature 1,6 mm (1/16 inch) from case for 10 seconds: DW or N package . . . . . . . . . . . . . . . 260°C
Lead temperature 1,6 mm (1/16 inch) from case for 10 seconds: J package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 300°C
NOTE 1: Voltage values are with respect to VSS.

recommended operating conditions


TCM3105DWL
TCM3105JE
TCM3105JL
TCM3105NE UNIT
TCM3105NL
MIN NOM MAX MIN NOM MAX
Supply voltage, VDD 4 5 5.5 4 5 5.5 V
High-level input voltage, VIH 2 VDD 2 VDD V
Low-level input voltage, VIL 0 0.8 0 0.8 V
Analog input level, peak to peak (ac coupled) 0.3 0.78 0.3 0.78 V
Clock frequency, fclock 4.4334 4.4336 4.4338 4.4334 4.4336 4.4338 MHz
Analog load impedance at TXA 50 50 kΩ
Operating free-air temperature range, TA – 40 85 0 70 °C

4 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

electrical characteristics over recommended operating free-air temperature range (unless


otherwise noted)
TCM3105DWL
TCM3105JE
TCM3105JL
PARAMETER TEST CONDITIONS TCM3105NE UNIT
TCM3105NL
MIN TYP† MAX MIN TYP† MAX
High-level output RXD, CDT,
VOH IOH = – 100 µA 2.4 VDD 2.4 VDD V
voltage CLK
Low-level output RXD, CDT,
VOL IOL = 1.6 mA VSS 0.4 VSS 0.4 V
voltage CLK
VDD = 4 V 1.55 1.55
Analog output voltage kΩ
RL = 50 kΩ,
TXA VDD = 5 V 1.4 1.9 2.3 1.4 1.9 2.3 V
level, peak to peak RL = 100 pF
VDD = 5.5 V 2.1 2.1
RXB 2.3 2.7 3.1 2.3 2.7 3.1
Adjust voltage VDD = 5 V V
CDL 2.8 3.3 3.9 2.8 3.3 3.9
Analog output dc offset TXA VDD/2 VDD/2 V
TXD, TRS,
Digital input current VI = 0 to VDD ±1 ±1 µA
TRX1, TRX2
Analog input current RXA ± 15 ± 15 µA
Bias input current RXB, CDL VI = 3 V ± 150 ± 150 µA
VDD = 4 V 3 6 3 5
IDD S pply current
Supply VDD = 5 V 5 10 5 8 mA
A
VDD = 5.5 V 8 16 8 12
Ci Input capacitance, all inputs f = 1 MHz 10 10 pF
Co Output capacitance, all inputs f = 1 MHz 10 10 pF
Phase jitter 200 200 µs
Bias distortion‡ ± 15% ± 15%
Carrier-detect threshold, off/on§ – 45.5 – 43 – 45.5 – 43 dBm
Carrier-detect threshold, on/off§ – 48 – 45.5 – 48 – 45.5 dBm
Carrier-detect hysteresis 2.5 2.8 2.5 2.8 dBm

switching characteristics over recommended operating free-air temperature range (unless


otherwise noted)
TCM3105DWL
TCM3105JE
TCM3105JL
PARAMETER TEST CONDITIONS TCM3105NE UNIT
TCM3105NL
MIN TYP† MAX MIN TYP† MAX
RX = 600 or 1200 b/s 12 25 12 25
td(off
d(off-on)
on) Carrier-detect off-to-on delay time ms
RX = 5, 75, or 150 b/s 48 80 48 80
RX = 600 or 1200 b/s 12 20 12 20
td(on
d(on-off)
off) Carrier detect on-to-off
Carrier-detect on to off delay time ms
RX = 5, 75, or 150 b/s 48 75 48 75
Transmit frequency deviation from
fclock = 4.4336 MHz ±1 ±1 Hz
assignment (see Table 1)
† All typical are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
‡ Bias distortion is the departure from a 50% duty cycle when a series of alternating mark and space tones is received.
§ This is the threshold with the CDL input properly adjusted.


POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 5

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

PRINCIPLES OF OPERATION

The TCM3105 FSK modem is made up of four functional circuits. The circuits are the transmitter, the receiver,
a carrier detector, and control and timing (see Figure 1).

Bias Adjust RXB


Receiver RXD Digital Output
Analog Input RXA

Carrier
Detector CDT Detect Output
Level Adjust CDL

TXR1, TXR2, TRS Timing


and CLK Clock Output
Master Clock (internal) Control

Digital Input TXD Transmitter TXA Analog Output

Figure 1. TCM3105 System Partitioning

transmitter
The transmitter comprises a phase-coherent FSK modulator, a transmit filter, and a transmit amplifier. The
modulator is a programmable frequency synthesizer that drives the output frequencies by variable division of
the oscillator frequency (4.4336 MHz). The division ratio is set by the states of the transmit/receive standard
input (TRS), the bit-rate select inputs (TXR1 and TXR2), and the digital data input (TXD).
A switched-capacitor low-pass filter limits the harmonics and noise outside the transmit band, and the
characteristics of this filter are set by the frequency-select inputs as previously described. The harmonics
introduced by the transmit filter clock are removed by a continuous low-pass filter.
The transmitter output level varies with power supply voltage and so must be compensated in the 2-wire to 4-wire
converter to give a constant output level to the line.

receiver
A continuous low-pass antialiasing filter is followed by the receiver amplifier, which automatically controls the
gain to give a constant output level from the receiver filter. The receiver filter limits the bandwidth of the signal
presented to the demodulator reducing out-of-band interference and has very high rejection of the transmit
channel frequencies. These are typically present at much higher levels than the received signal.
The group delay equalizer is a switched-capacitor network that compensates the delay introduced by the
receiver filter and the network. The output from the equalizer is then limited to give an FSK modulated
squarewave that is presented to the demodulator.
The demodulator is an edge-triggered multivibrator that triggers off positive- and negative-going edges. The
output of the demodulator is a stream of constant-length pulses at a frequency that is double the frequency of
the limited input signal. The dc component of this signal is proportional to the received frequency and is extracted
by a switched-capacitor, low-pass, post-demodulator filter.
The variation of dc level with received frequency is presented to a comparator that slices at a level externally
fixed by the RXB bias-adjustment pin. This voltage depends on received bit rate and internal offsets. The
comparator output is then the received data at RXD.

6 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

carrier detect
The carrier-detect circuits comprise an energy detector and digital delay. The energy detector compares the
total signal level at the output of the receive filter to an externally set threshold level on the CDL input. The
comparator has a 2.5-dB hysteresis and a delay to allow for momentary signal loss and to prevent oscillation.
The output detector is available on CDT where a high level indicates that a carrier is present. The data output
is clamped to a mark condition when the carrier-detect output switches off at the end of transmission.

control and timing


An on-chip oscillator runs from an external 4.4336-MHz crystal connected between OSC1 and OSC2 or an
external signal driving OSC1. A clock signal equal to 16 times the highest selected bit rate (transmit or receive)
is available on the CLK output.
The single-supply rail means that all analog functions are referenced to an internally generated reference. All
analog inputs and outputs must be ac coupled.

transmit and receive modes


The various modes of operation of the TCM3105 are given in Table 1. The data convention is that a logic high
is a mark and a logic low is a space.


POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 7

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

Table 1. Modes of Operation


TRANSMIT RECEIVE
CLK
TRANSMITTED RECEIVED FREQUENCY FREQUENCY
STANDARD TRS TXR1 TXR2 FREQUENCY
BAUD RATE BAUD RATE ASSIGNMENTS ASSIGNMENTS
(kHz)
(Hz) (Hz)
M 1300 M 1300
L L L 1200 1200 19.11
S 2100 S 2100
M 1300 M 390
H L L 1200 75 19.11
S 2100 S 450
M 1300 M 390
L L H 600 75 9.56
S 1700 S 450
M 1300 M 1300
CCITT V.23
V 23 H L H 600 600 9.56
S 1700 S 1700
M 390 M 1300
L H L 75 1200 19.11
S 450 S 2100
M 390 M 1300
H H L 75 600 9.56
S 450 S 1700
M 390 M 390
L H H 75 75 1.19
S 450 S 450
M 1200 M 1200
CLK L L 1200 1200 19.11
S 2200 S 2200
M 1200 M 387
CLK/8 L H 1200 150 19.11
S 2200 S 487
M 1200 M 387
CLK/8 L H 1200 5 19.11
S 2200 S 0
M 387 M 1200
BELL 202 CLK H L 150 1200 19.11
S 487 S 2200
M 387 M 387
CLK H H 150 150 2.39
S 487 S 487
CLK† H† L† M 387 M 1200
5 1200 19 11
19.11
H† H† H† S 0 S 2200
Transmit Transmit M 1200
H H H 1200 19.11
Disabled Disabled S 2200
H = high level, L = low level
† In these modes, the modulation is controlled by TRS and TXR2. TXD is tied high.

8 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

APPLICATION INFORMATION

VDD VDD

7 10
RXB CDL
5 1 VDD
VDD, VSS, or CLK TRS VDD

11
TXA
14
TXD
2-Wire
Line to TCM3105 Microprocessor
Line Signaling Termination 4-Wire UART
FSK MODEM
Converter
8
RXD
4
RXA
2
CLK
13
TXR1
12
TXR2
3
CDT

OSC1 OSC2 VSS


15 16 9

Pin numbers shown are for the J and N packages.

Figure 2. Typical System Configuration


POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 9

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

APPLICATION INFORMATION

30 pF 30 pF

16 15
5V
OSC1 OSC2
Receive 8 7 100 kΩ
Data RXD RXB
Transmit 14
Data TXD
TCM3105
1 ZT
VDD 5V = 300 Ω
5V 2
1:1 T
10 TX Gain Adj
100 kΩ CDL
0.1 µF 250 kΩ
100 kΩ
11 ZL ⇒
TXA +
100 kΩ ZT
Carrier 3 100 kΩ _U1A = 300 Ω
Detect CDT + 2
5 U1B R
TRS _
A ZT′
13
Select Mode TXR1 A
(bit rate and 12
TXR2
standard) ZL′
2 A
CLK 50 kΩ
VSS RXA RX Gain Adj A 100 kΩ
9 4 100 kΩ
0.1 µF 250 kΩ
100 kΩ +
+ U1D_
U1C
_
100 kΩ
5V
A 100 kΩ ZT ZT′
47 kΩ =
ZL ZL′
A

U1 = LM124
47 kΩ 10 µF

Pin numbers shown are for the J and N packages.

Figure 3. Telephone Line Interface Circuit

10 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994

APPLICATION INFORMATION

30 pF 30 pF
A T
100 kΩ
15 16
OSC1 OSC2 0.1 µF ZL ⇒
5V 11 ZT = 600 Ω
TXA +
7 100 kΩ _U1A R
100 kΩ RXB
A ZT′
1
5V VDD 5V
ZL′ 5V
10
100 kΩ CDL
47 kΩ
TCM3105 A
8 A
Receive Data RXD
14
Transmit Data TXD
13
TXR1 0.1 µF 47 kΩ 10 µF
4 +
Standard and 12 RXA U1B
_
TXR2
Bit Rate
5 TRS 100 kΩ
3 CDT
Carrier Detect 100 kΩ

Clock
2
CLK ZT ZT′
= U1 = 1/2LM124
VSS ZL ZL′

Figure 4. Simplified Telephone Line Interface Circuit


POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 11

POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
IMPORTANT NOTICE

Texas Instruments (TI) reserves the right to make changes to its products or to discontinue any semiconductor
product or service without notice, and advises its customers to obtain the latest version of relevant information
to verify, before placing orders, that the information being relied on is current.

TI warrants performance of its semiconductor products and related software to the specifications applicable at
the time of sale in accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are
utilized to the extent TI deems necessary to support this warranty. Specific testing of all parameters of each
device is not necessarily performed, except those mandated by government requirements.

Certain applications using semiconductor products may involve potential risks of death, personal injury, or
severe property or environmental damage (“Critical Applications”).

TI SEMICONDUCTOR PRODUCTS ARE NOT DESIGNED, INTENDED, AUTHORIZED, OR WARRANTED


TO BE SUITABLE FOR USE IN LIFE-SUPPORT APPLICATIONS, DEVICES OR SYSTEMS OR OTHER
CRITICAL APPLICATIONS.

Inclusion of TI products in such applications is understood to be fully at the risk of the customer. Use of TI
products in such applications requires the written approval of an appropriate TI officer. Questions concerning
potential risk applications should be directed to TI through a local SC sales office.

In order to minimize risks associated with the customer’s applications, adequate design and operating
safeguards should be provided by the customer to minimize inherent or procedural hazards.

TI assumes no liability for applications assistance, customer product design, software performance, or
infringement of patents or services described herein. Nor does TI warrant or represent that any license, either
express or implied, is granted under any patent right, copyright, mask work right, or other intellectual property
right of TI covering or relating to any combination, machine, or process in which such semiconductor products
or services might be or are used.

Copyright  1995, Texas Instruments Incorporated


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

D Meets or Exceeds TIA/EIA-232-F and ITU MAX232 . . . D, DW, N, OR NS PACKAGE


Recommendation V.28 MAX232I . . . D, DW, OR N PACKAGE
(TOP VIEW)
D Operates From a Single 5-V Power Supply
With 1.0-mF Charge-Pump Capacitors C1+ 1 16 VCC
D Operates Up To 120 kbit/s VS+ 2 15 GND
D Two Drivers and Two Receivers C1− 3 14 T1OUT
C2+ 4 13 R1IN
D ±30-V Input Levels
R1OUT
C2− 5 12
D Low Supply Current . . . 8 mA Typical VS− 6 11 T1IN
D ESD Protection Exceeds JESD 22 T2OUT 7 10 T2IN
− 2000-V Human-Body Model (A114-A) R2IN 8 9 R2OUT
D Upgrade With Improved ESD (15-kV HBM)
and 0.1-mF Charge-Pump Capacitors is
Available With the MAX202
D Applications
− TIA/EIA-232-F, Battery-Powered Systems,
Terminals, Modems, and Computers

description/ordering information
The MAX232 is a dual driver/receiver that includes a capacitive voltage generator to supply TIA/EIA-232-F
voltage levels from a single 5-V supply. Each receiver converts TIA/EIA-232-F inputs to 5-V TTL/CMOS levels.
These receivers have a typical threshold of 1.3 V, a typical hysteresis of 0.5 V, and can accept ±30-V inputs.
Each driver converts TTL/CMOS input levels into TIA/EIA-232-F levels. The driver, receiver, and
voltage-generator functions are available as cells in the Texas Instruments LinASIC library.

ORDERING INFORMATION
ORDERABLE TOP-SIDE
TA PACKAGE†
PART NUMBER MARKING
PDIP (N) Tube of 25 MAX232N MAX232N
Tube of 40 MAX232D
SOIC (D) MAX232
Reel of 2500 MAX232DR
0°C to 70°C
Tube of 40 MAX232DW
SOIC (DW) MAX232
Reel of 2000 MAX232DWR
SOP (NS) Reel of 2000 MAX232NSR MAX232
PDIP (N) Tube of 25 MAX232IN MAX232IN
Tube of 40 MAX232ID
SOIC (D) MAX232I
−40°C
−40 C to 85
85°C
C Reel of 2500 MAX232IDR
Tube of 40 MAX232IDW
SOIC (DW) MAX232I
Reel of 2000 MAX232IDWR
† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB design
guidelines are available at www.ti.com/sc/package.

Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications of
Texas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.

LinASIC is a trademark of Texas Instruments.


      !"#   $"%&! '#( Copyright  2004, Texas Instruments Incorporated
'"! !  $#!! $# )# #  #* "#
'' +,( '"! $!#- '#  #!#&, !&"'#
#-  && $##(

POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265 1


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

Function Tables

EACH DRIVER
INPUT OUTPUT
TIN TOUT
L H
H L
H = high level, L = low
level

EACH RECEIVER
INPUT OUTPUT
RIN ROUT
L H
H L
H = high level, L = low
level

logic diagram (positive logic)


11 14
T1IN T1OUT

10 7
T2IN T2OUT

12 13
R1OUT R1IN

9 8
R2OUT R2IN

2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)†
Input supply voltage range, VCC (see Note 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to 6 V
Positive output supply voltage range, VS+ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . VCC − 0.3 V to 15 V
Negative output supply voltage range, VS− . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to −15 V
Input voltage range, VI: Driver . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to VCC + 0.3 V
Receiver . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ±30 V
Output voltage range, VO: T1OUT, T2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . VS− − 0.3 V to VS+ + 0.3 V
R1OUT, R2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to VCC + 0.3 V
Short-circuit duration: T1OUT, T2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Unlimited
Package thermal impedance, θJA (see Notes 2 and 3): D package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73°C/W
DW package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57°C/W
N package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67°C/W
NS package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64°C/W
Operating virtual junction temperature, TJ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150°C
Storage temperature range, Tstg . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −65°C to 150°C
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, and
functional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is not
implied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTES: 1. All voltages are with respect to network GND.
2. Maximum power dissipation is a function of TJ(max), θJA, and TA. The maximum allowable power dissipation at any allowable
ambient temperature is PD = (TJ(max) − TA)/θJA. Operating at the absolute maximum TJ of 150°C can affect reliability.
3. The package thermal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7.

recommended operating conditions


MIN NOM MAX UNIT
VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 V
VIH High-level input voltage (T1IN,T2IN) 2 V
VIL Low-level input voltage (T1IN, T2IN) 0.8 V
R1IN, R2IN Receiver input voltage ±30 V
MAX232 0 70
TA Operating free-air temperature °C
MAX232I −40 85

electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature (unless otherwise noted) (see Note 4 and Figure 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP‡ MAX UNIT
VCC = 5.5 V, All outputs open,
ICC Supply current 8 10 mA
TA = 25°C
‡ All typical values are at VCC = 5 V and TA = 25°C.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.

POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265 3


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

DRIVER SECTION

electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature range (see Note 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND 5 7 V
VOL Low-level output voltage‡ T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND −7 −5 V
ro Output resistance T1OUT, T2OUT VS+ = VS− = 0, VO = ±2 V 300 Ω
IOS§ Short-circuit output current T1OUT, T2OUT VCC = 5.5 V, VO = 0 ±10 mA
IIS Short-circuit input current T1IN, T2IN VI = 0 200 µA
† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
‡ The algebraic convention, in which the least-positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.
§ Not more than one output should be shorted at a time.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.

switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Note 4)


PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
RL = 3 kΩ to 7 kΩ,
SR Driver slew rate 30 V/µs
See Figure 2
SR(t) Driver transition region slew rate See Figure 3 3 V/µs
Data rate One TOUT switching 120 kbit/s
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.

RECEIVER SECTION

electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature range (see Note 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage R1OUT, R2OUT IOH = −1 mA 3.5 V
VOL Low-level output voltage‡ R1OUT, R2OUT IOL = 3.2 mA 0.4 V
Receiver positive-going input
VIT+ R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 1.7 2.4 V
threshold voltage
Receiver negative-going input
VIT− R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 0.8 1.2 V
threshold voltage
Vhys Input hysteresis voltage R1IN, R2IN VCC = 5 V 0.2 0.5 1 V
ri Receiver input resistance R1IN, R2IN VCC = 5, TA = 25°C 3 5 7 kΩ
† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
‡ The algebraic convention, in which the least-positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.

switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Note 4 and Figure 1)


PARAMETER TYP UNIT
tPLH(R) Receiver propagation delay time, low- to high-level output 500 ns
tPHL(R) Receiver propagation delay time, high- to low-level output 500 ns
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.

4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION


VCC

R1OUT RL = 1.3 kΩ
R1IN
or
or
Pulse R2OUT See Note C
R2IN
Generator
(see Note A)

CL = 50 pF
(see Note B)

TEST CIRCUIT

≤10 ns ≤10 ns

3V
90% 90%
Input 50% 50%
10% 10%
0V
500 ns
tPLH
tPHL
VOH
Output 1.5 V 1.5 V
VOL
WAVEFORMS
NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
B. CL includes probe and jig capacitance.
C. All diodes are 1N3064 or equivalent.

Figure 1. Receiver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements

POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265 5


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION


T1IN or T2IN T1OUT or T2OUT
Pulse
Generator EIA-232 Output
(see Note A)
CL = 10 pF
RL
(see Note B)

TEST CIRCUIT
≤10 ns ≤10 ns
3V
90% 90%
Input 50% 50%
10% 10%
0V
5 µs
tPLH
tPHL

90% VOH
90%
Output
10% 10%
VOL
tTHL tTLH

0.8 (V –V ) 0.8 (V –V )
OH OL OL OH
SR + or
t t
TLH THL
WAVEFORMS

NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
B. CL includes probe and jig capacitance.

Figure 2. Driver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements (5-µs Input)

Pulse
Generator EIA-232 Output
(see Note A)
3 kΩ CL = 2.5 nF

TEST CIRCUIT

≤10 ns ≤10 ns
Input
90% 90%
10% 1.5 V 1.5 V 10%
20 µs
tTLH
tTHL

VOH
3V 3V
Output
−3 V −3 V
VOL

6V
SR +
t or t
THL TLH

WAVEFORMS
NOTE A: The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.

Figure 3. Test Circuit and Waveforms for tTHL and tTLH Measurements (20-µs Input)

6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265


  
 
       

SLLS047L − FEBRUARY 1989 − REVISED MARCH 2004

APPLICATION INFORMATION
5V

+
CBYPASS =1µF

16
C3† 1 µF
VCC
1 2
C1+ 8.5 V
C1 1 µF 3 VS+
C1−
4 6
VS− −8.5 V
C2+
C2 1 µF 5 C4 1 µF
C2− +

11 14
EIA-232 Output
From CMOS or TTL
10 7
EIA-232 Output
12 13
EIA-232 Input
To CMOS or TTL
9 8
EIA-232 Input
0V
15

GND
† C3 can be connected to VCC or GND.
NOTES: A. Resistor values shown are nominal.
B. Nonpolarized ceramic capacitors are acceptable. If polarized tantalum or electrolytic capacitors are used, they should be
connected as shown. In addition to the 1-µF capacitors shown, the MAX202 can operate with 0.1-µF capacitors.

Figure 4. Typical Operating Circuit

POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265 7


PACKAGE OPTION ADDENDUM
www.ti.com 12-Jan-2006

PACKAGING INFORMATION

Orderable Device Status (1) Package Package Pins Package Eco Plan (2) Lead/Ball Finish MSL Peak Temp (3)
Type Drawing Qty
MAX232D ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DE4 ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DR ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DRE4 ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DW ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWE4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWR ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWRE4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232ID ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDE4 ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDR ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDRE4 ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDW ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWE4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWG4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWR ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWRE4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWRG4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IN ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232INE4 ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232N ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232NE4 ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232NSR ACTIVE SO NS 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232NSRE4 ACTIVE SO NS 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
(1)
The marketing status values are defined as follows:

Addendum-Page 1
PACKAGE OPTION ADDENDUM
www.ti.com 12-Jan-2006

ACTIVE: Product device recommended for new designs.


LIFEBUY: TI has announced that the device will be discontinued, and a lifetime-buy period is in effect.
NRND: Not recommended for new designs. Device is in production to support existing customers, but TI does not recommend using this part in
a new design.
PREVIEW: Device has been announced but is not in production. Samples may or may not be available.
OBSOLETE: TI has discontinued the production of the device.

(2)
Eco Plan - The planned eco-friendly classification: Pb-Free (RoHS), Pb-Free (RoHS Exempt), or Green (RoHS & no Sb/Br) - please check
http://www.ti.com/productcontent for the latest availability information and additional product content details.
TBD: The Pb-Free/Green conversion plan has not been defined.
Pb-Free (RoHS): TI's terms "Lead-Free" or "Pb-Free" mean semiconductor products that are compatible with the current RoHS requirements
for all 6 substances, including the requirement that lead not exceed 0.1% by weight in homogeneous materials. Where designed to be soldered
at high temperatures, TI Pb-Free products are suitable for use in specified lead-free processes.
Pb-Free (RoHS Exempt): This component has a RoHS exemption for either 1) lead-based flip-chip solder bumps used between the die and
package, or 2) lead-based die adhesive used between the die and leadframe. The component is otherwise considered Pb-Free (RoHS
compatible) as defined above.
Green (RoHS & no Sb/Br): TI defines "Green" to mean Pb-Free (RoHS compatible), and free of Bromine (Br) and Antimony (Sb) based flame
retardants (Br or Sb do not exceed 0.1% by weight in homogeneous material)

(3)
MSL, Peak Temp. -- The Moisture Sensitivity Level rating according to the JEDEC industry standard classifications, and peak solder
temperature.

Important Information and Disclaimer:The information provided on this page represents TI's knowledge and belief as of the date that it is
provided. TI bases its knowledge and belief on information provided by third parties, and makes no representation or warranty as to the
accuracy of such information. Efforts are underway to better integrate information from third parties. TI has taken and continues to take
reasonable steps to provide representative and accurate information but may not have conducted destructive testing or chemical analysis on
incoming materials and chemicals. TI and TI suppliers consider certain information to be proprietary, and thus CAS numbers and other limited
information may not be available for release.

In no event shall TI's liability arising out of such information exceed the total purchase price of the TI part(s) at issue in this document sold by TI
to Customer on an annual basis.

Addendum-Page 2
IMPORTANT NOTICE

Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications,
enhancements, improvements, and other changes to its products and services at any time and to discontinue
any product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placing
orders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s terms
and conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.

TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale in
accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TI
deems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of all
parameters of each product is not necessarily performed.

TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible for
their products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer products
and applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.

TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right,
copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or process
in which TI products or services are used. Information published by TI regarding third-party products or services
does not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof.
Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual property
of the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.

Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is without
alteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproduction
of this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for
such altered documentation.

Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for that
product or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service and
is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.

Following are URLs where you can obtain information on other Texas Instruments products and application
solutions:

Products Applications
Amplifiers amplifier.ti.com Audio www.ti.com/audio
Data Converters dataconverter.ti.com Automotive www.ti.com/automotive
DSP dsp.ti.com Broadband www.ti.com/broadband
Interface interface.ti.com Digital Control www.ti.com/digitalcontrol
Logic logic.ti.com Military www.ti.com/military
Power Mgmt power.ti.com Optical Networking www.ti.com/opticalnetwork
Microcontrollers microcontroller.ti.com Security www.ti.com/security
Telephony www.ti.com/telephony
Video & Imaging www.ti.com/video
Wireless www.ti.com/wireless

Mailing Address: Texas Instruments


Post Office Box 655303 Dallas, Texas 75265

Copyright  2006, Texas Instruments Incorporated

Anda mungkin juga menyukai