Tugas Akhir
Disusun Oleh :
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
i
DATA COMMUNICATION BETWEEN TWO
COMPUTERS BY RADIO WAVE
A Final Project
By :
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
ii
TUGAS AKHIR
BY RADIO WAVE)
Disusun oleh :
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
BERLIN S SILALAHI
NIM : 025114042
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
BERLIN S SILALAHI
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga (Pkh 9 : 10).
Kamu tahu, bahwa dari TUHANLAH kamu akan menerima bagian yang telah ditentukan bagimu (Kol 3 : 24). Karena
masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Ams 23: 18). “
Persembahan
Ku persembahkan tulisan ini untuk Kemuliaan Tuhanku Yesus Kristus,
Ayahanda P.H. Silalahi dan Ibunda tercinta D. br Gultom,
Adik, kakak dan abang-abangku yang terkasih,
Punguan Sondi Raja Silahi Sabungan,
dan semua sahabat-sahabatku .
vi
Intisari
vii
Abstract
Data communication system is a system that can connect and send data
between two computers wirelessly. The transmitted data is a written message
(chatting). This system is half-duplex so this system can communicate in two
direction because of this system uses two unused-frequency channels in the
spectrum FM radio.
This system is consist of hardware and software parts. The hardware is
using RS232 as an interface between RS232 and TTL, modem as converting the
binary signal to the certain frequency and otherwise, FM transmitter to send the
data, mono FM receiver as data receiver. The modem is using IC TCM3105. This
modem has 1300 Hz frequency output for logic 1 and 2100 Hz frequency output
for logic 0. Chatting application software is using Visual Basic 2005 with
SerialPort component to connect COM port between two computers.
The result indicates that this communication system can work well
because this devices can send and receive data at 300 bps and 600 bps.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang karena
kasih dan anugerahNya yang besar penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
akhir ini.
Dengan selesainya tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
sebesar-besarnya kepada :
4. Ibu B. Wuri Harini, S.T, M.T selaku pembimbing II atas segala saran,
6. Adikku Mei, Bang Tumbur, Bang Monang, Kak Asi, Bang Lindung
ix
7. Saudara-saudaraku di PMK Apostolos : Pak Edi Joko S.Si dan
Ci’santi, Mbak Wilma, Mbak Feny, Mas Ony, Pade Nanto, Agus ‘sin-
yang lain yang telah menopangku di dalam Tuhan. Terima kasih atas
Mbak Ajeng dan ABK GD Crew (Amin, Kittie, Gerson dan Dissa) atas
Anak-anak KTB-ku ( Jack, san2, shin2, Elos), para PKTB terima kasih
Briatma, Ratna, Butet, Nendi, Galuh, Andrie, Mas Nomo, Arie ndut,
akhir ini.
11. Teman-teman kost Wisma DMP : Nendar, Komang, Alex, Wahyu dan
x
dan rasa kepedulian serta Ipank (Simon asmara) atas penginapan,
12. Hillsong buat lagu For you’ve done dan With All I am, Bang Franky S
baru.
13. Laboran Teknik Elektro : Mas Hardi, Mas Suryono, Mas Mardi, Mas
penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................... 6
2.1 Pendahuluan…………………………………………………………... 6
3.1.2 Demodulator............................................................................... 32
xiii
3.2 Perangkat Lunak (Software) ................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Properti Komponen SerialPort pada Visual Basic 2005 ...... 14
baudrate ................................................................................ 26
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Form New Project ............................................................ 13
2. Gambar 2.2 Form editor proyek utama................................................ 14
3. Gambar 2.3 Format pengiriman data serial asinkron........................... 15
4. Gambar 2.4 Konektor DB9 .................................................................. 16
5. Gambar 2.5 Hubungan DTE dan DCE ................................................ 17
6. Gambar 2.6 Level tegangan RS232 .................................................... 19
7. Gambar 2.7 Level tegangan TTL (setelah diubah) .............................. 19
8. Gambar 2.8 Sistem modulasi FSK....................................................... 20
9. Gambar 2.9 Bentuk fisik dan Diagram blok TCM3105 ..................... 22
10. Gambar 2.10 Pembagi tegangan .......................................................... 24
11. Gambar 2.11 High-Pass Filter TCM 3105 .......................................... 24
12. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Komunikasi Dua Komputer
dengan Gelombang Radio................................................ 27
13. Gambar 3.2 Rangkaian Modulator....................................................... 30
14. Gambar 3.3 Tegangan Demodulator TCM 3105 ................................. 33
15. Gambar 3.4 Rangkaian Konfigurasi MAX232 .................................... 34
16. Gambar 3.6 Form Aplikasi chatting ................................................... 36
17. Gambar 3.7 Diagram alir aplikasi chatting.......................................... 38
18. Gambar 4.1 Form utama....................................................................... 40
19. Gambar 4.2 Pesan peringantan tanpa Alamat Port............................... 41
20. Gambar 4.3 Form tanpa Nama............................................................. 42
21. Gambar 4.4 Pesan terhubung................................................................ 42
22. Gambar 4.5 Indikator COM terhubung................................................ 43
23. Gambar 4.6 Pesan terhubung pada penerima....................................... 44
24. Gambar 4.7 Contoh-contoh pesan dengan menggunakan aplikasi
Chatting........................................................................... 45
25. Gambar 4.8 Pesan Komunikasi terputus............................................... 47
xvi
26. Gambar 4.9 Pesan terputus pada komputer user.................................... 48
27. Gambar 4.10 Pesan keluar..................................................................... 49
28. Gambar 4.11 Hasil pengamatan ketika salah satu modem dimatikan... 49
29. Gambar 4.12 Sinyal hasil konversi Driver RS232............................... . 51
30. Gambar 4.13 Bentuk sinyal karakter huruf A........................................ 52
31. Gambar 4.14 Sinyal pentransmisisan karakter huruf A......................... 53
32. Gambar 4.15 Sinyal hasil konversi Receiver RS232.............................. 54
33. Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima ...................................... 55
34. Gambar 4.17 Keluaran modulator TCM 3105....................................... 56
35. Gambar 4.18 Hasil pengubahan modulator dengan input dari AFG.... 57
36. Gambar 4.19 Bentuk sinyal yang dikirim dengan baudrate 600 bps..... 60
37. Gambar 4.20 Sinyal Hasil demodulasi oleh demodulator………….... 59
38. Gambar 4.21 Bentuk sinyal masukan Pemancar dan sinyal keluaran
penerima FM mono ............................................................ 62
39. Gambar 4.22 Form utama pada baudrate 300 bps dan 600 bps ........... 65
40. Gambar 4.23 Form utama pada baudrate 1200 bps............................... 66
42. Gambar 4.24 Form utama pada baudrate 2400 bps............................... 67
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sekarang ini komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap
manusia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Dengan adanya
yang diinginkan. Adapun salah satu dari perkembangan teknologi tersebut adalah
aplikasi chatting. Aplikasi chatting sudah biasa terdapat di komputer pribadi maupun
forum diskusi dan juga fungsi lainnya seperti Mirc, MSN Massenger dan Yahoo
Massenger.
membutuhkan biaya yang besar dan konstruksi yang rumit. Bagi orang awam yang
hanya ingin menggunakan aplikasi chatting juga harus menggunakan jasa pemilik
warnet dengan biaya tertentu tiap jamnya. Melihat kenyataan tersebut maka
dibutuhkan suatu alat yang dapat mengkomunikasikan dua komputer tanpa konstruksi
yang rumit dan murah. Peralatan ini juga harus dapat bekerja tanpa dibatasin oleh
jarak dan ruang. Oleh karena itu, penulis membuat alat Komunikasi Data Dua
dua komputer dengan memanfaatkan saluran frekuensi yang kosong pada radio FM.
Data berupa chatting (tulisan) yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak
2
(software) Visual Basic. Sehingga peralatan yang akan dibuat ini dapat mendukung
Sistem komunikasi data dua komputer yang akan dibuat ini pada dasarnya
memanfaatkan dua saluran frekuensi yang kosong pada radio FM. Komunikasi terjadi
secara half-duplex sehingga sistem ini dapat berkomunikasi dua arah secara
bergantian. Hal ini didukung oleh perangkat lunak (software) yang dipakai. Dalam
hal ini digunakan aplikasi Visual Basic untuk berkomunikasi antar dua komputer
melalui serial port atau COM pada PC (personal computer). Data berupa chatting
sebagai modem.
Pembatasan masalah tentang sistem yang akan dirancang dan diteliti adalah :
2005.
3
3. Bagian penerima dan pemancar FM tidak dibahas secara lengkap dan juga
5. Untuk pemancar FM, dianggap bahwa orang lain tidak sedang memakai
a. Membuat program untuk aplikasi chatting dengan Visual Basic 2005. Dengan
praktis.
a. Perumusan masalah
yang relevan dengan penelitian yang berasal dari buku pustaka, makalah dan
internet.
e. Penyusunan laporan.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung penelitian yaitu tentang
mono.
5
Bab ini membahas tentang hasil akhir dari pengamatan unjuk kerja sistem
beserta pembahasannya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pendahuluan
komputer. Pada masa ini, seluruh bidang kehidupan sangat memerlukan pertukaran
data yang cepat dan akurat. Contohnya adalah komunikasi data dua komputer dengan
gelombang radio yang akan dibuat ini. Dengan piranti ini diharapkan komunikasi
dapat dilakukan dengan praktis dalam jarak jauh sekalipun sehingga memudahkan
BASIC. BASIC (Beginner’s All purpose Symbol Instruction Code) adalah salah satu
bahasa pemrograman dasar atau yang paling mudah yang pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1960 oleh Dartmouth College. Seiring dengan waktu, Visual Basic
semakin dikembangkan. Salah satu versi yang sudah muncul adalah Visual Basic 6.0
Kelebihan itu antara lain compiler yang sangat cepat, dapat mendukung database
7
yang terintegrasi dengan variasi aplikasi yang sangat luas, perancangan data laporan
Microsoft dan merupakan kelanjutan dari Visual Basic 6.0. Seperti halnya pada
Visual Basic 6.0, aplikasi yang dapat dikembangkan oleh Visual Basic 2005 adalah
sama. Walaupun hampir sama, Visual Basic 2005 memiliki perbedaan dengan Visual
IDE dari Visual Basic 2005 dapat digunakan sebagai editor untuk berbagai bahasa
pemrograman lain seperti C#, C++, J++, sehingga hal tersebut akan lebih
2. Perubahan tampilan.
Pada Visual Basic 6.0, standar tampilan adalah layout MDI (Multiple Document
Interface). Sedangkan pada Visual Basic 2005, tampilan defalut adalah layout
Tabbed Document yang menampilkan tampilan sheet yang ada pada Microsoft
Excel.
3. Perubahan Menu.
Pada saat membuka Visual Basic 6.0, semua menu akan ditampilkan dan berubah
warna menjadi abu-abu karena menu tersebut tidak dapat digunakan. Sedangkan
8
pada Visual basic 2005, tidak semua menu ditampilkan karena menu akan
maka menu debug tidak akan ditampilkan. Tetapi ketika project dibuka, maka
4. Perubahan Project.
Pada Visual Basic 6.0, project berdasarkan referensi, maksudnya adalah project
menyimpan path / folder dari item yang ada dalam project. Ketika compile, maka
Visual Basic 6.0. akan mencari lokasi dari item dan menambahkan item tersebut
ke project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, semua project item diletakkan
dalam satu folder. File akan digandakan ke folder project jika item tersebut
berada terpisah. Ketika pertama kali membuat aplikasi, akan diminta menentukan
nama project dan folder tempat project. Dalam folder tempat project tersebut
akan dibuatkan folder baru yang diperlukan oleh Visual basic 2005, dan biasanya
Visual Basic 6.0 dapat membuat form dari project dengan klik kanan dan pilih
Remove dari Window Project Explorer. Visual Basic 6.0 akan menghilangkan
form tersebut dari tampilan Project Explorer. Pada Visual Basic 2005, Project
Explorer akan diganti dengan Solution Explorer. Pada Visual Basic 2005,
Remove akan diganti dengan Delete dan file tersebut akan dihilangkan. Jika ingin
6. Penggabungan Project.
Visual Basic 6.0 dapat menggabungkan beberapa project, yang disebut dengan
Group Project. Sedangkan pada Visual Basic 2005, Group Project dikenal dengan
nama Solution. Jika pada Visual Basic 2005 hanya bisa menggabungkan project
yang dibuat dengan bahasa Visual Basic, sedangkan pada Solution bisa
menggabungkan beberapa project dari bahasa-bahasa lain seperti C#, C++ dan
J++.
Visual Basic 6.0, project file mempunyai ekstensi (.vbp) dan Group Project
(.Vbg) sehingga teks dapat diperbaiki pada text editor. Sedangkan Pada Visual
Basic 2005, project dan solution dalam format XML, jadi sebaiknya tidak perlu
Ada beberapa bagian dari IDE pada Visual Basic 2005 yaitu :
a. Menu Bar
Menu Bar adalah bagian dari IDE yang terdiri dari berbagai perintah-perintah
untuk mengatur dan mengeksekusi program yang dibuat. Menu Bar terdiri atas
Menu File, Edit, View, Project, Build, Debug, Tools, Windows dan Menu Help.
b. ToolBar
Fungsi ToolBar sebenarnya sama dengan perintah-perintah yang ada pada menu
tapi pada ToolBar ini dilambangkan dengan bentuk icon. Pada ToolBar juga
10
terdapat beberapa tombol untuk membuat dan memanipulasi Window dari IDE
c. ToolBox.
ToolBox adalah tempat peletakkan kontrol dan komponen. Program aplikasi dapat
dibuat dengan mengambil kontrol dan komponen yang ada pada ToolBox.
d. Solution Explorer.
Solution Explorer memuat tampilan daftar file-file dari proyek yang sedang dibuat.
Interaksi antara Form dan konrol menyebabkan aplikasi yang dibuat akan
a. Form Windows
mengenali interface / antarmuka dari aplikasi yang dibuat nantinya. Adanya Form
Windows ini akan semakin mempermudah untuk lebih memfokuskan pada kode
b. Label
Label merupakan kontrol yang biasanya digunakan untuk menampilkan teks pada
form.
c. Button.
Button adalah kontrol yang digunakan sebagai tombol untuk menjalankan sebuah
proses.
11
d. TextBox
TextBox merupakan salah satu kontrol yang digunakan untuk mengisi ataupun
menampilkan data.
e. CheckBox
f. Radio Button.
Obyek Radio Button memilki fungsi yang sama dengan CheckBox, yaitu untuk
menampilkan pilihan. Tetapi pada obyek kontrol ini hanya bisa memilih satu
pilihan saja.
g. GroupBox.
Dengan adanya obyek ini, maka obyek kontrol yang ada dapat diatur dengan baik
h. ListBox
daftar pilihan.
i. ComboBox
j. PictureBox
k. Tab Control
Tab Control berfungsi untuk membuat Tab window. Dalam satu form bisa
terdapat beberapa window dengan ukuran yang sama. Untuk berpindah ke window
yang lain, bisa dengan menekan Tab yang diinginkan. Obyek kontrol lain dapat
l. ToolBar
ToolBar. Oleh karena itu, Obyek ToolBar lebih praktis dibandingkan dengan
Menu Bar.
Untuk membuat aplikasi pada Visual Basic 2005, hal yang pertama dilakukan
adalah membuat New Project, sehingga akan muncul layar seperti pada gambar 2.1.
Pada gambar 2.1 akan muncul beberapa tipe project yang diinginkan. Program
dimulai dengan memilih project type Visual Basic Project dan templates Window
Application. Setelah itu akan muncul form editor proyek pertama seperti gambar 2.2.
Pada gambar 2.2 juga akan memunculkan form utama dan beberapa tools
yang disediakan seperti yang diuraikan di atas. Pada tools tersebut terdapat beberapa
Toolbars, Data, Components, Printing, Dialog dan General. Aplikasi Chatting dengan
program dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa control pada form untuk
Komponen SerialPort memiliki properties yang disediakan oleh Visual Basic 2005.
PROPERTI KETERANGAN
Sedangkan Event yang terdapat di komponen SerialPort dapat dilihat pada tabel 2.2.
EVENT KETERANGAN
Close Terjadi ketika computer remote menutup koneksi yang telah dibangun
Open Terjadi ketika koneksi dengan computer remote telah berhasil dibangun.
Dispose Terjadi ketika dalam penentuan data yang tidak dipakai lagi
15
Komunikasi serial ada dua jenis yaitu komunikasi serial secara sinkron dan
data serial dengan sinyal detaknya secara bersamaan. Sedangkan komunikasi serial
secara asinkron adalah sinyal detak tidak dikirm secara bersamaan dengan
penerima datanya.
tambahan dua sampai tiga bit per karakter. Sebagai contoh, untuk karakter 8 bit tanpa
bit paritas menggunakan elemen akhir sepanjang 1 bit, dua dari setiap sepuluh bit
Format pengiriman data serial asinkron adalah 1 start bit (selalu rendah), 5-8
bit data, 1 bit paritas dan 1 sampai 2 bit stop (selalu tinggi). Pada saat tidak ada data
(idle) yang dikirim, kondisi saluran transmisi selalu tinggi (high). Format tersebut
Selalu nol
1 Karakter
Hal lain yang mempengaruhi transfer data serial adalah kecepatan pengiriman.
Besaran kecepatan data serial adalah bps (bit per second) atau baudrate.
sehingga kecepatan data adalah 1/T bit/detik. Kecepatan modulasi adalah kecepatan
perubahan status logika pada untai dan berbanding terbalik dengan durasi waktu.
Jadi jika n = 2, maka kecepatan pengisyaratan data sama dengan kecepatan modulasi.
RS232C merupakan kabel serial yang dapat digunakan untuk komunikasi data
antara dua komputer maupun komputer dan peralatan lainnya. Ada dua jenis RS-
232C, yaitu 25 pin dan 9 pin. Serial port bersifat asinkron dan dapat mengirimkan
data sebanyak 1 bit dalam tiap satu waktu. Port yang digunakan biasanya
17
Standar RS232 ini hanya menyangkut komunikasi data antar komputer (Data
Hubungan antara DTE dan DCE dapat dilihat pada gambar 2.5.
Untuk fungsi dan pembagian pin dari RS 232C ditunjukkan pada tabel 2.3.
I = Input; O = Output
Pin-pin tersebut (tabel 2.3) masih dapat dibagi menjadi 3 kelompok yakni :
1. Data signal
2. Control signal
a) Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
b) Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh
c) DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah
siap.
19
terminal.
e) Ring Indikator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah
3. Ground.
Converter yang dimaksud adalah IC MAX 232. Fungsi IC MAX 232 ini sebagai
converter level tegangan RS-232 ke level tegangan TTL. Standar sinyal serial RS232
+25 V
Biner 0 (space)
+3 V
0V Tak terdefinisi (Invalid)
-3 V
Biner 1 (mark)
-25 V
+5 V Biner 1 (mark)
0V Biner 0 (space)
2.5 MODEM
Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif
sederhana dalam penyandian. FSK adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan
modulasi yang menghasilkan dua buah frekuensi yang berbeda-beda jika masukannya
pembawa sinus, dan merupakan frekuensi yang akan dimodulasi oleh gelombang data
masukan yang berupa gelombang data digital. Sinyal termodulasi dapat dilihat pada
gambar 2.8. Frekuensi mark (fmark) adalah untuk menyatakan logika 1 dan frekuensi
space (fspace) menyatakan logika 0. Biasanya salah satu frekuensi adalah setengah dari
frekuensi lainnya.
nilai frekuensi tersebut harus berbeda sehingga dapat dikenali untuk bit logika 1
Komponen utama dari modem ini akan dibuat dari rangkain terintegrasi
d. Receive Demodulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud juga.
di penerima.
f. Beroperasi secara Full-duplex hingga 1200 baud pada pengirim dan 150
Bentuk fisik dan diagram blok IC TCM3105 dapat dilihat pada gambar 2.9.
Pada Gambar 2.9 (b) terlihat bahwa TCM3105 terdiri atas 4 blok yakni : Reciever,
Carrier detector, Timing and control, Transmitter. Di dalam TCM3105, juga terdapat
modulator yang terdiri dari FSK modulator, penguat dan filter. Pada modulator,
frekuensi osilator 4,4336 MHz yang berasal dari kristal akan dibagi berdasarkan nilai
22
frekuensi yang telah diprogram berdasarkan standar BEL 202 atau CCITT V23.
Perbandingan pembagi diatur berdasarkan pin TRS, TXR, TXD. Tingkat keluaran
dari modem tergantung dari tegangan catu. Fungsi dan keterangan pin dari IC
7 8
4 3
10
13,12,15
2
14 11
(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Bentuk fisik TCM3105,
(b) Diagram blok TCM3105
PIN KETERANGAN
NO NAMA
2 CLK Output untuk sinyal clock kontiniu saat 16 kali bit rate yang terseleksi
(transmit / receive)
6 NC No internal Connected
7 RXB Receive Bias Adjust untuk external guna meminimalkan bias distorsi
16 OSC2
dipergunakan sebagai filter yang diikuti dengan sebuah penguat yang dilengkapi
dengan Automatic Gain Control (AGC). Pada bagian ini dilengkapi oleh Bandwidth-
limiter guna menghindari interferensi out of band. Demodulator ini merupakan edge-
triggered multivibrator positif dan negatif. Sehingga hasilnya adalah data yang
diperoleh dari transisi sinyal analog yang diterima. Komponen DC dari sinyal yang
Variabel level tegangan DC terhadap frekuensi diatur oleh pin RXB. Prasikap
tegangan pada pin ini tergantung pada bit rate dari data yang diterima serta internal
24
offset. Bagian carrier-detect terdiri dari sebuah detektor energi dan digital-delay.
Detektor energi membandingkan level sinyal pada keluaran filter penerima terhadap
Pembagi tegangan RXB dan CDL dapat menggunakan gambar 2.10 dan
persamaan 2.3.
VCC 5 V
R1
Vo
R2
R2
Vo = xVcc ……………………………………………... (2.3)
R1 + R2
Untuk pin TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti gambar 2.11.
C3
TXA
Vo
1
fc = ............................................................................................ (2.4)
2πRC
Tujuan dari pemancar adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal masukan
yang berupa Frekuensi Audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF
(Frekuensi Radio). Frekuensi radio yang dimaksudkan adalah sebagai keluaran dan
dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring
perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif
tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang
adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita) yang lebih besar,
dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki
a. Lebih tahan noise; Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada di antara
88 – 108 MHz. Spektrum frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik
modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem modulasi AM yang
oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS
(Line Of Sight).
26
b. Bandwidth yang lebih lebar; Saluran siar FM standar menduduki lebih dari
sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh
linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM
terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi dengan
bandwidth yang tersedia lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium
c. Fidelitas tinggi; Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak
dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon
transient yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian
BAB III
PERANCANGAN
Sistem komunikasi data dua komputer dengan gelombang radio yang akan
dibuat ini terdiri atas dua bagian, yakni perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Perangkat keras terdiri atas RS-232C sebagai interface (antar muka)
antara komputer dan modem, modem serta rangkaian pemancar dan penerima radio
FM. Perangkat keras terdiri dari dua sub-sistem, yakni sub-sistem 1 untuk komputer
yang berfungsi sebagai server dan sub-sistem 2 untuk komputer yang berfungsi
sebagai client. Misalkan komputer A (PC-A) sebagai user dan komputer B (PC-B)
sebagai client. Diagram blok sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
f1 PC-B
PC-A
DRIVER /
DRIVER / f2 RECEIVER
RECEIVER RS-232C
RS-232C
PENERIMA FM
PEMANCAR (RX A)
MODEM
MODEM FM (TX A)
PEMANCAR
PENERIMA FM
FM (TX-B)
(RX B)
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Komunikasi Data Dua Komputer dengan
Gelombang Radio.
28
Komputer A (PC-A) mengirim data berupa sinyal biner. Sinyal biner tersebut
dimodulasikan dengan gelombang radio melalui pemancar FM. Pada penerima FM,
sinyal yang ditransmisikan ditangkap dan diubah kembali ke sinyal aslinya oleh
Receiver) FM. Masing-masing sub-sistem harus memiliki semua perangkat keras ini.
3.1.1 Modulator
Karena sistem ini mengirim data secara serial dan asinkron, maka terlebih
dahulu menentukan kecepatan datanya. Kecepatan data pada pengirim dan penerima
harus sinkron. Maka diambil kecepatan data sebesar 1200 bps dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1
durasi bit, sehingga 1200 = maka:
T
29
1
T= = 0,8333 ms
1200
1
Kecepatan modulasi = =1200,04 baud
0,8333ms
Karena sistem ini menggunakan komunikasi serial asinkron, maka waktu yang
dibutuhkan untuk memodulasikan 1 karakter (huruf, angka dan tanda baca) adalah :
10 x 0,8333 ms = 8,333 ms
1200
= 120 karakter
10
Jika waktu yang dibutuhkan untuk memodulasikan seluruh bit (1200 bit) adalah :
1200 x 0,8333 ms = 0,999 s, maka dapat diketahui bahwa dalam kasus ini, baudrate
komunikasi yang dipakai adalah CCITT V.23 dengan kecepatan 1200 bps. Sehingga
pin TRS, TXR1 dan TXR2 harus dihubungkan ke ground (Low level). Catu daya
C1 C2
30pf 30pf
X1
4.43361MHz
TCM3105
1 16
VCC VCC OSC2
2 15
3 CLK OSC1 14
CDT TXD INPUT (DIGITAL)
4 13
5 RXA TXR1 12
6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
8 RXB CDL 9 C3
RXD GND
3
100nf
Rpot
20K C4
2
OUTPUT (ANALOG)
2
1 3
VCC
100nf
Rpot
1
100K
Pada datasheet, frequency clock (fclock ) yang dipakai adalah sekitar 16 kali dari
= 19200 Hz
Sedangkan pada datasheet terlihat bahwa fclock dengan kecepatan 1200 bps adalah
19,11 KHz menggunakan crystal external 4,4336 MHz (16 kali baudrate). Crystal
external ini dihubungkan ke pin OSC1 dan OSC2. Kapasitor yang diparalel berfungsi
maka TXA dihubungkan ke HPF (High-Pass Filter) seperti pada gambar 2.11. Pada
filter ini akan melewatkan frekuensi tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Untuk
1
100 =
2π .R.100nF
R = 15,91 KΩ
juga digunakan untuk mengatur keluaran supaya berada pada level 1,4 Vpp – 2,3Vpp.
Pada datasheet tepatnya berada di 1,9 Vpp. Dengan Frekuensi cut-off (fc) 100 Hz,
maka filter ini akan melewatkan frekuensi 1300 Hz dan 2100 Hz. Kedua frekuensi ini
digunakan untuk menolak level tegangan DC dan hanya melewatkan level tegangan
AC saja.
Dalam datasheet, CDL bernilai 2,8 V -3,9 V. Nilai tersebut diperoleh dari gambar
2.10 dan persamaan 2.3. Dari datasheet diperoleh Vo = 3,3 V dan dengan
R2
3,3 V = x5
30.10 3 + R2
99000
R2 = = 58.235,29 Ω.
5 − 3,3
Karena nilai R2 sebesar 58.235,29 Ω tidak dijual di pasaran, maka nilai R1 dan R2
Pin 14 berupa data masukan sinyal biner. Sinyal sinusoida (pin 11) merupakan
sinyal keluaran. Jika masukan dikenai bit ‘1’ maka keluaran berupa sinyal sinus
dengan frekuensi 1300 Hz, sebaliknya jika masukan dikenai bit ‘0’ maka keluaran
berupa sinyal sinus dengan frekuensi 2100 HZ. Sehingga hasil keluaran sinyal sinus
3.1.3 Demodulator.
Fungsi demodulator ini adalah untuk memperoleh kembali data asli yang telah
memiliki fungsi yang sama. Level tegangan CDL diatur sedemikian rupa oleh R
potensio menjadi 3,3 V. Pengaturan dengan menggunakan rumus dari persamaan 2.3.
Karena rangkaian ini berada pada penerima, maka prasikap tegangan diatur
berdasarkan bit-rate data yang diterima. Pin RXB membutuhkan tegangan masukan
R2
2.7 V = x5
30.10 3 + R2
81000
R2 = = 35.217,39 Ω.
5 − 2,7
Karena nilai R2 sebesar 35.217,39 Ω tidak dijual di pasaran, maka nilai R1 dan R2
Rangkaian demodulator sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.3. Pada
gambar 3.3 ini, kapasitor C3 digunakan untuk coupling sehingga kapasitor ini
berfungsi untuk melewatkan level AC saja. Masukan merupakan sinyal yang berasal
dari radio FM (mono) sedangkan keluaran datanya akan berbentuk sinyal biner
dengan frekuensi-frekuensi yang telah ditentukan dengan mode CCITT V.23 1200
bps tadi. Dalam hal ini TRS, TXR1, TXR2 dihubungkan ke ground (low-level)
C1 C2
33pf 33pf
X1
INPUT (ANANLOG)
TCM3105
1 16 4.43361MHz
VCC VCC OSC2
C3 2 15
470n 3 CLK OSC1 14
4 CDT TXD 13
5 RXA TXR1 12
6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
8 RXB CDL 9
RXD GND
2
VCC 2
1 3 1 3
VCC
Rpot 100K Rpot
100K
OUTPUT (DIGITAL)
yang dipakai berdasarkan datasheet seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.4.
34
VCC 5v
C4
C MAX 232
C1 1 16
2 C1+ VCC 15
1u 3 V+ GND 14
C2 4 C1- T1out 13
1u 5 C2+ R1in 12
1 6 C2- R1out 11
V- T1in
CONNECTOR DB9
6 7 10
T2out T2in FROM MODEM (RX)
2 8 9
R2in R2out TO MODEM (TX)
7
3
8 C3
4
9 1u
5
P1
Masukan tegangan RS232 berasal dari port serial komputer (sebagai DTE)
sedangkan keluarannya ke modem TCM 3105 (sebagai DCE). Kapasitor pada pin 1,
pin 3, pin 4, dan 5 adalah untuk mengatur impedansi masukan. Jika nilai kapasitor
pada pin-pin ini semakin tinggi maka impedansi masukan akan semakin turun.
Sedangkan pada pin 2, dan 6 berfungsi untuk mengatur riak catu daya. Jika kapasitor
pada pin-pin ini semakin tinggi maka riak catu dayanya akan berkurang.
3.1.4.1 Pemancar FM
pemancar kedua berada di sub-sitem 2 (client) dengan frekuensi f2 yakni 103 MHz.
Radio pemancar yang dipakai adalah radio pemancar yang biasa dijual di
pasaran. Daya yang dipakai sekitar 5 W sehingga dapat menjangkau lebih dari radius
100 m. Radio pemancar yang digunakan adalah Pemancar mini FM 88-108 MHz,
penerima akan menangkap sinyal pada frekuensi 93 MHz dan 103 MHz. Radio
penerima yang digunakan adalah radio penerima FM mono karena hanya menerima
isyarat bidang dasar saja dan tidak isyarat audio stereo. Radio penerima mono ini
bekerja pada rentang 88-104 MHz. Radio ini banyak dijual di pasaran dan radio
komputer yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat saling bertukar data satu
Berdasarkan gambar 2.3, maka untuk format akhir data serial dapat ditentukan
oleh pemrograman Visual Basic 2005. Sehingga format data untuk satu karakter
terdiri dari 10 bit yaitu 1 bit start, 8 bit data, 1 bit stop dan tanpa bit paritas dengan
baudrate 1200 bps. Penentuan format data ini dapat dilakukan pada properties
komponen SerialPort.
Kedua komputer harus sama-sama hidup dan pada perangkat lunak tidak ada
pesan off-line. Artinya adalah ketika salah satu komputer mati, pada masing-masing
form tidak ada pesan bahwa komputer tersebut sedang mati atau tidak dijalankan.
Visual Basic tadi. Di form ini nama kedua user, pesan terkirim, indikator koneksi
pesan error dan pesan yang akan dikirim akan ditampilkan pada form aplikasi
tersebut. Form aplikasi untuk keduanya (user dan client) adalah sama. Form tersebut
:APLIKASI CHAT
Alamat port
1
6
2
Nama
5
4
HUBUNG
PUTUS
3
KIRIM
Keterangan :
1. Form untuk pesan indikator terhubung atau tidak dalam melakukan koneksi.
2. Form untuk layar pesan yang akan diterima dengan pesan yang akan terkirim
5. Form untuk penulisan ‘Nama anda’. Form ini diharapkan akan ditampilkan
Diagram alir komputer dapat dilihat pada gambar 3.6. Awalnya kedua
komputer sama-sama aktif dan harus menuliskan alamat tujuan port yang dipakai dan
menulis Nama sebelum melakukan koneksi. Jika salah satu alamat port dan nama
tidak ditulis, maka akan muncul pesan yang menyatakan bahwa kedua-duanya harus
tetap diisi sebelum komunikasi terhubung. Jika alamat port sendiri tidak diisikan,
maka komputer tidak akan bisa melakukan koneksi karena tidak tersedianya alamat
tujuan untuk melakukan koneksi, sehingga komputer tidak dapat mengirim dan
menerima pesan.
Setelah semuanya terisi, maka koneksi dapat dilakukan. Jika koneksi sudah
terhubung, maka pengiriman pesan dan penerimaan pesan dapat dilakukan dan kedua
pesan tersebut akan ditampilkan pada layar. Tidak hanya itu saja, layar juga akan
38
menampilkan nama kedua user komputer. Jika salah satu user melakukan pemutusan
atau keluar dari form utama, maka akan muncul pesan pada komputer client yang
A
Mulai
C Tidak
Pilih alamat
Tujuan Terkirim ?
Tulis nama Ya
Tampilkan
Lakukan di layar
koneksi
Ya
Tidak
B Lanjut ?
Tampilkan
indikator Terhubung ?
Tidak
Ya
Tidak
Tampilkan
indikator B PUTUS ?
koneksi
B Ya
Tulis pesan
Tidak
C KELUAR ?
Kirim
Ya
A
Selesai
BAB IV
Bab ini akan membahas pengamatan cara kerja sistem komunikasi dua
Pengamatan ini akan disesuaikan dengan perancangan dan dasar teori yang sudah
FM mono. Pengujian dilakukan dengan data masukan dari level tegangan RS232
komputer yang merupakan sinyal digital dari kode ASCII karakter yang ditulis pada
keyboard. Pengamatan ini juga akan dicocokkan dengan program aplikasi Chatting
dengan baudrate 300 bps yang sudah diatur pada pemrograman Visual Basic 2005.
proses kerja program untuk mengetahui pesan yang diterima dan yang dikirim
melalui suatu tampilan utama seperti gambar 4.1. Pengamatan ini juga sekaligus
sebagai indikator bahwa sistem alat ini bekerja dengan baik. Pengamatan dilakukan
dengan menghubungkan kedua komputer dengan modem melalui port COM yang
Indikator koneksi
Pada tampilan form utama terdapat Alamat Port dan Nama yang akan diisi.
Jika Alamat Port belum diisi, maka akan muncul pesan seperti gambar 4.2 karena
tidak ada tujuan Alamat Port atau COM yang terdapat di komputer untuk digunakan
yakni :
Pada Alamat Port juga akan menyediakan pilihan COM mana yang akan
dituju oleh komputer. Jumlah pilihan tergantung pada port kosong yang disediakan
oleh komputer yang dipakai. Perintah untuk mengidentifikasi hal tersebut adalah :
For i As Integer = 0 To _
My.Computer.Ports.SerialPortNames.Count - 1
ComPorts.Items.Add( _
My.Computer.Ports.SerialPortNames(i))
Basic 2005 untuk mengidentifikasi sistem pada komputer termasuk Port / COM yang
adalah untuk menghitung mundur dari COM terbesar ke COM yang terkecil.
Jika Nama belum diisi, maka akan muncul pesan peringatan seperti gambar
4.3. Walaupun Nama tidak diisi, pesan masih dapat dikirim tetapi nama user dan
client tidak akan muncul di layar baik di layar pengirim maupun di layar penerima.
Ketika kedua Alamat Port dan Nama sudah diisi, tombol HUBUNG ditekan untuk
memulai suatu komunikasi sehingga akan tampil pesan seperti gambar 4.4.
(a) (b)
Gambar 4.3 Form tanpa Nama
(a) Pesan peringatan
(b) Pampilan pesan tanpa Nama
Hal ini disebabkan adanya perintah ketika COM dibuka / tersambung sehingga
SerialPort.Open()
LblMessage.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERHUBUNG" & ">"
Saat COM1 terhubung juga, akan muncul suatu pesan di client seperti pada
gambar 4.6. Ini menandakan bahwa antara komputer user dan komputer client sudah
terjadi koneksi. Oleh karena itu pengiriman pesan diperbolehkan. Selama pesan itu
belum muncul, pengiriman pesan tidak akan terjadi. Perintah pesan ini adalah :
SerialPort.Open()
SerialPort.Write("***PESAN : " & txtnama.Text & " SUDAH TERHUBUNG !!!***"
komputer client yang bukan pada layar komputer user. Ketika komputer user sudah
tersambung, pesan bahwa user telah tersambung akan muncul di komputer client.
44
Gambar 4.7 adalah contoh dua komputer yang sedang chatting. Pada gambar
dapat memunculkan karakter tulisan baik angka, tanda baca, maupun huruf (huruf
capital maupun huruf kecil). Identifikasi oleh form utama dilakukan oleh penyandian
demodulator dari pesan asli yang dikirim oleh modulator. Pada gambar tersebut juga
sebagai client. Baik user maupun client dapat mengirim dan menerima pesan yang
(a) (b)
(c) (d)
Untuk menampilkan nama user dan client beserta pesan yang dikirim maupun
Perintah vbCrlf berfungsi untuk memulai baris baru, sehingga pesan yang
dikirim oleh user dan client tidak bercampur menjadi satu baris. Pesan akan terpisah
antara baris yang satu dengan yang lain. PesanTerkirim.Text = String.Empty adalah
47
perintah untuk membersihkan kotak pada pesan yang akan dikirm. Ketika tombol
KIRIM ditekan, pesan pada pesan yang dikirim akan dibersihkan dan kembali ke
Pada pengamatan kali ini, jika client yang terlebih dahulu memutuskan
komunikasi, maka ketika komunikasinya terputus akan muncul pesan pada gambar
4.8. Ketika Tombol OK ditekan, pesan bahwa komunikasi sudah terputus akan tampil
komunikasi antara dua komputer tersebut tidak akan terjadi lagi. Ketika terputus,
Karena pesan client terputus, maka user bisa untuk berkomunikasi lagi
dengan memilih kembali alamat Port yang disediakan oleh komputer kemudian tekan
49
tombol HUBUNG lagi. Jika tidak ingin berkomunikasi lagi, maka user cukup
ketika bekerja melalui modem yang telah dirancang. Hasil pengamatannya dapat
Visual Basic 2005 karena salah satu modem atau pemancar dimatikan. Pesan ini
muncul karena modem yang sedang ON akan tetap menerima sinyal dari penerima
FM mono yang sedang ON juga walaupun pemancarnya sedang OFF. Hal ini
dikarenakan penerima FM mono masih membaca dan menerima sinyal dari udara
bebas yang ada, apakah itu dari stasiun pemancar radio swasta yang lain, dari
pemancar lain atau dari sinyal-sinyal liar yang ada di udara bebas.
TTL. Sinyal hasil konversi dari Driver RS232 dapat dilihat pada gambar 4.12. Sinyal
pada Driver RS232 adalah sinyal hasil konversi dari level tegangan RS232 ke level
tegangan TTL, yakni sinyal yang merupakan masukan modulator IC TCM3105. Pada
gambar 4.12, trace-1 merupakan sinyal RS232 dengan level tegangan -25 V s/d +25
V seperti pada gambar 2.6. Pada pengamatan terlihat bahwa RS232 berada pada level
tegangan (Vamp) -10,5 V untuk logika 1 dan +10,5 V untuk logika 0. Sedangkan
trace-2 merupakan hasil konversi tegangan RS232 ke level tegangan TTL melalui IC
51
MAX232. Pada trace-2 ini level tegangan (Vamp) berada pada 0 V untuk logika 0
dan 4,92 V untuk logika 1. Trace-1 dan trace-2 adalah sinyal yang berkebalikan satu
Adapun sinyal pada gambar 4.12 merupakan sinyal ASCII dari karakter huruf
‘A’. Pada lampiran karakter huruf A adalah 1000001. Format pengiriman data serial
asinkronnya terdiri atas start bit, 8 bit data, stop bit dan tanpa bit paritas. Format
pengiriman data diatur pada pemrograman Visual Basic 2005 yang sudah dibahas
tadi. Format pengiriman huruf A dapat dilihat pada gambar 4.13. Dalam pengujian
mengambil sample satu format data serial asinkron saja seperti pada gambar 4.13.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa start bit adalah 0, data huruf A terdiri atas
1000001, bit tambahan adalah 0 dan bit stop sama dengan 1. Format data serial
52
asinkron untuk satu karakter huruf ditunjukkan oleh a, b, c, d pada gambar 4.13 yang
terdiri atas 10 bit per satu karakter. Kode ASCII terdiri atas 7 bit tetapi pada program,
data terdiri atas 8 bit. Hal ini dilakukan karena pada pengiriman data serial asinkron
sering terjadi framing error. Framming-error terjadi bila beberapa keadaan derau
menyebabkan munculnya bit awal yang salah sepanjang status idle, sehingga
memerlukan tambahan sampai tiga bit per karakter. Bit tambahan ini tidak membawa
informasi, tetapi hanya sebagai bit sinkronisasi saja termasuk bit kedelapan pada
a b c d e f
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
Keterangan :
a. Bit Start.
b. Data satu karakter huruf A (1000001).
c. Bit sinkronisasi (bit tambahan)
d. Bit stop.
e-f : Pensinyalan untuk karakter huruf selanjutnya (sama-sama huruf A
juga). (e) Bit start selanjutnya. (f) Data karakter huruf selanjutnya.
1 karakter
8 bit data
LSB MSB
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Stop bit
idle Start bit
Bit
sinkronisasi
dimodulasikan oleh modulator. Bit start akan pertama kali dikirim kemudian diikuti
oleh bit D0 sebagai LSB, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7 (bit tambahan) sebagai MSB
Sinyal pada Receiver RS232 terlihat pada gambar 4.15. Sinyal pada receiver
RS232 ini adalah sinyal hasil pengubahan dari sinyal keluaran demodulator (level
tegangan TTL) ke level tegangan RS232. Pada gambar 4.15, trace-2 merupakan
sinyal keluaran demodulator dengan level tegangan (Vamp) 5,36 V untuk logika 1
dan 0 V untuk logika 0, sedangkan trace-1 adalah sinyal hasil pengubahan Receiver
RS232 pada IC MAX232 dengan level tegangan –9 V untul logika 1 dan +9 V untuk
logika 0. Kedua sinyal merupakan sinyal yang berkebalikan satu sama lain.
54
gambar 4.16. Gambar 4.16 (a) adalah data yang dikirim berupa kode ASCII huruf A
dengan level tegangan RS232, sedangkan gambar 4.16 (b) adalah hasil pengubahan
dalam level tegangan TTL. Gambar 4.16 (d) adalah data yang diterima oleh
demodulator dengan level tegangan TTL juga, sedangkan pada gambar 4.16 (c)
Dari gambar 4.16 dapat dilihat bahwa walaupun bentuk sinyal dan level
tegangan antara data yang dikirim dan data yang diterima tidak begitu sama dan
berbetuk sinyal yang tidak sempurna, namun sinyal digital tersebut masih dapat
dibaca oleh demodulator dengan baik. Bahkan pada pengirim terlihat jelas
data yang dikirim. Hal ini disebabkan level tegangan sinyal tersebut masih dalam
55
interval yang direkomendasikan oleh RS232 yakni -3 V s/d -25V untuk logika 1, +3V
s/d +25V untuk logika 0, dan -3V s/d +3V adalah sinyal yang tidak terdefinisikan
(invalid signal).
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 01 0
(a) (b)
01 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
(c)
(d)
Gambar 4.16 Data yang dikirim dan diterima. (a) Sinyal masukan Driver RS232. (b) Hasil
konversi Driver RS232. (c). Hasil konversi Receiver RS232 (d) Sinyal
yang diterima oleh demodulator.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, modem berfungsi untuk
menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk logika 1 dan 2100 Hz untuk logika 0. Adapun
hasil pengamatan pada bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.17.
(menyempit) menyatakan logika 0. Trace-2 adalah sinyal biner dalam bentuk level
tegangan, sedangkan trace-1 adalah sinyal pemodulasian dalam bentuk dua frekuensi
yang berbeda. Sinyal trace-1 merupakan keluaran pin TXA dari IC TCM 3105
dengan level tegangan 740 mVpp. Nilai ini didapat dengan mengatur trimpot pada
TXA dan CDL sebesar 3,3 V. Nilai frekuensi untuk biner 1 dan biner 0 tidak begitu
57
jelas pada gambar tersebut karena keterbatasan osiloskop digital untuk menangkap
sebagai input RS232 dengan amplitude 17 V dengan baudrate 600 bps. Hasil
1 1
2 2
(a) (b)
Gambar 4.18 Hasil pengubahan modulator TCM 3105 dengan masukan dari AFG
(a) Untuk logika 0
(b) Untuk logika 1
Trace 1 merupakan hasil pengubahan RS232, sedangkan trace 2 adalah hasil keluaran
dari modulator IC TCM 3105. Pada datasheet dapat dilihat bahwa dengan baudrate
modem 1200 bps akan menghasilkan frekuensi 1300 Hz untuk biner 1 dan frekuensi
2100 Hz untuk biner 0. Sedangkan pada AFG diatur dengan baudrate 600 bps. Oleh
karena itu didapat sinyal yang merenggang untuk biner 1 dan sinyal yang menyempit
58
untuk logika 0. Perbedaan kedua sinyal tersebut diperoleh dari perhitungan waktu
pentransmisian yaitu :
1
Dengan n = 2 dan T = durasi bit sehingga 600 = maka:
T
1
T= = 1,666 ms
600
dengan T1 adalah durasi bit untuk logika 1, f1 adalah frekuensi untuk logika 1, T0
adalah durasi untuk logika 0 dan f0 adalah frekuensi untuk logika 0, maka:
1 1
T1 = dan T0 =
f1 f0
1
T1 = = 0,76 ms
1300 Hz
1
T0 = = 0,47 ms
2100 Hz
Dari persamaan diatas dapat diperoleh jumlah perioda per satu siklus bit, yaitu:
1,66.10 −3
P1 = = 2,166
0,76.10 −3.
1,66.10 −3
P0 = = 3,5
0,47.10 −3.
P1 (jumlah siklus untuk sinyal logika 1) adalah 2,166 kali siklus per bit dan P0
(jumlah siklus untuk sinyal logika 0) adalah 3,5 kali siklus per bitnya. Oleh karena itu
bentuk sinyal yang terkirim dapat disimpulkan seperti pada gambar 4.19. Selisih dua
59
sinyal dengan perioda yang berbeda untuk menyatakan sinyal logika 1 dan logika 0
0
T s
+A
0 s
-A
T1 T0
P1 P0
Gambar 4.19 Bentuk sinyal yang terkirim dengan baudrate 600 bps
dalam bentuk level tegangan seperti yang terlihat pada gambar 4.20. Pada gambar
4.20 (a), sinyal dari penerima FM yang merupakan masukan dari demodulator
TCM3105 (trace-1) tidak begitu jelas. Walaupun sinyal terlihat tidak begitu jelas
tetapi masih terlihat perbedaan antara frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan
level tegangan 720 mVpp. Trace-2 adalah sinyal yang sudah didemodulasikan dari
bentuk frekuensi-frekuensi ke dalam bentuk level tegangan yaitu level tegangan 5,44
V menyatakan biner 1 dan level tagangan 0 V menyatakan biner 0. Gambar 4.20 (b)
adalah sinyal dengan skala Time / Div yang sudah diperbesar supaya lebih jelas
60
antara bentuk pemodulasian dengan teknik FSK (trace-1) dengan sinyal hasil
yang sudah disandikan dari sinyal asli karekter huruf A yang dikirim oleh modulator.
Dari data ini diketahui bahwa demodulator dapat menerima pesan asli yang diterima
dari Penerima FM mono dengan baik. Sinyal hasil demodulasi akan diteruskan ke
Penerima RS232 untuk diubah menjadi level tegangan RS232 supaya sinyal yang
(a) (b)
keluaran pemancar sebagai sinyal yang ditransmisikan pada penerima FM mono dan
frekuensi pemancar menggunakan dua saluran kosong yang tidak dipakai oleh stasiun
61
radio swasta yakni 93,3 MHz untuk TX-1 dan 103,4 MHz untuk TX-2, sedangkan
untuk jarak transmisi adalah 30 meter untuk TX-1 dan 50 meter untuk TX-2.
penguat daya yang berbeda. TX-1 menggunakan transistor 2SC2053 dengan daya
0,15 W yang dikuatkan dua kali, sedangkan TX-2 menggunakan transistor penguat
daya 2SC1971 yang menghasilkan daya sebesar 4-5W. Walaupun berbeda transistor,
Pada perancangan tegangan keluaran modulator (pin RXB) adalah 1,9 Vpp
untuk ditumpangkan pada sinyal carrier FM, sehingga sinyal informasi dapat
ditransmisikan melalui gelombang radio. Oleh karena itu, dilakukan pengujian pada
pemancar dan penerima FM Mono. Pada pengujian didapat bahwa pada pemancar
840mVpp untuk TX-1 dan TX-2 berada pada amplidtude-input 420 mVpp – 820
sebesar 1,12 Vpp – 2,12 Vpp untuk Rx-1 dan 760 mVpp – 1,72 Vpp untuk RX-2.
Dari pengujian tersebut dilakukan pengaturan trimpot pada pin RXB sebesar
740 mVpp supaya sinyal tersebut dapat dikirim dan diterima dalam bentuk
gelombang radio seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.21. Trace-1 adalah
adalah keluaran pada penerima FM mono. Dari gambar ini terlihat perbedaan level
tegangan kedua sinyal yakni trace-2 lebih besar dibandingkan dengan trace-1. Pada
62
gambar 4.21 juga terlihat sinyal-sinyal yang menyatakan biner 0 dengan frekuensi
yang tinggi (sinyal yang menyempit) dan biner 1 untuk frekuensi yang rendah (sinyal
yang merenggang).
1 1
2
2
(a) (b)
Gambar 4.21 Bentuk sinyal masukan pemancar dan sinyal keluaran penerima FM mono.
(a) Untuk logika 1
(b) Untuk logika 0
Pada sub-bab ini akan dijelaskan perbandingan unjuk kerja sistem dengan
perubahan baudrate yang berbeda dan mengamati efek dari perubahan baudrate
tersebut. Pengamatan juga dilakukan tidak hanya pada pentransmisian data secara
wireless tetapi juga pada pentransmisian data dengan menggunakan kabel yang
baudrate dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada tabel 4.1 akan diketahui waktu
63
pengisyaratan data dan jumlah siklus per bit. Pada pengamatan diperoleh kesimpulan
bahwa waktu pentransmisian data dengan baudrate yang tinggi akan lebih cepat
jika pentransmisian data dengan baudrate yang tinggi akan menghasilkan sinyal
dengan selisih jumlah perioda dalam satu siklu bit yang lebih sedikit dibandingkan
dengan hasil pengubahan sinyal dengan baudrate yang rendah. Hal ini akan
mempengaruhi kinerja modem TCM 3105 yang bekerja pada konfigurasi baudrate
1200 bps dan sinyal informasi yang akan ditumpangkan pada sinyal carrier pemancar
FM.
Tabel 4.1 Perbedaan waktu pengisyaratan data dan jumlah siklus per bit
dihasilkan oleh IC
600 2100 untuk logika 0 3,5
TCM 3105
1300 untuk logika 1 4,33 3,333 ms
Pengaruh kinerja sistem dengan perubahan baudrate dapat dilihat pada tabel
4.2. Pada tabel ini merupakan hasil pengamatan kinerja sistem dan berlaku pada
Pada tabel 4.2 menyatakan bahwa komunikasi data terjadi secara half-duplex
pada baudrate 300 bps dan 600 bps baik itu pada jenis pentransmisisan secara
wireless maupun dengan kabel. Pada baudrate ini kedua komputer baik user maupun
client dapat mengirim dan menerima data dengan baik (tanpa error) secara
bergantian. Hasil pengamatan kinerja sistem pada baudrate 300 bps dan 600 bps
Pada Gambar 4.22 adalah form utama pada user dan client dapat saling
mengirim dan menerima data dengan baik tanpa ada error. Gambar 4.22 (a) adalah
tampilan data yang dikirim dan diterima pada komputer user, sedangkan pada gambar
4.22 (b) adalah tampilan data yang dikirim dan diterima pada komputer client. Kedua
65
form pada gambar 4.22 menyatakan bahwa kedua data (data yang terkirim dan
diterima) adalah sama dan tidak ada data yang dikurangi, rusak maupun data yang
(a) (b)
Gambar 4.22 Form utama pada baudrate 300 bps dan 600 bps
(a) Tampilan pada komputer user
(b) Tampilan pada komputer client
Pada baudrate 1200 bps justru yang terjadi adalah komunikasi secara simplex.
Simplex berarti komunikasi terjadi hanya searah saja. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa komputer user bisa mengirim dan menerima data dengan baik tetapi pada
komputer client, data hanya bisa dibaca / diterima dan tidak bisa mengirim data ke
komputer user. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.23.
Pada gambar 4.23 (a), data dari komputer user masih dapat mengirim dengan
baik tetapi data tidak bisa diterima dengan baik oleh komputer client seperti yang
66
terlihat pada gambar 4.23 (b). Pada komputer client, justru yang muncul adalah
sinyal-sinyal yang tidak teridentifikasikan oleh komputer tetapi masih terus dibaca
oleh demodulator sehingga menampilkan kode / karakter lain selain karakter dari
(a) (b)
Gambar 4.23 Form utama pada baudrate 1200 bps
(a) Tampilan pada komputer user
(b) Tampilan pada komputer client
menyebabkan data yang dikirim tidak diterima oleh penerima sama sekali. Hasil
pengamatan pada form utama pada baudrate 2400 bps dapat dilihat pada gambar
4.24. Pada form utama, data sama sekali tidak bisa dikirim dan diterima / dibaca oleh
kedua komputer baik komputer user maupun komputer client. Pada kedua komputer
67
justru yang muncul adalah sinyal-sinyal yang tidak teridentifikasi oleh komputer atau
modem. Hal ini terjadi karena pemakaian baudrate melebihi dari baudrate yang ada
(a) (b)
Gambar 4.24 Form utama pada baudrate 2400 bps
(a) Tampilan pada User.
(b) Tampilan pada Client.
68
BAB V
5.1 Kesimpulan
half-dupplex pada baudrate 300 bps dan 600 bps, sedangkan pada baudrate
1200, komunikasi data antara dua komputer terjadi secara simplex. Hal ini
informasi yang ditulis melalui keyboard komputer dan penyandian sinyal dari
baudrate 300 bps dan 600 bps, sedangkan pada baudrate 1200 bps, MODEM
Dua Komputer Dengan Gelombang Radio ini dapat dirakit dengan mudah dan
praktis tanpa konstruksi yang rumit seperti yang terdapat pada modem yang
5.2 Saran
ini masih memiliki keterbatasan pada alat maupun software. Berdasarkan dari
perancangan dan pengamatan kedua hal tersebut maka penulis mencoba memberi
masukan saran dalam pengembangan penelitian lebih lanjut dengan lebih baik.
sinyal yang tidak teridentifikasikan tadi tidak muncul pada layar form utama
yang diidentifikasi atau yang dikenal oleh demodulator atau sinyal informasi
aslinya saja.
2. Dalam pengembangan sistem ini data tidak hanya berupa tulisan saja tapi bisa
dikembangkan untuk komunikasi data lain yakni berupa gambar, suara dan
Inc, USA
William stallings, 2001, Komunikasi Data dan Komputer, Salemba Teknika, Jakarta.
Eko Priyo Utomo, ST, 2006, Membuat Aplikasi Database dengan Visual Basic.Net,
2
1
VCC 5V
C4
C MAX 232
C1 1 16
2 C1+ VCC 15
1u 3 V+ GND 14
C2 4 C1- T1out 13
1u 5 C2+ R1in 12 J3
1 6 C2- R1out 11
V- T1in 1
CONNECTOR DB9
6 7 10
2 8 T2out T2in 9 2
7 R2in R2out FROM MODEM (RX)
3
8 C3 J2
2
1
4
9 1u TO MODEM (TX)
5
P1
1
2
J3 J4
1
2
C1 33p
VCC 5V INPUT DIGITAL
TCM3105 Y1
C2
1 16 33p
2 VCC OSC2 15 CRY STAL
3 CLK OSC1 14
4 CDT TXD 13
2 5 RXA TXR1 12
1 J5 6 TRS TXR2 11
7 RXT TXA 10
RXB CDL
RX FM (INPUT)
8 9
RXD GND C3
100n
1
R1
2
100K R2 2 C4
1 3 1 3 20K
100K
POT
2
1
100n
2
1
J1
OUTPUT DIGITAL out FSK
J2
Title
RANGKAIAN DRIVER / RECEIVER RS232 DAN MODUL MODEM
L3
R2 C5 C1 C2 L2
L1 R5
15K
47K
3
R5 C8 C9
C10 3 47K
R1 2 Q3
input
2 Q1
3
C3 C6
TO RF POWER AMPLIFIER
2 Q2
1
1
C1,3,4……10Pf R3
1
C2………..33pF 5K6 R4 C4
1K
C5………..1nF
C6………..68pF
C7………..100 nF
C8,9………VC 5-60 pF
C10……...47 uF / 25V
Q-1……..FCS 9018
Q-2……..C930
Q-3……...C2053
L1………3lilitan,diameter 0,2,
koker 4mm
L2,3…….5lilitan,diameter
RF POWER AMPLIFIER
PENGUAT DAYA 44-5
- 5WWATT
ANT
10D,2T,3P C4
3
C1 10D, 0.5T
2 Q1
2SC1971 / 2SC2053
Zin to 50pF
to 30pF 10D,1T,5P C3
1
to 45pF
RFC C5
10D,1T,5P +VCC to 50pF
C2
to 45pF C6 C7
0.05uF 0.05uF
RANGKAIAN PEMANCAR FM
Karakter Kontrol ASCII
Kontrol
BS (Backspace) : menunjukkan gerakan mekanisme VT (Vertical Tab): Menunjukkan gerakan mekanisme
penulisan atau menampilkan kursor satu posisi ke penulisan / menampilkan kursor menuju rangkaian
belakang. baris berikutnya.
HOT (Horizontal Tab): Menunjukkan gerakan FF ( Form Feed): Menunjukkan gerakan mekanisme
mekanisme penulisan / menampilkan kursor ke penulisan / menampilkan kursor menuju posisi awal
depan menuju ’tab’ berikutnya atau menghentikan halaman, form, atau layar berikutnya.
posisi. CR (Carriage Return): Menunjukkan gerakan
LF (Line Feed): Menunjukkan gerakan mekanisme mekanisme penulisan / menam[ilkan kursor menuju
penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi posisi awal pada baris yang sama.
karakter yang sesuai di baris berikutnya.
Kontrol Terminal
ACK (Ackowledgement): Ditransmisikan oleh receiver
sebagai respons persetujuan kepada pengirim serta
SOH (Start of Heading): Digunakan untuk
dipergunakan respons positif untuk menyelidiki
menunjukkan bagian awal heading, yang berisikan
pesan.
alamat atau arah informasi.
NAK (Negative Acknowledgement): Ditransmisikan
ETX (End of Text): Digunakan untuk menunjukkan
oleh receiver sebagai respons negative kepada
awal teks serta menunjukkan bagian akhir heading.
pengirim serta dipergunakan juga sebagi respons
EOT (End of Transmission): Mennujukkan selesainya
negative untuk menyelidiki pesan.
transmisi, serta kemungkinan mencakup satu teks /
SYN (Synchronous/idle) : Dipergunakan oleh system
lebih berikut headingnya.
transmisi synchronous untuk mencapai sinkronisasi.
ENQ (Enquiry): Permintaan respons dari station yang
Bila tidak ada data yang dikirim, maka sistem
berjauhan. Bisa dimaksudkan sebagai permintaan
transmisi synchronous akan terus-menerus mengirim
WHO ARE YOU untuk sebuah station supaya
karakter SYN.
menunjukkan identitasnya.
ETB (End of Transmission Block): Menunjukkan
bagian akhir blok data untuk keperluan komunikasi
serta dipergunakan juga untuk memblok data dimana
struktur blok tersebut tidak perlu dihubungkan
dengan format pengolahan.
Pemisah Informasi
Lain-lain
NUL (Null): Tanpa karakter. Dipergunakan untuk DLE (Data Link Escape) : Mengubah arti satu /
mengisi waktu atau menempati spasi pada media lebuih karakter yang berdekatan serta melengkapi
bila tidak ada data. dengan kontrol-kontrol tambahan atau
Bel (Bell): Dipergunakan bila ingin menarik memungkinkan pengiriman karakter data yang
perhatian manusia. Bisa berupa alarm kontrol memiliki kombinasi bit apa saja.
untuk perangkat atensi. DC1, DC2, DC3, DC4 (Device Control) : Karakter –
SO (Shift-Out): Menunjukkan bahwa kombinasi karakter untuk mengontrol perangkat-perangkat
kode yang mengikuti harus diterjemahkan diluar tambahan atau bentuk-bentuk terminal khusus.
urutan karakter standar sampai karakter SI CAN (Cancel): Menunjukkan bahwa data yang
diperoleh. mendahului didalam satu pesan atau blok harus
SI (Shift-In) : Menunjukkan bahwa kombinasi kode diabaikan (biasanya disebabkan karena error yang
yang mengikuti harus diterjemahkan sesuai telah terdeteksi).
karakter standar. EM (End of Medium): Menunjukkan ujung fisik
DEL (Delete): Dipergunakan untuk menghapus sebuah pita atau media lain, atau bagian paling
karakter yang tidak diinginkan; misalnya ujung dari media yang diperlukan atau
kesalahan pada penulisan. dipergunakan.
SP (Space): Karakter nonpenulisan yang SUB (Substitute): Dimaksudkan menggatikan
dipergunakan untuk memisahkan kata-kata, atau karakter yang salah atau keliru.
untuk memindahkan mekanisme penulisan atau ESC (Escape) : Menyajikan perluasan kode yang
menampilkan kursor kedepan sati posisi. menyediakan sejumlah karakter tertentu yang
mengikutinya terus-menerus dalam arti yang
berganti-ganti.
0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1
d6 d5 d4 d3 d2 d1 d0
NULL DLE SP 0 @ P ` p
0 0 0 0
SOH DC1 ! 1 A Q a q
0 0 0 1
STX DC2 “ 2 B R b r
0 0 1 0
ETX DC3 # 3 C S c s
0 0 1 1
EOT DC4 $ 4 D T d T
0 1 0 0
ENQ NAK % 5 E U e u
0 1 0 1
ACK SYN & 6 F V f v
0 1 1 0
BEL ETB ‘ 7 G W g w
0 1 1 1
BS CAN ( 8 H X h x
1 0 0 0
HT EM ) 9 I Y i y
1 0 0 1
LF SUB * : J Z j z
1 0 1 0
VT ESC + ; K [ K {
1 0 1 1
FF IS4 , < L \ l |
1 1 0 0
CR IS3 - = M ] m }
1 1 0 1
SO IS2 . > N ^ n ~
1 1 1 0
SI IS1 / ? O _ o DEL
1 1 1 1
'List Program Aplikasi Chatting dengan Visual Basic 2005
'Nama : Berlin S Silalahi
'NIM : 025114042
'Judul : KOMUNIKASI DATA DUA KOMPUTER DENGAN GELOMBANG FM
‘===================================================================’==
=================================================================
Try
With SerialPort
.PortName = ComPorts.Text
.BaudRate = 300
.Parity = IO.Ports.Parity.None
.DataBits = 8
.StopBits = IO.Ports.StopBits.One
End With
SerialPort.Open()
MsgBox(" KOMUNIKASI SUDAH TERHUBUNG")
lBLmESSAGE.Text = SerialPort.PortName & "<" & "TERHUBUNG" &
">"
SerialPort.Write("***PESAN : " & TxtNama.Text & " SUDAH
TERHUBUNG !!!***" & vbCrLf)
BtnPutus.Enabled = True
BtnHubung.Enabled = False
Catch ex As Exception
MsgBox(ex.ToString)
End Try
PesanDiTerima.Text = ""
If TxtNama.Text = "" Then
Exit Sub
End If
End Sub
End Try
End Sub
End Sub
End
End If
End Sub
End Class
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
•
NC 4 21 NC
Low Power Consumption
RXA 5 20 TXR1
• Reliable CMOS Silicon-Gate Technology NC 6 19 NC
TRS 7 18 NC
description NC 8 17 TXR2
The TCM3105 is a single-chip asynchronous RXT 9 16 TXA
frequency-shift-keying (FSK) voice-band modem NC 10 15 NC
that uses silicon-gate CMOS technology to RXB 11 14 CDL
implement a switched-capacitor architecture. It is RXD 12 13 VSS
pin selectable (TXR1, TXR2, and TRS) for a wide
range of transmit /receive baud rates and is NC – No internal connection
compatible with the applicable BELL 202 or
D package are available taped and reeled. Add the R suffix to
CCITT V23 standards. Operation is fully device type (e.g., YCM3105DWLR).
reversible, thereby allowing both forward and
backward channels to be used simultaneously.
The transmitter is a programmable frequency synthesizer that provides two output frequencies (on TXA),
representing the marks and spaces of the digital signal present on TXD.
The receive section is responsible for the demodulation of the analog signal appearing at the RXA input and
is based on the principle of frequency-to-voltage conversion. This section contains a group delay equalizer (to
correct phase distortion), automatic gain control, carrier-detect-level adjustment, and bias-distortion
adjustment, thereby optimizing performance and giving the lowest possible bit error rate.
Carrier-detect information is given to the system by means of the carrier-detect circuits, which set a flag on the
CDT output if the level of received in-band energy falls below a value set on the CDL input for a specified
minimum duration.
The TCM3105JE and TCM3105NE are characterized for operation from – 40°C to 85°C.The TCM3105DWL,
TCM3105JL, and TCM3105NL are characterized for operation from 0°C to 70°C.
Caution. These devices have limited built-in protection. The leads should be shorted together or the device placed in conductive foam
during storage or handling to prevent electrostatic damage to the MOS gates.
PRODUCTION DATA information is current as of publication date. Copyright 1994, Texas Instruments Incorporated
Products conform to specifications per the terms of Texas Instruments
standard warranty. Production processing does not necessarily include
testing of all parameters.
Terminal Functions
TERMINAL
NO. DESCRIPTION
NAME
DW J OR N
CDL 14 10 Carrier-detect-level adjust for external adjustment of carrier-detect threshold
CDT 3 3 Carrier-detect output. A low-level output indicates carrier failure
CLK 2 2 Output for a continuous clock signal at 16 times the highest selected (transmit or receive) bit rate
NC 4, 6, 8, 10, 6 No internal connection
15, 18, 19, 21
OSC1, 23, 15, Oscillator connections. The crystal (typically 4.4336 MHz) is connected to OSC1 AND OSC2. If an external
OSC2 24 16 clock is used, OSC2 is left open and the clock is connected to OSC1.
RXA 5 4 Receive analog input to which the received line signal must be ac coupled
RXB 11 7 Receive bias adjust for external adjustment of the decision threshold of the comparator to minimize bias
distortion
RXD 12 8 Receiver digital output for the demodulated received data in positive logic. The high logic level is a mark
and the low logic level is a space.
RXT 9 – Receive test access. Output of limiter is available on RXT. (DW only)
TRS 7 5 Transmit /receive standard select input, which with TXR1 and TXR2, sets the standard bit rates and
mark/space frequencies
TXA 16 11 Transmit analog output for the modulation signal, which must be ac coupled
TXD 22 14 Transmit digital input for data to the transmitter in positive logic. The high logic level is a mark, and the low
logic level is a space. The data can be accepted at any speed from zero to the selected speed and may
be totally asynchronous.
TXR1 20 13 Bit-rate select 1 input which along with TXR2 and TRS, sets the bit rates and mark/space frequencies
TXR2 17 12 Bit rate select 2 input, which along with TXR1 and TRS, sets the bit rates and mark/space frequencies
VDD 1 1 Positive supply voltage
VSS 13 9 Most negative supply voltage (normally ground); connected to substrate
2 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
Carrier-
Carrier-
Carrier
Detect Delay CDT Detect
Detector Output
Carrier-Detect CDL
Level Adjust
Transmit/Receive TRS
Standard Select
timing diagram
RXA
Input
(amplitude of received signal)
Off/On Threshold
On/Off Threshold
CDT td(on-off)
Output
td(off-on)
•
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 3
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)
Supply voltage range, VDD (see Note 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 0.3 V to 10 V
Input voltage range, VI (any input) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 0.3 V to VDD
Operating free-air temperature range, TA: TCM3105DWL, TCM3105JL,TCM3105NL . . . . . . – 10°C to 70°C
TCM3105JE, TCM3105NE . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 55°C to 85°C
Storage temperature range: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . – 55°C to 150°C
Lead temperature 1,6 mm (1/16 inch) from case for 10 seconds: DW or N package . . . . . . . . . . . . . . . 260°C
Lead temperature 1,6 mm (1/16 inch) from case for 10 seconds: J package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 300°C
NOTE 1: Voltage values are with respect to VSS.
4 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
•
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 5
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
PRINCIPLES OF OPERATION
The TCM3105 FSK modem is made up of four functional circuits. The circuits are the transmitter, the receiver,
a carrier detector, and control and timing (see Figure 1).
Carrier
Detector CDT Detect Output
Level Adjust CDL
transmitter
The transmitter comprises a phase-coherent FSK modulator, a transmit filter, and a transmit amplifier. The
modulator is a programmable frequency synthesizer that drives the output frequencies by variable division of
the oscillator frequency (4.4336 MHz). The division ratio is set by the states of the transmit/receive standard
input (TRS), the bit-rate select inputs (TXR1 and TXR2), and the digital data input (TXD).
A switched-capacitor low-pass filter limits the harmonics and noise outside the transmit band, and the
characteristics of this filter are set by the frequency-select inputs as previously described. The harmonics
introduced by the transmit filter clock are removed by a continuous low-pass filter.
The transmitter output level varies with power supply voltage and so must be compensated in the 2-wire to 4-wire
converter to give a constant output level to the line.
receiver
A continuous low-pass antialiasing filter is followed by the receiver amplifier, which automatically controls the
gain to give a constant output level from the receiver filter. The receiver filter limits the bandwidth of the signal
presented to the demodulator reducing out-of-band interference and has very high rejection of the transmit
channel frequencies. These are typically present at much higher levels than the received signal.
The group delay equalizer is a switched-capacitor network that compensates the delay introduced by the
receiver filter and the network. The output from the equalizer is then limited to give an FSK modulated
squarewave that is presented to the demodulator.
The demodulator is an edge-triggered multivibrator that triggers off positive- and negative-going edges. The
output of the demodulator is a stream of constant-length pulses at a frequency that is double the frequency of
the limited input signal. The dc component of this signal is proportional to the received frequency and is extracted
by a switched-capacitor, low-pass, post-demodulator filter.
The variation of dc level with received frequency is presented to a comparator that slices at a level externally
fixed by the RXB bias-adjustment pin. This voltage depends on received bit rate and internal offsets. The
comparator output is then the received data at RXD.
6 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
carrier detect
The carrier-detect circuits comprise an energy detector and digital delay. The energy detector compares the
total signal level at the output of the receive filter to an externally set threshold level on the CDL input. The
comparator has a 2.5-dB hysteresis and a delay to allow for momentary signal loss and to prevent oscillation.
The output detector is available on CDT where a high level indicates that a carrier is present. The data output
is clamped to a mark condition when the carrier-detect output switches off at the end of transmission.
•
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 7
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
8 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
APPLICATION INFORMATION
VDD VDD
7 10
RXB CDL
5 1 VDD
VDD, VSS, or CLK TRS VDD
11
TXA
14
TXD
2-Wire
Line to TCM3105 Microprocessor
Line Signaling Termination 4-Wire UART
FSK MODEM
Converter
8
RXD
4
RXA
2
CLK
13
TXR1
12
TXR2
3
CDT
•
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 9
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
APPLICATION INFORMATION
30 pF 30 pF
16 15
5V
OSC1 OSC2
Receive 8 7 100 kΩ
Data RXD RXB
Transmit 14
Data TXD
TCM3105
1 ZT
VDD 5V = 300 Ω
5V 2
1:1 T
10 TX Gain Adj
100 kΩ CDL
0.1 µF 250 kΩ
100 kΩ
11 ZL ⇒
TXA +
100 kΩ ZT
Carrier 3 100 kΩ _U1A = 300 Ω
Detect CDT + 2
5 U1B R
TRS _
A ZT′
13
Select Mode TXR1 A
(bit rate and 12
TXR2
standard) ZL′
2 A
CLK 50 kΩ
VSS RXA RX Gain Adj A 100 kΩ
9 4 100 kΩ
0.1 µF 250 kΩ
100 kΩ +
+ U1D_
U1C
_
100 kΩ
5V
A 100 kΩ ZT ZT′
47 kΩ =
ZL ZL′
A
U1 = LM124
47 kΩ 10 µF
10 •
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
TCM3105DWL, TCM3105JE, TCM3105JL
TCM3105NE, TCM3105NL
FSK MODEM
SCTS019C – NOVEMBER 1985 – REVISED MAY 1994
APPLICATION INFORMATION
30 pF 30 pF
A T
100 kΩ
15 16
OSC1 OSC2 0.1 µF ZL ⇒
5V 11 ZT = 600 Ω
TXA +
7 100 kΩ _U1A R
100 kΩ RXB
A ZT′
1
5V VDD 5V
ZL′ 5V
10
100 kΩ CDL
47 kΩ
TCM3105 A
8 A
Receive Data RXD
14
Transmit Data TXD
13
TXR1 0.1 µF 47 kΩ 10 µF
4 +
Standard and 12 RXA U1B
_
TXR2
Bit Rate
5 TRS 100 kΩ
3 CDT
Carrier Detect 100 kΩ
Clock
2
CLK ZT ZT′
= U1 = 1/2LM124
VSS ZL ZL′
•
POST OFFICE BOX 655303 DALLAS, TEXAS 75265 11
•
POST OFFICE BOX 1443 HOUSTON, TEXAS 77251–1443
IMPORTANT NOTICE
Texas Instruments (TI) reserves the right to make changes to its products or to discontinue any semiconductor
product or service without notice, and advises its customers to obtain the latest version of relevant information
to verify, before placing orders, that the information being relied on is current.
TI warrants performance of its semiconductor products and related software to the specifications applicable at
the time of sale in accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are
utilized to the extent TI deems necessary to support this warranty. Specific testing of all parameters of each
device is not necessarily performed, except those mandated by government requirements.
Certain applications using semiconductor products may involve potential risks of death, personal injury, or
severe property or environmental damage (“Critical Applications”).
Inclusion of TI products in such applications is understood to be fully at the risk of the customer. Use of TI
products in such applications requires the written approval of an appropriate TI officer. Questions concerning
potential risk applications should be directed to TI through a local SC sales office.
In order to minimize risks associated with the customer’s applications, adequate design and operating
safeguards should be provided by the customer to minimize inherent or procedural hazards.
TI assumes no liability for applications assistance, customer product design, software performance, or
infringement of patents or services described herein. Nor does TI warrant or represent that any license, either
express or implied, is granted under any patent right, copyright, mask work right, or other intellectual property
right of TI covering or relating to any combination, machine, or process in which such semiconductor products
or services might be or are used.
description/ordering information
The MAX232 is a dual driver/receiver that includes a capacitive voltage generator to supply TIA/EIA-232-F
voltage levels from a single 5-V supply. Each receiver converts TIA/EIA-232-F inputs to 5-V TTL/CMOS levels.
These receivers have a typical threshold of 1.3 V, a typical hysteresis of 0.5 V, and can accept ±30-V inputs.
Each driver converts TTL/CMOS input levels into TIA/EIA-232-F levels. The driver, receiver, and
voltage-generator functions are available as cells in the Texas Instruments LinASIC library.
ORDERING INFORMATION
ORDERABLE TOP-SIDE
TA PACKAGE†
PART NUMBER MARKING
PDIP (N) Tube of 25 MAX232N MAX232N
Tube of 40 MAX232D
SOIC (D) MAX232
Reel of 2500 MAX232DR
0°C to 70°C
Tube of 40 MAX232DW
SOIC (DW) MAX232
Reel of 2000 MAX232DWR
SOP (NS) Reel of 2000 MAX232NSR MAX232
PDIP (N) Tube of 25 MAX232IN MAX232IN
Tube of 40 MAX232ID
SOIC (D) MAX232I
−40°C
−40 C to 85
85°C
C Reel of 2500 MAX232IDR
Tube of 40 MAX232IDW
SOIC (DW) MAX232I
Reel of 2000 MAX232IDWR
† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB design
guidelines are available at www.ti.com/sc/package.
Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications of
Texas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.
Function Tables
EACH DRIVER
INPUT OUTPUT
TIN TOUT
L H
H L
H = high level, L = low
level
EACH RECEIVER
INPUT OUTPUT
RIN ROUT
L H
H L
H = high level, L = low
level
10 7
T2IN T2OUT
12 13
R1OUT R1IN
9 8
R2OUT R2IN
absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)†
Input supply voltage range, VCC (see Note 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to 6 V
Positive output supply voltage range, VS+ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . VCC − 0.3 V to 15 V
Negative output supply voltage range, VS− . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to −15 V
Input voltage range, VI: Driver . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to VCC + 0.3 V
Receiver . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ±30 V
Output voltage range, VO: T1OUT, T2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . VS− − 0.3 V to VS+ + 0.3 V
R1OUT, R2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to VCC + 0.3 V
Short-circuit duration: T1OUT, T2OUT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Unlimited
Package thermal impedance, θJA (see Notes 2 and 3): D package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73°C/W
DW package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57°C/W
N package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67°C/W
NS package . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64°C/W
Operating virtual junction temperature, TJ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150°C
Storage temperature range, Tstg . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −65°C to 150°C
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, and
functional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is not
implied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTES: 1. All voltages are with respect to network GND.
2. Maximum power dissipation is a function of TJ(max), θJA, and TA. The maximum allowable power dissipation at any allowable
ambient temperature is PD = (TJ(max) − TA)/θJA. Operating at the absolute maximum TJ of 150°C can affect reliability.
3. The package thermal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7.
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature (unless otherwise noted) (see Note 4 and Figure 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP‡ MAX UNIT
VCC = 5.5 V, All outputs open,
ICC Supply current 8 10 mA
TA = 25°C
‡ All typical values are at VCC = 5 V and TA = 25°C.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
DRIVER SECTION
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature range (see Note 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND 5 7 V
VOL Low-level output voltage‡ T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND −7 −5 V
ro Output resistance T1OUT, T2OUT VS+ = VS− = 0, VO = ±2 V 300 Ω
IOS§ Short-circuit output current T1OUT, T2OUT VCC = 5.5 V, VO = 0 ±10 mA
IIS Short-circuit input current T1IN, T2IN VI = 0 200 µA
† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
‡ The algebraic convention, in which the least-positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.
§ Not more than one output should be shorted at a time.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
RECEIVER SECTION
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-air
temperature range (see Note 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage R1OUT, R2OUT IOH = −1 mA 3.5 V
VOL Low-level output voltage‡ R1OUT, R2OUT IOL = 3.2 mA 0.4 V
Receiver positive-going input
VIT+ R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 1.7 2.4 V
threshold voltage
Receiver negative-going input
VIT− R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 0.8 1.2 V
threshold voltage
Vhys Input hysteresis voltage R1IN, R2IN VCC = 5 V 0.2 0.5 1 V
ri Receiver input resistance R1IN, R2IN VCC = 5, TA = 25°C 3 5 7 kΩ
† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
‡ The algebraic convention, in which the least-positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.
NOTE 4: Test conditions are C1−C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
R1OUT RL = 1.3 kΩ
R1IN
or
or
Pulse R2OUT See Note C
R2IN
Generator
(see Note A)
CL = 50 pF
(see Note B)
TEST CIRCUIT
≤10 ns ≤10 ns
3V
90% 90%
Input 50% 50%
10% 10%
0V
500 ns
tPLH
tPHL
VOH
Output 1.5 V 1.5 V
VOL
WAVEFORMS
NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
B. CL includes probe and jig capacitance.
C. All diodes are 1N3064 or equivalent.
Figure 1. Receiver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements
TEST CIRCUIT
≤10 ns ≤10 ns
3V
90% 90%
Input 50% 50%
10% 10%
0V
5 µs
tPLH
tPHL
90% VOH
90%
Output
10% 10%
VOL
tTHL tTLH
0.8 (V –V ) 0.8 (V –V )
OH OL OL OH
SR + or
t t
TLH THL
WAVEFORMS
NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
B. CL includes probe and jig capacitance.
Figure 2. Driver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements (5-µs Input)
Pulse
Generator EIA-232 Output
(see Note A)
3 kΩ CL = 2.5 nF
TEST CIRCUIT
≤10 ns ≤10 ns
Input
90% 90%
10% 1.5 V 1.5 V 10%
20 µs
tTLH
tTHL
VOH
3V 3V
Output
−3 V −3 V
VOL
6V
SR +
t or t
THL TLH
WAVEFORMS
NOTE A: The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
Figure 3. Test Circuit and Waveforms for tTHL and tTLH Measurements (20-µs Input)
APPLICATION INFORMATION
5V
+
CBYPASS =1µF
−
16
C3† 1 µF
VCC
1 2
C1+ 8.5 V
C1 1 µF 3 VS+
C1−
4 6
VS− −8.5 V
C2+
C2 1 µF 5 C4 1 µF
C2− +
11 14
EIA-232 Output
From CMOS or TTL
10 7
EIA-232 Output
12 13
EIA-232 Input
To CMOS or TTL
9 8
EIA-232 Input
0V
15
GND
† C3 can be connected to VCC or GND.
NOTES: A. Resistor values shown are nominal.
B. Nonpolarized ceramic capacitors are acceptable. If polarized tantalum or electrolytic capacitors are used, they should be
connected as shown. In addition to the 1-µF capacitors shown, the MAX202 can operate with 0.1-µF capacitors.
PACKAGING INFORMATION
Orderable Device Status (1) Package Package Pins Package Eco Plan (2) Lead/Ball Finish MSL Peak Temp (3)
Type Drawing Qty
MAX232D ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DE4 ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DR ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DRE4 ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DW ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWE4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWR ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232DWRE4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232ID ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDE4 ACTIVE SOIC D 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDR ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDRE4 ACTIVE SOIC D 16 2500 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDW ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWE4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWG4 ACTIVE SOIC DW 16 40 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWR ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWRE4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IDWRG4 ACTIVE SOIC DW 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232IN ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232INE4 ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232N ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232NE4 ACTIVE PDIP N 16 25 Pb-Free CU NIPDAU N / A for Pkg Type
(RoHS)
MAX232NSR ACTIVE SO NS 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
MAX232NSRE4 ACTIVE SO NS 16 2000 Green (RoHS & CU NIPDAU Level-1-260C-UNLIM
no Sb/Br)
(1)
The marketing status values are defined as follows:
Addendum-Page 1
PACKAGE OPTION ADDENDUM
www.ti.com 12-Jan-2006
(2)
Eco Plan - The planned eco-friendly classification: Pb-Free (RoHS), Pb-Free (RoHS Exempt), or Green (RoHS & no Sb/Br) - please check
http://www.ti.com/productcontent for the latest availability information and additional product content details.
TBD: The Pb-Free/Green conversion plan has not been defined.
Pb-Free (RoHS): TI's terms "Lead-Free" or "Pb-Free" mean semiconductor products that are compatible with the current RoHS requirements
for all 6 substances, including the requirement that lead not exceed 0.1% by weight in homogeneous materials. Where designed to be soldered
at high temperatures, TI Pb-Free products are suitable for use in specified lead-free processes.
Pb-Free (RoHS Exempt): This component has a RoHS exemption for either 1) lead-based flip-chip solder bumps used between the die and
package, or 2) lead-based die adhesive used between the die and leadframe. The component is otherwise considered Pb-Free (RoHS
compatible) as defined above.
Green (RoHS & no Sb/Br): TI defines "Green" to mean Pb-Free (RoHS compatible), and free of Bromine (Br) and Antimony (Sb) based flame
retardants (Br or Sb do not exceed 0.1% by weight in homogeneous material)
(3)
MSL, Peak Temp. -- The Moisture Sensitivity Level rating according to the JEDEC industry standard classifications, and peak solder
temperature.
Important Information and Disclaimer:The information provided on this page represents TI's knowledge and belief as of the date that it is
provided. TI bases its knowledge and belief on information provided by third parties, and makes no representation or warranty as to the
accuracy of such information. Efforts are underway to better integrate information from third parties. TI has taken and continues to take
reasonable steps to provide representative and accurate information but may not have conducted destructive testing or chemical analysis on
incoming materials and chemicals. TI and TI suppliers consider certain information to be proprietary, and thus CAS numbers and other limited
information may not be available for release.
In no event shall TI's liability arising out of such information exceed the total purchase price of the TI part(s) at issue in this document sold by TI
to Customer on an annual basis.
Addendum-Page 2
IMPORTANT NOTICE
Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications,
enhancements, improvements, and other changes to its products and services at any time and to discontinue
any product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placing
orders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s terms
and conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.
TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale in
accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TI
deems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of all
parameters of each product is not necessarily performed.
TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible for
their products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer products
and applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.
TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right,
copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or process
in which TI products or services are used. Information published by TI regarding third-party products or services
does not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof.
Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual property
of the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.
Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is without
alteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproduction
of this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for
such altered documentation.
Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for that
product or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service and
is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.
Following are URLs where you can obtain information on other Texas Instruments products and application
solutions:
Products Applications
Amplifiers amplifier.ti.com Audio www.ti.com/audio
Data Converters dataconverter.ti.com Automotive www.ti.com/automotive
DSP dsp.ti.com Broadband www.ti.com/broadband
Interface interface.ti.com Digital Control www.ti.com/digitalcontrol
Logic logic.ti.com Military www.ti.com/military
Power Mgmt power.ti.com Optical Networking www.ti.com/opticalnetwork
Microcontrollers microcontroller.ti.com Security www.ti.com/security
Telephony www.ti.com/telephony
Video & Imaging www.ti.com/video
Wireless www.ti.com/wireless