Anda di halaman 1dari 10

KASUS 5 : BPH

Pertanyaan 1.
Lakukan Analisa Problem Pengobatan menggunakan metode SOAP, FARM, Atau PAM
KASUS data RM

Berikut adalah data klinis pasien :


Tanda-tanda vital :

Data laboratorium :

Profil terapi :
Penyelesaian Kasus

FORM DATA BASE PASIEN

UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT

I. Identitas pasien
a. Nama Pasien : Tn MN
b. Umur : 72 tahun
c. Alamat : Jln Duryudono 38 Solo
d. Sex : Laki-laki
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Petani
g. Status Perkawinan : Menikah
h. BB/TB : 78/165 kg
II. Riwayat masuk rs
Pasien diantar keluarga masuk IGD pada tanggal 14 Januari 2017, kondisi setengah sadar
dan tangan gemetar badan demam. Pasien diketahui baru saja meninggalkan RS setelah
dirawat karena Hipertensi dan BPH, diijinkan pulang dengan dipasangkan kateter pada
pasien. Menurut keluarga sesampainya di rumah kelurga melepas kateter pasien, sejak
kemarin. Dan pagi tadi kondisi pasien langsung drop dan kondisi tidak sadar. Tindakan
pertama yang dilakukan dokter adalah memasukkan kateter Foley, mengosongkan
kandung kemih dan diperoleh volume urine 1700cc, Kencing berwarna kuning dan
terdapat darah.
III. Riwayat penyakit terdahulu
BPH, Hipertensi
IV. Data pemeriksaan laboratorium

V. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

VI. Diagnosa
BPH
VII. Riwayat sosial
Pasien sudah menikah dan pekerjaan sebagai petani.
VIII. Riwayat alergi : -
IX. Riwayat pengobatan
- Normal saline 0,9%
- Ceftriaxone
- Asam mefenamat
- Vit B1/B6/B12
- Asam folat
- Sangobion
- Packed red cell
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI

Nama Obat Indikasi Dosis RP Interaksi ESO Outcome Terapi


Normal saline 0,9 Ketidakseimbangan 15 tpm IVFD - Pemberian dosis besar Mengembalikan
% elektrolit dapat menyebabkan keseimbangan
penumpukan natrium dan eletrolit
udem.
Ceftriaxone Mengobati dan 2x1 gr IV - Lelah, sariawan, nyeri Infeksi pada saluran
mencegah infeksi tenggorokan, diare kemih
yang disebabkan
oleh bakteri
Sangobion Anemia PO 3x300mg - Pusing, mual, muntah Untuk pemeliharaan
pada anemia
ANALISIS KASUS
Problem Subyektif Obyektif Terapi DRP
Medik
Nyeri Tidak bisa Volume urine Asam -
cause et berkemih 1700cc/1700 ml Mefenamat
BPH
BPH Kondisi pasien Terdapat prostat yang - Diagnosa
drop saat di luasnya 10 cm, halus dan tidak
lepas katheter non tender. Ukuran ditangani
normal prostat 2-3 cm
dengan berat ±20 gram.
Infeksi - Leukosit diatas normal Ceftriaxone -
berulang (11050)
Cause et
BPH
Anemia Lemas Hb rendah Packed Red Cel, -
Hematokrit rendah Asam folat, dan
Vitamin B
(B1,B6 dan
B12) dilanjutkan
dengan
sangobion
Gangguan Gemetar, - Normal saline -
elektrolit lemas 0,9% IV FD
15tpm

ASSESMENT
Diagnosa utama dari dokter yaitu BPH belum ditangani. Pengobatan yang diberikan
pada pasien hanya untuk menangani keluhan yang dirasakan akibat BPH. Pada tanggal
17, keluhan yang dirasakan namun perlu pertimbangan untuk mengatur pemberian
terapi tahap berikutnya.
PLAN
1. Melakukan diskusi dengan dokter dan pasien untuk memutuskan penanganan terhadap
BPH dengan melihat pada kondisi dan anamnesi pasien sebagai berikut :
Hasil anamnesi :
Pembesaran prostat 10 cm (normal 2-3 cm)
Keadaan pasien:
Keadaan drop dan kehilangan kesedaran disebabkan karena alat bantu kemih (kateter
Foley) dilepas. Hal ini mengakibatkan pengosongan kandung kemih diatas nilai normal
(1700 cc)
Nilai normal : tidak ada sisa
Grade I : sisa 0-50 cc
Grade II : sisa 50-150 cc
Grade III : sisa > 150 cc
Grade IV : pasien sama sekali tidak bisa kencing.
2. Dari pertimbangan di atas, dan dilihat dengan kondisi pasien yang tekah memasuki grade
IV, maka apoteker menyarankan untuk penanganan pasien dengan cara yang perlu
mandapatkan persetujuan pasien yaitu:
Pembedahan invasif minimal dengan sistem Transurethral Resection of the Prostate
(TURP). TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat
yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran
kencing). Metode TURP (transurethral resection of the prostate) dilakukan dengan cara
dimana kelenjar prostat dipotong dengan cara dikerok dengan menggunakan energi
listrik.

MONITORING
a. Monitoring efek samping operasi, salah satunya gangguan sistem ereksi
b. Monitoring infeksi pasca operasi
c. Melakukan monitoring tanda-tanda vital termasuk tekanan darah dan suhu tubuh.
KIE
a. Memberikan informasi terkait TURP dan outcomenya
b. Memberikan informasi tentang obat yang digunakan, aturan pakai, dan cara
penggunaannya dengan baik.
c. Memberikan informasi tentang interaksi obat dan efek samping obat yang mungkin
terjadi pada saat pengobatan.
d. Memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien mengenai faktor resiko
BPH.
BAB III
Kesimpulan
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau dalam bahasa umumnya dinyatakan
sebagai pembesaran prostat jinak (PPJ), merupakan suatu penyakit yang biasa terjadi.
Gejala-gejala BPH seringkali sangat ringan pada awalnya, akan tetapi bisa menjadi lebih
serius jika tidak ditangani. Gejala umum termasuk:
 gejala BPH kandung kemih tidak bisa benar-benar kosong, setelah berkemih ada rasa
tidak lampias atau tuntas.
 nokturia, yang merupakan kebutuhan untuk buang air kecil dua kali atau lebih per
malam
 inkontinensia, atau keluar urin tak disadari sebentar-sebentar ingin kencing
 aliran urin yang lemah
 dorongan tiba-tiba untuk
 buang air kecil aliran urin melambat atau tertunda
 nyeri buang air kecil
 darah dalam urin
 nanah dalam urin
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena BPH adalah:
 Kurang berolahraga dan obesitas.
 Faktor penuaan.
 Menderita penyakit jantung atau diabetes.
 Efek samping obat-obatan penghambat beta (beta blockers).
 Keturunan.

Anda mungkin juga menyukai