Anda di halaman 1dari 2

Kehamilan Post-Date

Definisi

 Kehamilan 41 minggu lengkap atau 294 hari dari periode haid terakhir ( 280 hari dari
konsepsi )
 Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrsonografi pada trimester 1.
Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20%
 Insiden:
 Insidens kehamilan 41 minggu lengkap: 27 %. Insidens kehamilan 42
minggu lengkap : 4 – 14 %, 43 minggu lengkap : 2 – 7 %.
 Insidens kehamilan post-term tergantung pada beberapa faktor : tingkat
pendidikan masyarakat, frekuensi kelahiran pre-term, frekuensi induksi
persalinan, frekuensi seksio sesaria elektif, pemakaian USG untuk menentuka
usia kehamilan, dan definisi kehamilan post-term ( 41 atau 42 minggu
lengkap ).
 Secara spesifik, insidens kehamilan post-term akan rendah jika frekuensi
kelahiran pre-term tinggi, bila angka induksi persalinan dan seksio sesaria
elektif tinggi, dan bila USG dipakai lebih sering untuk menentukan usia
kehamilan.

Prinsip Dasar

 Kehamilan post-term mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm, pada
kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan postpartum) berkaitan dengan
aspirasi mekoneum, dan asfiksia
 Kehamilam post-term mempunyai resiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal
(makrosomia, distosia bahu, sindroma aspirasi mekoneum, perawatan pada neonatal
intensive care unit, penatalaksanaan dengan oksigen tekanan positif, intubasi
endotrakheal, distress nafas, persisten fetal circulation, pneumonia, dan kejang.
 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan
sebelum kehamilan 41 mgg

Manajemen

 Pemantauan fetus.
 Induksi persalinan atau Seksio sesaia
 Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatif,
induksi sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan 41 minggu.

Anda mungkin juga menyukai