Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan umumnya dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid

terakhir. Kehamilan aterm adalah usia kandungan antara 38-42 minggu dan ini

merupakan periode terjadinya persalinan normal. Namun sekitar 3,4 – 14% atau

rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini

bervariasi dari beberapa penelitian bergantung pada kriteria yang dipakai.1

Di Indonesia yang mengalami kehamilan possterm pada tahun 2008 tercatat

98 orang (0.30%) meninggal dari 31.855 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2010

mencapai 5-7%. Menurut laporan KIA Provinsi Jawa Barat tahun 2011, jumlah

kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu

terbanyak masih didominasi Perdarahan (32%), disusul Hipertensi dalam

kehamilan (25%), Infeksi (5%), Partus Lama (5%) dan Abortus (1%). Penyebab

lain-lain (32%) dan cukup besar.2

Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42

minggu lengkap dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Neagle

dengan siklus haid rata-rata 28 hari dan belum terjadi persalinan. Kehamilan

lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat

terjadi komplikasi terhadap ibu dan janin. Diagnosis usia kehamilan lebih dari 42

1
2

minggu didapatkan dari perhitungan usia kehamilan, seperti rumus Naegle atau

dengan tinggi fundus uteri serial.3

Kehamilan postterm mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan

aterm, terutama terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum,

postpartum) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia. Kehamilan

postterm terutama berpengaruh terhadap janin, meskipun hal ini dapat masih

banyak diperdebatkan dan sampai sekarang masih belum ada persesuaian paham.

Dalam kenyataannya kehamilan postterm mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa

kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak

bertambah, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau

meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen.1.3

Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas

perinatal, atau makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu dengan kehamilan

postterm dapat berupa perdarahan pascapersalinan ataupun tindakan obstetrik

yang meningkat. Berbeda dengan angka kematian ibu yang cenderung menurun,

kematian perinatal tampaknya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi,

sehingga pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kehamilan

postterm akan memberikan sumbangan besar dalam upaya menurunkan angka

kematian, terutama kematian perinatal.1.3

Asuhan Komprehensif Intranatal dengan serotinus bertujuan untuk memantau

perkembangan ibu dan bayi selama proses persalinan berlangsung.


3

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. “I” dengan Serotinus

di Puskesmas Cipeundeuy.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. “I”.

b. Dapat melakukan asuhan intranatal dengan serotinus pada Ny.“I”.

c. Melakukan tindakan dan evaluasi pada Ny. “I”.

1.3 Waktu dan Tempat Pengkajian

1.3.1 Waktu

Waktu pelaksanaan Asuhan Kebidanan ini dilakukan selama 8 minggu

pada tanggal 30 September 2016 s.d 22 Oktober 2016.

1.3.2 Tempat Pengkajian

Tempat pelaksanaan Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan di PKM

Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar

untuk Asuhan Kebidanan selanjutnya.


4

1.4.2 Bagi Pihak PKM

Sebagai saran atau masukan bagi PKM Cipeundeuy dalam meningkatkan

kualitas pelayanan Asuhan Kebidanan dalam penanganan kasus Serotinus.

1.4.3 Bagi Penulis

Memanfaatkan ilmu dan teori yang diperoleh sehingga dapat

meningkatkan keterampilan dan wawasan dalam pelaksanaan Asuhan

Kebidanan secara komprehensif dalam penanganan kasus Serotinus.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang, tujuan pengkajian, waktu

dan tempat pengkajian, manfaat studi kasus serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI menguraikan mengenai teori yang meliputi masa

persalinan dan masa persalinan serotinus.

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN menguaraikan kasus klien

secara lengkap dengan menggunakan kaidah pendokumentasian SOAP

(Subjektif, Objektif, Analisis Data dan Penatalaksanaan), sedangkan pembahasan

meliputi uraian yang membahas mengenai manajemen penatalaksanaan pada

kasus yang dialami klien dihubungkan dengan teorinya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN terdiri dari simpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai