Anda di halaman 1dari 4

JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI`I

Disusun untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah semester mata kuliah Fikih Muamalah
yang diampu oleh bapak Suaidi.

Oleh:
Moh Dian Munfarid Qusyairi (21382071036)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA 2022

1
Jual Beli dalam Perspektif Madzhab Syafi`i

A. Pembahasan

Dalam madzhab Syafi’i Jual beli artinya menukarkan barang dengan

barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari

seseorang terhadap orang lainnya atas dasar kerelaan kedua belah pihak. Allah

berfirman :5

Artinya :

َ ‫ﻀ َُﺔ َُ َ ِرﺑ َﺤ ُْﺖ َُﺎﺠ َُﺗرُﻬُ ُْﻢ ُ ْﻣﻬﺘ‬


‫َﺪِﻳﻦ‬ ‫ﱠﻼﻟ‬ ‫ُأوَﻟ ِﺌ َﻚ ﱠاﻟﺬِﻳﻦَ ا ُْﺷا اﻟ‬
‫ُِﺗ و َُﻣ َُﺎ آ َُﺎﻧُﻮا‬ ‫ﺑ ُِﺎﻟ ُْﻬُﺪ َُى‬ ‫َُ ﺘ‬
‫ﻓ َُﻤ َُﺎ‬ ‫َُﺮ‬
“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka
tiadalah beruntung perniagaannya dan tidak mereka mendapat petunjuk.”
(Q.S Al- Baqarah :16)6

Jual beli juga merupakan suatu perbuatan tukar-menukar barang

dengan barang, tanpa bertujuan mencari keuntungan. Hal ini karena alasan

orang menjual atau membeli barang adalah untuk suatu keperluan, tanpa

menghiraukan untung ruginya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

setiap perdagangan dapat dikatakan jual beli, tetapi tidak setiap jual beli dapat

dikatakan perdagangan.

Dalam melakukan jual beli, hal yang penting diperhatikan ialah

mencari barang yang halal dengan jalan yang halal pula. Artinya, carilah

barang yang halal untuk diperjual belikan atau diperdagangkan dengan cara

yang sejujur-sejujurnya. Bersih dari segala sifat yang dapat merusak jual beli,

seperti penipuan, pencurian, perampasan, riba, dan lain-lain.

5
Mas’ud, Ibnu, Fiqih Maz|hab Syafi’i (edisi lengkap) Buku 2: Muamalat, h. 22
2
Jika barang yang diperjual belikan tidak sesuai dengan yang tersebut

diatas, artinya tidak mengindahkan peraturan-peraturan jual beli, perbuatan

dan barang hasil jual beli yang dilakukan haram hukumnya, haram dipakai

dan haram dimakan sebab tergolong perbuatan bat}il (tidak sah).

B. Praktik di lapangan

Disebuah desa tepatnya didesa larangan luar kecamatan larangan

kabupaten pamekasan. Hasil dari mini riset saya tersebut, disuatu desa

larangan luar ini ada sebuah satu toko yang sistem jual belinya menerapkan

perspektif madzhab syafi`i, yaitu dengan landasan Bai`ul Istisna` yang mana

dengan transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah

dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu.

endi,. fiqh Muamalah, h.139

3
C. Dasar atau landasan hukum

Al-Qur`an

Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum beropersionalnya


kegiatan ija>rah, meliputi :
ُّ ‫ت ا ْستَأ ْ ِج ْرهُ إِ َّن َخي َْر َم ِن ا ْستَأ ْ َج ْرتَ ْالقَ ِو‬
26 ‫ي ْاْلَمِ ين‬ ِ ‫قَالَتْ إِحْ دَاهُ َما َياأ َ َب‬

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja dengan kita karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya.” (QS. Al-Qasas: 26)

D. Kontribusi Pemikiran

Konsep yang di praktekan di toko ini sudah sesuai dengan konsep jual
beli madzhab syafi`i yang ada dalam fikih meskipun pemilik toko tersebut
tidak tau persis hukum dalam jual beli madzhab syafi`i itu sendiri, dikatakan
sesuai dengan konsep jual beli madzhab syafi`i karena setelah dikaji dan
diteliti ternyata memang memenuhi syarat dan kriteria jual beli madzhab
syafi`i.

Anda mungkin juga menyukai