Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KITAB AL-MUSNAD ABI AWANAH KARYA ABU AWANAH

(Studi Hadis Tentang Masuk Syurga Bagi siapapun yang Meninggal Tetapi Ia

Beriman kepada Allah)

Ahmad Ade Fadhlurahman

Universitas Darussalam Gontor

a.ade.fadhlurahman@mhs.unida.gontor.ac.id

Hardi Safari Taslim

Universitas Darussalam Gontor

Harditaslim2002@gmail.com

Mar’i Tri Mustofa

Universitas Darussalam Gontor

Mar.i.tri.mustofa.w1101@mhs.unida.gontor.ac.id

A. Pendahuluan

Dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah, setiap Muslim memang dipastikan pada akhirnya

akan masuk surga. Namun tidak ada yang menjamin bisa lolos begitu saja langsung masuk surga

tanpa lewat neraka. Tergantung dari dosa dan berat timbangan amal baik dan buruk, setelah

dihisab.1

Sebaliknya, orang kafir (non muslim) sudah dipastikan masuk neraka, meski punya

banyak perbuatan yang terbilang baik di mata manusia.2 Tapi sayang di mata Allah justru dia

merupakan penentang utama. Allah SWT mengutus nabi dan rasul, dia malah mengingkarinya.

Allah menurunkan kitab suci, dia malah membuangnya. Apalah artinya baik di mata manusia

tapi kufur di mata Allah?3

1 Syarifah Habibah, “Akhlak Dan Etika Dalam Islam,” Jurnal Pesona Dasar Vol.1, no. 4 (2015): 8.
2 Muhammad Saekul Mujahidin, “S Surga Dan Neraka, Kekekalan Umat Manusia Di Akhirat Perspektif
Al-Quran,” TASAMUH: Jurnal Studi Islam 13, no. 1 (2021): 6.
3 Hamzah Amir, “Konsep Neraka Dalam AL-QURAN,” Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan 06 No 02, no.
02 (2014): 2–3.
Jaminan buat orang Islam untuk masuk surga banyak didapat keterangannya pada sabda-

sabda Rasulullah SAW. Misalnya hadits berikut ini:

“Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dikeluarkan dari neraka orang yang

mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan

(iman)”. (HR Bukhari 44 dan Muslim 193) . Jadi, betapa beruntungnya umat islam karena

diberi kelebihan yang amat sangat besar ini dan ini menjadi alasan besar bagi umat muslim untuk

selalu bersyukur kepada allah SWT.

Dari uraian diatas akan sangat menarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai tidak

Kafirnya seorang pendosa besar selagi dia masih menyakini allah itu benar (beriman) dan betapa

murahnya hati seorang tuhan terhadap hambanya. Maka pembahasan dalam paper ini ditujukan

untuk menjelaskan dan menganalisis tentang hadis mengenai tidak kafirnya seorang pendosa

besar apabila ia pernah Bersayahadat dan pengertiannya dalam ilmu hadis, juga bertujuan untuk

mempelajari ilmu takhrijul hadist mengenai analisis kefasihan dari segi sanadnya. Diharapkan

pembahasan ini akan menambahan wawasan ilmu dan kesadaran kepada kita untuk terus

bersyukur kepada allah karena sudah diberikan tiket khusus untuk masuk kedalam syurga.

B. Analisis hadist tentang masuk syurga-nya siapapun yang meninggal tetapi

beriman kepada allah

‫ حدثنا حممد بن حيىي قال ثنا عبد الصمد بن عبد الوارث عن شعبة عن خالد احلذاء عن أيب‬12
‫بشر العنربي عن محران عن عثمان أن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال ( من مات وهو يعلم أن اهلل‬
) ‫حق دخل الجنة‬
‫وقال مرة ( من مات وهو يعلم أن ال إله إال اهلل دخل الجنة ) ايب عونة‬

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin yahya, dia berkata : telah bercerita kepada kami
abdul somad bin abdul warist dari Syu’bah dari khalid alkhoda dari Abi Basyar Al-Anbari dari
hamran dan utsman, bahwasanya Nabi SAW. Bersabda “Barangsiapa mati dalam keadaan
mengilmui bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, ia masuk
4
”surga

‫ حدثنا خالد‬: ‫ قال‬، ‫ حدثنا بشر بن املفضل‬: ‫ قال‬، ‫ ـ حدثنا حممد بن عبد امللك القرشي‬415
‫ قال رسول اهلل صلى اهلل‬: ‫ قال‬، ‫ عن عثمان‬، ‫ عن محران بن أبان‬، ‫ عن الوليد أيب بشر‬، ‫احلذاء‬
(‫) مسند البزار‬.‫ من مات وهو يعلم أن اهلل حق دخل الجنة‬: ‫عليه وسلم‬
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Abdul Malik Al- qursyi, dia berkata : Telah
bercerita kepada kami Basyar bin al-mufadil, dia berkata : telah bercerita kepada kami khalid
Al-khoda, dari Walid abi Basyar, dari Hamran bin Habban, dari Utsman, dia berkata :
Rasulullah SAW. Bersabda : “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui bahwa tiada
”sesembahan yang berhak disembah selain Allah, ia masuk surga
5

،)1( ‫الصمد بن عبد الوارث‬ ِ ‫ حدثنا عبد‬،‫ حدثنا حممد بن حيىي‬76-


ٍ ‫ عن‬،َ‫] عن شعبة‬167:‫[ص‬
َّ ‫خالد‬
‫رضي اهلل‬- ‫ عن عُثما َن‬،‫ َعن مُحْران‬،‫ عن أيب بش ٍر العْنرَب ي‬،‫احلذاء‬ َُ
."َ‫علم أن اهلل حق َدخل الجنَّة‬
ُ َ‫ات وهو ي‬
َ ‫ " َمن َم‬:‫ قال‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ أن النَّيب‬،)2( -‫عنه‬
.)4( "َ‫يعلم َأن ال إله إال اهلل دخل الجنَّة‬
ُ ‫مات وهو‬
Sَ ‫ "من‬:)3( ً‫وقال مرة‬
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin yahya, telah bercerita kepada kami Abdul Somad
bin Abdul Warist(1), dari Syuabah, dari khalid al-khoda, dari abi Basri al-Anbari, dari humran,
dari utsman RA,(2), bahwasanya Nabi SAW, bersabda : “Barangsiapa mati dalam keadaan
mengilmui bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, ia masuk
”surga
Dan dia berkata : “barang mati dalam keadaan mengilmui bahwa tiada tuhan selain
6
”Allah, ia masuk Surga

  `Tentang Abu Awanah[4]

            Nama lengkap dari abu awanah adalah Abu Awanah ya’kub bin ishak bin ibrahim

naisaburi. Abu Awanah adalah seorang ahli hadis yang besar, beliau mencurahkan seluruh

4 Imam Abi Awanah ya’kub bin Ishaq, Musnad Abi Awanah, 1st ed. (Beirut: An-nasyir Darul ma’rifah,
n.d.).
5 Abu Bakar Ahmad bin Amri bin abdil Khaliq al-Basyri Al-Bizar, Musnad Lengkap Al-Bizar Dari 1-14
Diindeks, n.d., 93.
6 Abu Bakar Awanah Ya’kub bin Ishaq, Mustakhrij Abi Awanah, ed. Aiman bin Arif Ad-Damaski, 1st ed.
(Beirut: Darul ma’rifah, 1998).
hidupnya untuk mendengarkan atau mencari hadits dari ulama’ sebelumnya. Pertumbuhan

keimanannya tidak di sebutkan secara terperinci namun para ulama’ sepakat bahwa beliau

banyak melakukan rihlah dan pencarian hadits . selain itu Abu ‘Awanah adalah orang yang

pertama kali memasuki mazhab syafi’i. Beliau mendengar hadits dari haromain, beliau

mencurahkan seluruh hidupnya untuk mencari hadits dari kota satu ke kota lain, adapun kota-

kota yang di singgahi Abu ‘Awanah selama beliau berkelana mencari hadits antara lain adalah

kota Makkah, Madinah, Syam, Mesir, Yaman, Irak, Al-jazair, Khurosan, dan Persia. 7

            Abu Awanah mendengar hadits dari yunus bin abdul a’la  ali bin khal attho’i,

Muhammad bin yahya addhuhuri, Ahmad bin abdul rahman bin wahab, Umar bin syabbah,

dan Ali bin iskab. Meskipun Abu Awanah mengambil hadits dari oranng lain tapi  ahdits-hadits

nya pun juga di ambil oleh ulama’-ulama’ hadits setelahnya, antara lain adalah Ahmad bin ali

arrozi al khafid, Abu ali Annasaburi al khfid, Yahya bin mansur, Sulaiman bin ahmad

attobaroni, Abu ahmad abdullah bin adi, Abu bakar al isma’il, dan juga anak-anaknya seperti

Abu mus’ab muhammad bin Abu Awanah, Abu ahmad muhammad bin ahmad al ghitrifi, dan

juga cucu dari saudara perempuan Abu Awabah yaitu Abu Nu’aim abdul malik bin al hasan al

azhari.

Mustakhraj Abu Awanah ala Muslim (‫مستخرج أبي عوانة‬ )

            Mustakharaj Abu Awanah ala muslim adalah kitab hadits yang di tulis oleh seorang

ulama’ hadits yaitu  Abu Awanah ya’kub bin ishak bin ibrahim naisaburi. Pengarang mustakhraj

ini menganggap bahwa hadits-hadits yang di masukkan kedalam shahih sebenarnya hadits-

hadits yang memiliki sanad yang bagus tapi shahibul kitab tidak berkenan memasukkan hadits

tersebut kedalam kitab shahih. Waqof tersebut dimungkinkan karena adanya tambahan dalam

matan yang mana itu tidak terdapat dalam kitab aslinya. Pengarang mustakhraj ini menganggap

bahwa hadits-hadits yang di masukkan kedalam shahih sebenarnya hadits-hadits yang memiliki

sanad yang bagus tapi shahibul kitab tidak berkenan memasukkan hadits tersebut kedalam kitab

7 Lutfiyatul Maslikhah, “Al-MUSTAKHRAJ 2015 ,1 ”,‫ة‬ ‫تخرج أبي عوان‬ ‫مس‬,


https://lutfiyamanies.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
shahih. Waqof tersebut dimungkinkan karena adanya tambahan dalam matan yang mana itu

tidak terdapat dalam kitab aslinya.

.      C. Metode penulisan kitab

Al-mustakhraj adalah suatu kitab hadits yang ditulis oleh seorang ulama’ dengan

mentakhrijkan (menulis riwayat) hadits-hadits yang sudah di bukukan di dalam suatu kitab

hadits dengan sanadnya yang sama tetapi dari jalan yang lain dari pengarang kitab mustakhraj

alaih (yang di mustakhrajkan), lalu periwayatan mereka bertemu pada gurunya (penulis kitab

yang di mustakhrajkan) atau guru yang lebih tinggi, sampai pada sahabat. 8Syaratnya, tidak

sampai kepada syaikh dengan jalan yang lebih panjang sehingga menghilangkan sanad yang

menghantarkan kepadanya yang lebih dekat, kecuali dengan alasan ketinggian atau tambahan

yang penting. Bisa jadi mustakhraj menggugurkan hadits-hadits yang sanadnya tidak

memuaskan dan bisa pula menyebutkan hadits-hadits itu dengan jalan penulis kitab yang di

mustakhrajkan9.sejauh penelitian yang dilakukan penulis metode yang digunakan hadits musnad

mustakhraj ala shahih muslim adalah sebagi berikut :

1.  Uluwul isnad : metode takhrij dengan jalan mengetahui rawi hadits dari sahabat atau

proses penelusuran hadits yang didasarkan pada pengetahuan akan rawi atau tingkat

sahabat.dalam metode ini harus terlebih dahulu mengetahui snad hadits tersebut. Dalam

pijaknya adalah perawi yang paling tinggi yaitu sahabat-sahabat Rasulullah atau bisa juga

para tabi’in.10

2.      Menggunakan hadits-hadits yang tidak di pakai oleh para muhaditsin.11

Sistematika Penulisan Kitab Hadits

8 AISD Kawaid and A M Sobali, “Faedah Takhrij Hadis Kepada Sanad Dan Matan: Satu Kajian Analisis:
Benefits of Takhrij Hadith to Sanad and Matn: An Analytical Study,” Maʿālim Al-Qurʾān Wa Al Hadis
17, no. October (2021): 66–83.
9 Ibid, hlm.90
10 Reza Pahlevi Dalimunthe, Takhrij Hadis I, Buku Daras, vol. Vol. 37. N, 2015, 34–37.
11 Dalimunthe, Vol. 37. N:34–37.
      Nama kitab ini adalah alMusnad Abi Awanah. Sistematika penyusunan kitab ini

hampir sama seperti Shahih Muslim. Dalam cetakan penerbit Mu’arafah Beirut kitab  ini

terdiri dari lima jilid, secara  garis besar susunannya sebagai berikut:12

1.  Sebagai pendahuluan di jilid pertama di awali kitab Iman, kitab ath-thaharoh, kitab

al-Haidhwa al-Istihadhah, kitabShalat, Kitab Mawaqit al-Shalat, Kitab al-Masajid

wamafiha,dan kitab Shalawat.

2.  Di jilid kedua berisi hadits-hadits mengenai kitab lanjutan tentang shalat, kitab

Istisqa’, kitab Al-Jumu’ah, kitab al-Zakat, kitab al-Shiyam, kitab al-Hajji, Kitab

Fadhail al-Quran,

3. Disambung di jilid ketiga dengan kitab Nikah, kitabThalaq, kitab al-Ittaqwa al-wala`,

kitab Buyu’, kitab Mawaris, kitabwashaya,

4.  Dan dijilid keempat berisi bab menjelaskan tentang nadzar dan sumpah, budak,

mengenai kitab hudud (pidana), kitab tentang hukum-hukum, jihad, umara’

(pemerintahan),

5.   Kitab buruan, sembelihan, Qurban, kitab tahrim khamr, kitab minuman, makanan,

pakaian, kemudian disempurnakan dengan fahris (daftar) hadis dan atsar yang

terdapat dalam kitab musnad tersebut.

D. Analisis sanad dan ulama hadist dari abi awwanah

1. Humran bin Aban Al-Farsi

Ini dah ada di refrensi

2. Bishr bin Al-Mufaddal bin Haqiq Al-Raqqashi, tuan mereka, Abu Ismail Al-Basri

Abu Bakar bin Khuzaymah memasukkan haditsnya dalam “Sahih”nya, serta Abu Ali al-Tusi,
Abu Muhammad bin al-Jarud, al-Darmi, Abu Awana al-Isfaraini, Abu Hatim al-Basti, dan Abu
.Abdullah al- Nisaburi

12 Ishaq, Mustakhrij Abi Awanah.


Dan ketika Ibn Hibban menyebutkannya dalam “Jumlat al-Thiqat,” dia berkata: Dia meninggal

pada tahun ke seratus delapan puluh tujuh di bulan Rabi` al-Awwal, satu bulan setelah peziarah

melakukan Umrah, dan peziarah itu meninggal di bulan Muharram

3. Abu Bishr Al-Basri Dia

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al-Nasa'i.Penyempurnaan kesempurnaan atas nama


manusia RM DS: Al-Walid bin Muslim bin Shihab Al-Anbari (1), Abu Bishr Al-Basri
Dia meriwayatkan atas otoritas: Jundub bin Abdullah Al-Bajali, Husain bin Abi Al-Hur,
Hamran bin Aban, Sahem bin Shaqiq, Abu Sufyan Talha bin Nafi', Abdullah bin Waqid
bin Abdullah bin Omar bin Al-Khattab, Abi Al -Siddiq Al-Naji (Ram D S), dan ayah saya
Al-Mutawakkil Al-Naji (S), dan Ibnu Al-Talib Diriwayatkan atas otoritasnya: Abu Bishr
Jaafar bin Abi Wahshiya, Khaled Al-Hadha, Saeed bin Abi Orouba, Salamah bin Alqama,
Muhammad bin Abdullah bin Abi Yaqoub, Mansour bin Zadan (Ram DS), dan Yunus bin
Ubaid Ishaq bin Mansur (2) mengatakan, atas otoritas Yahya bin Maeen dan Abu Hatim
(3): Dia dapat dipercaya Ibn Hibban menyebutkannya dalam buku “Ath-Thiqat” (4)
Utsman bin Affan

Abu ya’li Himran bin Abban

As-Suyutii
Abu Basyri Al-Anbarii

Kholid al khuza’

Basyar bin Mufaddal Syuibah

Muhammad bin abdul malikAbdu-l


al-qurasiy
Shomad bin Abdi-l Waris

Muhammad bin Yahya


Al barazi

Abi Awanah
Refrensi

Referensi dari Jurnal

Hamzah Amir. “Konsep Neraka Dalam AL-QURAN.” Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan

06 No 02, no. 02 (2014): 2–3.

Kawaid, AISD, and A M Sobali. “Faedah Takhrij Hadis Kepada Sanad Dan Matan: Satu Kajian

Analisis: Benefits of Takhrij Hadith to Sanad and Matn: An Analytical Study.” Maʿālim

Al-Qurʾān Wa Al Hadis 17, no. October (2021): 66–83.

Mujahidin, Muhammad Saekul. “S Surga Dan Neraka, Kekekalan Umat Manusia Di Akhirat

Perspektif Al-Quran.” TASAMUH: Jurnal Studi Islam 13, no. 1 (2021): 6.

Syarifah Habibah. “Akhlak Dan Etika Dalam Islam.” Jurnal Pesona Dasar Vol.1, no. 4 (2015):

8.

Referensi dari Buku

Al-Bizar, Abu Bakar Ahmad bin Amri bin abdil Khaliq al-Basyri. Musnad Lengkap Al-Bizar

Dari 1-14 Diindeks, n.d.

Dalimunthe, Reza Pahlevi. Takhrij Hadis I. Buku Daras. Vol. Vol. 37. N, 2015.

Ishaq, Abu Bakar Awanah Ya’kub bin. Mustakhrij Abi Awanah. Edited by Aiman bin Arif Ad-

Damaski. 1st ed. Beirut: Darul ma’rifah, 1998.

Ishaq, Imam Abi Awanah ya’kub bin. Musnad Abi Awanah. 1st ed. Beirut: An-nasyir Darul

ma’rifah, n.d.

Referensi dari Web / Blog internet

Maslikhah, Lutfiyatul. “Al-MUSTAKHRAJ 2015 ,1 ”.‫مسـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــتخرج أيب عوانـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــة‬.

https://lutfiyamanies.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html.

Anda mungkin juga menyukai