(Studi Hadis Tentang Masuk Syurga Bagi siapapun yang Meninggal Tetapi Ia
a.ade.fadhlurahman@mhs.unida.gontor.ac.id
Harditaslim2002@gmail.com
Mar.i.tri.mustofa.w1101@mhs.unida.gontor.ac.id
A. Pendahuluan
Dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah, setiap Muslim memang dipastikan pada akhirnya
akan masuk surga. Namun tidak ada yang menjamin bisa lolos begitu saja langsung masuk surga
tanpa lewat neraka. Tergantung dari dosa dan berat timbangan amal baik dan buruk, setelah
dihisab.1
Sebaliknya, orang kafir (non muslim) sudah dipastikan masuk neraka, meski punya
banyak perbuatan yang terbilang baik di mata manusia.2 Tapi sayang di mata Allah justru dia
merupakan penentang utama. Allah SWT mengutus nabi dan rasul, dia malah mengingkarinya.
Allah menurunkan kitab suci, dia malah membuangnya. Apalah artinya baik di mata manusia
1 Syarifah Habibah, “Akhlak Dan Etika Dalam Islam,” Jurnal Pesona Dasar Vol.1, no. 4 (2015): 8.
2 Muhammad Saekul Mujahidin, “S Surga Dan Neraka, Kekekalan Umat Manusia Di Akhirat Perspektif
Al-Quran,” TASAMUH: Jurnal Studi Islam 13, no. 1 (2021): 6.
3 Hamzah Amir, “Konsep Neraka Dalam AL-QURAN,” Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan 06 No 02, no.
02 (2014): 2–3.
Jaminan buat orang Islam untuk masuk surga banyak didapat keterangannya pada sabda-
“Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dikeluarkan dari neraka orang yang
mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan
(iman)”. (HR Bukhari 44 dan Muslim 193) . Jadi, betapa beruntungnya umat islam karena
diberi kelebihan yang amat sangat besar ini dan ini menjadi alasan besar bagi umat muslim untuk
Dari uraian diatas akan sangat menarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai tidak
Kafirnya seorang pendosa besar selagi dia masih menyakini allah itu benar (beriman) dan betapa
murahnya hati seorang tuhan terhadap hambanya. Maka pembahasan dalam paper ini ditujukan
untuk menjelaskan dan menganalisis tentang hadis mengenai tidak kafirnya seorang pendosa
besar apabila ia pernah Bersayahadat dan pengertiannya dalam ilmu hadis, juga bertujuan untuk
mempelajari ilmu takhrijul hadist mengenai analisis kefasihan dari segi sanadnya. Diharapkan
pembahasan ini akan menambahan wawasan ilmu dan kesadaran kepada kita untuk terus
bersyukur kepada allah karena sudah diberikan tiket khusus untuk masuk kedalam syurga.
حدثنا حممد بن حيىي قال ثنا عبد الصمد بن عبد الوارث عن شعبة عن خالد احلذاء عن أيب12
بشر العنربي عن محران عن عثمان أن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال ( من مات وهو يعلم أن اهلل
) حق دخل الجنة
وقال مرة ( من مات وهو يعلم أن ال إله إال اهلل دخل الجنة ) ايب عونة
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin yahya, dia berkata : telah bercerita kepada kami
abdul somad bin abdul warist dari Syu’bah dari khalid alkhoda dari Abi Basyar Al-Anbari dari
hamran dan utsman, bahwasanya Nabi SAW. Bersabda “Barangsiapa mati dalam keadaan
mengilmui bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, ia masuk
4
”surga
حدثنا خالد: قال، حدثنا بشر بن املفضل: قال، ـ حدثنا حممد بن عبد امللك القرشي415
قال رسول اهلل صلى اهلل: قال، عن عثمان، عن محران بن أبان، عن الوليد أيب بشر، احلذاء
() مسند البزار. من مات وهو يعلم أن اهلل حق دخل الجنة: عليه وسلم
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Abdul Malik Al- qursyi, dia berkata : Telah
bercerita kepada kami Basyar bin al-mufadil, dia berkata : telah bercerita kepada kami khalid
Al-khoda, dari Walid abi Basyar, dari Hamran bin Habban, dari Utsman, dia berkata :
Rasulullah SAW. Bersabda : “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui bahwa tiada
”sesembahan yang berhak disembah selain Allah, ia masuk surga
5
Nama lengkap dari abu awanah adalah Abu Awanah ya’kub bin ishak bin ibrahim
naisaburi. Abu Awanah adalah seorang ahli hadis yang besar, beliau mencurahkan seluruh
4 Imam Abi Awanah ya’kub bin Ishaq, Musnad Abi Awanah, 1st ed. (Beirut: An-nasyir Darul ma’rifah,
n.d.).
5 Abu Bakar Ahmad bin Amri bin abdil Khaliq al-Basyri Al-Bizar, Musnad Lengkap Al-Bizar Dari 1-14
Diindeks, n.d., 93.
6 Abu Bakar Awanah Ya’kub bin Ishaq, Mustakhrij Abi Awanah, ed. Aiman bin Arif Ad-Damaski, 1st ed.
(Beirut: Darul ma’rifah, 1998).
hidupnya untuk mendengarkan atau mencari hadits dari ulama’ sebelumnya. Pertumbuhan
keimanannya tidak di sebutkan secara terperinci namun para ulama’ sepakat bahwa beliau
banyak melakukan rihlah dan pencarian hadits . selain itu Abu ‘Awanah adalah orang yang
pertama kali memasuki mazhab syafi’i. Beliau mendengar hadits dari haromain, beliau
mencurahkan seluruh hidupnya untuk mencari hadits dari kota satu ke kota lain, adapun kota-
kota yang di singgahi Abu ‘Awanah selama beliau berkelana mencari hadits antara lain adalah
kota Makkah, Madinah, Syam, Mesir, Yaman, Irak, Al-jazair, Khurosan, dan Persia. 7
Abu Awanah mendengar hadits dari yunus bin abdul a’la ali bin khal attho’i,
Muhammad bin yahya addhuhuri, Ahmad bin abdul rahman bin wahab, Umar bin syabbah,
dan Ali bin iskab. Meskipun Abu Awanah mengambil hadits dari oranng lain tapi ahdits-hadits
nya pun juga di ambil oleh ulama’-ulama’ hadits setelahnya, antara lain adalah Ahmad bin ali
arrozi al khafid, Abu ali Annasaburi al khfid, Yahya bin mansur, Sulaiman bin ahmad
attobaroni, Abu ahmad abdullah bin adi, Abu bakar al isma’il, dan juga anak-anaknya seperti
Abu mus’ab muhammad bin Abu Awanah, Abu ahmad muhammad bin ahmad al ghitrifi, dan
juga cucu dari saudara perempuan Abu Awabah yaitu Abu Nu’aim abdul malik bin al hasan al
azhari.
Mustakharaj Abu Awanah ala muslim adalah kitab hadits yang di tulis oleh seorang
ulama’ hadits yaitu Abu Awanah ya’kub bin ishak bin ibrahim naisaburi. Pengarang mustakhraj
ini menganggap bahwa hadits-hadits yang di masukkan kedalam shahih sebenarnya hadits-
hadits yang memiliki sanad yang bagus tapi shahibul kitab tidak berkenan memasukkan hadits
tersebut kedalam kitab shahih. Waqof tersebut dimungkinkan karena adanya tambahan dalam
matan yang mana itu tidak terdapat dalam kitab aslinya. Pengarang mustakhraj ini menganggap
bahwa hadits-hadits yang di masukkan kedalam shahih sebenarnya hadits-hadits yang memiliki
sanad yang bagus tapi shahibul kitab tidak berkenan memasukkan hadits tersebut kedalam kitab
Al-mustakhraj adalah suatu kitab hadits yang ditulis oleh seorang ulama’ dengan
mentakhrijkan (menulis riwayat) hadits-hadits yang sudah di bukukan di dalam suatu kitab
hadits dengan sanadnya yang sama tetapi dari jalan yang lain dari pengarang kitab mustakhraj
alaih (yang di mustakhrajkan), lalu periwayatan mereka bertemu pada gurunya (penulis kitab
yang di mustakhrajkan) atau guru yang lebih tinggi, sampai pada sahabat. 8Syaratnya, tidak
sampai kepada syaikh dengan jalan yang lebih panjang sehingga menghilangkan sanad yang
menghantarkan kepadanya yang lebih dekat, kecuali dengan alasan ketinggian atau tambahan
yang penting. Bisa jadi mustakhraj menggugurkan hadits-hadits yang sanadnya tidak
memuaskan dan bisa pula menyebutkan hadits-hadits itu dengan jalan penulis kitab yang di
mustakhrajkan9.sejauh penelitian yang dilakukan penulis metode yang digunakan hadits musnad
1. Uluwul isnad : metode takhrij dengan jalan mengetahui rawi hadits dari sahabat atau
proses penelusuran hadits yang didasarkan pada pengetahuan akan rawi atau tingkat
sahabat.dalam metode ini harus terlebih dahulu mengetahui snad hadits tersebut. Dalam
pijaknya adalah perawi yang paling tinggi yaitu sahabat-sahabat Rasulullah atau bisa juga
para tabi’in.10
8 AISD Kawaid and A M Sobali, “Faedah Takhrij Hadis Kepada Sanad Dan Matan: Satu Kajian Analisis:
Benefits of Takhrij Hadith to Sanad and Matn: An Analytical Study,” Maʿālim Al-Qurʾān Wa Al Hadis
17, no. October (2021): 66–83.
9 Ibid, hlm.90
10 Reza Pahlevi Dalimunthe, Takhrij Hadis I, Buku Daras, vol. Vol. 37. N, 2015, 34–37.
11 Dalimunthe, Vol. 37. N:34–37.
Nama kitab ini adalah alMusnad Abi Awanah. Sistematika penyusunan kitab ini
hampir sama seperti Shahih Muslim. Dalam cetakan penerbit Mu’arafah Beirut kitab ini
terdiri dari lima jilid, secara garis besar susunannya sebagai berikut:12
2. Di jilid kedua berisi hadits-hadits mengenai kitab lanjutan tentang shalat, kitab
Istisqa’, kitab Al-Jumu’ah, kitab al-Zakat, kitab al-Shiyam, kitab al-Hajji, Kitab
Fadhail al-Quran,
3. Disambung di jilid ketiga dengan kitab Nikah, kitabThalaq, kitab al-Ittaqwa al-wala`,
4. Dan dijilid keempat berisi bab menjelaskan tentang nadzar dan sumpah, budak,
(pemerintahan),
5. Kitab buruan, sembelihan, Qurban, kitab tahrim khamr, kitab minuman, makanan,
pakaian, kemudian disempurnakan dengan fahris (daftar) hadis dan atsar yang
2. Bishr bin Al-Mufaddal bin Haqiq Al-Raqqashi, tuan mereka, Abu Ismail Al-Basri
Abu Bakar bin Khuzaymah memasukkan haditsnya dalam “Sahih”nya, serta Abu Ali al-Tusi,
Abu Muhammad bin al-Jarud, al-Darmi, Abu Awana al-Isfaraini, Abu Hatim al-Basti, dan Abu
.Abdullah al- Nisaburi
pada tahun ke seratus delapan puluh tujuh di bulan Rabi` al-Awwal, satu bulan setelah peziarah
As-Suyutii
Abu Basyri Al-Anbarii
Kholid al khuza’
Abi Awanah
Refrensi
Hamzah Amir. “Konsep Neraka Dalam AL-QURAN.” Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan
Kawaid, AISD, and A M Sobali. “Faedah Takhrij Hadis Kepada Sanad Dan Matan: Satu Kajian
Analisis: Benefits of Takhrij Hadith to Sanad and Matn: An Analytical Study.” Maʿālim
Mujahidin, Muhammad Saekul. “S Surga Dan Neraka, Kekekalan Umat Manusia Di Akhirat
Syarifah Habibah. “Akhlak Dan Etika Dalam Islam.” Jurnal Pesona Dasar Vol.1, no. 4 (2015):
8.
Al-Bizar, Abu Bakar Ahmad bin Amri bin abdil Khaliq al-Basyri. Musnad Lengkap Al-Bizar
Dalimunthe, Reza Pahlevi. Takhrij Hadis I. Buku Daras. Vol. Vol. 37. N, 2015.
Ishaq, Abu Bakar Awanah Ya’kub bin. Mustakhrij Abi Awanah. Edited by Aiman bin Arif Ad-
Ishaq, Imam Abi Awanah ya’kub bin. Musnad Abi Awanah. 1st ed. Beirut: An-nasyir Darul
ma’rifah, n.d.
https://lutfiyamanies.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html.