DISUSUN OLEH :
ZAIMMATUR ROHMAH,S.P.d.
NIP. 19800226 200801 2011
UNIT KERJA :
SMP NEGERI 6 SAMPANG
KEC. SAMPANG – KAB. SAMPANG
TAHUN 2021
1
LEMBAR PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH
2
IDENTITAS PENELITI
Kabupaten : Sampang
Peneliti
ZAIMMATUR ROHMAH,S.Pd
NIP. 19800226 200801 2011
3
Judul Penelitian Tindakan KELAS
BAB I: PENDAHULUAN
4
strategi sendiri. Peran seorang pendidik diperlukan agar orang tua di rumah dapat
membimbing anak-anaknya tetap melakukan aktivitas pembelajaran.
Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih media pembelajaran
yang sesuai dengan materi. Peserta didik menyukai kemajuan teknologi interaktif
(bersifat saling melakukan aksi) dalam artian ada banyak gerakan animasi pada
display (tampilan). Oleh karena itu, pendidik yang tugasnya sebagai fasilitator,
pendidik harus bisa memahami keinginan peserta didik dalam mengekspresikan
ketrampilan berbicaranya dengan memanfaatkan media android dengan aplikasi
video yang menarik.
Pada pembelajaran Daring, pendidik akhirnya harus mengikuti keinginan
peserta didik dalam belajar dan mau ikut aktif pembelajaran daringnya, sehingga
peserta didik tidak beralasan lagi untuk malas mengikuti pembelajaran daringnya.
Oleh karena itu supaya pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
pemanfaatan media pembelajaran jarak jauh yang digunakan peserta didik
memilih sesuai dengan keinginan peserta didik yaitu pembelajaran melalui
Aplikasi Whatsapp Group (WAG) kelas, dan menyampaikan materinya tidak
hanya dari aplikasi You tube namun pendidik memanfaatkan aplikasi Video X
recording, ataupun animasi video pembelajaran yang dikreasikan dengan aplikasi
video singkat dari HP android tersebut.
Banyak masalah dan kendala yang dihadapi oleh peserta didik, dari kuota
internet,fasilitas HP android, dan jarak rumah kondisinya jauh tidak terjangkau
dengan jaringan internet. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang
efektif.meskipun jalur pembelajaran sudah bervariatif dari jalur WAG,Classroom,
google meeting atau zoom. kebanyakan peserta didik mulai bosan dengan
pembelajaran daring karena mereka dan orang tua menginginkan adanya
Pembelajaran Tatap Muka, selain itu alasan peserta didik meskipun pendidik
telah menjelaskan di pembelajaran daring masih banyak yang belum paham dan
mengerti tentang pelajaran yang diajarkan oleh pendidik tersebut, sehingga yang
terjadi kebanyak peserta didik memilih tidak aktif pembelajaran daring.
Pembelajaran tahun akademik 2020 /2021 pada semester ganjil,
Pembelajaran Tatap Muka telah dibuka secara bertahap dari 25% berdasarkan
5
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan nomor 420/082/434.201.2021,
pelaksanaan PTM 25% dimulai tanggal 22 Januari 2021 sampai ada perubahan
jumlah kehadiran peserta didik sampai 50% disaat kondisi daerah Kabupaten
Sampang masuk Zona Kuning. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dibuka
50% kehadiran mulai tanggal 1 Maret 2021 ini berdasarkan Surat Edaran Kepala
Dinas Pendidikan Kab. Sampang nomor 420/317/434.201/2021.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik menyampaikan materi yang
dibahas dalam PTM sama dengan materi yang disampaikan dalam Pembelajaran
Daring. Pendidik disini sebagai peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas
menemukan kendala dalam pembelajaran Daring sebelumnya ketika 25%, dimana
peserta didik kurang aktif ketika pembelajaran daring, dengan beralasan tidak
mempunyai paket data internet, dan materi yang kurang jelas bagi mereka.
kesulitannya peserta didik yang mendapatkan pembelajaran tatap muka ketika ada
jadwal pembelajaran Bahasa Inggris tidak sama rata mengikuti PTM, sehingga
pada kelompok tertentu saja yang sering ada ketika PTM, itu berakibat hasil
Penilaian Harian 1 semester genap ini sangat rendah bagi peserta didik yang
jarang kebagian masuk PTM hanya sistem daring saja.
Pada pembelajaran tatap muka 50% kehadiran ini, terdapat perubahan pada
diri peserta didik terutama dalam semangat belajarnya karena alasan mereka bisa
bertemu belajar dengan teman yang lebih banyak, sedangkan untuk yang
mengikuti pembelajaran daring juga bisa diikuti secara tenang dan santai.
untuk pembelajaran daring, pendidik tetap menggunakan media Whatsapp Group
kelas, Xrecording Video,Google Classroom dan juga You tube
Kemampuan berbahasa Inggris peserta didik di kelas VIII-B tersebut
hampir 75% mem/iliki kemampuan dibawah KKM berdasarkan hasil raport
semester ganjil. Oleh karena itu, Saat peserta didik dikelas VIII, pada materi
pembelajaran menemukan tingkat kesulitan materi kelas VIII lebih sulit daripada
kelas sebelumnya, akibatnya mereka merasa kebingungan dalam memahami
materi baru yang diberikan dan rasa kebosanan tersebut mengakibatkan mereka
menyerah diri dengan tidak mengerti Bahasa Inggris. Sehingga pembelajaran
tidak bisa berlangsung dengan kondusif. Ketika ditanyai, mengapa bertindak
6
seperti itu, alasan mereka mengatakan bahwa mereka bingung harus bagaimana
dengan pelajaran Bahasa Inggris, karena mereka tidak mengerti pembahasan
materi di kelas daring.
Selain kondisi peserta didik kelas VIII-B yang sebagian besar masih
rendah kemampuan Bahasa Inggrisnya, untuk materi Ungkapan Simple Present
Continous dalam ketrampilan berbicara.
Situasi yang digambarkan diatas, mendorong penulis,sebagai Pendidik
Bahasa Inggris harus menciptakan suasana kelas Daring maupun PTM yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, kontekstual, full happy, keharmonisan dan tidak
membuat kebosanan yang berat dan mudah dipahami oleh mereka meskipun harus
dengan kemampuan siswa yang sangat minim sekali.
Penulis menginginkan mampu menyelenggarakan seluruh kegiatan dalam
kelas dalam bahasa Inggris yang menyertai tindakan (language accompanying
action).karena Bahasa Inggris menjadi salah satu ketrampilan hidup yang harus
dikuasai setiap peserta didik.
Berdasarkan kondisi yang demikian, maka dalam pembelajaran bahasa
Inggris di sekolah kami harus memberikan kesan belajar senang dengan bahasa
Inggris dan memotivasi ketertarikan siswa untuk mampu menguasai kemampuan
berbahasa Inggris, maka pembelajaran yang diberikan harus kreatif, menarik, dan
inovatif sehingga kesulitan anak bisa diatasi dengan baik.
Pembelajaran bahasa Inggris secara daring yang menarik bagi peserta
didik adalah pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa, maksudnya
bahwa Metode pembelajaran bahasa Inggris secara daring harus mengkreatifkan
mereka dalam kegiatan belajar mengajar .sehingga metode pembelajaran Bahasa
Inggris yang kreatif, ekpresif diri dalam demonstrasi sangat efektif untuk peserta
didik.
Penulis memberikan cara yang sangat sederhana dan dekat dengan
peserta didik dalam berekspresi dalam percakapan yang didemonstrasikan dalam
aplikasi video singkat seperti Snack Video, Capcut,Filmmoraga,
Videoshow,Kinemaster, Quik,Viva Video, Movie maker yaitu Conversation on
7
Video Demonstration. Untuk metode pembelajaran Demonstration yang menarik
bagi peserta didik memberikan kemudahan dalam berbicara bahasa Inggris
Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin meneliti meningkatkan
kemampuan berbicara tentang Simple Present Continuos. Penulis mengadakan
investigasi penelitian tindakan kelas ini pada kelas VIII – B yang berjumlah 28
peserta didik di SMP Negeri 6 Sampang, semester genap tahun pelajaran
2020/2021.
Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai indikator keberhasilan untuk
dijadikan landasan yaitu penelitian dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah
peserta didik atau sama dengan 75. apabila hasil penelitian tidak memenuhi
indikator keberhasilan maka diadakan Siklus 2 yang akan diperbaiki kelemahan –
kelamahan pada siklus 1, namun apabila hasil siklus 1 berhasil memenuhi
indikator keberhasilan maka siklus berikutnya kriteria keberhasilan penelitian
ditinggikan.
8
bahasa dan kosa kata yang benar pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6
Sampang. Penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana aktifitas peserta didik saat
pembelajaran daring dalam metode Conversation on Video Demonstration
(COVID) dengan menggunakan media Flash Video dalam berbicara tentang
Simple Present Continuous pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6
Sampang tahun pelajaran 2020/ 2021.
2. Untuk meningkatkan ketrampilan berbicara tentang Simple Present
Continuous dalam pembelajaran daring dalam metode Conversation on Video
Demonstation (COVID) dengan menggunakan media Flash Video pada peserta
didik kelas VIII-B SMP Negeri 6 Sampang tahun pelajaran 2020/2021.
9
Sebagai referensi untuk meningkatkan pembelajaran daring bahasa Inggris
yang inovatif dan kreatif dengan metode Conversation on Video
Demonstration (COVID) melalui media Flash Video dalam meningkatkan
ketrampilan berbicara peserta didik juga bisa dipraktekkan di sekolah
tersebut.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
11
2.1.2. Tujuan Pembelajaran Daring
Tujuan utama pembelajaran daring ditetapkan Pemerintah di SMP adalah
untuk menghindari penyebaran Corona Virus-19 di klaster sekolah, adapun
tujuan lainnya adalah:
1. memudahkan aktivitas belajar peserta didik dengan jarak jauh
2. memberikan pembelajaran yang fleksibel metode, tempat dan waktunya
3. memberikan sumber belajar peserta didik yang mudah diakses.
4. Memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau
kemampuan yang harus dikuasainya.
12
b. Kejelasan untuk melatih artikulasi yang jelas dalam pengucapan.
c. Bertanggung jawab untuk peserta didik agar berbicara dengan baik dan
menempatkan pada situasi yang sesuai agar dapat bertanggung jawab.
d. Membentuk pendengar yang kritis
e. membentuk kebiasaan dalam percakapan secara baik.
13
c. Berbicara Profesional merupakan tehnik presentasi yang efektif dalam
berbicara yang dipengaruhi faktor verbal,Vokal dan visual.
d. Membuka dan Menutup Pembicaraan. dalam membuka pembicaraan
mengadakan small talk,lalu ke topik dan mengakhiri dengan pembicaraan.
Burhan Nurgiyantoro,(2001:278) dalam Oetomo. Penilaian ketrampilan
berbicara yang dilakukan dengan unjuk kerja/performance yang utama perlu
diukur adalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti penguasaan lafal,
struktur, dan kekayaan kosa kata. Selain itu, juga penguasaan masalah yang
menjadi bahan pembicaraan.
Penilaian ketrampilan berbicara tidak saja mengucapkan
kemampuan berbahasanya, melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya sehingga penilaian ini bersifat fungsional.
14
conversation. Metode Conversation ini lebih menekankan pelajar untuk banyak
praktek berbicara dan mengobrol dalam bahasa inggris dan tidak terlalu fokus
kepada grammar yang cukup membingungkan. Memang penting untuk belajar
grammar, tapi jika terlalu fokus grammar bahasa Inggris kita juga tidak akan
mengalami kemajuan. Karena yang akan kita dapat adalah mampu berbahasa
Inggris pasif.
Conversation is the informal exchange of the idea from the person to anther
person. Jadi, Percakapan merupakan suatu bentuk pertukaran informasi atau
gagasan dari satu orang kepada orang lain. Conversation sendiri merupakan suatu
percakapan yag lebih kepada suatu kegiatan yang bersifat informal (tidak resmi)
dan 3 jenis conversation adalah :
1.Structural Conversation
Merupakan jenis percakapan dalam bahasa Inggris, yang sesuai dengan
grammar. sehingga grammar merupakan unsur yang menjadi sangat penting
dalam sebuah percakapan.fungsinya mengatur grammar dalam conversation.
2. Functional Conversation
Merupakan jenis percakapan dalam bahasa inggris, dimana bertujuan
untuk membentuk kemampuan seseorang dalam memfungsikan suatu bahasa
sesuai dengan keadaan atau situasi.
3. Situational Conversation
Dalam situational conversation, menggunakan suatu bahasa ssesuai dengan
situasinya, contoh penggunaan bahasa formal dan non formal
15
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Pupuh Fathur Rochman ( 2007: 98) dalam Rini Safrianti (2017)
mengemukakan tujuan penerapan Metode Demonstrasi adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu seperti kegiatan peserta didik tentang suatu tindakan, proses
atau prosedur.
16
2.4. Media Flash Video
2.4.1 Pengertian dan kegunaan Flash
17
j. Magisto
k. Vigo Video
l. Vmate
m. Beat-ly
Aplikasi video dalam Smartphone bertujuan supaya peserta didik menarik
praktek berbicara atau bercakap – cakap dalam Bahasa Inggris yang videonya bisa
diunggah dalam aplikasi video web yang terkenal seperti you tube.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada awal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimulai pada bulan Januari
tanggal 22 Januari 2021 dengan sistem 25% kehadiran, dimana ketika peserta
didik yang tidak kebagian mengikuti PTM maka mereka mengikuti pembelajaran
daring, dengan materi yang sama dengan PTM maka pendidik juga
menyampaikan pembelajaran melalui media Flash Video secara langsung dan
tugas disampaikan melalui WA group dan tes harian untuk mengukur pemahaman
peserta didik untuk materi hari ini melalui Video Whatsapp Calling Group.
19
dilakukan pada tema “What are you doing?”, peserta didik masih banyak yang
belum paham ketika PTM maupun Pembelajaran Daring. Karena mereka pada
umumnya bingung dengan penerapan pola kalimat Present Continuous.
20
Gambar .3.1
Siklus Penelitian
21
peserta didik yang mengikuti PTM dan PTD bergantian sesuai nomor urutan
presensi kelas, yaitu Sistem Ganjil dan Genap.
22
Siklus I memiliki karakter pendeteksian kemampuan dan ketrampilan
berbicara peserta didik yang ditemukan pada kegiatan pra – siklus 1. Tujuannya
adalah untuk memberikan pemahaman dan pendalaman serta menerapkan materi
Simple Present Continuous dalam bentuk WH- Question dan Yes-No Question.
yang menggambarkan Conversation peserta didik menyatakan kegiatan yang
sedang berlangsung yang dialami langsung dalam kehidupan peserta didik yang
diabadikan dalam satu Flash Video Conversation sekaligus meningkatkan
keberanian dan rasa percaya diri peserta didik karena hasil Flash Video
Conversation di demonstrasikan di kelas Daring oleh Pendidik sebagai bahan
pembelajaran Daring serta mengukur kemampuan berbicara peserta didik untuk
saling mengomentari hasil Flash Video Demonstration meskipun banyak
kesalahan dan kekurangan pada video tersebut.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk tiap-tiap siklus dapat
diuraikan sebagai berikut:
23
Siklus I
3.2. 1. RincianSiklus 1
a. Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan pada siklus pertama meliputi:
24
8) Merencanakan alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
ketrampilan berbicara tentang WH-Question dan Yes-No Question dalam
tema “What are You doing?” dengan metode pembelajaran daring COVID)
menggunakan media Flash Video Conversation Demonstration.
B. Pelaksanaan siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris pada masa Pandemi hanya
terdapat 1 kali pertemuan tiap minggunya dengan menerapkan sistem 50%
kehadiran. untuk jadwal pembelajaran Bahasa Inggris bertepatan hari Selasa.
Untuk siklus I pada penelitian ini, diadakan pada hari Selasa, tanggal 2 Maret
2021, pada jam 1 – 2, diikuti oleh seluruh peserta didik yang mengikuti
pembelajaran daring yaitu Kelompok absen ganjil kelas VIII- B berjumlah 14
peserta didik, sedangkan untuk peserta didik absen genap diadakan pada hari
selasa , tanggal 9 Maret 2021
Pada siklus I ini, peneliti mengukur ketrampilan berbicara tentang Simple
Present Continuous dalam metode COVID dengan mengguakan Media Flash
Video Conversation dengan baik dan benar dari sisi kosa kata dan tata
grammarnya dan bagaimana kegiatan peserta didik mengikuti pembelajaran
daring menggunakan metode COVID.
Penelitian ini dilaksanakan dengan siklus kegiatan yang sistematis.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Daring pada Pertemuan 1.
25
6) Pendidik memberikan penjelasan sekilas tentang Pengertian dan generic
structure pola kalimat Simple Present Continuous.dengan media Xrecording
Video.
7) Peserta didik mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru
8) Pendidik memberikan contoh Flash Video Conversation yang dilakukan oleh
Pendidik dan salah satu peserta didik.
9) Pendidik meminta peserta didik memberikan komentar dan catatan kecil dari
contoh Video Conversation.
10) Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik pada pertemuan ini dengan menggunakan Video
Whatsapp Calling (VWC).
11) Pendidik meminta peserta didik mencoba menyusun Conversation text
sederhana dengan kelompok kecil yang terdiri dari 2 atau 3 peserta didik.
Langkah – langkah pembelajaran pertemuan 2
1. Pendidik memberikan tentang materi pada pertemuan sebelumnya
2. Pendidik meminta peserta didik membentuk kelompok kecil untuk belajar
bersama , lalu peserta didik bekerja dengan kelompoknya masing- masing.
3. Setiap kelompok besar terdiri dari 4 orang, sedangkan kelompok kecil terdiri
dari 2 orang
4. Pendidik meminta peserta didik menyusun dialog Conversation tentang tema :
“What are You doing?”.
5. Peserta didik mencoba menampilkan langsung Conversation dengan teman
kelompok kecil.
6. Selama peserta didik mengerjakan tugas, Pendidik membimbing, dan
memotivasi peserta didik dalam berbicara tentang tema”what are you doing?”
7. peserta didik mendemonstrasikan uji coba Flash Video Conversation sedangkan
peserta didik lainnya memberikan komentar dan penilaian secara lisan dalam
Video Whatsapp Calling (VWC).
8. Pendidik memberikan penghargaan berupa pemberian Nilai kepada peserta
didik yang telah mempresentasikan dan mendemonstarsikan berbicara
melalui Flash Video.
26
9. Pendidik memberikan penilaian awal dan koreksian dari hasil Conversation on
Video Demonstration pada siklus 1 untuk perbaikan pada hasil siklus 2
9. Kelompok yang tidak presentasi memberikan pertanyaan kepada kelompok
presentasi .Contoh kalimat Pertanyaannya:
a. What is title of your Video Conversation?
b. What are you doing now?
c. When are you doing it?
d. Where are you doing it?
11. Kelompok presentasi menjawab pertanyaan dari kelompok lain dalam
pembahasan
12. Memberi evaluasi presentasi kelompok ( kritis ).
13, Pendidik menyiapkan alat ukur ketrampilan berbicaranya secara langsung
melalui Video Whatsapp Calling Group
C. Observasi
Dalam penelitian ini observasi/pengamatan pendidik terhadap aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran Daring yang dilakukan oleh pendidik kelas
objek yatiu Ibu ZaimmaturRohmah, S.Pd.
D. Refleksi
Hasil yang didapat pada tahap implementasi dan observasi dikumpulkan
serta dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat mengevaluasi diri-sendiri dan
27
melihat sejauh mana tingkat ketrampilan berbicara melalui Video Conversation .
Selain itu refleksi juga dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
bagaiman kegiatan pembelajaran daring dalam ketrampilan Berbicara dengan
menggunakan media Flash Video Conversation pada siklus I.
Siklus II
3.2.2.1. Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan pada siklus kedua meliputi:
28
6) Peserta didik dengan kelompok kecil dan besarnya menyempurnakan Video
Conversation Demonstration yang kemudian di upload ke aplikasi Video
seperti You tube,
7) Peserta melaporkan hasil Video Conversation Demonstration ke pendidik
sebagai laporan akhir tugas COVID
8) Pendidik mengadakan penilaian dan memberikan penghargaan pada hasil
Video Conversation Demonstration yang telah di upload dalam aplikasi
Video.
9) Merencanakan alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
ketrampilan Berbicaranya tentang Simple Present Continuous dengan
mengadakan Interview test melalui Video Wharsapp Calling Group. .
3.2.2.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II pada penelitian ini, diadakan pada hari Selasa,
tanggal 30 Maret 2021, pada jam 1-2 , diikuti oleh seluruh peserta didik
pembelajaran Daring yaitu kelompok absensi Ganjil,kelas VIII-B berjumlah 14
peserta didik. sedangkan untuk keloimpok peserta didik absensi Genap diadakan
pada tanggal 6 April 2021, berjumlah 14 peserta didik.
Pada siklus II ini, peneliti mengukur ketrampilan berbicara seluruh peserta
didik dalam Video Conversation yang didemonstrasikan ke dalam Aplikasi Video,
dan hasil laporan akhir hasil Flash Video yang telah di upload ke aplikasi Video
You tube dan menunjukkan jumlah subriber. pada siklus ke 2 diharapkan adanya
peningkatan nilai pada ketrampilan berbicaranya melalui Conversation Video on
Demonstration lebih signifikan.
1, Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
29
4) Pendidik memberikan hasil koreksian pada hasil Video Conversation
Demonstration .
5) Selama peserta didik mengerjakan tugas untuk perbaikan pada kegiatan
Berbicara di Video Conversation, Pendidik mengamati, membimbing, dan
memotivasi yang sudah disempurnakan dari kosa kata dan tata grammarnya
lebih tepat.
6) peserta didik dengan kelompok kecil dan besar mengupload kembali Video
Conversation dalam aplikasi Video seperti You tube, Kinemaster, Capcut,
Vidmate dll, tergantung pilihan peserta didik
7) Pendidik memberikan komentar dan evaluasi hasil Video Conversation
Demonstration untuk dikoreksi
8) Peserta didik dengan kelompoknya saling berkomunikasi tukar - menukar
hasil Video Conversation Demonstration yang sudah dikoreksi dengan
kelompok lain untuk di upload di You Tube untuk mendapatkan subscriber
9) Pendidik mengumumkan hasil Video Conversation Demonstration yang
terbaik untuk memotivasi kelompok lainnya lebih tertarik dalam
meningkatkan ketrampilan Berbicara.
10) Pendidik memberikan penilaian akhir dan hasil nilai untuk dievaluasi dan
dianalisis porsentase peningkatannya daripada siklus 1
2. Observasi
Dalam penelitian ini observasi/pengamatan Pendidik terhadap aktivitas
Peserta didik yang dilakukan oleh Pendidik ZaimmaturRohmah, S.Pd. dengan
mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Pengamatan dilakukan secara
online melalui Video Whatsapp Calling juga mengadakan kunjungan ke
kelompok tersebut.
30
Candra,S.Pd yang sudah ditambahkan dalam WAG kelas. dengan mengisi lembar
observasi yang sudah disediakan.
3. Refleksi
Hasil yang didapat pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari
hasil observasi Pendidik dapat mengevaluasi diri-sendiri dan melihat sejauh mana
tingkat ketrampilan Berbicaranya melalui Media Flash Video Conversation .
Selain itu refleksi juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar
mengajar pada Pembelajaran Daring dengan metode COVID melalui Media Flash
Video dan hasilnya sebagai tolak ukur keberhasilan pada siklus II,jika hasil
kemampuan siswa bisa mencapai 75 % .
31
Aktivitas Pendidik
Apakah Pendidik:
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran?
b) Menjelaskan materi pembelajaran?
c) Memberikan contoh Video Conversation pada Pembelajaran Daring?
d) Menjelaskan pola kalimat Simple Present Continuous yang menanyakn WH
Question dan Yes-No question ?
e) Memotivasi dan membimbing peserta didik saat mengerjakan tugas membuat
Conversation yang divideokan?
f) Menerapkan media Flash Video dalam meningkatkan ketrampilan Berbicara
g) Memberikan umpan balik pada peserta didik yang bertanya dan
mengklarifikasikan materi yang kurang jelas?
h) Merefleksi pembelajaran Daring menggunakan metode COVID dengan media
Flash Video bersama peserta didik ?
i) Memberikan penghargaan pada peserta didik dan kelompok yang telah
mempresentasikan hasil Video Conversation Demonstration. .
32
h) Apakah peserta didik dalam proses belajar mengajar daring selalu ada umpan
balik?
i) Apakah Peserta didik termotivasi dengan Pembelajaran Daring menggunaka
metode COVID melalui media Flash Video Conversation dalam ketrampilan
Berbicara?
j) Apakah Peserta didik merasa senang dan gembira pada saat pembelajaran
daring berlangsung?
k) Apakah peserta didik mampu meningkatkan ketrampilan berbicara dengan
metode pembelajaran COVID melalui Media Flash Video?
Bentuk tes pada siklus I, yaitu Interview melalui Video Whatsapp Group.
Bentuk tes pada siklus II, yaitu Interview dan Hasil Video Conversation telah
disempurnakan bersama.
3.5.4. Lembar Respon Peserta didik
Angket atau lembar respon peserta didik dalam penelitian ini merupakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden. Respon Peserta didik ini berisikan penilaian dan pendapat peserta
didik terhadap kegiatan belajar mengajar secara daring dengan menggunakan
Metode Conversaton on Video Demonstration dalam Ketrampilan Berbicara
33
yang akan dilakukan selanjutnya. Angket peserta didik berisi butir penilaian dan
pendapat peserta didik yaitu meliputi;
34
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini di kumpulkan dengan teknik atau
cara seperti siklus 1 yaitu observasi peserta didik dan pendidik, hasil tes, angket
peserta didik.
3.6.1.1 Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat
pembelajaran Daring berlangsung melalui Video Whatsapp Calling dan Whatsapp
Chatting di WAG kelas. Lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data
tentang aktivitas peserta didik dan pendidik selama kegiatan belajar mengajar
daring berlangsung.
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh pengamat yaitu Pendidik mata
pelajaran bahasa Inggris. Lembar observasi dalam kegiatan refleksi sebagai upaya
untuk mengkaji keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada
setiap siklus dan menentukan tindak lanjut dalam siklus berikutnya.
3.6.1.2. Tes
Tes dilakukan setiap akhir pembelajaran. Tes berupa Interview melalui
Video Whatsapp Calling Group. Bertujuan untuk mengukur keberhasilan dan
tingkat pemahaman peserta didik pada pembelajaran daring di setiap siklusnya.
Tes diberikan juga untuk mendapatkan data tentang hasil belajar daring peserta
didik ditinjau dari ketuntasan belajar siswa yang harus tingkatkan dari siklus
sebelumnya
3.6.1.3. Angket (Respon Peserta didik)
Angket di berikan kepada peserta didik setiap akhir pembelajaran daring
melalui Whatsapp Group dalam meningkatkan ketrampilan Berbicara dengan
menggunakan media Flash Video Conversation. Dari respon peserta didik
peneliti dapat menentukan perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
35
Lembar observasi merupakan suatu lembar yang diisi oleh pendidik
selama proses Kegiatan Belajar mengajar secara Daring berlangsung. Kriteria
pendataannya sebagai berikut:
Jumlah poin yang didapat
Skor = x 100 %
Jumlah maksimal
36
Tabel 3.1
Aspek Penilaian pada siklus I
No Aspek Skor
3 2 1
1. Tata bahasa
2. Kelancaran berbicara
3. Kejelasan Vokal
4 Ketepatan intonasi
5 Ketepatan pilihan kata/diksi
Tabel 3.2
Aspek Penilaian pada siklus II
No Aspek Skor
3 2 1
1. Tata bahasa
2. Kelancaran berbicara
3 Kejelasan Vokal
4 Ketepatan intonasi
5 Ketepatan pilihan kata/diksi
Keterangan :
3. Bagus 2. Cukup 1. Kurang
37
Daftar Pustaka
Arsajd M,dan Mukti,1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Artono W.dkk. 2008. English in Focus for Grade VIII Junior High School:
Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Bilfaqih,Yusuf &Qomarudin,Nur.(2015), Esensi Penyusunan Materi
Pembelajaran Daring, Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Contextual Teaching and Learning.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Hermawan,Acep.2014. Metodologgi Pembelajaran Bahasa Inggris, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Marno&Idris,2014. Strategi,Metode dan Tehnik Mengajar Menciptakan
Ketrampilan Mengajar secara Efektif dan Edukatif,Yogyakarta:Ar
Ruzz Media.
Musaba,Zulkifli.2012. Terampil Berbicara. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Oetomo,2015. Melatih Kemampuan Berbicara. Online:www.bahana-
magazine.com
Sanjaya,Wina.2008.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi.Jakarta:Kencana.
Sudrajat,Akhmad. 2008. Media Pembelajaran.(on line)
<http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-
pembelajaran/>
Syakeela alifah on Tuesday, December 18, 2012. Model Pembelajaran Interaktif.
(on line).http://kabarmingguan.blogspot.com/2012/12/model-
pembelajaran-interaktif.html>.
Rani,Abdul, 2007, Metode Conversation dalam Pembelajaran Bahasa,Malng: CV
Bimantara Aluuguda Sejahtera .
38
Wachidah,Siti,dkk2014, “When English Rings a Bell, Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang,Kemdikbud.
Wibawa,Basuki, 2004.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.
39
40