Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA


PEMBELAJARAN DARING DENGAN METODE “COVID”
MELALUI MEDIA FLASH VIDEO PADA KELAS VIII-B
SMP NEGERI 6 SAMPANG
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

DISUSUN OLEH :

ZAIMMATUR ROHMAH,S.P.d.
NIP. 19800226 200801 2011

UNIT KERJA :
SMP NEGERI 6 SAMPANG
KEC. SAMPANG – KAB. SAMPANG
TAHUN 2021

1
LEMBAR PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS INI

TELAH DISAHKAN OLEH :

Kepala SMP NEGERI 6 Sampang

Raden Haryati Hasyiani,S.Pd

NIP. 196908019 1997 03 2004

2
IDENTITAS PENELITI

1. Nama Peserta : ZAIMMATUR ROHMAH,S.Pd.


2. NIP : 19800226 200801 2011
3. Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 26 Pebruari 1980
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
7. Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Sampang
8. Alamat Sekolah : Jl. Imam bonjol – Sampang Telp. (0323) 327 110)

Kec. Sampang - Kab. Sampang (69212)

9. Alamat Rumah : Dusun Tengah – Desa Taddan


Kecamatan : Camplong

Kabupaten : Sampang

10. Email : zaimmatur@gmail.com

Sampang,16 Maret 2021

Peneliti

ZAIMMATUR ROHMAH,S.Pd
NIP. 19800226 200801 2011

3
Judul Penelitian Tindakan KELAS

MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA PEMBELAJARAN


DARING DENGAN METODE “COVID” MELALUI FLASH VIDEO
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII-B SMP NEGERI 6 SAMPANG
TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat Sekolah Menengah


Pertama .merupakan mata pelajaran bahasa Asing yang wajib diberikan. Untuk
peserta didik kelas VIII kemampuan bahasa Inggris peserta didik seharusnya
sudah ditingkatkan.
Kurikulum 2013 yang diterapkan di SMP Negeri 6 Sampang,
Pembelajaran bahasa Inggris menekankan empat keterampilan membaca,
mendengarkan, menulis, dan berbicara. Semua itu didukung oleh unsur-unsur
bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan
tema sebagai alat pencapai tujuan.
Namun dengan adanya kondisi masa pandemi Covid 19, pembelajaran
dengan tatap muka sangat tidak diperbolehkan semenjak bulan Pebruari
2020.sehingga pembelajaran melalui Daring. Pendidik dan peserta didik
mengalami kesulitan karena mereka harus beradaptasi dengan kondisi
pembelajaran yang sangat berbeda.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Daring tidaklah mudah karena Pendidik
dan peserta didik terbiasa melakukan pembelajaran di kelas secara tatap muka
langsung, lantas kini dilakukan secara tidak langsung, dari jarak jauh, perlu

4
strategi sendiri. Peran seorang pendidik diperlukan agar orang tua di rumah dapat
membimbing anak-anaknya tetap melakukan aktivitas pembelajaran.
Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih media pembelajaran
yang sesuai dengan materi. Peserta didik menyukai kemajuan teknologi interaktif
(bersifat saling melakukan aksi) dalam artian ada banyak gerakan animasi pada
display (tampilan). Oleh karena itu, pendidik yang tugasnya sebagai fasilitator,
pendidik harus bisa memahami keinginan peserta didik dalam mengekspresikan
ketrampilan berbicaranya dengan memanfaatkan media android dengan aplikasi
video yang menarik.
Pada pembelajaran Daring, pendidik akhirnya harus mengikuti keinginan
peserta didik dalam belajar dan mau ikut aktif pembelajaran daringnya, sehingga
peserta didik tidak beralasan lagi untuk malas mengikuti pembelajaran daringnya.
Oleh karena itu supaya pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
pemanfaatan media pembelajaran jarak jauh yang digunakan peserta didik
memilih sesuai dengan keinginan peserta didik yaitu pembelajaran melalui
Aplikasi Whatsapp Group (WAG) kelas, dan menyampaikan materinya tidak
hanya dari aplikasi You tube namun pendidik memanfaatkan aplikasi Video X
recording, ataupun animasi video pembelajaran yang dikreasikan dengan aplikasi
video singkat dari HP android tersebut.
Banyak masalah dan kendala yang dihadapi oleh peserta didik, dari kuota
internet,fasilitas HP android, dan jarak rumah kondisinya jauh tidak terjangkau
dengan jaringan internet. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang
efektif.meskipun jalur pembelajaran sudah bervariatif dari jalur WAG,Classroom,
google meeting atau zoom. kebanyakan peserta didik mulai bosan dengan
pembelajaran daring karena mereka dan orang tua menginginkan adanya
Pembelajaran Tatap Muka, selain itu alasan peserta didik meskipun pendidik
telah menjelaskan di pembelajaran daring masih banyak yang belum paham dan
mengerti tentang pelajaran yang diajarkan oleh pendidik tersebut, sehingga yang
terjadi kebanyak peserta didik memilih tidak aktif pembelajaran daring.
Pembelajaran tahun akademik 2020 /2021 pada semester ganjil,
Pembelajaran Tatap Muka telah dibuka secara bertahap dari 25% berdasarkan

5
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan nomor 420/082/434.201.2021,
pelaksanaan PTM 25% dimulai tanggal 22 Januari 2021 sampai ada perubahan
jumlah kehadiran peserta didik sampai 50% disaat kondisi daerah Kabupaten
Sampang masuk Zona Kuning. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dibuka
50% kehadiran mulai tanggal 1 Maret 2021 ini berdasarkan Surat Edaran Kepala
Dinas Pendidikan Kab. Sampang nomor 420/317/434.201/2021.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik menyampaikan materi yang
dibahas dalam PTM sama dengan materi yang disampaikan dalam Pembelajaran
Daring. Pendidik disini sebagai peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas
menemukan kendala dalam pembelajaran Daring sebelumnya ketika 25%, dimana
peserta didik kurang aktif ketika pembelajaran daring, dengan beralasan tidak
mempunyai paket data internet, dan materi yang kurang jelas bagi mereka.
kesulitannya peserta didik yang mendapatkan pembelajaran tatap muka ketika ada
jadwal pembelajaran Bahasa Inggris tidak sama rata mengikuti PTM, sehingga
pada kelompok tertentu saja yang sering ada ketika PTM, itu berakibat hasil
Penilaian Harian 1 semester genap ini sangat rendah bagi peserta didik yang
jarang kebagian masuk PTM hanya sistem daring saja.
Pada pembelajaran tatap muka 50% kehadiran ini, terdapat perubahan pada
diri peserta didik terutama dalam semangat belajarnya karena alasan mereka bisa
bertemu belajar dengan teman yang lebih banyak, sedangkan untuk yang
mengikuti pembelajaran daring juga bisa diikuti secara tenang dan santai.
untuk pembelajaran daring, pendidik tetap menggunakan media Whatsapp Group
kelas, Xrecording Video,Google Classroom dan juga You tube
Kemampuan berbahasa Inggris peserta didik di kelas VIII-B tersebut
hampir 75% mem/iliki kemampuan dibawah KKM berdasarkan hasil raport
semester ganjil. Oleh karena itu, Saat peserta didik dikelas VIII, pada materi
pembelajaran menemukan tingkat kesulitan materi kelas VIII lebih sulit daripada
kelas sebelumnya, akibatnya mereka merasa kebingungan dalam memahami
materi baru yang diberikan dan rasa kebosanan tersebut mengakibatkan mereka
menyerah diri dengan tidak mengerti Bahasa Inggris. Sehingga pembelajaran
tidak bisa berlangsung dengan kondusif. Ketika ditanyai, mengapa bertindak

6
seperti itu, alasan mereka mengatakan bahwa mereka bingung harus bagaimana
dengan pelajaran Bahasa Inggris, karena mereka tidak mengerti pembahasan
materi di kelas daring.
Selain kondisi peserta didik kelas VIII-B yang sebagian besar masih
rendah kemampuan Bahasa Inggrisnya, untuk materi Ungkapan Simple Present
Continous dalam ketrampilan berbicara.
Situasi yang digambarkan diatas, mendorong penulis,sebagai Pendidik
Bahasa Inggris harus menciptakan suasana kelas Daring maupun PTM yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, kontekstual, full happy, keharmonisan dan tidak
membuat kebosanan yang berat dan mudah dipahami oleh mereka meskipun harus
dengan kemampuan siswa yang sangat minim sekali.
Penulis menginginkan mampu menyelenggarakan seluruh kegiatan dalam
kelas dalam bahasa Inggris yang menyertai tindakan (language accompanying
action).karena Bahasa Inggris menjadi salah satu ketrampilan hidup yang harus
dikuasai setiap peserta didik.
Berdasarkan kondisi yang demikian, maka dalam pembelajaran bahasa
Inggris di sekolah kami harus memberikan kesan belajar senang dengan bahasa
Inggris dan memotivasi ketertarikan siswa untuk mampu menguasai kemampuan
berbahasa Inggris, maka pembelajaran yang diberikan harus kreatif, menarik, dan
inovatif sehingga kesulitan anak bisa diatasi dengan baik.
Pembelajaran bahasa Inggris secara daring yang menarik bagi peserta
didik adalah pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa, maksudnya
bahwa Metode pembelajaran bahasa Inggris secara daring harus mengkreatifkan
mereka dalam kegiatan belajar mengajar .sehingga metode pembelajaran Bahasa
Inggris yang kreatif, ekpresif diri dalam demonstrasi sangat efektif untuk peserta
didik.
Penulis memberikan cara yang sangat sederhana dan dekat dengan
peserta didik dalam berekspresi dalam percakapan yang didemonstrasikan dalam
aplikasi video singkat seperti Snack Video, Capcut,Filmmoraga,
Videoshow,Kinemaster, Quik,Viva Video, Movie maker yaitu Conversation on

7
Video Demonstration. Untuk metode pembelajaran Demonstration yang menarik
bagi peserta didik memberikan kemudahan dalam berbicara bahasa Inggris
Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin meneliti meningkatkan
kemampuan berbicara tentang Simple Present Continuos. Penulis mengadakan
investigasi penelitian tindakan kelas ini pada kelas VIII – B yang berjumlah 28
peserta didik di SMP Negeri 6 Sampang, semester genap tahun pelajaran
2020/2021.
Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai indikator keberhasilan untuk
dijadikan landasan yaitu penelitian dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah
peserta didik atau sama dengan 75. apabila hasil penelitian tidak memenuhi
indikator keberhasilan maka diadakan Siklus 2 yang akan diperbaiki kelemahan –
kelamahan pada siklus 1, namun apabila hasil siklus 1 berhasil memenuhi
indikator keberhasilan maka siklus berikutnya kriteria keberhasilan penelitian
ditinggikan.

1.2. Rumusan Masalah


Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu:
1. Bagaimana aktifitas peserta didik saat pembelajaran Daring metode
Conversation on Video Demonstration (COVID) dengan menggunakan media
Flash Video pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6 Sampang tahun
pelajaran 2020/2021?
2. Apakah pembelajaran Daring Bahasa Inggris dalam metode
Conversation on Video Demonstration (COVID) menggunakan media Flash
Video Application dapat meningkatkan ketrampilan berbicara tentang Simple
Present Continuous pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6 Sampang tahun
pelajaran 2020/2021?

1.3. Tujuan Penelitian


Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis membatasi penelitian untuk
meneliti Ketrampilan berbicara tentang Simple Present Continuous dalam tata

8
bahasa dan kosa kata yang benar pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6
Sampang. Penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana aktifitas peserta didik saat
pembelajaran daring dalam metode Conversation on Video Demonstration
(COVID) dengan menggunakan media Flash Video dalam berbicara tentang
Simple Present Continuous pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 6
Sampang tahun pelajaran 2020/ 2021.
2. Untuk meningkatkan ketrampilan berbicara tentang Simple Present
Continuous dalam pembelajaran daring dalam metode Conversation on Video
Demonstation (COVID) dengan menggunakan media Flash Video pada peserta
didik kelas VIII-B SMP Negeri 6 Sampang tahun pelajaran 2020/2021.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan bisa memberikan manfaat
berupa:
1. Bagi Peserta Didik
a. Ketrampilan berbicara lebih menarik dan kreatif bisa ditingkatkan
dan memberikan kemudahan dan kesenangan suasana belajar yang
diinginkan peserta didik untuk lebih berkreatif. Dan peserta didik bisa
terlibat secara menggunakan aktif dalam bahasa Inggris.
b. Metode Conversation on Video Demonstration (COVID) melalui flash
video aplikasi bisa meningkatkan pamor peserta didik ketika video
demonstrasinya di upload dalam aplikasi you tube dengan jumlah
banyak subscriber.
2. Bagi Pendidik
Meningkatkan kemampuan pendidik dalam menciptakan pembelajaran
bahasa Inggris secara daring dengan mempraktekkan metode Conversation
on Video (COVID) yang menarik bagi peserta didik melalui media flash
video .
3. Bagi Sekolah

9
Sebagai referensi untuk meningkatkan pembelajaran daring bahasa Inggris
yang inovatif dan kreatif dengan metode Conversation on Video
Demonstration (COVID) melalui media Flash Video dalam meningkatkan
ketrampilan berbicara peserta didik juga bisa dipraktekkan di sekolah
tersebut.

1.5. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran Daring Bahasa Inggris dalam metode Conversation on


Video Demonstration (COVID) dengan menggunakan media Flash Video dapat
meningkatkan ketrampilan berbicara pada peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri
6 Sampang tahun pelajaran 2020/ 2021.

10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Bahasa Inggris


Pembelajaran bahasa Inggris merupakan pengenalan dan memahami
bahasa Inggris dari sistem tata bahasa dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi.
Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain.
Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosa kata
dan tatabahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan
atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi,
( Depdiknas,2003). Seseorang peserta didik tidak mungkin akan dapat
berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosa katanya rendah. Oleh karena
itu, penguasaan kosa kata memang tetap diperlukan
Penguasaan kosa kata, tata bahasa, dan tata bunyi bahasa Inggris perlu
ditunjang oleh penguasaan system makna. Namun hal yang perlu diperhatikan
dalam belajar bahasa Inggris adalah fungsi bahasa, sebagai alat komunikasi,
bahasa pengantar didalam kelas, dalam hal ini bahasa mempunyai fungsi untuk
menjelaskan dan memahami.
2.1.1. Pengertian Pembelajaran Daring
Pada masa pandemi Corona Virus 19, maka pembelajaran Bahasa Inggris
menerapkan Pembelajaran Daring dalam rangka menghambat penyebaran Corona
Virus tersebut.
Menurut Bilfaqih & Qomaruddin (2015) dalam menyatakan
Pembelajaran daring merupakan penyelengaraan kelas pembelajaran dalam
jaringan untuk menjangkau kelompok target yang massif dan luas.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh.

11
2.1.2. Tujuan Pembelajaran Daring
Tujuan utama pembelajaran daring ditetapkan Pemerintah di SMP adalah
untuk menghindari penyebaran Corona Virus-19 di klaster sekolah, adapun
tujuan lainnya adalah:
1. memudahkan aktivitas belajar peserta didik dengan jarak jauh
2. memberikan pembelajaran yang fleksibel metode, tempat dan waktunya
3. memberikan sumber belajar peserta didik yang mudah diakses.
4. Memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau
kemampuan yang harus dikuasainya.

2.2. Pengertian ,Tujuan,Jenis dan Tehnik Ketrampilan Berbicara


2.2.1 Pengertian Ketrampilan Berbicara
Pengertian ketrampilan Berbicara menurut Hermawan (2014) dalam
Muchlisin Riadi (2020), adalah kemampuan mengungkapkan bunyi – bunyi
artikulasi atau kata – kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,pendapat,
keinginan atau perasaan kepada mitra pembicara.
Menurut Musabah Zulkifli (2012) menyatakan ketrampilan berbicara
adalah pengetahuan bentuk – bentuk dan makna bahasa tersebut, dan kemampuan
untuk menggunakannya pada saat kapan dan kepada siapa. Kemampuan berbicara
yang baik adalah kecakapan seseorang dalam menyampaikan sebuah informasi
dengan bahasa yang baik dan menarik agar dapat dipahami.
2.2.2. Tujuan Ketrampilan Berbicara
Tujuan berbicara secara umum adalah adanya dorongan keinginan untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain. sedangkan tujuan secara
khusus ialah mendorong orang untuk lebih semangat, mempengaruhi orang lain
agar mengikuti gagasan, menyampaikan sesuatu informasu kepada lawan bicara,
menyenangkan hati orang lain.
Berdasarkan pendapat Hermawan( 2014) tujuan ketrampilan berbicara
bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan berbicara, peserta didik dilatih untuk mengembangkan
ketrampilan berbicara agar percaya diri dalam pengucapannya.

12
b. Kejelasan untuk melatih artikulasi yang jelas dalam pengucapan.
c. Bertanggung jawab untuk peserta didik agar berbicara dengan baik dan
menempatkan pada situasi yang sesuai agar dapat bertanggung jawab.
d. Membentuk pendengar yang kritis
e. membentuk kebiasaan dalam percakapan secara baik.

2.2.3. Jenis Ketrampilan Berbicara


Menurut Musaba (2012), ketrampilan berbicara dibagi menjadi beberapa
jenis, antara lain:
a. Bercerita merupakan menuturkan suatu cerita secara lisan
b. Debat merupakan bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas
masalah yang pro dan kontra dengan memperhatikan aturan tertentu.
c. Diskusi merupakan kegiatan pertemuan untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah.
d. Wawancara merupakan kegiatan Tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapat.
e. Ceramah merupakan kegiatan berbicara secara umum dalam situasi
tertentu didepan umum.
f. Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Percakapan
bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau lebih
orang.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis mengutamakan jenis
ketrampilan berbicara yaitu percakapan (Conversation).

2.2.4. Tehnik dan Penilaian Ketrampilan Berbicara.


Menurut Oetomo (2015), terdapat tehnik berbicara yang harus dikuasai
antara lain”
a. Berbicara yang baik menunjukkan artikulasi harus jelas, pemilihan kata
sehingga bisa berbicara diplomatis.
b. Berbicara didepan umum merupakan kemampuan menguasai bahan
pembicaraan didepan umum.

13
c. Berbicara Profesional merupakan tehnik presentasi yang efektif dalam
berbicara yang dipengaruhi faktor verbal,Vokal dan visual.
d. Membuka dan Menutup Pembicaraan. dalam membuka pembicaraan
mengadakan small talk,lalu ke topik dan mengakhiri dengan pembicaraan.
Burhan Nurgiyantoro,(2001:278) dalam Oetomo. Penilaian ketrampilan
berbicara yang dilakukan dengan unjuk kerja/performance yang utama perlu
diukur adalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti penguasaan lafal,
struktur, dan kekayaan kosa kata. Selain itu, juga penguasaan masalah yang
menjadi bahan pembicaraan.
Penilaian ketrampilan berbicara tidak saja mengucapkan
kemampuan berbahasanya, melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya sehingga penilaian ini bersifat fungsional.

2.3. Metode Conversation on Video Demonstration (COVID)


2.3.1. Pengertian Metode Conversation
Menurut Larsen Freeman (2000) dalam Abdul Rani (2007) berpendapat
bahwa Metode Conversation adalah mengajarkan bahasa Inggris cara langsung
mengajak peserta didik bercakap- cakap dalam bahasa yang diajarkan ini.
Larsen-Freeman (2000); dalam Abdul Rani (2007) menekankan bahwa
kesuksesan pembelajaran bahasa asing diukur pada kemampuan melakukan
pembicaraan (conversation) dengan menggunakan bahasa asing tersebut. Namun,
mengacu pada Bahrani & Soltani (2012), umumnya, pengajaran keterampilan
berbicara atau percakapan dalam bahasa Inggris lebih ditekankan pada sistem
kebahasaannya, terutama pengajaran kosakata dan tata bahasa dibandingkan
dengan praktik berbicara
Metode Percakapan (Conversation Method) menjadi metode utama
didalam kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris. Metode ini disejalankan
dengan metode Direct Method dan Natural Method yang pelaksanaanya dengan
menerapkan fungsi dan prinsip tiap – tiap metode.
Dari berbagai kesulitan dalam bahasa Inggris, metode yang dipercaya jauh
lebih efektif untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa yaitu metode

14
conversation. Metode Conversation ini lebih menekankan pelajar untuk banyak
praktek berbicara dan mengobrol dalam bahasa inggris dan tidak terlalu fokus
kepada grammar yang cukup membingungkan. Memang penting untuk belajar
grammar, tapi jika terlalu fokus grammar bahasa Inggris kita juga tidak akan
mengalami kemajuan. Karena yang akan kita dapat adalah mampu berbahasa
Inggris pasif.

2.3.2. Jenis dan Fungsi Metode Conversation

Conversation is the informal exchange of the idea from the person to anther
person. Jadi, Percakapan merupakan suatu bentuk pertukaran informasi atau
gagasan dari satu orang kepada orang lain. Conversation sendiri merupakan suatu
percakapan yag lebih kepada suatu kegiatan yang bersifat informal (tidak resmi)
dan 3 jenis conversation adalah :
1.Structural Conversation
Merupakan jenis percakapan dalam bahasa Inggris, yang sesuai dengan
grammar. sehingga grammar merupakan unsur yang menjadi sangat penting
dalam sebuah percakapan.fungsinya mengatur grammar dalam conversation.
2. Functional Conversation
Merupakan jenis percakapan dalam bahasa inggris, dimana bertujuan
untuk membentuk kemampuan seseorang dalam memfungsikan suatu bahasa
sesuai dengan keadaan atau situasi.
3. Situational Conversation
Dalam situational conversation, menggunakan suatu bahasa ssesuai dengan
situasinya, contoh penggunaan bahasa formal dan non formal

2.3.3. Pengertian dan Tujuan Metode Demonstrasi


Menurut Suaedy (2011) dalam Rini safrianti (2017). Metode Demonstrasi
adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau
kegiatan. sedangkan menurut Syah (2000: 208) dalam Rini Safrianti (2017)
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

15
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Pupuh Fathur Rochman ( 2007: 98) dalam Rini Safrianti (2017)
mengemukakan tujuan penerapan Metode Demonstrasi adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu seperti kegiatan peserta didik tentang suatu tindakan, proses
atau prosedur.

2.3.4. Metode Conversation on Video Demonstration ( COVID)


Dari pemaparan tentang kedua Metode Pembelajaran Conversation dan
Metode Demonstation, penulis menciptakan metode pembelajaran gabungan
antara kedua metode tersebut dalam satu video.
Didalam pembelajaran Daring selama masa pandemi tersebut, ketika
peserta didik ditentukan 50% kehadiran, maka sebagian peserta didik mengikuti
pembelajaran dirumah dimana mereka belajar menggunakan Smartphone. metode
ini mengutamakan demonstrasi conversation didalam Video aplikasi.

2.3.4.1.Tujuan Metode Conversation on Video Demostration


Adapun tujuan penulis menerapkan metode Conversation on Video
Demonstration ( COVID) antara lain:
1. Mengaktifkan pembelajaran Daring supaya peserta didik lebih tertarik
pada pembelajaran berbicara (Speaking).
2. Mengefektifkan penggunaan aplikasi video dalam pembelajaran daring
3. Meningkatkan ketrampilan berbicara bahasa Inggris untuk berkreasi di
dalam video conversation yang didemonstrasikan.
4. membuat peserta didik lebih percaya diri dengan ketrampilan berbicaranya
yang telah diunggah dalam aplikasi video.

16
2.4. Media Flash Video
2.4.1 Pengertian dan kegunaan Flash

Flash merupakan salah satu program yang digunakan untuk membuat


animasi gambar dan video yang sangat handal jika dibandingkan dengan program
lain karena dalam hal ukuran file dari hasil animasinya lebih kecil. Biasanya hasil
animasi Flash banyak digunakan untuk membuat sebuah web agar tampilannya
menjadi lebih menarik. berkas yang dihasilkan mempunyai file extension dan
dapat diputar di penjelajah web.

2.4.2. Pengertian dan Jenis Video


Video merupakan teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar
yang bergerak. selain itu Video merupakan teknologi yang gunanya menangkap,
merekam, memproses dan mentransmisikan serta menata ulang gambar bergerak,
Digital video merupakan sistem video recording yang bekerja menggunakan
sistem digital dibandingkan analog dalam represntasi videonya.
Adapun jenis video yang dipresentasikan diantaranya yaitu:
a. Motion Picture Expert Group (MPEG)
b. AVI ( Audio Video Interleave)
c. Media Player dan Real Player
Aplikasi membantu peserta didik untuk memperoleh hasil rekaman video
dengan kualitas kamera profesional.yang bisa digunakan antara lain:
a. X-recording
b. Snack Video
c. Tik - tok Video
d. Capcut Video
e. Likee
f. InShot
g. Kinemaster
h. Viva Video
i. Video Show

17
j. Magisto
k. Vigo Video
l. Vmate
m. Beat-ly
Aplikasi video dalam Smartphone bertujuan supaya peserta didik menarik
praktek berbicara atau bercakap – cakap dalam Bahasa Inggris yang videonya bisa
diunggah dalam aplikasi video web yang terkenal seperti you tube.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 6 Sampang


semester genap tahun pelajaran 2020 / 2021. Sebagai sasarannya adalah peserta
didik kelas VIII- B dengan jumlah peserta didik sebanyak 28. Mereka sebagian
besar adalah peserta didik yang memiliki nilai akademik kurang dan sedang.

Sasaran peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran secara


Daring yang bergantian masuk Pembelajaran Tatap Muka 50% kehadiran.
Penelitian tindakan kelas ini berkolaborasi dengan pendidik mata pelajaran bahasa
Inggris sebagai pendidik mitra (observer). Dalam penelitian ini pendidik mitra
yang berfungsi sebagai kolaborator adalah Bapak Dwi Denia Candra,S.Pd.

1.2. Rencana Tindakan

Berguna untuk meningkatkan ketrampilan berbicara Bahasa Inggris


dalam metode Conversation on Video Demonstration (COVID) pada saat
pembelajaran daring dengan menggunakan media Flash Video sebagai media
pembelajaran daring pada peserta didik kelas VIII – B SMP Negeri 6 Sampang
tahun pelajaran 2020/2021.

Pada awal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimulai pada bulan Januari
tanggal 22 Januari 2021 dengan sistem 25% kehadiran, dimana ketika peserta
didik yang tidak kebagian mengikuti PTM maka mereka mengikuti pembelajaran
daring, dengan materi yang sama dengan PTM maka pendidik juga
menyampaikan pembelajaran melalui media Flash Video secara langsung dan
tugas disampaikan melalui WA group dan tes harian untuk mengukur pemahaman
peserta didik untuk materi hari ini melalui Video Whatsapp Calling Group.

Untuk penguasaan materi Ungkapan menyatakan kegiatan yang sedang

19
dilakukan pada tema “What are you doing?”, peserta didik masih banyak yang
belum paham ketika PTM maupun Pembelajaran Daring. Karena mereka pada
umumnya bingung dengan penerapan pola kalimat Present Continuous.

Pendidik memulai kegiatan penelitian setelah lebih dari 5 kali pertemuan


pembelajaran daring dan PTM, mereka sebagian masih 75 persen belum mampu
mengungkapkan dalam suatu percakapan ketika pendidik mengadakan tes harian
setiap akhir pembelajaran melalui Video Whatsapp Calling (VWC)

Perencanaan tindakan di Penelitian Tindakan Kelas ini berasal dari


seluruh proses mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi
diri dari perkembangan professional (John Elliot,1982) dalam Wibawa,2004).
Begitu juga dengan pendapat oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang mengatakan
bahwa Penilitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang
dilakukan peserta dalam situasi untuk meningkatkan penalaran dan keadilan
praktik – praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik – praktik
tersebut ( Kemmish dan Taggart. Maka berdasarkan pengertian diatas, maka
penulis menetapkan untuk Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model
Kemmis dan Mc Taggar.

Menurut model Kemmis dan Mc Taggart ( 1990:14) dalam


Wibawa,2004), model ini berupa untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan ( planning ), tindakan ( acting ), observasi
( observing ) dan refleksi ( reflecting ). Untaian yang terdiri dari empat komponen
ini disebut sebagai satu siklus.

Berikut bagan rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas dalam


tiap siklus

20
Gambar .3.1

Siklus Penelitian

Pada penelitian ini untuk dirancang dilaksanakan dua siklus. Setiap


siklus terdiri dari satu pertemuan yang terdiri dari 4 tahap kegiatan pembelajaran
daring pada ketrampilan berbicara mengenai What are You Doing? Dengan
metode Conversation On Video Demonstration dengan media Flash Video. Setiap
siklus bertujuan untuk mengukur ketrampilan berbicara peserta didik dalam
mengungkapkan kegiatan yang sedang dilakukan pada tema pembahasan Simple
Present Continuous. Pada siklus pertama menilai kemampuan dalam ketrampilan
berbicara memahami kosa kata dan tata grammar dalam ungkapan “ What are you
doing “, dengan menggunakan metode COVID ( Conversation on Video
Demonstation ) melalui media Flash Video pada peserta didik di kelas VIII – B
SMP Negeri 6 Sampang tahun pelajaran 2020 – 2021.

Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis merencanakan pada saat


Pembelajaran Tatap Muka 50% yang dimulai tanggal 1 Maret 2021. dengan
alasan hasil pembelajaran daring ketika 25% PTM kurang efektif. Kehadiran

21
peserta didik yang mengikuti PTM dan PTD bergantian sesuai nomor urutan
presensi kelas, yaitu Sistem Ganjil dan Genap.

Kegiatan awal Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan kegiatan


Pra- Siklus, pada awal pembelajaran daring 50%. Pada pra – siklus, pendidik
memberikan ulasan secara detail dari materi yang bertema “What are You
doing?” atau ungkapan Simple Present Continuous dalam konsep dasar kalimat
berita atau positif kemudian memberikan contoh dan penjelasan tentang bentuk
kalimat / ungkapan pertanyaan Yes-No Question dan WH-Question untuk
meminta informasi kegiatan yang sedang berlangsung.

Peneliti melanjutkan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk Siklus


1 dan merencanakan Siklus 2nya.

Pada setiap siklus, peserta didik sudah terbentuk menjadi beberapa


kelompok, selain kelompok belajar karena PTM dan Daring juga kelompok
Conversation on Video terdiri dari 2 atau 4 peserta didik dan setiap kelompok
mempunyai contoh Flash Video Demonstration yang dihasilkan dari Video
Percakapan/Conversation peserta didik dengan satu kelompok Video
Demonstration

Untuk mendapatkan refleksi awal, peneliti melakukan tes awal yang


berbentuk tes interview. Tes interview dari Video Whatsapp Calling (VWC). Tes
awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi peserta didik sebenarnya tentang
ketrampilan berbicara peserta didik yaitu penggunaan kosa kata dan tata grammar
Simple Present Continuous yang terdapat dalam tema pembelajaran “What are
You doing?”. serta penggunaan tata bahasa yang sesuai. Setelah peneliti
mengetahui gambaran awal, peneliti melakukan persiapan penelitian yang antara
lain, menyusun rencana pembelajaran sekaligus menyusun materi pembelajaran
tentang ungkapan WH question dan Yes No question bentuk Simple Present
Continuous dengan media pembelajaran Flash Video dan membuat instrumen
penelitian yang disesuaikan dengan metode pembelajaran Conversation on Video
Demonstration (COVID).

22
Siklus I memiliki karakter pendeteksian kemampuan dan ketrampilan
berbicara peserta didik yang ditemukan pada kegiatan pra – siklus 1. Tujuannya
adalah untuk memberikan pemahaman dan pendalaman serta menerapkan materi
Simple Present Continuous dalam bentuk WH- Question dan Yes-No Question.
yang menggambarkan Conversation peserta didik menyatakan kegiatan yang
sedang berlangsung yang dialami langsung dalam kehidupan peserta didik yang
diabadikan dalam satu Flash Video Conversation sekaligus meningkatkan
keberanian dan rasa percaya diri peserta didik karena hasil Flash Video
Conversation di demonstrasikan di kelas Daring oleh Pendidik sebagai bahan
pembelajaran Daring serta mengukur kemampuan berbicara peserta didik untuk
saling mengomentari hasil Flash Video Demonstration meskipun banyak
kesalahan dan kekurangan pada video tersebut.

Siklus II, materinya dikembangkan satu tingkat grade-nya di atas


materi siklus I. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan ketrampilan
berbicara tentang ungkapan “What are You doing?” dalam metode Conversation
on Video Demonstration lebih sempurna dan mengajak peserta didik untuk
meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri serta menaikkan pamor peserta
didik dalam menampilkan hasil flash Video Conversation Demonstration ke
aplikasi video seperti You Tube, ketika banyak mendapatkan Like dan
Subcriber.sehingga peserta didik merasakan kepuasan dan kesenangan ketika hasil
video tersebut diberikan penilaian secara umum dari para subscriber atau netizen
selain mendapatkan penilaian khusus dari pendidik sebagai bentuk laporan tugas
pembelajaran daringnya.

Pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan siklus-


siklus, tepatnya dua siklus. Dalam tiap-tiap siklusnya akan mengikuti tahap atau
proses perencanaan, implementasi dan observasi, refleksi (Ardiana, 2003:11)
dalam Wibawa,2004).

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk tiap-tiap siklus dapat
diuraikan sebagai berikut:

23
Siklus I

3.2. 1. RincianSiklus 1
a. Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan pada siklus pertama meliputi:

1) Penyusunan rencana pembelajaran daring (RPP Daring) yang merupakan


langkah-langkah pembelajaran dengan Metode COVID pada materi “What are
You doing’? dalam media Flash Video Conversation Demonstration.
2) Membuat lembar observasi untuk pengamatan aktivitas pendidik dan peserta
didik didalam kelas Daring saat pembelajaran ketrampilan Berbicara dalam
Metode Covid yang menggunakan media Flash Video Conversation
Demonstration.
3) Membuat lembar respon peserta didik (angket) untuk mengetahui efektivitas
peserta didik ketika pembelajaran daring dalam materi “What are You doing”
menggunakan metode pembelajaran COVID melalui media Flash Video
Conversation Demonstration.
4) Pendidik memberikan keterangan tentang cara menyusun Conversation
tentang Simple Present Continuous dari bentuk kosa kata dan tata grammar
yang dipakai dalam ketrampilan berbicara.
5) Untuk membantu pemahaman peserta didik dengan Conversation Simple
Present Continuous ,Pendidik memberikan contoh Flash Video Conversation
dimiliki pendidik dengan salah satu peserta didik.
6) Untuk mengukur ketrampilan berbicara tentang ungkapan “What are You
doing?” Peserta didik dan kelompok kecilnya diberi tugas individu untuk
menyusun Conversation yang didemonstrasikan dalam Video application
seperti Video Mate, Capcut, Kinemaster dan lain – lain.
7) Pendidik menampilkan Flash Video Conversation Demonstrationnya dalam
Whatsapp Group (WAG). peserta didik memberikan komentar dan catatan
kecil dari Flash Video Conversation yang didemonstrasikan yang akan
digunakan dalam penelitian untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
daring.

24
8) Merencanakan alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
ketrampilan berbicara tentang WH-Question dan Yes-No Question dalam
tema “What are You doing?” dengan metode pembelajaran daring COVID)
menggunakan media Flash Video Conversation Demonstration.

B. Pelaksanaan siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris pada masa Pandemi hanya
terdapat 1 kali pertemuan tiap minggunya dengan menerapkan sistem 50%
kehadiran. untuk jadwal pembelajaran Bahasa Inggris bertepatan hari Selasa.
Untuk siklus I pada penelitian ini, diadakan pada hari Selasa, tanggal 2 Maret
2021, pada jam 1 – 2, diikuti oleh seluruh peserta didik yang mengikuti
pembelajaran daring yaitu Kelompok absen ganjil kelas VIII- B berjumlah 14
peserta didik, sedangkan untuk peserta didik absen genap diadakan pada hari
selasa , tanggal 9 Maret 2021
Pada siklus I ini, peneliti mengukur ketrampilan berbicara tentang Simple
Present Continuous dalam metode COVID dengan mengguakan Media Flash
Video Conversation dengan baik dan benar dari sisi kosa kata dan tata
grammarnya dan bagaimana kegiatan peserta didik mengikuti pembelajaran
daring menggunakan metode COVID.
Penelitian ini dilaksanakan dengan siklus kegiatan yang sistematis.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Daring pada Pertemuan 1.

1) Pendidik memberikan pertanyaan tentang pengalaman pembelajaran Daring


mengenai ketrampilan berbicara.
2) Peserta didik menjawab tentang pengalaman pembelajaran Daring mengenai
ketrampilan berbicara.
3) Pendidik menanyakan pertanyaan acuan berupa “What are you doing now?”
4) peserta didik bisa menjawab dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia bagi
peserta didik yang belum mahir ketrampilan berbicaranya melalui WAG
5) Pendidik menayangkan video pembelajaran tentang Ungkapan “What are You
doing?”

25
6) Pendidik memberikan penjelasan sekilas tentang Pengertian dan generic
structure pola kalimat Simple Present Continuous.dengan media Xrecording
Video.
7) Peserta didik mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru
8) Pendidik memberikan contoh Flash Video Conversation yang dilakukan oleh
Pendidik dan salah satu peserta didik.
9) Pendidik meminta peserta didik memberikan komentar dan catatan kecil dari
contoh Video Conversation.
10) Peserta didik menjawab pertanyaan pendidik untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik pada pertemuan ini dengan menggunakan Video
Whatsapp Calling (VWC).
11) Pendidik meminta peserta didik mencoba menyusun Conversation text
sederhana dengan kelompok kecil yang terdiri dari 2 atau 3 peserta didik.
Langkah – langkah pembelajaran pertemuan 2
1. Pendidik memberikan tentang materi pada pertemuan sebelumnya
2. Pendidik meminta peserta didik membentuk kelompok kecil untuk belajar
bersama , lalu peserta didik bekerja dengan kelompoknya masing- masing.
3. Setiap kelompok besar terdiri dari 4 orang, sedangkan kelompok kecil terdiri
dari 2 orang
4. Pendidik meminta peserta didik menyusun dialog Conversation tentang tema :
“What are You doing?”.
5. Peserta didik mencoba menampilkan langsung Conversation dengan teman
kelompok kecil.
6. Selama peserta didik mengerjakan tugas, Pendidik membimbing, dan
memotivasi peserta didik dalam berbicara tentang tema”what are you doing?”
7. peserta didik mendemonstrasikan uji coba Flash Video Conversation sedangkan
peserta didik lainnya memberikan komentar dan penilaian secara lisan dalam
Video Whatsapp Calling (VWC).
8. Pendidik memberikan penghargaan berupa pemberian Nilai kepada peserta
didik yang telah mempresentasikan dan mendemonstarsikan berbicara
melalui Flash Video.

26
9. Pendidik memberikan penilaian awal dan koreksian dari hasil Conversation on
Video Demonstration pada siklus 1 untuk perbaikan pada hasil siklus 2
9. Kelompok yang tidak presentasi memberikan pertanyaan kepada kelompok
presentasi .Contoh kalimat Pertanyaannya:
a. What is title of your Video Conversation?
b. What are you doing now?
c. When are you doing it?
d. Where are you doing it?
11. Kelompok presentasi menjawab pertanyaan dari kelompok lain dalam
pembahasan
12. Memberi evaluasi presentasi kelompok ( kritis ).
13, Pendidik menyiapkan alat ukur ketrampilan berbicaranya secara langsung
melalui Video Whatsapp Calling Group

C. Observasi
Dalam penelitian ini observasi/pengamatan pendidik terhadap aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran Daring yang dilakukan oleh pendidik kelas
objek yatiu Ibu ZaimmaturRohmah, S.Pd.

Pengamatan dilakukan secara online melalui Video Whatsapp Calling


juga mengadakan kunjungan ke kelompok tersebut. sedangkan observasi terhadap
aktifitas selama pembelajaran Daring dengan metode COVID menggunakan
Media Flash Video untuk Ketrampilan Berbicara dilakukan oleh guru kolaborator
yaitu Dwi Denia Candra,S.Pd yang sudah ditambahkan dalam WAG kelas.
dengan mengisi lembar observasi yang sudah disediakan sebagai acuan di
adakannya perbaikan pada siklus II.

D. Refleksi
Hasil yang didapat pada tahap implementasi dan observasi dikumpulkan
serta dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat mengevaluasi diri-sendiri dan

27
melihat sejauh mana tingkat ketrampilan berbicara melalui Video Conversation .
Selain itu refleksi juga dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
bagaiman kegiatan pembelajaran daring dalam ketrampilan Berbicara dengan
menggunakan media Flash Video Conversation pada siklus I.

Siklus II

3.2.2. Rincian Siklus II

3.2.2.1. Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan pada siklus kedua meliputi:

1) Penyusunan rencana pembelajaran daring (RPP Daring) yang merupakan


langkah-langkah pembelajaran Daring dengan Metode COVID pada materi
“What are You doing’? dalam media Flash Video Conversation
Demonstration.
2) Membuat lembar observasi untuk pengamatan aktivitas pendidik dan peserta
didik didalam kelas Daring saat pembelajaran ketrampilan Berbicara dalam
Metode Covid yang menggunakan media Flash Video Conversation
Demonstration.
3) Membuat lembar respon peserta didik (angket) untuk mengetahui efektivitas
peserta didik ketika pembelajaran daring dalam materi “What are You doing”
menggunakan metode pembelajaran COVID melalui media Flash Video
Conversation Demonstration.
4) Mempersiapkan media pembelajaran Flash Video Application yang lain dari
siklus 1 yang digunakan dalam penelitian untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran.
5) Pendidik memberikan bimbingan dalam memanfaatkan Flash Video
Application pada saat peserta didik melakukan Video Conversation
Demonstration yang telah diperbaiki dari Siklus 1

28
6) Peserta didik dengan kelompok kecil dan besarnya menyempurnakan Video
Conversation Demonstration yang kemudian di upload ke aplikasi Video
seperti You tube,
7) Peserta melaporkan hasil Video Conversation Demonstration ke pendidik
sebagai laporan akhir tugas COVID
8) Pendidik mengadakan penilaian dan memberikan penghargaan pada hasil
Video Conversation Demonstration yang telah di upload dalam aplikasi
Video.
9) Merencanakan alat evaluasi untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
ketrampilan Berbicaranya tentang Simple Present Continuous dengan
mengadakan Interview test melalui Video Wharsapp Calling Group. .
3.2.2.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II pada penelitian ini, diadakan pada hari Selasa,
tanggal 30 Maret 2021, pada jam 1-2 , diikuti oleh seluruh peserta didik
pembelajaran Daring yaitu kelompok absensi Ganjil,kelas VIII-B berjumlah 14
peserta didik. sedangkan untuk keloimpok peserta didik absensi Genap diadakan
pada tanggal 6 April 2021, berjumlah 14 peserta didik.
Pada siklus II ini, peneliti mengukur ketrampilan berbicara seluruh peserta
didik dalam Video Conversation yang didemonstrasikan ke dalam Aplikasi Video,
dan hasil laporan akhir hasil Flash Video yang telah di upload ke aplikasi Video
You tube dan menunjukkan jumlah subriber. pada siklus ke 2 diharapkan adanya
peningkatan nilai pada ketrampilan berbicaranya melalui Conversation Video on
Demonstration lebih signifikan.
1, Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1) Pendidik mengidentifikasi kembali Flash Conversation Video dari siklus 1


2) Tiap kelompok menganalisa kembali hasil Flash Video Conversation yang
didemonstrasikan
3) Pendidik memberikan bimbingan kepada kelompok melalui jalur Whatsapp
Chatting (WAC) maupun Video Whatsapp Calling (VWC)

29
4) Pendidik memberikan hasil koreksian pada hasil Video Conversation
Demonstration .
5) Selama peserta didik mengerjakan tugas untuk perbaikan pada kegiatan
Berbicara di Video Conversation, Pendidik mengamati, membimbing, dan
memotivasi yang sudah disempurnakan dari kosa kata dan tata grammarnya
lebih tepat.
6) peserta didik dengan kelompok kecil dan besar mengupload kembali Video
Conversation dalam aplikasi Video seperti You tube, Kinemaster, Capcut,
Vidmate dll, tergantung pilihan peserta didik
7) Pendidik memberikan komentar dan evaluasi hasil Video Conversation
Demonstration untuk dikoreksi
8) Peserta didik dengan kelompoknya saling berkomunikasi tukar - menukar
hasil Video Conversation Demonstration yang sudah dikoreksi dengan
kelompok lain untuk di upload di You Tube untuk mendapatkan subscriber
9) Pendidik mengumumkan hasil Video Conversation Demonstration yang
terbaik untuk memotivasi kelompok lainnya lebih tertarik dalam
meningkatkan ketrampilan Berbicara.
10) Pendidik memberikan penilaian akhir dan hasil nilai untuk dievaluasi dan
dianalisis porsentase peningkatannya daripada siklus 1

2. Observasi
Dalam penelitian ini observasi/pengamatan Pendidik terhadap aktivitas
Peserta didik yang dilakukan oleh Pendidik ZaimmaturRohmah, S.Pd. dengan
mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Pengamatan dilakukan secara
online melalui Video Whatsapp Calling juga mengadakan kunjungan ke
kelompok tersebut.

Sedangkan observasi terhadap aktifitas pendidik selama pembelajaran


Daring dengan metode COVID menggunakan Media Flash Video untuk
Ketrampilan Berbicara dilakukan oleh guru kolaborator yaitu Dwi Denia

30
Candra,S.Pd yang sudah ditambahkan dalam WAG kelas. dengan mengisi lembar
observasi yang sudah disediakan.

3. Refleksi
Hasil yang didapat pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari
hasil observasi Pendidik dapat mengevaluasi diri-sendiri dan melihat sejauh mana
tingkat ketrampilan Berbicaranya melalui Media Flash Video Conversation .
Selain itu refleksi juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar
mengajar pada Pembelajaran Daring dengan metode COVID melalui Media Flash
Video dan hasilnya sebagai tolak ukur keberhasilan pada siklus II,jika hasil
kemampuan siswa bisa mencapai 75 % .

3.3. Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah Pendidik dan Peserta didik kelas
VIII – B SMP Negeri 6 Sampang. Tindakan dilakukan di kelas VIII- B yang
berjumlah 28 peserta didik, dengan pembagian kelompok Ganjil dan Genap, tiap
kelompok terdapat 14 peserta didik merupakan 100 % peserta didik kelas VIII- B
SMP Negeri 6 Sampang.

3.4. Rancangan Pembelajaran Daring (RPP Daring)


Rancangan pembelajaran daring merupakan penjabaran dari satuan
pelajaran, yang dirancang untuk pembelajaran disetiap siklus. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran merupakn gambaran langkah – langkah pembelajaran
selama kegiatan observasi.
3.5. Instrumen Penelitian
Untuk mendukung validitas, penelitian ini menggunakan instrumen-
instrumen sebagai berikut; interview, questionaire,lembar observasi, Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
3.5.2. Lembar Observasi
Lembar observasi berisikan pengamatan aktivitas peserta didik dan
aktivitas pendidik dalam pembelajaran daring menggunakan metode COVID
melalui media Flash Video.

31
 Aktivitas Pendidik
 Apakah Pendidik:
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran?
b) Menjelaskan materi pembelajaran?
c) Memberikan contoh Video Conversation pada Pembelajaran Daring?
d) Menjelaskan pola kalimat Simple Present Continuous yang menanyakn WH
Question dan Yes-No question ?
e) Memotivasi dan membimbing peserta didik saat mengerjakan tugas membuat
Conversation yang divideokan?
f) Menerapkan media Flash Video dalam meningkatkan ketrampilan Berbicara
g) Memberikan umpan balik pada peserta didik yang bertanya dan
mengklarifikasikan materi yang kurang jelas?
h) Merefleksi pembelajaran Daring menggunakan metode COVID dengan media
Flash Video bersama peserta didik ?
i) Memberikan penghargaan pada peserta didik dan kelompok yang telah
mempresentasikan hasil Video Conversation Demonstration. .

 Aktivitas Peserta Didik


a) Apakah peserta didik memperhatikan materi pelajaran yang sedang
disampaikan oleh Pendidik melalui Xrecording Video?
b) Apakah peserta didik tertarik berbicara Bahasa Inggris dengan metode
Conversation on Video Demonstration?
c) Apakah peserta didik membuat catatan pada saat memperhatikan Video
Pembelajaran dari Pendidik ketika proses belajar mengajar Daring
berlangsung?
d) Apakah peserta didik sering mengajukan pertanyaan melalui WAG?
e) Apakah peserta didik merasa senang dengan media Flash Video
Demonstration pada pembelajaran Daring?
f) Apakah peserta didik melakukan kegiatan seperti diskusi, bertanya, baik pada
Pendidik atau peserta didik?
g) Apakah Peserta didik berdiskusi dalam mengerjakan tugas?

32
h) Apakah peserta didik dalam proses belajar mengajar daring selalu ada umpan
balik?
i) Apakah Peserta didik termotivasi dengan Pembelajaran Daring menggunaka
metode COVID melalui media Flash Video Conversation dalam ketrampilan
Berbicara?
j) Apakah Peserta didik merasa senang dan gembira pada saat pembelajaran
daring berlangsung?
k) Apakah peserta didik mampu meningkatkan ketrampilan berbicara dengan
metode pembelajaran COVID melalui Media Flash Video?

3.5.3. Lembar Soal Tes Interview


Lembar soal setelah mendapat pembelajaran Daring dalam mengetahui
penguasaan materi yang bertema “What are you doing?. menggunakan Flash
Video di ukur dengan instrumen berupa soal-soal subjektif yaitu peserta didik
tugas menulis Recount text berdasarkan Photo picture yang dibawa. Tes diberikan
untuk mengetahui kemampuan siswa tentang kosa kata dan tata grammar simple
past dan sejauh mana ketepatan menulis Recount text yang sempurna dari kosa
kata, tata grammar, serta generic structure recount text.

 Bentuk tes pada siklus I, yaitu Interview melalui Video Whatsapp Group.
 Bentuk tes pada siklus II, yaitu Interview dan Hasil Video Conversation telah
disempurnakan bersama.
3.5.4. Lembar Respon Peserta didik
Angket atau lembar respon peserta didik dalam penelitian ini merupakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden. Respon Peserta didik ini berisikan penilaian dan pendapat peserta
didik terhadap kegiatan belajar mengajar secara daring dengan menggunakan
Metode Conversaton on Video Demonstration dalam Ketrampilan Berbicara

Flash Video digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media


pembelajaran daring dalam ketrampilan berbicara yang bertema”What are you
doing?”. Dari data angket ini pula pendidik dapat merancang tindakan perbaikan

33
yang akan dilakukan selanjutnya. Angket peserta didik berisi butir penilaian dan
pendapat peserta didik yaitu meliputi;

a) Pendidik menyampaikan materi Simple Present Continuous pada


pembelajaran daring dengan jelas
b) Belajar Ketrampilan Berbicara dengan metode Conversation on Video
Demonstration adalah hal baru bagi saya
c) Belajar Ketrampilan Berbicara dengan media Flash Video dalam Conversation
on Video baru bagi saya
d) Media Flash Video pembelajaran Daring yang disajikan oleh pendidik sangat
menarik sehingga saat pembelajaran daring saya termotivasi untuk mengikuti
dengan senang.
e) Belajar Daring dengan menggunakan media Flash Video Conversation dapat
meningkatkan minat belajar siswa
f) Metode COVID yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi dapat
membantu saya memahami materi pembelajaran Simple Present Continuous
dan menarik untuk praktek berbicara
g) Selama pembelajaran daring berlangsung saya sering mengajukan pertanyaan
kepada pendidik melalui WA Chatting
h) Pembelajaran menggunakan media Flash Video Conversation sudah sesuai
diterapkan pada pokok bahasan “What are you doing ?”.
i) Belajar Daring dengan menggunakan media Flash Video Conversation
memudahkan saya dalam meningkatkan ketrampilan berbicara Bahasa Inggris.
j) Terciptanya suasana belajar daring sangat menyenangkan dan menarik.
k) Pendidik memberikan penghargaan berupa skor nilai A terhadap peserta didik
dan kelompoknya pada hasil Video Conversation Demonstration..
3.6.Data
Berdasarkan rumusan masalah dalam rancangan Penelitian Tindakan Kelas
ini, maka data yang digunakan adalah: Data hasil belajar pembelajaran daring
dalam ketrampilan Berbicara dengan mengunakan metode COVID melalui media
Flash Video Conversation Demonstration.

34
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini di kumpulkan dengan teknik atau
cara seperti siklus 1 yaitu observasi peserta didik dan pendidik, hasil tes, angket
peserta didik.
3.6.1.1 Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat
pembelajaran Daring berlangsung melalui Video Whatsapp Calling dan Whatsapp
Chatting di WAG kelas. Lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data
tentang aktivitas peserta didik dan pendidik selama kegiatan belajar mengajar
daring berlangsung.
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh pengamat yaitu Pendidik mata
pelajaran bahasa Inggris. Lembar observasi dalam kegiatan refleksi sebagai upaya
untuk mengkaji keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada
setiap siklus dan menentukan tindak lanjut dalam siklus berikutnya.
3.6.1.2. Tes
Tes dilakukan setiap akhir pembelajaran. Tes berupa Interview melalui
Video Whatsapp Calling Group. Bertujuan untuk mengukur keberhasilan dan
tingkat pemahaman peserta didik pada pembelajaran daring di setiap siklusnya.
Tes diberikan juga untuk mendapatkan data tentang hasil belajar daring peserta
didik ditinjau dari ketuntasan belajar siswa yang harus tingkatkan dari siklus
sebelumnya
3.6.1.3. Angket (Respon Peserta didik)
Angket di berikan kepada peserta didik setiap akhir pembelajaran daring
melalui Whatsapp Group dalam meningkatkan ketrampilan Berbicara dengan
menggunakan media Flash Video Conversation. Dari respon peserta didik
peneliti dapat menentukan perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

3.6.2. Teknik Analisis Data


3.6.2.1. Analisis Lembar Observasi

35
Lembar observasi merupakan suatu lembar yang diisi oleh pendidik
selama proses Kegiatan Belajar mengajar secara Daring berlangsung. Kriteria
pendataannya sebagai berikut:
Jumlah poin yang didapat
Skor = x 100 %
Jumlah maksimal

3.6.2.2. Lembar Hasil Belajar Peserta Didik


Hasil belajar peserta didik, yaitu hasil Video Conversation Demonstration
yang sempurna daripada siklus 1. Tes Interview dalam ketrampilan Berbicara
dilakukan satu kali dalam tiap siklus. Tiap-tiap hasil Video Conversation
Demonstration yang dikumpukan peserta didik oleh pendidik dinilai berdasarkan
aspek yang telah ditentukan. Nilai tersebut diambil dari penjumlahan tiap aspek
yang dinilai. Rentangan nilai keseluruhan ditentukan 1-100. Berikut ini
merupakan aspek dan skor yang diberikan pada Video Conversation
Demosntation.
Dalam penilaian proses digunakan lembar penilaian sikap (afektif) yang
terdiri dari aspek:
(1) kedisiplinan;
(2) minat;
(3) kerja sama;
(4) keaktifan;
(5) tanggung jawab.
Dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian untuk mengetahui
kompetensi siswa dalam berbicara, misalnya menanggapi pembacaan puisi. Ada
beberapa aspek yang dinilai, yaitu (1) kelancaran menyampaikan
pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan
pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) kontak mata dengan
pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan gagasan disertai data tekstual.
.

36
Tabel 3.1
Aspek Penilaian pada siklus I
No Aspek Skor
3 2 1
1. Tata bahasa
2. Kelancaran berbicara
3. Kejelasan Vokal
4 Ketepatan intonasi
5 Ketepatan pilihan kata/diksi

Tabel 3.2
Aspek Penilaian pada siklus II
No Aspek Skor
3 2 1
1. Tata bahasa
2. Kelancaran berbicara
3 Kejelasan Vokal
4 Ketepatan intonasi
5 Ketepatan pilihan kata/diksi

Keterangan :
3. Bagus 2. Cukup 1. Kurang

37
Daftar Pustaka
Arsajd M,dan Mukti,1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Artono W.dkk. 2008. English in Focus for Grade VIII Junior High School:
Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Bilfaqih,Yusuf &Qomarudin,Nur.(2015), Esensi Penyusunan Materi
Pembelajaran Daring, Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Contextual Teaching and Learning.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Hermawan,Acep.2014. Metodologgi Pembelajaran Bahasa Inggris, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Marno&Idris,2014. Strategi,Metode dan Tehnik Mengajar Menciptakan
Ketrampilan Mengajar secara Efektif dan Edukatif,Yogyakarta:Ar
Ruzz Media.
Musaba,Zulkifli.2012. Terampil Berbicara. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Oetomo,2015. Melatih Kemampuan Berbicara. Online:www.bahana-
magazine.com
Sanjaya,Wina.2008.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi.Jakarta:Kencana.
Sudrajat,Akhmad. 2008. Media Pembelajaran.(on line)
<http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-
pembelajaran/>
Syakeela alifah on Tuesday, December 18, 2012. Model Pembelajaran Interaktif.
(on line).http://kabarmingguan.blogspot.com/2012/12/model-
pembelajaran-interaktif.html>.
Rani,Abdul, 2007, Metode Conversation dalam Pembelajaran Bahasa,Malng: CV
Bimantara Aluuguda Sejahtera .

Utari dan Nababan,1993. Metodologi Pengajaran Bahasa,Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

38
Wachidah,Siti,dkk2014, “When English Rings a Bell, Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang,Kemdikbud.
Wibawa,Basuki, 2004.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

39
40

Anda mungkin juga menyukai