Edit
Edit
Sampul
Daftar isi......................................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................2
BAB I DEFENISI..................................................................................3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat yang telah dikaruniakan sehingga Pedoman pelayanan Keluarga
Berencana di Ruang antenatal care di RSIA ANANDA ini dapat selesai
disusun.
( Penyusun )
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
rumpun kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
maka Pemerintah Daerah wajib memberikan dukungan terhadap program KB
termasuk dalam pelayanan KB di Rumah Sakit.
Dalam kenyataannya terjadi perubahan pelayanan KB ditingkat lini
lapangan yang antara lain disebabkan oleh kurangnya jumlah serta
ketrampilan sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan program
KB. Disamping itu, menurunnya komitmen politis penentu kebijakan juga
turut menyebabkan menurunnya kemampuan dalam pengelolaan program KB.
Beberapa daerah yang tidak memprioritaskan program KB, dikhawatirkan
membuat terputusnya kendali program KB, hal ini juga terjadi dalam
program KB di RS (PKBRS) yang saat ini. Meski penting, namun belum
menjadi
program prioritas maupun unggulan sehingga berdampak pada rendahnya
cakupan pelayanan KB di RS.
Departemen Kesehatan juga telah mengeluarkan Pedoman
Penyelenggaraan RS 2008 yang memuat persyaratan/hal-hal yang harus
dipenuhi dan difasilitasi pada tahapan pendirian dan penyelangaraan
pelayanan RS dan layanan KB termasuk didalamnya. Disamping itu, telah
terbit Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Nomor 129 tahun 2008 yang memasukkan layanan KB mantap,
sehingga hal ini menjadi tolok ukur bagi daerah mengenai pelayanan minimal
yang harus diberikan kepada masyarakat.
Buku Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit ini
merupakan panduan untuk menjabarkan kebijakan pelayanan KB di Rumah
Sakit bagi Pemerintah Daerah, RS,Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota. Tenaga Kesehatan, Lintas Program/Sektor,
Organsisasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sehingga
peran dan tanggung jawab Pemerintah Pusat, dan Daerah dalam pelayanan
KB dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Umum :
Meningkatkan akses, kualitas dan keamanan pelayanan
Keluarga
4
b. Tersedianya sIstem pelayanan dan rujukan KB termasuk Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE).
c. Terwujudnya koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan
pelayanan KB
d. Tersedianya panduan dalam penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalam pelayanan KB
e. Tersedianya panduan kebutuhan dan kompetensi tenaga pelayanan KB
f. Tersedianya panduan pola pembiayaan pelayanan KB
D. Sasaran
Sasaran program pelayanan KB di RS adalah :
a. Pasangan usia subur
b. Klien pasca persalinan dan pasca keguguran
c. Pasangan yang infertil
5
BAB I
DEFINISI
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
6
BAB II
INTEGRASI PELAYANAN
KB
7
2. Sumber Daya Manusia
Fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan melalui
perencanaan, pengadaan,
8
5.Sistem/ Informasi/ Regulasi/ Manajemen
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
9
Pelayanan KB dalam SKN sejalan dengan komponen – komponen
yang ada dalam Sistem Kesehatan Nasional, khususnya dalam sub sistem
upaya kesehatan yang memprioritaskan pada upaya promotif dan preventif.
10
Rumah Sakit, pelayanan KB merupakan pelayanan medik umum yang harus
ada di RS. Dapat disimpulkan, pelayanan KB merupakan:
penerima pesan untuk mendapatkan suatu efek. Dalam bidang kesehatan kita
mengenal komunikasi kesehatan yaitu usaha sistematis untuk mempengaruhi
perilaku positif masyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode
komunikasi baik menggunakan komunikasi individu maupun komunikasi
massa. Sementara informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan
yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan) dan edukasi
adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif.
11
Proses yang diberikan dalam KIE, salah satunya adalah konseling.
Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB
yang cocok dan membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut
dengan
benar. Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
12
BAB III
A. Metode Barrier
(Kondom) Cara kerja
1. Menghalangi sperma masuk ke uterus
Keterbatasan
1. Efektivitas tidak tinggi : 15 kehamilan per 100 ibu (15%)
keberhasilan kontrasepsi
3. Agak menganggu hubungan seksual
Cara pakai
1. Dipasang saat penis ereksi
13
3. Cari ukuran yang sesuai dengan ukuran penis
B. Metode Amenorelaktasi
Keuntungan
1. Segera efektif
4. Tanpa biaya
5. Bayi lebih sehat karena mendapat kekebalan pasif dan sumber gizi terbaik
dari ASI
6. serta terhindar dari paparan kontaminasi dari botol, air, dan susu formula.
Keterbatasan
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
14
Kontraindikasi
1. Sudah mendapatkan haid setelah bersalin
2. Tidak ASI eksklusif
3. Bayi tidak menyusui lebih lama dari 4 jam
C.Metode Pil
a. Pil Progestin (mini pil)
Cara kerja:
1. Mencegah ovulasi
2. Mempengaruhi transformasi endometrium sehingga implantasi sulit
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
15
5. Efektivitas: secara umum 10 kehamilan per 100 ibu (10%) , untuk
ibu menyusui 1 kehamilan per 100 ibu (1%)
Waktu Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan 3 hari untuk daerah sulit setelah
persalinan maupun
2. pasca keguguran
3. Dapat digunakan segera mungkin pada ibu menyusui dan tidak
4. Bila lupa minum satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
16
8. Hirsustisme (tumbuh rambut/ bulu berlebihan) tapi sangat jarang terjadi
17
Kontraindikasi:
1. Hamil atau dicurigai hamil
18
4. Tidak menganggu hubungan seksual
5. Siklus haid jadi teratur dan jumlah darah haid berkurang (mencegah
anemia)
6. Dapat digunakan jangka panjang
19
10. Tidak dapat menggunakan pil setiap hari
D.Metode Suntikan
a. Suntikan Progestin
Preparat
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150
20
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
2. Mencegah implantasi
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilewati sperma
persalinan
Keterbatasan
21
1. Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai
10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang
dan epilepsi
5. Penembahan berat badan
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
22
6. lagi, jadwal penyuntikan adalah sesuai dengan jadwal
penyuntikan kontrasepsi suntik sebelumnya. \
7. Untuk suntikan depo medroksiprogesteron asetat disuntik setiap
12 minggu, intra muscular
8. Untuk suntikan noretisteron enantat untuk 4 kali suntikan
pertama diseling 8 minggu, suntikan ke 5 setiap 12 minggu, intra
muscular
b. Suntikan
Kombinasi Preparat
• Cyclofem mengandung Depo medroksiprogesteron asetat 25 mg
sekali
Keuntungan
1. Efektifitas tinggi, 3 kehamilan per 100 pengguna selama 12 bulan
pertama pe makaian
2. Risiko terhadap kesehatan kecil
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
4. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam Jangka panjang
5. Efek samping terhadap kesehatan kecil
6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7. Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid
23
8. Mencegah kanker ovarium dan endometrium
9. Mencegah kehamilan ektopik
Keterbatasan
1. Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai
10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang
dan epilepsi
5. Penambahan berat badan
Kontraindikasi
1.Hamil atau diduga hamil
2.Menyusui
3. Perdarahan pervaginam yang tidak/belum diketahui penyebabnya
24
Cara pakai
1. Ibu menyusui hanya bisa digunakan saat bayi berusia 6 bulan atau lebih
2. Pastikan pasien tidak hamil
3. Suntikan diberikan dari hari haid 1 hingga 7
4. Bila disuntikan diluar masa haid, gunakan kontrasepsi lain atau tidak
berhubungan selama 7 hari
5. Bila ingin mengganti dari kontrasepsi hormonal lain ke kontrasepsi
suntikan, dapat langsung diberikan kapan saja, bila dipastikan ibu tidak
hamil
6. Bila ingin mengganti kontrasepsi suntik lain dengan kontrasepsi suntik
yang lain lagi, jadwal penyuntikan adalah sesuai dengan jadwal
penyuntikan kontrasepsi suntik sebelumnya.
B. Metode Implan
Cara kerja
1. Mencegah ovulasi
Waktu Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan setelah persalinan maupun pasca keguguran dan
pada klien yang menyusui maupun tidak menyusui (MEC 2015)
2. Setelah abortus, segera dimulai
Keuntungan
25
1. Efektivitas tinggi 0,5 kehamilan per 100 pengguna dalam 1 tahun
pemakaian
2. Tidak menganggu hubungan seksual
3. Tidak mempengaruhi ASI
4. Kesuburan cepat kembali bila implan dicabut
5. Efek samping sedikit terhadap kesehatan
6. Dapat dihentikan setiap saat
7. Tidak mengandung estrogen (tidak meningkatkan gangguan
pembekuan darah,
8. kurang meningkatkan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi)
9. Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid
10. Mencegah kanker endometrium dan ovarium
barbiturat)
26
4. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
haid ke-7,
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
1. Setelah 48 jam pertama pemasangan, daerah pemasangan harus
tetap dibiarkan
2. kering agar tidak infeksi
3. Perlindungan sampai 4 tahun
E.Metode AKDR
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) Cara kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah ovum dan sperma bertemu,
walaupun AKDR
Waktu Penggunaan:
1. Dipasang dalam 48 jam setelah plasenta lahir atau setelah 4 minggu pasca
persalinan
2. Pada abortus, dapat langsung dipasang, selama dipastikan tidak ada infeksi
27
Keuntungan
1. Efektivitasnnya tinggi 0.8 kehamilan per 100 pengguna dalam 12 bulan
pertama
pemakaian
2. Memberi perlindungan hingga 12 tahun
dilepaskan Keterbatasan
1. Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan pertama) misalnya haid jadi lebih
banyak
dan nyeri, dan perdarahan antar menstruasi
2. Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah pemasangan
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
28
2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
atrofi sehingga
mengganggu implantasi
2. Mencegah pembuahan dengan mencegah pertemuan ovum dan
pasca
persalinan.
2. Pada abortus, dapat langsung dipasang, selama dipastikan tidak
29
ada infeksi
Keuntungan
30
1. Efektif dengan jangka proteksi 1 tahun
2. Tidak mengganggu hubungan suami
istri 3. Tidak berpengaruh pada ASI
4. Kesuburan cepat kembali setelah AKDR
diangkat 5. Efek samping kecil
6. Mengurangi jumlah darah dan nyeri haid
Keterbatasan
1. Memerlukan prosedur
medis 2. Mahal
3. Perforasi dinding uterus apabila salah pemasangan
pemasangan AKDR
pascaplasenta)
9. Efek samping progestin: risiko trombosis, menurunkan kadar HDL pada
pemberian
jangka panjang, memicu pertumbuhan
miom Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
abortus septik
31
5. Kelainan bawaan uterus abnormal (bentuk dan ukuran abnormal)
atau menderita
tumor jinak rahim
6. Penyakit trofoblas ganas
C. Metode Tubektomi
Cara kerja:
Menghambat ovum dengan cara mengoklusi tuba falopii sehingga sperma
tidak dapat
bertemu dengan
ovum Waktu
Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama setelah persalinan maupun
pasca
keguguran (WHO Mec 2015)
2. Bila ada infeksi atau pasca abortus tidak aman tunda 3 bulan
Keuntungan:
1. Sangat efekti 0.5 kehamilan per 100 pengguna selama setahun
pertama 2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami
istri 4. Tidak ada efek samping hormonal
Keterbatasan
1. Harus melalui prosedur medis
32
1. Usia > 26
tahun 2. Paritas >
2
3. Yakin dengan jumlah kehamilan yang diinginkan
D. Metode Vasektomi
Cara kerja
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara melakukan oklusi
vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
fertilisasi tidak terjadi
Keuntungan
1. Sangat efektif : Efektivitas: 1 kehamilan pada 100 ibu
33
Kontraindikasi
1. Infeksi kulit pada lapang
operasi 2. Infeksi sistemik
3. Hidrokel dan varikokel yang
besar 4. Hernia inguinalis
5. Filariasis
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskrotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan
darah Informasi bagi klien
1. Pertahankan band aid selama 3 hari
3. Daerah luka tidak basah dalam 24 jam, dan setelah 3 hari daerah luka
boleh dicuci
dengan sabun dan air
4. Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah skrotum
15- 20
ejakulasi atau 3 bulan
7. Lakukan pemeriksaan semen setelah 3 bulan pasca vasektomi
34
bahwa dia menyusui dengan eksklusif, dia dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan Pil kondar atau AKDR.
Cara Pakai :
Pil kontrasepsi darurat atau yang sering disebut Morning after pil adalah
pil hormon yang dapat dikonsumsi wanita setelah melakukan hubungan
seks. Pil ini berfungsi paling baik jika diminum maksimal 72 jam pertama
setelah melakukan hubungan seks, tetapi masih tetap dapat mengurangi
risiko kehamilan jika dikonsumsi dalam kurun waktu 120 jam (5 hari)
setelah hubungan seks yang tidak berpengaman
Cara kerja:
Cara kerja kontrasepsi darurat adalah dengan menunda ovulasi (pelepasan
sel telur wanita selama siklus bulanan). Apabila pembuahan dan implantasi
35
1 atau 2 dari setiap 100 wanita yang menggunakan kontrasepsi darurat
dapat hamil walaupun telah mengkonsumsi obat tersebut pada waktu
yang telah disarankan
BAB VII
PENUTUP
36
Dengan manajemen pelayanan KB yang baik di setiap tingkatan
37