Kelompok 4
Disusun Oleh :
1. Ahmad Riki Riadi
2. Mia Pragita Ningtias
3. Muhammad Rafif
4. Rana Aqilah Putri
5. Siti Zahra Aqilah
6. Syafiqa Shafa Annadiya
7. Tisya Kusdiati
8. Varrel Boy Hendri
Kelas : XI IPA 5
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyanyang, karena atas rahmat dan hidayahnya, kami bisa
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Potensi Ancaman Terhadap
NKRI Dibidang Sosial Budaya Dan Cara Mengatasinya”
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Pengertian Ancaman Sosial Budaya ................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Ancaman Sosial Budaya ........................................................
Ancaman Dalam Negeri ...................................................................................
Ancaman Luar Negeri ......................................................................................
2.2 Faktor- Faktor Terkena Ancaman Sosial Budaya
Faktor Ancaman Dalam Negeri .......................................................................
Faktor Ancaman Luar Negeri ..........................................................................
2.3 Dampak Ancaman Sosial Budaya ....................................................................
Dampak Ancaman Dalam Negeri ....................................................................
Dampak Ancaman Luar Negeri .......................................................................
2.4 Cara Mengatasi Ancaman Sosial Budaya ........................................................
Mengatasi Ancaman Dalam Negeri .................................................................
Mengatasi Ancaman Luar Negeri ....................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................
BAB 1
Pendahuluan
Contoh :
• Perundungan untuk mencari ketenaran
• Pergaulan bebas
• Bolos sekolah
4. Ancaman ketidakadilan
Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang-wenang.
Ketidakadilan umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu
terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak
proporsional.
Contoh :
• Pembangunan antara di wilayah perkotaan dan pedesaan
• Ketersediaan lapangan pekerjaan di perkotaan dan pedesaan
• Ketidakadilan upah antara pekerja kelas bawah dan atas
• Malas Bekerja
Faktor penyebab kemiskinan yang berikutnya adalah malas bekerja.
Hal ini yang paling sering menjangkiti seseorang yang tak ingin maju dan
beranggapan bahwa kemiskinan itu adalah takdir. Hal-hal tersebut
membuat seseorang tidak bergairah dan bersikap acuh tak acuh untuk
bekerja, dan mengantarkan mereka kepada kemiskinan dan membuat
kesejahteraannya menghilang.
2. Isu Kebodohan
Kebodohan ialah sifat seseorang suatu tindakan atau kepercayaan yang
terjadi akibat atau menandakan kecerdasan rendah atau lemah
kemampuan belajar. Hal ini sering kali digunakan sebagai perkataan yang
memaki dan menghina kerana ia mempunyai konotasi negatif.
Lalu, apa masalahnya? Selama Indonesia, sumber daya manusia atau
seseorang belajar dan diajarkan di sekolah atau di universitas alat bantu
(sistem) ilmu dan teknologi yang kadaluarsa dari yang lain, akan tetap
terkebelakang atau dinilai bodoh dibanding yang lain. Akhirnya, meski
memiliki sumber daya alam kaya tetapi tak bisa mengolah karena tanpa
teknologi memadai, maka (bahan) kekayaan dijual murah atau habis
dikeruk (bangsa) yang lain. Atau, bekerja di luar negeri tetapi dihargai
rendah karena tanpa keahlian berarti, dan menjadi TKI bermasalah.
Menyedihkan.
3. Isu Keterbelakangan
Faktor isu keterbelakangan :
• Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata rendah
• Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis dan anti
hal-hal baru
• Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik
• Keadaan alam yang kurang mendukung
• Keterisoliran secara geografis dari pusat
• Tiadanya potensi atau produk andalan
• Rendahnya kinerja dan budaya korup aparatur pemerintah daerah
4. Isu Ketidakadilan
Faktor isu ketidakadilan :
Masalah keadilan merupakan masalah yang rumit, hal mana dapat di
jumpai pada setiap masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini
terutama disebabkan oleh karena pada umumnya orang beranggapan
bahwa hukum mempunyai dua tujuan utama, yakni mencapai suatu
kepastian hukum serta mencapai keadilan bagi semua warga masyarakat.
Masalah kepastian hukum maupun keadilan, hingga kini masih
merupakan masalah yang sulit terpecahkan di Indonesia yang mengalami
transformasi dibidang hukum sejak tahun 1942. Sejak tahun tersebut tidak
saja banyak perundang-undangan baru yang diintrodusir, akan tetapi
banyak pula keputusan pengadilan yang telah menyimpang dari
jurisprudensi zaman kolonial.
Isu-isu tersebut dapat menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan
dalam bangsa Indonesia, antara lain :
• Separatisme
Separatisme adalah paham berupa suatu gerakan untuk membuat
negara sendiri. Adapun orang, golongan, atau kelompok yang melakukan
separatisme tersebut dinamakan sebagai separatis.
Para separatis akan mulai dengan memisahkan diri dari suatu
wilayah bahkan negara, tujuannya demi mendapatkan kedaulatan secara
mandiri. Bentuk nyata dari kedaulatan yang dimaksud adalah negara
baru! Hal ini pernah terjadi di Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor
yang tentunya tidak baik. Misalnya adalah konflik yang terjadi pada
negara tersebut, baik konflik vertikal maupun horizontal.
Konflik vertikal didefinisikan sebagai konflik yang terjadi antara
rakyat dengan pemerintah korup. Sedangkan horizontal adalah konflik
antara rakyat dengan rakyat, kelompok dengan kelompok, yang sederajat.
Krisis ekonomi dan kemanusiaan adalah alasan pertama. Kedua hal
tersebut memang saling bertaut. Ekonomi yang lemah bisa
mengakibatkan kejahatan-kejahatan antar manusia (rakyat suatu negara)
seperti merampok, mencuri, membunuh, dan sebagainya.
Pemulihan ekonomi yang lamban bahkan stagnan. Kelanjutan dari
krisis ekonomi berkepanjangan adalah pemulihannya yang sangat lama,
tidak berjalan, atau stagnan. Bagi kelompok yang memiliki paham dan
berpotensi melakukan gerakan separatisme, alasan ini bisa memicunya
dengan kuat.
Politik licik dan masalah sosial menjadi pemicu lainnya. Politik yang
disebabkan para pejabat yang korup, memperjuangkan kepentingan
pribadi, yang dilakukan terus menerus tanpa malu. Sedangkan masalah
sosial di antaranya adalah pembedaan berdasarkan SARA, intimidasi
kepada kaum tertentu, dan sebagainya.
5. Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal,
dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital
yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Berikut penyebab terorisme menurut Analis Kebijakan Divisi Humas
Polri Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, yaitu :
1. enyebab pertama terorisme adalah karena seseorang tersentuh. Bisa
saja mereka pernah ditinggal oleh adiknya yang meninggal atau mendapat
ajaran teror.
2. Penyebab terorisme berikutnya adalah adanya komunitas garis keras
pendukung gerakan radikal tersebut yang memberi doktrin kepada
pengikutnya baik secara langsung maupun lewat dunia maya.
3. Penyebab terorisme lainnya yaitu adanya ideologi yang terlegitimasi
dan mengakar. Misalnya mereka memperbolehkan untuk membunuh,
melakukan kekerasan. Maka dengan adanya ideologi seperti itu, mereka
tidak ragu lagi untuk meneror.
Kejadian terorisme yang telah terjadi di Indonesia dan instansi Indonesia
di luar negeri:
2009
• Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW
Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan,
sekitar pukul 07.50 WIB
2010
• Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010
• Perampokan bank CIMB Niaga September 2010
6. Kekerasan
Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam kehidupan
sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang lain dengan
sengaja. Kekerasan seperti ini disebut juga dengan kekerasan langsung.
Kekerasan juga meliputi tindakan-tindakan seperti mengekang,
mengurangi atau meniadakan hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah,
dan meneror orang lain. Jenis kekerasan ini disebut juga dengan
kekerasan tidak langsung. Supaya lebih paham dengan kekerasan yang
ada di masyarakat.
Secara umum, kekerasan dapat didefinisikan sebagai perbuatan
seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau
hilangnya nyawa seseorang atau dapat menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain. Secara sosiologis, kekerasan di lingkup sosial mungkin
saja terjadi karena adanya pengabaiaan norma dan nilai sosial yang
berlaku di masyarakat tersebut oleh individu atau suatu kelompok.
Melihat perlunya penjelasan ilmiah mengenai kekerasan di masyarakat,
beberapa ahli mencetuskan teori mengenai proses terbentuknya kekerasan
sosial di masyarakat.
Teori penyebab kekerasan :
• Teori Faktor Individual
Perilaku agresif seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan.
Faktor penyebab perilaku kekerasan menurut teori ini adalah faktor
pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi yaitu meliputi kelainan jiwa,
seperti psikopat, stres, depresi, serta pengaruh obat bius. Sedangkan
faktor yang bersifat sosial antara lain seperti konflik rumah tangga, faktor
budaya, dan media massa.
• Teori Faktor Kelompok
Menurut teori ini, individu cenderung membentuk kelompok dengan
memprioritaskan identitas berdasarkan persamaan ras, agama, atau etnis.
Identitas kelompok yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi
dengan orang lain ini rawan menyebabkan benturan antara identitas
kelompok yang berbeda dan kemudian menjadi penyebab kekerasan.
Contohnya ada pada perkelahian antar pendukung klub bola saat
pertandingan di stadion. Selain itu, ada juga kekerasan berbau rasial yang
terjadi di Afrika Selatan dan Amerika Serikat pada orang kulit hitam,
serta di Indonesia pada kerusuhan Mei ‘98, yaitu kekerasan terhadap
kelompok etnis Tionghoa.
- Dampak Negatif
1. Lunturnya nilai Budaya
Asli Arus globalisasi yang sangat pesat dapat menggerus nilai-nilai
budaya asli. Contohnya, semakin lunturnya semangat gotong-royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial. Selain itu, lunturnya
nilai budaya asli dapat dilihat dari cara berpakaian, yakni saat model
fashion dari barat semakin berpengaruh di dalam negeri, sementara model
budaya asli Indonesia semakin tidak diminati.
- Luar Negeri
1. Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila
Contoh :
• Menyesuaikan Dengan Norma Indonesia
Budaya asing yang masuk terkadang juga tidak sesuai dengan norma
yang berlaku di Indonesia. Apabila kita melihat beberapa film dari luar
yang memakai gaya hidup bebas dan menerapkan disini, maka bisa
melanggar beberapa norma yang berlaku di Indonesia sebab melanggar
norma kesopanan. Negara Indonesia masih menganut adat ketimuran
yang kental sehingga masyarakat juga hidup dengan aturan yang berlaku
sehingga terlihat lebih pantas sesuai dengan adat kesopanan.
• Memperluas Ilmu Pengetahuan
Sebelum budaya asing masuk, sebaiknya sebagai orang Indonesia bisa
mengetahui tentang beberapa inovasi yang masuk dengan lebih jelas dan
rinci