Anda di halaman 1dari 3

11.

Bagaimana langkah-langkah diagnosis penyakit yang sesuai dengan


skenario di atas ?
Secara umum diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisis.

a. Anamnesis
Pada anamnesis umumnya ditanyakan hal-hal seperti berikut :
1) Kapan gejala timbul dan apakah mulainya mendadak atau berangsur.
Umur permulaan timbulnya gejela dapat menuntun kita untuk membedakan apakah
kondisi tersebut diperantarai IgE atau tidak.

2) Saat timbulnya gejala.


Apakah keluhan paling hebat waktu pagi, siang, malam atau tidak menentu. Alergi
dapat intermitten, setiap tahun, atau berhubungan dengan musim. Di Indonesia, karena
tidak ada musim gugur, semi, atau panas, keluhan lebih banyak sepanjang tahun.

3) Bagaimaana perjalanan penyakit dari permulaan sampai sekarang,


Apakah bertambah baik, tidak berubah, atatu bertambah berat. Dan bagaimana pengaruh
pengobatan sebelumnya.

4) Factor factor apa saja yang mempengaruhi serangan


penting ditanyakan dalam rangka penanganan pasien, misalnya factor musim, factor
tempat, factor hewan, factor kelelahan, kurang tidur, pergantian cuaca, hawa dingin,
debu, makanan, obat, emosi, asap, bau dan lain-lain

5) Bagaimana hubungan antara gejala alergi dengan waktu, dan tempat.


Dipertanyakan dalam usaha untuk mencari allergen. Dengan mengenal timbulnya gejala
pada waktu tertentu, kecurigaan akan penyakit alergi lebih dipertegas. Dengan hal ini
kita harus mempunyai pengetahuan tentang allergen sekeliling pasien.
Untuk itu ditanyakan :
 Keadaan rumah, apakah sudah tua, masih baru, dan kelembabannya
 Kamar tidur, karena di tempat ini, banyak dijumpai D. pteronysssinus
 Keadaan sekeliling pasien, apakah banyak hewan peliharaan seperti anjing,
kucing, burung dan sebagainya.

6) Pada pasien asma atau alergi pernapasan lainnya ditanyakan juga tentang dahak:
jumlahnya, warnanya, dan kekentalan

7) Perlu juga ditanyakan riwayat alergi pada keluarga, apakah ada keluarga
sedarah yang menderita penyakit dengan gejala yang sama, asana rhinitis,
alergi makanan, atau alergi obat.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang lengkap mulai dari kepala hingga kaki. Kalau seorang datang
dengan keluhan hidung, maka perhatian lebih lanjut ditujukan lagi terhadap pemeriksaan
hidung dan kerongkongan, baik dari luar maupun dari dalam rongga hidung.

 Rhinitis Alergi

Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid di-
sertai adanya sekret encer yang banyak. Gejala spesifik lain :
- Tampak anak menggosok-gosok hidung karena gatal, dengan punggung tangan
- Mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi
- Dinding posterior faring tampak granuler dan edema (cobblestone
Appearance
 Rhinitis Vasomotor

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema mukosa
hidung, konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau merah tua (karakteristik),
tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Pada rinoskopi posterior dapat dijumpai
post nasal drip.

 Rhinitis Medikamentosa
Diagnosis ditandai dengan kongesti hidung menonjol yang persisten setelah
penggunaan dekongestan intranasal setiap hari selama lebih dari 1 minggu. Seiring
perkembangan penyakit, membran hidung menjadi atrofi dan berkerak.

 Sinusitis
Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan
nasoendoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini.Tanda
khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan etmoid anterior
dan frontal) atau di meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sfenoid).

 Polip Nasi
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior akan tampak massa polip yang berasal dari
meatus medius bisa soliter ataupun multipel dan unilateral ataupun bilateral.

c. Pemeriksaan Penunjang

 Rhinitis Alergi
In vitro : Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat.
Demikian pula pemeriksaan IgE total. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi
kemungkinan alergi padabayi atau anak kecil dari suatu keluarga dengan derajat
alergi yang tinggi
In vivo :
- SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam
berbagai konsentrasi yang sesuai dengan tingkat kepekatannya
- Provocative Dilutional Food Test (IPDFT), untuk alergi makanan
- Alergen ingestan secara tuntas lenyap dari tubuh dalam waktu lima hari.makanan
yang dicurigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama 5 hari,
selanjutnya diamati reaksinya

 Rhinitis Vasomotor
Pemeriksaan radiologik sinus memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin
tampak gambaran cairan dalam sinus apabila sinus telah terlibat

 Rhinitis Medikamentosa
Pemeriksaan penunjang dilakukan jika pada rinoskopi anterior kurang jelas menilai
hipertrofi konka : nasoendoskopi, X foto polos PA, CT scan, termasuk sinoskopi
(endoskopi sinonasal) untuk membantu dalam diagnosis.

 Sinusitis
Pemeriksaan pembantu yang penting adalah foto polos atau CT scan. Foto polos
posisi Waters, PA dan lateral, umumnya harya mampu menilai kondisi sinus-sinus
besar seperti sinus maksila dan frontal, Kelainan akan terlihat perselubungan,batas
udara-cairan (air fluid level),atau penebalan mukosa.

 Polip Nasi
Bila diperlukan dapat dilakukan x-foto sinus posisi Waters

Anda mungkin juga menyukai