Anda di halaman 1dari 49

Rm Josep Susanto

Malang, 15-17 Juli 2019


Kepemimpinan Kristiani
Dalam Spiritualitas Yesus
Kristus
 Kenyataan : Kitab Suci (PL dan PB) adalah
PRODUK dari masa penjajahan dari orang2
terjajah.
 Bangsa-bangsa di Timur Tengah kuno
(termasuk Israel) berada di Benua Asia
Timur, yang sudah sejak 2000 SM sudah
mengalami pengalaman MENJAJAH dan
DIJAJAH.
 Satu per satu bangsa-bangsa bangkit dan
berusaha memperluas daerah kekuasaan
dan pengaruh mereka di antara para
tetanga mereka.
 Mengapa bangsa-bangsa kuno ini perlu
expansi:
 AIR dan MAKANAN.
 IDEOLOGI KEKUASAAN & AGAMA
 PERDAGANGAN
 2000 - 1400 : Mesir (Abraham, Musa)
 1400 – 800 : MASA KOSONG (1-2 Sam)
 800 – 600 : Asyur (Kitab Raja-Raja, Nabi)
 600 – 500 : Babilon (Nabi di pembuangan)
 500 – 400 : Persia (Nabi, Ezra, Nehemia)
 330 – 322 : Yunani (Daniel, Ester, Makabe)
 322 – 300 M : Romawi (Perjanjian Baru)
 Hampir 90% dalam sejarah Bangsa Israel
mereka menjadi BANGSA JAJAHAN.

MEMBAYAR PAJAK & UPETI


KERJA PAKSA
DITINDAS SEMENA-MENA
PENGHINAAN & ANIAYA
KEKERASAN SEMENA-MENA
Yesus
KISAH
SENGSARA

Pilatus Orang
Penjajah Yahudi
PERMAINAN KATA

KELUAR BERTANYA
& &
MASUK MENJAWAB
INJIL YOHANES JEJAK BAYANG KEKUASAAN
Pilatus (18:28; 19:1) Dia gubernur di Yudea yang ditunjuk
oleh Kaisar Roma yang mengontrol

“apa tuduhanmu terhadap orang ini? Pilatus tampil sebagai hakim yang
(18:29) mengadili orang-orang Yahudi.

Praetorium (18:28, 33; 19:9 ) KURSI kekuasaan.


“Apakah Engkau Raja orang Yahudi?” Raja adalah simbol kekuasaan, dan di
(18:33, 39) sini dipakai sebagai ejekan
“Salam, Raja orang Yahudi” (19:3)
Para prajurid (19:2) Mereka adalah rakyat kecil yang
menjadi alat penjajah untuk menindas

Pilatus, “aku tidak menemukan kesalah Inilah penilaian dari seorang penguasa
pada orang ini”(19:4, 6) sekuler terhadap pribadi Yesus

Pilatus berkata “aku punya kuasa Pilatus menampilkan KUASA, inilah


membebaskan Engkau dan kuasa wajah para penjajah.
menyalibkan Engkau” (19:10)
INJIL YOHANES JEJAK BAYANG KEKUASAAN

Imam Kepada dan Petugas Bait Allah Para penguasa dalam hal keagamaan
(18:35; 19:6)

“kami tidak diperbolehkan membunuh Yang diacu di sini adalah Hukum Musa,
seseorang” (18:31) sebagai otoritas tertinggi bagi orang
Israel. Perbedaan orang jajahan dan
penjajah, bertobak belakang.

Mereka berteriak, “salibkan Dia, Orang yang terjajah menentukan


Salibkan Dis” (19:6) keputusan, suara mayoritas
mengalahkan minoritas.

Kami punya hukum, dan menurut Penjajah dan orang terjajah akhirnya
hukum itu Ia harus mati (19:7) sepakat, punya hukum yang sama.
Mereka bekerja sama.
INJIL YOHANES Jejak Bayang KEKUASAN

“Apakah Engkau Raja orang Yahudi?” Yesus digambarkan sebagai Raja.


(18:33) Pengakuan penjajah bahwa Yesuslah
“KerajaanKu bukan dari dunia ini… jiwa Raja.
dari dunia ini” (18:36)
“Salam, Raja orang Yahudi” (19:3)
“Engkau mengatakan bahwa Aku lah
raja” (18:37)

“Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Yesus menjelaskan asal-usulnya dan
Aku datang ke dalam dunia ini, supaya tujuan kerajaanNya: membawa orang
mereka memberi kesaksian tentang pada kebenaran.
kebenaran.” (19:37)
Yesus tidak lagi memberi jawab (19:9) Diam nya Yesus menunjukkan Yesus
lebih berkuasa dari Pilatus

Yesus menjawab: “Engkau tidak punya Kekuasaan Yesus lebih besar dari pada
kuasa apapun terhadap Aku, jika kuasa Pilatus.
itu tidak diberikan kepadamu dari atas”
(19:11)
Penjajah & Pemimpin Kekuasaan Yesus
Yahudi
Kekuatan dan kekusaanya bersifat Kekuatan dan kekusasanNya
fisik, kekerasan, dominasi atas bukan fisik dan kekerasan
bangsa dan rakyat.

Cemooh, mengejek, menghasut, Tidak bersuara


teriak, memfitnah, suara dominan

Kekuasaan diterima dari Kekuasaan bebas lepas dari


kepentingan MAYORITAS kepentingan orang banyak
Punya hukum untuk membunuh membawa orang pada
kebenaran
Kekuasaan diterima dari orang Kekuasaan diterima dari atas.
yang lebih berkuasa: Kaisar Roma.
PENGUASA DUNIA Yesus
Menuduh (18:29.35) Menjawab dan bertanya (18:33, 36-37;
19:11)

Menyerahkan (19:16) menjadi saksi kebenaran (18:37)

Mengejek (18:35, 37; 19:2,3,5) korban, orang yang diejek, disesah,


disiksa, dipukul. (19:2-3, 5)

menampar dengan tangan (19:3) diam tidak melawan (19:9)

Menyalibkan (19:6, 15, 16) orang yang disalib (19:16)

Menyebut Kaisar sebagai raja dan Raja yang kerajaanNya berasal dari atas
penguasa mereka (19:15) (18:36)
 Natanael berkata kepada Yesus: Engkaulah Raja
orang Israel?” (1:50)
 Orang-orang berharap untuk menjadikan Yesus
sebagai Raja. (6:15)
 Yesus memasuki Kota Yerusalem seperti Raja
(12:13)
 Dalam penyaliban, Yesus diberi gelar: Yesus dari
Nazaret, Raja orang Yahudi. (19:19-22).
 Yesus dimakamkan oleh Yusuf dari Arimatea
dengan pemakaman seorang Raja. Kubur kosong,
jumlah rempah-rempah yang dipakai.
 Yesus adalah PEMIMPIN ideal:
memimpin dengan kasih dan
teladan bagi rakyatNya (13:1, 34-
35; 15:12-17)
Kepemimpinan seperti seorang
gembala yang baik (Yoh 10).
Cinta dan kasih Yesus begitu
konret dalam segala tanda dan
mukjizat, pengorbananNya juga
konkret.
Sumber dari Kerajaan Yesus adalah
dari Allah, kasih Bapa kepada Anak
Terkasih.
Yesus menunjukkan dan
mencontohkan kasih Bapa kepada
para muridNya (17:26).
Kepemimpinan Yesus menjai model
bagi Gereja Perdana dan para
pengikutNya: saling mencintai satu
sama lain (13:34-35).
Kepemimpinan Yang
Melayani Dalam
Perspektif Kitab Suci
 Abram diutus Allah untuk pergi dari daerah
asalnya di Ur-Kasdim (UZ) di daerah Mesopotamia
ke tanah Kanaan.
 “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dari
rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu” (Kej 12:1)
 Ur-Kasdim berada di daerah Mesopotamia yang
sangat luas dan subur. Daerah ini berada di
tengah-tengah aliran 2 sungai Efrat dan Tigris.
Kesuburan Ur Kasdim tidak sebanding dengan
daerah Kanaan yang kering dan cuma
mengandalkan Sungai Yordan yang tidak begitu
besar.
 Abram tidak tahu pasti apa yang menjadi
janji Allah mengenai tanah/daerah yang
menjadi tujuan. Abram juga tidak tahu
kondisi tanah dan janji keturunan.

 Dari kisah Abram kita mendapat informasi


bahwa MISI tidak hanya berkaitan
dengan BERPINDAH TEMPAT.
 Ada beberapa elemen yang dikaitkan dengan
MISI seperti:
 jaminan/janji
 teman seperjalanan,
 pengulangan janji,
 perubahan nama,
 dinamika pergulatan dan ketaatan Abram dalam
menjalani misi dari awal sampai akhir yang dapat
kita sebut sebagai TRANSFORMASI.
 Selain tanah, Allah juga berjanji hal yang
lain:
 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar,
 Aku akan memberkati engkau
 Aku akan membuat namamu masyur,
 Aku akan menjadikan engkau berkat.
 Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau
 Aku akan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau,
 Aku akan menjadikan dirimu menjadi berkat
bagi semua kaum di muka bumi (Kel 12:2-3).
 Dilukiskan tidak perlu waktu lama bagi
Abram untuk menjalani tugas perutusan itu.
 Di Kej 12:4 dikatakan pergilah Abram
seperti yang difirmankan Allah.
 Unsur ketaatan Abram ditekankan di sini.
 Abram membawa Sarai dan Lot, segala
harta benda dan orang-orang (budak).
 Kej 12:6 juga langsung memberi informasi
Abram sampai ke Tanah Kanaan, seolah
tanpa kesulitan berarti.
 “Mereka berangkat ke Tanah Kanaan dan
SAMPAI DI SITU”. Abram tinggal di Sikhem.
 Di Sikhem Allah sekali lagi menampakkan
diri dan mengulangi sekali lagi janji akan
TANAH.
 Dari Sikhem Abram pergi lagi ke Betel
(mendirikan mezbah) lalu pergi lagi ke
Tanah Negeb.
 Meski seolah janji tentang tanah telah
terpenuhi untuk Abram, muncul problem
pertama: Kelaparan di tanah yang katanya
berlimpah susu dan madunya itu (Kel 12:10).
 Kelaparan membuat Abram lari ke Mesir yang
lebih subur. Malahan di sana ia tinggal sebagai
orang asing.
 Ada yang menarik dari kisah Abram di Mesir, di
balik kisah kelaparan di Tanah Kanaan. Kejadian di
Mesir membuat Abram SEMAKIN KAYA.
 Seolah mau ditunjukkan Abram benar-benar
menjadi berkat, hidup penuh berkat.
 Problem yang satu selesai, muncul problem baru:
kecantikan Sarai mengancam Abram, pecah kongsi
dengan Lot, ancaman raja-raja sekitar.
 Abram dengan 318 sanak saudaranya berhasil
mengalahkan raja-raja yang mengancam dan
berhasil menyelamatkan Lot yang ikut tertawan. Di
sini mau ditekankan lagi-lagi Abram benar-benar
menjadi berkat, ditakuti musuh, semakin
bertambah besar.
 Pertemuan Abram dengan Melkisedek, Raja Salem
juga menekankan hal itu (Kej 14:17-24).
 Di Kej 15 Allah sekali lagi mengulangi perjanjian bahwa
Abram akan memperoleh upah yang sangat besar (Kej 15:1).

 Untuk pertama kalinya Abram seolah menagih janji yang belum


dia terima yaitu keturunan. Abram mengungkapkan hal itu pada
Tuhan, lalu Tuhan mengulangi kembali janji keturunan kepada
Abram.

 Malahan di Kej 15:5 janji itu diungkapkan lebih dramatis:


keturunanmu akan seperti bintang di langit. Terhadap janji
itu, Abram percaya dan taat.
 Di Kej 15:7-8 kita memperoleh informasi bahwa Abram
cuma tinggal di Tanah Kanaan, belum menjadi pemilik
tanah itu.
 Lagi-lagi Abram menyinggung hal itu: “dari mana aku tahu
bahwa aku akan memilikinya?”
 Setelah itu diadakan perjanjian yang lebih kuat ketika
Abram mengorbankan lembu betina, kambing betina,
domba jantan, semuanya berusia 3 tahun, lalu seekor
burung tekukur, dan seekor anak burung merpati.
 Masalah muncul ketika Abram belum juga mempunyai
keturunan.
 Sarai memberikan Hagar, budaknya, kepada Abram. Budak
adalah hak milik dari pemiliknya, termasuk anak yang
dilahirkan dari budak tersebut. Maka lahirlah Ismael.
 Begitu Hagar tahu ia hamil, ia memandang rendah
nyonyanya. Hal itu mendatangkan penderitaan bagi Sarai.
Akibatnya Hagar kabur meninggalkan Sarai.
 Malaikat Tuhan menampakkan diri pada Hagar dan
memintanya untuk kembali dan bertahan pada rumah
Sarai.
 Sampai di sini seolah masalah selesai, Abram punya anak
dari Hagar.
 Tuhan meneguhkan kembali perjanjianNya dengan
Abram, melalui perjanjian yang lebih serius yaitu dengan
SUNAT. Tuhan menegaskan kembali bahwa keturunan
Abram akan sangat banyak dan ia akan menjadi bapa
sejumlah besar bangsa (Kej 17:5-8).
 Untuk pertama kalinya Allah menuntut Abram untuk
setia pada janji di antara mereka, yaitu dalam bentuk sunat,
untuk Abram dan seluruh keturunannya.
 Pembaruan dan peneguhan janji diikuti dengan
pergantian nama.
 Mulai Kej 17:9 Abram dipanggil menjadi ABRAHAM. Lalu
Sarai menjadi SARAH. Allah akan memberikan Sarah anak
laki-laki, ia akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa, akan
melahirkan keturunan raja-raja.

 Allah menegaskan sekali lagi bahwa KETURUNAN


ABRAHAM dari SARAH lah yang akan meneruskan
keturunannya.
 TETAPI sampai di sini janji keturunan belum juga
terpenuhi.
 Meski janji keturunan belum terpenuhi, Allah sekali lagi
memperbaharui janjiNya di Kej 18. Kisah lebih dramatis
karena kemunculan 3 orang ke kemah Abraham.
 Relasi Allah dengan Abraham ternyata tidak cuma seputar
janji dan pemenuhan janji.
 Di Kej 18:16-33 kita menemukan kisah yang sangat terkenal
yaitu Doa Syafaat Abraham untuk Sodom yang akan
dihukum Allah.
 Terjadi tawar menawar, yang menekankan kekerasan hati
Abraham (sisi manusiawi Abraham).
 Ketika janji tentang anak belum juga terwujud untuk sekali lagi
muncul problem, yaitu ketika Abraham dan Sarah di Gerar,
tinggal sebagai orang asing. Tidak jelas kenapa Abraham di
Gerar.
 Kasus yang sama seperti waktu di Mesir, kecantikan Sarah
mengancam hidup Abraham. Maka lagi-lagi Abraham
menyuruh Sarah berbohong, sebagai saudarinya.
 Abimelek, penguasa Gerar terlanjur jatuh hati kepada Sarah,
tetapi mendapat peringatan dari Tuhan dalam mimpi.
 Dari kejadian ini Abraham semakin kaya sebab Abimelek
memberinya banyak harta
 Baru di Kej 21 kita bisa membaca Tuhan membuka
kandungan Sara sehingga lahirlah Ishak.
 Begitu lahir, Abraham menyunatkan Ishak, bukti
Abraham setia pada perjanjian.
 Konsekwensi hadirnya Ishak, anak yang sah dari istri
yang sah, membuat Hagar dan Ismael harus pergi.
 Di sini mau ditekanan hanya keturunan dari Sara lah
yang akan mewarisi keturunan Abraham.
 Kej 22 tentang iman kepercayaan Abraham diuji Allah
membuat mata kita terbelalak. Bagaimana mungkin anak
yang dijanjikan dan dinantikan sejak lama itu harus diminta
kembali.
 Tetapi Abraham melakukan tugas berat itu dengan penuh
ketaatan dan kepercayaan. Hal itu tampak dalam kata-
katanya kepada Ishak: “Allah akan menyediakan anak
domba untuk korban bakaran” (Kej 22:8).
 Abraham tidak mengeluh, tidak berbantah, dia menjalani
seolah dengan penuh keikhlasan meski pasti berat untuk
dilakukan.
 Misi bukan hanya soal pindah dari satu tempat ke tempat lain.
 Ada dinamika unik: awal yang tidak begitu jelas menjadi semakin
jelas sampai akhir. Ada tegangan ketidakpastian vs kepastian.
 Ada JANJI ALLAH yang menggerakkan seseorang untuk menjalani
misi itu. Meski janji itu tidak terjadi secara instan.
 Terbuka pada sisi manusiawi dalam menjalankan misi. Ada tantangan,
kesulitan dan hambatan.
 Transformasi diri Abraham yang luar biasa.
 Wajah Allah yang terungkap: SETIA PADA JANJINYA, menguatkan,
melindungi, mewujudkan janji itu dalam sebuah proses.
 Kisah anak cucu Abraham di Kitab Kejadian ditutup dengan
pindahnya seluruh keturunan Yakub ke Mesir lagi-lagi karena
kelaparan di Tanah Kanaan.
 Kel 1 menjadi jembatan bagaimana keturunan Yakub telah
menjadi bangsa besar di Mesir. Berarti lagi-lagi janji Allah
belum terpenuhi. Malahan mereka diperbudak oleh orang-
orang Mesir, anak-anak laki laki mereka dibunuh ketika lahir.

 Misi Musa dimulai ketika ia mendapatkan panggilan Tuhan.


Tuhan mengutus Musa untuk membebaskan dan menyelamatkan
kaum Israel. Tentu bukan suatu tugas yang mudah.
 Musa hanyalah seorang gembala dari domba-domba
mertuanya, yang menjadi seorang imam di Midian. Musa
awalnya orang biasa.
 Perkenalan Musa dengan Allah ini sungguh unik, mereka
berbicara dari muka ke muka tetapi Musa tidak mati.
 Kepada Musa, Allah mengulang janjiNya kepada Abraham,
Ishak dan Yakub yaitu membawa bangsa ini pulang, ke
tanah yang berlimpah susu dan madu, suatu negeri
yang luas dan baik (Kel 3:8).
 Allah mengutus Musa untuk datang kepada Firaun dan
menyampaikan maksud Allah ini. Tentu ini tidak mudah.
 Berhadapan dengan tugas yang sangat berat, Musa berkata
kepada Allah: “Siapakah aku ini?”
 Di sini Tuhan menegaskan agar Musa jangan takut, Tuhan
berjanji akan menyertai Musa dalam melaksanakan tugasnya
dengan memberikan tanda-tanda ajaib.

 Musa minta tanda bahwa ia diutus dan melihat penampakan


Tuhan (Kel 4:1). Tuhan memberi tanda di mana tongkat Musa
berubah menjadi ular.

 Tanda kedua, tangan Musa kena kusta lalu disembuhkan oleh


Allah.
 Musa masih merajuk dan masih tidak percaya diri. Musa berkata:
“Ah Tuhan aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak
Engkau berfirman kepada hambaMu pun tidak, sebab aku berat
mulut dan berat lidah” (Kel 4:10).

 Tetapi Tuhan mencoba meyakinkan Musa. Namun Musa tetap


merajuk. Musa berkata: “Ah Tuhan utuslah kiranya siapa saja
yang patut Kau utus.” (Kel 4:13)

 Menarik diketahui setelah Musa berkata demikian, murka Tuhan


pun bangkit. Allah menunjuk Harun yang pintar berbicara.
 Musa, terutama Harun akhirnya bisa meyakinkan bangsa
Israel akan rencana pembebasan yang akan dilakukan
Allah.
 Di sini TAMPAKNYA tugas perutusan Musa berjalan sangat
mudah. “Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka
mendengar bahwa Tuhan telah mengindahkan orang Israel
dan telah melihat kesengsaraan mereka, maka berlututlah
mereka dan sujud menyembah” (Kel 4:31).

 Padahal kita tahu di kemudian hari KETIKDAPERCAYAAN


merekalah yang menghambat dan duri dalam daging
dalam perjalanan keluar dari Mesir.
 Allah yang dikenal oleh Musa dalam menjalankan Misinya
tidak mengungkapkan diriNya secara lengkap sejak awal.
Artinya, Allah semakin dikenali oleh Musa dalam kurun
waktu yang panjang, makin lama makin terungkap siapa dan
bagaimana Allah.

 Di sini kita bisa belajar bahwa MISI adalah salah satu sarana
untuk MENGENAL TUHAN secara utuh.
 Berkali-kali Allah memperkenalkan siapa diriNya dan apa
rencanaNya kepada Musa dan kepada seluruh bangsa Israel.
Contoh di Kel 6:1-12.
 Ketika Musa menjalankan Misinya itu, tanda-tanda ajaib
seperti yang dijanjikan Allah sungguh terjadi.
 Firaun semakin keras hatinya, dan selalu disertai dengan
tulah-tulah: air jadi darah, katak, nyamuk, lalat, penyakit
sampar, barah, hujan es, belalang, gelap gulita, kematian
anak sulung Mesir.

 Keajaiban demi keajaiban terjadi sampai terjadilah


bangsa Israel menyeberangi laut Teberau. Tidak banyak
yang tahu kisah ini ada hal yang menarik yaitu Pi Hahirot.
 Dari kisah Keluaran, kita tahu misi Musa bukan hanya SULIT
tetapi juga TIDAK MUNGKIN. Ada kemustahilan yang
dihadapi Musa.

 Inilah yang kelak menjadi iman orang Israel, kebanggan


mereka, hal yang selalu mereka kenang, melewati Laut
Merah.

 Inilah yang seharusnya menjadi modal iman mereka untuk


percaya pada Allah.
 Tetapi sebagaimana kita tahu, bangsa Israel tidak mampu
bertahan setia dan percaya, terlebih ketika menghadapi
masalah dan kesulitan, ketika berhadapan dengan berhala
dewa bangsa lain.

 Inilah yang semakin menyulitkan Musa dalam menjalankan


Misinya.
 Dalam menjalankan misinya, ternyata bukan hanya Allah
yang membentuk Musa, ternyata Musa juga membentuk
bangsa Israel, meski dengan jatuh bangun.
 40 tahun Musa memimpin perjalanan Misi dari Mesir ke
Tanah Kanaan.
 Musa bergulat dan berjuang meyakinkan bangsa Israel
untuk setia pada perjanjian dengan Allah.
 Allah memberikan Perjanjian di Gunung Sinai kepada
orang Israel melalui Musa.
 Musa memberikan hukum yang seharusnya menjadi
fondasi kuat bagi iman Israel.
 Akhir kisah Musa berakhir di Kitab Ulangan, di mana
dikisahkan Musa wafat di Gunung Nebo.
 Di Ul 34 Allah hanya mempertunjukkan kepada Musa tanah
terjanji itu. Tetapi Musa mati sebelum ia masuk ke tanah
terjanji.
 Kepemimpinan Musa dilanjutkan oleh Yoshua.
 Allah tidak mengindahkan ketidakmampuan dan keterbatasan
manusia, karena Allah senantiasa menyertai.
 Ada masalah, konflik, kesulitan, pergulatan, perjuangan dalam
menjalankan misi
 Manusia dibentuk oleh Allah yang membuka diriNya dan
manusia dipanggil untuk membantu orang lain untuk mengenal
Allah
 Ada banyak tanda dan jalan keluar dari segala kesulitan.
 Keberhasilan pribadi bukan tolak ukur dari keberhasilan sebuah
misi. Misi Allah lah yang harus di atas segala-galanya.

Anda mungkin juga menyukai