Anda di halaman 1dari 4

Pangkalan TNI Angkatan Udara

Sulaiman
(Dialihkan dari Bandara Sulaiman)

Pangkalan TNI Angkatan Udara Sulaiman,


disingkat (Lanud Sulaiman (SLM)) adalah Pangkalan TNI AU Sulaiman
Pangkalan tipe B dan pelaksana Pendidikan TNI AU
yang berkedudukan langsung di bawah Komando
Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI
Angkatan Udara. Lanud Sulaiman bertugas pokok
menyelenggarakan pendidikan TNI AU, operasi
udara, dan pembinaan potensi kedirgantaraan.
Pangkalan TNI AU Sulaiman, Bandung merupakan
salah satu pangkalan pendidikan di jajaran TNI
AU.[1] Pangkalan ini besar sekali andilnya dalam
pangadaan, pembinaan dan peningkatan kualitas Lambang Lanud
sumber daya manusia TNI Angkatan Udara. Negara Indonesia
Letaknya di Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa
Cabang TNI Angkatan Udara
Barat. Berada di tepi jalan raya menghubungkan kota
Bandung dengan Kabupaten Bandung, Soreang. Tipe unit Pangkalan Udara Militer
Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 1,652
meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 Bagian Komando Pembinaan Doktrin,
meter di atas permukaan laut. dari Pendidikan dan Latihan TNI
Angkatan Udara
Nama pangkalan udara ini diambil dari salah seorang Moto Prayatna Kerta Gegana
pahlawan TNI Angkatan Udara Komodor Udara
Anumerta Sulaiman yang gugur bersama perwira Situs www.tni-au.mil.id (http://www.tni-a
TNI AU, akibat jatuhnya pesawat yang ia naiki di web u.mil.id)
Kiaracondong, Bandung.
Bandara Sulaiman
Sejarah IATA: none · ICAO: WICK
Informasi
Bumi Margahayu memiliki luas tanah sekitar 385
hektar pada zaman penjajahan Belanda. Pemerintah Jenis militer
penjajah Belanda tahun 1938 membeli tanah tersebut Lokasi Margahayu, Jawa Barat
dengan tujuan ingin mendirikan "Kota Paris" di
daerah Bandung Selatan. Beberapa kampung yang Zona waktu UTC+7
tanahnya dibeli dan dibebaskan oleh penguasa Koordinat {{{coordinates}}}
Belanda kala itu adalah kampung Cedok, Paguyuban
Badak, Cibadak, Cibodas, Pesantren Cikahiyangan, Renggaswates, Cimariuk, Masara, Cembul,
Bantar Muncang, Leuwi Korod, dan Cilisung. Kampung-kampung tersebut kemudian dijadikan
kompleks perumahan, kantor, rumah sakit, landasan, lapangan tembak, depo, beberapa fasilitas
pendukung lapangan terbang lainnya. Mulai awal tahun 1942, pembangunan dimulai. Namun,
rencana tersebut gagal total karena Jepang mengambil alih kekuasaan dan menjajah Indonesia.
Akhir Februari 1942, serdadu Nippon mendarat di pantai Eretan Wetan dekat Indramayu, pantai
Banten, dan di pantai utara Jawa Tengah. Pangkalan Udara Kalijati pada masa itu pun direbut
karena sudah termasuk kuat. Lapangan udara di berbagai tempat di tanah air dikuasai Jepang.
Kemampuan operasinya pun ditingkatkan disamping membuat lapangan baru, di antaranya
membangun lapangan udara di Margahayu. Salah seorang pribumi yang diikutsertakan dalam
pembangunan lapangan udara tersebut adalah R. Didi Permana, tinggalnya di kampung Sayati. Ia
dipekerjakan di Kantor Pekerjaan Umum atau "Kobayashi". Ia bertugas dibagian bendahara
pembangunan yang biayanya menelan dana sampai 380 juta yen. Tahun 1943 yang pertama
dibangun oleh Jepang adalah membangun landasan pacu (Yudiro) dan taxi way (Ipangdoro).
Dipertengahan tahun 1945, situasi perang dunia dua yang terus berkecamuk dan memanas
memaksakan pangkalan udara di Margahayu dioperasikan meskipun belum betul-betul sempurna.
Setiap hari rata-rata enam pesawat tinggal landas atau mendarat di Margahayu. Waktu itu di
Bandung ada dua pangkalan udara, yaitu Margahayu dan Andir. Karena letaknya di Margahayulah
maka dikenal dengan nama Pangkalan Udara Margahayu. Setelah jepang kalah dalam perang
dunia dua otomatis pangkalan udara Margahayu pun terbengkalai tidak terawat. AURI yang telah
berhasil mengoperasikan Pangkalan Angkatan Udara Andir di kota Bandung kemudian berupaya
pula mengoperasikan kembali detak jantung pangkalan udara Margahayu. Letnan Drajat, kepala
teknik umum pangkalan udara Margahayu, sebagai pelaksana pimpinan proyek Margahayu
dibantu oleh R. Didi Permana mantan petugas pembangunan pangkalan udara di Margahayu pada
zaman Jepang.[2]

Langkah pertama yang dikerjakan adalah membuat jalan dari satu tempat yang kemudian disebut
pos I ke kampung Cimariuk. Kemudian memanfaatkan dan menata kembali fasilitas yang masih
bisa digunakan, membangun staf pangkalan, gedung seng (site 2), perumahan di blok B, C, D dan
Cimariuk. Pembangunan kembali dan peresmian pangkalan udara Margahayu pada tahun 1954
selesai. Perwira pertama yang menjadi komandan adalah Letnan Udara I Basir Surya. Mantan
pejuang yang bergerak di bidang teknik pesawat terbang. Kegiatan sejarah yang terjadi waktu itu
adalah pemindahan sekolah para dasar yang berada di pangkalan udara Andir ke Margahayu.
Sekolah terjun statik tersebut adalah pindahan dari pangkalan udara Maguwo. Pada tahun 1966
yang menduduki pucuk pimpinan pangkalan udara Margahayu adalah Koonel Udara Sulaiman.
Saat itu kegiatan pendidikan cukup padat disamping tugas pokok sebagai pangkalan udara. Pada
tanggal 8 Juni 1966 pukul 07.00 terjadi kecelakaan pesawat helikopter MI-4 buatan Rusia jatuh di
kompleks pabrik gas jalan Banten, Kiaracondong, Kota Bandung menewaskan 12 nyawa perwira
dan bintara AURI, termasuk Kolonel Udara Sulaiman. Kolonel Anumerta tersebut dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung bersama empat rekannya.

Komandan Pangkalan Udara Margahayu Kolonel Udara Sulaiman, merangkap Komandan Jendral
Komando Logistik (Danjen Kolog, sekarang Komandan Koharmatau) gugur bersama perwira TNI
AU, akibat jatuhnya pesawat yang ia naiki di Bandung. Rencananya, pesawat tersebut menuju
Tasikmalaya membawa rombongan untuk melaksanakan peresmian uji coba roket di pabrik
Dahana. Untuk mengenang jasa dan pengabdiannya, namanya diabadikan mengganti nama
pangkalan udara Margahayu menjadi Pangkalan Udara Sulaiman. Penggantian nama pangkalan ini
berdasarkan Surat Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara Nomor: 93/1966 tertanggal 30
Agustus 1966. Pangkatnya pun dinaikkan setingkat lebih tinggi menjadi Komodor Udara
Anumerta. Bertepatan dengan peringatan hari bakti TNI AU ke-33, diadakan persmian monumen
Komodor Udara anumerta Sulaiman oleh Panglima Komando Daerah Udara V Marsekal Muda TNI
Suti Harsono. Sebagai pangkalan udara kelas III yang kegiatannya cukup padat, maka berdasarkan
Surat Keputusan Kasau Nomor: 42/VII/1982 tanggal 14 Juli 1982 statusnya ditingkatkan menjadi
kelas utama, yaitu pangkalan udara utama.

Seiring dengan reorganisasi di lingkungan ABRI pada umumnya dan TNI AU khususnya, maka
pada tahun 1985, Lanuma Sulaiman mengalami perubahan pula. Selama beberapa tahun Wingdik
2 berdiri sendiri, dilikuidasi dan diintegrasikan ke dalam Lanuma. Lalu singkatan Lanuma diubah
menjadi Lanud (Pangkalan TNI Angkatan Udara), di seluruh Indonesia singkatan Pangkalan TNI
AU adalah Lanud. Mengingat banyak lembaga pendidikan, hingga mengangkat status, Lanu
Margahayu menjadi lanud pendidikan. Statusnya pun di bawah Komando Pendidikan Angkatan
Udara seperti halnya Lanud Adi Sutjipto dan Lanud Adi Soemarmo.

Satuan
Wing Pendidikan 200
Skadron Pendidikan 201
Skadron Pendidikan 202
Skadron Pendidikan 203
Skadron Pendidikan 204

Komandan
Komandan Lanud Sulaiman dari Masa ke Masa.[3]

14. Letkol Pnb Firman Siahaan (1977 – 1979).


Saat bernama Lanud Margahayu:
15. Letkol Pnb Moeprapto P. (1979 – 1982).

16. Kolonel Pnb Aris Hardjowinoto (1982 –


1. Letnan Udara I Basir Surya (1954 – 1956).
1986).
2. Kapten Udara Roso Sukotjo (1956 – 1957).
17. Kolonel Pnb Sudijarso (1986 – 1988).
3. Kapten Udara R.M. Suprantijo (1957 – 1958).
18. Kolonel Pnb Murdhowo (1988 -1991).
4. Mayor Udara R. Soerasapoetra (1958 – 1960).
19. Kolonel Pnb Ir. Soetoro Jatiman SE (1991 –
5. Letkol Udara Sri Bima Ariotedjo (1960 – 1992). ⭐️
1960).
20. Kolonel Nav Moeljono (1992 – 1995).
6. Letkol Udara R.A. Wiriadinata (1960 –
1960).⭐⭐ 21. Kolonel
1996). ⭐⭐⭐⭐
Pnb Chappy Hakim (1995-

7. Letkol Udara Ramli Sumardi (1960 – 1963).


22. Kolonel Pnb Koesmadi (1996 – 1997). ⭐⭐
23. Kolonel Pnb Tarsila, S.Ip. (1997 – 1999).⭐
8. Mayor Udara Ir. Sugito (1963 – 1966).

9. Komodor Udara Anumerta Sulaiman (1966 –


24. Kolonel Pnb Yushan Sayuti, S.E. (1999 –
1966).
2001). ⭐⭐
Lanud 25. Kolonel Pnb L. Tony Susanto (2001 –
Setelah berganti
Sulaiman:
nama menjadi
2003).⭐⭐
26. Kolonel Pnb Daryatmo, S.Ip. (2003 –
10. Letkol Udara Suwardi (1968 – 1969). 2005).⭐⭐⭐
11. Letkol Udara S. Tjondronegoro (1969 – 27. Kolonel Pnb Bambang Eddy Purwanto (2005
1970). – 2007). ⭐⭐
28. Kolonel Pnb Tabri Santoso, S.Io (2007 -
12. Mayor Udara Sudjiantono (1970 – 1973).
2008).⭐⭐
13. Letkol MAT Legino (1973 – 1977).
29. Kolonel Pnb Wahyu Amiruddin Djaja (2008 35. Kolonel Pnb Muhammad Safi’i (April 2016 -
– Maret 2010). ⭐ Oktober 2017). ⭐
30. Kolonel Pnb Gutomo, S.Ip. (Maret 2010 - 36. Kolonel Pnb Tyas Nur Adi (Oktober 2017 -
Juni 2011).⭐⭐ Januari 2019). ⭐
31. Kolonel Pnb Elianto Susetio, S.Ip., M.Si. 37. Kolonel Pnb Benedictus Benny K., S.H.
(Juni 2011 - Februari 2013). ⭐⭐ M.Av.Mgt., MAIR. (Januari 2019 - Januari

32. Kolonel Pnb Marsudiranto Widiyatmaka,


2020). ⭐⭐
M.Tr.(Han). (Februari 2013 - April 2014). ⭐ 38. Kolonel Pnb Mohammad Nurdin (Januari

33. Kolonel Pnb Djamaluddin, M.Si., (Han).


2020 - 30 Juli 2021). ⭐
⭐⭐
(April 2014 - Juli 2015). 39. Kolonel Pnb Mokh Mukhson, S.E., M.M. (18
Agustus 2021 - 5 Agustus 2022)
34. Kolonel Pnb Olot Dwi Cahyono (Mei 2015 -
April 2016).⭐ 40. Kolonel Pnb Abdul Haris, M.M.Pol.,
M.M.O.A.S. (5 Agustus 2022 - Sekarang)

Referensi
1. "Lanud Sulaiman" (http://tni-au.mil.id/content/lanud-sulaiman-0) Diarsipkan (https://web.archive.
org/web/20150213204908/http://tni-au.mil.id/content/lanud-sulaiman-0) 2015-02-13 di Wayback
Machine. website tni-au.mil.id
2. "AURI Membangun Pangkalan Udara Margahayu" (http://tni-au.mil.id/kotama/auri-membangun)
3. " "Pengalaman Perjuangan Para Mantan Komandan Dan Sesepuh Lanud Sulaiman" ".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-22. Diakses tanggal 2016-03-16.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?


title=Pangkalan_TNI_Angkatan_Udara_Sulaiman&oldid=22924507"

Anda mungkin juga menyukai