Sulaiman
(Dialihkan dari Bandara Sulaiman)
Langkah pertama yang dikerjakan adalah membuat jalan dari satu tempat yang kemudian disebut
pos I ke kampung Cimariuk. Kemudian memanfaatkan dan menata kembali fasilitas yang masih
bisa digunakan, membangun staf pangkalan, gedung seng (site 2), perumahan di blok B, C, D dan
Cimariuk. Pembangunan kembali dan peresmian pangkalan udara Margahayu pada tahun 1954
selesai. Perwira pertama yang menjadi komandan adalah Letnan Udara I Basir Surya. Mantan
pejuang yang bergerak di bidang teknik pesawat terbang. Kegiatan sejarah yang terjadi waktu itu
adalah pemindahan sekolah para dasar yang berada di pangkalan udara Andir ke Margahayu.
Sekolah terjun statik tersebut adalah pindahan dari pangkalan udara Maguwo. Pada tahun 1966
yang menduduki pucuk pimpinan pangkalan udara Margahayu adalah Koonel Udara Sulaiman.
Saat itu kegiatan pendidikan cukup padat disamping tugas pokok sebagai pangkalan udara. Pada
tanggal 8 Juni 1966 pukul 07.00 terjadi kecelakaan pesawat helikopter MI-4 buatan Rusia jatuh di
kompleks pabrik gas jalan Banten, Kiaracondong, Kota Bandung menewaskan 12 nyawa perwira
dan bintara AURI, termasuk Kolonel Udara Sulaiman. Kolonel Anumerta tersebut dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung bersama empat rekannya.
Komandan Pangkalan Udara Margahayu Kolonel Udara Sulaiman, merangkap Komandan Jendral
Komando Logistik (Danjen Kolog, sekarang Komandan Koharmatau) gugur bersama perwira TNI
AU, akibat jatuhnya pesawat yang ia naiki di Bandung. Rencananya, pesawat tersebut menuju
Tasikmalaya membawa rombongan untuk melaksanakan peresmian uji coba roket di pabrik
Dahana. Untuk mengenang jasa dan pengabdiannya, namanya diabadikan mengganti nama
pangkalan udara Margahayu menjadi Pangkalan Udara Sulaiman. Penggantian nama pangkalan ini
berdasarkan Surat Keputusan Menteri/ Panglima Angkatan Udara Nomor: 93/1966 tertanggal 30
Agustus 1966. Pangkatnya pun dinaikkan setingkat lebih tinggi menjadi Komodor Udara
Anumerta. Bertepatan dengan peringatan hari bakti TNI AU ke-33, diadakan persmian monumen
Komodor Udara anumerta Sulaiman oleh Panglima Komando Daerah Udara V Marsekal Muda TNI
Suti Harsono. Sebagai pangkalan udara kelas III yang kegiatannya cukup padat, maka berdasarkan
Surat Keputusan Kasau Nomor: 42/VII/1982 tanggal 14 Juli 1982 statusnya ditingkatkan menjadi
kelas utama, yaitu pangkalan udara utama.
Seiring dengan reorganisasi di lingkungan ABRI pada umumnya dan TNI AU khususnya, maka
pada tahun 1985, Lanuma Sulaiman mengalami perubahan pula. Selama beberapa tahun Wingdik
2 berdiri sendiri, dilikuidasi dan diintegrasikan ke dalam Lanuma. Lalu singkatan Lanuma diubah
menjadi Lanud (Pangkalan TNI Angkatan Udara), di seluruh Indonesia singkatan Pangkalan TNI
AU adalah Lanud. Mengingat banyak lembaga pendidikan, hingga mengangkat status, Lanu
Margahayu menjadi lanud pendidikan. Statusnya pun di bawah Komando Pendidikan Angkatan
Udara seperti halnya Lanud Adi Sutjipto dan Lanud Adi Soemarmo.
Satuan
Wing Pendidikan 200
Skadron Pendidikan 201
Skadron Pendidikan 202
Skadron Pendidikan 203
Skadron Pendidikan 204
Komandan
Komandan Lanud Sulaiman dari Masa ke Masa.[3]
Referensi
1. "Lanud Sulaiman" (http://tni-au.mil.id/content/lanud-sulaiman-0) Diarsipkan (https://web.archive.
org/web/20150213204908/http://tni-au.mil.id/content/lanud-sulaiman-0) 2015-02-13 di Wayback
Machine. website tni-au.mil.id
2. "AURI Membangun Pangkalan Udara Margahayu" (http://tni-au.mil.id/kotama/auri-membangun)
3. " "Pengalaman Perjuangan Para Mantan Komandan Dan Sesepuh Lanud Sulaiman" ".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-22. Diakses tanggal 2016-03-16.