Anda di halaman 1dari 25

Transformasi Hukum Islam ke dalam Hukum Nasional

Transformation of Islamic Law to National Law


Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syamsul ‘Ulum Gunungpuyuh
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
ahmadsuganda61@gmail.com & abihilqi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu pemikiran bahwa negara dalam
perkembangan peradaban manusia erat hubungannya dengan agama.
Hubungan keduanya mengalami pasang surut seiring dengan perkembangan
pemikiran manusia tentang fungsi negara dalam kehidupan pribadinya dan
sekaligus dalam hubungan agama dan negara yang dianutnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan transformasi hukum islam ke dalam hukum
nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
kepustakaan (library research), hal tersebut dilakukan untuk memperoleh
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Hasil
penelitian menunjukan bahwa era reformasi menggariskan konfigurasi sistem
politik hukum yang berbasis demokrasi. Sistem tersebut menandaskan
perlunya menata hukum yang populis dan responsif, tidak represif dan
otoriter. Kebijakan-kebijakan regulasi hukum harus mencerminkan aspirasi
warga masyarakat/ negara. Produk hukum yang dicapai harus menjadi kiblat
dalam menyelesaikan permasalahan hukum dan mencapai tujuan hidup
berbangsa dan bernegara. Substansi hukum dibangun bukan untuk melayani
kepentingan elit penguasa, tetapi harus menjadi instrumen dan pedoman
dalam menata pembangunan hukum yang bertujuan mewujudkan
kesejahteraan lahir dan batin. Euforia politik pasca reformasi menjadikan
iklim yang menimbulkan spirit mentransformasikan hukum Islam ke dalam
hukum nasional.
Kata Kunci: Hukum Islam, Hukum Nasional & Transformasi
Abstract
This research is motivated by a thought that the state in the development of
human civilization is closely related to religion. The relationship between the
two experienced ups and downs along with the development of human
thinking about the function of the state in their personal life and at the same
time in the relationship between religion and the state they adhered to. The
aims of this research to describe the transformation of Islamic law to

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 1


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

national law. This research uses a qualitative approach with library


research, this is done to obtain primary legal materials, secondary legal
materials and tertiary legal materials. Research result show that the reform
era outlines the configuration of the legal political system based on
democracy. The system emphasizes the need to organize laws that are
populist and responsive, not repressive and authoritarian. Legal regulation
policies must reflect the aspirations of the citizens/state. The legal products
that are achieved must be the mecca in solving legal problems and achieving
the life goals of the nation and state. The substance of the law is not built to
serve the interests of the ruling elite, but must be an instrument and guide in
managing legal development that aims to realize physical and spiritual well-
being. Post-reform political euphoria creates a climate that creates the spirit
of transforming Islamic law into national law.
Keywords: Islamic Law, National Law & Transformation

I. PENDAHULUAN ketatanegaraan. Persoalan agama


adalah persoalan pribadi (privacy).
Wacana Islam dan negara
Mereka yang menggagas
merupakan wacana yang diduga
pemberlakuan syari’at Islam
kuat tidak pernah mengalami kata
memiliki tujuan untuk mengawal
sepakat untuk menyatukan negara
negara agar tidak terjebak oleh
dan agama. Pro-kontra seputar
sistem sekuler yang dianggap
pemberlakuan syari’at Islam dalam
menjauhkan sistem negara dari
ketatanegaraan Indonesia tidak
norma agama.
dapat dilepaskan dari pertarungan
Pemberlakuan syari’at dalam
wacana yang belum pernah
suatu negara, maka perlu ada
mengenal kesepakatan di kalangan
pembatasan yang tegas tentang
pemikir-pemikir Islam. Penolakan
syari’at mana yang dimaksud.
sementara orang terhadap gagasan
Syari’at dalam pengertian pertama
pemberlakuan syari’at Islam di
mencakup bidang yang lebih luas
Indonesia, didorong oleh anggapan
dari apa yang dimaksud hukum
sebagian para cendikiawan muslim
dalam pengertian modern. Syari’at
yang tidak sepakat dengan
dalam pengertian yang kedua
formalisasi syari’at Islam. Mereka
mempunyai teks yang sangat
memandang bahwa persoalan-
terbatas, sedangkan permasalahan
persoalan normatif keagamaan
manusia begitu banyak. Adapun
(syari’ah) berada di luar konteks
syari’at dalam pengertian yang

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 2


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

ketiga sebagai fiqh, selain terdiri kekuatan dan kepentingan yang


berbagai interpretasi atau mazhab ada dalam masyarakat. Pandangan
yang lebih luas dari cakupan teokratis, menjalankan hukum apa
hukum dalam konteks negara, yang dilakukan manusia pada
merupakan pandangan dari masa masyarakat secara luas, baik itu
dan kondisi tertentu yang mungkin menyangkut ekonomi, politik,
sesuai atau tidak sesuai dengan maupun budaya, harus bisa
kondisi kekinian umat. Karena itu, dipertanggungjawabkan kepada
fiqh memerlukan penataan Tuhan. Dalam pemahaman ini,
kembali sehingga sesuai betul kekuasaan adalah milik Tuhan.
dengan hukum zaman sekarang Singkatnya, agama adalah
(fiqh kontemporer). panglima (Gunaryo, 2006).
Hukum adalah produk Gejala menggeliatnya
politik (MD, 2009), pembahasan tuntutan politik hukum Islam
politik hukum pun cenderung semakin nampak baik di tingkat
mengedepankan pengaruh politik nasional maupun di tingkat lokal,
atau pengaruh sistem politik terutama setelah masuknya era
terhadap pembangunan dan reformasi tahun 1998. Momentum
perkembangan hukum (Lev, reformasi dijadikan motivasi oleh
1990). Hukum adalah hasil tarik kelompok-kelompok ideologi
menarik berbagai kekuatan politik agama yang berkeinginan akan
yang mengejawantah dalam tegaknya syari’at Islam di Negara
produk hukum. Satjipto Raharjo Kesatuan Republik Indonesia
menyatakan bahwa hukum adalah sebagai ekspresi atas tekanan yang
instrumentasi dari putusan atau dirasakan selama bertahun-tahun.
keinginan politik sehingga Kondisi seperti itu, lebih
pembuatan peraturan perundang- sederhana bisa dianalogikan
undangan sarat dengan seperti manusia yang mulutnya
kepentingan-kepentingan tertentu. ditutup rapat-rapat (dibekam)
Dengan demikian, medan untuk tidak bisa berbicara
pembuatan peraturan perundang- bagaikan orang bisu, setelah
undangan menjadi medan dibuka terjadi ledakan merasa
perbenturan dan kepentingan- bebas untuk berekspresi yang
kepentingan. Badan pembuatnya tadinya politik Islam dibenci dan
akan mencerminkan konfigurasi ditakuti, setelah reformasi dicintai

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 3


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

dan disukai, pada gilirannya Ketiga, bahan hukum tersier yang


politik Islam berperan menjadi memberikan petunjuk maupun
terbuka lebar bagi orang yang penjelasan terhadap bahan hukum
ingin menerapkan syari’at Islam primer dan sekunder, berupa
melalui mekanisme dan kamus dan ensiklopedi.
pendekatan yang tepat. Reformasi III. HASIL PENELITIAN DAN
membuka gagasan-gagasan PEMBAHASAN
implementasi transformasi hukum A. Hubungan antara Politik
Islam ke dalam hukum nasional. dengan Hukum dalam Islam
Adapun penelitian ini fokus untuk 1. Pengertian Politik
mendeskripsikan transformasi Politik dalam Bahasa
hukum islam ke dalam hukum Inggris: politics; dari Yunani
nasional. politikos (menyangkut warga
II. METODE PENELITIAN negara) polites (seorang warga
Penelitian ini menggunakan negara) polis (kota, negara)
pendekatan kualitatif dengan politeia (kewargaan) (Isjwara,
metode kepustakaan (library 1964). Beberapa pengertian
research), hal tersebut dilakukan tentang politik:
untuk memperoleh: Pertama, a. Berhubungan dengan
bahan hukum primer yang berupa pemerintahan
aturan dasar dan peraturan b. Perkara mengelola,
perundang-undangan dan hukum mengarahkan, dan
nasional yang bernuansa hukum menyelenggarakan
Islam. Melalui bahan-bahan kebijaksanaan umum dan
hukum inilah diharapkan akan keputusan-keputusan atau
ditemukan format kebijakan kebijaksanaan yang
hukum. Kedua, bahan hukum menyangkut partai-partai yang
sekunder, yaitu yang memberikan berperan dalam kehidupan
penjelasan mengenai bahan hukum bernegara.
primer, seperti: hasil-hasil c. Bidang studi yang berkaitan
penelitian dari kalangan ahli dengan masalah-masalah sipil-
hukum dan non hukum yang sosial dan mengembangkan
relevan dengan objek penelitian pendekatan-pendekatan
ini, risalah persidangan terhadap pemecahan masalah-
pembentukan undang-undang; dan masalah tersebut.

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 4


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

d. Aktivitas yang berkaitan Manusia mencoba untuk


dengan relasi-relasi antara menentukan posisinya dalam
bangsa-bangsa dan kelompok- masyarakat, manakala mereka
kelompok sosial lainnya, yang berusaha meraih kesejahteraan
berhubungan dengan perkara pribadinya melalui sumber yang
penggunaan kekuasaan negara. tersedia dan manakala mereka
Aristoteles menulis suatu berupaya untuk mempengaruhi
risalah yang berjudul Politeni, orang lain agar menerima
yang judulnya sudah pandangannya, maka mereka akan
diterjemahkan sebagai Politik melihat dirinya sibuk dengan
(politic). Politik menurut kegiatan politik. Plato bisa
Aristoteles merupakan cabang dipandang sebagai bapak filsafat
pengetahuan praktis. Politik politik, dan Aristoteles sebagai
merupakan bagian dari etika yang bapak ilmu politik, di Barat setiap
berurusan dengan manusia dalam tindakan politik melibatkan
kegiatan kelompok. Manusia beberapa nilai politik yang
adalah makhluk-makhluk polis mendasarinya. Ciri-ciri sosialisasi
(negara-kota). Kecenderungan politik dan rangkaian pendapat,
alamiah dari manusia ialah sikap, serta keyakinan itulah yang
membentuk kelompok, bertindak sesungguhnya menjadi bagian dari
dalam kelompok, dan bertindak kebudayaan politik masyarakat.
sebagai kelompok. Maksud Politik adalah suatu cara berfikir
(tujuan, sasaran) politik sama campuran esensial. Ia tidak hanya
dengan tujuan etika dan sama mencakup argumentasi deduktif
dengan tujuan kehidupan manusia dan teori empiris, melainkan juga
pada umumnya: untuk mencapai mengkombinasikannya dengan
eudaimonia, kesejahteraan yang kepentingan normatif sehingga
sangat penting vital bagi setiap mensyaratkan suatu karakter yang
orang (Bagus, 1996). Aristoteles praktis dan menjadi pedoman
merupakan orang pertama yang bertindak.
memperkenalkan kata politik Politik menurut Kamus
melalui pengamatannya tentang Besar Bahasa Indonesia adalah
“manusia yang pada dasarnya proses pembentukan dan
adalah binatang politik” (Hamid, pembagian kekuasaan dalam
2002). masyarakat yang antara lain

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 5


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

berwujud proses pembuatan ‘Aqil menyatakan, “Siyasah adalah


keputusan, khususnya dalam suatu perbuatan yang membawa
negara (Departemen Pendidikan manusia dekat pada kemaslahatan
Nasional, 2008). Politik dalam dan terhindar dari kerusakan
bahasa Arab diartikan pula dengan walaupun Rasul tidak
siyasah, sebagaimana uraian ayat- menetapkannya dan Allah tidak
ayat al-Qur’an tentang politik mewahyukannya”.
secara sepintas dapat ditemukan 2. Pengertian Hukum
pada ayat-ayat yang berakar pada Hukum dalam bahasa Arab
kata hukum. Kata itu pada ‫( ا َ ْل ُح ْك ُُم‬al-hukmu) merupakan kata
mulanya berarti “menghalang- benda bentuk tunggal, adapun
halangi atau melarang” dalam bentuk jamaknya adalah ‫( ا َ ْْل َ ْحكَا ُْم‬al-
rangka perbaikan. Dari akar kata ahkam). Secara bahasa al-hukmu
yang sama terbentuk kata hikmah berarti ‫( ا َ ْلقَضَا ُْء‬al-qadha) yaitu
yang pada mulanya berarti kendali. memutuskan, memimpin,
Makna ini sejalan dengan siyasah memerintah, menetapkan dan
berakar kata sasa-yasusu- menjatuhkan hukuman. Bentuk
siyaasatan yang artinya fa'il-nya adalah ‫ ُالحكيم‬-‫( الحاكم‬al-
mengemudi, mengendalikan, dan haakim-al-hakiim) yaitu orang
cara pengendalian (Saebani, 2007). yang memutuskan suatu perkara
Siyasah berarti pemerintahan dan menjatuhkan hukuman kepada
dan politik, atau membuat yang bersalah. Dalam Kitab Ushul
kebijaksanaan. Abdul Wahab Fiqh disebutkan:
Khallaf menyatakan bahwa kata ِ‫اب هللا‬ ُ ‫ط‬ َ ‫ ِخ‬: َ‫ص ْو ِليِيْن‬ ُ ُ‫ا َ ْل ُح ْك ُم ِع ْندَ ْاْل‬
siyasah berarti mengatur, ‫طلَبًا أ َ ْو‬َ َ‫ا َ ْل ُمتَعَ ِل ُق بِأ َ ْفعَا ِل ْال ُمكَلَّ ِفيْن‬
mengurus, memerintah, ‫لصفَةُ الَّتِ ْى‬ِ َ ‫ ا‬: ‫اء‬ِ ‫ َو ِع ْندَ ْالفُقَ َه‬.‫ضعًا‬ ْ ‫َو‬
memimpin, membuat ‫اب‬ َ ْ َ
ُ ‫ي أث ُر ذَ ِل َك ال ِخط‬ َ َ ‫ِه‬
kebijaksanaan, pemerintahan dan “Hukum menurut ulama ushul
politik. Arti umumnya adalah fiqh: “Khitab Allah yang berkaitan
mengatur, mengurus dan membuat dengan amalan-amalan orang
kebijaksanaan atas sesuatu yang yang sudah dewasa (mukallaf)
bersifat politis untuk mencapai baik berupa tuntutan kewajiban,
suatu rujukan adalah siyasah. pilihan dan hukum wadh'i.” dan
Selain itu dikemukakan oleh Ibnu menurut ulama fiqh: “sifat yang
Qayyim yang dikutip dari Ibn

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 6


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

berbekas pada ketetapan Allah” tujuannya dan sebagainya


(Beik, 1988). (Ismatullah, 2008). Adapun
Pengertian ini menunjukan definisi dari hukum Islam itu
bahwa hukum adalah sesuatu yang sendiri setidaknya ada dua
menjadi tuntutan syara' atas setiap pendapat yang berbeda di kalangan
orang-orang yang sudah mukallaf para ulama dan ahli Hukum Islam
untuk melaksanakannya, baik hal di Indonesia. Hasbi ash-Shiddieqy
itu berupa tuntutan, pilihan atau dalam bukunya Falsafah Hukum
berbagai sebab yang Islam memberikan definisi dengan,
mengakibatkan adanya hukum "koleksi daya upaya fuqaha dalam
tersebut, seperti ahkam al- menerapkan syari'at Islam sesuai
khamsah yaitu wajib, haram, dengan kebutuhan masyarakat".
sunnah, makruh, dan mubah. Pengertian Hukum Islam dalam
3. Pengertian Hukum Islam definisi ini sama dengan atau
Kata hukum Islam sama sekurang-kurangnya mendekati
sekali tidak ditemukan di dalam al- kepada makna fiqh.
Quran dan literatur hukum Islam, Sementara itu Amir
yang ada dalam al-Quran adalah Syarifudin memberikan
kata syari'ah, fiqh, hukum Allah penjelasan bahwa apabila kata
dan yang seakar dengannya. Atau hukum dihubungkan dengan Islam,
yang biasa digunakan dalam maka hukum Islam berarti
literatur hukum dalam Islam "Seperangkat peraturan
adalah syari'at Islam, fiqh Islam berdasarkan wahyu Allah dan
dan hukum syara. Dengan sunnah Rasul tentang tingkah laku
demikian Hukum Islam manusia mukallaf yang diakui dan
merupakan istilah khas Indonesia diyakini berlaku dan mengikat
yang agaknya diterjemahkan untuk semua umat yang beragama
secara harfiyah dari term Islamic Islam. Secara sederhana dapat
Law dari literatur Barat. Jika dikatakan bahwa Hukum Islam
demikian halnya, jelas istilah adalah hukum yang berdasarkan
Hukum Islam tidak merupakan wahyu Allah". Sehingga hukum
terjemahan dari syari'ah, sebab Islam menurut ta'rif ini mencakup
Islamic Law sangat berbeda hukum syari'ah dan hukum fiqh,
dengan syari'ah, baik filosofinya, karena arti syara' dan fiqh
sumber pengambilannya, terkandung di dalamnya. Dengan

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 7


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

kata lain, menurut definisi ini, kebenarannya bersifat relatif


hukum Islam lebih luas meliputi (Ismatullah, 2008).
syari'ah dan fiqh. Tetapi, sekali Adapun siyasah atau politik
lagi, jika istilah hukum Islam dalam Islam merupakan bagian
merupakan adopsi dari istilah kecil dari hukum Islam, dalam kata
Islamic Law, sebagaimana lain adalah sub dari kajian fiqh di
dijelaskan di atas, maka hukum dalam Islam. Oleh sebab itu, fiqh
Islam adalah istilah yang sangat siyasah merupakan ilmu pranata
berbeda dengan syari'ah dan fiqh sosial yang dalam lingkup disiplin
sekalipun. Karena, dalam Islam, ilmu yang telah baku dinyatakan
baik syari'ah, fiqh, bahkan hukum sebagai salah satu ranting dari
Islam itu sendiri merupakan bagian ilmu sosial. Jika pada umumnya
dari Dinul Islam, tidak disebut ilmu politik dalam kajian
sebagaimana Islamic Law ilmu keislaman disebut fiqh
merupakan bagian dari ajaran siyasah, yang substansinya sama.
suatu agama (ash-Shiddiqi, 1982). Untuk pengembangannya, ada
Berdasarkan uraian di atas, ilmu politik pemerintahan dan
jelaslah bahwa kalau ada yang ketatanegaraan, sedangkan dalam
mengatakan bahwa hukum Islam fiqh siyasah, ada fiqh siyasah
itu tidak berubah dan tetap, maka dusturiyah dan siyasah dauliyah.
yang dimaksudkan dengan kata Adapun kajian yang
hukum Islam di sini adalah membicarakan politik ekonomi
bermakna syari'ah atau hukum merupakan bagian dari fiqh
syara', yakni ajaran Allah yang siyasah maliyah. Dengan
kebenarannya bersifat mutlak yang demikian, hubungan fiqh siyasah
telah lengkap serta sempurna. Jika dengan ilmu fiqh, ilmu sosial dan
dikatakan bahwa hukum Islam itu ilmu politik tidak dapat
berubah dan dapat dipisahkan, apabila dilihat dari
dikontekstualisasikan sesuai pengembangan pengetahuan dan
dengan perkembangan dan disiplin ilmu-ilmu sosial. Asumsi
perubahan zaman, maka itu dasar hubungan antara politik
merupakan hukum Islam dengan hukum adalah dikatakan
bermakna fiqh, sebagai hasil “hukum adalah produk politik”
ijtihad dan interpretasi manusia sehingga karakter setiap produk
(mujtahid) terhadap syari'ah, yang hukum akan diwarnai oleh

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 8


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

imbangan kekuatan pada Ilmu Hukum (jurisprudence), dan


konstalasi politik. tetap dalam koridor demokrasi jika
B. Politik Hukum Islam di ditinjau dari sistem politik yang
Indonesia pasca demokratis. Tentu ada strategi dan
Kemerdekaan pendekatan yang lain yang
Sistem hukum nasional, biasanya dilaksanakan oleh
menyebutkan bahwa poltik hukum pemerintah di negara yang
yang berlaku adalah poltik hukum mengklaim sebagai negara yang
nasional yaitu terjadi unifikasi menjalankan Syari’at Islam yaitu
hukum (berlakunya satu sistem dengan menggunakan logika dan
hukum di seluruh wilayah dasar bahwa setiap orang Islam
Indonesia), dimana sistem hukum harus menjalankan Syari’at Islam.
nasional tersebut terdiri dari (MD, Poltik hukum Islam dalam suatu
2009): Hukum Islam, Hukum negara dapat diartikan sebagai
Adat, Hukum Barat dan Sistem perluasan peran negara (penguasa)
hukum yang dibangun berdasarkan untuk merealisasikan
Pancasila dan UUD 1945. Di masa kemaslahatan dalam masyarakat
kemerdekaan Indonesia, antara sepanjang tidak bertentangan
hukum Islam, hukum Barat dan dengan ajaran agama Islam. Dalam
hukum Adat sama-sama menjadi pengertian bahwa negara mengatur
materi bagi pembangunan hukum kesejahteraan masyarakatnya
nasional yang menghendaki dengan menegakan hukum, dan
adanya unifikasi hukum Islam dan sepanjang terdapat kemaslahatan,
hukum Adat, untuk bisa berlaku maka Syari’ah telah ditegakan,
dalam sebuah negara terlebih sehingga hukum Islam tersebut
dahulu harus melalui positivisasi, tidak bersifat statis, tetapi
yakni memasukan prinsip-prinsip mengikuti perkembangan umat
hukum (Islam maupun Adat) ke manusia baik dalam kehidupan
dalam peraturan perundang- sosial maupun individual (Khalaf,
undangan (Anshori & Harahap, 1994).
2004). Maksud positivisasi C. Politik Hukum Islam Masa
menurut Azizy (2004) yaitu, Orde Lama
positivisasi yang bisa ditinjau dari Orde lama merupakan orde
aspek akademik tetap melalui transisi secara menyeluruh,
proses keilmuan dalam disiplin termasuk politik dan hukum. Pada

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 9


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

realitanya kedua bidang tersebut harta waris dan wakaf, namun


saling berkaitan. Tidak banyak setelah adanya perubahan pada
yang berubah bagi segi institusi tanggal 1 April 1937 kekuasaan
hukum dan pelembagaannya, dan peradilan ini mulai dikurangi,
dapat dikatakan semuanya masih terutama pada kasus harta waris
replica masa kolonial dan dan harta wakaf. Di dalam bidang
termasuk di dalamnya juga peradilan Islam, Wahid Hasjim
eksistensi pranata hukum Islam. turut mengeluarkan kebijakan
Subtansi hukum nasional kala itu yang menopang keberlangsungan
tidak jauh berbeda dari sistem peradilan agama agar tetap
hukum kolonial. Oleh karena itu berjalan meskipun sudah
proses keberlanjutan dan terdapatnya payung hukum UU
perubahan mulai terjadi pada fase No. 22 tahun 1946, ternyata lahir
ini. Diantara pranata-pranata Islam kemudian UU no. 32 tahun 1954
yang mengalami keberlanjutan dan yang menyatakan berlakunya UU
masuk sebagai agenda politik No. 22 tahun 1946. Kemudian
hukum Islam orde lama antara beberapa tahun selanjtnya
lain: keluarlah UU No. 29 tahun 1957
1. Regulasi Peradilan Islam Tentang Peradilan
Regulasi Peradilan Islam Agama/Mahkamah Syari’ah di
pada masa kolonial Belanda telah Aceh (Jalil, 2006).
diatur melalui Staatblad No. 152 2. Regulasi Perkawinan
tahun 1882 khusus melalui Regulasi perkawinan adalah
peraturan ini dapat diartikan regulasi yang telah diatur pada
bahwa pemerintah kolonial masa kolonial Belanda dengan
Belanda masih memberikan GHR (Gemengde Huwelijk Recht)
kesempatan kepada golongan 1898 No. 158, tahun 1904 No.279.
muslim untuk memberlakukan Regulasi tersebut mengatur
sistem hukumnya, terutama dalam perkawinan yang tidak
hal keluarga. Pembentukan sistem mengindahkan perbedaan agama
peradilan agama atau yang disebut dan keyakinan sebagaimana
Priesterraad dibentuk untuk dinyatakan dalam pasal 7 ayat 2
mengadili perkara-perkara perdata regulasi tersebut. Pada masa orde
yang terkait dengan agama Islam lama aturan perkawinan tidak
seperti perkawinan, perceraian, banyak berubah dari aturan

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 10


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

pemerintah kolonial, sampai Setelah Indonesia merdeka


adanya sebuah usaha untuk dari penjajahan kolonial Belanda
membuat regulasi. Departemen (17 Agustus 1945), peraturan
agama sebagai lembaga perundang-undangan yang
pemerintahan terus berupaya untuk berkaitan dengan perwakafan yang
membuat regulasi perkawinan, telah dikeluarkan dan merupakan
terutama yang dapat produk pemerintah kolonial
merepresentasikan subtansi nilai- Belanda yaitu Bijblad 1905 Nomor
nilai keislaman tetapi usaha 6196, Bijblad 1931 Nomor 1253,
tersebut selalu mendapatkan Bijblad 1934 Nomor 13390 dan
pertentangan dari kalangan Bijblad 1935 Nomor 13480 masih
sekuler. Pada tahun 1950 Menteri tetap diberlakukan berdasarkan
Agama, Wahid Hasjim pasal II Aturan Peralihan Undang-
membentuk sebuah komite yang Undang Dasar 1945 yang
khusus untuk membentuk aturan menyatakan bahwa; seluruh badan
perkawinan dengan nama komite negara dan peraturan yang ada
penyelidik aturan hukum masih langsung berlaku, selama
perkawinan Nikah, Talak dan belum diadakan yang baru
Rujuk (NTR). Anggota komite ini menurut Undang-Undang Dasar
terdiri dari beberapa muslim, ini. Kemudian dalam perjalanan
pemeluk Protestan dan Katolik kemerdekannya, pemerintah
serta aktivis perempuan. Tahun Indonesia memandang penting
1954, komite tersebut telah untuk mengatur perwakafan
merampungkan RUU Perkawinan karena ia sebagai institusi
Peraturan Umum (1952) RUU keagamaan yang disamping
Perkawinan Umat Islam. Namun sebagai ibadah mahdah, juga ia
RUU itu tidak sampai berdimensikan sosial. Delapan
diberlakukan karena dipandang tahun setelah kemerdekaan
tidak memuaskan oleh Menteri Indonesia, tepatnya tanggal 22
Agama. Sebaliknya Menteri Desember 1953 Pemerintah
Agama saat itu memberlakukan Indonesia melalui Departemen
UU No.22/1946 hingga Agama mengeluarkan petunjuk-
dikukuhkan menjadi UU No. petunjuk mengenai wakaf, yang
35/1954. selanjutnya perwakafan menjadi
3. Regulasi Wakaf wewenang Bagian D (ibadah

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 11


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

sosial), Jawatan Urusan Agama. A.III/I/648 Tahun 1950 yang


Kemudian pada tanggal 8 Oktober menunjuk PPHI sebagai lembaga
1956 Departemen Agama melalui yang sah disamping pemerintah
Jawatan Urusan Agama, untuk mengurus dan
mengeluarkan Surat Edaran No. menyelenggarakan Ibadah Haji di
3/D/1956 tentang Wakaf yang Indonesia. Pada masa itu salah satu
Bukan Milik Kemasjidan dan langkah penting pembenahan
Surat Edaran No. 5/D/1956 penyelenggaraan Ibadah Haji oleh
tentang Prosedur Perwakafan pemerintah dalam hal ini
Tanah. Edaran ini sebagai tindak Departemen Agama adalah
lanjut dari peraturan-peraturan dialihkan transportasi laut ke
sebelumnya yang dirasakan belum transportasi udara yang lebih
memberikan kepastian hukum modern agar mengurangi
terhadap wakaf (Wadjdy & penderitaan jamaah haji apabila
Mursyid, 2007). menaiki kapal laut yang penuh
4. Regulasi Haji dengan bahaya. Pada masa tahun
Pada awal kemerdekaan 1950-an tersebut penanganan haji
penyelenggaraan Ibadah Haji secara langsung tidak dilakukan
dilakukan oleh Penyelenggara Haji oleh Departemen Agama
Indonesia (PHI) yang berada pada melainkan oleh Panitia Haji.
setiap Keresidenan atau D. Politik Hukum Islam Masa
Pemerintah Daerah. Dalam Orde Baru
perkembangan selanjutnya, Badan Dibandingkan awalnya
Kongres Muslimin Indonesia berdirinya orde baru hingga tahun
(BKMI) mendirikan sebuah 70-an yang mencerminkan pola
yayasan yang secara khusus hubungan hegomonik antara Islam
menangani Ibadah Haji, yaitu dengan pemerintah orde baru.
Panitia Perbaikan Perjalanan Haji Ditandai dengan kuatnya negara
Indonesia (PPHI) yang diketuai ideo-politik menguasai wacana
oleh K.H.M Sudjak. Kedudukan pemikiran Sospol dikalangan
PPHI semakin kuat tatkala Menteri masyarakat melahirkan respon
Agama mengeluarkan Surat kaum intelektual menolak
Kementerian Agama RIS No. 3170 modernisme dan melahirkan
Tahun 1950 dan Surat Edaran ketegangan-ketegangan. Atau
Menteri Agama RIS No. periode 1980-an yang bersifat

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 12


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

resipokal, yaitu suatu hubungan yang bersekolah disekolah-sekolah


yang mengarah pada tumbuhnya Kristen. Inilah yang seringkali
saling pengertian timbal balik serta mendasari perseteruan Islam dan
pemahaman diantara kedua belah Kristen di Indonesia. Lewat
pihak khususnya mengenai format berbagai lobi yang intensif
politik yang diidialisasikan akhirnya UU Pendidikan baru
bersama dan diharapkan dapat dirumuskan dan dilahirkan. Tidak
mempertahankan kepentingan diragukan lagi, hasil perundangan
masing-masing, maka periode tersebut memuaskan banyak umat
1990-an bersifat akomodatif, hal Islam. Hal ini tidak hanya
ini ditandai dengan semakinnya disebabkan oleh kenyataan bahwa
responsifnya birokrasi orde baru UU baru ini memasukan pelajaran
terhadap Islam yang antara lain agama kedalam kurikulum
ditandai dengan lahirnya sejumlah pendidikan tetapi juga menjamin
kebijakan yang mengakomodasi siswa muslim yang belajar di
aspirasi umat Islam, terutama sekolah-sekolah Kristen untuk
dalam hal legislatif. Diantara memperoleh pelajaran agama
kebijakan-kebijakan tersebut Islam. Sekurang-kurangnya secara
adalah: teoritis, UU itu mengharuskan
1. Undang-Undang Pendidikan sekolah-sekolah Kristen untuk
Nasional memberikan pelajaran agama
UU No. 4/1950 yang Islam kepada siswa-siswa muslim
mengatur tentang pendidikan, mereka, dengan begitu mereka
dimana memuat ketentuan tentang tidak diperbolehkan menawarkan
mata pelajaran agama dianggap pelajaran agama Kristen terhadap
sudah tidak lagi responsif, siswa-siswa muslim, atau secara
setidaknya karena dua alasan, simbolik hal ini mencerminkan
Pertama: karena mata pelajaran pengakuan yang penting terhadap
agama bukanlah mata pelajaran kenyataan bahwa Negara yang
wajib melainkan mata pelajaran dalam kenyataannya bukanlah
sukarela sehingga menjadi sangat teokratis ataupun sekuler, benar-
tergantung kepada orang tua siswa. benar mengakui peran penting
Kedua: yang merupakan hal agama termasuk dalam Pendidikan
penting adalah tidak adanya (Effendy, 1998).
jaminan hak banyak siswa muslim

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 13


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

2. UU Pendidikan Agama No. 7 1) Ketidak seragaman dalam


Tahun 1989 dan Kompilasi nama dan wewenang
Hukum Islam 2) Ketiadaan otonomi hukum
Secara garis besar isi dan 3) Perbedaan administrasi
pembagian bab-bab dalam UU No. 4) Ketiadaan acuan hukum
7 tahun 1989 adalah: yang terpadu.
a. UU ini menjadikan peradilan Ketidak seragaman misalnya
agama benar-benar sebagai kita dapati ketika Peradilan Agama
aparat kekuasaan kehakiman hanya mengatur urusan
menurut UUD 45. perkawinan sementara urusan-
b. Ada beberapa lembaga hukum urusan yang menyangkut waris
yang kini menjadi asset Negara dan wakaf diatur oleh Peradilan
secara perdata nasional, yaitu Negeri. Sementara Peradilan
lembaga lain dan gagasan Agama juga tidak mempunyai
dalam sengketa keluarga bukan otonom hukum. Putusan-putusan
sengketa, berakhir dengan peradilan agama tidak memiliki
menang kalah. kekuatan hukum jika tidak diakui
c. Soal “Pilihan Hukum” oleh Peradilan Negeri. Disamping
dirumuskan sedemikian rupa, itu, Peradilan Agama juga tidak
sehingga tidak akan berwenang memaksakan putusan-
melestarikan akibat-akibat putusannya. Kekuasaan untuk
rekayasa ilmiah hukum mengeksekusi putusan-putusan
kolonialisme dan soal peradilan agama tetap berada di
kontroversi antar hukum Islam tangan Peradilan Negeri.Selain
dan Hukum Adat. putusan-putusannya juga tidak
d. Syarat beragama Islam bagi mempunyai status administratif
hakim, Panitera, Sekretaris dan yang setara vis a vis putusan-
Jurusita bukan merupakan putusan lain dari lembaga
diskriminasi tapi kualifikasi peradilan yang berbeda. Hal ini
(Arifin, 1996). UU PA yang dikarenakan hakim dilingkungan
baru ini setidaknya menjawab Peradilan Agama hanya diangkat
beberapa hal yang selama ini oleh Menteri Agama sementara
menjadi problema keberadaan hakim lain diangkat oleh Kepala
Peradilan Agama di Indonesia Negara. Akhirnya kelemahan lain
yaitu (Effendy, 1998): adalah tidak adanya acuan hukum

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 14


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

yang tunggal yang menjadi dasar para siswi muslim di lembaga


bagi putusan hakim mereka. pendidikan menengah untuk
Sebaliknya dalam upaya untuk mengenakan jilbab ketika masuk
menghasilkan putusan hukum sekolah tanpa harus takut karena
mereka merujuk pada beberapa sangsi (Effendy, 1998).
karya klasik mengenai 4. Pendirian Bank Muamalat
yurisprudensi Islam pilihan Sebagai Bank Islam
mereka. Masalah terakhir ini pula Wacana perbankan Syari’ah
yang kemudian mengilhami dalam Islam merupakan gagasan
lahirnya Kompilasi Hukum Islam yang sebenarnya sejak lama
(KHI). KHI disusun dan dikumandangkan oleh banyak
dirumuskan untuk mengisi orang. Adanya keinginan untuk
kekosongan hukum subtansi menciptakan suatu tatanan
(menyangkut hukum perkawinan, masyarakat ekonomi yang
kewarisan dan perwakafan) yang berdasarkan Syari’at adalah suatu
diberlakukan pada peradilan dalam tuntutan yang harus dilakukan agar
lingkungan Peradilan Agama kehidupan ekonomi sejalan dengan
(Bisri, 1999). ajaran syari’at tersebut. Sejak
3. Perubahan Kebijakan Jilbab awalnya telah ada konferensi Islam
Pemerintah melalui yang secara internasional yang
Departemen Pendidikan dan berlangsung pada tahun 70-an
Kebudayaan pada tahun 1982, yang membahas tentang sistem
mengeluarkan SK No. perbankan syari’ah secara
052/C/Kep/D/1982 yang melarang internasional. Walaupun ada
siswi muslim di sekolah-sekolah beberapa kecenderungan yang
menengah mengenai jilbab selama terjadi pada pemikir-pemikir
jam-jam sekolah, karena hal ini ekonomi Islam, antara lain
dianggap melanggar peraturan kecenderungan teoritis dan
mengenai seragam sekolah. pragmatis. Kecenderungan teoritis
Namun pada tahun 1991 lebih mengedepankan konsep
pemerintah melalui Dirjen terhadap tuntutan bank menurut
Pendidikan Dasar dan Menengah Islam, sedangkan yang kedua
mengeluarkan peraturan baru adalah kecenderungan untuk
mengenai seragam pelajaran. mendirikan bank-bank Islam yang
Keputusan ini memperbolehkan

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 15


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

berorientasi kepada hukum Syara Dengan keputusan tersebut, maka


(Sumitro, 2004). rakyat merasa diperhatikan
Sementara itu di Indonesia, langsung oleh pemerintah. Dalam
perkembangan wacana perbankan rangka mengefensienkan
Syari’ah mulai marak pada dekade pelaksanaan penyelenggara haji,
80-an, ketika itu ada peraturan maka pada tahun tersebut biaya
tentang deregulasi perbankan yang perjalanan ibadah haji ditetapkan
klausulnya menerjemahkan ada oleh Presiden berdasarkan kriteria
peluang bagi pelaku ekonomi penggunaan transportasi melalui
untuk mendirikan bank yang Keputusan Presiden Nomor 11
sesuai dengan konsep syari’ah. tahun 1970, yaitu biaya perjalanan
Para pemikir dan pengamat pesawat terbang Rp. 380.000,
menyakini bahwa dengan konsep sedangkan berdikari sebesar Rp.
syari’ah (Karnaen & Antonio, 336.000. Secara resmi pemerintah
1992), Bank Islam mampu tidak menetapkan biaya haji
bersaing dengan sistem bank dengan kapal laut karena jumlah
konvensional, hal ini dikarenakan calon jamaah haji yang
bank Islam memiliki aturan Build menggunakan kapal laut
in Concept yang berorientasi mengalami penurunan yang
kepada kebersamaan. Dengan signifikan. Sekalipun demikian,
adanya BMI (Bank Muamalat pemerintah memberikan
Indonesia) sebagai bank yang kebebasan kepada jamaah haji
pertama muncul dalam konsep berdikari tetap menggunakan kapal
Syari’ah adalah sebuah peluang laut.
bagi terciptanya sistem syari’ah di E. Politik Hukum Islam Masa
Indonesia sebagai bagian dari Reformasi
politik hukum di Indonesia. Selepas masa orde baru dan
5. Pengaturan Ibadah Haji Indonesia maulai menyongsong
Pemerintah ikut masa reformasi dengan banyak
bertanggung jawab secara penuh perubahan yang terjadi, khususnya
dalam penyelenggaraan ibadah dalam hal ketatanegaraan yang
haji, sejak penentuan biaya hingga juga akhirnya berimplikasi kepada
pelaksanaan serta hubungan antara kebijakan politik hukum Islam.
dua negara yang mulai Hubungan baik antara Islam dan
dilaksanakan pada tahun 1970. pemerintah berdampak positif

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 16


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

terhadap islamisasi pranata politik, dan finansial berada satu atap


hukum, sosial, dan budaya Islam. dibawah Mahkamah Agung.
Perundang-undangan yang Dengan adanya kebijakan ini,
bercorak Islam pada reformasi maka lembaga-lembaga peradilan
paling tidak memiliki tiga bentuk: yang ada di Indonesia segera
1). Perundangan yang secara dialihkan ke Mahkamah Agung.
materil dan formil menggunakan Kebijakan ini dilakukan untuk
pendekatan corak Islam, 2). memisahkan kekuasaan eksekutif
Perundangan yang dibuat dengan yudikatif dengan tujuan
berdasarkan proses taqnin yang asa untuk memantapkan posisi
dan normanya dijiwai dari nilai- lembaga peradilan pada segi
nilai Islam, 3). Hukum Islam yang hukum formal dan teknis
ditransformasikan ke dalam peradilan. Perubahan yang
perundangan melalui proses signifikan yang juga terjadi yaitu
persuasive, source and authority menyangkut kewenangan
source. Berlakunya perundangan Peradilan Agama yang secara
yang bernuansa Islam di Indonesia konstitusional diperoleh melalui
telah mendapatkan legitimasi UU No. 3 tahun 2006 sebagai
yuridis, sehingga proses legislasi perubahan atas UU No. 7 tahun
hukum Islam berjalan lancar. 1989 tentang Peradilan Agama
Bukti dari keadaan ini adalah yang disetujui DPR tanggal 21
dengan adanya beberapa produk Februari 2006. UU ini muncul
perundang-undangan yang secara sebagai konsekuensi adanya UU
formil maupun material tegas No. 4 tahun 2004 tentang
memiliki muatan yuridis hukum kekuasaan kehakiman. Pada pasal
Islam, antara lain: 3 UU No. 3 tahun 2006 disebutkan
1. UU No. 35 tahun 1999 bahwa Peradilan Agama adalah
Tentang Pengaturan salah satu pelaku kekuasaan
Peradilan Agama kehakiman bagi rakyat pencari
Konsekwensi dari keadilan yang beragama Islam
diundangkannya UU No. 35 tahun mengenai perkara tertentu.
1999 mengartikan bahwa segala 2. UU No. 21/2008 Tentang
urusan peradilan baik yang Regulasi Perbankan Syari’ah
menyangkut teknis yudisial Perkembangan aplikasi
maupun orbanisasi, administrasi, ekonomi Islam dalam berbagai

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 17


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

bidangnya pada sepuluh tahun 3. UU No. 13/2008 Tentang


terakhir (2000-2010) menunjukan Penyelenggaraan Ibadah Haji
pertumbuhan yang sangat Pada masa reformasi
imprensif. Hal ini berbeda sekali tepatnya pada tahun 1999 akhirnya
dengan perkembangan aplikasi dimulai era baru pada
ekonomi Islam dalam sepuluh penyelenggaraan haji di Indonesia
tahun sebelumnya (1989-1999). dengan keluarnya UU No. 17
Hal ini dapat dilihat dari jumlah tahun 1999 tentang
institusi perbankan syari’ah yang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
tumbuh dan berkembang pada dua Dengan keluarnya undang-undang
kurun periode tersebut. Pada tahun ini diharapkan penyelenggaraan
1989-1999 hanya ada 2 BUS, I ibadah haji di Indonesia dapat
UUS dan 79 BPRS dengan asset dilakukan dengan lebih
masih berkisar 1,5 triliun. Pada 17 berkualitas. Pasal 5 UU No. 17
Juni 2008 telah diundangkan UU tahun 1999 mengatur bahwa
No. 21 tahun 2008 tentang “penyelenggaraan ibadah haji
Perbankan Syari’ah lahirnya UU bertujuan untuk memberikan
Perbankan Syari’ah menandai era pembinaan, pelayanan, dan
baru perbankan Syari’ah perlindungan yang sebaik-baiknya
berpayung hukum jelas. Dengan melalui sistem dan manajemen
UU perbankan Syari’ah ini makin penyelenggaraan yang lebih baik
memperkuat landasan hukum agar pelaksanaan haji dapat
perbankan Syari’ah sehingga dapat berjalan dengan aman, tertib,
setara dengan bank konvensional. lancar, dan nyaman sesuai dengan
Selain itu, payung hukum ini tuntunan agama serta jamaah haji
makin menguatkan eksistensi dapat melaksanakan ibadah secara
perbankan syari’ah di Indonesia mandiri sehingga diperoleh haji
dan juga dapat makin memacu “mabrur” inilah hal yang dituju
peningkatan peran dan kontribusi dalam undang-undang tersebut
perbankan syari’ah dalam dalam hal penyelenggaraan ibadah
mengentaskan kemiskinan haji, yaitu memberikan
(poverty alleviation), pembinaan, pelayanan, dan
kesejahteraan masyarakat dan perlindungan yang sebaik-baiknya
pembukaan lapangan kerja serta melalui sistem dan manajemen
pembangunan nasional. penyelenggaraan yang baik.

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 18


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

4. UU No. 23/2001 Tentang 38 tahun 1999 dan Keputusan


Pengaturan Pengelolaan Direktur Jenderal Bimas Islam dan
Zakat Urusan Haji No. D-291 tahun 2000
Terbentuknya kabinet tentang Pedoman Teknis
reformasi memberikan peluang Pengelolaan Zakat (Fakhruddin,
baru kepada umat Islam, yaitu 2008). Segala peraturan yang
kesempatan baik untuk kembali diterbitkan bertujuan untuk
menggagas wacana RUU menyempurnakan sistem
pengelolaan Zakat yang sudah 50 pengelolaan zakat. Seperti pada
tahun lebih diperjuangkan. Komisi masa pra kemerdekaan zakat
VII DPRI yang bertugas sebagai sumber dana perjuangan,
membahas RUU tersebut. maka pada era reformasi zakat
Penggodokan RUU memakan dipergunakan sebagai pranata yang
waktu yang sangat panjang. Hal ini mampu mengangkat potensi
disebabkan perbedaan visi dan ekonomi umat.
misi antara pemerintah dan 5. UU No. 41/2004 Tentang
anggota DPR. Satu pihak Wakaf
menyetujui apabila persoalan zakat Sejalan dengan
diatur berdasarkan undang- perkembangan zaman dan dengan
undang, sementara pihak lain tidak melihat peluang dan potensi serta
menyetujui dan lebih mendorong manfaat ekonomi yang besar pada
supaya pengaturannya diserahkan lembaga wakaf, maka bangsa
kepada masyarakat (Ali, 1988). Indonesia mulai melirik untuk
Pada tahun 1999 Undang-undang mengelola dan memberdayakan
No. 38 tahun 1999 tentang wakaf secara profesional baik dari
Pengelolaan Zakat dikeluarkan sisi manajemen, kenazdiran,
oleh DPR. Pemerintah bersama kemitraan dan sebagainya,
DPR berusaha memajukan terutama yang menyangkut
kesejahteraan sosial dan harta/benda wakaf (muquf) untuk
perekonomian bangsa dengan kepentinga ibadah dan memajukan
menerbitkan Undang-undang kesejahteraan umum, manajemen
tersebut. Kemudian dikeluarkan pengelolaan, serta lembaga yang
pula Keputusan Menteri Agama berkopenten dalam bidang
No. 581 tahun 1999 tentang perwakafan. Sebagaimana
Pelaksanaan Undang-undang No. dikemukan dalam konsideran

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 19


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

Undang-undang tersebut yang yang terdiri atas sejumlah unsur


menyatakan; bahwa lembaga hukum yang saling terkait satu
wakaf sebagai pranata keagamaan sama lain berdasarkan asas utama
yang memiliki potensi dan manfaat Pancasila dan UUD-NRI 1945
ekonomi perlu dikelola secara (Goesniadhie, 2010). Sistem
efektif dan efisien untuk hukum nasional dibentuk dan
kepentingan ibadah dan untuk disusun berdasarkan asas-asas,
memajukan kesejahteraan umum. norma-norma dan kaidah-kaidah
Berdasarkan pertimbangan yang tertuang dan bersumber dari
tersebut, pemerintah bersama- Pancasila dan UUD-NRI 1945.
sama legislative menyusun sebuah Sistem hukum ini dikenal dengan
undang-undang yang lebih sistem yuridis ideal, sehingga
konprehensip untuk menciptakan setiap peraturan hukum yang
tertib hukum dan administrasi berada di bawahnya tidak boleh
wakaf, guna melindungi harta bertentangan dengan asas ataupun
benda wakaf dan tujuan wakaf, norma yang tertuang dalam
serta kepastian hukum perwakafan. Pancasila maupun UUD-NRI
Undang-undang dimaksud yaitu 1945. Sistem politik hukum
undang-undang Nomor 41 tahun nasional disusun secara hirarkis
2004 tentang wakaf yang dan berlandaskan cita-cita hukum
diundangkan pada tanggal 27 di dalam Pancasila untuk
Desember 2004 (Lembaga Negara mewujudkan keadilan dan prinsip
Republik Indonesia Tahun 2004 konstitusional.
Nomor 159 Tambahan Lembaran Harmonisasi sistem hukum
Negara RI Nomor 4459). nasional akan terbentuk jika ada
F. Harmonisasi antara Sistem keserasian, keseimbangan,
Hukum Islam dengan Sistem konsistensis serta tidak adanya
Hukum Nasional pertentangan di antara satu
Hukum sebagai kerangka peraturan hukum dengan lainnya,
konseptual menetapkan ketentuan baik secara vertikal maupun
bahwa hukum harus horizontal. Langkah ideal dalam
mencerminkan keseluruhan aturan harmonisasi sistem hukum
atau putusan hukum yang saling nasional diwujudkan dengan
terkait dan berlaku di masyarakat. menyelaraskan, menyerasikan,
Hukum nasional adalah sistem menyeimbangkan, dan menjaga

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 20


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

konsistensi elemen-elemen sistem pelacuran, dan perintah zakat


hukum berdasarkan falsafah sebagaimana diatur dalam
Pancasila dan UUD-NRI 1945 Undang-Undang Republik
(Asshiddiqie, 2010). Harmonisasi Indonesia Nomor 7 Tahun 1974
hukum diwujudkan untuk tentang Penertiban Perjudian atau
menegakkan kepastian hukum, Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
ketertiban hukum, penegakan Darussalam Nomor 13 Tahun 2003
hukum, dan perlindungan hukum. tentang Maisir (Perjudian).
Harmonisasi dalam sistem hukum Regulasi peraturan perundang-
nasional memiliki kaitan langsung undangan tersebut secara implisit
dengan proses pembangunan ataupun eksplisit bersumber dari
keserasian dan keseimbangan norma agama, terutama norma
substansi hukum atau peraturan agama Islam, tetapi asas
perundang-undangan. Jika ditelaah manfaatnya memiliki jangkauan
dari substansinya, hukum atau yang sangat luas, sebab larangan
peraturan perundang- minum-minuman khamar pada
undangan/peraturan daerah yang dasarnya merupakan sistem hukum
dirumuskan oleh lembaga yang berdaya guna untuk menciptakan
berwenang harus mencermikan ketertiban dan keamaan serta
asas-asas, norma-norma hukum kesehatan, baik mental maupun
yang berlaku di masyarakat, fisik bagi warga masyarakat.
sehingga hukum yang dibentuk Demikian juga Undang-
mencerminkan aspirasi warga Undang Republik Indonesia
masyarakat atau bersifat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
demokratis. Perbankan Syariah dalam perihal
Adapun norma-norma menimbang dijelaskan bahwa
hukum positif yang bersumber “sejalan dengan tujuan
langsung dari norma-norma agama pembangunan nasional Indonesia
Islam secara spesifik tetapi untuk mencapai terciptanya
memiliki manfaat luas di antaranya masyarakat adil dan makmur
adalah sebagai berikut: Pertama, berdasarkan demokrasi ekonomi,
peraturan perundang-undangan dikembangkan sistem ekonomi
mengenai larangan minum- yang berlandaskan pada nilai
minuman khamar/minuman keras, keadilan, kebersamaan,
larangan berjudi, larangan pemerataan, dan kemanfaatan yang

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 21


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

sesuai dengan prinsip syariah”. tujuan dari norma agama ini


Sejumlah kaidah dalam ilmu fiqh adalah untuk mengatur reg ulasi
digunakan untuk kegiatan hukum bagi kaum muslim. Hal ini
transaksi/ jual-beli atau dapat dipahami dari pasal-pasal
perdagangan, misalnya dalam berikut: pasal 1 menyebutkan
pasal 19 dinyatakan bahwa bahwa “Perkawinan adalah ikatan
kegiatan usaha Bank Umum lahir batin antara seorang pria dan
Syari’ah pada dasarnya bersumber seorang wanita sebagai suami istri
dari norma-norma agama Islam dengan tujuan membentuk
sebagaimana misalnya akad keluarga atau rumah tangga yang
wadi’ah, akad mudharabah, akad bahagia dan kekal berdasarkan
musyarakah, akad murabahah, Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pasal
akad salam, akad istishna’, akad 2 menyebutkan bahwa “(1)
qardh, akad ijarah dan/atau sewa Perkawinan adalah sah apabila
beli dalam bentuk ijarah dilakukan menurut hukum masing-
muntahiya bittamlik, akad masing agama dan
hiwalah, akad kafalah. kepercayaannya itu. (2) Tiap-tiap
Kedua, regulasi perkawinan dicatat menurut
hukum/peraturan perundang- peraturan perundang-undangan
undangan yang bersumber dari yang berlaku”.
norma agama Islam dengan tujuan Demikian juga regulasi
khusus bagi kaum muslim dan hukum mengenai peraturan
muslimah, dan tidak memiliki perundangan yang mengatur
kaitan yang luas dengan umat lain secara khusus mengenai ibadah
sebagaimana diatur dalam haji sebagaimana dinyatakan
Undang-Undang Republik Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Indonesia Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Perkawinan dalam perihal tentang Penyelenggaraan Ibadah
menimbang dinyatakan bahwa Haji, dalam perihal menimbang
“sesuai dengan falsafah Pancasila menyatakan: “a) bahwa negara
serta cita-cita untuk pembinaan Republik Indonesia men- jamin
hukum nasional, perlu adanya kemerdekaan warga negaranya
Undang-Undang tentang untuk beribadah menurut
Perkawinan yang berlaku bagi agamanya masing-masing; b)
semua warga Negara”. Fungsi dan bahwa ibadah haji merupakan

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 22


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

rukun Islam kelima yang wajib dan akomodasi terhadap nilai-nilai


dilaksanakan oleh setiap orang luhur masyarakat atau budaya
Islam yang mampu agama. Wilayah politik dan agama
menunaikannya; c) bahwa upaya merupakan wilayah yang saling
penyempurnaan sistem dan berhubungan bersifat diferensiatif,
manajemen penyelenggaraan bukan wilayah yang integral
ibadah haji perlu terus dilakukan maupun terpisah. Sistem politik
agar pelaksanaan ibadah haji hukum di Indonesia memberikan
berjalan aman, tertib, dan lancar ruang untuk melakukan perubahan
dengan menjunjung tinggi dan penyerapan terhadap norma-
semangat keadilan, transparansi, norma agama termasuk norma
dan akuntabilitas publik”. agama Islam (syari’ah) yang dapat
Hamonisasi politik hukum menjadi sumber legislasi hukum
Islam dalam sistem politik hukum baik dalam skala nasional.
ini, jika meminjam istilah Zudan IV. KESIMPULAN
Arif Fakrulloh dapat dinyatakan Proses transformasi hukum
bahwa pembangunan hukum di Islam ke dalam supermasi hukum
Indonesia harus dilakukan dari nasional di Indonesia diperlukan
dalam Indonesia sendiri partisipasi semua pihak dan
(development from within) dengan lembaga terkait seperti hubungan
mengandalkan modal sosial hukum Islam dengan badan dan
kultural dan kekuatan yang sudah kekuasaan negara yang mengacu
dimiliki oleh bangsa Indonesia kepada kebijakan politik hukum
sendiri, sehingga tidak terlepas yang ditetapkan. Politik hukum
dari akar budaya bangsa Indonesia. tersebut merupakan produk
Dengan demikian, norma hukum interaksi kalangan elit politik yang
yang dibangun benar-benar lahir berbasis kepada berbagai
dari kesadaran dan norma budaya kelompok sosial budaya. Ketika
sendiri, yaitu norma agama Islam elit politik Islam memiliki daya
yang menjadi agama mayoritas tawar yang kuat dalam interaksi
bangsa Indonesia. Harmonisasi ini politik itu, maka peluang bagi
dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan hukum Islam untuk
memberikan ruang penghargaan transformasi semakin besar.

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 23


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud. (1988). Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf.
Jakarta: UI Press
Anshori, Abdul Gofur & Harahap, Yulkarnaen. (2004). Hukum Islam
Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Kreasi Total Media.
Arifin, Bustamin. (1996). Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia; Akar
Sejarah Hambatan dan Prospek. Jakarta: Gema Insani Pers
Ash-Shiddiqi, TM. Hasbi. (1982). Pengantar dan Sejarah Hukum Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Asshiddiqie, Jimly. (2010). Perihal Undang-Undang. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Azizy, A. Qodri. (2004). Elektisisme Hukum Nasional (Kompetisi Antar
Hukum Islam dan Hukum Umum). Edisi Kedua. Yogyakarta: Gema
Media Ofset
Bagus, Lorens. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Beik, Muhammad al-Hudhari. (1988). Ushul Fiqh. Beirut: Dar al-Fikr.
Bisri, Cik Hasan. (1999). KHI dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta:
Logos.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa Indonesia Jakarta;
Pusat Bahasa.
Effendy, Bahtiar. (1998). Islam dan Negara. Jakarta: Paramadina.
Fakhruddin. (2008). Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-
Malang Press.
Gunaryo, Ahmad. (2006). Pergumulan Politik dan Hukum Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Goesniadhie, Kusnu. (2010). Harmonisasi Sistem Hukum: Mewujukan Tata
Pemerintahan yang Baik. Malang: Nasa Media.
Hamid, Zulkifly. (2002). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
persada.
Isjwara, F. (1964). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Dhiwantara.
Ismatullah, Deddy. (2008). Sejarah Sosial Hukum Islam. Bandung: Tsabita.
Jalil, Abdul Basiq. (2006). Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta: Pranada
Media Group.

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 24


Transformasi Hukum Islam ke Dalam Hukum Nasional ISSN (P): 2655-2612
(Ahmad Suganda & Hamdan Firmansyah) ISSN (E): 2715-4858

Karnaen, Perwaatmadja & Antonio, Syafi’i. (1992). Prinsip Operasional


Bank Islam. Jakarta: Risalah Masa.
Khalaf, Abdul Wahhab. (1994). Politik Hukum Islam. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Lev, Daniel S. (1990). Hukum dan Politik di Indonesia: Keseimbangan dan
Perubahan. Jakarta : LP3ES.
MD, Moh. Mahfud. (2009). Politik Hukum di Indonesia, Edisi Revisi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Saebani, Beni Ahmad. (2007). Fiqih Siyasah, Pengantar Ilmu Politik Islam.
Bandung: Pustaka Setia
Sumitro, Warkum. (2004). Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga
Terkait. Jakarta: Rajawali Press
Wadjdy, Farid; Mursyid. (2007). Wakaf Dan Kesejahteraan Umat (Filantropi
Islam yang Hampir Terlupakan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal At-Tatbiq: Jurnal Ahwal al-Syakhsiyyah Volume 07 Nomor 1 Tahun 2022 25

Anda mungkin juga menyukai