JasmineL 208080004 TugasManagemenKomunikasi
JasmineL 208080004 TugasManagemenKomunikasi
MANAJEMEN KOMUNIKASI
NAMA:
Jasmine Lestari, 208080004
salah satu yang terdampak cukup besar adalah pada sektor ekonomi. World Economic Forum
ekonomi terhadap dunia. Banyak negara yang memprediksikan ekonominya akan mengalami
resesi. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi sejumlah negara akan negatif. Bahkan, negara-
negara berkembang mengalami kesulitan tiga kali lipat dibanding negara maju dalam
menyelesaikan Covid-19 ini. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan bahwa 170
negara akan mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita negatif tahun ini (Praditya, 2020).
Dalam konteks Indonesia, pandemi ini juga memberikan dampak yang cukup besar
pada sektor ekonomi. Pandemi mampu membuat indeks bursa saham rontok, rupiah
terperosok, dan pelaku di sektor riil mengalami kesulitan berusaha. Lembaga keuangan dunia,
ekonom, dan otoritas pemerintah membuat sejumlah prediksi ekonomi bahwa Indonesia bisa
masuk dalam skenario terburuk jika pandemi ini tidak ditangani dengan benar. Pada
perdagangan 24 Maret 2020, indeks harga saham gabungan ditutup turun 1,3 % di level 3.937.
Sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menyentuh posisi
terendahnya sepanjang delapan tahun terakhir. IHSG pernah jatuh di level 3.000 yakni pada
24 Juni 2012 di posisi 3.955,58. Tidak hanya merontokkan pasar modal, Covid-19 juga
menjatuhkan nilai tukar rupiah. Tercatat pada 23 Maret 2020, harga jual dolar Amerika
berupa krisis politik. Di Kosovo, Covid-19 bahkan mampu meruntuhkan Perdana Menterinya
yakni Albin Kurti. Terdapat 82 dari 120 suara legislatif mendukung penuh mosi tidak percaya
terhadap Perdana Menteri tersebut yang tidak ingin menetapkan status darurat terhadap
pandemi Covid-19 (Kumparan, 2020). Maka Covid-19 benar-benar menjadi krisis yang cukup
pandemi Covid-19. Pengertian komunikasi pemerintahan pada dasarnya adalah segala sesuatu
tentang pengaturan dan praktik komunikasi yang berlangsung di ruang lingkup pemerintahan,
khususnya eksekutif.
Rumusan Masalah
dengan teori manajemen untuk bisa diterapkan dalam berbagai latar tempat belakang suatu
komunikasi.
Manajemen komunikasi juga bisa diartikan sebagai suatu perencanaan yang sistematis,
penerapan, pemantauan, serta revisi dari seluruh saluran komunikasi dalam suatu perusahaan
atau organisasi dan juga antar organisasi yang mencakup organisasi serta penyebaran instruksi
pada komunikasi baru yang tersambung dengan jaringan, organisasi atau suatu teknologi
komunikasi.
Menurut Lebler dan Barker menerangkan bahwa manajemen komunikasi adalah suatu
proses yang dilakukan secara sistematis antar tiap anggota dalam suatu organisasi atau
perusahaan untuk menjalankan berbagai fungsi manajemen agar bisa menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan proses negosiasi pemahaman atau pengertian yang terjadi pada tiap orang
penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan begara. Komunikasi pemerintahan sering disebut juga sebagai komunikasi
politik. Menurut seorang pakar politik, Maswadi Rauf, komunikasi politik adalah objek kajian
ilmu politik karena pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses komunikasi bercirikan
politik, yaitu yang berkaitan dengan kekuasaan politik negara, pemerintahan, dan juga
aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku poltik. Komunikasi politik dilihat dari
2 dimensi, yaitu kegiatan politik sebagai kegiatan politik dan sebagai kegiatan ilmiah.
politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan tersebut bersifat empiris karena
dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Sementara itu, komunikasi politik sebagai
kegiatan ilmiah melihat komunikasi politik merupakan salah satu kegiatan politik dalam
sistem politik (Harun dan Sumarno, 2006) Tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan
Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka tujuan komunikasi politik itu adakalanya
opinion (pendapat umum) dan bisa pula menghandel pendapat atau tuduhan lawan politik.
meningkatkan partisipasi politik saat menjelang pemilihan umum atau pemilihan kepala
daerah (Ardial, 2010: 44). Beberapa ahli menjabarkan tujuan komunikasi politik, diantaranya:
a. Membangun Citra Politik Salah satu tujuan komunikasi politik adalah membangun
citra politik yang baik bagi khalayak. Citra politik itu terbangun atau terbentuk
berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun melalui media politik,
termasuk media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum
komunikasi politik, sangat ditentukan oleh peranan media politik terutama media
massa. Memang pers, radio, film dan televisi, selain memiliki fungsi memberi
politik dan pendapat umum yang merupakan dimensi penting dalam kehidupan politik
politik) (Anwar Arifin, 2006: 11). Sehingga salah satu bentuk partisipasi politik yang
penting adalah ketika seseorang (khalayak) mau memberikan suaranya untuk seorang
politikus maupun partai politik tertentu dalam pemilihan umum. Sesuai dengan
pendapat di atas mengenai tujuan komunikasi politik dapat diambil kesimpulan bahwa,
tujuan komunikasi politik sangat terkait dengan pesan politik yang disampaikan
komunikator politik. Tujuan komunikasi politik secara umum terdiri dari tiga tujuan
yaitu, membangun citra politik, membentuk dan membina pendapat umum, dan
komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan
khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang
serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Abidin, 2015). Dalam melakukan
komunikasi organisasi,Tubbs dan Moss (2005) menguraikan tiga model dalam komunikasi,
a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah
khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan
oleh organisasi.
Sedangkan Gaya Komunikasi menurut Tubbs dan Moss (2005) mengemukakan ada
Adalah gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan. Ditandai dengan adanya satu
kehendak atau tujuan untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan
perhatian kepada pengiriman pesan dibandingkan dengan upaya untuk berharap pesan.
Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan dan
umpan balik, kecuali jika umpan balik digunakan untuk kepentingan pribadinya.
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
suasana yang santai dan informal. Suasana seperti ini memungkinkan setiap anggota
Gaya yang dinamis ini memiliki kencenderungan agresif karena pengirim pesan atau
Tujuan utama gaya ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk
Gaya ini mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi.
Artinya, tidak ada keinginan dari orang-orang yang menggunakan gaya ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan
komunikasi politik. Hal ini dikarenakan ketika wilayah organisasi dan politik, pasti
internal, fungsinya untuk memudahkan komunikasi di dalam internal publik pemerintahan dan
pemerintahan berharap dapat memperoleh informasi yang lebih baik, lebih banyak
2. Fungsi Regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yakni:
disampaikan. Selain itum mereka bertugas memberi perintah atau instruksi agar
pemerintahan, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
a. Saluran komunikasi formal seprti penerbitan khusus dalam organisasi dan laporan
kemajuan organisasi
Teori Likert
Salah satu teori komunikasi kepemimpinan yang populer dan banyak diterapkan
adalah teori Likert 4 Sitem atau 4 Gaya komunikasi kepemimpinan (Robbins & Judge; 2007).
Teori ini adalah teori sistem manajerial yang didasarkan oleh beberapa variabel penting yang
kepemimpinan terhadap perubahan kinerja dari pegawai atau bawahannya. Dalam teori Likert,
1. Gaya Penguasa Mutlak atau Authoritarian Dalam jenis sistem 1 Likert ini, pemimpin
dideskripsikan memiliki sifat yang otoriter, berfokus pada tugas semata dan sangat
terstruktur. Bagi pemimpin jenis ini, hubungan interpersonal antar pemimpin dan
bawahan atau antar bawahan dianggap tidak penting dan tidak mempengaruhi kinerja
dari pegawai. Pemimpin di tipe 1 ini tidak akan memberikan kepercayaan yang besar
kepada bawahannya. Pemimpin ini juga tidak akan melibatnya pegawai lain dalam
mengambil keputusan. Bagi pegawai, mereka akan merasa takut dan selalu terintimidasi
dalam melakukan kerja. Komunikasi kepemimpinan yang terjadi dalam sistem 1 ini
hanya terjadi satu arah yakni komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi jenis ini
2. Gaya Penguasa Semi Mutlak atau Benevolent Authoritative Pemimpin dengan gaya
kepemimpinan seperti ini masih memiliki sifat otoritarian namun sudah mulai terbuka
dan memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dalam sistem 2 ini, pemimpin memiliki
sifat task oriented namun menjalankan fungsi controlling untuk mengawasi kinerja
pegawainya. Gaya kepemimpinan ini juga sering disebut sebagai sistem controlling. Di
sistem ini, bawahan sudah diberikan kepercayaan dan ruang untuk memberikan pendapat
pada sistem jenis ini juga masih terjadi dalam suasana formal sesuai dengan jabatan
3. Gaya Pemimpin Penasihat atau Consultative Pemimpin pada sistem 3 ini lebih bersifat
terbuka dan sudah memberikan kepercayaan lebih kepada bawahannya. Pemimpin tetap
melakukan fungsi controlling namun dengan proses negoisasi dan kolaborasi. Dalam
dikerjakan. Disini, komunikasi yang terjadi sudah dua arah yakni dari atasan ke bawahan
dan sebaliknya. Interaksi antar pribadi sudah lebih sering dibandingkan dengan sistem
lainnya.
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif Pemimpin dalam sistem 4 ini berkeyakinan bahwa
organisasi akan berjalan lebih baik dengan adanya partisipasi aktif dari pegawainya.
keputusan. Komunikasi yang terjadi pun lebih cair dengan alur atasan ke bawahan,
kepada pegawainya dengan cara memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi
aktif dalam mewujudkan target organisasi. Proses komunikasi dan pertukaran ide
Virus corona atau dikenal juga dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome
orang yang terjangkit, virus ini umumnya dikenal sebagai Covid-19 (Lai et al., 2020). Virus
ini bahkan membuat kita melakukan kebiasaan baru bahkan di Lembaga peradilan dan dunia
Pendidikan (Aji, 2020; Sodik, 2020). Virus Corona bisa menyebabkan hal yang fatal
terutama bagi mereka yang mengidap gangguan pernapasan sebelumnya akan mengalami
sindrom gangguan pada pernapasan tingkat akut walaupun sudah dinyatakan sembuh dari
virus ini. Hal itu disebut sebagai efek dalam jangka panjang dari infeksi Covid-19 dan
melewati serangkaian pemulihan. Selain paru-paru ternyata ginjal juga bisa terdampak,
ginjal. Penyebabnya adalah protein dan juga sel darah merah akan cenderung lebih banyak.
Dengan persentase 15 persen juga pasien Covid-19 cenderung turun fungsi penyaringan pada
ginjalnya, serta penyakit ginjal akut juga bisa saja menjadi masalah lain yang akan diderita
oleh orang yang terinfeksi Covid-19. Pada sistem saraf juga bisa saja terserang akibat infeksi
dari Covid-19, virus ini dapat menyerang sistem pada saraf pusat. Di negara China misalnya
orang yang menderita gangguan pada sistem saraf mencapai 36 persen dari 214 orang yang
dinyatakan positif Covid-19. Gejala-gejala yang timbul seperti pusing dan gangguan di
Corona Virus Disease 2019 ini awal penyebarannya terjadi di kota Wuhan (Okada et
al., 2020), China pada penghujung tahun 2019. Virus ini menyebar dengan sangat masif
sehingga hampir semua negara melaporkan penemuan kasus Covid-19, tak terkecuali di
negara Indonesia yang kasus pertamanya terjadi di awal bulan Maret 2020. Sehingga
merupakan hal yang wajar banyaknya negara yang mengambil kebijakan sesuai dengan
situasi dan kondisi di negara masing-masing dan membuat hubungan antara beberapa negara
menjadi tidak berjalan baik salah satu nya autrasilia dengan negaranegara pasifik (Laila,
2020), akan tetapi kebijakan yang paling banyak diambil adalah dengan memberlakukan
lockdown yang dianggap sebagai strategi tercepat memutus mata rantai penyebaran virus
pengorganisasian yang dilakukan guna melihat apakah tanggung jawab untuk merumuskan
melihat analisis persepsi publik (María José Canel and Karen Sanders, 2013).
Komunikasi pemerintahan tidak hanya tentang mengelola opini public lebih dari itu,
kurang akuratnya data dan informasi, minimnya sosialisasi informasi terkait beberapa isu,
Permasalahan kurang akuratnya data dan informasi antara lain dikemukakan Ahmad Arif yang
mencontohkan data kematian yang tidak sesuai dengan panduan WHO (Arif, 2020). Selain itu
data bantuan sosial juga dinilai belum akurat (Siagian, 2020). Permasalahan minimnya
seperti penolakan rapid test (Astutik, 2020), dan fenomena pengambilan paksa jenazah
penderita Covid-19. Hal itu, menurut sosiolog bencana Nanyang Technological University
publik. Beberapa hal di antaranya yaitu tarik menarik kewenangan antara pusat dengan daerah
(Mandasari, 2020), pemberian ijin masuk bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) di tengah pandemi
Covid-19 (Pohan, 2020), dan pengaturan pengoperasian ojek daring (Jannah, 2020).
Dari segi penamaan kebijakan hanya mencantumkan protokol komunikasi publik,
padahal komunikasi pemerintahan dalam penanganan Covid-19 meliputi dua aspek, yaitu
komunikasi publik dan komunikasi organisasi pemerintahan. Di samping itu, dalam pedoman
juga diatur informasi yang wajib disebarluaskan, tetapi justru menyebabkan terjadinya
disinfomasi, seperti penjelasan virus mati dalam 5-15 menit. Sejumlah riset membuktikan
virus Covid-19 mampu bertahan selama tiga jam hingga tujuh hari (Anggraini, 2020).
Selain itu, bila kita bandingkan laman resmi pemerintahan, kita dapat mengetahui
yang Efektif dalam Penanganan Covid-19 Komunikasi pemerintahan yang efektif dalam
setiap elemen pemerintahan terkait wajib memahami bahwa dalam menghadapi CIP
dibutuhkan pola-pola komunikasi yang luar biasa dan bukan tradisional. Upaya ini sebenarnya
sudah dilakukan oleh pemerintah. Setidaknya tercermin dari arahan Presiden Joko Widodo
yang menegaskan menghadapi Covid-19 jangan kerja yang biasa-biasa saja (Egeham, 2020).
Alternatif solusi kedua, menerapkan komunikasi resiko sebagai pertimbangan utama, sehingga
bagaimana orang bereaksi dan bertindak atas saran dan informasi yang diterima (WHO,
2017). Dengan demikian, pemerintah seharusnya jangan terjebak pada penyelenggaraan
konferensi pers rutin oleh seorang juru bicara saja. Akan tetapi juga mempertimbangkan opini
masyarakat terhadap isuisu Covid-19 seperti kewajiban memakai masker, rapid test, dan isu
lainnya dengan memanfaatkan artificial intelligence. Dengan demikian dapat diketahui secara
cepat penyebab sejumlah fenomena dan jaringan informasi yang ada, sehingga dapat segera
aturan yang pemerintah buat dan naiknya kasus positif diberbagai daerah di seluruh Indonesia.
Salah satu upaya pertama pemerintah adalah melakukan Lockdown tetapi dari situ mulai
banyak kejadian yang dimana mengakibatkan tingkat kemiskinan menjadi naik, semua
masyarakat mengalami kerugian atas itu, pemerintah dirasa belum siap menghadapi pandemi
yang dating ke Indonesia tetapi masyarakat enggan untuk percaya dan tidak mematuhi aturan
yang membuat angka kenaikan terus naik dan pemeritah semakin memperketat aturan
Semua permasalahan ini adalah masa dimana awal kemunculan Covid jika di lihat lagi
seiring berjalannya waktu hari ini sudah mulai kian membaik berkat kinerja dan penanganan
pemerintah dalam menghadapi Covid-19 yang semakin baik, seperti yang dilansir di laman
berita antaranews.com pada tanggal 2 Agustus 2021 kemarin, Presiden Joko Widodo
pada tiga pilar utama, yakni kecepatan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan 3M yang
kasus aktif Covid-19 terakhir, kemudian meningkatnya tingkat kesembuhan pasien, dan juga
Kebijakan Pemerintah
penambahan kasus positif Covid-19 baru. Adapun strategi-strategi yang diberlakukan oleh
pemerintah di Indonesia terbagi menjadi tiga dalam hal kesehatan yaitu dalam bentuk
promotif, preventif dan kuratif untuk penanganan penyebaran Covid-19. Selain itu, dalam
bidang ekonomi pemerintah juga memberlakukan Jaring Pengaman Sosial untuk membantu
Strategi Promotif
Pemerintah secara proaktif mengajak warga negara untuk meningkatkan imunitas guna
mempersiapkan kondisi tubuh untuk menghadapi virus Covid-19 ini. Berbagai sumber merilis
upayaupaya apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam memperbaiki daya tahan
tubuh terhadap infeksi saluran napas. Beberapa di antaranya adalah dengan tidak merokok dan
berhenti mengonsumsi alkohol, mengatur pola tidur, serta mengonsumsi suplemen tubuh
Selain itu, pemerintah juga mengimbau warga negara untuk menerapkan Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengikuti rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia
(WHO) dalam menghadapi wabah Covid-19. Langkah-langkah proteksi mendasar seperti cuci
tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dengan air, menjaga jarak aman jika ada orang
yang terlihat batuk dan bersin, memberlakukan etika batuk dan bersin seperti menutup mulut
dengan tangan, dan pergi ke rumah sakit untuk melakukan crosscheck apabila terdapat gejala
Covid-19 pada tubuh. Anjuran jarak aman untuk memenuhi kaidah physical distancing
minimal satu meter karena tujuannya agar tidak terjadi penyebaran yang dipengaruhi oleh
droplets penderita Covid-19. Pasien rawat inap yang ada indikasi terinfeksi Covid-19 juga
harus diberlakukan jarak aman minimal satu meter tersebut dengan pasien atau petugas medis,
dipakaikan masker khusus medis, diberi arahan mengenai etika batuk/bersin, dan dicontohkan
cara cuci tangan yang baik dan benar (Susilo et al., 2020).
Strategi Preventif
difungsikan sebagai juru teknis penanganan pandemi Covid-19 dan dukungan penuh dari
seluruh aspek pertahanan. Dikala negara lain menerapkan karantina wilayah atau lockdown,
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui Permenkes 9 tahun 2020 mengenai
Panduan PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 dan sebelumnya menerapkan
social distancing serta physical distancing bagi masyarakat. Pembatasan Sosial Berskala Besar
merupakan suatu langkah yang cukup strategis untuk diambil oleh pemerintah dengan
bertujuan menekan laju dari penularan Covid-19 di Indonesia ini (Thorik, 2020)
Individu yang merasa pernah ada kontak dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-
serangkaian tes menggunakan metode rapid test terlebih dahulu dan nantinya jika reaktif akan
dilakukan tes PCR, apabila orang tersebut mengalami gejala ringan bisa melakukan self-
isolation dan jika gejalanya berat harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19. Badan
Kesehatan Dunia juga sudah merilis panduan penilaian risiko bagi petugas medis yang
merawat pasien positif Covid-19 sebagai pedoman tindakan lanjutan. Bagi kelompok pasien
Covid-19 yang berisiko tinggi, direkomendasikan agar ada isolasi di fasilitas kesehatan total
dalam jangka waktu 14 hari dan terus dipantau petugas medis dan diberi pertolongan yang
bisa membantu pasien Covid-19 agar cepat sembuh. Pada kelompok pasien Covid19 yang
berisiko rendah, diimbau melaksanakan self-isolation dengan selalu memerhatikan suhu tubuh
dan sistem pernafasan selama 14 hari, apabila keluhan memberat harus segera minta tim
medis menjemput agar bisa ditangani di fasilitas kesehatan. Pada masyarakat umum, upaya
mitigasi dilaksanakan dengan tidak berkerumun dalam jumlah besar (social distancing) dan
selalu jaga jarak aman satu meter (physical distancing). (Susilo et al., 2020)
merupakan salah satu strategi pencegahan penularan selama penggunaannya rasional (Susilo
et al., 2020). Selain itu Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwasanya masker non medis
dapat dijadikan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) untuk masyarakat yang sehat untuk
menghindari paparan droplets dari penderita Covid-19 yang masih berkeliaran di lingkungan,
sedangkan masker medis ditekankan hanya digunakan oleh para petugas medis (World Health
Organization, 2020).
Strategi Kuratif
Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. dr. Faisal Yunus Sp.P (K), FCCP kepada
(Kumparan, 2020). Beliau mengatakan ada beberapa treatment yang diberikan kepada pasien
Covid-19 contohnya adalah dengan pemberian obat yang dahulu pernah dipakai untuk wabah
sebelum penyakit Sars-CoV2 seperti obat oseltamivir untuk wabah fluburung. Bagi pasien
Covid-19 yang menderita pneumonia dilakukan intervensi medis berupa pemberian antibiotik
dan juga mereka diminta mengonsumsi vitamin C dengan dosis tinggi di bawah pengawasan
dokter. Apabila pasien menderita gangguan pada hati akan diberikan hepatoprotector yang
merupakan senyawa obat yang dapat memproteksi hati dari kerusakan akibat virus.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa Indonesia akan memakai
avigan dan klorokuin untuk mengobati pasien Covid-19. Klorokuin misalnya, sebelumnya
dikenal sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit jenis malaria. Menurut Dr.Keri Lestari,
M.Si,Apt. penggunaan obat yang sedianya digunakan untuk penyakit tertentu dan sekarang
dipakai untuk penyakit lain merupakan hal yang lumrah di dunia medis, istilahnya dikenal
sebagai repurposing drug. Di dunia internasional, penggunaan obat jenis ini untuk menangani
wabah Covid-19 mendapat sorotan dari Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). FDA
mengatakan bahwa klorokuin belum disetujui sebagai obat virus corona, akan tetapi
Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 yang diterbitkan oleh pemerintah
sebetulnya lebih banyak memuat terkait pengaturan kebijakan keuangan antara pusat dan
dsb. Sedangkan untuk Jaring Pengaman Sosial hanya disinggung sedikit dan hanya berupa
pasal yang menyebutkan dana desa bisa digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT)
kepada penduduk miskin di tingkat desa dan program percepatan penanganan Covid-19
(Maftuchan, 2020).
Pemerintah melalui konferensi pers yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo per
tanggal 31 Maret 2020 mengumumkan skema Jaring Pengaman Sosial yang akan berlaku
untuk membantu masyarakat di tengah pandemi, hal ini dinilai oleh berbagai kalangan tak
kalah pentingnya dengan strategi-strategi yang berhubungan dengan kesehatan karena dengan
ekonomi yang terjamin membuat efektivitas dari program seperti PSBB bisa terjamin. Adapun
rincian skema bantuannya adalah sebagai berikut; (1). Program Keluarga Harapan (PKH)
yang penerima manfaatnya ditingkatkan dari 9,2 juta menjadi 10 juta dengan besaran
manfaatnya meningkat 25 persen dari yang sebelumnya. Seperti untuk ibu hamil naik dari Rp.
2.400.000,00 menjadi Rp. 3.000.000,00 per tahun, keluarga dengan anak usia dini sebesar Rp.
3.000.000,00 per tahun, keluarga dengan disabilitas Rp. 2.400.000,00 per tahun. Kebijakan ini
telah efektif sejak bulan April 2020 dengan anggaran yang dialokasikan sebesar 37,4 Triliun;
(2). Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Pemerintah meningkatkan juga penerima bantuan
jenis ini dari 15,2 juta menjadi 20 juta dengan diikuti naiknya persentase besaran bantuan 30
persen dari yang tadinya Rp. 150.000,00 per penerima menjadi Rp. 200.000,00 per penerima;
(3). Kartu Prakerja, untuk jenis bantuan ini juga ternyata pemerintah menaikkan anggarannya
dari yang sebelumnya hanya sebesar Rp. 10 triliun menjadi Rp. 20 triliun, penerima
manfaatnya sebanyak 5,6 juta orang dengan sasaran pekerja informal dan pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) dengan nilai manfaat antara Rp. 650.000,00 – Rp. 1.000.000,00
per bulan dan berlaku selama empat bulan; (4). Bantuan Subsidi Listrik, Pemerintah memberi
subsidi penuh terhadap pelanggan listrik bertegangan 450 VA yang jika dilihat dari jumlah
penggunanya sebanyak 24 Juta. Pemerintah juga bersubsidi 50 persen bagi pengguna listrik
bertegangan 900 VA yang jumlah penggunanya sebanyak 7 Juta pelanggan. Kedua jenis
subsidi listrik tersebut sama-sama berlaku tiga bulan mulai dari April hingga Juni 2020; (5).
Alokasi cadangan anggaran, dana sebesar Rp 25 Triliun akan digunakan untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan pokok, operasi pasar dan logistik; (6). Pemerintah akan memberi
keringanan kredit dibawah 10 miliar untuk pekerja sektor informal dan pelaku UMKM
(Maftuchan, 2020).
Jika dilihat dari awal mula Covid-19 masuk ke Indonesia dan sekarang banyak sekali
perbandingan yang sudah di uraikan sebelumnya dengan yang terjadi sekarang dimana
angka vaksinasi yang kian meningkat, mematuhi segala aturan yang ditetapkan pemerintah,
dan bantuan dana yang sudah mulai banyak diterapkan walaupun belum menyeluruh tetapi
dana bantuan Covid-19 sudah mulai banyak dilakukan pemerintah. Dan program-program
yang dilakukan pemerintah semakin berkembang dengan adanya aturan-aturan baru untuk
manangani Covid-19 ini mulai dari di perlakukannya PSBB di tahun 2020 dan PPKM lever
bertingat di 2021 dan program lainnya yang pemerintah lakukan membantu menekan angka
Anggraini, A. P. “Berapa Lama Virus Corona Bisa Bertahan Hidup di Permukaan Benda?” 26
corona-bisabertahan-hidup-di-permukaanbenda-?page= all.
Arif, A., “Krisis Data dalam Penanganan Pagebluk”, Jendela, 5 Agustus 2020, hal. 18.
Astutik, Y. “Ramai-ramai Warga Tolak Rapid Test Covid-19, Ada Apa?”, 19 Juni 2020,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200619165744- 4-166686/ramai-ramai-wargatolak-
rapid-test-Covid-19-adaapa.
Jannah, S. M., “Saat Kebijakan Anies, Terawan & Luhut Bikin Ojek Online Bingung", 13
uploads/2020/03/ProtokolKomunikasi-COVID-19.pdf.
Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Maftuchan, A. (2020). Program Tunai di Era COVID-19: Bantuan Tunai Korona atau Jaminan
Penghasilan Semesta. Program Tunai Di Era COVID-19: Bantuan Tunai Korona Atau
Mardhia, D., Kautsari, N., Syaputra, L. I., Ramdhani, W., & Rasiardhi, C. O. (2020).
Penerapan Protokol Kesehatan dan Dampak Covid-19 Terhadap Harga Komoditas Perikanan
dan Aktivitas Penangkapan. Indonesian Journal of Applied Science and Technology, 1(2), 80-
87.
Nurhalimah, N. (2020). Upaya Bela Negara Melalui Sosial Distancing Dan Lockdown Untuk
Mengatasi Wabah Covid-19 (Efforts to Defend the Country Through Social Distancing and
(2020). Covid-19 dan Hak Masyarakat atas Kesehatan. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya
Putra, N. P. (2020). Sebaran Data Pasien Positif Covid-19 Per 13 April 2020, Terbanyak Masih
Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R., … Cipto, R.
(2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease 2019 :
Penanggulangan Pandemi Covid-19. Jurnal Adalah : Buletin Hukum Dan Keadilan, 4(1), 115-
120.
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2020). Pedoman umum menghadapi PANDEMI
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri Untuk Dukungan Gugus Tugas COVID-19.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(3), 227- 238.