Anda di halaman 1dari 38

RESUME MATERI MINGGU 2 & 3

Resume Day 6

Bapak Fitra Kristanto – Kasubdit Kerja Sama Internasional III, Dit. KSIKC

- Dasar Hukum Struktur Organisasi � PMK 118/2021 tentang OTK Kemenkeu

- 3 fungsi utama: bilateral forum; regional forum; dan multilateral forum

- Struktur organisasi terdiri dari: Direktur; Dit. KSI I (Seksi Bilateral I-III, seksi
regional);

Direktur

Subdit KSI I Subdit KSI II Subdit KSI III Tata Usaha Kelompok
Jabfung

Seksi Bilateral I- Seksi Seksi Perdagangan


III, Seksi Multilateral I-IV Bebas I-IV
Regional

Subdit KSI I

- KSI I � Bilateral (Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Pasifik) dan sub-
regional (BIMP-EAGA; IMT-GT)

- Kerja sama bilateral � Customs Mutual Administrative Agreement (CMA),


Mutual Recognition Agreement (MRA) – AEO, joint patrol (kita bisa hot pursuit
sampai ke wilayah negara lain)

- Kerja sama in progress � Iran, Papua New Guinea, Rusia, Uruguay.

- Kita tidak punya agreement dengan Israel karena policy kita tidak
mengizinkannya.

- Isu terkini kerja sama bilateral � penandatanganan kerja sama MOU on


CMAA dengan Australia, kerja sama regional ASEAN, sub regional IMT-GT

- Isu Terkini kerja sama regional � ASEAN Chairmanship 2023, ASEAN


Customs Procedure & Trade Facilitation (rekomendasi implementasi Low
Value System (LVS)), ASEAN Customs Enforcement & Compliance
(Pembentukan standar minimum requirement for plastic waste menuju green
customs), ASEAN Customs Capacity Building (ATIGA, implementasi e-COO
through single window), ASEAN Single window (pembahasan implementasi
full e-form D
Subdit KSI II

- Koordinasi pejabat atase keuangan

- KS Multilateral I � tariff and trade affair, WCO capacity building, atase


keuangan. KS Multilateral II �WCO enforcement and facilitation

- Isu terkini di WCO: Bidang tariff and trade affair, WCO capacity building �
BLBC sebagai WCO A/P RCL , Pusdiklat BC sebagai WCO A/P RTC,
Indonesia menjadi anggota Audit Committee 2022-2024 di WCO, prepare
untuk Regional Dog Training Centre; Bidang WCO enforcement and
facilitation � Joint operation (operasi demeter, mekong dragon, IRENE,
thunder, Doubleton), Indonesia dikukuhkan sebagai RTC dan RCL, terpilih
menjadi A/P Vice chair, project WCO INAMA dan WCO A/P Plastic waste
border management project, sekarang sedang menyusun aturan tentang dual
use materials; International Customs Day � Nurturing the next generation:
Promoting a culture of knowledge-sharing and professional pride in customs.

- Isu terkini kerja sama multilateral:

- Moratorium customs duties on electronic transmision, Indonesia menghendaki


agar moratorium tersebut dihapus dan menolak usulan moratorium
permanen.

- UNODC � DJBC dan WCO kerja sama dalam hal capacity building (UNODC-
WCO CCP)

- Penyusunan Host Country Agreement (HCA)

- Financial Action Task Force (FATF) � Indonesia menjadi negar observer di


FATF

Subdit KSI III

- Bilateral: INA-Japan CPA, INA-Pakistan PTA

- Regional: ATIGA, ASEAN-China FTA, RCEP

- Multilateral: INA-EFTA CEPA, DTA D-8

- Proses ratifikasi lainnya� ratifikasi INA-UEA CEPA

- Isu Terkini dalam FTA: tariff differentials�penerapan PTA; deklarasi asal


barang by exporter (skema ATIGA) dan importer (guna pembebasan tarif)

- Penyelarasan probis dengan IT: pemanfaatan aplikasi HI-Connect, pertukaran


data elektronik lewat SKA

- Tantangan BC dalam Perdagangan Internasional�smuggling, TNOC,


underinvoicing, teknologi
- Tantangan dan mitigasi�perbedaan waktu (kita diuntungkan karena waktu
kita berada di tengah-tengah antara negara anggota WCO lain, sehingga
perlu penguatan komunikasi); perubahan perundang-undangan (negosiasi)

- Peran DJBC di forum internasional � Chairmanship, WCO regional bodies,


ASEAN Country Coordinator

Integritas Nilai-Nilai Antikorupsi

Bapak Kiagus Nurzaman Muhammad, Kasi Banding, Dit KBP

- Korupsi kejahatan luar biasa � bisa berefek kemana-mana (random target,


random victim, meluas)

- 3 negara IPK tertinggi: Denmark (88), Selandia Baru (88), Finlandia (88).
Indonesia (38, rank 96 dari 180 negara)

- SPI Kemenkeu turun dari rank 1 (2021) jadi rank 2 (2022).

- Integritas � integer (bahasa latin) berarti lengkap & utuh

- Integritas dalam nilai-nilai Kemenkeu � berpikir, berkata, berperilaku, dan


bertindak dengan baik dan benar, serta memegang teguh kode etik dan
prinsip moral.

- Karakteristik: jujur dan dapat dipercaya; bertindak transparan dan konsisten;


menjaga martabat dan tidak melakukan hal tercela; bertanggung jawab atas
hasil kerja; bersikap objektif

- 7 jenis korupsi� merugikan keuangan negara, suap menyuap, penggelapan


dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam
pengadaan barang, gratifikasi

- Gratifikasi � diberi cuma-cuma

- Suap�diberikan agar dibalas dengan kemudahan

- Uang pelicin �mempercepat akses

- Pemerasan �yang mulai PNS-nya

Gratifikasi tidak wajib lapor (PMK 227/2021)

- Pemberian dalam keluarga

- Keuntungan/bunga

- Perangkat kegiatan dinas


- Hadiah/penghargaan

- Manfaat dari koperasi

- Kompensasi/honor kedinasan

- Pemberian maks 1 jt (pernikahan)

- Pemberian rekan kerja uang maks 300rb per momen dan 1 jt akumulatif per
tahun

- Pemberian rekan kerja non uangmaks 300rb per momen dan 1 jt akumulatif
per tahun

- Cinderamata atas nama instansi

- Hidangan/sajian

Nilai-nilai anti korupsi

- Aspek inti: jujur, disiplin, tanggung jawab

- Aspek sikap: adil, berani, peduli

- Aspek etos kerja: kerja keras, mandiri, sederhana

Cukai Hasil Tembakau / Urgensi Ekstensifikasi Cukai

Putu Eko dan Ali Winoto

Tahun 1995 terdapat 2 tambahan BKC yaitu Minyak tanah dan gula. Sekarang ada
3, yaitu EA, HT, dan MMEA. Beacukai berencana akan menambah BKC yaitu Plastik
dan Minuman kemasan berpemanis.

Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu


yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu, yaitu

- Peredarannya perlu diawasi

- Pemakaian menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat

- Konsumsinya perlu dikendalikan

- Pemakaian perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan


keseimbangan.

Urgensi ekstensifikasi cukai:

- Isu lingkungan dan kesehatan yang harus segera diadopsi


- Sustainability issue karena ketergantungan pada satu objek cukai

- Penerimaan cukai saat ini sangat tergantung pada industri HT

- Rendahnya rasio penerimaan cukai dibandingkan dg perpajakan secara


keseluruhan

- Jumlah BKC di Indonesia masih sangat terbatas dan sedikit dibandingkan


negara lain

- Rendahnya rasio penerimaan cukai terhadap PDB

Tahapan kebijakan ekstensifikasi BKC:

- Aspek formil

o Ada produk hukum

o Pembentukan PAK (Panitia Antar Kementerian)

o Persetujuan DPR RI

o Tercantum dalam NK APBN

- Aspek Filosofis

o Memenuhi kriteria BKC

o Inisiatif dari instansi terkait (K/L)

o Earmaking untuk penanggulangan dampak

o Bukan barang ilegal untuk dikonsumsi

Cukai Hasil Tembakau

Instrumen pengendalian konsumsi rokok:

- Instrumen fiskal (pajak, cukai, PPN HT)

o Kebijakan cukai HT

o Menimbang 4 pilar kebijakan

- Instrumen nonfiskal (kawasan tanpa rokok, pelunasan cukai, perdagangan


BKC, gamar pada kemasan rokok)

o PP 105 tahun 2012

o Edukasi bagi pelajar

o Advokasi
o Menghilangkan motif rokok

Besaran yang digunakan untuk menaikkan tarif cukai:

- Pertumbuhan ekonomi

- Inflasi

- Pengendalian dengan pertimbangan 4 pilar kebijakan

o Pengendalian konsumsi (kesehatan)

o Optimalisasi penerimaan negara

o Keberlangsungan tenaga kerja

o Peredaran rokok ilegal

Dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBC CHT) = 3% dari total penerimaan cukai
untuk 10% penegakan hukum, 40% kesehatan, dan 50% kesejahteraan masyarakat.

Resume Day 7

Bea Cukai Masa Depan

Muhammad Aflah Farobi (Direktur PPS)

Visi BC

Menjadi institusi kepabeanan dan cukai terkemuka di dunia

Misi BC

- Kami memfasilitasi perdagangan dan industri

- Kami melindungi perbatasan dan masyarakat Indonesia dari penyelundupan


dan perdagangan ilegal

- Kami optimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.

Fungsi

- Revenue Collector

- Community Protector

- Trade Fascilitator

- Industrial Assistance

Tugas Pokok dan Fungsi Dit. PPS


- Penerimaan dan penagihan

- Perencanaan strategis

- Manajemen transformasi

- Manajemen risiko

Subdi di Dit. PPS

- Subdit Penerimaan (mengelola penerimaan negara di sektor kepabeanan dan


cukai)

o Perencanaan dan evaluasi

o Administrasi penerimaan

o Pemantauan penerimaan

o Penagihan dan pengembalian

- Subdit PSMT (penyusunan rencana strategis jangka menengah dan panjang.


Perancangan, ujicoba bangun, dan evaluasi pengembangan di bidang
organisasi, SDM, probis, transformasi kelembagaan)

o Kebijakan organisasi

o Manajemen kepegawaian

o PPBMT (pengembangan proses bisnis dan manajemen transformasi)

- Subdit Manajemen Risiko

o Penilaian risiko

o Monev risiko

Tantangan global

- Perang rusia-ukraina

- Peningkatan investasi dan lapangan kerja

- Teknologi

- Demografi

- Perubahan iklim dan bencana

- Pasca pandemi covid 19 (pemulihan ekonomi dan kesehatan)

- Fluktuasi harga komoditas


Tantangan operasional

- Perubahan sistem kerja = WFO�WFH

- Perubahan probis

- Tuntutan kecepatan layanan

- Harapan penurunan biaya layanan (NLE)

- Kebutuhan sinergi dan kolaborasi

- Era baru industri 4.0 dan perkembangan teknologi

Bea cukai masa depan

- Arah tujuan renstra 2020-2024

Perlindungan masyarakan dan dukungan ekonomi yang efektif dan kontributif

- Fokus kebijakan

Reformasi berkelanjutan, IT data

PRKC

- Penguatan integritas dan kelembagaan

- Penguatan pelayanan

Harapan untuk generasi muda

- Nilai Kemenkeu harus menyatu

- Budaya kemenkeu harus melekat

Personal Branding

- Brain

o Penuh solutif dan inspiratif

o Berpikir out of the box

o Kreatif dan inovatif

- Belief

o Penuh keyakinan dan percaya diri

o Mengemukakan pendapan dengan sopan santun

o Selalu menjunjung nilai dan norma


- Behaviour

o Update dengan dinamika nasional dan global

o Membangun komunikasi lintas budaya, generasi, dan wilayah

PMK 144/2022 tentang Nilai Pabean untuk Perhitungan BM

Bapak Arman Tarmidzi & Bapak Tri Nofriyadi (Subdit Nilai Pabean, Dit. Teknis
Kepabeanan)

- Terjadi perubahan signifikan pada PMK Nilai pabean di 2022

- Nilai pabean lebih ditekankan pada PIB (BC 2.0)

- Nilai transaksi � harga yang sebenarnya/seharusnya dibayar oleh pembeli


kepada penjual

- Biaya yang harus ditambah: komisi penjualan/jasa perantara

- Nilai penambah baru yang ada di PMK 144 �warranty

- Unsur pengurang baru yang ada di PMK 144 �pajak di negara pengekspor

- Di PMK 144 perhitungan freight dan insurance bisa dilakukan di nilai transaksi
(sebelumnya di fallback)

- Penyempurnaan ketentuan:

⮚ Penambahan jenis diskon

⮚ Penegasan posisi agensi (bagian dari nilai PAPP)

⮚ Penyempurnaan kalimat royalty dan lisensi

⮚ Penambahan indikator keberadaan proceeds

⮚ Penegasan definisi tempat pengimporan

⮚ Penjabaran jenis asuransi

⮚ Penegasan bahwa pajak di negara pengekspor tidak ditambahkan

- Freight � biayanya ditambahkan sesuai tujuan akhir manifest

- Perbaikan formula
( )

( ) ( )

- Perubahan dan penambahan ketentuan metode fallback:

⮚ Penggunaan metode fallback juga secara berurutan

⮚ Nilai transaksi, barang identik, barang serupa, deduksi, metode lain (harga
pembelian di risalah lelang, depresiasi, hasil penilaian oleh penilai
pemerintah/ penilai publik tersertifikasi)

⮚ Penggunaan metode lain diperluas

- Importir boleh menggunakan metode 2-6, dulu tidak bisa

- Uji kewajaran menggunakan risk assessment (otomasi), outputnya tingkat


risiko

- Metode 2-6 boleh digunakan untuk audit

Customs and Excise Client Service Charter

Bapak Rommy Heryadi – Kasi Penjaminan I, Subdit Pentas, Dit. KI

- CSC intinya ingin menginternalisasi nilai-nilai di bea cukai

- Proses jadi karakter= nilai-nilai�terpaksa�terbiasa�karakter (Habit)

- Nilai karakter � komunikasi � berinteraksi

- Komunikasi efektif: rumus komunikasi efektif � visual 55%, verbal 7%, vokal
38%; pemilihan kata-kata juga sangat penting

- Bijak dalam bermedia sosial, karena: untuk menjaga harkat martabat; sebagai
PNS dibatasi oleh aturan; menciptakan lingkungan kerja kondusif

- Sanksi moral (PMK 190/2018); sanksi pidana (UU 11/2008 j.o. UU 19/2016
tentang ITE; sanksi disiplin PP 94/2021.

- Pedoman bermedia sosial ada di SE-16/2016

- Ingat sebelum upload/share, cek dulu: bahasa; konten; verifikasi; rahasia

- Diimbau: bersikap netral; hindari hate speech; sesuai norma kesopanan dan
kesusilaan; sampaikan pelanggaran ke UKI/Itjen
- Pelayanan prima�pelayanan yang sangat baik/terbaik sesuai dengan standar

- Kalau ada orang marah, dengarkan saja jangan didebat

- CSC�standar memberikan pelayanan terbaik

Resume Day 8

#Materi 1

Direktorat Interdiksi Narkotika

Bapak Sarif Hidayat

Direktur Interdiksi Narkotika

1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang tentang Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan yang
mengatur perubahan penggolongan Narkotika.

Golongan I :

Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu


pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki potensi
ketergantungan sangat tinggi, contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin

Golongan II :

Narkotika yang dipergunakan sebagai obat, penggunaan sebagai


terapi, atau dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan, serta memiliki
potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya : Morfin, Petidin

Golongan III :

Narkotika yang digunakan sebagai obat dan penggunaannya banyak


dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh: Codein

2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Golongan I :

psikotropika yang di pergunakan untuk pengembangn ilmu


pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi dan memiliki sindrom
ketergantungan kuat, contoh: Extasi

Golongan II :

psikotropika yang dipergunakakn untuk pengobatan dan dapat


digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh :
Amphetamine

Golongan III :

psikotropika yang digunakan sebagai obat dan banyak digunakan


sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki sindrom ketrgantungan sedang, contoh : Phenobarbital

Golongan IV :

psikotropika yang dipergunakan sebagai pengobatan dan dan banyak


dipergunakan untuk terapi serta digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh :
Diazepem, Nitrazepam

3. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika.

Jenis Narkotika populer di Indonesia : Shabu, Ekstasi

Permasalahan Narkotika di Indonesia

1. Geografis

2. Demografis yang besar

3. Menyasar ke anak anak dan remaja

4. Minimnya fasilitas rehabilitasi

5. Hukum yang belum memiliki efek jera

6. Variasi narkoba yang cenderung berkembang

7. Lapas menjadi pusat kendali pengedaran gelap narkoba


Dampak Negatif Narkoba

1. Perubahan sikap dan mental

2. Organ tubuh menjadi rusak

3. Masa depan suram

4. Potensi terjerumus tindak kriminal

5. Vonis mati

6. Mati overdosis

Peran DJBC dalam pencegahan Narkotika

modus operandi

1. Pos/PJT

2. Penyembunyian di badan

3. Kontainer/kargo

4. False Concealment

5. ABK

6. Barang bawaan

7. Ditenggelamkan di laut lalu diambil

8. Dimasukkan di bagian barang dan kapal lalu ditutup

Rencana Strategis

1. Penguatan IT

2. Drugs signature library

3. Joint analysis and targeting

4. Optimalisasi unit k-9

5. Operasi bersinar

6. Operasi interdiksi terpadu

7. JTF on Narcotics

Tips Menghindari Narkotika


1. Pandai memilih teman bergaul

2. Belajar membedakan baik dan salah

3. Tingkatkan iman dan taqwa kepada tuhan YME

4. Terus update pengetahuan dan informasi

5. Menyadari bahwa dampak narkoba adalah merugi dan perbuatan criminal

#Materi 2

Penguatan Pengawasan

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Bapak Agung Widodo

Direktur Penindakan dan Penyidikan

Dasar Hukum

- UU 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan

- UU 39 tahun 2007 tentang Cukai

- UU 35 tahun 2018 tentang Narkotika

- UU 5 tahun 2018 tentang Pidana Terorisme

- UU 15 tahun 2002 tentang TPPU

Latar Belakang

- Penguatan reform Kemenkeu

- Penguatan integritas

- Masukan perbaikan

- Antisipasi tahun politik

- Ballon effect

Kewenangan

DJBC memiliki kewenangan dalam dua jenis pelanggaran yaitu administrasi


dan pidana. Hal tersebut dilaksanakan melalui penindakan yang bersifat
administratif. Selain itu Bea dan Cukai juga mencari dan menemukan sesuatu
peristiwa yang diduga sebagai pelanggaran UU dengan tujuan untuk menjamin hak-
hak negara.

Siklus Pengawasan DJBC

1. Intelijen. Informasi yang didapatkan berupa informasi dari sumber intel,


pengumpulan data, penilaian dan analisis data yang melalui tahap distribusi
berupa output NHI dan evaluasi dan pemutakhiran

2. Penindakan. Dari NHI dan info lain yang didapatkan akan dilakukan
penentuanskema kemudian patroli dan operasi

3. Penyidikan. Tahap penyidikan yaitu penerimaan perkara, penelitian


pendahuluan, penentuan skema penanganan dan evaluasi penanganan
Resume Day 9

#Materi 1

Citra Positif Organisasi Serta Bijak Bermedsos

Bapak Sudiro (Kasi Humas & Media) dan Bapak Setiawan

“Kita Semua adalah Humas”

Kehumasan Pemerintah – Membina hubungan harmonis internal & eksternal dan


membina martabat instansi (Kepercayaan, Kerjasama dukungan)

Peran:

· Menjabarkan & mencapai tujuan pemerintah

· Meningkatkan sikap responsive pemerintah

· Memberi informasi ke public

Prinsip management

- Planning

- Organizing

- Actuating

- Controlling

Struktur Organisasi

- Subdit strategi komonikasi, mentoring & Evaluasi

- Subdit Humas dan Penyuluhan (Masyarakat & Media, antar Lembaga,


hubungan internal, penyuluhan)

- Subdit Publikasi (Memproduksi, mengelola media sosial, pengelolaan


publikasi)

- Subdit bimbingan pengguna jasa dan manajemen layanan informasi


(Contact Center)

Sinergi kehumasan pemerintah

Tantangan

- Tuntutan informasi yg cepat


- Partisipasi aktif masyarakat dalam memantau kebijakan public

- Ego Sektoral

Pentingnya sinergi

- Narasi tunggal dalam berkomunikasi ke public

- Distribusi informasi yang cepat dan tepat

- Networking alur komunikasi yang efektif dan responsive

Humas BC harus bersinergi dengan humas kemenkeu, BLBI, Kominfo

Narasi kemenkeu – narasi DJBC

Jangka Pendek – Ketertarikan masyarakat dan stakeholder

Jangka Panjang – partisipasi aktif dalam kebijakan DJBC

Tagline (Bea Cukai Makin Baik) – pada masa depan diharapkan semakin simple
dengan tanda masyarakat mengenal DJBC hanya dari logo yang sudah disimplifikasi

Conto Nike – Hanya dengan centang masyarakat sudah mengenal

Strategi komunikasi

Untuk masyarakat yg dengan sukarela membela BC

1. Stakeholder Engagement

Interaksi dengan stakeholders – peningkatan kualitas

2. Communication Intelligence

Proses pengumpulan data, analisis dll

3. Public Opinion Building

Citra baik DJBC

Rebranding

1. Facilitation – easy access


2. Institutional – people know our work

3. Community protection

4. Reveneu – optimum and fair

5. Services – in time transparent

Bijak Bermedsos

“Kita tidak mengakses dunia maya, Tapi hidup di dalamnya”

Peluang

- Meningkatkan brand image seseorang

- Sebagai salah satu cara untuk mengembangkan diri

- Memperluas jaringan dan membanngun hub positif

- Sumber informasi yang cepat

Tantangan

- Mencemarkan nama baik diri sendiri dan institusi

- Ketergantungan tidak produktif

- Terpengaruh hal/pihak negative

- Informasi belum tentu benar

Do

- Menyebarkan berita baik instansi

- Menjaga nama baik diri/instansi

- Buat berita baik

Donts

- Mengunggah atau menyebar konten hoax

- Keberpihakan politik

- Mengunggah perjadin – pemborosan APBN


- Menyebar konten SARA, radikalisme, terorisme, pelecahan, diskriminasi,
LGBT

- Menyebar informasi rahasia pekerjaan

- Menggunakan kata – kata yang terkait nama Lembaga kemenkeu di dalam


nama akun pribadi

#Materi 2

Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai

Dasar hukum audit kepabeanan dan cukai adalah pada UU Kepabeanan pasal 86
dan pasal 17 sebagai kewenangan audit.

5 Pilar Pengawasan Audit adalah :

1. Barang

2. Dokumen

3. Orang

4. Uang

5. Pengangkut

3 Jenis Audit adalah :

1. Audit Kepatuhan

2. Audit Khusus

3. Audit Investigasi

Direktorat Audit menjalankan tugas revenue collector dan post clearance check.
Audit mempercepat proses clearance kepabeanan sehingga dapat menekan
dwelling time. Audit dapat dilakukan dengan mudah apabila dapat menguasai ilmu
data analitik. Kedepan akan ada e-audit seperti negara Jepang dan Singapura.

Berbagai kegiatan audit dilakukan oleh Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai
dan dapat mengecek kebenaran nilai barang dan proses bisnis di lapangan. Selain
ilmu auditing, seorang auditor juga harus dapat memasuki wilayah tugas yang
diaudit dengan menerapkan human intelijen sehingga dapat mewawancarai security
atau pegawai yang diaudit tanpa diketahui oleh pihak tersebut.
Proses audit semua dilakukan dalam satu sistem sehingga memudahkan auditor
untuk mengecek post clearance.

#Materi 3

Peran Humas Dalam Meningkatkan Citra Positif Organisasi Serta Bijak


Bermedsos

Bapak Sudiro Kasi Hub. Masyarakat dan Media

Bapak Setiawan Rosyidi Kasi Produksi Materi II

Fungsi Kehumasan Pemerintah

Kegiatan yang dilakukan Instansi / organisasi untuk membina hubungan harmonis


dan membina martabat ke masyarakat.

Peran Kehumasan

a. Menjabarkan dan mencapai tujuan Instansi

b. Meningkatkan Sikap Responsif

c. Memberikan Informasi ke Publik

Prinsip Manajemen

P laning

O rganizing

A ct

C ontrolling

Sinergi Kehumasan Pemerintah

a. BKLI ( Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

b. Bea Cukai

c. Kominfo

d. Dll
Tantangan Kehumasan

a. Tuntutan akan informasi yang cepat

b. Partisipasi aktif masyarakat dalam memantau kebijakan public

c. Ego Sektoral

Narasi Dasar Kemenkeu

Menjaga Kepercayaan Rakyat terhadap janji Republik

Narasi Dasar DJBC

Beacukai sebagai garda terdepan yang dapat diandalkan dalam pengawasan dan
pelayanan dalam memberikan kepastian dan rasa aman.

Meningkatkan Citra DJBC sehingga menciptakan rasa ketertarikan


stakeholder (Jangka Pendek)

Mendorong Partisipasi aktif stakeholder untuk ikut berpartisipasi demi


kemakmuran rakyat (Jangka Panjang)

Tagline Meaning “ Bea Cukai Makin Baik “

1. Challenging

2. Stakeholder Engagement

3. Moving Forward

4. Future Looking

5. Dynamic

6. Process

7. Honest & Not over Confident

8. Optimism & Continous Improvement

Strategi Komunikasi

1. Stakeholder Engagement
2. Communication Inteligence

3. Publik Opinion Building

Bijak Bermedia Sosial (PMK 190/2018)

Peluang dan Tantangan

1. Meningkatkan Brand Image Seseorang Mencemarkan nama baik diri sendiri


ataupun Institusi
2. Sebagai salah satu cara untuk mengembangkan diri Ketergantungan
terhadap media social yang tidak produktif
3. Sebagai media untuk memperluas jaringan dan membangun hubungan yang
positif
4. Dapat terpengaruh dengan pihak-pihak yang bersikap negative
5. Sebagai sumber untuk mendapatkan berbagai informasi secara cepat
6. Informasi yang didapatkan belum tentu benar

Don’t Do This

1. Mengunggah dan/atay menyebar konten HOAX.


2. Keberpihakan politik.
3. Mengunggah perjalanan dinas yang dapat diasosiasikan pemborosan APBN.
4. Mengunggah dan/atau menyebar konten yang mengandung Kebencian,
SARA, Radikalisme, Terorisme, Pelecehan, Diskriminasi dan dukungan
LGBT.
5. Mengunggah dan/atau menyebar informasi rahasia pekerjaan.

Pembekalan Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan

Oleh Bapak Kiagus Nurzaman Muhammad

• Dasar hukum:

o UU No. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

o UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Per-UU-an

o UU No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

o PMK No. 136 tahun 2022 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai

o Perdirjen No. 25 tahun 2022 tentang Tata Cara Pengajuan dan penyelesaian
Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai
• Pejabat bea dan cukai melakukan penetapan. Dirjen bea dan cukai melakukan
penetapan (output-nya SPKTNP atau SPKPBK). Dirjen memberikan keputusan
keberatan atas penetapan pejabat BC (berupa KEP), dapat menolak seluruhnya
atau Sebagian bahkan menerima.

• Pengajuan keberatan secara elektronik wajib. Permohonan pencabutan keberatan


juga secara elektronik. Penerbitan dan penyampaian keputusan keberatan secara
elektronik.

• Objek keberatan berupa SPTNP, SPPBMCP. Keberatan berupa tarif dan nilai
pabean.

• SPSA dikenakaan atas pengenaan sanksi.

• Selain berupa tarif dan nilai pabean, yaitu berupa SPBL dan SPP.

• Keberatan kepabeanan berlaku 60 hari sejak tanggal penetapan. Keberatan cukai


berlaku 30 hari sejak tanggal penetapan. Jika tidak mengajukan keberatan, haknya
akan gugur.

• Tambahan alasan, penjelasan, bukti, data pendukung dengan jangka waktu 40 hari
sejak tanggal terima berkas pengajuan keberatan dan belum diterbitkan keputusan
atas keberatan yang dimaksud dikirim ke portal BC.

• Jika dirjen tak memutuskan dalam jangka waktu 60 hari sejak tanda terima
keberatan, keberatan dianggap dikabulkan.

• Hal yang perlu diperhatikan

o Tarif FTA: prosedur atau kronologis pemenuhan origin criteria dan ketentuan
lainnya, melakukan retroactivecheck dan rejection.

o Nilai pabean: bukti nyata, SPI, konsultasi dengan pihak yang tepat, keabsahan
dokumen pendukung penetapan, prosedur penetapan nilai pabean.

o Klasifikasi barang: identifikasi barang, memperhatikan profil importir dan supplier,


konsultasi dengan pihak yang tepat, keabsahan dokumen.

• Untuk SPP dan SPSA langsug ke Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan.

• Permohonan banding 60 hari sejak penetapan. Pengadilan pajak meminta SUB


(surat uraian barang) ke terbanding selama 14 hari. Pembuatan SUB oleh
terbanding 90 hari. Pengadilan pajak mengirim SUB ke pemohon selama 14 hari.
Surat bantahan SUB oleh pemohon 30 hari.

• Tahap persidangan kemudian pemeriksaan formal, lalu pemeriksaan materi bisa 5-


6 kali, hingga siding dinyatakan cukup. Lalu, sidang ucap 14 hari, putusan banding
30 hari, peninjauan kembali 90 hari dari tanggal kirim putusan pengadilan pajak.
• Pengadilan pajak prosesnya oleh hakim sehingga kondusif karena taka da interaksi
antara terbanding dan termohon.

• Pemeriksaan materi adalah pemeriksaan alat bukti yang disampaikan pemohon


atau terbanding. Alat bukti berupa surat tulisan, keterangan ahli, keterangan para
saksi, pengakuan para pihak, dan pengetahuan hakim.

• Pemeriksaan persyaratan formal:

o Diajukan dengan surat dalam Bahasa Indonesia

o Telah dilakukan pembayaran 50% dari pajak yang terutang (kalo UU Kepabeanan
100%)

o Diajukan oleh wajib pajak, ahli warisnya, pengurus atau kuasa hukumnya

o Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima keputusan (kalo UU


Kepabeanan 60 hari)

o Satu surat banding hanya dapat diajukan terhadap satu keputusan

o Dilampirkan surat keputusan banding

• Factor penentu pada saat persidangan:

o Kualitas penetapan

o Alat bukti

o Keterangan ahli

o Majelis hakim

• Faktor penentu kualitas penetapan:

o Cek dan pastikan kewenangan itu ada

o Seluruh prosedur wajib dilaksanakan

o Substansi harus sesuai dengan ketentuan

o Kirimkan kepada yang berhak menerima dengan tepat waktu

• Putusan pengadilan pajak:

o Menolak

o Mengabulkan sebagian/seluruhnya

o Menambah pajak yang harus dibayar

o Tak dapat diterima


o Membetulkan kesalahan tulis/hitung

o Membatalkan

• Terhadap putusan PP, putusan akhir dan punya kekuatan hukum tetap (inkracht).
Kalo mau peninjauan kembali ke MA dengan melunasi tagihan yang timbul, bila ada.

• Kekalahan formal:

o SPTNP/SPKTNP lewat waktu 30 hari/2 tahun

o Keputusan keberatan lewat 60 hari

o Keputusan keberatan terlambat dikirim

• Tim sidang banding pengadilan pajak DJBC

o KPU BC TIPE A Tanjung Priok, diterbitkan oleh KPU Priok

o Kanwil DJBC Jatim I, diterbitkan oleh Kanwil DJBC Jatim I

o Direktorat keberatan banding dan peraturan

• 5 tips aman dalam pengambilan keputusan/diskresi

o Aman arsip

o Aman kewenangan

o Aman penghasilan dari gratifikasi dan suap

o Aman prosedur

o Aman dokumentasi

27 Januari 2023

(Suka duka remote area)

• Narasumber terdiri dari 4 orang ex remote area. Dari aceh, atambua dan dua orang
dari sorong.

• Pertanyaan pertama mengenai biaya hidup. Di Aceh, biaya hidup normal sama
seperti di Jakarta. Harga makanan normal dan makanan di sana memiliki cita rasa
pedas dan bersantan. Di atambua kebanyakan makanan dari laut karena dekat
dengan laut dan biaya hidup seperti air aqua di harga 40rban. Sedangkan di papua
tentunya harga bahan makanan sedikit lebih mahal dari normal dan harga aqua bisa
menyentuh harga 100rban

• Pertanyaan kedua mengenai Tiket pesawat dari aceh dikisaran 2jt rupiah untuk
sekali jalan. Namun dapat disiasati dengan transit di Malaysia terlebih dahulu. Untuk
atambua sedikit lebih susah karena harus menaiki pesawat kecil untuk mencapai
kupang dan pesawat tersebut hanya 2x seminggu lalu dapat dilanjut ke jakarta.
untuk di papua ada pesawat yang

langsung menuju Jakarta dari bandara sorong dengan kisaran harga 3jt rupiah sekali
jalan

• Pertanyaan ketiga mengenai keamanan di daerah remote. Di aceh relatif lebih


aman. Dengan masyarakat mayoritas muslim dan tidak ada konflik sejauh ini. Di
atambua sendiri juga aman karena masyarakatnya menghargai bea cukai.
Sedangkan di papua terkadang terdapat konflik mengenai isu sara sehingga
menimbulkan kekacauan di sana

• Keindahan alam di daerah remote tentunya sangat bagus. Di aceh dapat


mengunjungi sabang. Sedangkan di atambua, dari kantor hanya berjarak sekitar 15
menit untuk menuju pantai yang indah. Di papua untuk liburan biasanya ke raja
ampat sembari patroli atau tugas.

• Di Aceh dan papua terutama kantor sorong itu sudah terdapat beberapa mall dan
bioskop. Sedangkan di atambua sulit untuk menemukan mall atau makanan fast
food sehingga harus menuju kupang terlebih dahulu

• Di remote area keakraban diantara pegawai sangat terasa karena jumlah pegawai
yang sedikit sehingga hampir tidak ada sekat dengan pejabat. Diawal penempatan
biasanya pejabat patungan untuk membantu pegawai baru.

1. Bangga menjadi bea cukai (Bapak Indra Adiwijaya)

- Mengingatkan kita untuk bersyukur sudah diterima menjadi pegawai bea cukai.

- Selalu hidup sederhana dan mengatur uang agar selalu cukup

- Jangan khawatir untuk ditempatkan di mana saja. Selalu belajar Ketika


ditempatkan di tempat yang jauh. Justru itu menjadi ladang belajar untuk kita.

- Hindari fraud

- Jauhi LGBT
PBB

Pengertian Baris Berbaris

Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup
suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
tertentu.

Tujuan dari PBB adalah :

Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin
sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan
adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.

Aba – Aba

Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk
dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.

Macam aba-aba

1) Aba-aba petunjuk

Digunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan /


pelaksanaan.

2) Aba-aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3) Aba-aba pelaksanaan

Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan


dengan serentak atau berturut-turut.

Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :

1. Gerak

Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota


tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.

2. Jalan
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan :
Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului
dengan aba-aba peringatan ” maju ”.

3. Mulai

Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak ditempat dan Gerak berjalan. Untuk lebih
lanjut mari kita lihat 2 gerakan tersebut.

Gerakan ditempat

Gerakan ditempat diperluykan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam


menghadapi upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel belajar atau
persiapan pelaporan belajar dikelas

Gerak Berjalan

Gerak berjalan diperlukan pada saat menggerakkan, memindahkan, atau


menggeser barisan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Gerakan-gerakan
berjalan sangat diperlukan demi kekompakan, ketertiban, keseragaman dalam
rangka memupuk rasa kebersamaan.

TATA CARA PENGHORMATAN

Tata cara penghormatan dibagi ke dalam beberapa bentuk sesuai dengan kondisi
dan subjek yang dihormati.

1. Berdiri

a. Kepada jabatan pelaksana hingga eselon III

i. Cukup salah satu dari anggota kelompok yang melakukan penghormatan serta
mengucapkan salam

ii. Anggota lain tidak perlu melakukan sikap siap

b. Kepada eselon II dan I

i. Dilakukan penghormatan terpimpin

ii. Anggota lain perlu melakukan sikap siap dan melakukan penghormatan

2. Duduk

a. Kepada jabatan pelaksana hingga eselon III


i. Salah satu anggota berdiri, hormat, dan memberi salam

ii. Anggota lain duduk siap

b. Kepada eselon II dan I

i. Semua anggota berdiri dan melakukan penghormatan terpimpin

URUTAN ACARA UPACARA

a. Acara Persiapan

a.1. Barisan di pimpin oleh masing2 pimpinan barisan

a.2. Pemimpin Upacara memasuki Lapangan Upacara

a.3. Penghormatan Kepada Pimpinan Upacara

a.4. Laporan Tiap-tiap Pimpinan Barisan

a.5. Pemimpin Upacara Mengambil Alih Pimpinan

b. Acara Pendahuluan

Laporan pengatur upacara Kepada Pembina Upacara

C. Acara Pokok

c.1. Pembina Upacara Memasuki Lapangan Upacara

c.2. Penghormatan Umum

c.3. Laporan Pemimpin Upacara

c.4. Pengibaran Bendera Merah Putih

c.5. Mengheningkan Cipta

c.6. Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945

c.7. Pembacaan Teks Pancasila

c.8. Amanat Pembina Upacara

c.9. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional

c.10 Pembacaan Doa

c.11. Laporan Pemimpin Upacara


c.12. Penghormatan Umum

c.13. Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan Upacara

d.Acara Penutup

d.1. Laporan Pengatur Upacara Kpd Pembina Upacara

d.2. Pemimpin Upacara Menyerahkan pimpinan

d.3. Penghormatan Kepada Pemimpin Upacara

Tata cara apel

1. Pembina apel memasuki lapangan apel

2. Penghormatan kepada pemimpin apel

3. Laporan komandan apel

4. Pembacaan teks Pancasila, diikuti seluruh peserta

5. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina apel

6. Amanat pembina apel, peserta diistirahatkan

7. Pembacaan do'a

8. Penghormatan bendera merah putih dipimpin oleh komandan apel

9. Laporan komandan apel

10. Penghormatan kepada pembina apel

11. Pembina apel diperkenankan meninggalkan tempat apel

12. Apel pagi telah selesai dilaksanakan, peserta dibubarkan


RESUME PBB

A. PBB Ditempat

1. Sikap Sempurna

- Aba-aba “Siap – GERAK”

- Pelaksanaan,

Pada aba2 pelaksanaan badan berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua
telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan pada
kedua kaki, perut sedikit ditarik, dada dibusungkan, lengan rapat pada badan,
pergelangan tangan lurus, jari mengenggam seperti meremas santan, ibu jari
segaris dengan jahitan celana serta pandangan lurus kedepan dan bernapas
sewajarnya.

2. Istirahat

- Aba-aba “Istirahat Ditempat – GERAK”

- Pelaksanaan,

Kaki kiri dipindahkan ke samping kiri selebar 30 cm, kedua belah tangan
dibawa kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak
tangan kiri, tangan kanan dikepalkan, tangan kiri memegang pergelangan tangan
kanan, kedua tangan dilemaskan dan badan dapat bergerak.

3. Lencang Kanan

- Aba-aba “Lencang Kanan – GERAK”

- Pelaksanaan,

Dalam sikap sempurna, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri dengan jari
menggenggam dan menyentuh bahu kiri/kanan orang disebelahnya, punggung
tangan menghadap keatas, kepala dipalingkan kekanan/kiri serta meluruskan diri
hingga dapat melihat dada orang yang berada disebelah kanan/kirinya.

4. Setengah Lencang Kanan

- Aba-aba “Setengah Lencang Kanan – GERAK”

5. Lencang Depan

- Aba-aba “Lencang depan – GERAK”

6. Hadap Kanan/Kiri
- Aba-aba “Hadap kanan/kiri – GERAK”

- Pelaksanaan,

1) Kaki kiri/kan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat


badan berpinda ke kaki kiri/kanan

2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 derajat

3) Kaki kiri/kanandiraptkan kembali ke kaki kanan/kiri

7. Serong Kanan/Kiri

- Aba-aba “Serong kanan/kiri – GERAK”

- Pelaksanaan,

1) kaki kiri/kanan dimajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri.

2) Berputarlah arah 45 derajat ke kanan/kiri.

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

8. Balik Kanan

- Aba-aba “Balik kanan – GERAK”

- Pelaksanaan,

1) kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat


badan berpindah ke kaki kiri/kanan.

2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 180 derajat.

3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

9. Jalan di Tempat

- Aba-aba “Jalan di tempat – GERAK”

- Pelaksanaan,

1) Dimulai dengan mengangkat kaki kiri dan kanan bergantian setinggi


rata2 air, ujung kaki menuju kebawah, badan tegak dan pandangan
mata ke depan dan lengan dirapatkan tidak melenggang.

2) Pada saat berhenti dengan aba-aba Henti – GERAK, kaki pada saat
aba-aba ditambah dua hitungan kemudian sikap sempurna.
10. Memberi Hormat

- Aba-aba “Hormat – GERAK”

- Pelaksanaan,

1) Gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku


serong 15 derajat kedepan, jari rapat dan lurus, telapak tangan serong
ke bawah, pergelangan tangan lurus serta bahu tidak diangkat,
pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.

2) Jika memakai topi, maka jari tengah mengenai pinggir topi

3) Setelah selesai, langsung turun dan sikap sempurna.

B. PBB Berjalan

1. Maju – Jalan

- Aba-aba “Maju- JALAN”

- Pelaksanaan,

Kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat rata sejajar
dengan tanah setinggi ± 15 cm kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak
setengah langkah, tangan kanan di lenggangkan kedepan 90 derajat, lengan kiri 30
derajat kebelakang dan kemudian langkah berikutnya berjalan biasa dengan lengan
dilenggangkan kedepan 45 derajat dan kebelakang 30 derajat.

2. Langkah Tegap

- Aba-aba “Langkah Tegap Maju – JALAN”

- Pelaksanaan,

Sama seperti berjalan biasa tapi dengan lengan dilenggangkan kedepan 90


derajat dan kebelakang 30 derajat, jari-jari tangan di genggam dengan tidak
terpaksa dan punggung ibu jari menghadap ke atas serta setiap langkah
dihentakkan. Bisa dilakukan dari langkah biasa dengan aba-aba pelaksanaan jatuh
pada kaki kiri ditambah satu langkah dan kemudian langkah tegap, begitu juga
sebaliknya.

3. Lari

- Aba-aba “Lari Maju – JALAN”

- Pelaksanaan,
Pada saat aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dan diletakkan
dipinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, kedua siku
sedikit kebelakang, badan agak dicondongkan kedepan. Pada saat aba-aba
pelaksanaan dimulai dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan
selanjutnya sesuai dengan panjang dan tempo ketentuan diatas.

4. Membuka/Menutup Barisan

- Aba-aba “Buka/Tutup Barisan – JALAN”

- Pelaksanaan,

Regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke kanan dan kiri sedang regu
tengah tetap di tempat. Bedanya hanya pada arahnya saja. Buka barisan regu
kanan dan kiri melangkah menjauhi dari regu tengah sedangkan pada tutup barisan,
regu kanan dan kiri melangkah mendekati regu tengah.
PUDD di luar ruangan

Penghormatan

Pada eselon 3 dan 4 (Penghormatan Perorangan)

Barisan duduk :

Satu orang memimpin duduk siap, kemudian satu orang berdiri dan memberi
penghormatan

Barisan berdiri :

Satu orang memberi aba-aba siap gerak, kemudian komandan peleton memberikan
penghormatan

Pada eselon 1 dan 2 (Penghormatan Penuh)

Barisan duduk :

Satu orang memberi instruksi berdiri, kemudian mengarahkan barisan ke arah


datangnya pejabat, setelah itu memberikan penghormatan penuh.

Dalam barisan :

Satu orang mengarahkan barisan ke arah datangnya pejabat, setelah itu


memberikan penghormatan penuh.

Penghormatan dan PUDD (Dalam Ruangan)

Salam Saat bertemu Pejabat

- Apabila Eselon II keatas, maka perlu hormat penuh (arah badan kearah
pejabat) dan hormat seluruhnya bila dalam regu.

- Apabila Eselon III dan IV, maka cukup penghormatan terpimpin dan
terwakilkan oleh satu orang (bila beregu) yang lain cukup sikap siap.

- Apabila dibawah eselon IV namun lebih tua dan sebagainya, cukup dengan
sikap siap atau dengan anggukan kepala.

- (Semua kegiatan diatas dilakukan dengan salam sesuai waktu atau


menyesuaikan)

Etika Mendahului
- Ketika berjalan, didepan ada Pejabat ataupun senior. Kurang lebih 2 langkah
mendekat, ucapkan “Selamat pagi” dan sikap hormat dilanjut dengan “Izin
Mendahului” , jarak untuk melakukan penghormatan kurang lebih 5-6 langkah.

Etika dalam tangga

- Apabila hendak melewati senior ataupun pegawai lain yang duduk di samping
tangga, ucapkan salam, misal selamat pagi, dan hormat sambal jalan atau
cukup anggukan kepala.

- Apabila ada pejabat atau senior dibelakang kita, maka kita akan berhenti di
persimpangan tangga dan mempersilahkan duluan sambil ucap salam.

Etika dalam Lift

- Beri Hormat dan Salam Ketika pintu lift telah terbuka dan ada pejabat
didalamnya. Segera masuk. (Hormat dan salam dilakukan sebelum memasuki
lift)

- Posisikan badan dekat dengan tombol dan tidak membelakangi pejabat.

- Apabila pejabat masuk lift saat kita didalamnya, maka kita beri hormat dan
salam, sembari menanyakan mau turun lantai berapa. (selalu posisikan
badan dekat dengan tombol)

- Apabila situasi berdesakan dan tidak dapat dekat tombol, maka cukup mepet
ke samping lift dan tidak membelakangi pejabat. Apabila terlampau penuh,
maka cukup berucap “izin, silahkan duluan saja pak” dan tidak jadi naik.

- Saat akan keluar, ucapkan salam dan hormat sambil berjalan bila
memungkinkan, bila tidak maka cukup ucapkan “Izin duluan pak, selamat
pagi” dengan anggukan kepala condong kedepan.

Masuk dan Keluar Ruangan

- Ketuk Pintu dan mengucap “Izin Masuk”

- Setelah pintu dibuka dari dalam (posisi pintu dikunci) atau setelah membuka
satu daun pintu, Posisi Tegap dan hormat keruangan sembari berucap “Izin
Masuk”

- Ingin menemui siapa:

a. Kasi yang dalam satu ruangan isinya kasi semua

Langsung berjalan menuju Kasi terkait, stop dihadapan beliau dengan


jarak wajar (4 langkah) atau menyesuaikan. Hormat dan mengucap salam,
misal “Selamat pagi”. Dilanjut dengan ucap “Izin Menghadap” diteruskan
dengan mengucapkan tujuan menghadap.
b. Kasi yang sedang dalam pembicaraan dengan Kabag atau diatasnya

Langsung berjalan menuju Kabag, stop dihadapan beliau dengan jarak


wajar (4 langkah) atau menyesuaikan. Hormat dan mengucap salam,
misal “Selamat pagi”. Dilanjut dengan ucap “Izin Pak/Ibu Kabag, Izin
menghadap ke Pak/Bu kasi” diteruskan dengan mengucapkan tujuan
menghadap.

c. Kabag yang sedang dalam pembicaraan dengan Kasi atau dibawahnya

Langsung berjalan menuju Kabag terkait, stop dihadapan beliau dengan


jarak wajar (4 langkah) atau menyesuaikan. Hormat dan mengucap salam,
misal “Selamat pagi”. Dilanjut dengan ucap “Izin Menghadap” diteruskan
dengan mengucapkan tujuan menghadap.

- Apabila kepentingan telah selesai, maka dilaksanakan perizinan terkait telah


selesainya urusan. Izin ini ditujukan sesuai dengan izin sebelumnya yang
telah dilaksanakan diawal (Kabag, Kasi, atau lainnya). “Perihal urusan telah
selesai pak, Izin Kembali” dan dilanjut sikap hormat dan ucap “Selamat Pagi”

- Berdiri di depan pintu ruangan dengan sikap hormat ke arah ruangan dan
berucap “Izin keluar”

Interupsi Rapat

- Ketuk Pintu dan mengucap “Izin Masuk”

- Setelah pintu dibuka dari dalam (posisi pintu dikunci) atau setelah membuka
satu daun pintu, Posisi Tegap dan hormat keruangan sembari berucap “Izin
Masuk”

- Langsung berjalan menuju pimpinan Rapat, berhenti dihadapan beliau


dengan jarak wajar (4 langkah) atau menyesuaikan. Hormat dan mengucap
salam, misal “Selamat pagi”. Dilanjut dengan ucap “Izin Menghadap”
diteruskan dengan mengucapkan tujuan menghadap atau izin hendak
menghadap salah satu anggota rapat.

- Apabila urusan telah selesai, maka dilaksanakan izin lagi terkait selesainya
urusan. Izin kepada Pimpinan Rapat “Perihal urusan telah selesai pak, Izin
Kembali” dan dilanjut sikap hormat dan ucap “Selamat Pagi”

- Berdiri di depan pintu ruangan dengan sikap hormat ke arah ruangan dan
berucap “Izin keluar”

PUDD di Tangga:

⮚ Bertemu senior berpapasan


Berhenti, mengesampingkan badan (memberikan ruang), dan memberikan hormat
dengan mengucapkan "Selamat pagi/s, silahkan lewat senior"

⮚ Bertemu senior ingin mendahului

Terus berjalan dan menyalip senior, kemudian hormat sambil berkata "Selamat
pagi/s senior, izin mendahului"

⮚ Bertemu senior duduk di tangga

Terus berjalan melewati senior sambil sedikit membungkukkan badan dan berkata
"Selamat pagi/s senior, izin lewat

Anda mungkin juga menyukai