Anda di halaman 1dari 2

Mahasiswi UGM Korban

Pelecehan Seksual Alami


Depresi Berat
Rabu, 7 November 2018 - 21:17 WIB
views: 3.543
YOGYAKARTA - Mahasiswi Fisipol UGM korban pelecahan seksual saat kuliah
kerja nyata (KKN) di Pulau Seram, Maluku pada 2017 silam disebut sempat
mengalami depresi berat. Hal ini diungkapkan oleh Rifka Annisa, lembaga
nonpemerintah yang sejak September 2017 mendampingi korban berinisial An
tersebut.

"Saat datang, penyintas (korban) dalam kondisi depresi berat. Sehingga fokus utama
pendampingan Rifka Annisa adalah pemulihan kondisi psikologis dan menciptakan
rasa aman bagi penyintas," kata Direktur Rifka Annisa, Suharti dalam siaran
persnya, Rabu (7/11/2018) malam. 

Menurut Suharti, Rifka Annisa selalu mengedepankan penyelesaian dalam kasus


kekerasan seksual yang bertujuan untuk menjamin rasa keadilan perempuan korban
kekerasan, terutama penyelesaian secara hukum. 

"Dalam kasus ini Rifka Annisa telah menyampaikan informasi tentang hak-hak
korban pada penyintas dan mendiskusikan alternatif penyelesaian melalui jalur
hukum. Namun dalam kasus-kasus kekerasan seksual tertentu, proses hukum
memiliki kendala-kendala, khususnya dalam menjamin terpenuhinya hak-hak dan
keadilan korban," katanya.

Berdasarkan pertimbangan itu pada akhir 2017, Rifka Annisa telah menjalin
koordinasi dengan tim Fisipol UGM untuk mencari penyelesaian terbaik kasus
tersebut. UGM merespons dengan melakukan pembentukan tirn investigasi untuk
penyelesaian kasus ini yang kemudian melahirkan beberapa rekomendasi. 

"Mencuatnya kembali pemberitaan terkait kasus ini mengindikasikan bahwa upaya


penyelesaian melalui mekanisme internal UGM belum tuntas dan belum memenuhi
rasa keadilan bagi korban," katanya.

Suharti menambahkan persoalan kekerasan seksual di kampus selama ini menjadi


persoalan yang sulit diungkap dan diselesaikan. "Ini didasarkan pada pertimbangan
nama baik kampus dan lemahnya komitmen civitas akademika untuk memberi
perlindungan dan pemenuhan rasa keadilan bagi korban," katanya.

Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) akan menempuh jalur hukum atas
dugaan pelecehan seksual ini. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bagian Humas dan
Protokol UGM Iva Ariani kepada wartawan. "Usai rapat antara tim independen
dengan Rektor hari ini UGM akan mengambil jalur hukum agar penyintas
mendapatkan rasa keadilan," katanya.

Untuk diketahui, kasus pelecehan seksual menimpa mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik (Fisipol) berinisial AN pada medio 2017. Pelaku diduga mahasiswa
Fakultas Teknik berinisial HS. Untuk mendalami dugaan kasus ini, UGM telah
membentuk tim investigasi independen melalui Surat Keputusan (SK) Rektor.

Anda mungkin juga menyukai