Anda di halaman 1dari 2

Tempat ini merupakan pos motor-motor patroli Belanda, berkekuatan tentara satu peleton yang bila-

bila masa bisa menambah kekuatannya dari Tanjungbatu, Kepulauan Riau. Dari pulau ini pula mereka
senantiasa berpatroli yang menghambat pelayaran di Inderagiri khususnya dari dan ke Singapura. Tokoh
pejuang yang muncul dalam peristiwa ini antara lain Kapten Muchtar dan Letnan M. Boya.

Muhammad Boya atau yang lebih dikenal dengan M. Boya adalah seorang letnan atau seorang tentara
yang berpangkat Letda. Ia merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang ikut mengusir penjajah dari
wilayah Indragiri Hilir. Saat Riau membentuk Barisan Pemuda Perjuangan (BPR) beranggotakan para
pemuda Riau bekas Gyugun, Heiho, Kaigon dan Masyarakat. Pusat pemerintah kemudian
menginstruksikan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) beranggotakan para pemuda Riau bekas
Gyugun, Heiho, Kaigun dan Masyarakat, dan semua organisasi perjuangan yang ada harus bergabung
dalam BKR. Koordinator BKR Riau adalah Hasan Basri, BKR itu sendiri terdiri dari tiga Batalyon, Yaitu
Batalyon Pekanbaru (dibawah komano DI Panjaitan), Batalyon Bengkalis (dikomandoi Arifin Achad) dan
Batalyon Indragiri (dikomandoi Thofa Hanafi).

Indragiri hilir merupakan daerah dari Provinsi Riau yang dulunya pernah dikuasai oleh Belanda. Ketika
pertempuran rakyat dalam melawan penjajah demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia juga
dilakukan di tanah melayu salah satunya adalah wilayah Indragiri Hilir ini. Salah satu tokoh pejuang di
Indragiri Hilir yaitu Letnan M. Boya. M. Boya adalah seorang tentara yang berpangkat Letda. Ianya
merupakan salah satu tokoh pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan di wilayah Indragiri Hilir.

Terbukti dengan keikutsertaannya pada pertempuran di Tanjung Kilang yang mana ianya menjadi salah
satu anggota yang dikejar di Tanjung Kilang yang dikomandoi oleh Kapten Mukhtar dan dibantu oleh
anggota lainnya termasuk Letnan M. Boya. pada pertempuran di Tanjung Kilang (Pulau Durai) tersebut
dapat dikuasai kembali dan direbut oleh para pejuang setelah 12 jam melakukan pertempuran melawan
Belanda. Pertempuran Letnan M. Boya selanjutnya adalah di Kuala Enok, pertahanan di Kuala Enok
dibagi menjadi tiga pos pertahanan. Yaitu, Pos I dipimpin Sersan Kusen di Ujung Tanjung dekat kantor
Bea dan Cukai, Pos II di sebelah hulu tanah merah dengan komandan Sersan Ahmad Kirman, dan Pos III
di halaman masjid arah ke darat dengan komandan Sersan Suratman.

Pos dibuat dari tanah liat dengan penahan kayu bakau. Namun sayang pada pertempuran di Kuala Enok
ini menjadi pertempuran yang terakhir bagi M. Boya, karena pada pertempuran di Kuala Enok inilah
Letnan M. Boya gugur dalam pertempuran memperebutkan tanah air. Wafatnya Letnan M. Jasadnya di
kebumikan di Sungai Rukam Hulu Enok. Hingga kini Letnan M. Boya masih dikenal dan dikenang karena
jasa-jasanya dala mempertahankan wilayah idragiri Hilir dan dikenal sebagai sosok pahlawan dari
Indragiri Hilir.

Anda mungkin juga menyukai