Anda di halaman 1dari 13

RENCANA USULAN KEGIATAN

YANG SESUAI DENGAN AKREDITASI


PUSKESMAS
3 JAN 2017BY DRAGUSCN
Pada saat kita menyusun rencana kegiatan, langkah yang diminta oleh persyaratan dalam
akreditasi puskesmas adalah membuat analisis kebutuhan masyarakat.  Analisis
kebutuhan masyarakat berasal dari identifikasi kebutuhan masyarakat yang kita lakukan
pada tahun N-1. Misalnya pada saat kita akan melakukan analisis kebutuhan masyarakat
di tahun 2017, maka bahan-bahan yang diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
masyarakat adalah yang berasal dari tahun 2016, misalnya Survei Mawas Diri, Survei
PHBS, Kadarzi dll. Bisa juga didapatkan dari perbincangan dengan kader, tokoh
masyarakat dll yang bentuknya pertemuan atau diskusi.

Seringkali ini sudah tersusun dengan baik. Mengingat judul kriteria Identifikasi


Kebutuhan Masyrakat  adalah hal yang pertama dilakukan di Bab 4, maka biasanya
identifikasi adalah yang terlebih dulu diselesaikan oleh Pokja UKM.

Yang jadi sayang adalah pada saat kita melihat di bagian Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang sudah selesai dalam bentuk buku, kegiatan-kegiatan mulai dari identifikasi
sampai dengan analisis tadi tidak terlihat berada dalam Rencana. Selalu cara menyusun
rencana kembali lagi berdasarkan cakupan kegiatan saja. Padahal pelaksanaan kegiatan
menganalisis kebutuhan masyarakat bisa dibilang sudah dilakukan dengan susah payah,
tapi hasilnya tidak menjadi dasar perencanaan di dalam Rencana Usulan Kegaitan yang
disusun oleh Puskesmas. Dan tentu saja pada saatnya tidak akan menghasilkan kegiatan
yang berdasarkan kebutuhan masyarakat.

SOLUSI

Jadi bagaimana seharusnya?

Secara pribadi sebagai surveior UKM, saya akan sangat menghargai bila identifikasi
kebutuhan sampai dengan analisisnya muncul dalam Rencana Puskesmas. Baik Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) , maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Bila dilihat dengan
baik sebenarnya ini merupakan syarat yang diminta dalam Instrumen,
pada 5.2.2.3disebutkan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab membahas hasil kajian
kebutuhan masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan harapan sasaran dalam
penyusunan RUK.Demikian juga pada 5.2.2.4 yang menyebutkan Kepala Puskesmas,
Penanggung jawab UKM Puskesmas membahas hasil kajian kebutuhan masyarakat, dan
hasil kajian kebutuhan dan harapan sasaran dalam penyusunan RPK. Jadi akan lebih
pas bila pemenuhan dari 2 elemen penilaian ini jika pada saat kita membuka RUK tahun
N+1 ditemukan kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh pelaksana program dari hasil
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan masyarakat. Dan untuk RPK bisa
diperlihatkan dengan menandai kegiatan-kegiatan yang sudah akan dilaksanakan yang
sesuai dengan analisis tadi.

Dan mungkin akan lebih baik lagi bila beberapa yang terkait perencanaan juga menjadi
bagian dari RUK N+1, misalnya, pada 5.1.5 ada identifikasi risiko pada pelaksanaan
kegiatan layanan yang bersifat lingkungan dan masyarakat, pada 4.1.3 ada identifikasi
peluang inovasi, dan pada 5.1.6 ada Pemberdayaan Masyarakat.  Setiap bagian baik
Risiko, Inovasi dan Pemberdayaan Masyarakat menunjuk dibentuk rencana. Rencana
Pencegahan Risiko (5.1.5.3), Rencana Pelaksanaan Inovasi (4.1.3.4) dan Rencana
Pemberdayaan Masyarakat (5.1.6.2). Rencana-rencana ini tentu saja seharusnya berada
dalam Perencanaan Puskesmas (RUK dan RPK) agar bila dalam rencana ini dibutuhkan
anggaran, minimal tahun depan realisasi anggaran untuk rencana-rencana ini bisa
terwujud.

KESIMPULAN

Bab analisis dalam RUK (biasanya ini yang lengkap disusun) dan RPK (setidaknya
bagian analisisnya bisa muncul juga) seharusnya cukup kaya dengan bentuk-bentuk
rencana yang merupakan perpaduan dar:

 Kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Yang juga sudah mendapatkan


masukan berupa harapan dan kebutuhan dari user-nya (sasaran).
 Kegiatan-kegiatan layanan baik promotoif maupun preventif yang lebih dekat dengan
UKM juga pasti menimbulkan risiko yang seharusnya ada rencana pencegahannya.
 Peluang inovasi yang sudah diidentifikasi dan dipilih mana yang bisa dilaksanakan
tahun ini, dan yang diusulkan tahun depan (pasti dalam bentuk rencana) ini
seharusnya juga dituliskan dalam Rencana.
 Pemberdayaan masyarakat yang merupakan cara untuk melakukan perubahan
perilaku pada sasaran dan pengorganisasian masyarakat, seharusnya juga muncul
dalam rencana-rencana tersebut.

Tentu saja bila rencana kegiatan bisa seperti ini, hal yang sama juga berlaku
untuk rencana sumber daya yang biasanya “digarap” oleh Admen. Dalam RUK – paling
tidak – ada rencana kebutuhan petugas – meskipun analisisnya berdasarkan standar
saja bukan berdasarkan beban kerja (WISN). Juga pasti dari Pokja Admen juga merasa
perlu adanya rencana Sarana Prasarana, sehingga ada keberlanjutan pemeliharaan atau
pengadaan sarana dan prasarana di tahun-tahun mendatang.
UKM ESENSIAL, 5 ATAU 6 ?
31 AGU 2017BY DRAGUSCN

Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas harus dilaksanakan baik oleh puskesmas


perkotaan maupun pedesaan. UKM Esensial meliputi layanan-layanan (dahulu Program)
dan dibawahi oleh seorang Penanggungjawab. Dari sinilah masalah timbul. Referensi di
Permenkes 75 disebut ada yang 5 (lima) ada yang 6 (enam) layanan. Yang mana yang
benar?

Membaca Permenkes bila hanya melihat jumlah poin memang seperti ada dua referensi
yang menyatakan perbedaan jumlah dari Layanan dalam UKM Esensial. Mari kita lihat
satu persatu setiap kalimat yang mengandung kata esensial di dalam PMK 75/2014
maupun di dalam PMK 44/2016.

Pasal 36 PMK 75 / 2014

Pasal 36 ayat 2 cukup jelas menyampaikan bahwa UKM esensial terdiri dari 5
pelayanan.

Penjelasan Organisasi Puskesmas pada lampiran

 
Disini dituliskan bahwa Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan masyarakat
membawahi 6 pelayanan.

Penjelasan tentang Kebutuhan Data pada PMK 44 tahun 2016

Penyebutan Data UKM esensial untuk mengumpulkan data kinerja puskesmas yang
selanjutnya digunakan untuk perencanaan puskesmas. Dari sini juga terlihat cuma ada 5
pelayanan (program), a dan b masing2 satu.  c meliputi 2 pelayanan. d-f biasanya di
Puskesmas jadi satu dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit meskipun pelaksana
bisa tiap sub program seperti PPTM, Surveilans dan P2 TB Paru dst.

Penjelasan tentang Ruang Lingkup PKP

Disini UKM esensial juga hanya terdiri dari 5 pelayanan.

Pendapat saya tentang Jumlah UKM Esensial

Bagi saya pembagiannya cukup jelas hanya ada 5 (LIMA) pelayanan sebagaimana yang


tercantum dalam Pasal 36 ayat 2. Adapun dalam penjelasan ditemukan 6 (enam)
pelayanan adalah karena yang dimaksud tugas dari Penanggungjawab UKM esensial.
Bukan merupakan pembagian dari pelayanan esensial itu sendiri.

Pada pola pembagian yang mampu lebih kompleks, Penanggungjawab UKM dibagi
menjadi PJUKM esensial dan PJUKM Pengembangan yang dimaksudkan untuk
membagi tugas karena harus mengkoordinasikan banyak pelayanan (program). Dalam
pembagian tugasnya Perkesmas dimasukkan dalam tugas PJUKM esensial. Tapi bukan
berarti perkesmas adalah esensial. Saya rasa kenapa Perkesmas dimasukkan dalam tugas
PJUKM karena merupakan penghubung yang paling jelas antara UKM dan UKP. Dan
menggunakan perawatan komunitas-lah maka dirasakan penting untuk digabungkan
dengan program-program besar (esensial).

Terlepas dari perbedaan jumlah ini, yang lebih penting adalah membuktikan bahwa
pelayanan yang diberikan sudah ada dalam sistem akreditasi FKTP. Dan ssstt.. kalo anda
berhadapan dengan surveior yang minta jumlahnya enam .. iyain ajaaaa.
UMPAN BALIK, PEMBUKTIAN
KRITERIA 4.1.2
29 AGU 2017BY DRAGUSCN

Kriteria 4.1.2 adalah tentang umpan balik kegiatan UKM yang didapatkan dari sasaran.
Bagaimana membuktikan 4.1.2, dibawah ini saya coba menjelaskan apa saja yang
diperlukan.

Pokok Pikiran

Dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan pembahasan konsultatif dengan masyarakat,


kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran kegiatan oleh Penanggung
jawab UKM Puskesmas dan pelaksana untuk mengetahui dan menanggapi jika ada
perubahan kebutuhan dan harapan sasaran.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan


diperlukan umpan balik dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan
penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
UKM Puskesmas.

Umpan balik dapat diperoleh melalui pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan
tokoh masyarakat, kelompok masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui
forum-forum yang ada, misalnya badan penyantun Puskesmas, konsil kesehatan
masyarakat dan forum-forum komunikasi yang lain.

Pemahaman tentang UMPAN BALIK

Konsultasi dengan masyarakat dimaksudkan untuk mendapatkan masukan tentang


pelaksanaan kegiatan UKM. Masyarakat yang dimintai pendapat adalah sasaran. Sesuai
dengan kriteria yang masih berada di bawah standar 4.1 (bagaimana kebutuhan
masyarakat menjadi masukan terhadap perencanaan UKM) dan berada di bawah bab 4
UKM berorientasi sasaran.

Perbedaan yang nyata antara umpan balik dengan kebutuhan masyarakat menurut saya
adalah umpan balik sudah melalui kegiatan. Sedangkan kebutuhan masyarakat
diidentifikasi pada saat akan membentuk rencana.

.
Untuk cara sangat bergantung bagaimana kondisi lapangan

 Kelompok masyarakat sasaran yang terpelajar, mudah mengerti dengan kegiatan tul-


menul (tulis menulis), tentu bisa dengan mudah menggunakan bentuk angket. Dan
bisa direkapitulasi dan ditindaklanjuti pasca pertemuan.
 Kelompok masyarakat sasaran yang tidak terbiasa dengan tul-menul, mungkin bisa
dalam bentuk verbal.
 Tokoh masyarakat, lintas sektor yang kebetulan hanya bisa didatangi personal, bisa
dalam diskusi. Selama hasil dicatat dan dilaporkan.

Tentu saja untuk melihat umpan balik lebih mengena tentang masukan perbaikan adalah
apabila pemberi masukan adalah sasaran, atau orang yang ikut serta dalam kegiatan.
Seringkali saya mengilustrasikan untuk memberikan masukan tentang kelas ibu hamil,
pak Camat mungkin kurang bisa diandalkan untuk umpan balik, kecuali mungkin bila bu
Camatnya juga sedang hamil dan beliau ikut mendampingi.

Umpan balik secara umum juga diminta di Admen. Kriteria 1.1.2 meminta masukan baik
kepada sasaran maupun pada pengguna jasa puskesmas. Karena itu yang ada di 4.1.2
adalah merupakan bagian dari pendapat masyarakat tentang pelayanan yang diberikan
oleh puskesmas, baik UKM maupun UKP. Kepala Bagian Tata Usaha (boleh disingkat
Kepala BaTU) seharusnya memahami di puskesmas, para pengunjung bisa memberikan
masukan terhadap layanan melalui sarana dan metode apa, dan apa yang dilaksanakan
oleh PJUKM dan pelaksana-pelaksana dalam mengambil umpan balik kegiatan UKM.
Proses Umpan Balik

Proses pelaksanaan Umpan balik dilaksanakan dengan cara :

1. Pada saat pelaksanaan dilakukan permintaan umpan balik.


2. Bila memungkinkan pada saat itu dilaksanakan identifikasi apa saja yang diumpan
balik. Dan bisa segera ditindaklanjuti untuk hal-hal yang sederhana.
3. Pada periode yang disepakati dilaksanakan pembahasan konsultatif, bisa internal
maupun melibatkan pihak-pihak terkait.
4. Lakukan perbaikan dari jadwal dan atau rencana.

Umpan balik yang bisa sederhana ditindaklanjuti misalnya: pada saat pelaksanaan
posyandu yang terpapar panas matahari dan disampaikan umpan baliknya setelah selesai
kegiatan, secara sederhana tindaklanjutnya adalah untuk jadwal berikutnya dilaksanakan
di tempat yang lebih teduh, sepakati untuk berikutnya dilakukan perubahan tempat (2).
Pada perubahan jadwal (disusun bulanan) dan ada perubahan yang mengharuskan
perubahan alamat/lokasi bisa diganti dengan lokasi yang baru (4).

Hal-hal yang memerlukan perubahan rencana (RPK dan atau RUK), biasanya adalah
umpan balik yang menyebabkan konsekwensi anggaran. Misalnya penambahan volume
kegiatan. Tindak lanjut di tempatnya bisa dengan menyampaikan usulan akan
disampaikan dalam rapat di puskesmas. Sedangkan perubahan rencananya. Bila
diperlukan:

 RPK tahun berjalan bisa dilakukan perubahan di pertengahan (PAK)


 RUK tahun depan sampai dengan anggaran untuk tahun depan disahkan (Oktober)
maka RUK N+1 bisa dinamis diubah.

Hal-hal yang berkaitan anggaran harus tetap memperhatikan aturan yang ada di
kabupaten/kota.
4.1.2.1

Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas menyusun kerangka acuan
untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat dan sasaran program tentang
pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.

Regulasi: Kerangka acuan untuk memperoleh umpan balik (asupan) pelaksanaan


program kegiatan UKM.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerangka acuan umpan balik adalah :

 Pada jadwal kegiatan seharusnya kegiatan terdiri dari : umpan balik, pembahasan
dan evaluasi. Tetapkan periodenya, terutama untuk pembahasan dan evaluasi. Buat
dalam bentuk gantt chart akan lebih mudah melihatn
 Metode harus dijelaskan, misalnya menggunakan angket, atau secara verbal.
 Tentukan pencatatan dan pengarsipannya bagaimana.
 Tentukan apakah semua kegiatan dari tiap program diumpan balik, bila tidak
memungkinkan batasi di dalam KAK apa saja programnya atau kegiatannya.
 Bila menggunakan angket, contohkan blanko angketnya.
 Bila dibuatkan admen dan hanya satu KAK umpan balik untuk seluruh layanan
baik UKM maupun UKP, perhatikan apakah umpan balik kepada sasaran cukup
jelas dijabarkan.

4.1.2.2

Hasil identifikasi umpan balik didokumentasikan dan dianalisis.

Dokumen : Dokumen hasil identifikasi umpan balik, analisis dan tindak lanjut terhadap
hasil identifikasi umpan balik.

Meskipun yang ditanyakan adalah dokumen, disini yang dititikberatkan adalah


pelaksanaan/implementasi dari KAK pada 4.1.2.1. Metode dan cara pendokumentasian
yang cocok dengan KAK harusnya bisa dibuktikan dengan dokumen hasil pelaksanaan.
Bila metode dinyatakan dengan angket, tentunya ada kumpulan hasil pelaksanaan
kegiatan dalam bentuk angket, beserta identifikasinya.
Kegiatan umpan balik juga harus bisa ditelusur kepada pelaksana program. Sehingga
pemahaman tentang umpan balik di programnya juga harus dimiliki oleh tiap pelaksana
program. Contoh : Dalam KAK salah satu program yang meminta umpan balik dari
sasaran adalah KIA pada kegiatan Kelas Ibu Hamil. Maka seorang Pelaksana KIA harus
memahami bagaimana cara umpan balik dilaksanakan pada saat kelas ibu hamil tersebut,
ada gambaran apa saja yang pernah diberikan masukan oleh sasaran (ibu hamil dan
pendampingnya), bagaimana waktu itu menanggapinya, dimana hasil/angket atau catatan
pelaksanaan tersebut disimpan, dst.

4.1.2.3

Dilakukan pembahasan terhadap umpan balik dari masyarakat maupun sasaran oleh
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskesmas, pelaksana, lintas program, dan
jika diperlukan dengan lintas sektor terkait.

Dokumen : Bukti pelaksanaan pembahasan, hasil pembahasan, tindak lanjut


pembahasan.

Bila memungkinkan pembahasan bisa dilakukan dalam Miniloka Lintas Program,


Miniloka Lintas Sektor, dan atau pada saat Pembinaan PJUKM pada Pelaksana Program.
Bila dalam bentuk pertemuan, setidaknya dalam notulen ada agenda yang menyatakan
pembahasan dan dalam notulennya ada apa yang dibahas.

Fokuskan pembahasan umpan balik dalam pertemuan seperti ini adalah yang umpan
baliknya tidak bisa ditangani oleh pelaksana, membutuhkan kebijakan kapus, atau ada
konsekwensi anggaran. Bila disampaikan dalam Miniloka LS, sampaikan secara umum
umpan balik yang positif dan negatif pada kegiatan yang menuntut keterlibatan LS.

4.1.2.4

Hasil identifikasi digunakan untuk perbaikan rencana dan/atau pelaksanaan kegiatan.

Dokumen : Bukti perbaikan rencana pelaksanaan program kegiatan UKM.


Perubahan rencana atau jadwal bisa disampaikan sebagai bagian pembuktian bahwa
umpan balik dibahas dan menghasilkan rencana tindak lanjut. Ada proses PDCA. Plan
adalah yang tertera di KAK, Do : pada saat pelaksanaannya. Check pada saat
pembahasannya dan Act adalah RTL yang dihasilkannya.

 Bila cukup sederhana seperti perubahan tempat, menggeser waktu, pelaksana dll yang
dilakukan perubahan cukup sebatas perubahan jadwal. Perlihatkan jadwal yang lama
seharusnya apa dan apa perubahannya.
 Bila ada konsekwensi anggaran, misalnya Kegiatan KP ASI dirasakan manfaat di satu
kelurahan dan umpan balik dari lurah dan kader meminta ditambah pos di RT tertentu.
Sedangkan dalam pelaksanaannya ada keharusan pendanaan konsumsi misalnya, maka
umpan balik yang seperti ini bisa dimasukkan dalam perubahan rencana.
 Bila kegiatan di semester pertama tersebut terasa sekali mendesak maka perubahan
terdekat kemungkinan adalah PAK. Sehingga akan terjadi perubahan RPK.
 Sedangkan bila kegiatan hanya bisa dianggarkan di tahun depan, dan anggaran
untuk tahun depan belum disahkan. Perubahan bisa dilaksanakan di RUK.

4.1.2.5

Dilakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap perbaikan rencana maupun pelaksanaan
kegiatan.

Dokumen : Bukti tindak lanjut dan evaluasi terhadap perbaikan yang dilakukan.

Tindak lanjut seharusnya bisa ditelusur baik dari dokumen maupun dari
wawancara/observasi dengan pelaksana. Contoh dokumen yang bisa ditelusur misalnya
adalah foto pelaksanaan tindak lanjut perbaikan. Bisa dengan lebih baik
disampaikan before – after untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan
perbaikan

Sedangkan contoh melakanakan evaluasi terhadap perbaikan bisa dibuat dengan tabel
evaluasi secara sederhana. Kegiatan evaluasi sendiri bisa dilaksanakan sesuai dengan
jadwal. Sangat disarankan kegiatan evaluasi bisa dilaksanakan dalam waktu yang cukup
lama misalnya 6 bulanan. Hal-hal yang diperlukan pengendalian bisa dilaksanakan
bulanan melalui kegiatan monitoring.
Contoh Hasil Evaluasi  Perbaikan :

PENUTUP

Secara ringkas umpan balik dilaksanakan bersama dengan kegiatan UKM. Setelah itu
dilaksanakan pembahasan untuk menghasilkan perbaikan rencana. Setelah perbaikan
rencana dilaksanakan, perlu kita evaluasi.

Kegiatan ini diperlukan untuk memperbaiki rencana sesuai dengan standarnya berada di
4.1. Kemudian juga digunakan analisisnya dalam 5.2.2.2 (kajian kebutuhan sasaran).
Dan merupakan bukti bahwa puskesmas mengikutsertakan pengguna layanan secara
aktif untuk memberikan umpan balik terhadap kinerja kegiatan (1.1.2.1).

CONTOH DOKUMEN INSTRUMEN


AUDIT INTERNAL UKM

Berbeda dengan Instrumen Audit Internal untuk UKP maka pelaksanaan audit pada
Program UKM dengan mengambil pola Acuan dan Persyaratan menghasilkan
tersusunnya standar-standar/kriteria dan EP-EP dalam manajemen operasional P1-P2-P3.

Sehingga bila bertitik tolak dari Program yg akan diaudit maka kita akan mendapatkan
luaran mengenai :

1. PERENCANAAN PROGRAM
1. Apakah Perencanaan Program sudah dilaksanakan dengan baik? Apakah Rencana
Program sudah tersusun?
2. Apakah usulan untuk tahun N+1 sudah disampaikan kepada Kepala Puskesmas?
Apakah Rencana Program sesuai RPK tahun ini sudah dibuat?
3. Apakah rencana program ini sudah didokumentasikan dengan baik?
4. Apakah ada Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat dalam Rencana?
1. Apakah kebutuhan masyarakat dilakukan? Apakah program ini mendapatkan
hasil ? Apakah sudah dilakukan analisis kebutuhan masyarakat? Apakah sudah
ada bagian/bab analisis kebutuhan masyarakat yang dibuat oleh Program ini
dalam RUK?
2.
1. Apakah kebutuhan masyarakat dikaitkan dengan rencana pelaksanaan
kegiatan tahun ini? Bagaimana cara menandai kegiatan tersebut?
2. Apakah pembahasan umpan balik dari sasaran sudah dilaksanakan tahun
sebelumnya? Apakah dilakukan analisis kebutuhan dan harapan sasaran?
Apa data yg digunakan?
3. Apakah Rencana Pencegahan Risiko ada? Apakah terintegrasi dalam Rencana
Program? Bagaimana cara mengidentifikasikan peluang teh
4. Apakah Identifikasi Peluang Inovasi ada? Apakah rencana mendasar inovasi
ada? Bagaimana peluang inovasi dibahas di masyarakat/sasaran?
5. Apakah Tata Nilai Puskesmas, Tujuan, Sasaran, LP/LS dan perannya sudah
dicantumkan dalam KAK teknis? Apakah sudah ddisosialisasikan pada sasaran?
Bagaimana caranya? Apakah bukti-buktinya sudah didokumentasikan?
6. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
1. Apakah sudah ada pendokumentasian kegiatan program ini? Apakah SK
yang digunakan untuk membentuk Pengelolaan UKM dan SOP-SOP
sudah dikendalikan? Apakah dokumen external, dokumen catatan dan
rekaman sudah dikendalikan, simpan dan
2. Apakah sudah dilakukan Penjadwalan untuk kegiatan-kegiatan program
ini? Bagaimana cara melakukan proses penjadwalan?
3. Apakah sudah ada informasi yang diberikan tentang program ini dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya? Bagaimana bentuk penyampaian
informasi kepada sasaran, LP dan LS.
4. Apakah sudah dikenali bagaimana akses masyarakat terhadap kegiatan
UKM. Bagaimana cara (alur dan tahapan) dari kegiatannya? Bagaimana
metode dan teknologinya?
5. Apakah sudah disepakati penjadwalan kegiatan dengan masyarakat? LP?
LS? Apakah ada SOP yg mengatur pembuatan kesepakatan?
6. Apakah sudah ada identifikasi masalah pada saat akses dinilai? Apakah
sudah ada penatalaksanaan masalah? Apakah sudah dievaluasi
keberhasilan penatalaksanaan masalah?
7. Apakah ada media yg digunakan untuk menjaring dan merespon
keluhan? Bagaimana caranya? Apakah sudah ada keluhan yg sudah
disampaikan untuk program UKM? Apakah sudah ditangani dan
disosialisasikan bagaimana TLnya?
8. Bagaimana pembinaan kepada pelaksana program ini dilaksanakan?
Apakah sudah ada penjadwalan pembinaan? Apakah sudah ada informasi
kepada LP? Apakah sudha dikoordinasikan dengan LS?
9. Apakah SK Komunikasi dan Koordinasi sudah ada? SOP-SOPnya?
Apakah sudah dibuktikan bagaimana cara melakukan Komunikasi dan
Koordinasi
7. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN PROGRAM
1. Apakah kegiatan-kegiatan program sudah dimonitoring? Bagaimana cara
melakukan monitoring? Siapa yg melakukan monitoring? Bagaimana
pengendalian yg dilakukan bila ditemukan permasalahan pada
monitoring? Apakah SK dan SOP Monitoring sudah ada? Sudah
digunakan untuk melaksanakan kegiatan?
2. Apakah kegiatan-kegiatan program sudah dievaluasi dengan periode
tertentu? Bagaimana cara melakukan evaluasi?

Anda mungkin juga menyukai