Anda di halaman 1dari 3

Rencana Usulan Kegiatan yang sesuai

dengan Akreditasi Puskesmas


3 Jan 2017by draguscn

Pada saat kita menyusun rencana kegiatan, langkah yang diminta oleh persyaratan dalam
akreditasi puskesmas adalah membuat analisis kebutuhan masyarakat. Analisis kebutuhan
masyarakat berasal dari identifikasi kebutuhan masyarakat yang kita lakukan pada tahun N-1.
Misalnya pada saat kita akan melakukan analisis kebutuhan masyarakat di tahun 2017, maka
bahan-bahan yang diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat adalah yang
berasal dari tahun 2016, misalnya Survei Mawas Diri, Survei PHBS, Kadarzi dll. Bisa juga
didapatkan dari perbincangan dengan kader, tokoh masyarakat dll yang bentuknya pertemuan
atau diskusi.

Seringkali ini sudah tersusun dengan baik. Mengingat judul kriteria Identifikasi Kebutuhan
Masyrakat adalah hal yang pertama dilakukan di Bab 4, maka biasanya identifikasi adalah
yang terlebih dulu diselesaikan oleh Pokja UKM.

Yang jadi sayang adalah pada saat kita melihat di bagian Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
yang sudah selesai dalam bentuk buku, kegiatan-kegiatan mulai dari identifikasi sampai
dengan analisis tadi tidak terlihat berada dalam Rencana. Selalu cara menyusun rencana
kembali lagi berdasarkan cakupan kegiatan saja. Padahal pelaksanaan kegiatan menganalisis
kebutuhan masyarakat bisa dibilang sudah dilakukan dengan susah payah, tapi hasilnya tidak
menjadi dasar perencanaan di dalam Rencana Usulan Kegaitan yang disusun oleh Puskesmas.
Dan tentu saja pada saatnya tidak akan menghasilkan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan
masyarakat.

SOLUSI
Jadi bagaimana seharusnya?

Secara pribadi sebagai surveior UKM, saya akan sangat menghargai bila identifikasi
kebutuhan sampai dengan analisisnya muncul dalam Rencana Puskesmas. Baik Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) , maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Bila dilihat dengan baik
sebenarnya ini merupakan syarat yang diminta dalam Instrumen, pada 5.2.2.3
disebutkan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab membahas hasil kajian kebutuhan
masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan harapan sasaran dalam penyusunan RUK.
Demikian juga pada 5.2.2.4 yang menyebutkan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM
Puskesmas membahas hasil kajian kebutuhan masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan
harapan sasaran dalam penyusunan RPK. Jadi akan lebih pas bila pemenuhan dari 2 elemen
penilaian ini jika pada saat kita membuka RUK tahun N+1 ditemukan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan oleh pelaksana program dari hasil mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan
masyarakat. Dan untuk RPK bisa diperlihatkan dengan menandai kegiatan-kegiatan yang
sudah akan dilaksanakan yang sesuai dengan analisis tadi.

Dan mungkin akan lebih baik lagi bila beberapa yang terkait perencanaan juga menjadi
bagian dari RUK N+1, misalnya, pada 5.1.5 ada identifikasi risiko pada pelaksanaan kegiatan
layanan yang bersifat lingkungan dan masyarakat, pada 4.1.3 ada identifikasi peluang
inovasi, dan pada 5.1.6 ada Pemberdayaan Masyarakat. Setiap bagian baik Risiko, Inovasi
dan Pemberdayaan Masyarakat menunjuk dibentuk rencana. Rencana Pencegahan Risiko
(5.1.5.3), Rencana Pelaksanaan Inovasi (4.1.3.4) dan Rencana Pemberdayaan Masyarakat
(5.1.6.2). Rencana-rencana ini tentu saja seharusnya berada dalam Perencanaan Puskesmas
(RUK dan RPK) agar bila dalam rencana ini dibutuhkan anggaran, minimal tahun depan
realisasi anggaran untuk rencana-rencana ini bisa terwujud.
KESIMPULAN
Bab analisis dalam RUK (biasanya ini yang lengkap disusun) dan RPK (setidaknya bagian
analisisnya bisa muncul juga) seharusnya cukup kaya dengan bentuk-bentuk rencana yang
merupakan perpaduan dari :

 Kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Yang juga sudah mendapatkan


masukan berupa harapan dan kebutuhan dari user-nya (sasaran).
 Kegiatan-kegiatan layanan baik promotoif maupun preventif yang lebih dekat dengan
UKM juga pasti menimbulkan risiko yang seharusnya ada rencana pencegahannya.
 Peluang inovasi yang sudah diidentifikasi dan dipilih mana yang bisa dilaksanakan
tahun ini, dan yang diusulkan tahun depan (pasti dalam bentuk rencana) ini
seharusnya juga dituliskan dalam Rencana.
 Pemberdayaan masyarakat yang merupakan cara untuk melakukan perubahan perilaku
pada sasaran dan pengorganisasian masyarakat, seharusnya juga muncul dalam
rencana-rencana tersebut.

Tentu saja bila rencana kegiatan bisa seperti ini, hal yang sama juga berlaku untuk rencana
sumber daya yang biasanya “digarap” oleh Admen. Dalam RUK – paling tidak – ada
rencana kebutuhan petugas – meskipun analisisnya berdasarkan standar saja bukan
berdasarkan beban kerja (WISN). Juga pasti dari Pokja Admen juga merasa perlu adanya
rencana Sarana Prasarana, sehingga ada keberlanjutan pemeliharaan atau pengadaan sarana
dan prasarana di tahun-tahun mendatang.

Demikian pemahaman saya tentang rencana puskesmas. Selamat berakreditasi, teman-teman!

Anda mungkin juga menyukai