E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
F. Media dan alat bantu
1. Handout
2. Alat tulis
3. Buku KIA
4. Timbangan
5. Meteran
6. Form KPSP
G. Referensi
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
H. Evaluasi
Mengerjakan Posttest
Lampiran
Materi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
Balita atau bawah lima tahun adalah suatu periode usia manusia dimana
berada pada periode setelah bayi dan sebelum anak awal dengan rentang usia
dimulai dari dua sampai dengan lima tahun (24-60 bulan) (Marmi, 2015:2). Masa
dimana anak berusia 1-3 tahun, pada usia ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan (Rusilanti, 2015: 90). Anak usia pra sekolah adalah anak usia 3-6
tahun dimana pada usia ini sebagian sitem tubuh telah matur dan dapat
menyesuaikan diri dengan stress dan perubahan yang terjadi. (Rusilanti, 2015:
133).
Usia 0-5 tahun merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan
mengalami peningkatan yang pesat, sehingga masa ini sering disebut dengan fase
“Golden Age”. Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk
diperhatikan untuk mencegah terjadinya kelainan yang mungkin terjadi anak yang
dapat bersifat permanen (Marmi, 2015: 107)
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan berpengaruh dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. sel-sel otak masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dimana terjadi pertumbuhan serabut syaraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang lebih
kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar serabut syaraf ini
akan mempengaruhi kinerja dari otak anak. Kemampuan ini dimulai dari anak
mulai belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa ini
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan kemampuan ini merupakan
landasan bagi perkembangan berikutnya (Marmi, 2015: 118)
a. Pertumbuhan dan perkembangan
Setiap makhluk hidup akan mengalami perubahan seiring dengan
bertambahnya usia, perubahan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut
disebut dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi
pada tingkat sel, organ maupun individu yang bersifat kuantitatif sehingga
dapat diukur dengan satuan berat (gram, kg), satuan panjang (cm, m), umur
tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam
tubuh). (Marmi, 2015: 110)
Perkembangan adalah perubahan individu baik secara fisik maupun
psikis berupa pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks menyangkut adanya proses deferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya (Marmi, 2015: 110) Penilaian perkembangan anak
meliputi Perkembangan kognitif, Perkembangan motorik (Kasar dan halus),
Perkembangan personal-sosial, perkembangan bahasa. (soetjiningsih, 2012:
17). Penilaian perkembangan anak balita dilakukan dengan melakukan
skrining perkembangan anak balita dengan menggunakan buku KIA, KPSP,
TDL, TDD. (Kemenkes RI, 2013: 48)
b. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Jadwal Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (Sumber : Kemenkes RI, 2013:40)
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu kegiatan untuk
mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan balita dilakukan disemua
tingkat pelayanan, pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Pelaksana deteksi dini
pertumbuhan Sumber : Kemenkes RI, 2013:
41
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan
Keluarga, - Orang tua - KMS
masyarakat - Kader kesehatan - Timbangan dacin
- Petugas PADU,
BKB, TPA dan
guru TK
Puskesmas - Dokter - Tabel BB/TB
- Bidan - Grafik LK
- Perawat - Timbangan
- Ahli gizi - Alat ukur tinggi
- Petugas lainnya badan
- Pita ukur lingkar
kepala
Pengukuran berat badan/tinggi badan adalah untuk menentukan
status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. pengukuran
BB/TB balita dilakukan sesuai dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih. Pengukuran berat badan dapat dilakukan dengan
menggunakan timbangan bayi maupun timbangan injak. Pengukuran
menggunakan timbangan bayi dilakukan pada anak sampai usia 2 tahun
atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang dan bila anak sudah
sanggup untuk berdiri sendiri, pengukuran dapat dilakukan dengan
menggunakan timbangan injak.
Langkah pengukuran berat badan meliputi :
1. Menggunakan timbangan bayi
a. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur
2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang
b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah
bergoyang
c. Lihat posisi jarum atau angka yang menunjuk ke angka 0
d. Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan
e. Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan
f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
g. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
h. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum kekanan dan kekiri
2. Menggunakan timbangan injak
a. Letakkan timbangan diatas lantai yang datar sehingga tidak
mudah bergerak
b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0
c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan
memegang sesuatu
d. Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi
e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
g. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum,
baca angka ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan
ke kiri
Pengukuran panjang badan (PB) atau tingi badan (TB) dilakukan
dengan cara posisi berbaring dan dengan posisi berdiri. Pengukuran
panjang badan dengan posisi berbaring dilakukan pada bayi
dengansebaiknya dilakukan oleh 2 orang petugas. Pengukuran dengan
posisi berdiri dilakukan bila anak sudah mampu untuk berdiri sendiri.
Setelah pengukuran berat badan dan tinggi badan, untuk menentukan
status gizi dilakukan dengan melihat tabel BB/TB yang diterbitkan oleh
direktorat gizi masyarakat 2002. Penilaian status gizi ditentukan dengan
melihat standar deviasi (SD) sesuai dengan jenis kelamin anak. Anak
dengan standar deviasi >2 SD dikategorikan gemuk, -2SD normal, ≤2
SD s/d -3 SD kurus, dan ≤ 3 SD dikategorikan kurus sekali.
Langkah-langkah pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan
(TB):
1. Cara mengukur dengan posisi berbaring
a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bai agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)
e. Petugas 2: tangan kiri menekan lutut agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki
f. Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur
2. Cara mengukur dengan posisi berdiri
a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu
b. Berdiri tegak menghadap kedepan
c. Punggung, patat, dan tumit menempel pada tiang pengukur
d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
e. Baca angka pada batas tersebut
Pengukuran lingkar kepala anak (LKA) dilakukan bertujuan untuk
mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas
normal. Pengukuran lingkar kepala anak usia 0-11 bulan dilakukan
setiap 3 bulan, dan pada anak usia 12-72 bulan dilakukan setiap 6 bulan
sekali oleh tenaga kesehatan terlatih.
Langkah pengukuran LKA
1. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala
yang menonjol, tarik agak kencang
2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur
dan jenis kelamin anak
5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang
Hasil dari pengukuran LKA dicatat pada grafik lingkaran kepala
menurut umur dan jenis kelamin anak. Ukuran lingkar kepala anak yang
normal berada didalam “jalur hijau”, sedangkan bila lingkar kepala anak
yang berada diluar “jalur hijau” maka lingkar kepala anak tidak normal.
Lingkar kepala anak yang menunjukkan ketidaknormalan terbagi
menjadi 2, yaitu makrosefal bila berada diatas “jalur hijau” dan
mikrosefal bila berada dibawah “jalur hijau” temuan kasus makrosefal
maupun mikrosefal harus segera dirujuk kerumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. (Depkes RI, 2005: 41).
a) KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah kartu yang memuat kurva
perumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau
resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum
masalahnya lebih berat. (Kemenkes, 2015: 75)
Bagi kader, KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak
dan menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali
kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian
makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada
dibawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan
terdekat, agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. KMS
juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu untuk
menimbangkan anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan pada
bulan berikutnya. (Kemenkes, 2015: 76). KMS terbagi kedalam 3
bagian, yaitu:
Bagian 1 :