DINAS KESEHATAN
PUSKESMASBULELENGIII
TENTANG
KEPALAPUSKESMASBULELENG III,
Ditetapkan diSingaraja
Padatanggal: 8 Januari 2019
KepalaPuskesmasBuleleng III,
DewaPutu MertaSute
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS BULELENG III
Proses TB Paru
1. Pengobatan kasus TB 100 %
2. Penemuan penderita TB 61 %
PELAYANAN IMUNISASI
Standar 80 %
2. Ketenagaan
Judul Pelaksana program ketenagaan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan Permenkes 75 tahun 2014
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 80 %
3. Keuangan
Standar 100 %
Standar >80 %
Standar ≥ 80 %
4. PelayananPromosi Kesehatan
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Denominator Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Target 88 %
Standar 80 %
2. Upaya KIA-KB
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Definisi Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang telah
Operasional memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, minimal empat
kali sampai dengan triwulan keempat di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran ibu hamildi satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan oleh swasta
Target 100 %
Denominator Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Target 98 %
Definisi Cakupan deteksi dini balita dan anak prasekolah adalah cakupan
Operasional kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan
dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh dokter,
bidan dan perawat, paling sedikit 4 kali per tahun, dan cakupan
deteksi dini anak umur 12 - 72 bulan yang dideteksi kesehatan
dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh dokter,
bidan dan perawat, paling sedikit 2kali per tahun di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Denominator Jumlah balita dan anak prasekolah yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Target 100 %
Penanggungjawa Subkor.KIA – KB
b pengumpul
data
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Standar 80 %
3. Upaya Gizi
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Target 85%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Standar ≥ 80 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Definisi Cakupan sarana air bersih adalah sarana air untuk kebutuhan
Operasional rumah tanggayang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi
sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah jiwa yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Target 100%
Denominator Jumlah jiwa yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Target 100%
Langkah Pendataan, sosialisasi/advokasi, Inspeksi Sanitasi
Kegiatan
Denominator Jumlah KK/rumah tangga yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Target 93%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Standar ≥ 80 %
5. Upaya P2P
Judul Pelaksana program P2P melaksanakan kegiatan sesuai tupoksi
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Denominator Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Target 100 %
Target 61 %
Target 95 %
Standar ≥ 80 %
6. Upaya Perkesmas
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar ≥ 80 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar ≥ 80 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Denominator Jumlah seluruh penderita gangguan jiwa berat yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Target 100 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, koordinasi LS
Kegiatan
Target 80%
Standar ≥ 80 %
Definisi Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan lanjut usia
Operasional adalah pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh
pelayanan keehatan sesuai standar yang ada pada pedoman,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk pra usila dan usila yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Target 70 %
9. Upaya UKK
Judul Pelaksana program UKK melaksanakan kegiatan sesuai tupoksi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Standar 100 %
Standar 100 %
Denominator Jumlah pekerja formal yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.
Target 100 %
Standar 100 %
Definisi pelaksana program UKK memiliki pos UKK yang berfungsi baik
Operasional
Frekuensi Setiap hari
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Denominator Pos UKK yang berfungsi baik sebagai pelaksana program UKK
Standar 100 %
Standar ≥ 80 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar ≥ 80 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar ≥ 80 %
Sumber data Daftar hadir petugas ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
Standar 100 %
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah rekam medik yang keluar dalam 1 bulan yang diisi
lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang keluar dalam 1 bulan ( n = 393
orang )
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung PJ Ruang pendaftaran dan Rekam medik
jawab
Standar 100 %
Standar 100 %
Standar 100%
Standar 100 %
Standar 100 %
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (sentinel event)
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Kapan? Dan Langkah/tindakan apa yang diambil pada Unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
.......................................................................................................
Pembuat Penerima
laporan Laporan
Paraf Paraf
Tanggal : ..............................................................
Jam : ................................................
2. KPC : .............................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
3. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga
Keluarga / Pendamping Pasien
Lain-
lain...........................................................................................................................................
..(sebutkan)
Tim terdiri
dari : .............................................................................................................................................
....
Dokter
Perawat
Petugas
lainnya...........................................................................................................................................
........
8. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Pembuat Penerima
laporan Laporan
Paraf Paraf
SASARAN I
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I
SASARAN II
PENINGKATAN KOMINIKASI EFEKTIF
Standar SKP II
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien
akan mengurangi kesalahan dan mengasilkan peniongkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau secara tertulis,. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan melalui
telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalhan antara lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon keunit
pelayanan
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan /atau prosedur untuk
diperintah secara lisan dan telpon termasuk mencatat ( atau memasukkan kekomputer )
perintah yang lengkapa atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah, kemudian menerima
perintah kembali ( Read back ) perintah atau hasil pemeriksaan dan menginformasikan
bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ualng adalah akurat. Kebijakan dan / atau
prosedur pengidentifikasian juga menjelkaskan bahwa diperoleh tidak melakuakan
pembacaan kembali ( Read back ) bila tidak memungkinkan seperti disituasi gawat darurat.
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerimaan perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telepon hasil pemeriksaan dibaca kembali secara lengkap oleh
penerimaan perintah
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil perikasaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
atau melalui telepon secara konsisten
SASARAN III
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI ( HIGH – ALERT )
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat – obatan yang perlu
diwaspadai ( high – alert medications ) adalah obat yang sering menyebakan terjadi
kesalahan –keselahan serius ( sentinel event ),Obat yang beresiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak dinginkan ( adverse outcome) seperti obat – obatan yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip ( nama obat,rupa, ,dan ucapanya mirip/ NORUM ) atau ( look alike
sound alike / LAZA). Obat – obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien
adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja ( misalnya kalium klorida 2 meq /
ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9 % dan
magnesium sulfat 50 % atau lebih pekat .
Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit
pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak tidak diorientasikan lebih dahulu sebelum
ditugaskan atau pada keadaan gawat darurat . cara yang paling efektif untuk mengurangi
atau mengeleminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan
obat obatan yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit
pelayanan pasien kefarmasi.Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat – obat yang perlu diwaspadai berdasarkan
data yang ada dipuskesmas.kebijakan atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja
yang mebutuhakan elektrionik konsentrat , seperti di Unit Gawat Darurat, serta pemberian
label secara benar pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya diarea tersebut, sehingga
membatasi akses untuk memabatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/
kurang hati - hati.
Elemen penilaian sasaran II
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label,dan penyimpanan elektrolit konsentrat
2. Implementasi kebijakan dan prosedur
3. Elektrolit konsentrat tidak berada diunit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas,
dan disimpen pada area yang dibatasi ketat ( restricted )
SASARAN IV
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR
Standar SKP IV
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk tepat lokasi, tepat prosedur,dan tepat
pasien
Salah lokasi ,salah prosedur, adalah sesuatu yang menghawatirkan dan tidak jarang terjadi
di Puskesmas. Kesalahan ini akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak
adekuat antarabanggota tim, kurang / tidak melibatakanpasien dalam pandaan lokasi ( site
marketing ), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi. Disampingan itu asesmen pasien yang
tidak adekuat, penelahaan ulang catatan medis tidak ade kuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim. Permasalahan yang berhubungan
dengan tulisan tangan yang tidak terbaca ( illegible handwriting ) dan pemakaian singkatan
adalah factor – factor kontribusi yang sering terjadi.
Puskesmas perlu secara kolaboratif mengembangkan suatu mkebijakan dan / atau prosedur
yang efektif didalam mengeleminasi masalah yang menghawatirkanini. Digunakan juga
praktek berbasis bukti seperti yang digambar disurgucal safety checklist dari WHO patien
safety ( 2009 ), juga di the joint commissions Universal protocol for preventing wrong site,
Wrong Prcedur, Wrong Person surgery.
SASARAN V
PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP V
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Pusat dari elemen infeksi ini maupun infeksi – infeksi lain adalah cuci tangan ( hand
hygiene ) yang tepat . pedoman hand hygiene bisa dibaca dikepustakaan WHO dan berbagai
organisasi nasional dan internasional . Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi
petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk di
puskesmas
SASARAN VI
PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Standar SKP VI
Puskesma mengembangkan suatu pendekatan untuk mengirangi resiko pasien dari cedera
karena jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien dalam konteks
populasi/masyarakat yang dilayani , pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya.Puskesmas
perlu mengevaluasi pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cedera
bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konbsumsi
alcohol, gaya jalan dan kesimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersbut harus diterapkan puskesmas
1. Puskesmas menerapkan proses asasemen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan
melakukan asasemen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan lain- lain
2. Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
assesmen dianggap beresiko jatuh
3. Langkah – langkah dimonitor hasilnya , baik jeberhasilan pengrangan cedera akibat jatuh
dan dampak dari kejadian tidak diharapkan
4. kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di puskesmas.
1
1