Anda di halaman 1dari 3

Teknologi satelit altimetri merupakan salah satu teknologi pengindraan jauh yang digunakan

untuk mengamati dinamika topografi permukaan laut yang tereferensi terhadap suatu bidang
tertentu. Pemanfaatan teknologi satelit altimetri dapat memberikan informasi berupa
data tinggi muka laut atau SSH sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasikan
fenomena upwelling. Upwelling merupakan suatu proses naiknya massa air laut dari lapisan
dalam laut ke permukaan. Adanya angin yang mendorong lapisan air pada permukaan
mengakibatkan kekosongan massa air di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah
menggantikan kekosongan yang berada di atas. Peristiwa tersebut mengakibatkan nilai SSH
kawasan upwelling menjadi lebih rendah. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya
lebih dingin, salinitas tinggi, dan zatzat hara yang kaya ke permukaan. Proses upwelling dapat
terindikasi dari sebaran konsentrasi chlorophyll-a (chl-a) yang bervariasi secara spasial dan
temporal. Konsentrasi chlorophyll-a lebih tinggi pada perairan pantai dan pesisir, serta rendah
diperairan lepas pantai, namun pada daerah-daerah tertentu di perairan lepas pantai dijumpai
konsentrasi chlorophyll-a dalam jumlah yang cukup tinggi, yang merupakan fenomena
upwelling.

Pemanfaatan data satelit altimetri untuk mengidentifikasi kawasan upwelling yang merupakan
area perairan subur dapat dimanfaatkan sebagai pengganti data chlorophyll-a maupun sea
surface temperature (SST) untuk menentukan Daerah Potensial Penangkapan Ikan (DPPI). Pada
kawasan perairan laut Banda, digunakan data satelit altimetri pada bulan Agustus 2012 yang
diunduh pada pada situs https://coastwatch.pfeg.noaa.gov/. Data satelit altimetri diunduh dengan
title Sea Surface Height, Absolute, Aviso, 0.25 degrees, Global, 1992-2012, Science Quality (1
Month Composite), Lon+/-180. Data tersebut digunakan untuk mengidentifikasi area upwelling
untuk menentukan DPPI yang akan dibandingkan dengan data chlorophyll-a dan sea surface
temperature dari data citra Aqua Modis pada waktu yang sama (Agustus, 2012). DPPI yang
diidentifikasi merupakan DPPI yellowfin tuna (Tatihu) yang berada pada kisaran suhu27-30°C
dan chl-a 0.2-2 mg/m3.
Gambar 1. Hubungan parameter SST dan chl-a dalam menentukan DPPI ikan Tatihu. (Data: Agustus, 2012).

Berdasarkan indikasi data SST dan chl-a pada bulan Agustus tahun 2012, diidentifikasi DPPI
ikan Tatihu berada pada kawasan timur laut dan utara perairan laut Banda serta pada bagian
selatan pulau Buru. Pada kawasan-kawasan tersebut, nilai chl-a cenderung tinggi yakni 1-2
mg/m3 dan nilai SST rendah yakni 26-28°C. Beberapa hasil kajian tentang kondisi parameter
SST dan chl-a jenis tuna seperti di perairan Provinsi Aceh berkisar antara 26.19- 32.8 °C dan
klorofil-a 0.02- 3.47 mg/m3 (Bahri dkk, 2017), di perairan Teluk Bone antara 29- 29,5°C dan
konsentrasi klorofil-a 0,2-0,4 mg/m3 (Safruddin dkk, 2018). Menurut Hanura et al, 2015, trend
rata-rata SST minimum di Laut Banda secara simultan terjadi pada bulan Juli–Agustus dan
diikuti dengan kenaikan densitas klorofil-a, kondisi ini sebagai indikasi telah terjadi fenomena
upwelling. Parameter SST dan chl-a secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil tangkapan.
Konsentrasi chl-a di wilayah perairan berkaitan dengan komposisi makanan, hubungan predator-
mangsa, dan strategi makan dalam jaringan makanan tuna, sehingga kawasan tersebut berpotensi
menjadi kawasan DPPI dengan puncak bulan September.
Gambar 2. Hubungan parameter SSH dalam menentukan DPPI ikan Tatihu. (Data: Agustus, 2012).

Berdasarkan pengolahan data satelit altimetri, kawasan yang memiliki nilai SSH rendah
dengan kisaran SSH 0.7 – 0.75meter yang diidikasikan sebagai kawasan upwelling berada pada
pada kawasan timur laut dan utara perairan laut Banda serta pada bagian selatan pulau Buru atau
kawasan yang sama dengan kawasan DPPI yang diidentifikasi berdasarkan data SST dan chl-a.
Kemampuan data altimetri dalam menentukan nilai ketinggian muka air laut dapat dimanfaatkan
sebagai data awal penentuan DPPI karena mampu mengidentifikasi kawasan upwelling atau
kawasan subur di suatu perairan sehingga dapat menggantikan peran citra Aqua Modis.

Anda mungkin juga menyukai