Adoc - Pub - Jurnal Praktikum Fisika Dasar Pengaturan Intensita
Adoc - Pub - Jurnal Praktikum Fisika Dasar Pengaturan Intensita
Disusun Oleh :
Kelompok N
Nama Anggota :
1. Frans Romario Panjaitan (333508xxxx)
2. Stevano Augusta M (333208xxxx)
3. xxxx (xxxxxxxxxx) .... dst
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 7
1.3 Perumusan Masalah ........................................................................................... 8
1.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 16
BAB II DESKRIPSI PROSES
2.1 Lampu ................................................................................................................ 23
2.2 Transistor ........................................................................................................... 24
2.3 Kapasitor ........................................................................................................... dst...
2.4 Resistor ..............................................................................................................
2.5 Potensiometer ....................................................................................................
2.6 Intensitas cahaya ................................................................................................
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram alir percobaan .....................................................................................
3.2 Alat & Bahan .....................................................................................................
3.2.1 Alat ...........................................................................................................
3.2.2 Bahan .......................................................................................................
3.3 Prosedur percobaan ...........................................................................................
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan .................................................................................................
4.2 Pembahasan .......................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................
5.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lampu
Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu" dapat
juga berarti bola lampu. Ada berbagai macam lampu diantaranya lampu pjiar, lampu
neon. lampu busur, lampu mercuri, LED, dan sebagainya. Salah satu lampu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lampu pijar. Lampu pijar adalah sumber cahaya
buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian
memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan
langsung rusak akibat teroksidasi. Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam
bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt
hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya
yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti
lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran
lampu pijar mulai dibatasi. Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan,
beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan,
contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses
pemanasan di bidang industri.
23
24
1.2 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Transistor through-
hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter). Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang
lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
1.3 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai
hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan
bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan
dst...
1.4 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan
arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai
tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir. Resistor
digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan
salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor
adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain
termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan
letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan
disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Gambar 2.4 Resistor
1.5 Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan
(salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor
variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti
elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan
oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor
joystick. Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari
1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog
(misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk
sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer
untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung
mengendalikan kecerahan lampu. Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali
volume kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga
potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
𝑷=𝑰𝐕
...................................... (2.1)
Atau
𝑷 = 𝑰 𝑹𝟐
........................................ (2.2)
BAB III
METODE PERCOBAAN
Merangkai Alat
Menyalakan Lampu
Mengukur Jarak
lampu ke luxmeter
Mengatur lampu
dengan potensiometer
Mencatat hasil
intensitas yang
ditunjukkan pada
luxmeter
Dan dibuat ke dalam gambar grafik yang ditunjukkan seperti di bawah ini :
25
20
15
JARAK (R)
LOW
MEDIUM
10
HIGH
0
0 500 1000 1500 2000 2500
INTENSITAS (LUX)
Dari gambar grafik diatas ditunjukkan bahwa semakin besar jarak lampu semakin
kecil pula intensitas yang dihasilkan dalam kondisi potensiometer baik low, medium, dan
high. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara jarak dan intensitas berbanding terbalik sesuai
persamaan rumus yang telah ada pada konsep.
4.2 Pembahasan
Setelah mendapatkan data-data yang telah diperoleh dari percobaan yang dilakukan,
data tersebut dapat diolah menggunakan rumus kuat cahaya yang telah ada (2.2)
𝑷 = 𝑰 𝑹𝟐
R2 (m)
0.01
0.0225
0.04
Dari data yang sudah ada akan dimasukkan ke dalam persamaan rumus :
Untuk intensitas low :
1. P = 200 x 0.01 = 2
2. P = 100 x 0.025 = 2.25
3. P = 50 x 0.04 = 2
Untuk intensitas medium :
1. P = 1500 x 0.01 = 150
2. P = 1200 x 0.025 = 180
3. P = 750 x 0.04 = 150
Untuk intensitas high :
1. P = 2200 x 0.01 = 220
2. P = 1800 x 0.0225 = 270
3. P = 1250 x 0.04 = 300
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini ialah :
1. Semakin besar jarak yang telah ditentukan semakin kecil pula intensitas yang
dihasilkan.
2. Transistor mempengaruhi intensitas cahaya lampu yang ada.
3. Hubungan intensitas dengan kuat cahaya berbanding lurus.
5.2 Saran
Saran yang didapat dari percobaan ini adalah
1. Mengukur jarak lampu ke luxmeter dengan akurat.
2. Berhati – hati terhadap tegangan yang mengalir langfsung dari arus AC.
3. Memanfaatkan sarana atau prasana yang ada dengan baik.