Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR

YOGYAKARTA
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti ujian sekolah di SMAN 7 Garut

Disusun oleh :

Nama : Febby Eka Pratiwi

NIS : 2021.10.114

Kelas : XII IPA 5

SMA NEGERI 7 GARUT


Jalan Hanjuang Nomor 20 Bungbulang Garut 44165

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR YOGYAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti ujian sekolah di SMAN 7 Garut

Di susun oleh :

Nama : Febby Eka Pratiwi

Kelas : XII IPA 5

Pembimbing,

Suhendar, S.Pd
NIP. 198504302022211007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadhirat Allah S.W.T yang telah memberikan keluasan waktu dan
kesehatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan laporan kegiatan study tour. Jenis tugas yang
diberikan adalah kegiatan study tour Yogyakarta dengan tema Learning is Fun . Metode penugasan
yang diberikan adalah menyusun laporan kegiatan selama study tour di Yogyakarta.
Melalui penugasan ini diharapkan dapat melatih keterampilan peserta didik dalam menulis
dengan kewajiban menyusun karya tulis berdasarkan riset lapangan. Selain itu menggali ide ide baru
dari peserta didik untuk berkreasi dalam Pendidikan Lingkungan Hidup, Ilmu Pengetahuan Alam,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, dan Ilmu Pengetahuan lainnya.
Semoga Laporan ini dapat menjadikan frame of think (kerangka pikir) dalam mengambil suatu
putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup
yang integratif Kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................... i
Kata pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar isi ................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................
1.3 Sumber Data .......................................................................................................................
1.4 Penilaian Kegiatan ..............................................................................................................
1.5 Destinasi yang Dikunjungi ..................................................................................................
BAB 2 ISI
A. Jenis Kegiatan .......................................................................................................................
B. Tempat dan Waktu ...............................................................................................................
C. Petugas Kegiatan ...................................................................................................................
D. Peserta Kegiatan ...................................................................................................................
E. Laporan Hasil Kunjungan ...................................................................................................
2.1 Candi Borobudur .............................................................................................................
2.2 Pusat Belanja Bakpia .......................................................................................................
2.3 Candi Prambanan ............................................................................................................
2.4 Heha Sky View .................................................................................................................
2.5 Universitas Gadjah Mada (UGM) ................................................................................
2.6 Taman Pintar ...................................................................................................................
2.7 Malioboro .........................................................................................................................
F. Lembar Pertanyaan ..............................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Siswa-siswi SMA Negeri 7 Garut kelas XI dan XII pada umumnya sudah dijuruskan menurut
program- program pilihan di antaranya IPA dan IPS. Pada setiap jurusan umumnya yang
dipelajari adalah ilmu-ilmu aplikasi yang ada pada masyarakat kita. Dengan adanya kegiatan
study tour ini siswa dapat lebih menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya.

Daerah istimewa Yogyakarta atau yang lebih di kenal dengan nama Jogja, merupakan kota yang
terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram,
dan sampai saat ini masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya, Jogja juga
memiliki banyak candi yang berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan besar
zaman dahulu. Salah satunya adalah candi Borobudur yang di bangun pada abad ke 9 oleh dinasti
Syailendra, sedangkan arsitek dari candi tersebut adalah Gunadharma.

Jogja merupakan tempat yang memiliki potensi wisata. Tidak heran jika ada banyak orang yang
merencanakan liburan di Jogja. Terlebih saat liburan panjang. Tidak hanya saat liburan, rupanya
ada banyak pihak dan instansi yang tertarik untuk menjadikan Jogja sebagai Tempat Wisata Study
Tour di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan daya tarik wisata di Jogja juga terkait dengan budaya
dan sejarah. Berikut beberapa tempat wisata study tour di Jogja yang menarik untuk dikunjungi.

Suasana seni yang begitu terasa di Jogja. Malioboro yang merupakan urat nadi Jogja di banjiri
barang barang kerajinan dari segenap penjuru. Para pengayuh becak pun siap mengantarkan kita
mengelilingi tempat tempat pariwisata. Tak ayal bila kota Jogja sangat terkenal dan merupakan
salah satu tujuan utama para wisatawan mancanegara , untuk berlibur dan menghabiskan waktu
istirahatnya di Jogja.

Selain terkenal akan destinasi wisata yang kental akan kesenian, Jogja juga terkenal sebagai kota
pelajar. Tidak hanya destinasi tentang sejarah akan tetapi juga destinasi tentang ilmu pengetahuan
alam. Sehingga Jogja sangat cocok sebagai tempat kunjungan study tour.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang di capai dalam laporan ini sebagai berikut :
1. Siswa dapat mengenal lebih dekat dengan budaya daerah dan Bangsa Indonesia
2. Siswa dapat membuat study banding antara ilmu pengetahuan secara teoritis dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
3. Siswa di harapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan dapat menarik kesimpulan
sebagai bekal pengetahuan dimasa yang akan datang.

1.3 Sumber Data


Adapun sumber data yang kamu peroleh adalah sebagai berikut:
1. Buku Panduan Study Tour
2. Wawasan Survey
3. Ceramah

1.4 Penilaian Kegiatan


Unsur yang di nilai serta bobot penilaian sebagai berikut :
1. Keikutsertaan : 60%
2. Aktivitas : 20%
3. Pengisian LKS : 20%

1.5 Destinasi yang Dikunjungi


1. Candi Borobudur
2. Candi Prambanan
3. Heha Sky View
4. Universitas Gadjah Mada (UGM)
5. Taman Pintar
6. Malioboro
BAB 2
ISI

A.Jenis Kegiatan
Study Tour ke Yogyakarta

B. Tema Kegiatan
Learning Is Fun

C. Tempat dan waktu


Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari mulai hari Selasa, 3 Januari 2023 sampai hari Jum’at,
6 Januari 2023
1. Hari/Tanggal : Selasa, 3 Januari 2023 – Rabu, 4 Januari 2023
Tempat : Berangkat dari sekolah menuju SMAN 6 GARUT untuk transit terlebih dahulu,
lalu berangkat menuju Yogyakarta, Candi Borobudur, Wisata Belanja Bakpia, Candi
Prambanan, dan Wisata Heha Sky View.
2. Hari/Tanggal : Kamis, 5 Januari 2023
Tempat : Berangkat dari hotel menuju UGM , Taman Pintar, Malioboro, dan di lanjutkan
perjalanan pulang.
3. Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Januari 2023
Tempat : Sampai di Sekolah

C. Petugas Kegiatan
Bapa dan Ibu guru yang mendampingi dan petugas travel.

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini yaitu Peserta Didik kelas XI-XII SMAN 7 Garut

E. Laporan Hasil Kegiatan


2.1 Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di
sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi dengan banyak stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca
Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama
terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar
72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai
sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih
dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah
masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci
ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam
kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah
berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong dan tangga menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir
pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-10 seiring dipindahnya pusat
Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Pu Sindok. Dunia mulai menyadari keberadaan
bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai
Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya
penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali). Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun
waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs
bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang
datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci
Waisak. Terkait kepariwisataan, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling
banyak dikunjungi wisatawan. Pada 11 Februari 2022, pemerintah meresmikan status Candi
Borobudur kembali sebagai tempat peribadatan umat Buddhis di Indonesia dan dunia.
SEJARAH CANDI BOROBUDUR
Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa
kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara
yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada
prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi.
Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa
Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu menguasai tahta Kerajaan Medang. Pembangunan
Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75-100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan
pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.
Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama
Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana
yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka mungkin
awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha
di Dataran Kedu. Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya
memerintahkan pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung
Wukir, letaknya hanya 10 km (6,2 mi) sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha Borobudur
dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan,
meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun
lebih awal sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.
Pembangunan candi-candi Buddha — termasuk Borobudur — saat itu dimungkinkan karena
pewaris Sanjaya, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi.
Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada
sangha (komunitas Buddha), untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun
untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka
tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada masyarakat Jawa kuno,
agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik, dengan dicontohkan raja penganut
agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula
sebaliknya. Akan tetapi diduga terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu —
wangsa Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang
kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko. Ketidak
jelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candi megah yang dipercaya
dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi
kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat
suasana toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak
Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.
Berdasarkan prasasti Karangtengah, diperkirakan Candi Borobudur dibangun oleh Raja
Samaratungga dari Wangsa Syailendra dan baru diselesaikan putrinya, Ratu Pramudawardhani, pada
abad ke-9.Sedikit yang diketahui tentang hal lainnya, termasuk siapa arsitek bangunan yang tersusun
dari 2 juta balok batuan andesit yang saling mengunci bagaikan sebuah puzzle raksasa ini. Se egenda
Jawa bercerita tentang Gunadarma yang berbaring memandang Candi Borobudur sampai tertidur dan
tubuhnya berubah menjadi perbukitan Menoreh. Gunadarma kemudian dianggap sebagai arsitek
Candi Borobudur meskipun tidak ada prasasti bersejarah tentang hal itu.
RELIEF CANDI BOROBUDUR
Pada dinding candi di setiap tingkatan kecuali pada teras-teras Arupadhatu dipahatkan panel-
panel bas-relief yang dibuat dengan sangat teliti dan halus. Relief dan pola hias Borobudur bergaya
naturalis dengan proporsi yang ideal dan selera estetik yang halus. Relief-relief ini sangat indah,
bahkan dianggap sebagai yang paling elegan dan anggun dalam kesenian dunia Buddha. Relief
Borobudur juga menerapkan disiplin seni rupa India, seperti berbagai sikap tubuh yang memiliki
makna atau nilai estetis tertentu. Relief-relief berwujud manusia mulia seperti pertapa, raja dan wanita
bangsawan, bidadari ataupun makhluk yang mencapai derajat kesucian laksana dewa, seperti tara dan
boddhisatwa, sering kali digambarkan dengan posisi tubuh tribhanga. Posisi tubuh ini disebut “lekuk
tiga” yaitu melekuk atau sedikit condong pada bagian leher, pinggul, dan pergelangan kaki dengan
beban tubuh hanya bertumpu pada satu kaki, sementara kaki yang lainnya dilekuk beristirahat. Posisi
tubuh yang luwes ini menyiratkan keanggunan, misalnya figur bidadari Surasundari yang berdiri
dengan sikap tubuh tribhanga sambil menggenggam teratai bertangkai panjang.
Relief Borobudur menampilkan banyak gambar; seperti sosok manusia baik bangsawan, rakyat
jelata, atau pertapa, aneka tumbuhan dan hewan, serta menampilkan bentuk bangunan vernakular
tradisional Nusantara. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek
kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno
dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk
rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka
tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah
relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobudur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara inilah
menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief
Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur.
Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna
yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-
macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa
dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan
berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga
naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur
meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Candi Borobudur memuat 2672 panel relief yang jika disusun
berjajar maka panjangnya mencapai 6 km.
Relief Candi Borobudur terbagi menjadi 4 kisah utama, yaitu: Karmawibangga, Lalitawistara,
Jataka/Awadana, serta Gandawyuha. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan
ajarannya, relief Candi Borobudur juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Untuk
mengikuti cerita yang terpahat di Candi Borobudur, pengunjung harus berjalan searah jarum jam dari
pintu timur. Setelah tiba di titik awal barulah naik ke tingkat berikutnya. Demikian berulang hingga
mencapai puncak Candi Borobudur. Ritual ini disebut pradaksina.
Saat kami melakukan study tour di Candi Borobudur ini ada hal yang menarik yaitu sampah
berupa botol plastik yang di tata sedemikian rupa sehingga membentuk seni instalasi berupa sebuah
tulisan serta bola raksasa. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah yang ada di kawasan wisata.
Sampah -sampah botol plastik ini di manfaatkan untuk menarik daya pengunjung .

2.2 Pusat Belanja Bakpia

Bakpia adalah kue pastri asal Fujian gulungan tepung panggang dengan berbagai isi.Kulit
bakpia dibuat dari campuran gula dan garam yang diaduk dalam air hingga larut, lalu dibentuk
menjadi adonan dengan menambahkan tepung terigu. Adonan kulit bakpia kemudian diberi isian,
dibentuk bulat pipih, dan dipanggang sekurangnya 20 menit.
Bakpia manis biasanya berisi kacang hijau atau ubi yang direndam beberapa malam, dikukus
selama satu jam, kemudian digoreng dengan minyak, garam, dan gula pasir. Namun, ada pula variasi
lainnya yang berisi keju, coklat, durian, nanas, atau pandan. Bakpia jenis ini biasa disebut sebagai kue
sopia.
Saat berlibur ke Jogja, gak lengkap jika tak menelusuri kuliner bakpianya. Rasanya yang legit,
menjadikan kue panggang yang satu ini salah satu oleh-oleh wajib ketika berkunjung ke kota pelajar
tersebut. Tak sulit menemukan bakpia di Jogja, karena pusat oleh-oleh udah banyak menjajakan
kudapan yang satu ini.
Bakpia Pathuk 25
Kawasan Patuk merupakan penghasil beberapa merk bakpia, salah satunya Bakpia Pathuk 25.
Telah menemani penikmat sejak tahun 1948, kedai legendaris ini terkenal dengan bakpia aneka rasa
seperti kacang hijau, keju, cokelat, nanas, durian, dan ubi ungu. Saat berkunjung langsung ke lokasi,
kamu bisa melihat langsung proses pembuatan serta mencicipi bakpia yang baru saja matang dari
pemanggangan.
Alamat: Jl. Karel Sasuit Tubun Jl. Sanggrahan 2 No.504, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55132
Jam operasional: Setiap Hari, 06:00-23:00 WIB
Harga: Mulai Rp30 sampai dengan Rp45 ribu

2.3 Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu (Syaiwa) terbesar di Indonesia yang dibangun
pada abad ke-9 Masehi. Candi yang juga disebut sebagai Rara Jonggrang ini dipersembahkan untuk
Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu dewa Brahma sebagai dewa pencipta, dewa Wisnu sebagai
dewa pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli
kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter,
dikarenakan aliran Syaiwa yang mengutamakan pemujaan dewa Siwa di candi ini.
Kompleks percandian Prambanan secara keseluruhan terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta,
tetapi pintu administrasinya terletak di Jawa Tengah. Hal ini yang membuat Candi Prambanan terletak
di 2 tempat yakni di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan di Tlogo,
Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, atau kurang lebih 17 kilometer timur laut dari kota Jogja, 50
kilometer barat daya dari kota Surakarta dan 120 kilometer selatan dari kota Semarang, persis di
perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia,
sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan
ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama
memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang
lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik
kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai
Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan
Medang Mataram.

SEJARAH
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum
dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi
Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja
Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di
sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778
Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga
pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam).
Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk
bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal
reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah
semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.
Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi
panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah
runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama,
yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris
oleh jalan penghubung pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi,
dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir
semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya
reruntuhannya saja.
Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai
tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar
1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar
batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi
selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi
kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 m.

Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat
terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi
Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga
terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana =
kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan
tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.

Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan
Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi
Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu,
Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar
bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing
terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.

RELIEF
• Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan Krishnayana. Relief
berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang
mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam
mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci
searah jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke
candi Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang
menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu.

Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Shinta, istri Rama, diculik oleh Rahwana.
Panglima bangsa wanara (kera), Hanuman, datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari
Shinta. Kisah ini juga ditampilkan dalam Sendratari Ramayana, yaitu pagelaran wayang orang Jawa
yang dipentaskan secara rutin di panggung terbuka Trimurti setiap malam bulan purnama. Latar
belakang panggung Trimurti adalah pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya
lampu.
• Lokapala, Brahmana, dan Dewata
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca
dan relief yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa
surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para brahmana
penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit
oleh dua apsara atau bidadari kahyangan.

• Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru


Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca
singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam
mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di
kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung
berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda,
gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di
Prambanan, karena itulah disebut “Panel Prambanan”
Tanggal 4 Januari 2023 pada saat SMAN 7 Garut melakukan study tour di Candi Prambanan ada
momentum yang spesial di mana hari itu merupakan perayaan Galungan perdana di Prambanan yang
di lakukan oleh umat Hindu. Ini merupakan kali pertama sembahyang Galungan di lakukan di Candi
Prambanan.

2.4 Heha Sky View

Didirikan pada 18 September 2019 oleh Herry Zudianto, mantan Walikota Yogyakarta dan
rekannya Handoyo Mawardi. Heha Sky View menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan
karena menawarkan keindahan pemandangan Kota Yogyakarta, khususnya pada malam hari dari
perbukitan Gunungkidul.
Heha Sky View lebih mudah dijangkau dari Kota Jogja. Selain itu, lebih sesuai untuk wisatawan
yang datang bersama anak kecil atau orang tua karena tidak perlu berjalan kaki terlalu jauh. Salah satu
destinasi wisata favorit yang menawarkan pemandangan terbaik kota Yogyakarta dan sekitarnya “dari
lantai 2”. Terletak di kawasan perbukitan Gunungkidul, HeHa Sky View hanya berjarak 40 menit dari
pusat Kota Yogyakarta.
Heha Sky View juga menyediakan restoran berkonsep modern dengan menu yang lezat dan
berbagai food stall yang bisa menjadi alternatif untuk mencicipi aneka jenis kuliner. Jangan lupa
untuk mengabadikan momen di beragam spot foto yang cantik untuk selfie atau foto bersama.
Di Heha Sky View menyediakan banyak fasilitas seperti Garden Area, Sky Glass, Love Box, Sky
Swing, HeHa Aeroplane, Macrame, Bean Bag Area, Live Music, Food Stalls, Heha Garage, Souvenir
Shop, Mushalla, Toilet, Area Parkir, Jalur Kursi Roda.
RUTE KE HEHA SKY VIEW
Rute termudah ke HeHa Sky View adalah melalui Jl. Jogja – Wonosari sekitar 12 km. Setelah
melewati Tugu Selamat Datang Gunungkidul , belok kanan ke Jl. Patuk – Dlingo sekitar 500 meter.
Tibalah kita di HeHa Sky View.

2.5 Universitas Gadjah Mada (UGM)

Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah perguruan tinggi negeri di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Universitas Gadjah Mada merupakan perguruan tinggi pertama yang didirikan
oleh Pemerintah Indonesia setelah Indonesia merdeka. UGM berdiri pada tanggal 19 Desember 1949
dengan mengukuhkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang
Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universitas tanggal 16 Desember 1949.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas, dan pada saat ini
telah memiliki 18 fakultas dan dua sekolah yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana. Fakultas-
fakultas yang ada di UGM dibagi lagi menjadi departemen-departemen, yang kemudian membawahi
program-program studi. Program-program studi yang ada di UGM meliputi program sarjana,
magister, doktor, dan spesialis.
UGM berkedudukan di bagian selatan Kabupaten Sleman, terletak di sebuah kawasan yang
dikenal dengan nama Bulaksumur, yang secara administratif membentang dari Sinduadi, Mlati hingga
Caturtunggal, Depok.
Selain menjadi salah satu daerah yang kaya akan budaya, Yogyakarta juga menjadi tempat yang
banyak dituju oleh para pelajar di seluruh Indonesia. Universitas Gadjah Mada memang menjadi
kampus yang sangat diperhitungkan kualitasnya, baik dalam skala nasional maupun internasional lho,
Quipperian! Sebagai contoh, menurut pemeringkatan QS untuk Graduate Employability 2019, UGM
berada pada peringkat 301-500 universitas terbaik dunia. Sementara itu, kampus ini juga masuk dalam
pemeringkatan universitas terbaik versi The Times Higher Education (THE) 2020 dalam peringkat
1001+ dunia. Universitas yang dikenal sebagai kampus biru itu mempunyai 18 fakultas, satu sekolah
vokasi, dan satu sekolah pascasarjana dengan jumlah program studi mencapai 265.

2.6 Taman Pintar

Taman Pintar Yogyakarta adalah wahana wisata yang terdapat di pusat Kota Yogyakarta,
tepatnya di Jalan Panembahan Senopati No. 1-3, Yogyakarta, di kawasan Benteng Vredeburg. Taman
ini memadukan tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki
arena bermain sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung kepada
pusat buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar. Tempat rekreasi ini sangat
baik untuk anak-anak pada masa perkembangan.
Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi masyarakat
Yogyakarta maupun luar kota. Taman ini, khususnya pada wahana pendidikan anak usia dini
dilengkapi dengan teknologi interaktif digital serta pemetaan video yang akan memacu imajinasi anak
serta ketertarikan mereka terhadap teknologi. Pada saat ini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga
permainan yang edukatif.
SEJARAH
Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi Informasi,
pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas. Perkembangan sains
ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi
perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap
pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan "Taman
Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai
sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang
telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah
memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreativitas anak didik terus
diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka,
tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan
tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang
ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang
diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang
diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama
Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono
X.
Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung
Memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan
pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
ZONA
• Playground
Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi pengunjung Taman Pintar. Menyediakan berbagai
peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga. Dapat diakses secara cuma-cuma/gratis
• Gedung PAUD Barat dan Gedung PAUD Timur
Menampilkan peralatan peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia Pra-TK
sampai dengan TK.
• Gedung Oval - Kotak
Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas menyenangkan dan
dapat diperagakan. Dapat diakses oleh semua lapisan pengunjung.
• Gedung Memorabilia
Menampilkan peralatan peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kesultanan dan
Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh Pendidikan, dan Tokoh-tokoh Presiden RI hingga saat ini
• Planetarium
Menampilkan peralatan peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa dan tata
surya.

2.7 Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang
membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke persimpangan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Secara
keseluruhan, kawasan Malioboro terdiri atas Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo
Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Jalan ini menghubungkan Tugu Yogyakarta hingga menjelang kompleks Keraton Yogyakarta. Di
sisi utara adalah Jalan Margo Utomo, yang terbentang dari selatan kawasan Tugu hingga sisi timur
Stasiun Yogyakarta. Antara Jalan Margo Utomo dan Jalan Malioboro dipisahkan dengan perlintasan
kereta api yang cukup unik, di mana perlintasan ini menggunakan palang pintu berjenis geser.
Pada masa lalu, perlintasan ini dapat dilintasi oleh kendaraan umum sebagai penghubung Jalan
Margo Utomo menuju Malioboro. Namun karena meningkatnya volume kendaraan yang melintas,
membuat perlintasan ini hanya boleh dilintasi oleh kendaraan-kendaraan kecil seperti becak atau
sepeda, sedangkan kendaraan lain harus memutar terlebih dahulu ke arah timur melewati Jembatan
Kewek, kemudian berbelok ke arah barat melalui Jalan Abu Bakar Ali, barulah sampai di Jalan
Malioboro.
Jalan Malioboro sebenarnya hanya terbentang dari sisi selatan rel kereta api, di depan Hotel
Grand Inna hingga berakhir di Pasar Beringharjo sisi timur. Dari titik ini, nama jalan berubah menjadi
Jalan Margo Mulyo hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Di sini terdapat bekas kediaman
gubernur Hindia-Belanda di sisi barat dan Benteng Vredeburg di sisi timur. Jalan Malioboro menjadi
batas antara Kemantren Gedongtengen dan Kemantren Danurejan, di mana sisi barat Malioboro
adalah wilayah dari kemantren Gedongtengen, dan sisi timur Malioboro adalah wilayah dari
kemantren Danurejan. Sedangkan seluruh sisi jalan Margo Utomo adalah wilayah dari Kemantren
Jetis, dan sisi jalan Margo Mulyo adalah wilayah dari Kemantren Gondomanan.
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan ini, antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun
Yogyakarta, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Kantor DPRD DIY, Benteng Vredeburg, Hotel
Grand Inna, Komplek Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Monumen Serangan
Umum 1 Maret.
Jalan Malioboro terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja
dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual kuliner Jogja seperti gudeg. Jalan ini juga
terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekspresikan kemampuan
mereka seperti bermain musik, melukis, happening art, pantomim, dan lain-lain.

F. Lembar Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Ujang ke Borobudur. Jarak rumah Ujang ke Borobudur 400 km. Jarak tersebut ditempuh
Ujang dengan naik bis berkecepatan rata-rata 70 km/jam, namun di perjalanan istirahat
selama 2 jam. Bila Ujang berangkat dari rumah pukul 20.00 maka ia sampai di Borobudur
pukul.....(Matematika)
Jawab :
Dik: Kecepatan Rata-rata= 70 km/jam
Istirahat= 2 jam
Berangkat= 20.00
Dit: tiba di Borobudur?
Jawab:
T= s/v= 400km/ 70km/jam= 40/7jam
1jam= 60 menit
40/7 × 60= 343 menit= 5jam 7menit
Jam tiba= jam berangkat+ waktu istirahat+ waktu tempuh
= 20.00+ 2jam+ 5jam 7 menit
= 03.07
Jadi, Ujang sampai di Borobudur pukul 03.07 WIB

2. Jarak kota Garut dengan Borobudur adalah 400 km. Jika teman-teman ingin menempuhnya
menggunakan mobil dengan kecepatan 80 km per jam berapakah waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh jarak tersebut?(Fisika)
Jawab :
Dik: kecepatan (v) : 80 km/jam
Jarak (s) : 400 km/jam
Ditanya : waktu (t)?
Jawab:
T = a/V
T = 400/80 = 5 jam
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut adalah 5 jam

3. Jelaskan secara singkat berdirinya Yogyakarta dan mengapa Yogyakarta disebut daerah
istimewa! (Sejarah)
Jawab :
Kota Yogyakarta berdiri karena Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang
ditandatangani oleh penjajah Belanda, Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur
Jenderal Jacob Mossel. Dalam perjanjian itu, Negara Mataram dibagi menjadi dua, yakni
setengah hak Kerajaan Surakarta dan setengah lainnya menjadi hak Pangeran Mangkubumi.
Pangeran Mangkubumi diakui menjadi raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan
Jawa dengan gelar Sultan Hamengku Bowono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin
Panatagama Khilafatullah. Daerah yang masuk dalam kekuasannya adalah Mataram
(Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede. Ditambah daerah mancanegara
yaitu Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung,
Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.
Pangeran Mangkubumi pun segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di
dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat. Kota ini memiliki ibu kota
di Ngayogyakarta (Yogyakarta) setelah perjanjian itu. Sang raja mengumumkan penetapan itu
pada 13 Maret 1755. Tidak hanya itu, sang raja juga segera memerintahkan rakyat untuk
mendirikan keraton sebagai istana baru, dan selesai satu tahun kemudian.
Setelah kraton tersebut jadi, pangeran pun pindah dari Pesanggrahan Ambarketawang ke
Istana Baru. Dengan begitu, berdirilah kota Yogyakarta atau yang memiliki nama utuh Negari
Ngayogyakarta Hadiningrat. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam
VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dari presiden Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Kemudian, pada 5 September 1945, Yogyakarta menjadi bagian dari Indonesia. Pada saat
itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengeluarkan amanat yang menyatakan, daerah
kesultanan dan daerah Paku Alam merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian
Indonesia berdasarkan pasal 18 UUD 1945.

Adapun alasan Yogyakarta disebut daerah istimewa dapat simak dalam penjelasannya berikut
ini.
Mengutip laman Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta, berdirinya
Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi awal dari berdirinya provinsi ini.
Melansir dari laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta, penetapan daerah istimewa terjadi
sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Yogyakarta yang bergabung ke dalam
NKRI menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY
dari Presiden RI.
Saat itu Yogyakarta ada di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan
Sri Paduka Paku Alam VIII. Kemudian pada 5 September 1945 keluarlah amanat yang berisi
keputusan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman menjadi Daerah Istimewa yang
menjadi masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amanat kedua dikeluarkan
tanggal 30 Oktober 1945 yang menyatakan kepemimpinan Pemerintahan di Daerah Istimewa
Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku
Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional.

4. Membuat teks deskriptif tentang kota Yogyakarta (Minimal sejarah dan semboyan
Yogyakarta atau teks naratif tentang Prambanan)! (Bahasa Inggris)
Jawab :
Yogyakarta also Jogja or Jogjakarta, is a city and the capital of Yogyakarta Special Region in
Java, Indonesia. It is renowned as a center of education (Kota Pelajar), classical Javanese fine
art and culture such as batik, ballet, drama, music, poetry, and puppet shows. Yogyakarta was
the Indonesian capital during the Indonesian National Revolution from 1945 to 1949, with
Gedung Agung as the president’s office.

One of the districts in Yogyakarta, Kotagede, was the capital of the Mataram Sultanate
between 1575 and 1640. The city is named after the Indian city of Ayodhya from the
Ramayana epic. Yogya means “suitable, fit, proper”, and karta, “prosperous, flourishing” Its
population was 388,627 inhabitants at the 2010 census and its built-up (or metro) area was
home to, 4,010,436 inhabitants spread on two cities (Yogyakarta and Magelang) and 65
districts spread on Sleman, Klaten, Bantul, Kulon Progo and Magelang regencies. While
urbanization sprawls, Yogyakarta-Magelang and Surakarta are being agglomerated in a few
years. The Dutch name of the city is Jogjakarta.

Because of its proximity to the Borobudur and Prambanan temples, and because of the
Javanese court Kraton culture of Kraton Yogyakarta, Yogyakarta has become an important
tourist destination in Indonesia. Most tourists come to Yogyakarta as an accommodation base
to visit Borobudur and Prambanan. At tourist sites, you may meet high school students who
look forward to have a conversation in English with you to polish their language skills.

5. Buatlah sebuah puisi atau pantun dengan tema Yogyakarta! (Bahasa Indonesia)
Jawab :
Tanda hujan awannya gelap gulita
Air jatuh jadi genangan
Sampai juga ke kota Yogyakarta
Kota indah berjuta kenangan

6. Kota Yogyakarta memiliki sejarah panjang tentang perkembangan ajaran Islam, salah satu
bagian sejarah tersebut adalah berdirinya masjid Kauman yang berada di sebelah barat alun-
alun Yogyakarta atau barat daya dari Malioboro, di masjid tersebut pernah menjadi konflik
kira-kira pada tahun 1997 M perihal arah kiblat, masalahnya adalah arah kiblat masjid
Kauman tidak tepat, kemudian dikoreksi oleh tokoh muda namun para sepuh masjid Kauman
menolak koreksi tersebut, maka terjadilah konflik itu, namun Alhamdulillah konflik tersebut
selesai bahkan sampai sekarang kalian dapat membuktikannya di masjid Kauman Al irsyaf
tidak lurus tapi agak miring ke arah barat laut karena bangunan masjid tidak pernah dipugar,
dan kejadian tersebut menjadi inspirasi bagi seluruh umat muslim ke Indonesia untuk
kemudian membetulkan arah kiblat yang asalnya ke arah barat menjadi 24° ke arah barat laut.
Siapakah tokoh muda yang dimaksud dalam bacaan tersebut? (PAI)
Jawab :
Kiyai Haji Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)

7. Jelaskan sistem pemerintahan di kesultanan Keraton Yogyakarta! (PKn)


Jawab :
Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mulanya diselenggarakan dengan menggunakan
susunan pemerintahan warisan dari Mataram. Pemerintahan dibedakan menjadi dua urusan
besar yaitu Parentah Lebet (urusan dalam) yang juga disebut Parentah Hageng Karaton, dan
Parentah Jawi (urusan luar) yang juga disebut Parentah Nagari.

8. Ketika Anda memasuki kawasan Candi Borobudur, anda akan menemukan beragam relief.
Jelaskan pengertian relief? Apa perbedaan relief di Candi Borobudur dan Candi Prambanan!
(Seni Budaya)
Jawab :
Relief adalah bentuk karya seni ukir gambar yang ada dalam beberapa media dengan
permukaan yang keras.
Bentuk Bangunan Candi Borobudur memiliki postur bangunan yang lebih gendut. Jika dilihat
dari atas berbentuk seperti Mandala dan dari depan berbentuk Stupa Sedangkan arsitektur
bangunan candi Prambanan berbentuk langsing, memiliki tingkat kecil. Atau yang lebih
dikenal bangunan candi Hindu kuno Vesara.

9. Berdasarkan pengamatan anda secara langsung di taman pintar khusunya di zona pengolahan
sampah, coba klasifikasikan jenis pengolahan sampah yang ada! Uraikan salah satu cara
pengolahan sampah yang paling efektif yang bisa dilaksanakan di lingkungan sekolah kita,
kemukakan alasannya! (biologi)
Jawab :
Dalam Zona Pengolahan Sampah terdapat empat lokasi dengan edukasi cara mengolah
sampah organik yang berlainan yaitu dengan biopori, komposter komunal, cacing, dan lalat
tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF).
Cara mengelola sampah organik di sekolah dengan:
• Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas]. Misalnya botol bekas
dibuat menjadi sofa,rak sepatu, sebuah tulisan dengan metode Botol plastik ditata sedemikian
rupa sehingga membentuk seni instalasi.
• Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
Misalnya Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus.
Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan
datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.
• Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
Misalnya minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik.
10. Jelaskan proses reaksi kimia yang terbentuk saat proses pengolahan sampah! (Kimia)
Jawab :
Pengolahan secara umum merupakan proses transformasi sampah baik secara fisik, kimia
maupun biologi.
Transformasi Kimia:
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses pembakaran
atau insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai pengubahan bentuk
sampah padat menjadi fasa gas, cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan
energi panas Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi
sampah yaitu :
Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah maka akan semakin
mudah proses pembakaran berlangsung. Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah
agar dapat terbakar.
Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses pembakaran akan berlangsung
lebih mudah.
Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah maka semakin mudah
sampah terbakar.
Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
•Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara/oksigen
yang sesuai dengan kebutuhan untuk pembakaran sempurna.
• Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara
yang melebihi kebutuhan untuk berlangsungnya pembakaran sempurna.
• Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi substoikhiometrik, di mana
produknya adalah gas-gas CO, H2, dan hidrokarbon.
• Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.

Anda mungkin juga menyukai