DOSEN PENGAMPU :
FERDINANDUS S.T., M.T.
DISUSUN OLEH :
Natalie Lorenzahita Sinaga 213010504004
Irga Loti Rante 213020504014
Maura Rahmawati 213020504021
Eka Taufiqur Rahman 213020504027
ADY 213030504068
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat atas Tuhan Yang Maha Esa,
karena tanpa rahmat-Nya penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak FERDINANDUS, S.T.,
M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah regulasi pertambangan yang membimbing
penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini penulis menjelaskan
tentang program pengelolaan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan contoh
anggaran program pengelolaan keselamatan pertambangan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum bisa
penulis ketahui. Maka dari itu penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun
dosen demi terciptanya makalah yang sempurna.
Penyusun :
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran
berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberiaksi panas, benturan,
gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatureaksi kimia eksotermis sangat cepat
dan hasil reaksinya sebagian atauseluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan
sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.Dalam industri pertambangan, peledakan
telah dikenal luas dan sangat diperlukan guna memberikan kemudahan bagialat-alat
berat untuk menggali lapisan batuan.Di dalam kegiatan ekploitasi inilah kegiatan
peledakan dibutuhkan untukmenghancurkan atau membongkar lapisan batuan inti.
Bila lapisan batuan inti tidak dihancurkan terlebih dahulu maka alat-alat gali tidak
mampu menggali secara maksimal.
Dalam dunia pertambangan, teknik peledakan (blasting) adalah salah satu dari
beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan penambangan. Teknik Peledakan
merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana tujuannya adalah untuk
melepaskan batuan dari batuan induknya agar menjadi fragmen-fragmen yang
berukuran lebih kecil sehingga memudahkan dalam pendorongan, pemuatan,
pengangkutan, dan konsumsi material pada crusher yang terpasang.
Peledakan adalah suatu aktifitas pengisian bahan peledak ke dalam lubang ledak
yang bertujuan untuk menghancurkan batuan. Dalam membicarakan perlengkapan
dan peralatan peledakan terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal
tersebut peralatan peledakan (blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat
digunakan berulang kali (misalnya blasting machine) rimper dan sebagainya
Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses
peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali untuk setiap metode peledakan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda oleh karena itu agar tidak
terjadi salah dalam pengertian maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode
peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan
berdasarkan metodenya.
Selanjutnya,akan di bahas sejarah-sejarah penciptaan bahan-bahan peledak.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana perkembangan bahan peledak?
b) Apa saja perlengkapan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
peledakan?
1.3 TUJUAN
a) Mengetahui sejara perkembangan bahan peledak
b) Mengetahui apa saja perlengkapan yang diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan peledakan
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina jaman
dinasti Sung, terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal dengan nama
black powder. Roger Bacon (1242) telah menulis formula dari black powder. Berthold
Schwarz (1300) juga menulis tentang black powder sebagai senjata api.Tiga abad
kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan
pada operasi penambangan di Hungaria.Amerika ( 1675) membangun pabriknya di
Massachusetts. Selanjutnya Inggris(1689) menggunakan bahan ini untuk
penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696) menggunakannya untuk
konstruksi jalan. Sedangkan diAmerika (1705) digunakan untuk penambangan
tembaga.
Black powder adalah suatu campuran mekanis dari potasium nitrate sulfur dan
arang kayu (charcoal). Penggunaannya biasanya untuk menghancurkan batu-batuan
yang keras, tetapi juga bisa digunakan sebagai igniter (untuk sumbu bahan ledak
komersial/industri dan militer). Black Powder Memiliki sifat peka terhadap panas dan
tidak tahan air.
2.1.2 Anfo (1950’s)
Gambar 2. 2 Anfo
Pada tahun 1956, ANFO (amonium nitrat fuel oil) yang diperkenalkan di amerika
serikat sangat menakjubkan dari laju konsumsi hampir nol pada tahun 1956 menjadi
lebih dari satu juta ton. Di Eropa mulai tahun 1980 ANFO digunakan secara luas
sebagai bahan peledak. Bahan Peledak ANFO ini lebih aman dibanding dengan bahan
peledak yang terdahulu. Tidak sensitif terhadap peluru, akan tetapi kelemahannya
adalah sangat sensitif terhadap udara dan air. Sehingga ANFO memerlukan teknik
pembungkus tersendiri sehingga tidak mudah terkena air atau udara lembab.
Mengingat kelemahannya ini mengakibatkan penggunaan ANFO terbatas yang
kemudian menjadikan manusia berusaha untuk menyempurnakan dengan penemuan
bahan peledak jenis Watergel yang terdiri atas ammonium nitrat, air, gellin agent, dan
sensitizer yang tahan terhadap air dan udara lembab, slury yang terdiri dari
nitroglyserine based, water based dan water based emulsion. Anfo memiliki kelebihan
Watergel adalah bahan peledak berbentuk gel , Campuran oksidator, bahan bakar,
dan pemeka didalam media air yang dikenalkan memakai gums, sebagai oksidator
bisa dipakai sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar atau
minyak diesel , merupakan bahan peledak curah berbentuk gel yang sangat adaptif
terhadap dinding lubang ledak sekalipun berongga ataupun berpori, sehingga mampu
meminimalkan decoupling dan pada kondisi reaksi sempurna ikatan gel antar unsur
sangat kuat, sehingga akan tetap stabil dalam mempertahankan formasi bentuk kolom
ledak di dalam lubang yang artinya tidak melebur kedalam rongga maupun celah
Gambar 2. 3 Watergel
Gambar 2. 4 Emulsion
Sumbu api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna meledakan suatu
bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian inti dan pembungkus. Inti
sumbu api terdiri dari low explosive (Potassiun Nitrat Black Powder),
pembungkusnya dapat berupa textile atau jute.
a. Macam sumbu api :
Berdasarkan kecepatan rambatnya, sumbu api ada 2 jenis :
• Sumbu api berkecepatan kira-kira 120 detik/yd
• Sumbu api berkecepatan kira-kira 90 detik/yd.
Berdasarkan pembungkusnya, sumbu api dapat dibagi menjadi 2 macam :
• Textile Type Fuses
• Plastic Type Fuses.
b. Cara dan alat pengapian sumbu api :
• Hot Wire Fuse Lighte
• Pull Wire Fuse
• Lead Spliter Fuse Lighter
• Cigarette Lighter
• Igneter Cord, dimana igneter cord ini ada tiga type :
➢ Fast Type
➢ Medium Speed Type
➢ Slow Speed Type
c. Penyalaan awal pada sumbu api :
• Sumbu api dengan korek api
• Sumbu api dan detonator biasa.
d. Rangkaian peledakan dengan sumbu api :
• Pengisian lubang tembak
• Peledakan tunggal (Single shot)
• Peledakan lubang tembak banyak (Multiple shot), dengan cara :
➢ Cara Trimming
➢ Dengan menggunakan Igneter Cord
➢ Menggunakan IC dan sumbu api tidak sama panjang.
2.2.2 Sumbu Ledak
Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu yang
berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan
dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan
plastik. Fungsi sumbu ledak dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang
detonasi sampai ke isian. Jadi perbedaan antara sumbu api dengan sumbu ledak ialah
pada bahan intinya. Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu
ledak adalah high explosive. Sehingga pada sumbu api yang terjadi ialah rambatan
nyala api, sedangkan pada sumbu ledak terjadi rambatan gelombang detonasi.
a) Terdapat sumbu ledak jenis khusus untuk keperluan tertentu, misalnya :
• Detacord
• Plastic Reinforced Primacord
• Seismic Cord
• Rdx 70 Primacord.
Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan pada coil (500-1000 ft per coil).
Satu kotak kemasan berisi dua coil atau 2000 ft dengan berat antara 11-17 lb/1000 ft.
b) Ada tiga cara untuk menunda waktu peledakan yaitu
• Igneter Cord
• Trimming (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali sumbu
api atau sumbu ledak untuk mengatur peledakan sesuai yang
diinginkan)
• Kombinasi keduanya.
c) Cara penyalaan awal dengan sumbu ledak :
• Dengan detonator biasa
• Dengan detonator listrik.
d) Penggalakan (Priming) pada sumbu ledak :
• Memakai Dodol dynamite
• Booster
Sistem Inisiasi DigiShot Plus 4G baru dari Dyno Nobel adalah pemimpin pasar
dalam teknologi peledakan canggih yang memastikan ledakan terbaik, tepat waktu,
setiap saat. Sistem ini sekarang terkenal dengan kemudahan penggunaannya yang
menghasilkan penerapan dan pemrograman yang cepat, menghilangkan penundaan
ledakan yang mahal.
Dengan adanya sistem detonator elektronik maka dikembangkanlah detonator
DigiShot Plus 4G yaitu sistem inisiasi elektronik tercepat dan paling efisien untuk
segala ukuran ledakan. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mempercepat tata
letak ledakan, mencegah penundaan ledakan, mengurangi kesalahan pengguna, dan
meningkatkan hasil ledakan. Dengan kartu ledakan untuk lengan dan ledakan,
tembakan jarak jauh, perintah ledakan terenkripsi, stabilitas dinding yang
ditingkatkan, dan getaran yang ditingkatkan, DigiShot Plus 4G adalah sistem
keamanan paling canggih di industri peledakan.
Sistem inisiasi elektronik ini adalah sistem operasi paling canggih, dengan hasil
yang andal yang mengoptimalkan hasil penghancur, pola ledakan yang dapat
diprogram, dan maksimum 16.000 detonator, serta kemudahan penggunaan melalui
metode "tag for plan" yang cepat dan sederhana, otomatis penandaan dan pengujian,
penyimpanan waktu tunda di detonator, pemantauan energi detonator hingga ledakan,
clip-on ke busline sederhana, dan software yang mudah digunakan.
DigiShot Plus 4G memiliki fitur detonator generasi baru, tiga pilihan kabel yang
kuat dengan dua sistem pengiriman, tagger dan commander multi guna, kartu
peledakan, dan tablet Wi-Fi. Detonator generasi baru ini menggunakan application-
specific integrated circuit (ASIC) dengan memori 15 kali lebih banyak. Ini juga
menyimpan waktu tunda, ID lubang.unik, panjang kabel lubang bawah, pelacakan
nomor identifikasi, dan memiliki GPS.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran
berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberiaksi panas, benturan,
gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatureaksi kimia eksotermis sangat cepat
dan hasil reaksinya sebagian atauseluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan
sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
2. Sejarah Bahan Peledak:
• Black Powder (abad 13)
• ANFO (1950’S)
• Watergel (1957’S)
• Emultion (1960’S)
• Heavy ANFO (1980’S)
• Emultion Blend (1990’S)
• Cheap Emulsion (2006’S)
• Delta E ( 2020’S)
3. Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah
material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan
peledak dapat dinyalakan.
• Sefaty Fuse (1830)
• Sumbu Ledak
• Electric Detonator (1910)
• Non-Electric Detonator (1980)
• Electronik Detonator (2000)
• DPS 4G Commander (Now)
3.2 SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberi
wawasan bagi pembaca maupun penulis mengenai pembahasan tentang sejarah
perkembangan bahan peledak dan perkembangan initiation atau perlengkapan
peledakan meliputi apa itu bahan peledak dan perlengkapan peledakan baik sejarah
dan klasifikasinya hingga tahap perkembangannya. Saran yang penulis ingin berikan
kepada pembaca adalah agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis sehingga dapat lebih baik dalam pembuatan tulisan ilmiah
ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA