Anda di halaman 1dari 4

1.

SOAL 1
a. Memakai APD. Pemeriksaan fisik pertama yang dilakukan adalan inspeksi pada daerah
pubis ada penonjolan (full blast) atau tidak dan inspeksi pada bagian perinealnya,
inspeksi juga meatus uretra externa jika ada cairan urin atau darah. Lalu palpasi pada
bagian suprapubic pasien jika untuk menilai adanya pembesaran yang diartikan sebagai
vesica urinarianya penuh, dan palpasi pada bagian cva pasien untuk menilai adanya nyeri
ketok atau tidak Lalu meralukan pemeriksaan colok dubur untuk menilai adanya
pembesaran prostat yang menuju ke ganas ataupun jinak. Tindakan yang harus segera
dilakukan adalah pemasangan kateter urin no 18F
b. Retensi urine c susp bph dd neoplasma bph dd batu saluran kecing dd batu kandung
kencing dd neoplasma buli. Tindakan yang harus dilakukan adalah memasang kateter
urin no 18F jika terdapat sumbatan curiga striktur, langsung dilakukan sistostomi (2jari
diatas simpisis pubis dengan menggunakan trocar)
c. Retensi urine c susp bph dd neoplasma bph dd batu saluran kecing dd batu kandung
kencing dd neoplasma buli. Anamnesis lebih dalam, lalu pemeriksaan penunjang seperti,
darah lengkap, urinalisa, foto polos abdomen/lumbal, BNO IVP, USG pada buli dan
prostat dan pemeriksaan prostat spesifik antigen. Jika ada lembar IPSS lebih baik lagi
untuk menilai skoring
d. Inform consent pada pasien ini yang diperlukan adalah tentang edukasi penyakit yang
mendasarinya di usia yang 55 tahun kemungkinan besar adalah bph yang berasal dari
prostat yang membesar seiring bertambahnya usia. Dan jangan lupa memberikan
informasi mengenai komplikasi akan penyakitnya tersebut
e. Tatalaksana, inform consent terlebih dahulu semua jenis tatalaksana
i. Modifikasi gaya hidup
ii. Farmakologi, alpha blocker dan atau ditambah 5-alpha reductase inhibitor
iii. Jika volume prostat diketahui dari usg 30-80cc maka dianjurkan untuk
dilakukan TURP atau TUIP. Jika lebih dari 80cc lebih baik dianjurkan untuk
Open prastatektomi perabdominal atau perperianal.

2. SOAL 2
a. Hemotoraks Traumatik adalah akumulasi darah pada potensial space di pleura, antara
pleura parietal dan visceral
b. Gejala klinis pada Hemotorak Traumatik, umumnya gejala respiratorik seperti sesak
napas, dyspnoe, kesulitan bernapas, jika disertai dengan patah pada iga trauma tumpul
ataupun tajam pada toraks bisa disertai dengan nyeri hebat, yang bisa juga
meenyebabkan pasien sulit bernapas
c. Pemeriksaan Fisik
i. Primary survey
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure
Pada pasien ini Hemotorak, Inspeksi pada dinding dada lihat jejas, ketinggalan
bernapas. Palpasi pada pada dinding dada nilai stem kanan dan kiri sama atau
tidak dan ada krepitasi atau tidak. Perkusi pada dinding dada untuk memastikan
sonor atau beda membedakan cairan atau udara. Auskultasi dengar suara
pernapasan sama kanan dan kiri atau tidak, ada atau tidaknya suara tambahan
d. Pemeriksaan Penunjang, dilakukan foto toraks
e. Klasifikasi
i. Hemotoraks, (kurang dari 1500cc dan kurang dari 200cc selama 2-4 jam)
ii. Hemotoraks Masif, (lebih dari 1500cc dan lebih dari 200cc selama 2-4jam)
f. Penanganan Definitif, Open Torakotomi dan lakukan pemeriksaan foto toraks Kembali
3. SOAL 3
a. Anamnesis pada pasien ini mengenai riwayat dia menstruasi teratur atau tidak, pertama
kali menstruasi umur berapa, sekarang masih menstruasi atau tidak, penggunaan kb,
melahirkan anak pertama umur berapa, punya anak ada berapa. Adakan keluarga lain
yang mempunyai penyakit seperti ini. Riwayat konsumsi alcohol, merokok dan makanan
berlemak
Pemeriksaan Fisik, periksa lagi lebih dalam pasien dalam. Inspeksi dengan posisi supine
lalu pasien duduk dan tangan kebawah, lalu tangan pasien kacak pinggang, dan tangan
pasien diangkat ke atas. Palpasi pada kedua payudara dimulai dari payudara yang sakit
lalu ke payudara yang sehat ke sumua kuadran payuda kanan dan kiri, cari ada kan
benjolan lain atau tidak. Dan jangan lupa Inspeksi dan Palpasi pada bagian aksila untuk
menilai adanya pembesaran KGB aksila atau tidak. Setelah itu tentutkan Lokasi,
Permukaan, Mobilitas, Bentuk, Nyeri, Ukuran dan Konsistensi Kembali jika terdapat
benjolan lain
b. Pemeriksaan Penunjang, darah lengkap, USG payudara dan aksila, biopsy histologi, ct-
scan untuk mencurigai metastasis jauh
c. Breast Neoplasma (L) malignant dd benign
d. Modalitas Terapi payudara yang dicurigai ganas
i. Operasi jika operable (sekita 70% kasus)
ii. Kemoterapi, bisa adjuvant dan neo-adjuvant
iii. Radiasi
e. Kritieria ganas dari USG, BIRADS

4. SOAL 4
a. Penegakan Diagnosa
i. Anamnesa (tertera pada soal)
ii. Pemeriksaan fisik. Intruksikan pasien untuk mengedan yaitu valsava
manuverInspeksi daerah perianal masih adakah darah yang menetes atau tidak,
scrotum testis penis dan perineum, dan periksa kelainan lain seperti benjolan
lain jika ada.
Lalu lakukan segera pemeriksaan colok dubur untuk menilai benjolan tersebut
ada darah atau tidak dan lokasi, permukaan, mobilitas, bentuk, nyeri, ukuran
dan konsistensi dari benjolan tersebut, mukoca anus dan rectum, spinkter ani
dilinau tonusnya
b. Pemeriksaan Penunjang, anoskop, sigmoidoskop, colonoskop
c. Definisi, pelebaran pleksus vena interna dan externa pada anal
d. Klasifikasi Interna dan Externa, Interna terdapat 1, 2, 3 dan 4 grade
Gr 1, Perdarahan dan ada penonjolan sdikit
Gr 2, Valsava manuver +, perdarahan, bisa keluar masuk sendiri
Gr 3, Valsava manuver +, perdarahan, direduksi manual
Gr 4, Valsava manuver +, perdarahan, tidak bisa masuk lagi
e. Differential diagnosa
Prolap recti, abses perianal, prolaps recti, ca rectum
f. Tatalaksana, Gr 1 dan 2 bisa dengan modifikasi gaya hidup dan rubber band ligation. Gr
3 dan 4 lebih baik dilakukan hemoridectomi. Edukasi pasien agar makan dengan tinggi
serat
5. SOAL 5
a. Trauma Inhalasi
b. Primary Survey
Diagnosa
Airway dan restriksi cervical spine motion, Memakai APD, panggil nama pasien untuk
menilai airway, pastikan tidak ada jelaga dan sumbatan jalan napas, jika ada
pertimbangkan untuk definitive airway. Stabilisasikan leher menggunakan collar brace
Breathing dan Ventilasi, pasang pulse oxymetri dan oksigen yang adekuat 100%. Nilai
pari Inspeksi pernapasan dan hitung RR, ada jejas atau tidak kelainan lain, palpasi
perkusi dan auskltasi jika ada kelainan lain atau tidak
Circulation dan control perdarahan, lihat perdarahan external jika ada bebat teka juga
bisa torniquet. Pasang IV Line 2 jalur kanan dan kiri nomor 16F. Periksa tekanan darah,
pulse rate dan akral pada pasien, jika curiga pasien mengalami shock. Pasang kateter urin
no 18F untuk memantau resusitasi cairan
Disability dan neurogical exam, nilai GCS 15, Pupil, RC ka=ki dan lateralisasi
Exposure, Undressed pasien, log rol, dan berikan warm blanket

c. Thermar Injury ec Burn


d. BB : 60Kg
BSA : Total 12%
Konstanta : 2
2 x 12 x 60 = 204cc dalam 24 jam
Dibagi 2, 102cc dalam 8jam pertama diikuti 102cc dalam 16jam berikutnya
Dengan menggunakan cairan Ringer Laktat
e. Pertimbangkan Debridement dan telebih dahulu berikanFATT
Berikan Fluid, Analgetik yang adekuat dan antibiotic, Test yaitu foto cervical ap/lat dan
daerah lain yang dicurigai, Tube pasang NGT mencegas aspirasi
f. Komplikasi lanjutannya adalah shock, infeksi, sepsis pada akut. Pada kronik bisa
menyebabkan kontraktur

6. SOAL 5
Primary Survey:
Airway dan restriksi cervical spine motion, Memakai APD, panggil nama pasien untuk
menilai airway, pastikan tidak ada jelaga dan sumbatan jalan napas, jika ada
pertimbangkan untuk definitive airway. Stabilisasikan leher menggunakan collar brace

Breathing dan Ventilasi, pasang pulse oxymetri dan oksigen yang adekuat 100%. Nilai
pari Inspeksi pernapasan dan rr 22x/menit, pada pasien ada jejas pada dada kanan lihat
ada ketinggalan bernapas atau tidak. Palpasi tentukan stem ka=ki pada paru paru pasien,
ada atau tidaknya ktepitasi.Perkusi tentukan ada perdarahan atau udara dengan suara
sonor atau beda. Auskultasi dengar ada suara yang hilang atau suara tambahan. Pasien
Direncanakan USG FAST

Circulation dan control perdarahan, lihat perdarahan external jika ada bebat teka juga
bisa torniquet. Pasang IV Line 2 jalur kanan dan kiri nomor 16F. Periksa tekanan darah
90/60, pulse rate 120x/menit dan akral pada pasien didapatkan dingin maka pasien
dicurugai shock dan cari tanda tanda perdarahan internal yang on goin pada toraks dan
abdomen. Pasang kateter urin no 18F untuk memantau resusitasi cairan. Pasien
direncakan USG FAST untuk menilai perdarahan internal di abdomen. Sambil lakukan
USG Doppler untuk menilai ada atau tidak gawat janin. Dan pastikan tidak ada keluar
cairan bening dari vagina pasien untuk menyingkirkan pecah ketuban. Lakukan
pemeriksaan darah lengkap, cross match Gol darah, AGDA
Disability dan neurogical exam, nilai GCS 15, Pupil, RC ka=ki dan lateralisasi

Exposure, Undressed pasien, log rol, dan berikan warm blanket

Secondary Survey
Periksa ulang Kembali ABCDE dari primary survey, pastikan pasien stabil. Setelah
pasien stabil, Konsultasikan pasien dengan dr. Sp.OG untuk kehamilan dan bayinya

Anda mungkin juga menyukai