Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lumingkewas, Yesia Syalomytha

Secion : A

Kasus 2
Seorang klien laki-laki berusia 71 tahun datang ke RS diantar keluarganya.
Sudah 2 hari demam, jawab keluarganya ketika ditanya keluhan masuk RS.
Dalam pengkajian fisik, didapati: Suhu tubuh 38,10C, nadi 119x/menit,
napas 24x/menit, kulit klien nampak memerah dan badan teraba hangat.
Setelah pengkajian, perawat akan menentukan asuhan keperawatan yang
tepat bagi pasien.

Dx keperawatan : Hipertermia (D.0130)


Luaran : Termoregulasi (L.14134)
Intervensi : Manajemen Hipertermia (I.15506)
Form NCP (Nursing Care Plans)
Pt. Name: Tn. A Age: 71 thn Room/Bed: tulip 118/2 Medical Diagnosis: Physician’s Name: dr. Gina
No Date/ Nursing Planning Implementatio Evaluation
. time Diagnosis* Goal* Interventions* Rationale* n

1 22- Hipertermia Setelah 1. Identifikasi 1. Penyebab hipertermi yaitu dehidrasi, At 14.30


02-23 b.d. proses dilakukan penyebab terpapar lingkungan panas, proses penyakit S: keluarga
07.00 penyakit d.d. intevensi hipertermia (misalnya, infeksi, kanker), ketidaksesuaian pasien
- selama 7 2. Monitor suhu pakaian dengan lingkungan, peningkatan laju mengatakan
15.00 DS: keluarga jam, maka tubuh metabolisme, respon trauma, aktivitas “demam sudah
pasien Termoregula 3. Anjurkan tirah berlebihan, dan penggunaan inkubator turun”
mengatakan si Membaik baring (Persatuan Perawat Nasional Indonesia
“sudah 2 hari dengan 4. Sediakan (PPNI), 2016) O: suhu tubuh
demam” kriteria hasil: lingkungan yang 2. Pemeriksaan tanda vital merupakan 37,20C, nadi:
DO: 1. Suhu dingin pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar 96x/menit,
Suhu tubuh tubuh 5. Longgarkan untuk mengetahui tanda klinis dan berguna napas 19
38,10C, membaik pakaian untuk memperkuat diagnosis suatu penyakit x/menit, kulit
Nadi: dalam 6. Basahi dan dan berfungsi dalam menentukan tampak tidak
119x/menit, rentang kipasi perencanaan perawatan medis yang sesuai. merah, badan
napas normal permukaan tubuh Detak jantung dan suhu tubuh merupakan tidak teraba
24x/menit, (36,50C- 7. Berikan cairan tanda vital yang secara rutin diperiksa rumah hangat
kulit tampak 37,50C) oral sakit untuk mengetahui tanda klinis dan
merah, 2. Suhu kulit 8. Ganti linen berguna untuk memperkuat diagnosis suatu A: Tujuan
badan teraba membaik 9. Lakukan penyakit (Saputro et al., 2017). tercapai
hangat. 3. Kulit pendinginan 3. Tirah baring dan perawatan untuk
merah eksternal mencegah komplikasi. Tirah baring adalah P: Pertahankan
menurun (kompres dingin perawatan ditempat, termasuk makan, Intervensi
4. Takiardi pada dahi, leher, minum, mandi, buang air besar, dan buang
menurun dada, abdomen, air kecil akan membantu proses
dalam aksila) penyembuhan. Dalam perawatan perlu dijaga
rentang 10. Kolaborasi kebersihan perlengkapan yang dipakai (Putra
normal (60- pemberian cairan Pratama, 2021).
100x/menit) dan elektrolit 4. Dengan lingkungan yang dingin dapat
5. Takipnea intravena, membantu mempermudah penurunan suhu
menurun antibiotik, tubuh (Yosephine, 2020).
dalam antipiretik 5. Pakaian longgar memudahkan penguapan
rentang panas, saat suhu tubuh naik, pasien akan
normal (12- banyak mengeluarkan keringat (Yosephine,
20 x/menit) 2020).
6. Membantu mempertahankan suhu
permukaan tubuh (Yosephine, 2020).
7. Kebutuhan cairan dalam tubuh cukup
mencegah terjadinya panas (Yosephine,
2020)
8. Memudahkan penguapan panas, saat suhu
tubuh naik pasien akan banyak
mengeluarkan keringat (Yosephine, 2020)
9. Mempertahankan suhu tubuh pasien
dalam batas normal sangat penting untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut, misalkan
syok dan kejang. Pemberian kompres dingin
pada daerah tubuh akan memberikan sinyal
ke hipothalamus melalui sumsum tulang
belakang yang diharapkan akan terjadi
penurunan suhu tubuh, sehingga mencapai
keadaan normal kembali (Kurniawan, 2018).
10. Pemberian antipiretik dan antibiotik
untuk menurunkan panas dan menghentikan
proses infeksi, obat antipiretik bekerja
sebagai pengatur kembali pusat pengatur
panas dan menginduksi suhu tubuh yang
kemudian tubuh akan bekerja menurunkan
suhu tubuh dan hasilya adalah penurunan
demam. Obat antibiotik berungsi untuk
melawan, menghancurkan, serta
memperlambat pertumbuhan
bakteri(Kustriani & Dewi, 2021)
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, T. (2018). Kombinasi kompres dingin dan aliran udara dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien sepsis dengan hipertermi di
ruang ICU RSUP Dr Kariadi Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kustriani, N., & Dewi, F. K. (2021). Asuhan keperawatan gangguan hipertermia pada An. A dengan kejang demam kompleks di ruang anggrek RSUD
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1134–1141.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1st ed.). DPP
PPNI.

Putra Pratama, F. (2021). Asuhan keperawatan dengan masalah hipertermi pada anak demam thypoid. STIKES BINA SEHAT PPNI.
Saputro, M. A., Widasari, E. R., & Fitriyah, H. (2017). Implementasi sistem monitoring detak jantung dan suhu tubuh manusia secara wireless. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer E-ISSN, 1(2), 148–156.

Yosephine, Y. (2020). Asuhan keperawatan klien Nn. N yang mengalami hipertermi dengan thypoid di RS Bhakti Asih Jakarta. Akademi Keperawatan
Berkala Widya Husada.

Anda mungkin juga menyukai