PERSONAL SELLING
Oleh:
Kelompok 8
Puji dan Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Rabb
penguasa alam raya, dia-lah maha pengasih yang mengasihi manusia dan seluruh makhluk-
Nya, lebih dari cinta seorang makhluk kepada sesamanya. Kami panjatkan shalawat dan Taslim
pada Nabi Muhammad SAW berserta para sahabatnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen Mawardi sebagai dosen pengampuh pada mata kuliah Manajemen
Penjualan. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Manajemen
Penjualan.
Makalah ini membahas jelas tentang Personal Selling. Mulai dari definisi hingga
bentuk-bentuk dari personal selling. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang memerlukan.
Akhirnya, semoga Makalah ini dapat diterima, dengan harapan akan ada saran-saran
perbaikan di masa mendatang.
Kelompok 8
i
Daftar Isi
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................. 20
References ................................................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, model Personal Selling yang dianjurkan di sini adalah model wiraniaga
bertindak sebagai pengidentifikasi kebutuhan dan pemecah masalah. Pandangan
penjual sebagai makhluk yang memanipulasi kepercayaan diri yang cerdik dan
berbicara cepat tidak realistis di dunia di mana sebagian besar penjual bergantung pada
bisnis yang berulang dan di mana sebagian besar penjualan dilakukan dengan pembeli
profesional.
1
1. Keinginan untuk membantu pelanggan membuat keputusan pembelian yang
memuaskan.
2. Membantu pelanggan menilai kebutuhan mereka.
3. Menawarkan produk yang akan memuaskan kebutuhan tersebut.
4. Mendeskripsikan produk secara akurat.
5. Menghindari taktik pengaruh yang menipu atau manipulatif.
6. Menghindari penggunaan teknik penjualan yang bertekanan tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu personal selling?
2. Bagaimana proses penjualan melalui personal selling?
3. Apa tujuan personal selling?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian personal selling?
5. Apa tipe personal selling?
6. Apa saja sifat-sifat personal selling?
7. Apa saja bentuk-bentuk personal selling?
8. Apa saja manfaat personal selling
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu personal selling.
2. Untuk memahami bagaimana proses penjualan melalui personal selling.
3. Untuk mengetahui tujuan dari personal selling.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari personal selling.
5. Untuk mengetahui tipe-tipe dari personal selling.
6. Untuk mengetahui sifat-sifat dari personal selling.
7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk personal selling.
8. Untuk mengetahui manfaat dari personal selling.
2
BAB II
ISI
Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu
pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan
terwujudnya penjualan produk. Menurut Swastha (2002:260), Personal Selling adalah
interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain.
Dari pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa personal selling merupakan
komunikasi dua arah secara tatap muka antara penjual dan calon pembeli untuk
memperkenalkan produk yang ditawarkan, sehingga dapat menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
2. Pra pendekatan
12
Sebelum mengunjungi seorang prospek, wiraniaga harus belajar
sebanyak mungkin tentang organisasi yang didatanginya itu (apa yang
dibutuhkan organisasi itu, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan
pembelinya (karakteristik dan gaya membeli). Langkah ini dikenal dengan
istilah pra pendekatan.
3. Pendekatan
Dalam langkah pendekatan, wiraniaga harus mengetahui bagaimana
cara untuk menemui dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan untuk
merintis awalan yang baik. Langkah ini melibatkan penampilan wiraniaga,
kata-kata pembukaan, dan penjelasan lanjutan.
5. Menangani Keberatan
Selama presentasi, pelanggan tidak selalu mempunyai keberatan.
Demikian juga sewaktu mereka diminta untuk menuliskan pesanan. Masalahnya
bisa logis; bisa juga psikologis, dan keberatan sering kali tidak diungkapkan
keluar. Dalam mengatasi keberatan, wiraniaga harus menggunakan pendekatan
positif, menggali keberatan yang tersembunyi. Meminta pembeli untuk
menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk
memberikan informasi lebih banyak, dan mengubah keberatan menjadi alasan
untuk membeli.
6. Menutup Penjualan
Setelah mengatasi keberatan prospek, sekarang wiraniaga dapat
mencoba menutup penjualan. Beberapa wiraniaga tidak sampai melakukan
13
penutupan penjualan atau tidak menanganinya dengan baik. Mereka mungkin
kurang percaya diri, tidak enak menanyakan pesanan, atau tidak
mengetahui saat yang tepat untuk menutup penjualan.
7. Tindak Lanjut
Langkah terakhir dalam proses penjualan adalah tindak lanjut. Tindak
lanjut diperlukan bila wiraniaga ingin memastikan kepuasan pelanggan
dan berulangnya bisnis. Segera setelah menutup penjualan, wiraniaga harus
memenuhi segala rincian mengenai waktu penyerahan barang, persyaratan
pembelian, dan hal-hal lain. Wiraniaga harus menjadwalkan kunjungan tindak
lanjut sesudah pesanan pertama diterima demi memastikan tepatnya
pemasangan, instruksi, dan servis produk.
Menurut Kotler dan Keller (2008:262), tujuan dari personal selling ini adalah:
2. Menentukan sasaran
Memutuskan bagaimana cara mengalokasikan waktu mereka antara
calon pelanggan dan pelanggan.
3. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan informasi tentang produk dan jasa perusahaan.
4. Menjual
Mendekati, mempresentasikan, menjawab pertanyaan, mengatasi
keberatan dan menutup penjualan.
5. Melayani
14
Memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan, mengkonsultasikan
masalah, memberikan bantuan teknis, mengatur pembiayaan, dan
melakukan pengiriman.
6. Mengumpulkan informasi
Mengadakan riset pasar dan melakukan pekerjaan intelijen
7. Mengalokasikan
Memutuskan pelanggan yang akan mendapatkan produk langka saat
terjadi kelangkaan produk.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam proses personal selling itu sendiri,
menurut David (1996:87) yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:
15
b. Timbulnya konflik tenaga penjual dan manajemen, pada dasarnya
tenaga penjualan mempunyai kecenderungan bebas dan fleksibel dapat
menimbulkan konflik pada manajemen.
c. Biaya tinggi, setiap tenaga penjualan memerlukan biaya yang cukup
besar untuk penutupan penjualan. Tidak semua tenaga penjualan
mampu melakukan penutupan penjualan dengan baik dan tepat waktu
sehingga secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan jadi tinggi.
d. Hasil yang rendah, karena waktu merealisasikan penjualan relatif lebih
lama maka hasil yang ditargetkan untuk tenaga penjualan lebih rendah.
e. Berpotensi menimbulkan masalah etika, diantaranya tenaga penjualan
ada yang dapat menimbulkan rusaknya hubungan dengan konsumen
sehingga merugikan bagi perusahaan. Masalahnya etika yang paling
sering dilakukan oleh para tenaga penjualan dapat berupa membohongi
konsumen, melakukan perbuatan merugikan tenaga penjualan lainnya.
16
1. Trade Selling
Yaitu dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar
mempersilahkan pengecer untuk berusaha dan memperbaiki distributor
produk-produk mereka.
2. Missionary Selling
Yaitu penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli
untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.
3. Technical Selling
Yaitu meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat
kepada pemberi saran dan nasihat kepada pembeli akhir barang dan jasanya.
5. Responsive Selling
Yaitu penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan disini adalah route driving dan
retail.
Menurut Djasmin Saladin dan Yevis Merti Oesman (1994:195) terdapat tiga
bentuk dari personal selling, yaitu sebagai berikut:
17
Yaitu penjualan yang dilakukan dari rumah ke rumah untuk
menjajakan barang jualannya. Penjualan ini sangat menghabiskan
banyak waktu dan tenaga.
b. Penjualan Otomatis
Yaitu penjualan yang dilakukan dengan menggunakan mesin
yang telah dipasang secara otomatis yang selalu memberikan
pelayanan 24 jam.
c. Jasa Pembelian
Yaitu badan usaha yang memberikan produknya berupa jasa
seperti: Sekolah, Rumah sakit, Asuransi dan Bank.
Personal selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif terutama
dalam bentuk preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Menurut Kotler (1997
:224) dalam bukunya manajemen pemasaran, personal selling bila di bandingkan
dengan periklanan memiliki tiga sifat khusus, yaitu :
2. Pengembangan (cultivation)
18
Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan
mulai dari hubungan penjualan sampai dengan hubungan persahabatan.
3. Tanggapan (Response)
Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk
mendengar, memperhatikan dan menanggapi wiraniaga.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu
pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan
terwujudnya penjualan produk. Personal Selling merupakan salah satu metode
penjualan. Metode ini juga merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di
dalam dunia bisnis karena lebih menitikberatkan kepada komunikasi karyawan kepada
pihak pembeli sehingga produk yang ditawarkan dapat dipahami oleh pembeli dan
pembeli siap untuk membeli.
Ada beberapa bentuk personal selling diantaranya yaitu; Field selling, retail
selling dan executive selling.
B. Saran
Dengan adanya pembahsan mengenai Personal Selling ini, diharapkan pembaca
dapat memahami lebih lanjut tentang Personal Selling dan dapat diaplikasikan langsung
dalam kehidupan sehari-hari.
20
References
Lancaster, D. J. (2009). Selling and Sales Management 8th edition. United Kingdom: Gosport.
21