ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Received: June, 2022 Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
Revised: June, 2022
berlebihan pada ibu hamil hingga menggangu pekerjaan
sehari-hari, muntah yang berlebihan pada ibu hamil dan
Available online: June, 2022 apabila ibu hamil selalu memuntahkan segala yang dimakan
dan diminumnya dapat mengakibatkan tubuhnya sangat lemas,
KEYWORDS/KATA KUNCI wajah pucat dan frekuensi buang air kecil menurun drastis,
aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
Kehamilan, hyperemesis gravidarum menurunMuntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah kapiler pada lambung dan usofagus, sehingga
CORRESPONDENCE muntahnya bercampur darah. Metode yang digunakan pada
E-mail: studi kasus ini adalah deskriptif kualitatif, dilakukan pada
pasien saat melakukan kunjungan antenatal care yakni Ny. R
jumiati@umri.ac.id berumur 27 tahun, GII PIA0 usia kehamilan 17 minggu dengan
hyperemesis gravidarum grade I. didokumentasikan dalam
bentuk pendokumentasian SOAP. Hasil pemeriksaan Asuhan
kebidanan ibu hamil trismester II pada Ny R G2P1A0 umur
kehamilan 17 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade I,
dengan keadaan umum ibu yaitu kurang baik, mual muntah
yang berlebihan, wajah tampak lesu, nafsu makan tidak ada,
nyeri pada epigastrium Hasil pemeriksaan fisik diperoleh
tanda-tanda vital: tekanan darah 100/70 mmHg, pols 82
kali/menit, pernafasan 24 kali/menit, suhu 360C. penurun berat
badan, berat badan sebelum hamil 58 kg, saat ini menjadi 54
kg, lingkar lengan atas 25 cm. wajah ibu tampak pucat,
conjunctiva ibu anemis, lidah kotor, saliva ibu banyak dari
biasanya. Pada pemeriksaan abdomen: pembesaran abdomen (-
), pergerakan janin (+), kontraksi (-), palpasi abdomen:
Leopold I: Teraba ballottement. Auskultasi: 120 kali/menit di
kuadran kanan ibu, teratur. Pengeluaran vulva dan vagina (-),
refleks patella (+) kanan/kiri. Pemeriksaan penunjang tidak
dilakukan. Penatalaksanaan asuhan kebidan dilakukan juga
dengan adanya kolaborasi dengan dokter masalah dapat
teratasi. Mual muntah yang dialami ibu adalah hal yang
fisiologis tetapi jika hal ini berkerlanjutan dan tidak dilakukan
tindakan segera maka akan menjadi hiperemesis gravidarum
tingkat lanjut.
Riwayat penyakit sistemik dan penyakit dari itu terdapat perbedaan antara kasus
keluarga. Pada trimester I, ibu mengatakan yang dilapangan dengan teori yang ada. Hal
bahwa ibu mengalami perubahan makan ini dapat dilihat adanya gejala-gejala pada
yang dialami. hiperemesis gravidarum grade I.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh tanda- Menurut tinjauan kasus berdasarkan
tanda vital: tekanan darah 100/70 mmHg, hasil dilapangan ibu tampak lesu dan lelah,
pols 82 kali/menit, pernafasan 24 kali/menit, mual muntah terus menerus, keadaan umum
suhu 360C. penurun berat badan, berat badan lemah, nafsu makan berkurang, nyeri pada
sebelum hamil 58 kg, saat ini menjadi 54 kg, epigastrium. Hal ini sependapat dengan
lingkar lengan atas 25 cm. wajah ibu tampak Handayani (2012) yang menyatakan mual
pucat, conjunctiva ibu anemis, lidah kotor, muntah yang terus menerus, tidak ada nafsu
saliva ibu banyak dari biasanya. Pada makan, lemah, nyeri ulu hati, penurunan
pemeriksaan abdomen: pembesaran berat badan dan nafas bau aseton.
abdomen (-), pergerakan janin (+), kontraksi Dilihat dari interprestasi data penulis
(-), palpasi abdomen: Leopold I: Teraba mengasumsikan bahwa apabila ibu yang
ballottement. Auskultasi: 120 kali/menit di mengalami hiperemesis gravidarum grade I
kuadran kanan ibu, teratur. Pengeluaran dengan keluhan diatas, hal tersebut sangat
vulva dan vagina (-), refleks patella (+) mengganggu aktivitas ibu sehari-hari
kanan/kiri. Pemeriksaan penunjang tidak sehingga dapat menyebabkan ibu mengalami
dilakukan. dehidrasi dan ibu tidak mampu lagi untuk
Hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melakukan aktivitas yang biasa ibu lakukan.
sesuai dengan tinjauan teori, yakni Pada kasus yang dialami Ny. R dengan
hyperemesis gravidarum grade I yakni mual- diagnosa hiperemesis gravidarum grade I
muntah (semua yang dimakan dan atau yang didapatkan yaitu dehidrasi sedang. Hal ini
diminum dimuntahkan semua), pekerjaan sesuai dengan Handayani (2012) ditemukan
sehari-hari terganggu, dan haus hebat, berat diagnosa hiperemesis gravidarum grade I
badan menurun, lidah kotor dan kering, mata dan ditegakkan diagnosa yaitu dehidrasi
cekung, nafas bau aseton, dan turgor kulit sedang apa yang didapatkan pada tindakan
jelek. Menurut asumsi penulis, hasil dari yang dilakukan. Menurut asumsi penulis
pemantauan yang dilakukan dapat dilihat dari hasil pemantauan yang dilakukan dapat
bahwa ibu hamil yang mengalami dilihat bahwa ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum grade I akan hiperemesis gravidarum grade I dengan
mengalami penurunan berat badan muntah ±8-10 kali/hari, nafsu makan
dikarenakan nafsu makan ibu berkurang, berkurang, nyeri epigastrium, lemah,
dimana apa yang dikonsumsi ibu akan sehingga dapat ditegakkan diagnosa oleh
dimuntahkan kembali, kekurangan cairan dokter yaitu dehidrasi sedang. Apabila kasus
dikarenakan ibu mengalami mual dan ini tidak ditangani dengan cepat maka ibu
muntah setiap harinya, mual muntah yang akan mengalami hiperemesis gravidarum
dialami ibu adalah hal yang fisiologis tetapi yang berat.
jika hal ini tidak berkelanjutan dan tidak Pada tinjauan kasus Ny. R dilakukan
dilakukan tindakan segera akan menjadi tindakan kolaborasi antara bidan dan dokter
hiperemesis gravidarum tingkat lanjut, maka yaitu pemenuhan nutrisi dan cairan, personal
dilakukan kolaborasi dengan dokter. Maka hygene oral, istirahat dan dukungan
keluarga, diet atau nutrisi yang seimbang, Pada tanggal 6 juni 2016 dilakukan
hal ini sependapat dengan Hartono (2014) pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
dimana tindakan segera yang dilakukan dengan dilakukan pemeriksaan keadaan
untuk memperbaiki keadaan umum ibu umum ibu yaitu keadaan umum ibu kurang
dengan hiperemesis gravidarum grade I baik, mual muntah yang berlebihan, wajah
yaitu, memasang cairan infus, berikan diet tampak lesu, nafsu makan tidak ada, nyeri
atau nutrisi yang seimbang, dan personal pada epigastrium. Setelah dilihat dari hasil
hygene oral. Dari hasil pemantauan sehingga pemeriksaan pada tanggal 6 juni 2016, maka
penulis dapat mengasumsikan tindakan dilakukan pemantauan kembali pada tanggal
segera yang dilakukan dilapangan pada 7 juni 2016 pukul 08.00 wib dengan melihat
kasus yang ada adalah kolaborasi dengan perkembangan yang dialami ibu. Kemudian
dokter. memberikan penkes kepada ibu untuk
Pada tinjauan kasus Ny. R dengan menghindari makanan yang bisa
hiperemesis gravidarum grade I merangsang rasa mual dan mengatur pola
perencanaan yang dilakukan yaitu istirahat. Hal ini sependapat dengan
informasikan kepada ibu tentang hasil Handayani (2012) dimana bidan harus
pemeriksaan jelaskan tentang keluhan yang bertindak sesuai rencana yang ditentukan
dirasakan ibu, berikan cairan infus dan obat, yaitu mencatat hasil pelaksanaan juga
dalam data perkembangan yang didapat termasuk penanganan kasus-kasus yang
yaitu jelaskan penkes ibu dan suami. Hal ini memerlukan tindakan diluar wewenang
sependapat dengan Hartono (2014) dimana bidan sehingga perlu dilakukan kolaborasi
bidan dalam mencatat kegiatannya yaitu atau rujukan, selain itu pengawasan dan
berikan cairan infus sebagaimana monitor kemajuan kesehatan ibu juga perlu
diinstruksikan sebelum pasien dapat dicatat.
menerima makanan per oral, berikan diet Berdasarkan implementasi tindakan
atau gizi yang seimbang dan memantau asuhan kebidanan maka diasumsikan bahwa
asupan atau keluaran cairan agar tubuh tidak ibu sudah banyak mengalami kemajuan
lemah dan melakukan perawatan mulut yang dalam perawatan yang dilakukan pada ibu
sering. dan juga ibu harus bisa menjaga pola makan
Dilihat dari rencana tindakan asuhan sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter
kebidanan penulis dapat mengasumsikan atau bidan dan menjaga pola istirahat yang
bahwa ibu yang mengalami hiperemesis bisa mengakibatkan stress.
gravidarum grade I yaitu untuk Menurut tinjauan kasus penatalaksanaan
memecahkan keluhan yang dialami ibu hiperemesis gravidarum grade I berhasil
dengan melakukan pemeriksaan dan dilaksanakan sesuai dengan tindakan yang
pemantauan sehingga dapat memberikan dilakukan seperti yang dialami ibu. Hal ini
keyakinan kepada ibu bahwa hiperemesis sependapat dengan Handayani (2012) dalam
gravidarum grade I adalah hal yang evaluasi kegiatan yang perlu dilakukan
fisiologis pada kehamilan muda, dimana hal adalah mencatat proses manajemen
itu adalah salah satu support bidan untuk kebidanan dan evaluasi ini diperoleh dari
mengurangi ke kwuatiran ibu yang pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
mengalami hiperemesi gravidarum grade I. Berdasarkan dari hasil evaluasi maka dapat
diasumsikan bahwa keberhasilan tindakan
REFERENCES
Mochtar, dkk. 2012. Sinopsis Obstetri jilid 1
(edisi 3). Jakarta: EGC.
Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologi Cetakan ke 1. Yogyakarta.
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan, Edisi II. Jakarta: EGC.
Mustika. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi.
(Cetakan ke 1). Jogjakarta: Nuha Medika.