Anda di halaman 1dari 3

PENYULIT DAN DETEKSI KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA KEHAMILAN MUDA

N POKOK BAHASAN
O
8 HIPEREMI DEFINISI Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi secara berlebihan selama hamil,  terjadi kira-kira
SIS sampai umur kehamilan 20 minggu. Mual dan muntah pada masa kehamilan memang wajar, dan ini
merupakan suatu tanda kehamilan TM1, tetapi jika hal ini berlebihan akan dapatberisiko menyebabkan
dehidrasi, gangguan elektrolit dan penurunan berat badan.(https://scholar.google.co.id/scholar?
q=hiperemesis+gravidarum+jurnal&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
, 2018) Diakses 23 April 2023.
ETIOLOGI Etiologinya bisa terjadi karena beberapa faktor dan diperkirakan erat kaitannya dengan 1) Faktor
biokimiawi yang disebabkan oleh perubahan metabolik, 2) Faktor endokrin, peningkatan
berlebihan hormonselama kehamilan dalam serum darah maternal secara cepat dan tinggi 3)
Faktor psikologis, kejadian hiperemesis gravidarum dapat mewakili penyakit jiwa termasuk
gangguan somatisasi dan depresi berat. ( Marlin, Diane ( 2020)Hiperemesis Gravidarum : Asesmen
dan Asuhan Kebidanan. Diakses 23 April 2023. Dari , Universitas Adiwangsa Jambi).
JENIS Hiperemesis gravidarum dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat I, muntah sebanyak ±10 kali dalam sehari yang mengganggu aktifitas dan keadaan umum ibu, ibu
memuntahkan semua makanan yang dimakan sehingga ibu menjadi malas makan, ibu merasa lemas, serta
nyeri ulu hati.
2. Tingkat II, gestasi 12-14 minggu, intrauterin, tunggal, keadaan ibu lemah.
3. Tingkat III, anemia, dehidrasi, serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
( Evi Susanti, Firdayanti, Nadyah Haruna.”Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “S” dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RS TNI Angkatan Laut Jala Ammari”.Volume 1 Nomor 2, 2019) link:
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/10557/7176 diakses pada 23 april
2023

FAKTOR RISIKO Penyebab dan faktor risiko HG masih belum dapat diketahui secara pasti, namun diperkirakan
berkaitan erat dengan pengaruh endokrin, biokimiawi, dan psikologis. Berdasarkan literature
review psikologis memiliki hubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum pada 96,3% hasil
studi yang dievaluasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa psikologis berhubungan dengan kejadian
hiperemesis gravidarum. (Salsabila Vaya Luthfi dkk. (2022) Literature Review tentang Hubungan
Psikologis terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum. 89-95. Diakses 23 April 2023. Dari
Univesitas Mulawarman)
TANDA/GEJALA penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-
12 minggu selain itu muntah sekitar ±5-6 kali dalam sehari. Namun, keluhan penderita terus
bertambah hingga mual dan muntah tersebut mencapai ±10 kali dalam sehari dan hal itu
mengganggu aktifitas penderita.Penderita juga merasa pusing, lemas, dan nyeri ulu hati ( Evi
Susanti, Firdayanti, Nadyah Haruna.”Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “S” dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RS TNI Angkatan Laut Jala Ammari”.Volume 1 Nomor 2, 2019) link:
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/10557/7176 diakses pada 23 april
2023

PEMERIKSAAN Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan identifikasi data dasar yang memiliki tujuan mengumpulkan data
sebjektif dan objektif ,bagaimana kondisi ibu saat pertama kali melakukan kunjungan misalnya konjungtiva
tampak pucat, bibir kering, dan lidah tampak kotor. Pada pemeriksaan abdomen, TFU 3 jari di atas
simphysis, teraba ballottement (+), dan tidak ada nyeri tekan.Selanjutnya identifikasi diagnose yang
kembali didasari pada tanda dan gejala yang dialami ibu. Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara
lain pada tahap ini yaitu tekanan darah ibu 80/60 mmHg, BB ibu 52 kg (BB sebelumnya 55 kg).Lalu
dilanjutkan dengan identifikasi diagnose atau masalah potensial, hiperemesis gravidarum dapat
menyebabkan dehidrasi, turgor kulit berkurang, hiponatremia dan selanjutnya terjadi
hemokosentrasi hingga aliran darah ke jaringan berkurang sehingga sangatlah berdampak buruk
jika terlambat ditangani, jika sudah cukup buruk diperlukan tindaklan selanjutnya yaitu tindakan
emergency dengan merujuk ibu ke RS dan melakukan kolaborasi dengan perawat ataupun dokter.
( Evi Susanti, Firdayanti, Nadyah Haruna.”Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “S” dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RS TNI Angkatan Laut Jala Ammari”.Volume 1 Nomor 2, 2019) link:
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/10557/7176 diakses pada 23 april
2023
PENATALAKSANA Intervensi yang diberikan adalah menyampaikan hasil pemeriksaan serta memberitahu ibu dan
AN PENYULIT keluarga bahwa harus dilakukan rawat inap agar ibu mendapatkan perawatan yang tepat untuk
PADA IBU HAMIL mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janinnya. Kemudian, melakukan
pemasangan infus dengan cairan RL 28 tpm untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan membantu
mengganti cairan yang hilang. Setelah dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL 28 tpm
dilanjutkan dengan memberi vitamin penunjang seperti neurobion.Neurobion merupakan
suplemen vitamin yang mengandung vitamin B kompleks yang tinggi, yaitu vitamin B1, B6, dan B12.
Selain itu, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, makan dengan
porsi sedikit tapi sering, makan makanan selingan seperti roti dan biskuit, banyak minum air putih,
istirahat yang cukup, mengobservasi tanda-tanda vital, mengobservasi muntah dan urine,
memberikan dukungan psikologis pada ibu agar tidak menjadikan kehamilannya sebagai beban,
sehingga tidak memperparah kondisi ibu. Adapun obat-obatan yang dianjurkan untuk dikonsumsi
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum diantaranya vitamin, antiemetik (anti muntah), dan
antihistamin (anti alergi). Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1, B2 dan B6. Evi Susanti,
Firdayanti, Nadyah Haruna.”Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “S” dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat II di RS TNI Angkatan Laut Jala Ammari”.Volume 1 Nomor 2, 2019) link:
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jmidwifery/article/view/10557/7176 diakses pada 23 april
2023

Anda mungkin juga menyukai